DISUSUN OLEH :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penanggulangan Air Sadah
NIM : 18 01 080
Grup :D
Kelompok :-
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan “Penanggulangan Air Sadah“ ini dengan baik.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan ini.
(Darwin R Marpaung)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Tujuan Percobaan Praktikum..........................................................1
1.2. Landasan Teori................................................................................1
1.2.1. Air Sadah
1.2.2. Karakteristik Air
1.2.3. Pengolahan Air sadah menjadi Air Minum
1.2.3. Penanggulangan Air Sadah
BAB II METODOLOGI....................................................................................4
2.1. Alat dan Bahan................................................................................4
2.2. Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisa Kesadahan................5
2.3. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen.................................................5
2.4. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah ...........................................5
2.5. Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air6................................6
2.6.Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg dalam Ai6..................................6
2.7.Prosedur Kerja Analisa Kadar Total Hardnes dalam Air.................7
BAB III DATA PENGAMATAN.......................................................................11
3.1. Data Pengamatan…………………………………………………..10
3.2. Pengolahan Data …………………………………………………..11
3.2.1. Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+………………………….10
iii
3.2.2. Perhitungan Kadar Total Hardness........................................11
3.2.3. Perhitungan persen penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+.............11
3.2.4. Reaksi.....................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................15
4.1. Pembahasan......................................................................................15
BAB VI KESIMPULAN.....................................................................................16
5.1.Kesimpulan .........................................................................................16
5.2.Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0-100oc, air
berwujut cair. Suhu 0oc merupakan titik beku dan suhu 100oc merupakan
titik didih air. Tampa sifat tersebut,air yang terdapat didalam jaringan tubuh
makluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air
yang lainnya akan berbentuk gas atau padatan, sehingga tidak akan terdapat
kehidupan dimuka bumi ini, karena sekitar 60-90% bagian sel makluk hidup
adalah air.
1
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat
sebagai penyimpan panas yang sanggat baik. Sifat ini memungkinkan air
tidak menjadi panas maupun dingain dengan seketika. Perubahan suhu air
yang lambat mencegah terjadinya stress pada makluk hidup karena adanya
perubahan suhuyang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi
makluk hidup.
2
pathogen dapat berlangsung bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisik
dengan pemberian desinfektan, dan penyaringan menggunakan zeolite.
(Rufiati Efna,2011)
3
BAB II
METODOLOGI
2.1.1. Alat
2.1.2. Bahan
1. Ades : secukupnya
2. Aqua : secukupnya
3. Air Sungai : secukupnya
4. Aquadest : secukupnya
5. KOH 50% : secukupnya
4
6. Indikator Murexid : secukupnya
7. EDTA 0,01 M : secukupnya
8. KCN 10% : secukupnya
9. HONH2HCl 10% : secukupnya
10. Buffer 10% : secukupnya
11. Indikator EBT : secukupnya
5
Larutkan 0,5 gram EBT dalam 10 ml metanol, tambahkan 0,5 gram
HONH2HCl simpan dalam botol plastik.
6
1. Pipet sampel air sungai sebelum filtrasi kedalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 50 ml Aquades.
3. Tambahkan 0,5 ml KCN 10%
4. Tambahkan 5 tetes HONH2HCl 10%.
5. Tambahkan 2 ml buffer.
6. Tambahkan ¼ spatula indikator EBT.
7. Titrasi dengan Larutan EDTA 0,01 M sampai perubahan warna menjadi
biru.
8. Dilakukan prosedur kerja yang sama untuk sampel air sungai sesudah
filtrasi.
7
BAB III
PENGOLAHAN DATA
8
Larutan tidak berwarna + KOH 50% diagitasi Larutan tidak berwarna
EDTA 0,01 M
9
Larutan Tidak Berwarna +Indikator EBT Larutan merah lembayung
titrasi
Larutan merah larutan biru
EDTA 0,01 M
1000
Maka kadar Ca2+ = 3,1 ml x x 0,4
25 ml
= 86,8 ppm
1000
Maka kadar Ca2+ = 2,6 ml x x 0,4
25 ml
= 41,6 ppm
PERHITUNGAN Mg2+
A. Air sungai sebelum filtrasi
Kadar Mg2+ dapat ditentukan dengan rumus:
b a
Mg (mg/l) = - x 1000 x 0,243
VMg VCa
10
3,4 3,1
= – x 1000 x 0,243
25 25
= 2,916 ppm
B. Air sungai setelah filtrasi
b a
Mg (mg/l) = - x 1000 x 0,243
VMg VCa
2,9 2,6
= – x 1000 x 0,243
25 25
= 2,916 ppm
11
= 136 mg/l
12
Larutan merah lembayung
d. HOOCCH2 CH2COOH
N - CH2 - CH2 - N
HOOCH2 CH 2COOH
EDTA
HOOCCH2 CH2COOCa
N - CH2 - CH2 – N +
HOOCH2 CH2COOCa
Kalsium EDTA
Larutan Biru
13
2. Reaksi Penetapan Kadar Mg2+
2NH3 + 2HCN + O2
c.
14
d.
HOOCCH2 CH2COOH
N - CH2 - CH2 – N
HOOCH2 CH2COOH
EDTA
HOOCCH2 CH2COMg
N - CH2 - CH2 – N +
HOOCH2 CH2COMg
Magnesium EDTA
Cl Cl
15
BAB IV
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Kesadahan atau hardnees adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh
air. Penyebabnya air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+ dan Mg2+.
Air sadah adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air
lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. penyebanya air menjadi sadah
adalah karena adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ Atau dapat juga di sebabkan karena
adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervariasi banyak) seperti Al,
Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam
jumlah kecil.
16
kandungan Mg pada sampel tidak melebihi batas maksimum pada air sehingga air
tersebut masih dapat dikonsumsi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Kadar Ca2+ yang diperoleh adalah untuk air sebelum filtrasi 86,8 ppm, dan
setetah filtrasi 41,6 ppm.
2. Kadar Mg2+ untuk air sebelum filtrasi adalah 2,916 ppm, dan setelah
filtrasi 2,916 ppm.
3. Kadar Ca2+ yang terkandung dalam air semakin menurun yang diperoleh
pada air filtrasi II karena kadar Ca2+ mengalami penurunan karena filtrasi
sedangkan Mg2+ tidak terjadi penurunan karena filtrasi (penyaringan) yang
kurang baik. Hasil air yang terlihat jernih belum tentu bersih.
5.2. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Etna, Rufiati. 2011. Akibat Kesadahan Air dan Solusinya. Semarang : Universitas
Airlangga
18