Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK CETAK


LAWEYAN, KOTA SURAKARTA

oleh:

AZZA ZEMIA / 1901093

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., beserta para sahabatnya, dan
umatnya hingga akhir zaman.

Makalah Teknologi Pengolahan Limbah ini berisikan mengenai studi kasus dan
pembahasan Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetak di daerah Laweyan kota Surakarta,
dan disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Pengolahan Limbah. Cakupan isi
makalah ini mengenai sumber limbah cair, karakteristik limbah cair, prinsip pengolahan
limbah cair, dan dampak pencemaran limbah cair. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi para pembaca.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
kelancaran penyususnan makalah ini.

Medan,4 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 3
A. Pengertian Limbah Cair ......................................................................................... 3
B. Klasifikasi Limbah Cair ........................................................................................ 3
C. Industri Batik ......................................................................................................... 4
BAB III ............................................................................................................................. 6
STUDI KASUS ................................................................................................................. 6
BAB IV ............................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 7
A. Sumber Limbah Cair ............................................................................................. 7
B. Karakteristik Limbah Cair ..................................................................................... 7
C. Prinsip Pengolahan Limbah Cair ......................................................................... 10
D. Dampak Pencemaran Limbah Cair ...................................................................... 16
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 1

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Banyak aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor
lingkungan. Bagi pengusaha yang belum sadar terhadap akibat buangan
mencemarkan lingkungan, tidak memiliki program pengendalian dan pencegahan
pencemarann yang mengakibatkan bahan buangan yang keluar dari pabrik
langsung dibuang ke alam bebas.
Limbah membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa
pencemaran yang berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau
paling tidak potensial menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat
lebih dahulu dengan jalan mengidentifikasi: sumber pencemaran, kegunaan jenis
bahan, sistem pengolahan,banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan
beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik. Dengan adanya perkiraan
tersebut maka program pengendalian dan penanggulangan pencemaran perlu
dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit dalam jangka
panjang atau jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan, maka
diperlukan pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu
struktur lingkungan. Pengolohan limbah bertujuan untuk mengambil barang-
barang berbahaya di dalamnya dan atau mengurangi/menghilangkan senyawa-
senyawa kimia atau nonkimia yang berbahaya dan beracun.
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memaparkan salah satu proses
pengolahan limbah cair yang dapat merusak lingkungan, sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana seharusnya menangani limbah tersebut dengan tepat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Dari mana sumber limbah cair diperoleh?
2. Bagaimana karakteristik limbah cair yang diperoleh?
3. Bagaimana prinsip pengolahan limbah cair yang diperoleh?
4. Dampak apa saja yang ditimbulkan dari limbah cair yang diperoleh?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber limbah cair yang diperoleh,
2. Untuk mengetahui karakteristik limbah cair yang diperoleh.
3. Untuk mengetahui prinsip pengolahan limbah cair yang diperoleh.
4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari limbah cair yang
diperoleh.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Limbah Cair


Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004
tentang baku mutu air limbah, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari
suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan
menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari
masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air
permukaan, serta buangan lainnya. Terdapat beberapa macam limbah cair, yaitu:
a. Limbah cair organik
b. Limbah cair an organik dan gas.

B. Klasifikasi Limbah Cair


Limbah cair diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Limbah cair domestic ( domestic wastewater)
Yaitu limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, restoran,
penginapan, mall dan lain-lain.Contoh : air bekas cucian pakaian atau
peralatan makan, air bekas mandi, tinja, sisa makanan berwujud cair dll.
2. Limbah cair industry (industrial wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan industri.Contoh ; air sisa cucian daging,
buah atau sayur dari industry pengolahan makanan, air sisa pewarnaan
pada industry tekstil dll.
3. Rembesan dan Luapan ( infiltration and inflow )
Rembesan yaitu : limbah cair yang berasal dari berbagai sumber saluran
pembuangan yang rusak, pecah atau bocor sehingga merembes ke dalam
tanah.Luapan yaitu : limbah cair yang meluap dari saluran pembuangan
yang terbuka karena debitnya melebihi daya tampungnya.Contoh : air
buangan dari talang atap, AC, tempat parker, halaman, bangunan
industry/perdagangan, pertanian dan perkebunan dll.
4. Air hujan
Air hujan dikategorikan sebagai limbah apabila hujan terjadi pada daerah
yang tercemar udaranya oleh gas-gas sulfur maupunnitrogen sehingga

3
ketika hujuan turun, terjadilah hujan asam sebagai akibat terjadinya reaksi
antara gas-gas belerang dan nitrogen di udara dengan air hujan.Hujan
asam pHnya rendah, berasa masam, bersifat korosif dan kadang-kadang
terasa gatal di kulit.

C. Industri Batik
Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang
berasal dari proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah
industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut
atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah
cair yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada
zat warna yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang
menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan
dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik non-biodegradable,
yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan.
Senyawa zat warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami
dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini
berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sampai ke
permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan
atau tanah lebih cepat daripada fotodegradasinya.
Kualitas limbah cair industri batik sangat tergantung jenis proses yang
dilakukan, pada umumnya limbah cair bersifat basa dan kadar organik yang
tinggi yang disebabkan oleh sisa-sisa pembatikan. Pada proses pencelupan
(pewarnaan) umumnya merupakan penyumbang sebagian kecil limbah organik,
namun menyumbang wama yang kuat, yang mudah terdeteksi, dan hal ini dapat
mengurangi keindahan sungai maupun perairan. Pada proses persiapan, yaitu
proses nganji atau penganjian, menyumbang zat organik yang banyak
mengandung zat padat tersuspensi. Zat padat tersuspensi apabila tidak segera
diolah akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat digunakan untuk
menilai kandungan COD dan BOD.
Kebanyakan penggunaan bahan pencelup dengan struktur molekul organik
yang stabil tidak dapat dihancurkan dengan proses biologis, untuk menghilangkan

4
warna air limbah yang efisien dan efektif adalah dengan perlakuan secara
biologis, fisik dan kimia (Alaerts, 1984 dalam Purwaningsih, 2008).
Proses pembuatan batik terbagi menjadi 5 tahapan, masing-masing tahapan
pembuatan menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan.

5
BAB III
STUDI KASUS

Industri batik di Indonesia, khususnya di Kota Surakarta maupun


Kabupaten Sukoharjo. Salah satu penghasil batik di Solo adalah daerah Laweyan
di Kelurahan Laweyan merupakan industri rumah tangga dengan rata-rata
produksinya 400 m/hari/ perajin dan air limbah rata-rata sekitar 100 m3 /hari yang
langsung dibuang ke sungai Premulung.
Industri pada umumnya dan khususnya industri batik cetak selain
menghasilkan produk yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga
menghasilkan hasil samping yang berupa limbah baik padat, cair maupun gas.
Ketiga jenis limbah ini dapat dikeluarkan sekaligus oleh suatu industri ataupun
satu persatu sesuai dengan proses yang ada dalam industri maupun jenis
industrinya (Sugiharto, 1987).
Pada proses industri batik cetak dari persiapan kain putih, pengkanjian dan
penghilangan kanji, pewarnaan (deying), pencetakan (printing), pencelupan,
pengeringan, pencucian sampai penyempurnaan menghasilkan pencemar limbah
cair dengan parameter BOD, COD dan bahan lain dari zat pewarna yang dipakai
mengandung seperti zat organik, dan logam berat.
Menurut harian Joglo Semar (24 Nopember 2007), limbah batik
perusahaan Laweyan Surakarta, mencemari sungai dan air sumur warga
sekitarnya, hal ini diungkapkan oleh Kasi Pemantauan Lingkungan Hidup Joko
Susilo kepada Joglo Semar (23 – 11-2007). Joko Susilo menemukan warna merah
pada air sumur milik warga Mujiono dan Sarsito, yang disebabkan karena
buangan pabrik batik yang tidak dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Sumber Limbah Cair


Limbah cair yang diambil sebagai studi kasus bersumber dari limbah cair
indutri, yaitu industri batik cetak di daerah Laweyan di Kalurahan Laweyan, kota
Surakarta.
Sumber limbah cair industri (industrial wastes water), yaitu sumber limbah
cair yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang
terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai
oleh masing-masing industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak
garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak
menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

B. Karakteristik Limbah Cair


Menurut Siregar (2005), limbah cair industri batik cetak tersebut memiliki
karakteristik berwarna keruh, berbusa, pH tinggi, konsentrasi BOD tinggi,
kandungan lemak alkali dan zat warna dimana didalamnya terdapat kandungan
logam berat. Menurut Mahida (1984), senyawa logam berat yang bersifat toksis
yang terdapat pada buangan industri batik cetak, diduga krom(Cr), Timbal (Pb),
Nikel (Ni), tembaga (Cu), dan mangan (Mn).
Sedangkan, berdasarkan proses industri batik cetak, limbah cair batik cetak
mempunyai karakteristik sebagai berikut yaitu :
1. Karakteristik fisika yang meliputi padatan terlarut (suspended solids), bau,
temperatur, dan warna.
2. Karakteristik kimia meliputi derajat keasaman (pH), alkalinitas,
kesadahan, logam berat, bahan organik dan bahan anorganik,
organik,anorganik, fenol, sulfur, pH, maupun gas.
3. Karakteristik biologi mikroorganisme termasuk bakteri, dan partikel-
partikel halus organik.

7
Berikut merupakan penjelasan dari maisng-masing karakteristik.
1. Karakteristik fisik
a. Padatan : pada limbah cair terdapat padatan organik dan nonorganik yang
mengendap dan tersuspensi sehingga bisa mengendap dan menyebabkan
pendangkalan.
b. Kekeruhan : kekeruhan menunjukkan sifat optis di dalam air karena
terganggunya cahaya matahari saat masuk ke dalam air akibat adanya
koloid dan suspense. Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi,
baik yang bersifat organik maupun anorganik.
c. Bau : bau dikarenakan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan
bahan organik. Selain itu, disebabkan pula oleh udara yang dihasilkan
pada proses dekomposisi materi atau penambahan substansi pada limbah.
Pengendalian bau sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.
d. Suhu atau temperatur : Merupakan parameter yang sangat penting
dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan
organisme air dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
Limbah cair memiliki suhu yang berbeda dibandingkan dengan air biasa,
biasanya suhunya lebih tinggi karena adanya proses pembusukan.
e. Warna : Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan
waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang
abu–abu menjadi kehitaman.

2. Karakteristik kimiawi
a. Keasaman (pH) : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan
buangan yang bersifat asam atau basa. Agar limbah tidak berbahaya, maka
limbah diupayakan untuk memiliki pH netral. pH dapat mempengaruhi
kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat
mematikan kehidupan mikroorganisme. pH normal untuk kehidupan air
adalah 6– 8.
b. Nitrogen : umumnya terdapat sebagai bahan organik dan diubah menjadi
ammonia oleh bakteri sehingga menghasilkan bau busuk dan bisa

8
menyebabkan permukaan air menjadi pekat sehingga tidak bisa ditembus
cahaya matahari.
c. Biological Oxygen Demand (BOD) : Menunjukkan jumlah oksigen terlarut
yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau
mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air
d. Chemical Oxygen Demand (COD) : Merupakan jumlah kebutuhan oksigen
dalam air untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur
pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml
O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
e. Dissolved Oxygen (DO) : adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan
untuk respirasi aerob mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung
pada temperatur dan salinitas
f. Ammonia (NH3) : Ammonia adalah penyebab iritasi dan korosi,
meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses
desinfeksi dengan chlor (Soemirat, 1994). Ammonia terdapat dalam larutan
dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia. tergantung pada
pH larutan
g. Sulfida : Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat
mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya
melebihi 200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat
merusak mesin (Sugiharto, 1987).
h. Fenol : mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis menimbulkan gejala
gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan
hati, serta dapat menimbulkan kematian (Soemirat, 1994). Merupakan salah
satu bahan organik yang berasal dari industri tekstil, kertas, minyak dan
batubara
i. Logam Berat : bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga
diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam
berat. Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari pabrik cat, raksa dari
industri perhiasan dan jenis logam berat yang lainnya

9
3. Karakteristik biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD.
Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peternakan,
rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari
kamar mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan E. coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya
tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak
mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan
dengan potensi adanya bakteri diantaranya industri makanan/minuman,
pengalengan ikan dan daging, abbatoir. Beberapa mikroorganisme dalam air
limbah, antara lain:
a. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
b. Kelompok tanaman dan bintang : algae, cacing

C. Prinsip Pengolahan Limbah Cair


Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani
pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah
yang efektif diperlukan rencana pengolahan yang baik. Pengolahan air limbah
dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air
limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Pengolahan limbah cair untuk mengatasi limbah industri batik cetak di daerah
Kelurahan Laweyan kota Surakarta dilakukan dengan metode fisika-kimia dan
biologi untuk menurunkan parameter pencemar. Adapun tahapan pengolahan
limbah cair tersebut dilakukan sesuai prosedur berikut :

10
1. Pengukuran pH

Proses
2. Jar tes
Pendahuluan

3. Analisa
pengukuran
filtrasi

1. Bak
Penampung awal

Pengolahan 2. Bak Ekualisasi/


Limbah Cair Pengontrol

3. Bak
Sedimentasi I

4. Bak Flokulasi-
Koagulasi

Proses 5. Bak
Pengolahan Sedimentasi II

6. Bak Kontrol

7. Bak Filtrasi

8. Bak
Pengolahan secara
Biologi

9. Bak Lumpur

11
Bagan 1. Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetak

Langkah-langkah pengolahan limbah cair industri batik cetak


1. Proses Pendahuluan
Sebelum dilakukan proses pengolahan limbah industri batik cetak perlu
dilakukan proses pendahuluan beberapa proses dalam skala laboratorium
diantaranya :
a) Proses pengukuran pH
Proses pengukuran pH ini ditujukan untuk menentukan jenis koagulan yang
sesuai dalam nilai pH terukur dan juga penentuan proses.
b) Proses jar test
Adalah ditujukan untuk menentukan baik jenis koagulan yang paling sesuai
dan dapat memperkirakan berapa jumlah maksimum koagulan yang
ditambahkan. Penentuan dosis bahan koagulan yaitu dengan percobaan jar
test caranya :
1) Tambahkan bahan koagulan dengan dosis yang bergradasi ke dalam
beberapa bejana / beaker gelas (umumnya 6 buah) yang masing-masing
berisi 1 liter air.
2) Dilakukan pengadukan secara cepat kurang dan diikuti pengadukan
lambat sekitar dan seterusnya untuk memberi kesempatan terjadinya
proses pengendapan flok yang terbentuk.
3) Lakukan analisis kekeruhan dengan mengambil sampel air pada lapisan
atas (supernatan) dari masing-masing bejana.
4) Plotkan data-data kekeruhan ini pada kurve yang memberi hubungan
antara dosis koagulan dengan tingkat kekeruhan yang terjadi. Secara
visual, dosis optimum ditunjukkan oleh jumlah bahan koagulan yang
ditambahkan kedalam percobaan yang menunjukkan kondisi air yang
paling jernih atau kekeruhan yang paling rendah.
c) Analisis pendahuluan filtrasi, tujuannya menentukan ketebalan dari bahan
filter terutama variasi ketebalan zeolit dengan kondisi ketebalan pasir
kuarsa, ijuk, maupun krikil dan krakal tetap.

12
Gambar 1. Lapisan Filtrasi

2. Proses pengolahan limbah cair batik cetak seperti terlihat pada gambar dibawah
ini terdiri atas :

Gambar 2. Bak Pengolahan Limbah Cair

13
a) Bak penampung awal
Bak penampung awal berfungsi untuk menampung limbah cair batik cetak
dari proses pencucian setelah proses pewarnaan (deying) dan pencetakan
(printing) dengan kapasitas kira-kira 50 m3 /hari. Dalam bak penampung
terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang
berukuran besar.
b) Bak Ekualisasi/Bak Kontrol
Bak ekualisasi berfungsi untuk menyimpan sementara dan mengatur aliran
air limbah batik cetak pada saat debit maksimum dan menambah volume
keluaran pada saat debit minimum (Qipta Galang Kualita, 1999). Bak
ekualisasi /bak kontrol adalah berfungsi untuk mengontrol homogenitas
limbah batik cetak yang akan masuk ke bak sedimentasi I dan membantu
kerja pompa agar tidak terlalu berat.
c) Bak Sedimentasi I
Air limbah cair batik yang berasal dari bak ekualisasi/bak kontrol dialirkan
masuk ke bak sedimentasi I dengan bantuan pompa. Air limbah cair dari
bak ekualisasi/bak kontrol masuk ke bak sedimentasi I dengan waktu
tinggal tertentu yang memberi kesempatan partikel yang ukuran lebih kecil
yang tidak dapat terpisahkan dalam bar screen maupun bak ekualisasi
dengan prinsip pemisahan secara gravitasi.
d) Bak Flokulasi-Kagulasi
Setelah dari bak sedimentasi I , secara overflow air limbah batik cetak
mengalir ke bak flokulasi – koagulasi , di bak ini dilakukan penambahan
bahan kimia koagulan yang sesuai dengan pH air limbah tersebut .
Sebelum dilakukan penelitian bak flokulasi koagulasi hanya ada satu bak,
sedangkan pada saat penelitian bak dibagi menjadi dua yaitu bak
pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Pengadukan cepat
berlangsung sekitar 2- 5 menit dengan kecepatan sekitar 100 rpm selama
15 menit untuk memberi kesempatan terjadinya flok-flok, dan air limbah
cair batik cetak mengalir secara luapan (overflow) ke bak pengadukan
lambat dengan kecepatan pengadukan sekitar 60 rpm selama 20 menit agar
terbentuk gumpalan –gumpalan yang lebih besar dan segera mengendap.

14
e) Bak Sedimentasi II
Setelah bak flokulasi–koagulasi air limbah batik cetak dialirkan ke bak
sedimentasi II secara luapan/ overflow ,dimana memberi kesempatan
partikel-partikel yang tidak terendapkan di bak flokulasi-koagulasi
terendapkan di bak sedimentasi II. Bak sedimentasi II dilengkapi dengan
penghalang (baffle) yang berfungsi memperlambat aliran , tetapi
mempertinggi turbulensi dan membantu proses pemisahan. Di dalam bak
sedimentasi II dengan penghalang (baffle) akan terjadinya kecepatan aliran
secara horisontal dan vertikal setelah air limbah menumbuk penghalang
sehingga akan membantu dalam proses pengendapan.
f) Bak Kontrol
Setelah dari bak sedimentasi II air limbah industri batik cetak dialirkan
secara overflow menuju bak kontrol. Bak kontrol ini untuk mengontrol
seberapa jauh hasil pengolahan dari bak sedimentasi II.
g) Bak Filtrasi
Sesudah dari bak kontrol air limbah mengalir melalui pipa-pipa menuju ke
bak filtrasi dan adsorbsi melalui pipa-pipa yang berada pada dinding batas
antara bak kontrol dan bak filtrasi dan adsorpsi. Bak filtrasi dan adsorpsi
yang didalam terdiri dari beberapa lapisan bahan adsorben yaitu zeolit
yang berfungsi sebagai filter dan adsorben, ijuk, pasir kuarsa ijuk dan
krikil dan krakal yang berfungsi sebagai filter dengan mencapai ketinggian
maksimal 0,60 meter yang dilengkapi penyangga. Diharapkan di dalam
bak filtrasi dan adsorpsi bahan-bahan partikel koloid dan tersuspensi yang
terdiri bahan organik, anorganik serta logam berat (zat warna) dapat
terserap dan terendapkan di media filter dan adsorben.
h) Bak Pengolahan Secara Biologi
Air limbah batik Cetak dari bak filtrasi dan adsorpsi dialirkan ke bak
pengolahan secara biologi . Bak pengolahan secara biologi berfungsi untuk
lebih meningkatkan kualitas air limbah yang tidak dapat dilakukan di bak
pengolahan secara fisika (yaitu bak sedimentasi I, filtrasi dan adsorpsi,
sedimentasi II), bak proses pengolahan secara kimia (flokulasi-koagulasi)
yang akan dibuang ke lingkungan sekitarnya. Untuk pengolahan secara

15
biologi dilakukan dengan tumbuhan enceng gondok dan proses aerasi
untuk mengikat partikel-partikel organik maupun anorganik yang
ukurannya sangat lembut (halus).
i) Bak lumpur
Bak yang berfungsi menampung lumpur yang berasal dari bak sedimentasi
I, bak flokulasi koagulasi, dan bak kontrol yang dialirkan dengan bantuan
pompa.

D. Dampak Pencemaran Limbah Cair


Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa, maka
tentu air limbah adalah benda yang sudah tidak dipergunakan lagi, akan tetapi
tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan. Apabila
limbah ini tidak dikelola secara baik, maka akan dapat menimbulkan gangguan,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada. Adapun dampak
pencemaran limbah cair, antara lain:
1. Dampak terhadap kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat
bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah
ada yang hanya dapat berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit
kolera, radang usus, Hepatitis infektionisa, serta Shistosomiasis dan selain
sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat
bakteri pathogen penyebab penyakit.
2. Dampak terhadap Kehidupan Biotik
Semakin banyak zat pencemar yang terdapat di dalam air limbah, maka
akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air
limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang
membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi
perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air karena kurangnya
oksigen dalam air, dapat juga disebabkan karena adanya zat beracun yang
berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri yang baik di dalam air, juga dapat
menimbulkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya

16
bakteri-bakteri, maka proses penjernihan yang seharusnya bisa terjadi pada
air limbah menjadi terhambat, sehingga air limbah akan sulit untuk diuraikan.
Selain bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu kehidupan di dalam air
maka juga akan terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti temperatur
tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan.
Proses tersebut akan dapat mematikan semua organisme jika tidak dilakukan
proses pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah.
3. Dampak terhadap Keindahan
Semakin banyaknya jumlah produk yang dihasilkan maka akan semakin
banyak pula jumlah limbah yang akan terbuang. Limbah yang terbuang dari
pabrik tersebut perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran air limbah. Selama pengendapan yang membutuhkan
waktu yang sangat lama tersebut maka akan terjadi proses pembusukan,
sehingga akan menimbulkan bau, warna air limbah yang kotor dan
memerlukan tempat yang sangat besar dan banyak, dapat mengganggu
keindahan tempat sekitarnya.
4. Dampak terhadap Kerusakan Benda
Apabila air limbah mengandung gas oksida yang agresif, maka akan
mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi.
Dengan cepat rusaknya benda tersebut maka biaya pemeliharaannya akan
semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material

17
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengolahan limbah industri batik cetak mencakup perlakuan pendahuluan
yang meliputi pengukuran pH, jar tes dan analisis ketebalan filtrasi. Dan
proses pengolahan limbah yang meliputi 9 tahap, yaitu bak penampung awal,
bak ekualisasi/pengontrol, bak sedimentasi I, bak flokulasi-koagulasi, bak
sedimentasi II, bak kontrol, bak filtrasi, bak pengolahan secara biologi, dan
bak lumpur.
Tujuan dari pengolahan limbah cair industri batik cetak ini untuk
menurunkan kadar pencemar sehingga limbah cair yang dihasilkan sesuai
dengan baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga
tidak mencemari lingkungan.

B. Saran
Pada pembubuhan koagulan dan flokulan sebaiknya sesuai kondisi limbah
yang masuk, bukan berdasarkan pengalaman, karena karakteristik limbah yang
bervariasi dan fluktuatif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Pedana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri


Ms.Cv Yrama Widya. Hal 17-18. Jakarta.

Junaidi, dkk. Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Tekstil
(Studi Kasus Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta).

Muljadi. 2009. Efisiensi Instalasi Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetak
Dengan Metode Fisika-Kimia Dan Biologi Terhadap Penurunan Parameter
Pencemar (Bod, Cod, Dan Logam Berat Krom (Cr) (Studi Kasus Di Desa
Butulan Makam Haji Sukoharjo) Vol. 8. No. 1. 8 Januari 2009 : 7–16.
Program Studi Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Suryo, Anandriyo. 2013. Menuju Pengelolaan Sungai Bersih Di Kawasan


Industri Batik Yang Padat Limbah Cair (Studi Empiris: Watershed Sungai
Pekalongan Di Kota Pekalongan) Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang.

Anda mungkin juga menyukai