Anda di halaman 1dari 27

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH INDUSTRI

No. Dokumen No. Revisi Tanggal Efektif Halaman

FM-PM-02-04 00 16 September 2019 01 dari 01

“ANALISA ALKALINITY,TDS dan TSS”

DISUSUN OLEH :

Nama : Azza Zemia


NIM : 1901093
Group :D
Program Studi : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 30 September 2021
Asisten Penanggung jawab : Juna Sihombing, ST, MT.

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN
MEDAN
2021

i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA ALKALINITY,TDS dan TSS

Nama : Azza Zemia

NIM : 1901093

Grup :D

Program Studi : Teknik Kimia

Medan, 30 September 2021


Praktikan Asisten Laboratorium Pengembangan

(Azza Zemia) (Juna Sihombing, ST, MT)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan “Analisa Alkalinity, TDS,TSS ” tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan laporan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih ke
pada pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini.Tidak ada
harapan lain dari penyusunan laporan ini,selain dari kenyataan bahwa ke
manfaatan laporan ini dapat dirasakan oleh pembaca,dan mahasiswa/i PTKI pada
khususnya.

Dalam penulisan laporan ini,mungkin banyak kekurangan yang perlu


diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan laporan ini.Terima Kasih.

Medan, 30 september 2021

(Azza zemia)

ii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN.......................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Tujuan Percobaan Praktikum.........................................................
1.2 Landasan Teori................................................................................
1.2.1 Air................…...................................................................
1.2.2 Karakteristik Air................................................................
1.2.3 Pengolahan Air menjadi Air minum..................................
1.2.4 Analisa Kadar Alkalinity, TDS dan TSS............................

BAB II METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan ............................................................................
2.1.1 Alat yang digunakan.........................................................
2.1.2 Bahan yang digunakan .....................................................
2.1.3 Fungsi Alat dan Bahan......................................................
2.2 Tahap Pengolahan Air dan Analisa Alkalinity, TDS dan TSS....
2.2.1 Perancangan Alat .........................................................
2.2.2 Bagan Tahapan Pengolahan Air dan Analisa Alkalinity,TDS
Dan TSS........................................................................
2.2.3 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen................................
2.2.4 Prosedur Kerja Pengolahan Air...................................
2.2.5 Prosedur Kerja Alkalinity............................................
2.2.6 Prosedur Kerja TDS.....................................................
2.2.7 Prosedur Kerja TSS.................................................
BAB III PENGOLAHAN DATA...............................................................
3.1 Data Pengamatan……………………………………………..

iii
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB III PENGOLAHAN DATA..................................................................10
3.1 Data Pengamatan......................................................................10

3.2 Pengolahan Data ......................................................................11

3.2.1 Perhitungan Nilai Alkalinity................................................12

3.2.2 Perhitungan Nilai TDS........................................................13

3.2.3 Perhitungan Nilai TSS.........................................................13

BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................13

4.1 Pengaruh Filtrasi Terhadap Nilai Alkalinity..........................13

4.2 Pengaruh Filtrasi Terhadap Nilai TDS dan TSS...................13

BAB V KESIMPULAN................................................................................14

5.1 Pengaruh Filtrasi Terhadap Nilai Alkalinity..........................15

5.2 Pengaruh Filtrasi Terhadap Nilai TDS dan TSS...................15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

L.1 SNI Air Bersih/Air Minum Dalam Kemasan

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
1. Menentukan siifat keasaman dan kebasaan senyawa-senyawa karbonat,
bikarbonat, dan hidroksida.
2. Mengetahui jenis-jenis indikator dan penggunaan indikator.
3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi alkalinity.
4. Mampu menganalisa alkalinity dengan metode asidimetri.
5. Untuk mengetahui atau mengukur Total Dissolved Solid dan Total
Suspended Solid sampel air yang diteliti.

1.2. Landasan Teori


1.2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak
akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semu kegiatan yang
dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi),
membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman
sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya.
Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagi reaksi dan
proses ekskresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun
hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. Transportasi
zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air.
Juga hara-hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk
larutannya. Oleh karena itu kehidupan ini tidak mungkin dapat dipertahankan
tanpa air.
Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan
sungai, air yang berasal dari PAM (air ledeng) juga bahan bakunya berasal dari
sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus
dipelihara. (Rukaesih Achmad, 2014).

v
1.2.2 Karakteristik

Karakteristik Kimia Air


pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air
dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam
bentuk molekuler. Dimana disosiasi senyawa asam dan basa lebih toksid dala (m
bentuk molekul, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

DO (Dissolved Oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa
dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air
semakin baik. Satuan DO bisanya dinyatakan dalam persentase saturasi.

BOD (Biological Oxygent Demand)


BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencemar) yang terdapat di dalam
air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring
kpasitas self purification bahan air penerima.

COD (Chemical Oxygent Demand)


COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.

Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian
sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Didalam pemakaian
untuk industri (air ketel, air pendingin atau pemanas) adanya kesadahan dalam air
tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oelh adanya kadar
residu terlarut yang tinggi dalam air.

vi
Senyawa-Senyawa Kimia yang Beeracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan
racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (kurang lebih
0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya
rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh
oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia. (Juna Sihombing, 2021)
1.2.3 Pengolahan Air menjadi Air Minum
Metode pemurian air dapat digunakan untuk menghilangkan padatan,
mikroorganisme serta material organik dan inorganik. Pemilihan metode
bergantung pada kualitas sumber air, biaya proses, dan standar kualitas air yang
dihasilkan.
1. Pengaturan Derajat Keasaman / Kebasaan (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Koefisien aktifitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental sehingga nilainya didasarkan pada perhitugan
teoritis.
2. Koagulasi dan Flokulasi
Salah satu metode konvensional dalam proses pemurnian air
adalah penambahan bahan kimia untuk membuang partikel yang
tidak diinginkan didalam air. Penambahan koagulan seperti
aluminium sulfat atau iron salts dapat menyebabkan interaksi fisika
dan kimia di antara partikel.
3. Sand Filter
a. Rapid Sand Filter
Air mengalir secara vertikal melalui pasir yang dimiliki
lapisan dari karbon aktif di atas pasir. Lapisan bagian atas akan
menghilangkan kandungan organik yang berpengaruh terhadap
rasa dan bau.
b. Slow Sand Filter

vii
Bergantung pada kecepatan air yang lamban melalui filter.
Ini sangat bergantung pada proses biologi dan fisika dan terdiri
atas beberapa lapisan pasir dengan susunan paling bawah
adalah pasir kasar dan pasir halus dibagian atas.
4. Membran Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi merupakan proses berbasis membran yang
terletak antara proses nanofiltrasi dan mikrofiltrasi. Membran
ultrafiltrasi yang sering digunakan memiliki ukuran pori 0,01
mm samapai dengn 1 mm (Pardamean Sebayang, 2015).
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan air minum satu set alat yang
dirangkai untuk pengolahan air yang terdiri dari bak penampung dan sedimentasi,
bak koagulasi, bak sedimentasi, bak aerasi, dan dua buah bak filtrasi, serta bak
penampung air.
Media filter yang digunakan seperti kerikil, arang zeolit pasir, saringan
akuarium, dan wadah disenfeksi, serta penampung air bersih. Peraltan pendukung
untuk analisa kualitas air dapat dilihat pada analisa parameter mutu air.

Prosedur kerja:

1. Lakukan analisa terhadap kualitas air baku yang akan diolah.


2. Alirkan air baku melalui bap penampung dan sedmentasi I. Air akan
terus mengalir ke bak koagulasi, sedimentasi II, menuju bak aerasi, dan
selanjutnya akan difiltrasi pada filtrasi I dan filrasi II.
3. Air yang telah difiltrasi akan dipanaskan guna melakukan desinfeksi.
Setelah melalui tahapan desinfeksi air telah dapat ditampung pada bak
penampung air. Ukurlah debit air hasil olahan (Juna Sihombing, ST.
MT, 2021).
1.3. Analisa Kadar Alkalinity, TDS dan TSS
Alkalinitas
kalinitas atau yang lebih dikenal dengan total alkalinitas adalah
konsentrasi total dari unsur basa basa yang terkandung dalam air dan
biasa dinyatakan dalam mg/l atau setara dengan kalsium karbonat

viii
(CaCO3).
4. TDS (Total Dissolved Solid)
5. TDS (Total Dissolved Solid)adalah jumlah padatan terlarut (mg) dalam
satu liter air. Padatan terlarut terdiri dari senyawa senyawa anorganik
dan organic yang larut dalam air dan mempunyai ukuran lebih lebih
kecil dari padatan tersuspensi.
6. TSS (Total Suspended Solid)
7. TSS (Total Suspended Solid) adalah jumlah padatan tersuspensi (mg)
dalam satu liter air. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel partikel
yang bobot dan ukurannya lebih kecil dari sedimen tidak larut dalam
air, dan dapat langsung mengendap (Asmadi, 2012)

ix
BAB II
METODOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1. Alat yang digunakan

1. Erlenmeyer 250 ml : 6 buah


2. Beaker Gelas800 ml : 1 buah
3. Beaker Gelas 500 ml : 1 buah
4. Pipet Volume 10ml : 2 buah
5. Bola Hisap : 1 buah
6. Buret 50 ml : 1 buah
7. Pipet Tetes : 2 buah
8. TDS Meter : 1 buah
9. Pompa Vakum : 1 unit
10. Corong Buchner : 1 buah
11. Labu Buchner : 1 buah
12. Oven : 1 unit
13. Neraca Analitik : 1 unit
14. Desikator : 1 buah
15. Gegep Besi : 1 buah
16. Cawan Petridish : 2 buah
17. Corong Kaca : 1 buah
18. Alat Filtrasi : 1 unit
19. Statif dan Klef : 1 Set
20. Gelas Ukur : 1 Buah

2.1.1. Bahan yang digunakan


1. H2SO4 0,02 N : 50 ml

x
2. Indikator PP : 100 ml
3. Indikator MO : 100 ml
4. Air Sungai sebelum filtrasi : 2 Liter
5. Aquadest : 1 Liter
6. Tissue : 1 kotak
7. Kertas saring : 2 Buah

xi
2.2. Tahapan Pengolahan Air dan Analisa Alkalinity,TDS dan TSS
2.3. Perancangan Alat
1. Alat dan bahan yang akan digunakan, disiapkan.
2. Kaca aquarium dibentuk untuk wadah penyaringan, bagian bawan di
bolongi dan dipasang kran untuk jalur keluarnya air.
3. Bahan-bahan yang akan digunakan dicuci dengan menggunakan air
bersih
4. Alat kemudian disusun dengan memasukkaan bahan,dari lapisan
bawah hingga keatas yaitu kapas, pasir halus, kapas, pasir kasar,
kapas, kerikil besar, kapas, arang, kapas, ijuk, kapas, pasir halus,
kapas, pasir kasar dan kapas.
5. Air bersih dimasukkan kedalam alat yang telah dirancang untuk
mencuci bahan-bahan yang digunakan sampai bersih.
2.4. Prosudue Kerja
2.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen
1. Alat dan bahan praktikum disediakan.
2. Labu ukur 100 ml diisi 1/3 aquades.
3. Larutan H2SO4 98% dipipet sebanyak 0,5 ml kedalam labu ukur
berisi aquades.
4. Aquades ditambahkan sampai tanda batas, dan dihomogenkan
2.4.2.Prosedur Kerja Pengolahan Air

1. Air sungai sebagai sampel diukur dengan gelas ukur sebanyak


1000 ml menggunakan beaker glass 1000 ml.
2. Air sungai dituangkan kedalam alat filtrasi yang telah dirancang.
3. Kran air dibuka dan air sesudah di filtrasi ditampung pada beaker
glass 1000 ml.
2.4.3. Prosedur Kerja Alkalinity
 Prosedur Kerja P-Alkalinity
1.Alat dan bahan praktikum disediakan.
2.Indikator PP ditambahkan sebanyak 3 tetes kedalam sampel
pada masing – masing erlenmeyer, lalu diamati perubahan

xii
yang terjadi. Apabila tidak terjadi perubahan berarti kadar P-
Alkalinity sama dengan nol.
 Prosedur Kerja M-Alkalinity
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Sampel air sungai sebelum filtrasi, diukur sebanyak 10 ml
dengan menggunakanpipet ukur, dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer.
3. Sampel air sungai sesudah filtrasi, diukur sebanyak 10 ml
dengan menggunakan pipet ukur, dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer.
4. Indikator mo ditambahkan sebanyak1 tetes kedalam setiap
sampel, lalu diamati perubahan yang terjadi. Kemudian
dititrasi dengan H2SO4 0,1 N sampai terbentuk larutan warna
orange,
5. Volume titrasi yang didapat dicatat dalam data pengamatan.

2.4.4. Prosedur Kerja TDS


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel air sungai sebelum dan sesudah titrasi masing masing
dituang di beaker glass sebanyak 200 ml.
3. Alat TDS Meter dibilas menggunakan aquades.
4. Alat TDS Meter di on kan, dan dicelupkan ke masing masing
beaker glass berisi sampel.
5. Tunggu hingga TDS Meter stabil.
6. Catat lah kadar TDS (ppm) dan temperature(oC) pada alat.
7. Bilas Alat dan keringkan menggunakan tisu.
8. Ulangi prosedur untuk setiap sampel.

xiii
2.4.5 Prosedur Kerja TSS
1. Kertas saring yang telah dibilas aquadest dan dikeringkan
didalam oven diambil menggunakan gegep besi kedalam cawan
petri dan didinginkan di desikator.
2. Kertas saring ditimbang dan dicatat sebagai berat kertas saring
kosong.
3. Rangkai corong bouncher ke tabung bouncher dan pompa
vakum.
4. Kertas saring diletakkan diatas corong bouncher menggunakan
gegep besi.
5. Kertas saring ditimbang dan dicatat sebagai berat kertas saring +
endapan.

2.4.6 Bagan Tahapan Pengolahan Air dan Analisa Alkalinity, TDS


dan TSS

Gambar 2.4.6.1 Bagan Pengolahan Air

Air filtrasi Dirancang

Air sungai 1000 ml dimasukkan


kedalam beaker glass

Air sungai tersebut dituang


kedalam alat filtrasi

Kran air dibuka

xiv
Air sesudah filtrasi ditampung
kedalam beaker glas
Gambar 2.4.6.2. Bagan Tahapan Analisa P- Alkalinity

Alat dan bahan disediakan

Indikator pp ditambahkan sebanyak


3 tetes lalu amati perubahan yang
terjadi

Gambar 2.4.6.3. Bagan Tahapan Analisa M- Alkalinity

Alat dan bahan disediakan

Sampai air sungai sebelum filtrasi, diukur sebanyak 10 ml


dengan menggunakan pipet ukur, dan di masukkan ke dalam
erlenmeyer

Air sungai sesudah filtrasi dimasukkan


ke dalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml

Indikator MO diteteskan sebnayak 1


tetes kedalam sampel dan amati
perubahan yang terjadi

Volume titrasi dicatat dalam data


pengamatan

xv
Gambar 2.4.6.4 Bagan Tahapan Analisa TDS

Alat dan bahan disediakan

Sampel air sungai sebelum dan sesudah titrasi


masing masing dituang kedalam beaker glass
sebanyak 200 ml

Alat TDS meter dibilas menggunakan aquades

Alat TDS meter di on kan, dan dicelupkan ke


masing masing beaker glass berisi sampel

Tunggu hingga TDS meter strart

Catat la kadar TDS (ppm) dan temperature (oc)


pada alat

xvi
Gambar 2.4.6.5 Bagan Tahapan Analisa TSS

Kertas saring yang telah dibilas aquadest dan


dikeringkan didalam oven diambil menggunakan
gegep besi kedalam cawan petri dan didinginkan di
desikator

Kertas saring ditimbang dan dicatat berat


kertas saring kosong

Rangkai corong bouncher ke tabung


bouncher dan pompa vakum

Kertas saring diletakkan diat corong


bouncher menggunakan gegep besi

Kertas saring dtimbang dan dicatat sebagai


berat kertas saring + endapan

xvii
BAB III
DATA PENGAMATAN

3.1. Data Pengamatan


Tabel 3.1.1 Data Pengamatan untuk P-ALKALINITY
Volume
Volume Volume Titrasi
No Nama Sampel Indikator PP
Sampel (ml) H2SO4 0,02 (ml)
(tetes)
Air sungai
1 25 3 0
sebelum filtrasi
Air sungai
2 25 3 0
setelah filtrasi

Pengamatan P-Alkalinity
1. Air sungai sebelum filtrasi
Air sungai sebelum filtrasi + Ind. PP Larutan Tidak berwarna

2. Air sungai sesudah filtrasi


Air sungai sesudah filtrasi + Ind. PP Larutan Tidak berwarna

Tabel 3.1.2 Data Pengamatan untuk M-ALKALINITY


Volume Volume Titrasi
Volume
No Nama Sampel Indikator PP H2SO4 0,02
Sampel (ml)
(tetes) (ml)
Air sungai
1 25 3 1,0
sebekum filtrasi
Air sungai
2 25 3 0,8
setelah filtrasi
3 Air Cleo 25 3 0,1
4 Air Ades 25 3 0,1

Pengamatan :
1. Air sungai sebelum filtrasi
Air sungai sebelum filtrasi + Ind. MO Larutan orange

xviii
DiTitrasi
Larutan Orange Larutan warna orange tua
H2SO4 0,02N
2. Air sungai sesudah filtrasi
Air sungai sesudah filtrasi + Ind. MO Larutan warna
orange
Titrasi
Larutan Orange Larutan warna orange
H2SO4 0,02N

Tabel 3.1.3 Data Pengamatan TSS


No Nama Sampel Volume Berat Berat
Sampel (ml) Kertas Endapan di
Saring Oven (gr)
Kosong (gr)
1 Air sungai sebelum 10 0,4780 0,4893
filtrasi
2 Air sungai sesudah 10 0,4791 0,4889
filtrasi

Tabel 3.1.4. Data Pengamatan TDS


No Nama Sampel Volume Suhu (oC) TDS (ppm)
Sampel (ml)
1 Air sungai sebelum 300 30,2 142
filtrasi
2 Air sungai sesudah 300 29,2 25
filtrasi

3.2.PENGOLAHAN DATA
3.2.1. Perhitungan Nilai Alkalinity
a. Perhitungan P Alkalinity
1) Sampel Air Sungai Sebelum Filtrasi
P Alkalinity = 0
( Tidak terjadi perubahan warna ketika ditambah indikator PP )
2) Sampel Air Sungai Sesudah Filtrasi

xix
P Alkalinity = 0
( Tidak terjadi perubahan warna ketika ditambah indikator PP )

b. Perhitungan M-Alkalinity
1) Air Sungai Sebelum Filtrasi
volume H 2 SO 4 0,02 N
M. Alkalinity =1000 × ×BE
vol . sampel
CaCO3
ml 1ml X 0,02mek / ml X 50 mgr / mek
=1000
L 25 ml
= 40 ppm

2) Air Sungai Sesudah Filtrasi


volume H 2 SO 4 0,02 N
M. Alkalinity =1000 × ×BECaCO3
vol . sampel
ml
= 1000
L

0,8 ml X 0,02 mek / ml X 50 mgr/mek


25 ml
= 32 ppm

3.2.2 Perhitungan TSS


A. Air Sungai Sebelum Filtrasi
( Berat Kertas+ Endapan )−(Berat Kertas Kosong)
TSS=
Volume Sampel
( 967,3 mg ) −( 478 mg)
TSS=
0,01 L
TSS=¿ 48,930 ppm
B .Air Sungai Sesudah Filtrasi
( Berat Kertas+ Endapan )−(Berat Kertas Kosong)
TSS=
Volume Sampel
( 968 mg )−( 479,1mg)
TSS= = 48,890 ppm
0,01 L

xx
BAB IV

PEMBAHASAN

Alkalinity adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahanasam tanpa


penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan buffer, alkalinity
merupakan pertahanan air terhadap pengasaman.Ada sampel yang di filtrasi
terlebih dahulu dengan alat filtrasi yang tersedia dan sampel yang tidak di
filtrasi.Sampel digunakan sebanyak 10 ml.
AnalisaTSS dengan menggunakan metode gravimetri yaitu sampel disaring
menggunakan pompa vacum. Kertas saring dan filtrat di masukkan kedalam
petridish kemudian di panaskan didalam oven selama 1 jam dengan suhu 105°C
dan didinginkan selama 15 menit pada desikator. Kertas saring dan filtrat di
timbang menggunakan neraca analitik dan dicatat beratnya.
Dalam analisa P- Alkalinity digunakan indikator PP sebanyak 3 tetes. Jika
warna larutan tidak berubah menjadi sedikit merah maka P-alkalinity sama
dengan nol. Hal ini menunjukkan larutan sampel bersifat asam. Untuk semua
sampel yang digunakan baik yang difiltrasi maupun tidak difiltrasi tidak
mengalami perubahan warna. Sehingga tidak dilakukan titrasi dengan larutan
H2SO4 0,02 N.
Analisa M-Alkalinity digunakan indicator MO sebanyak 3 tetes. Ketika
larutan sampel yang tidak berwarna ditambahkan indikator MO, maka larutan
akan berubah menjadi larutan kuning yang akan dititrasi dengan menggunakan
larutan H2SO4 0,02 N sampai larutan berubah warna menjadi larutan orange.
Dari praktikum yang dikerjakan P-alkalinity dari setiap sampel
adalah nol. Untukair sungai sebelum difiltrasi dan air sungai sesudah di filtrasiM-
alkalinity adalah 40 ppm dan 32 ppm . Untuk TDS 142 ppm, 25 ppm, Dan untuk
TSS 48,930 ppm, 48,890 ppm

xxi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengaruh Filtrasi Terhadap Nilai Alkalinity

1. Dari hasil praktikum yang telah di dapatkan bahwa pada percobaan


P-alkalinity pada sampel air sungai sebelum filtrasi dan air sungai
setelah filtrasi adalah 0 ppm.
2. Dari hasil praktikum yang telah di dapatkan bahwa pada percobaan
M-alkalinity pada sampel air sungai sebelum filtrasi 40 ppm, dan air
sungai setelah filtrasi adalah 32 ppm.
3. Dari hasil percobaan didapatkan hasil bahwa Alkalinity, filtrasi
berpengaruh terhadap nilai alkalinity karena setelah sampel difiltrasi
nilai alkalinity pada sampel berubah

5.1.2 Pengaruh Filtrasi Terhadap Nilai TDS dan TSS


1. Kadar padatan tersuspensi (TSS) pada air sungai sebelum filtrasi dan
air sungai sesudah filtrasi adalah 48,930 mg/L dan 48,890 mg/L.
2. Kadar padatan terlarut (TDS) pada air sungai sebelum filtrasi dan air
sungai sesudah filtrasi adalah 142 ppm dan 25 ppm
3. Dari hasil percobaan TDS dan TSS, filtrasi berpengaruh terhadap
nilai TDS dan TSS karena setelah sampel difiltrasi nilai TDS dan
TSS pada sampel berubah

5.2 Saran
Pada Percobaan praktikum ini saya harap sampel yang digunakan lebih
dari 1 sampel sehingga bisa membandingkan hasil pengolahan pada filtrasi
tersebut.

xxii
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. 2014. Kimia Lingkungan. Jakarta : Penerbit Andi
Ghufran, M.. dan Andi Baso. 2010. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya
Perairan. Jakarta : Rineka Cipta

Rahman, Auliaur Rizqi, dkk. 2017. Peningkatan Kualitas Air Baku Sungai
Mahakam dengan Teknologi MOCI (Moringa Oleifera and Cellulose.
Samarinda : Universitas Mulawarman

Sebayang, Perdamean, dkk. 2015. Teknologi Pengolahan Air Kotor dan Payau
Menjadi Air Bersih dan Layak Minum. Jakarta : LIPI Indonesia

Sihombing, Juna. 2018. Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Air dan


Limbah Industri. PTKI : Medan.

xxiii
xxiv
xxv

Anda mungkin juga menyukai