Anda di halaman 1dari 29

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH INDUSTRI

No. Dokumen No. Revisi Tanggal Efektif Halaman

FM-PM-02-04 00 16 September 2019 01 dari 01

“PENANGGULANGAN AIR SADAH”

DISUSUN OLEH :

Nama : Azza Zemia


NIM : 19 01 093
Group :D
Jurusan : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 21 Oktober 2021
Asisten Penanggung jawab : Juna Sihombing, ST, MT.

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN
MEDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Penanggulangan Air Sadah

Nama : Azza Zemia

NIM : 19 01 093

Grup :D

Jurusan : Teknik Kimia

Medan, 21 Oktober 2021


Praktikan Asisten Laboratorium Pengembangan

(Azza Zemia) (Juna Sihombing, ST, MT)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan “Penanggulangan Air Sadah“ ini dengan baik.Laporan ini ditujukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Praktikum Pengolahan Air dan
Limbah Industri di Politeknik Teknologi Kimia Industri.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan ini.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini, semoga
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 21 Oktober 2021

(Azza Zemia)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL ....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Tujuan Pratikum ..................................................................... 1
1.2. Landasan Teori ....................................................................... 1
1.2.1. Air Sadah....................................................................... 1
1.2.2. Karakteristik Air ........................................................... 1
1.2.3. Pengolahan Air Sadah Menjadi Air Minum ................. 4
1.2.4. Penanggulangan Air Sadah ........................................... 5
BAB II METODOLOGI........................................................................... 6
2.1. Alat dan Bahan ....................................................................... 6
2.2. Tahapan Pengolahan Air Sadah dan analisa kesadahan ........ 7
2.3. Perancangan Alat…………………………………………… 7
2.4. Prosedur Kerja ……………………………………………... 8
2.4.1.Prosedur Kerja Pembuatan Reagen ............................... 8
2.4.2. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah ......................... 8
2.4.3. Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air ................ 9
2.4.4.Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg dalam Air ............... 9
2.4.5. Prosedur kerja analisa kadar total hardness dalam air… 10
2.4.6.Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisanya.... 10
BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA…………………………… 11
3.1. Data Pengamatan .................................................................... … 11
3.2. Pengolahan Data………………………………………………. .13
3.2.1.Perhitungan Pembuatan Reagen 1………………………...13
3.2.2. perhitungan kadar Ca dan Mg…………………………..14
3.2.3. perhitungan kadar total Hardness………………………...15
3.2.4.perhitungan persen penurunan kadar Ca dan Mg…………15
3.3.reaksi……………………………………………………………..15

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... … 19

iii
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)

BAB V KESIMPULAN……………………………………………………. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Data Pengamatan Penetapan Kadar Ca2+ dalam Sampel…………………… ..11


Data Pengamatan Penetapan Kadar Mg2+ dalam Sampel…………………......11

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.4.6.Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisanya……… 10

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum Analisa Hardness dalam Air adalah:
1. Mempelajari analisa Hardness dalam air
2. Mengetahui logam penyebab Hardness dalam air
3. Menganalisa kadar Ca2+ dan Mg2+ serta kesadahan total dalam air

1.2. Landasan Teori


1.2.1. Air Sadah
Air sadah adalah air yang didalamnya terlarut garam-garam kalsium dan
magnesium. Air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion Ca dan Mg akan
berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan membentuk endapan
sehingga sabun tidak berbuih. Air sadah dibagi menjadi dua yaitu air sadah
sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara yaitu air yang kesadahannya
yaitu disebabkan oleh garam-garam bikarbonat, sedangkan air sadah permanen
atau tetap disebabkan oleh garam-garam karbonat, sulfat dan klorida. Air sadah
tidak begitu berbahaya untuk di minum, namun dapat menyebabkan beberapa
masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat
saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah
tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum
yang sukar dihilangkan. (Juna Sihombing, 2021)

1.2.2.Karakteristik Air
Air memiliki karakteristik yng khas yang tidak dimiliki senyawa kimia yang
lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1.Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0-100oc, air berwujut cair.
Suhu 0oc merupakan titik beku dan suhu 100oc merupakan titik didih air. Tampa
sifat tersebut,air yang terdapat didalam jaringan tubuh makluk hidup maupun air
yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lainnya akan berbentuk

1
gas atau padatan, sehingga tidak akan terdapat kehidupan dimuka bumi ini, karena
sekitar 60-90% bagian sel makluk hidup adalah air.

2.Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang sanggat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi
panas maupun dingain dengan seketika. Perubahan suhu air yang lambat
mencegah terjadinya stress pada makluk hidup karena adanya perubahan
suhuyang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makluk hidup.

3.Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan adalah
proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energy panas dalam
jumlah yang besar. Sebaiknya, proses perubahan uap menjadi cairan melepaskan
energy panas yang besar. Pelepasan energy ini merupakan salah satu penyebab
mengapa kita merasa sejuk pada saat keringat.

4.Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai senyawa
kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangt sedikit,
sedangkan air laut mengandung senyawa kimia hingga 35000 mg/liter. Sifat ini
memungkinkan unsur hara terlarut diangkut keseluruh jaringan tubuh makluk
hidup dan memingkinkan bahan-bahan toksik yang masuk kedalam jaringan tubuh
makluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan
air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemaran yang
masuk ke badan air. (Cahyaning,2012)

1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air
dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dann basa lebih toksid dalam
bentuk molekular. Dimana disosiasi senyawa asam dan bas lebih toksid dalam
brntuk molekular, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh
pH.

2
2. DO (Dissolved Oxygen)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesis dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin
baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3.BOD
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencemar) yang terdapat didalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas
self purification badan air penerima.
4.COD
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik secara kimia.
5.Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,
namun sebalikny dapat memberikan rasa yang segar. Didalam pemakaiann
industri (air ketel, air pendingin atau air pemanas). Adanya kesadahan dalam air
tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar
residu terlarut yang tinggi dalam air.

Beberapa parameter mutu air diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang terkandung
dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut.
Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak
sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.

3
3. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4. Solid (zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk juga dapat menyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar
matahari ke dalam air.
5. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik dan
oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu (Juna Sihombing, 2019).

1.2.3. Pengolahan Air Sadah Menjadi Air Minum


Pengolahan air merupakan suatu proses yang digunakan untuk membuat
sumber air baku atau air limbah menjadi air yang dapat diterima bagi pengguna
akhir sesuai dengan standart yang dibutuhkan (diinginkan), termasuk air bersih,
air minum, untuk proses industri, air pengobatan dan air untuk keperluan lainnya.
Tujuan dari semua proses pengolahan yang ada adalah menghilangkan
kontaminan dari air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga
menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan
dampan ekologis. Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan kontaminan dapat
menggunakan proses fisik seperti menetap dan penyaringan kimia seperti
desinfektan dan koagulasi. Selain itu proses biologi juga digunakan dalam
pengolahan air limbah, proses-proses ini dapat meliputi mencampur dengan
udara, diaktifkan lumpur atau saringan pasir padat. (Rufiati Efna,2011)

4
1.2.4. Penanggulangan Air Sadah
A. Penanggulangan Kesadahan Sementara
Kesadahan sementara dapat dieliminir dengan pemanasan atau pendidihan,
sehingga terbentuk endapan CaCO3- atau MgCO3-Garam MgCO3 mempunyai
kelarutan yang lebih di air panas,namun semakin rendah temperature air kelarutan
MgCO3 semakin kecil , bahkan menjadi tidak larut dan dapat mengendap. Garam
CaCO3 kelarutannya lebih kecil dari MgCO3 sehingga pada air panas sebagian
CaCO3 mengendap, pada air dingin pengendapan nya akan lebih banyak lagi.
B. Penanggulangan Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan pengendapan kimia dapat
dilakukan dengan proses kapur soda ( lime soda softening ) atau dengan proses
soda kaustik. Dengan penambahan kapur tersebut dapat terjadi pengendapan.
Endapan yang terjadi dapat dipisahkan dari air dengan cara pengendapan.
(Suriawiria, Unus. 2005)

5
BAB II
METODELOGI
2.1.1. Alat

1. Alat filtrasi : 1 buah


2. Beaker glass 300 ml : 1 buah
3. Beaker glass 500 ml : 3 buah
4. Erlenmeyer 200 ml : 2 buah
5. Erlenmeyer 250 ml : 3 buah
6. Erlenmeyer 300 ml : 2 buah
7. Erlenmeyer 500 ml : 1 buah
8. Pipet volume 25 ml : 4 buah
9. Gelas ukur 50 ml : 2 buah
10. Corong : 2 buah
11. Bola Hisap : 3 buah
12. Buret 50 ml : 1 buah
13. Pipet ukur 5 ml : 1 buah
14. Pipet ukut 1 ml : 1 buah

2.1.2. Bahan

1. Air Sungai : 100 ml


2. Aquadest : 100 ml
3. KOH 50% : 4 ml
4. Indikator Murexid : ¼ spatula
5. EDTA 0,01 M : 50 ml
6. KCN 10% : 0,ml
7. HONH2HCl 10% : 5 ml
8. Buffer 10% : 2 ml
9. Indikator EBT : ¼ spatula

6
2.2. Tahapan Pengolahan Air Sadah
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Kolom media filtrasi dibersihkan.
3. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.
4. Batu Krikil dimasukkan ke dalam media filtrasi.
5. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.
6. Pasir halus dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.
7. Pasir halus dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.
8. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.
9. Arang dimasukkan kedalam kolom filtrasi.
10. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.
11. Zeolit dimasukkan ke dalam kolom media filtrasi.
12. Batu Krikil dimasukkan ke dalam kolom media filtrasi.
13. Ijuk dimasukkan ke dalam kolom media filtrasi.
14. Alat yang telah dirancang dibersihkan dengan mengalirkan air dari
bawah media.
15. Air yang keluar dari hasil pencucian diperhatikan, jika sudah
jernih, maka pencucian dihentikan.
16. Air dari media filtrasi dialirkan hingga habis
17. Air sungai dimasukkan sebanyak 1 liter ke dalam alat filtrasi. Dan
hidupkan stopwatch. Kemudian air hasil filtrasi ditampung pada
beaker glass.
18. Waktu alir dicatat dan volume air hasil filtrasi diukur.
19. Debit air dihitung.

2.3.Perancangan Alat
1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu
2. Kolom media filtrasi dibersihkan
3. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
4. Batu kerikil dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
5. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi

7
6. Pasir halus dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
7. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
8. Pasir kasar dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
9. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
10.Arang dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
11.Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
12.Zeolit dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
13.Batu kerikil dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
14.Ijuk dimasukkan kedalam kolom media filtrasi

2.4.Prosedur Kerja

2.4.1. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen

1. KCN 10% disimpan dalam botol plastik (beracun).


2. Hydroksi Amonium Chlorida (HONH2HCl).
3. Buffer pH 10
Timbang dengan teliti 67,5 gr NH4Cl , tambahkan 570 ml NH3 pekat,
setelah larut jadikan jadi 11 dengan aquades.
4.Larutan indikator EBT 0,5%
5.Larutkan 0,5 gram EBT dalam 10 ml metanol, tambahkan 0,5 gram
HONH2HCl simpan dalam botol plastik.

2.4.2. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah


1. Buatlah larutan (air sadah CaCl2 0,1 N ; MgSO4 0,05 N).
2. Buatlah larutan NaOH 0,1 N sebanyak 200 ml sebagai aktivator zeolit.
3. Timbang zeolit sebanyak 80 gram, kemudian masukkan kedalam beaker
glass 500 ml.
4. Masukkan NaOH 0,1 N kedalam beaker gelas berisi zeolid , kemudian
diaduk.
5. Larutan ini dibiarkan 24 jam. Kemudian dimasukkan kedalam corong
buchner yang telah terpasang dengan pompa vakum.

8
6. Hidupkan pompa vacum agar larutan terpisah dari zeolit.
7. Buang larutan hasil penyaringan.
8. Lakukan penyaringan dengan alirkan sampel kedalam corong buchner
yang telah terpasang dengan pompa vacum.
9. Lakukan Analisa kadar Ca, Mg dan Total Hardness pada air hasil
penyaringan.
10. Analisa hasil yang dilakukan adalah perubahan konsentrasi setelah air
sadah dilewatkan pada zeolit.

2.4.3. Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air


1. Pipet sampel air sungai sebelum filtrasi kedalam erlenmeyer 25 ml.
2. Tambahkan 50 ml Aquades.
3. Tambahkan 4 ml KOH 50% setelah tercampur sempurna biarkan 5 menit.
4. Tambahkan 0,5 ml HONH2HCl 10% goyang sampai rata.
5. Tambahkan ¼ spatula indikator mureksid.
6. Titrasi dengan Larutan EDTA 0,01 M sampai perubahan dari warna merah
muda menjadi ungu.
7. Dilakukan prosedur kerja yang sama untuk air sungai sesudah filtrasi

2.4.4.Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg dalam Air

1. Pipet sampel air sungai sebelum filtrasi kedalam erlenmeyer.


2. Tambahkan 50 ml Aquades.
3. Tambahkan 0,5 ml KCN 10%
4. Tambahkan 5 tetes HONH2HCl 10%.
5. Tambahkan 2 ml buffer.
6. Tambahkan ¼ spatula indikator EBT.
7. Titrasi dengan Larutan EDTA 0,01 M sampai perubahan warna menjadi
biru.
8. Dilakukan prosedur kerja yang sama untuk sampel air sungai sesudah
filtrasi.

9
2.4.5.Prosedur Kerja Analisa Kadar Total Hardness dalam Air

1. Pipet sampel yang mengandung Ca dan Mg kedalam erlenmeyer


2. Tambahkan aquadest dan 0,5 ml KCN 10%
3. Tambahkan 0,5 ml HONH2HCl 10%
4. Tambahkan 2 ml buffer pH 10
5. Tambahkan 2-3 tetes indikator EBT dan aduk rata.
6. Titrasi dengan EDTA 0,01 M.

2.4.6.Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisanya

10
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1. Data Pengamatan
Data Pengamatan Penetapan Kadar Ca2+ dalam Sampel
Volume
Volum Volum Indikato
Volume Volume Titrasi
N Nama e e KOH r
Aquades HONH2HC Na2EDT
o Sampel Sampel 50% Murexid
t (ml) l 10% (ml) A 0,01
(ml) (ml) (spatula)
M (ml)
1 Air 25 50 4 0,5 1/4 3,1
sungai
sebelu
m
filtrasi
2 Air 25 50 4 0,5 1/4 2,6
sungai
setelah
filtrasi

Sampel Air Sungai Sebelum Filtrasi dan Sesudah Filtrasi

Sampel + Aquades Larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + KOH 50% diagitasi Larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% didiamkan Larutan tidak


berwarna

Larutan tidak berwarna + Indikator murexid Larutan merah lembayung

Larutan merah lembayung titrasi Larutan ungu

EDTA 0,01 M

11
Data Pengamatan Penetapan Kadar Mg2+ dalam Sampel
Volume Volume
Volum Volum Indikat
Volume Volume Buffer Titrasi
N Nama e e KCN or EBT
Aquades HONH2HC pH 10 Na2EDT
o Sampel Sampel 10% (spatul
t (ml) l 10% (ml) (ml) A 0,01
(ml) (ml) a)
M (ml)
1 Air 25 50 4 0,5 2 1/4 3,4
sungai
sebelu
m
filtrasi
2 Air 25 50 4 0,5 2 1/4 2,9
sungai
setelah
filtrasi

Sampel Air Sungai sebelum filtrasi dan sesudah filtrasi

Sampel + aquadest larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + KCN 10% larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer pH 10 Larutan Tidak berwarna

Larutan Tidak Berwarna +Indikator EBT Larutan merah lembayung

titrasi
Larutan merah larutan biru
EDTA 0,01 M

12
3.2.Pengolahan Data
3.2.1.Perhitungan Pembuatan Reagen

a. Gr = M x BE x V
= 0,01 mol / l / l x 372,24 gr / mol x 1 l

= 3,7224 gr
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
b. % volume = x 100%
𝑣𝑜𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑔𝑟
10 % = 100 𝑚𝑙x 100%

X = 10 gram
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
c. % volume = x 100%
𝑣𝑜𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑔𝑟
50 % = 250 𝑚𝑙x 100%
X = 125 gram

3.2.2. Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+


PERHITUNGAN CA2+
A. Air sungai sebelum filtrasi
Kadar Ca2+ dapat ditentukan dengan rumus:
1000
Ca2+= a x x 0,4
𝑉

1000
Maka kadar Ca2+ = 3,1 ml x 25 𝑚𝑙
x 0,4
= 49,6 ppm
B. Air sungai sesudah filtrasi
Kadar Ca2+ dapat ditentukan dengan rumus:
1000
Ca2+= a x x 0,4
𝑉

1000
Maka kadar Ca2+ = 2,6 ml x 25 𝑚𝑙
x 0,4
= 41,6 ppm

13
PERHITUNGAN Mg2+
A. Air sungai sebelum filtrasi
Kadar Mg2+ dapat ditentukan dengan rumus:
𝑏 𝑎
Mg (mg/l) = 𝑉𝑀𝑔 - 𝑉𝐶𝑎 x 1000 x 0,243
3,4 3,1
= – x 1000 x 0,243
25 25

= 2,916 ppm
B. Air sungai setelah filtrasi
𝑏 𝑎
Mg (mg/l) = 𝑉𝑀𝑔 - 𝑉𝐶𝑎 x 1000 x 0,243
2,9 2,6
= – x 1000 x 0,243
25 25

= 2,916 ppm

3.2.3. Perhitungan Kadar Total Hardness


PERHITUNGAN KADAR TOTAL HARDNESS CA2+
a. Air sungai sebelum filtrasi
𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
TH (mg/l) = 𝑣
3,1 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
= 25

= 124 mg/l
b. Air sungai setelah filtrasi
𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
TH (mg/l) = 𝑣
2,6 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
= 25

= 104 mg/l
PERHITUNGAN KADAR TOTAL HARDNESS Mg2+
a. Air sungai sebelum filtrasi
𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
TH (mg/l) = 𝑣
3,4 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
= 25

= 136 mg/l

14
b. Air sungai setelah filtrasi
𝑚𝑙 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
TH (mg/l) = 𝑣
2,9 𝑥 0,01 𝑥 1000 𝑥 100
= 25

= 116 mg/l

3.2.4. Perhitungan Persen Penurunan Kadar Ca dan Mg

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚− 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ


a. % Penurunan Ca2+ = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
𝑥 100%
49,6 𝑝𝑝𝑚 − 41,6 𝑝𝑝𝑚
= x 100 %
49,6 𝑝𝑝𝑚
= 16,129 %

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑀𝑔2+ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚− 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑀𝑔2+ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ


b. % Penurunan Mg2+ = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑎2+ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
𝑥 100%
2,916 𝑝𝑝𝑚 − 2,916 𝑝𝑝𝑚
= x 100 %
2,916 𝑝𝑝𝑚
= 0%

3.3. Reaksi
1. Reaksi Penetapan Kadar Ca2+
a. Ca2+ + 2KOH Ca(OH)2 + 2K+
Kalsium kalium hidroksida kalsium hidroksida kalium

b. Ca(OH)2 + 2HONH2HCl CaCl2 +


Kalsium hidroksida hidroksi amonium klorida kalsium klorida
2NH3 + O2 + 2H2O
Amonia oksigen air

c. 2CaCl2 + H2O(CH2)NH2CH2N CH2COOH2 H2O +


Kalsium klorida indikator nana air
Ca2(CH2) NH2CH2N CH2COOCl2 + 2H+
Larutan merah lembayung

15
d. HOOCCH2 CH2COOH
N - CH2 - CH2 - N

HOOCH2 CH2COOH
EDTA

HOOCCH2 CH2COOCa

N - CH2 - CH2 – N +

HOOCH2 CH2COOCa

Kalsium EDTA

H2O (CH2)2 NH2- CH2 – N CH2COOCl2

Larutan Biru

2. Reaksi Penetapan Kadar Mg2+

a. Mg2+ + 2KCN Mg(CN)2 + 2K+


Magnesium kalium sianida magnesium sianida kalium

b. Mg(CN)2 + 2HONH2HCl MgCl2 +


Magnesium sianida hidroksi magnesium klorida magnesium klorida

2NH3 + 2HCN + O2

Amonia asam sianida oksigen

16
c.

d.

HOOCCH2 CH2COOH

N - CH2 - CH2 – N

HOOCH2 CH2COOH

EDTA

HOOCCH2 CH2COMg

N - CH2 - CH2 – N +

HOOCH2 CH2COMg

Magnesium EDTA

17
Cl Cl

O3S N=N + H2O

Larutan biru tua Air

18
BAB IV
DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Kesadahan atau hardnees adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh
air. Adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ merupakan penyebab dari terbentuknya air
sadah. Air sadah adalah air yang memiliki suatu kandugan kadar mineral yang
tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kandungan kadar mineral yang
rendah. Penyebabnya air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ionCa2+ dan
Mg2+ atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal
(logam bervariasi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam
sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.
Jenis sumber air yang banyak mengandung sadah adalah air tanah
khususnya air tanah dalam. Pengertian kesadahan air adalah kemampuan suatu air
yang mampu mengendapkan sabun ataupun unsur lainnya, dimana sabun
diendapkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+(khususnya Ca2+), maka arti dari
kesadahan dibatasinya sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan
konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak mengandung mineral
kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air sadah”,atau air yang sukar untuk
dipakai mencuci.
Pada umumnya air sadah tidak baik untuk mencuci karena zat dari ion-ion
Ca2+dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karboksilat pada sabun dan
membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Dalam praktikum kali ini
penentuan kesadaan pada air merupakan hal yang sangat penting bagi kita
mengingat air yang kita gunakan sehari-hari seperti air minum. Dalam data yang
telah di ambil bahwa pada Air sungai sesudah fitrasi dengan alat fitrasi yang telah
di rancang, bahwa Penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+ yang diperoleh berdasarkan
hasil praktikum yaitu sebesar 47,92 % dan 100 %. Sedangkan kadar Mg2+ yang
terkandung dalam sampel setelah penyaringan adalah 2,916 ppm dan 2,916 ppm
menurut teori, batas maksimum Mg pada air adalah 38,88 mg/L sehingga dapat
diketahui bahwa kandungan Mg pada sampel tidak melebihi batas maksimum
pada air sehingga air tersebut masih dapat dikonsumsi.

19
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kadar Ca2+ yang diperoleh adalah untuk air sebelum filtrasi 49,6 ppm,
dan setetah filtrasi 41,6 ppm.
2. Kadar Mg2+ untuk air sebelum filtrasi adalah 2,916 ppm, dan setelah
filtrasi 2,916 ppm.
3. Kadar Ca2+ yang terkandung dalam air semakin menurun yang diperoleh
pada air filtrasi II karena kadar Ca 2+ mengalami penurunan karena filtrasi
sedangkan Mg2+ tidak terjadi penurunan karena filtrasi (penyaringan)
yang kurang baik. Hasil air yang terlihat jernih belum tentu bersih.

5.2. Saran

Disarankan untuk melakukan pengujian Ca2+ dan Mg2+ dengan sampel yang
lebih bervariasi lagi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sihombing,Juna.2021. Penuntun Praktikum Pengolahan Air Dan Limbah Industri.


Medan: PTKI.
Cahyaning,Beti Astuti.2012. Kualitas Air Sumur Desa Bantaran Sungai
Bengawan Solo Berdasarkan Aspek Kemasyarakatan dan Standart Mentri
Kesehatan. Jakarta:F-MIPA UPBJJ-UT.

Etna, Rufiati. 2011. Akibat Kesadahan Air dan Solusinya. Semarang : Universitas
Airlangga

Suriawiria, Unus. 2005. Air Dalam Kehidupan dan LingkunganYang Sehat.


Bandung: Penerbit PT. Alumni
LAMPIRAN

SNI Air bersih/Air minum dalam kemasan

Anda mungkin juga menyukai