Anda di halaman 1dari 24

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR & LIMBAH INDUSTRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI TANGGAL HALAMAN


EFEKTIF

FM-PM-02-04 00 05 Juni 2017 01 dari 01

“PENANGGULANGAN AIR SADAH”

DISUSUN OLEH :

Nama : Darwin Ryodanto Marpaung


NIM : 18 01 080
Group :D
Kelompok :-
Jurusan : TEKNIK KIMIA
Tanggal Praktikum : 10 Desember 2020
Asisten Penanggung jawab : Juna Sihombing,ST.MT.

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN
MEDAN
2020

ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penanggulangan Air Sadah

Nama : Darwin Ryodanto Marpaung

NIM : 18 01 080

Grup :D

Kelompok :-

Jurusan : Teknik Kimia

Medan, 14 Desember 2020

Praktikan Asisten Laboratorium


Pengembangan

(Darwin R Marpaung) (Juna Sihombing,ST.MT.)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan “Penanggulangan Air Sadah“ ini dengan baik.

Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam


mengikuti Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri di Politeknik
Teknologi Kimia Industri.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini, semoga bermanfaat bagi
pembaca.

Medan, 14 Desember 2020

(Darwin R Marpaung)

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Tujuan Percobaan Praktikum..........................................................1
1.2. Landasan Teori................................................................................1
1.2.1. Air Sadah
1.2.2. Karakteristik Air
1.2.3. Pengolahan Air sadah menjadi Air Minum
1.2.3. Penanggulangan Air Sadah

BAB II METODOLOGI....................................................................................4
2.1. Alat dan Bahan................................................................................4
2.2. Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisa Kesadahan................5
2.3. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen.................................................5
2.4. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah ...........................................5
2.5. Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air6................................6
2.6.Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg dalam Ai6..................................6
2.7.Prosedur Kerja Analisa Kadar Total Hardnes dalam Air.................7
BAB III DATA PENGAMATAN.......................................................................11
3.1. Data Pengamatan…………………………………………………..10
3.2. Pengolahan Data …………………………………………………..11
3.2.1. Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+………………………….10

iii
3.2.2. Perhitungan Kadar Total Hardness........................................11
3.2.3. Perhitungan persen penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+.............11
3.2.4. Reaksi.....................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................15
4.1. Pembahasan......................................................................................15
BAB VI KESIMPULAN.....................................................................................16
5.1.Kesimpulan .........................................................................................16
5.2.Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum Analisa Hardness dalam Air adalah:
1. Mempelajari analisa Hardness dalam air
2. Mengetahui logam penyebab Hardness dalam air
3. Menganalisa kadar Ca2+ dan Mg2+ serta kesadahan total dalam air
1.2. Landasan Teori
1.2.1. Air Sadah
Air sadah atau hardnes adalah kandungan mineral-mineral tertentu di
dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk
garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar
mineral yang tinggi. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan
juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan
sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah
dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak.
Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan
sedikit sekali busa. (Dewi Ismail,2013)
1.2.2. Karakteristik Air
Air memiliki karakteristik yng khas yang tidak dimiliki senyawa
kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1.     Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0-100oc, air
berwujut cair. Suhu 0oc merupakan titik beku dan suhu 100oc merupakan
titik didih air. Tampa sifat tersebut,air yang terdapat didalam jaringan tubuh
makluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air
yang lainnya akan berbentuk gas atau padatan, sehingga tidak akan terdapat
kehidupan dimuka bumi ini, karena sekitar 60-90% bagian sel makluk hidup
adalah air.

1
2.    Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat
sebagai penyimpan panas yang sanggat baik. Sifat ini memungkinkan air
tidak menjadi panas maupun dingain dengan seketika. Perubahan suhu air
yang lambat mencegah terjadinya stress pada makluk hidup karena adanya
perubahan suhuyang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi
makluk hidup.

3.    Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan


adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energy
panas dalam jumlah yang besar. Sebaiknya, proses perubahan uap menjadi
cairan melepaskan energy panas yang besar. Pelepasan energy ini
merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat
keringat.

4.    Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai


senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang
sangt sedikit, sedangkan air laut mengandung senyawa kimia hingga 35000
mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut diangkut keseluruh
jaringan tubuh makluk hidup dan memingkinkan bahan-bahan toksik yang
masuk kedalam jaringan tubuh makluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan
kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang
baik dan pengencer bahan pencemaran yang masuk ke badan air.
(Beti,2012)

1.2.3. Pengolahan Air Sadah Menjadi Air Minum


Proses pengolahan air sadah merupakan upaya untuk mendapatkan
air bersih dan sehat sesuai setandar mutu air untuk kesehatan. Ada beberapa
cara proses pengolahan air minum yaitu proses fisik, kimia dan biologi.
Agar air memenuhi syarat yang digunakan sebagai air minum. Proses kimia
pada pengolahan air minum diantaranya meliputi koagulasi, aerasi, reduksi,
dan oksidasi. Pengolahan air secara biologi gunanya untuk mematikan

2
pathogen dapat berlangsung bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisik
dengan pemberian desinfektan, dan penyaringan menggunakan zeolite.
(Rufiati Efna,2011)

1.2.4. Penanggulangan Air Sadah


A. Penanggulangan Kesadahan Sementara
Kesadahan sementara dapat dieliminir dengan pemanasan atau
pendidihan, sehingga terbentuk endapan CaCO3- atau MgCO3-Garam
MgCO3 mempunyai kelarutan yang lebih di air panas,namun semakin
rendah temperature air kelarutan MgCO3 semakin kecil , bahkan menjadi
tidak larut dan dapat mengendap. Garam CaCO3 kelarutannya lebih kecil
dari MgCO3 sehingga pada air panas sebagian CaCO3 mengendap, pada air
dingin pengendapan nya akan lebih banyak lagi.
B. Penanggulangan Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan pengendapan kimia dapat
dilakukan dengan proses kapur soda ( lime soda softening ) atau dengan
proses soda kaustik. Dengan penambahan kapur tersebut dapat terjadi
pengendapan. Endapan yang terjadi dapat dipisahkan dari air dengan cara
pengendapan.

3
BAB II

METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan dan Fungsinya

2.1.1. Alat

1. Alat filtrasi : 1 buah


2. Beaker glass 300 ml : 1 buah
3. Beaker glass 500 ml : 3 buah
4. Erlenmeyer 200 ml : 2 buah
5. Erlenmeyer 250 ml : 3 buah
6. Erlenmeyer 300 ml : 2 buah
7. Erlenmeyer 500 ml : 1 buah
8. Pipet volume 25 ml : 4 buah
9. Gelas ukur 50 ml : 2 buah
10. Corong : 2 buah
11. Bola Hisap : 3 buah
12. Buret 50 ml : 1 buah
13. Pipet ukur 5 ml : 1 buah
14. Pipet ukut 1 ml : 1 buah

2.1.2. Bahan

1. Ades : secukupnya
2. Aqua : secukupnya
3. Air Sungai : secukupnya
4. Aquadest : secukupnya
5. KOH 50% : secukupnya

4
6. Indikator Murexid : secukupnya
7. EDTA 0,01 M : secukupnya
8. KCN 10% : secukupnya
9. HONH2HCl 10% : secukupnya
10. Buffer 10% : secukupnya
11. Indikator EBT : secukupnya

2.2. Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisa Kesadahan

2.3. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen

1. KCN 10% disimpan dalam botol plastik (beracun).


2. Hydroksi Amonium Chlorida (HONH2HCl).
3. Buffer pH 10
Timbang dengan teliti 67,5 gr NH4Cl , tambahkan 570 ml NH3 pekat,
setelah larut jadikan jadi 11 dengan aquades.
1. Larutan indikator EBT 0,5%

5
Larutkan 0,5 gram EBT dalam 10 ml metanol, tambahkan 0,5 gram
HONH2HCl simpan dalam botol plastik.

2.4. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah


1. Buatlah larutan (air sadah CaCl2 0,1 N ; MgSO4 0,05 N).
2. Buatlah larutan NaOH 0,1 N sebanyak 200 ml sebagai aktivator zeolit.
3. Timbang zeolit sebanyak 80 gram, kemudian masukkan kedalam beaker glass
500 ml.
4. Masukkan NaOH 0,1 N kedalam beaker gelas berisi zeolid , kemudian diaduk.
5. Larutan ini dibiarkan 24 jam. Kemudian dimasukkan kedalam corong buchner
yang telah terpasang dengan pompa vakum.
6. Hidupkan pompa vacum agar larutan terpisah dari zeolit.
7. Buang larutan hasil penyaringan.
8. Lakukan penyaringan dengan alirkan sampel kedalam corong buchner yang
telah terpasang dengan pompa vacum.
9. Lakukan Analisa kadar Ca, Mg dan Total Hardness pada air hasil
penyaringan.
10. Analisa hasil yang dilakukan adalah perubahan konsentrasi setelah air sadah
dilewatkan pada zeolit.
2.5 Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air
1. Pipet sampel air sungai sebelum filtrasi kedalam erlenmeyer 25 ml.
2. Tambahkan 50 ml Aquades.
3. Tambahkan 4 ml KOH 50% setelah tercampur sempurna biarkan 5 menit.
4. Tambahkan 0,5 ml HONH2HCl 10% goyang sampai rata.
5. Tambahkan ¼ spatula indikator mureksid.
6. Titrasi dengan Larutan EDTA 0,01 M sampai perubahan dari warna merah
muda menjadi ungu.
7. Dilakukan prosedur kerja yang sama untuk air sungai sesudah filtrasi.
2.6 Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg dalam Air

6
1. Pipet sampel air sungai sebelum filtrasi kedalam erlenmeyer.
2. Tambahkan 50 ml Aquades.
3. Tambahkan 0,5 ml KCN 10%
4. Tambahkan 5 tetes HONH2HCl 10%.
5. Tambahkan 2 ml buffer.
6. Tambahkan ¼ spatula indikator EBT.
7. Titrasi dengan Larutan EDTA 0,01 M sampai perubahan warna menjadi
biru.
8. Dilakukan prosedur kerja yang sama untuk sampel air sungai sesudah
filtrasi.

2.7 Prosedur Kerja Analisa Kadar Total Hardness dalam Air

1. Pipet sampel yang mengandung Ca dan Mg kedalam erlenmeyer


2. Tambahkan aquadest dan 0,5 ml KCN 10%
3. Tambahkan 0,5 ml HONH2HCl 10%
4. Tambahkan 2 ml buffer pH 10
5. Tambahkan 2-3 tetes indikator EBT dan aduk rata.
6. Titrasi dengan EDTA 0,01 M.

7
BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1. Data Pengamatan


Data Pengamatan Penetapan Kadar Ca2+ dalam Sampel
Volume
Volum Indikato
Volume Volume Volume Titrasi
Nama e KOH r
No Sampel Aquades HONH2HCl Na2EDTA
Sampel 50% Murexid
(ml) t (ml) 10% (ml) 0,01 M
(ml) (spatula)
(ml)
1 Air 25 50 4 0,5 1/4 3,1
sungai
sebelu
m
filtrasi
2 Air 25 50 4 0,5 1/4 2,6
sungai
setelah
filtrasi

Sampel Air Sungai Sebelum Filtrasi dan Sesudah Filtrasi

Sampel + Aquades Larutan tidak berwarna

8
Larutan tidak berwarna + KOH 50% diagitasi Larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% didiamkan Larutan tidak


berwarna

Larutan tidak berwarna + Indikator murexid Larutan merah lembayung

Larutan merah lembayung titrasi Larutan ungu

EDTA 0,01 M

Data Pengamatan Penetapan Kadar Mg2+ dalam Sampel


Volume Volume
Volum Volum Indikat
Volume Volume Buffer Titrasi
N Nama e e KCN or EBT
Aquades HONH2HC pH 10 Na2EDT
o Sampel Sampel 10% (spatula
t (ml) l 10% (ml) (ml) A 0,01
(ml) (ml) )
M (ml)
1 Air 25 50 4 0,5 2 1/4 3,4
sungai
sebelu
m
filtrasi
2 Air 25 50 4 0,5 2 1/4 2,9
sungai
setelah
filtrasi

Sampel Air Sungai sebelum filtrasi dan sesudah filtrasi

Sampel + aquadest larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + KCN 10% larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Buffer pH 10 Larutan Tidak berwarna

9
Larutan Tidak Berwarna +Indikator EBT Larutan merah lembayung

titrasi
Larutan merah larutan biru
EDTA 0,01 M

3.2. Pengolahan Data


3.2.1. Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+
PERHITUNGAN CA2+
A. Air sungai sebelum filtrasi
Kadar Ca2+ dapat ditentukan dengan rumus:
1000
Ca2+= a x x 0,4
V

1000
Maka kadar Ca2+ = 3,1 ml x x 0,4
25 ml
= 86,8 ppm

B. Air sungai sesudah filtrasi


Kadar Ca2+ dapat ditentukan dengan rumus:
1000
Ca2+= a x x 0,4
V

1000
Maka kadar Ca2+ = 2,6 ml x x 0,4
25 ml
= 41,6 ppm
PERHITUNGAN Mg2+
A. Air sungai sebelum filtrasi
Kadar Mg2+ dapat ditentukan dengan rumus:
b a
Mg (mg/l) = - x 1000 x 0,243
VMg VCa

10
3,4 3,1
= – x 1000 x 0,243
25 25
= 2,916 ppm
B. Air sungai setelah filtrasi
b a
Mg (mg/l) = - x 1000 x 0,243
VMg VCa
2,9 2,6
= – x 1000 x 0,243
25 25
= 2,916 ppm

3.2.2. Perhitungan Kadar Total Hardness


PERHITUNGAN KADAR TOTAL HARDNESS CA2+
a. Air sungai sebelum filtrasi
ml x 0,01 x 1000 x 100
TH (mg/l) =
v
3,1 x 0,01 x 1000 x 100
=
25
= 124 mg/l
b. Air sungai setelah filtrasi
ml x 0,01 x 1000 x 100
TH (mg/l) =
v
2,6 x 0,01 x 1000 x 100
=
25
= 104 mg/l
PERHITUNGAN KADAR TOTAL HARDNESS Mg2+
a. Air sungai sebelum filtrasi
ml x 0,01 x 1000 x 100
TH (mg/l) =
v
3,4 x 0,01 x 1000 x 100
=
25

11
= 136 mg/l

b. Air sungai setelah filtrasi


ml x 0,01 x 1000 x 100
TH (mg/l) =
v
2,9 x 0,01 x 1000 x 100
=
25
= 116 mg/l
3.2.3. Perhitungan Persen Penurunan Kadar Ca dan Mg
Kadar Ca setelah
% penurunan Ca = x 100%
Kadar Ca sebelum
41,6 ppm
= x 100%
86,8 ppm
= 47,92 %
Kadar Mg setelah
% Penurunan Mg = x 100%
Kadar Mg sebelum
2,916 ppm
= x 100%
2,916 ppm
= 100%
3.2.4. Reaksi
1. Reaksi Penetapan Kadar Ca2+
a. Ca2+ + 2KOH Ca(OH)2 + 2K+
Kalsium kalium hidroksida kalsium hidroksida kalium

b. Ca(OH)2 + 2HONH2HCl CaCl2 +


Kalsium hidroksida hidroksi amonium klorida kalsium klorida
2NH3 + O2 + 2H2O
Amonia oksigen air

c. 2CaCl2 + H2O(CH2)NH2CH2N CH2COOH2 H2O +


Kalsium klorida indikator nana air
Ca2(CH2) NH2CH2N CH2COOCl2 + 2H+

12
Larutan merah lembayung

d. HOOCCH2 CH2COOH
N - CH2 - CH2 - N

HOOCH2 CH 2COOH
EDTA

HOOCCH2 CH2COOCa

N - CH2 - CH2 – N +

HOOCH2 CH2COOCa

Kalsium EDTA

H2O (CH2)2 NH2- CH2 – N CH2COOCl2

Larutan Biru

13
2. Reaksi Penetapan Kadar Mg2+

a. Mg2+ + 2KCN Mg(CN)2 + 2K+


Magnesium kalium sianida magnesium sianida kalium

b. Mg(CN)2 + 2HONH2HCl MgCl2 +


Magnesium sianida hidroksi magnesium klorida magnesium klorida

2NH3 + 2HCN + O2

Amonia asam sianida oksigen

c.

14
d.

HOOCCH2 CH2COOH

N - CH2 - CH2 – N

HOOCH2 CH2COOH

EDTA

HOOCCH2 CH2COMg

N - CH2 - CH2 – N +

HOOCH2 CH2COMg

Magnesium EDTA

Cl Cl

O3S N=N + H2O

Larutan biru tua Air

15
BAB IV
DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Kesadahan atau hardnees adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh
air. Penyebabnya air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+ dan Mg2+.
Air sadah adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air
lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. penyebanya air menjadi sadah
adalah karena adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ Atau dapat juga di sebabkan karena
adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervariasi banyak) seperti Al,
Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam
jumlah kecil.

Air sadah banyak di jumpai di daerah pegunungan kapur atau di daerah


pesisir pantai dan sungai. Jenis sumber air yang banyak mengandung sadah adalah
air tanah khususnya air tanah dalam. Pengertian kesadahan air adalah kemampuan
air mengendapkan sabun ataupun unsur lainnya, dimana sabun diendapkan oleh
ion-ion Ca2+ dan Mg2+(khususnya Ca2+), maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai
sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan
Mg2+. Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal
sebagai “air sadah”,atau air yang sukar untuk dipakai mencuci.
Air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion-ion Ca2+dan Mg2+ akan
berikatan dengan sisa asam karboksilat pada sabun dan membentuk endapan
sehingga sabun tidak berbuih. Dalam praktikum kali ini penentuan kesadaan pada
air merupakan hal yang sangat penting bagi kita mengingat air yang kita gunakan
sehari-hari seperti air minum. Dalam data yang telah di ambil bahwa pada Air
sungai sesudah fitrasi dengan alat fitrasi yang telah di rancang, bahwa Penurunan
kadar Ca2+ dan Mg2+ yang diperoleh berdasarkan hasil praktikum yaitu sebesar
47,92 % dan 100 %. Sedangkan kadar Mg2+ yang terkandung dalam sampel
setelah penyaringan adalah 2,916 ppm dan 2,916 ppm menurut teori, batas
maksimum Mg pada air adalah 38,88 mg/L sehingga dapat diketahui bahwa

16
kandungan Mg pada sampel tidak melebihi batas maksimum pada air sehingga air
tersebut masih dapat dikonsumsi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kadar Ca2+ yang diperoleh adalah untuk air sebelum filtrasi 86,8 ppm, dan
setetah filtrasi 41,6 ppm.
2. Kadar Mg2+ untuk air sebelum filtrasi adalah 2,916 ppm, dan setelah
filtrasi 2,916 ppm.
3. Kadar Ca2+ yang terkandung dalam air semakin menurun yang diperoleh
pada air filtrasi II karena kadar Ca2+ mengalami penurunan karena filtrasi
sedangkan Mg2+ tidak terjadi penurunan karena filtrasi (penyaringan) yang
kurang baik. Hasil air yang terlihat jernih belum tentu bersih.
5.2. Saran

Disarankan untuk melakukan pengujian Ca2+ dan Mg2+ dengan sampel


yang lebih bervariasi lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Cahyaning,Beti Astuti.2012. Kualitas Air Sumur Desa Bantaran Sungai


Bengawan Solo Berdasarkan Aspek Kemasyarakatan dan Standart Mentri
Kesehatan. Jakarta:F-MIPA UPBJJ-UT.

Dewi,Ismail.2013. Pengaturan Air Untuk Industry Air Kemasan dan Dampaknya


Bagi Masyarakat Lokal.Jakarta:Universitas Indonesia.

Etna, Rufiati. 2011. Akibat Kesadahan Air dan Solusinya. Semarang : Universitas
Airlangga

18

Anda mungkin juga menyukai