DOMESTIK
“ Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi “
Disusun oleh :
Dosen :
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugasPerencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
Domesik Flow Rate Projection Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota
Jambi. Adapun tujuan dari penulisan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas
DosenHariestya Viareco, B.Eng., M.Eng. pada mata kuliah Perencanaan Bangunan
Pengolahan Air Limbah Domesik Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana flow rate air limbah domestik pada Kelurahan Lebak Bandung
Kecamatan Jelutung, Kota Jambi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah,
mengurangi BOD, COD dan partikel tercampur menghilangkan bahan nutrisi dan komponen
beracun, menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organic, menghilangkan
mikroorganisme pathogen.Namun sejalan dengan perkembangannya tujuan pengolahan air
limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan lingkungan.
Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan
peralatan.Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam
stabilisasi.Sedangkan pengolahan air limbah dengan bantuan peralatan biasanya dilakukan
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).Pada umumnya, sebelum dilakukan
pengolahan terhadap air limbah, bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah
mengendap atau bahanbahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Bahan tersuspensi
yang berukuran besar biasanya dilakukan screening (penyaringan) dan bahan tersuspensi
yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
Dalam IPAL ini terdapat tangki pembusukan yang merupakan sarana paling
bermanfaat dan memuaskan diantara unit sarana pembuangan tinja dan 2 limbah cair yang
lain yang menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk menangkap buangan dari
rumah perorangan , kelompok rumah kecil, atau kantor yang terletak di luar jangkauan
system saluran limbah cair. Adapun bagian yang lain yaitu bak kontrol, bak pengendap
(settler), bak Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perlu dikelola dengan baik agar dapat
beroperasi secara optimum sehingga air limbah yang diolah dapat sesuai dengan baku mutu
1
yang ditetapkan. Kelembagaan pengelola IPAL perlu dibentuk agar pengelola IPAL dapat
ditangani dengan baik dan terstruktur. Dalam kelembagaan tersebut dibuat standart operasi
pengolahan air limbah tata cara perawatan dan perbaikan IPAL, pengambilan sample dan
melakukan pelaporan secara berkala. Sumber daya manusia menjadi aspek penting lainnya
dalam pengelolaan IPAL.Perlu adanya SDM yang memahami teknis operasional IPAL,
teknik pengambilan sampel dan memahami aspek administrasi pelaporan dan evaluasi kinerja
IPAL.Pada pengoperasiannya IPAL membutuhkan perawatan rutin penggunaan bahan kimia,
melakukan uji kualitas air limbah dan perbaikan ringan lainnya.
I.5 Metodologi
1. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di alam barajo dalam aspek
2
kualitas lingkungan sehingga akan diperoleh kondisi eksisting hingga feasibility dari
perencanaan IPAL.
2. Studi Literatur
Mencari dan mempelajari data-data teoritis pendukung yang akan digunakan dalam
perencanaan disain IPAL domestik. Sumber-sumber yang dapat digunakan ialah sumber
yang berasal dari perpustakaan, internet maupun layanan publik.
3. Pengambilan data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL dapat diambil di
pemerintah Kota setempat. Baik itu Dinas Kependudukan, Dinas Pekerjaan Umum,
maupun Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Kota jambi kelurahan mayang mangurai
kecamatan alam barajo
3
BAB II
TIINJAUAN PUSTAKA
Air limbah domestik adalah limbah cair yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, dan kotoran manusia(Mende, Kumurur, and Moniaga 2015).Air limbah domestik
adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan
(restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Sumber air limbah domestik
adalah seluruh buangan cair yang berasal dari buangan rumah tangga yang meliputi: limbah
domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, dan lainya.
Air limbah domestik umumnya mengadung senyawa polutan organik yang cukup tinggi, dan
dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis (Sulistia and Septisya 2020).
4
sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Baku Mutu Air Limbah Domestik yang diatur
dalam Permen LHK Nomor 68 Tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut.
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.Secara umum air limbah rumah
tangga dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :
a) Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi. Grey
water sering juga disebut dengan istilah sullage. Campuran faeces dan urine
disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air bilasan toilet
disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak terdapat pada excreta.
Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan.
b) Black water, Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogendan air seni
(urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta mikroorganisme
(Mende, Kumurur, and Moniaga 2015)
2. Air Limbah Non Domestik, yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkotaan,
perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah dan
sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama
dengan air limbah rumah tangga (Notoatmodjo 2013).
5
3. Air Limbah Industri yaitu, air limbah yang dihasilkan dari proses produksi yang ada
di kegiatan suatu industri manufaktur atau pabrik (Nugraha and Setiyono 2020).
6
Sedangkan apparent color atau warna semua adalah warna yang diakibatkan oleh
materi tersuspensi, seperti red clay soil, pemakaian zat warna oleh industri, pewarna
makanan, cat dan lainnya (Notoatmodjo 2013).
d) Turbiditas atau Kekeruhan
Kekeruhan merupakan suatu kondisi dimana air yang mengandung materi
tersuspensi yang dapat menghalangi masuknya cahaya, sehingga jarak pandang
terganggu. Materi tersuspensi ini dapat berupa nitrogen dan fosfor yang dapat
meningkatkan pertumbuhan alga. Pertumbuhan bakteri dan alga akan meningkatkan
tingkat kekeruhan perairan yang akan berpengaruh pada berkurangnya kadar oksigen
yang terlarut (Notoatmodjo 2013).
7
d. Bau
Bau yang ditimbulkan oleh air limbah adalah tanda dari adanya pelepasan gas
berbau, seperti H2S. Gas ini ada karena penguraian zat organik sulfat atau belerang
pada kondisi minim oksigen. (Metcalf and Eddy, 2003). Sifat bau limbah disebabkan
karena zat-zat organik yang telah terurai dalam limbah mengeluarkan gas-gas seperti
sulfide atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak bagi penciuman
disebabkan adanya campuran nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah. Timbulnya bau yang diakibatkan limbah
merupakan suatu indicator bahwa terjadi proses alamiah. Dengan adanya bau ini akan
lebih mudah menghindarkan tingkat bahaya yang ditimbulkannya dibandingkan
dengan limbah yang tidak menghasilkan bau (Kencanawati 2016).
e. BOD (Biocheical Oxygen Demand)
BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorgnisme untuk menstabilkan materi organik yang dapat terdekomposisi di
bawah kondisi aerobik (Notoatmodjo 2013). Angka BOD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri (aerobik) untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir
semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam
air. Parameter BOD adalah parameter yang paling banyak digunakan dalam pengujian
air limbah dan air permukaan. Penentuan ini melibatkan pengukuran oksigen terlarut
yang digunakan oleh mikro-organisme untuk menguraikan bahan-bahan
organik(Sulistia and Septisya 2020).
f. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa
organik secara kimiawi. Hasil analisis COD menunjukkan kandungan senyawa
organik yang terdapat dalam air limbah(Notoatmodjo 2013). Chemical Oxygen
Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg
O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zatzat organis dalam 1 liter sampel air,
dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara
alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air(Sulistia and Septisya 2020).
g. Nitrogen
Bentuk nitrogen dalam air limbah antara lain organik nitrogen, ammonia,
nitrit, nitrat dan gas nitrogen. (Hammer dan Hammer Jr., 2008). Nitrogen merupakan
8
senyawa penting dalam sintesis protein. Pada proses pengolahan air limbah secara
biologis biasanya dilakukan pengukuran kadar nitrogen dan fosfor yang merupakan
unsur penting bagi pertumbuhan alga dan organisme biologi lainnya.
h. Minyak dan Lemak
Minyak adalah lemak yang bersifat cair. Keduanya mempunyai komponen
utama karbon dan hidrogen yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Sifat dari
minyak dan lemak relatif stabil dan tidak mudah terdekomposisi oleh bakteri. Dalam
pengolahan air limbah, kandungan minyak dan lemak harus disisihkan agar tidak
mengganggu kehidupan biologi atau ekosistem air pada badan air penerima
(Notoatmodjo 2013).
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah
banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Pengolahan air limbah secara
biologis dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan mikroorganisme
dalam air untuk melakukan transformasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam air
menjadi bentuk atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi bahan-bahan organik
membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik dan memanfaatkan energi yang dihasilkan
dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya(Filliazati, Apriani, and Zahara 2013).
9
fertilitas, mortalitas dan migrasi berada pada tingkat tertentu.Dengan Proyeksi Penduduk
maka kita dapat memperhitungkan jumlah penduduk dimasa yang akan datang (Rahmi 2017)
1 𝑃𝑡
Pt = P0 ( 1+ rt ) dengan r = ( – 1)
𝑡 𝑃0
dimana:
𝑃𝑡
Pt = P0 ( 1+ rt )r dengan r =( )– 1
𝑃0
dimana:
10
2.4.3 Metode Eksponensial
Metode eksponensial menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara
sedikit-sedikit sepanjang tahun, berbeda dengan metode geometrik yang mengasumsikan
bahwa pertambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama kurun waktu tertentu.
Formula yang digunakan pada metode eksponensial adalah:
1 𝑃𝑡
Pt = P0en dengan r = In ( )
𝑡 𝑃0
dimana:
e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural (ln) yang besarnya adalah
2,7182818(Handiyatmo, Sahara, and Rangkuti 2010).
11
2.6 Prinsip Pengolahan Airl Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam
(Kencanawati 2016).
12
BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
13
Gambar 2.1Peta Digitasi Kelurahan mayang mangurai
3.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Kelurahan Mayang Mangurai mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Berikut ini merupakan data jumlah penduduk Kelurahan Mayang Mangurai dari Tahun 2011
sampai 2020 yang diambil dari data badan pusat statistik Kota Jambi pada buku Kecamatan
Jelutung pada angka 2021 yang dapat dilihat pada Tabel
14
2020 23576 2419 11,43
Institutional Facilities
No Sumber Unit
1 TK 33
2 SD 21
3 SLTP 6
4 MTs 1
5 SMA/SMK 5
6 Ma 2
7 Smk 4
8 Perguruan Tinggi 3
9 Rumah Sakit 2
10 Puskesmas Pembantu 4
11 Puskesmas 2
12 Poliklinik 3
13 Apotek 5
Recidential Area
No Sumber Unit
1 Masjid 69
2 Musholla 92
3 Gereja protestan 11
4 gerejakatolik 1
5 vihara 1
6 Hotel 10
7 Motel/Losmen 3
15
8 Rumah Makan 45
9 Kantor Pos 3
Commercial Area
No Sumber Unit
1 Kelompok Pertokoan 35
2 Pasar Bangunan Permanen 4
3 Pasar Bangunan Semi Permanen 2
4 Minimarket/Swalayan 29
5 Toko 1181
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai digunakan Tahun 2011-2020
17
Eksponensial di Kelurahan Mayang Mangurai digunakan pada tahun 2011 hingga tahun 2020
dengan menggunakan Miscrosoft Excel 2016.
a. Metode Geometri
Jumlah Jumlah
Tahun r Tahun r
Penduduk Penduduk
2011 15754 2027 32258
2012 16476 2028 33736
2013 17230 2029 35282
2014 18020 2030 36898
2015 18845 2031 38588
2016 19709 2032 40356
2017 20612 2033 42205
2018 21556 2034 0,0458111 44138
0,0458111
2019 22543 2035 46160
2020 23576 2036 48275
2021 24656 2037 50487
2022 25786 2038 52799
2023 26967 2039 55218
2024 28202 2040 57748
2025 29494 2041 60393
2026 30845
18
b. Metode Aritmatika
Metode Aritmatika dikenal juga dengan sebutan metode rata-rata hilang. Metode ini
digunakan apabila terjadi penambahan populasi secara periodik dan relatif konstan.
Pertumbuhan penduduk ini biasanya terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi rendah, dan pengembangan kota tidak terlalu pesat. Proyeksi
penduduk Kelurahan Mayang Mangurai dengan menggunakan metode Aritmatika dapat
dilihat pada Tabel 4.3sebagai berikut.
Jumlah Jumlah
Tahun r Tahun r
Penduduk Penduduk
2011 15754 2027 29660
2012 16623 2028 30529
2013 17492 2029 31398
2014 18361 2030 32267
2015 19230 2031 33136
2016 20100 2032 34005
2017 20969 2033 34874
2018 21838 2034 869,111111 35744
869,111111
2019 22707 2035 36613
2020 23576 2036 37482
2021 24445 2037 38351
2022 25314 2038 39220
2023 26183 2039 40089
2024 27052 2040 40958
2025 27922 2041 41827
2026 28791
19
c. Metode Eksponensial
Jumlah Jumlah
Tahun r Tahun r
Penduduk Penduduk
2011 15754 2027 32273
2012 16476 2028 33752
2013 17231 2029 35300
2014 18021 2030 36918
2015 18847 2031 38610
2016 19711 2032 40380
2017 20615 2033 42231
2018 21560 2034 0,044792772 44167
0,044792772
2019 2258 2035 46192
2020 23582 2036 48309
2021 24663 2037 50524
2022 25794 2038 52840
2023 26976 2039 55262
2024 28213 2040 57795
2025 29506 2041 60445
2026 30858
Jumlah penduduk pada Kelurahan Mayang Mangurai pada tahun 2011 hingga tahun
2041mengalami peningkatan di setiap tahunnya, baik itu menggunakan metode Geometri,
metode Aritmatikaataupun metode Eksponensial. Terlihat pada Gambar 4.1adanya
peningkatan pertumbuhan penduduk di Kelurahan Mayang Mangurai pada tahun 2011 hingga
tahun 2041.
20
Grafik Pertumbuhan Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang
Mangurai Tahun 2011-2041
70000
Metode Geometrik;
60000
60393
Jumlah Penduduk
50000 Metode
Eksponensial; 60445
40000 Metode Aritmatika;
41827
30000
20000
10000
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Tahun
Gambar 4.1. Pertumbuhan Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2011-
2041
Penentuan metode yang tepat dan yang akan digunakan dalam memproyeksi penduduk
adalah metode dengan nilai standar deviasi yang paling kecil dan koefisien korelasinya
mendekati 1 atau r = 1 yang telah dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2013. Hasil
uji korelasi dan standar deviasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut.
Eksponensia
Geometri Aritmatika
l
2631,36456
Standar Deviasi 2630,661827 2632,68097
3
Korelasi R2 (Koefisien Korelasi Mendekati 0,97715260
0,975341522 0,975339588
1) 7
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasiyang paling
mendekati 1 atau r = 1 adalah metode Geometridan juga nilai standar deviasi yang paling
kecil adalah metode Geometri dan metode Eksponensial. Dikarenakan kedua metode
21
memiliki nilai koefisien korelasi dan nilai standar deviasi yang sama, maka tim peneliti
memilih untuk menggunakan metode Geometri sebagai metode untuk memproyeksikan
jumlah penduduk di Kelurahan Mayang Mangurai.
Q= Jumlah (unit) x Pemakaian Air (L/unit/hari) x Persentase Air menjadi Air Limbah
(%)
Nilai faktor ekuivalen populasi (Pe) yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel
4.6 sebagai berikut.
Jenis Bangunan Pe
Residensial 5 per rumah
Komersial (termasuk kantor,
perbelanjaan, tempat rekreasi, 3 per 100 m2 gross area
restoran, cafeteria, dan teater)
Rumah sakit 4 per bed
Hotel 4 per kamar
Pabrik (tidak termasuk proses air) 0,3 per staff
Pasar (tipe yang basah) 3 per kios
SPBU/tempat servis 18 per service bay
Terminal Bus 4 per bus bay
Terminal taxi 4 per taxi bay
Masjid 0.5 per orang
Stadion 0.2 per orang
22
Jenis Bangunan Pe
Sekolah/institusi
0.2 per orang
- Sekolah/institusi
1 per murid
- Fully residential
0.2 per murid untuk non residensial
- Partial residential
dan 1 untuk murid residensial
Kolam berenang 0,5 per orang
Toilet umum 16 per wc
Bandara 0,2 per penumpang; 0,3 per pekerja
Laundry 10 per mesin
Taman golf 20 per hole
Gereja/temple 0,2 per orang
Perhitungan
A. Area Resindensial
1) Kesehatan
a) Rumah Sakit
- Tahun 2023
Q = 788 bed x 4 per bed x225 L/c.d
= 709.200 L/hari
= 709,2 m3/hari
- Tahun 2027
Q = 888 bed x 4 per bed x 225 L/c.d
= 799.200 L/hari
= 799,2 m3/hari
- Tahun 2041
Q = 988 bed x 4 per bed x 225 L/c.d
= 889.200 L/hari
= 889,2 m3/hari
b) Puskesmas
- Tahun 2023
Q =2 unit x 4 per bed x 225 L/c.d
23
= 1.800 L/hari
= 1,80 m3/hari
- Tahun 2027
Q = 4 unit x 4 per bed x 225 L/c.d
= 3.600 L/hari
= 3,6 m3/hari
- Tahun 2041
Q = 6 unit x 4 per bed x 225 L/c.d
= 5.400 L/hari
= 5,4 m3/hari
2) Peribadatan
a) Masjid
- Tahun 2023
Q = 27 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.037,5 L/hari
= 3,0375 m3/hari
- Tahun 2027
Q = 29 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.262,5 L/hari
= 3,2625m3/hari
- Tahun 2041
Q = 31 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.487,5 L/hari
= 3,4875m3/hari
b) Mushalla
- Tahun 2023
Q = 20 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 2.250 L/hari
= 2,25m3/hari
- Tahun 2027
Q = 24 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
24
= 2.700 L/hari
= 2,7 m3/hari
- Tahun 2041
Q = 28 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.150 L/hari
= 3,15m3/hari
c) Gereja
- Tahun 2023
Q = 1 unit x 0,2 per orang x 225 L/c.d
= 45 L/hari
= 0,045m3/hari
- Tahun 2027
Q = 2 unit x 0,2 per orang x 225 L/c.d
= 90 L/hari
= 0,09m3/hari
- Tahun 2041
Q = 3 unit x 0,2 per orang x 225 L/c.d
= 135 L/hari
= 0,135m3/hari
3) Pendidikan
- Tahun 2023
Q = 1268 murid x 0,2 per murid x 225 L/c.d
= 57.060 L/hari
= 57,06m3/hari
- Tahun 2027
Q = 1468 murid x 0,2 per murid x 225 L/c.d
= 66.060 L/hari
= 66,06m3/hari
- Tahun 2041
Q = 1668 murid x 0,2 per murid x 225 L/c.d
= 75.060 L/hari
= 75,06m3/hari
25
4) Pasar
- Tahun 2023
Q = 43 kios x 3 per kiosx 225 L/c.d
= 29.025 L/hari
= 29,025 m3/hari
- Tahun 2027
B. Area Komersial
1) Perkantoran
- Tahun 2023
26
2. People Accumulation (PA)
a) Average Dry Weather Flows (ADWF)
- Tahun 2023
Jumlah penduduk = 26.967 jiwa
Asumsi penggunaan air bersih = 130 L/jiwa/hari
Air limbah domestik = 80%
Persentase Air Menjadi Air Limbah = 80%
Sehingga:
ADWF = 26.967 jiwa x 130 L/jiwa/hari x 80% x 80%
= 2.243.654,4L/hari
= 2.243,65 m3/hari
- Tahun 2027
Jumlah penduduk = 32.258 jiwa
Asumsi penggunaan air bersih = 130 L/jiwa/hari
Air limbah domestik = 80%
Persentase Air Menjadi Air Limbah = 80%
Sehingga
ADWF = 32.258 jiwa x 130 L/jiwa/hari x 80% x 80%
= 2.683.865,6 L/hari
=2.683,86 m3/hari
- Tahun 2041
Jumlah penduduk = 60.393 jiwa
Asumsi penggunaan air bersih = 130 L/jiwa/hari
Air limbah domestik = 80%
Persentase Air Menjadi Air Limbah = 80%
Sehingga:
ADWF = 60.393 jiwa x 130 L/jiwa/hari x 80% x 80%
= 5.024.697,6 L/hari
= 5.024,69 m3/hari
Tabel 4.7 Rekapitulasi ADWF
27
hun Penduduk (Jiwa) at si Air Pemakaian (Lt/Hari) (m3/hari)
Pelay Rata-
anan Rata
(Lt/Jiwa
/Hari)
202
3 26,967 80% 130 2,804,568 2,243.65
202
7 32,258 80% 130 3,354,832 2,683.87
204
1 60,393 80% 130 6,280,872 5,024.70
28
Tabel 4.8 Rekapitulasi AWWF
29
d) Total Daily Average Flowrate (TDF)
- Tahun 2023
TDF = AWWF -PWWF
= 1.750,5 m3/hari– 5.676,43m3/hari
= 7.426,93 m3/hari
- Tahun 2027
TDF = AWWF - PWWF
= 1.750,5 m3/hari – 6.414,45 m3/hari
= 8.164,95 m3/hari
- Tahun 2041
TDF = AWWF - PWWF
= 1.750,5 m3/hari – 9.999,15m3/hari
= 11.749,65 m3/hari
Tabel 4.10 Rekapitulasi TDF
a. Instutional Facilities
a) Pendidikan
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 1268pelajar x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 12.680 Lt/hari
= 0,80 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 1468pelajarx 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 14.680 Lt/hari
= 1,60 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 1668pelajar x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 16.680 Lt/hari
= 2,40 m3/hari
30
b. Residential Area
a) Masjid
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 27 unit x 3.000 Lt/unit/hari x 80%
= 64.800 Lt/hari
= 64,80 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 29 unit x 3.000 Lt/unit/hari x 80%
= 69.600 Lt/hari
= 69,60 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 31 unit x 3.000 Lt/unit/hari x 80%
= 74.400 Lt/hari
= 74,40 m3/hari
b) Musholla
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 20 unit x 2.000 Lt/unit/hari x 80%
= 32.000 Lt/hari
= 32,00 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 24 unit x 2.000 Lt/unit/hari x 80%
= 38.400 Lt/hari
= 38,40 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 28 unit x 2.000 Lt/unit/hari x 80%
= 44.800 Lt/hari
= 44,80 m3/hari
c) Gereja
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 1 unit x 1.000 Lt/unit/hari x 80%
= 800 Lt/hari
= 0,80 m3/hari
31
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 2 unit x 1.000 Lt/unit/hari x 80%
=1.600 Lt/hari
= 1,60 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 3 unit x 1.000 Lt/unit/hari x 80%
= 2.400 Lt/hari
= 2,40 m3/hari
c. Commercial District
a) Pusat Perbelanjaan
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 0,87 Ha x 12.000 Lt/Ha/hari x 80%
= 8,352 Lt/hari
=8,35 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 0,87 Ha x 12.000 Lt/Ha/hari x 80%
= 8,352 Lt/hari
= 8,35 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 0,87 Ha x 12.000 Lt/Ha/hari x 80%
= 8,352 Lt/hari
= 8,35m3/hari
b) Perkantoran
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 43 pegawai x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 344 Lt/hari
= 0,34 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 49 pegawai x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 392 Lt/hari
= 0,392 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 55 pegawai x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 440 Lt/hari
32
= 0,44 m3/hari
Gambar 4.2. Jaringan pipa air limbah domestik kelurahan mayang mangurai
33
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Habib Prasetia, Mohammad Razif, and Atiek Moesriati. 2016. “Perancangan Ulang
Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Proses Anaerobic Baffled Reactor
Dan Anaerobic Filter.” Jurnal Teknik ITS 5(2).
Filliazati, Mega, Isna Apriani, and Titin Anita Zahara. 2013. “Pengolahan Limbah Cair
Domestik Dengan Biofilter Aerob Menggunakan Media Bioball Dan Tanaman
Kiambang.” Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah 1(1): 1–10.
Handiyatmo, Dendi, Idha Sahara, and Hasnani Rangkuti. 2010. BPS-Jakarta Pedoman
Penghitungan Proyeksi Penduduk Dan Angkatan Kerja.
Kencanawati, Cok Istri Putri Kusuma. 2016. “Sistem Pengelolaan Air Limbah Dan Sampah.”
Sistem Pengolahan Air LImbah (7473): 1–55.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5099c1d958ba3deb6270dea7
d2bc8bf6.pdf.
Khaliq, Abdul. 2019. “Analisis Sistem Pengolahan Air Limbah Pada Kelurahan Kelayan Luar
Kawasan Ipal Pekapuran Raya Pd Pal Kota Banjarmasin.” Jurnal Poros Teknik 7(1):
34–42.
Mende, Jessica C C, Veronica A Kumurur, and Ingerid L Moniaga. 2015. “Kajian Sistem
Pengelolaan Air Limbah Pada Permukiman Di Kawasan Sekitar Danau Tondano
(Studi Kasus: Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa).” Sabua 7(1): 395–406.
Mubin, Fathul, Alex Binilang, and Fuad Halim. 2017. “Perencanaan Sistem Pengolahan Air
Limbah Domestik Di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.” Jurnal Teknik ITS
6(2).
Nugraha, Yosep Widi, and Setiyono Setiyono. 2020. “Desain Instalasi Pengolahan Air
Limbah Industri Pt Natura Perisa Aroma Lampung.” Jurnal Air Indonesia 11(2): 60–
78.
Rahmat, B, and Anwar Mallongi. 2018. “Studi Karakteristik Dan Kualitas BOD Dan COD
Limbah Cair.” Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) 1(69): 1–16.
Sulistia, Susi, and Alifya Cahaya Septisya. 2020. “Analisis Kualitas Air Limbah Domestik
Perkantoran.” Jurnal Rekayasa Lingkungan 12(1): 41–57.
34