Anda di halaman 1dari 37

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH

DOMESTIK
“ Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi “

Disusun oleh :

Novella Aprilia Balqisty (M1D119002)


Rifanda Antoni Setiawan (M1D119003)
Hairul Mursalin (M1D119005)
Indri Novita Sari (M1D119011)
Fajar Ilham Maulana (M1D119016)
Melly Destri (M1D119018)

Dosen :

HARIESTYAVIARECO, B.Eng., M.Eng.


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugasPerencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
Domesik Flow Rate Projection Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota
Jambi. Adapun tujuan dari penulisan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas
DosenHariestya Viareco, B.Eng., M.Eng. pada mata kuliah Perencanaan Bangunan
Pengolahan Air Limbah Domesik Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana flow rate air limbah domestik pada Kelurahan Lebak Bandung
Kecamatan Jelutung, Kota Jambi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jambi , 25 September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
I.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................................... 2
I.3 Ruang Lingkup.................................................................................................................. 2
I.4 Sumber Data...................................................................................................................... 2
I.5 Metodologi ........................................................................................................................ 2
BAB II TIINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
2.1 Air Limbah ....................................................................................................................... 4
2.2 Sumber Air Limbah .......................................................................................................... 5
2.3 Karakteristik Air Limbah Domestik ................................................................................. 6
2.3.1 Karakteristik Fisika.................................................................................................... 6
2.3.2 Karakteristik Kimia ................................................................................................... 7
2.3.3 Karakteristik Biologi ................................................................................................. 9
2.4 Metode Proyeksi Penduduk.............................................................................................. 9
2.4.1 Metode Aritmatik .................................................................................................... 10
2.4.2 Metode Geometrik ................................................................................................... 10
2.4.3 Metode Eksponensial ............................................................................................... 11
2.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik ..................................................................... 11
2.6 Prinsip Pengolahan Airl Limbah .................................................................................... 12
BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN .............................................. 13
3.1 Letak Geografis .............................................................................................................. 13
3.2 Kependudukan ................................................................................................................ 14
3.3 Fasilitas Umum .............................................................................................................. 15
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................ 17
4.1 Hasil Perhitungan Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai ........................... 17
4.2 Perhitungan Debit Air Limbah Domestik Kelurahan Mayang Mangurai ...................... 22
4.3 Jaringan Pipa Air Limbah Domestik .............................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 34

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Berbicara mengenai pencemaran air, biasanya yang terlintas dipikiran kita adalah
limbah cair dari industri pabrik saja.Padahal dari rumah tangga, pasar, sawah, rumah sakit,
dsb juga berperan banyak dalam tercemarnya air.Air yang mengandung detergen, tinja dan
sisa makanan yang masuk kesaluran pembuangan air setiap harinya dapat mempengaruhi
keseimbangan fisika dan kimiawi air. Pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan,
dimana proses perjalanan air tanah membutuhkan waktu ribuan tahun, sehingga jika
pengambilan air tanah dilakukan secara berlebihan maka lama kelamaan air tanah akan habis.

Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah,
mengurangi BOD, COD dan partikel tercampur menghilangkan bahan nutrisi dan komponen
beracun, menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organic, menghilangkan
mikroorganisme pathogen.Namun sejalan dengan perkembangannya tujuan pengolahan air
limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan lingkungan.

Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan
peralatan.Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam
stabilisasi.Sedangkan pengolahan air limbah dengan bantuan peralatan biasanya dilakukan
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).Pada umumnya, sebelum dilakukan
pengolahan terhadap air limbah, bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah
mengendap atau bahanbahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Bahan tersuspensi
yang berukuran besar biasanya dilakukan screening (penyaringan) dan bahan tersuspensi
yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.

Dalam IPAL ini terdapat tangki pembusukan yang merupakan sarana paling
bermanfaat dan memuaskan diantara unit sarana pembuangan tinja dan 2 limbah cair yang
lain yang menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk menangkap buangan dari
rumah perorangan , kelompok rumah kecil, atau kantor yang terletak di luar jangkauan
system saluran limbah cair. Adapun bagian yang lain yaitu bak kontrol, bak pengendap
(settler), bak Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perlu dikelola dengan baik agar dapat
beroperasi secara optimum sehingga air limbah yang diolah dapat sesuai dengan baku mutu

1
yang ditetapkan. Kelembagaan pengelola IPAL perlu dibentuk agar pengelola IPAL dapat
ditangani dengan baik dan terstruktur. Dalam kelembagaan tersebut dibuat standart operasi
pengolahan air limbah tata cara perawatan dan perbaikan IPAL, pengambilan sample dan
melakukan pelaporan secara berkala. Sumber daya manusia menjadi aspek penting lainnya
dalam pengelolaan IPAL.Perlu adanya SDM yang memahami teknis operasional IPAL,
teknik pengambilan sampel dan memahami aspek administrasi pelaporan dan evaluasi kinerja
IPAL.Pada pengoperasiannya IPAL membutuhkan perawatan rutin penggunaan bahan kimia,
melakukan uji kualitas air limbah dan perbaikan ringan lainnya.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari perencanaan ini adalah untuk memberikan masukan dan alternatif sistem
pengolahan air limbah domestik Kelurahan mayang mangurai.Tujuan dari perencanaan ini
adalah merancang secara rinci Instalasi Pengolahan AirLimbah (IPAL) domestic mayang
mangurai.Agar setiap Kabupaten/Kota memiliki Rencana Indukpengembangan prasarana dan
sarana air limbah yang sistematis,terarah, terpadu dan tanggap terhadap kebutuhan
sesuaikarakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah, sertatanggap terhadap kebutuhan
stakeholder (pemerintah, investordan masyarakat)

I.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup perencanaan ini adalah:
1. Studi gambaran umum mayang mangurai (kondisi geografis, topografi, jumlah
2. penduduk, fasilitas pendukung, dan sebagainya).
3. Menetapkan lokasi perencanaan IPAL.
4. Memperkirakan debit air buangan yang masuk ke IPAL dari daerah pelayanan IPAL.
5. Analisis karekteristik air buangan yang masuk ke IPAL.
6. Menentukan kriteria desain pengolahan, alternatif sistem pengolahan, dan penentuan
7. sistem alternatif yang terpilih.
8. Menentukan dimensi unit-unit sistem terpilih dan peralatan yang diperlukan.
9. Menggambar perencanaan unit-unit sistem pengolahan.

I.4 Sumber Data


Badan pusat statistik dan jambi dalam angka

I.5 Metodologi
1. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di alam barajo dalam aspek

2
kualitas lingkungan sehingga akan diperoleh kondisi eksisting hingga feasibility dari
perencanaan IPAL.
2. Studi Literatur
Mencari dan mempelajari data-data teoritis pendukung yang akan digunakan dalam
perencanaan disain IPAL domestik. Sumber-sumber yang dapat digunakan ialah sumber
yang berasal dari perpustakaan, internet maupun layanan publik.
3. Pengambilan data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL dapat diambil di
pemerintah Kota setempat. Baik itu Dinas Kependudukan, Dinas Pekerjaan Umum,
maupun Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Kota jambi kelurahan mayang mangurai
kecamatan alam barajo

3
BAB II
TIINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Limbah


Air limbah/buangan adalah kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang
berasal dari daerah pemukiman, perkotaan, perdagangan, dan industri, bersama-sama dengan
air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada(Rahmat and Mallongi 2018). Air
limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair yang mengandung bahan kimia yang
sukar untuk dihilangkan dan berbahaya, sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak
mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan, air limbah yaitu air dari suatu
daerah pemukiman, perkantoran dan industri yang telah dipergunakan untuk berbagai
keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan
baik. Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih
dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana
pengelolaan yang baik, agar tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan, tidak
menimbulkan kerusakan pada flora dan fauna yang hidup di air, tidak mengakibatkan
kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum dan tidak menimbulkan bau atau aroma
tidak sedap (Khaliq 2019).

Air limbah domestik adalah limbah cair yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, dan kotoran manusia(Mende, Kumurur, and Moniaga 2015).Air limbah domestik
adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan
(restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Sumber air limbah domestik
adalah seluruh buangan cair yang berasal dari buangan rumah tangga yang meliputi: limbah
domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, dan lainya.
Air limbah domestik umumnya mengadung senyawa polutan organik yang cukup tinggi, dan
dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis (Sulistia and Septisya 2020).

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 68 Tahun


2016, merupakan air sisa dari suatu hasil atau usaha dan/atau kegiatan. Sumber dari air
limbah berasal dari rumah tangga, industri dan mengandung bahan atau zat yang dapat
membahayakan kesehatan manusia dan merusak kelestarian lingkungan hidup. Baku mutu air
limbah merupakan ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam

4
sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Baku Mutu Air Limbah Domestik yang diatur
dalam Permen LHK Nomor 68 Tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut.

Table 1.Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimum


pH - 6-9
COD mg/L 30
BOD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan Lemak mg/L 5
Amoniak Mg/L5 10
Total Coliform Jumlah/100 mL 3000
Debit L/Orang/hari 100
Sumber : PERMEN LHK No. 68 Tahun 2018

2.2 Sumber Air Limbah


Sumber air limbah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.Secara umum air limbah rumah
tangga dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :
a) Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi. Grey
water sering juga disebut dengan istilah sullage. Campuran faeces dan urine
disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air bilasan toilet
disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak terdapat pada excreta.
Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan.
b) Black water, Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogendan air seni
(urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta mikroorganisme
(Mende, Kumurur, and Moniaga 2015)
2. Air Limbah Non Domestik, yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkotaan,
perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah dan
sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama
dengan air limbah rumah tangga (Notoatmodjo 2013).

5
3. Air Limbah Industri yaitu, air limbah yang dihasilkan dari proses produksi yang ada
di kegiatan suatu industri manufaktur atau pabrik (Nugraha and Setiyono 2020).

2.3 Karakteristik Air Limbah Domestik


2.3.1 Karakteristik Fisika
a) Temperatur
Temperatur adalah ukuran panas atau dinginnya air limbah. Temperatur
merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap reaksi kimia,
laju reaksi, kehidupan organisme air danpenggunaan air untuk berbagai aktivitas
sehari-hari. Terjadinya reaksi kimia yang sejalan dengan meningkatnya temperatur,
ditambah dengan terjadinya penurunan kuantitas oksigen pada air permukaan, dapat
menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen terlarut dalam air limbah. (Metcalf and
Eddy, 2003)
b) Padatan
Total padatan adalah semua bahan yang terdapat dalam contoh air setelah
dipanaskan pada suhu 1030C - 1050C selama kurang lebih 1 jam. Total padatan ini
terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved solid) dan total padatan tersuspensi
(total suspensi solid).
• TSS (Total Suspended Solid). Total suspended solid dapat berupa komponen
biotik seperti fitoplankyon, zooplankton, bakteri dan fungi, maupun komponen
abiotik seperti detritus dan partikel anorganik lainnya. Zat padat tersuspensi
merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang heterogen dan berfungsi
sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi
kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
• TDS (Total Dissolved Solid). Total Dissolved Solid merupakan bagian dari
total solid yang berupa padatan terlarut. Pada umumnya analisis total
dissolved solid menggunakan suhu 1800C agar air yang tersumbat dapat
dihilangkan secara mekanis (Notoatmodjo 2013).
c) Warna
Warna dibedakan menjadi true color dan apparent color. True color atau
warna sejati adalah warna yang diakibatkan oleh material koloiddan berasal dari
penguraian zat organik, seperti zat humus, lignin dan asam organik lainnya.

6
Sedangkan apparent color atau warna semua adalah warna yang diakibatkan oleh
materi tersuspensi, seperti red clay soil, pemakaian zat warna oleh industri, pewarna
makanan, cat dan lainnya (Notoatmodjo 2013).
d) Turbiditas atau Kekeruhan
Kekeruhan merupakan suatu kondisi dimana air yang mengandung materi
tersuspensi yang dapat menghalangi masuknya cahaya, sehingga jarak pandang
terganggu. Materi tersuspensi ini dapat berupa nitrogen dan fosfor yang dapat
meningkatkan pertumbuhan alga. Pertumbuhan bakteri dan alga akan meningkatkan
tingkat kekeruhan perairan yang akan berpengaruh pada berkurangnya kadar oksigen
yang terlarut (Notoatmodjo 2013).

2.3.2 Karakteristik Kimia


a. Derajat Keasaman/Ph
pH merupakan derajat keasaman suatu perairan. Nilai pH akan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup organisme perairan. Nilai pH dalam suatu perairan
dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur kimia dan unsur hara yang
bermanfaat bagi kehidupan begetasi akuatik (Notoatmodjo 2013). Nilai pH
menentukan sifat dari suatu larutan yaitu bersifat basa, netral atau basa. Jika pH 1
sangat asam, pH 7 netral, dan pH 14 sangat basa. Nilai pH dapat ditentukan dengan
elektrometrik atau dengan indikator warna (Sulistia and Septisya 2020).
b. Oksigen Terlarut/Dissolved Oxygen (DO)
DO merupakan kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob
mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperatur dan salinitas.
Air dengan konsentrasi DO yang tinggi memiliki kemampuan mengoksidasi yang
baik, sedangkan air memiliki konsemtrasi DO yang rendah apabila terdapat
kandungan pencemar (bahan organik) yang tinggi. Kandungan oksigen merupakan hal
penting bagi kelangsungan hidup organisme perairan, sehingga penentuan kadar DO
dalam air dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas dari suatu air limbah.
Oleh karena itu, analisis DO merupakan kunci yang dapat menentukan tingkat
pencemaran suatu perairan.
c. Alkalinitas
Alkalinitas menggambarkan kemampuan air untuk menetralkan asam.
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia yang menunjukkan jumlah ion karbonat dan
bikarbonat yang mengikat logam alkali tanah pada perairan.

7
d. Bau
Bau yang ditimbulkan oleh air limbah adalah tanda dari adanya pelepasan gas
berbau, seperti H2S. Gas ini ada karena penguraian zat organik sulfat atau belerang
pada kondisi minim oksigen. (Metcalf and Eddy, 2003). Sifat bau limbah disebabkan
karena zat-zat organik yang telah terurai dalam limbah mengeluarkan gas-gas seperti
sulfide atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak bagi penciuman
disebabkan adanya campuran nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah. Timbulnya bau yang diakibatkan limbah
merupakan suatu indicator bahwa terjadi proses alamiah. Dengan adanya bau ini akan
lebih mudah menghindarkan tingkat bahaya yang ditimbulkannya dibandingkan
dengan limbah yang tidak menghasilkan bau (Kencanawati 2016).
e. BOD (Biocheical Oxygen Demand)
BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorgnisme untuk menstabilkan materi organik yang dapat terdekomposisi di
bawah kondisi aerobik (Notoatmodjo 2013). Angka BOD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri (aerobik) untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir
semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam
air. Parameter BOD adalah parameter yang paling banyak digunakan dalam pengujian
air limbah dan air permukaan. Penentuan ini melibatkan pengukuran oksigen terlarut
yang digunakan oleh mikro-organisme untuk menguraikan bahan-bahan
organik(Sulistia and Septisya 2020).
f. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa
organik secara kimiawi. Hasil analisis COD menunjukkan kandungan senyawa
organik yang terdapat dalam air limbah(Notoatmodjo 2013). Chemical Oxygen
Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg
O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zatzat organis dalam 1 liter sampel air,
dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara
alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air(Sulistia and Septisya 2020).
g. Nitrogen
Bentuk nitrogen dalam air limbah antara lain organik nitrogen, ammonia,
nitrit, nitrat dan gas nitrogen. (Hammer dan Hammer Jr., 2008). Nitrogen merupakan
8
senyawa penting dalam sintesis protein. Pada proses pengolahan air limbah secara
biologis biasanya dilakukan pengukuran kadar nitrogen dan fosfor yang merupakan
unsur penting bagi pertumbuhan alga dan organisme biologi lainnya.
h. Minyak dan Lemak
Minyak adalah lemak yang bersifat cair. Keduanya mempunyai komponen
utama karbon dan hidrogen yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Sifat dari
minyak dan lemak relatif stabil dan tidak mudah terdekomposisi oleh bakteri. Dalam
pengolahan air limbah, kandungan minyak dan lemak harus disisihkan agar tidak
mengganggu kehidupan biologi atau ekosistem air pada badan air penerima
(Notoatmodjo 2013).

2.3.3 Karakteristik Biologi


Sifat biologi air limbah domestik perlu diketahui untuk mengetahui kualitas dan
pengukur tingkat air sebelum dibuang ke badan air. Karakteristik biologi dapat dijadikan
parameter dalam mengetahui ada tidaknya pencemaran air dan sumber penyakit yang
diakibatkan oleh organisme patogen dalam air. Organisme patogen yang ditemukan dalam air
limbah domestik dapat berupa bakteri, protozoa dan virus (Notoatmodjo 2013).

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah
banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Pengolahan air limbah secara
biologis dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan kegiatan mikroorganisme
dalam air untuk melakukan transformasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam air
menjadi bentuk atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi bahan-bahan organik
membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik dan memanfaatkan energi yang dihasilkan
dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya(Filliazati, Apriani, and Zahara 2013).

2.4 Metode Proyeksi Penduduk


Proyeksi (projection) adalah perkiraan penduduk berdasarkan sensus (biasanya sensus
terakhir). Disini perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi
mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah sensus. Proyeksi penduduk menurut
Multilingual Demografhic Dictionary adalah : Perhitungan (kalkulasi) yang menunjukkan
keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang. Jadi proyeksi penduduk
menggunakan beberapa asumsi sehingga jumlah penduduk yang akan datang adalah x kalau

9
fertilitas, mortalitas dan migrasi berada pada tingkat tertentu.Dengan Proyeksi Penduduk
maka kita dapat memperhitungkan jumlah penduduk dimasa yang akan datang (Rahmi 2017)

2.4.1 Metode Aritmatik


Proyeksi penduduk dengan metode aritmatik mengasumsikan bahwa jumlah
penduduk pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun. Formula
yang digunakan pada metode proyeksi aritmatik adalah :

1 𝑃𝑡
Pt = P0 ( 1+ rt ) dengan r = ( – 1)
𝑡 𝑃0

dimana:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t

P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar

r = laju pertumbuhan penduduk

t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

2.4.2 Metode Geometrik


Proyeksi penduduk dengan metode geometrik menggunakan asumsi bahwa jumlah
penduduk akan bertambah secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga
majemuk. Laju pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama untuk setiap tahun.
Berikut formula yang digunakan pada metode geometrik:

𝑃𝑡
Pt = P0 ( 1+ rt )r dengan r =( )– 1
𝑃0

dimana:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t

P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar

r = laju pertumbuhan penduduk

t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

10
2.4.3 Metode Eksponensial
Metode eksponensial menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara
sedikit-sedikit sepanjang tahun, berbeda dengan metode geometrik yang mengasumsikan
bahwa pertambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama kurun waktu tertentu.
Formula yang digunakan pada metode eksponensial adalah:

1 𝑃𝑡
Pt = P0en dengan r = In ( )
𝑡 𝑃0

dimana:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t

P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar

r = laju pertumbuhan penduduk

t = periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)

e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural (ln) yang besarnya adalah
2,7182818(Handiyatmo, Sahara, and Rangkuti 2010).

2.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik


Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan
peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam
stabilisasi. Kolam stabilisasi merupakan kolam yang digunakan untuk mengelolah air limbah
secara alamiah. Kolam stabilisasi sangat direkomendasikan untuk pengelolaah air limbah di
daerah tropis dan negara berkembang sebab biaya yang diperlukan untuk membuatnya relatif
murah tetapi membutuhkan area yang luas retention time (waktu tinggal) yang cukup lama
(20-50 hari). Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik (anaerobic
pond), kolam fakultatif (facultative pound) dan kolam maturasi (anaerobic/maturation
pound). Kolam anaerobik biasanya digunakan untuk mengelolah air limbah dengan
kandungan bahan organik yang sangat pekat, sedangkan kolam maturasi biasanya digunakan
untuk memusnakan mikro-organisme di dalam air limbah. Dilakukan pemilihan sistem
pengolahan air limbah dengan mempertimbangkan kondisi tersebut terhadap kemungkinan
penerapan sistem pengolahan terpusat (Off Site System) ataupun sistem pengolahan setempat
(On Site System) dengan membandingkan keuntungan dan kerugian(Mubin, Binilang, and
Halim 2017).

11
2.6 Prinsip Pengolahan Airl Limbah
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam
(Kencanawati 2016).

Tahap-tahap pengoalahan air limbahadalah sebagai berikut :

1) Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)


Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada
instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran
atau pemisahan air dari pertikel-partikel yang dapat merusak alatalat pengolahan air
limbah, seperti pasir, kayu, sampah, plastik dan lain-lain.
2) Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan
partikelpartikel padat organik dan non organik, sehingga partikel padat akan
mengendap (Sludge), sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di
atas/permukaan (Grease).
3) Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan
atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah
4) Pengolahan Akhir (Final Treatment)
Pada tahap ini fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan
organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet.
5) Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)
Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan
yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun
ammonia dari air limbah(Adi, Razif, and Moesriati 2016).

12
BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

3.1 Letak Geografis


Kota Jambi tepatnya Mayang Mangurai adalah salah satu kelurahan di Kecamatan
Alam Barajo, Kota Jambi, Provinsi Jambi kode pos 36129 kode wilayah administrasi
15.71.09.1003 merupakan wilayah yang berada di ibukota Provinsi Jambi yang lebih dikenal
dengan sebutan Jambi Kota Beradat. Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh wilayah Kabupaten
Muaro Jambi baik dari arah Utara, Selatan, Barat maupun di sebelah Timur. Secara geografi
wilayah Kota Jambi terletak di antara : 103º3’1,67” Bujur Timur sampai 103º40’0,22” Bujur
Timur 01º30’2,98” Lintang Selatan sampai 01º40’1,07” Lintang Selatan dengan luas wilayah
205,38 Km2 atau sekitar 0,38 persen dari luas Provinsi Jambi. Wilayah Kota Jambi secara
keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas 20.538 ha atau seluas 205,38 Km2 . Topografi
wilayah Kota Jambi terdiri atas wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %,
bergelombang dengan kemiringan 2 hingga 15 % dan curam dengan kemiringan 15 hingga 40
Dari sisi iklim, Kota Jambi termasuk beriklim tropis.Musim hujan jatuh pada bulan Oktober
sampai April (dipengaruhi oleh Musim Timur Selatan) dan musim kemarau pada bulan April
sampai Oktober (dipengaruhi oleh Musim Barat).Adapun peta digitasi kelurahan Mayang
Mangurai sebagai berikut.

13
Gambar 2.1Peta Digitasi Kelurahan mayang mangurai

3.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Kelurahan Mayang Mangurai mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Berikut ini merupakan data jumlah penduduk Kelurahan Mayang Mangurai dari Tahun 2011
sampai 2020 yang diambil dari data badan pusat statistik Kota Jambi pada buku Kecamatan
Jelutung pada angka 2021 yang dapat dilihat pada Tabel

Tahun Jumlah penduduk jiwa Persentase %


2011 15754
2012 16262 508 3,22
2013 17461 1199 7,37
2014 18760 1299 7,44
2015 19283 523 2,79
2016 19783 500 2,59
2017 20287 504 2,55
2018 20735 448 2,21
2019 21157 422 2,04

14
2020 23576 2419 11,43

3.3 Fasilitas Umum


a. Institutional Facilities Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2020
Tabel 1. Institutional Facilities Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2020

Institutional Facilities
No Sumber Unit
1 TK 33
2 SD 21
3 SLTP 6
4 MTs 1
5 SMA/SMK 5
6 Ma 2
7 Smk 4
8 Perguruan Tinggi 3
9 Rumah Sakit 2
10 Puskesmas Pembantu 4
11 Puskesmas 2
12 Poliklinik 3
13 Apotek 5

b. Recidential Area Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2020


Tabel 2. Recidential Area Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2020

Recidential Area
No Sumber Unit
1 Masjid 69
2 Musholla 92
3 Gereja protestan 11
4 gerejakatolik 1
5 vihara 1
6 Hotel 10
7 Motel/Losmen 3

15
8 Rumah Makan 45
9 Kantor Pos 3

c. Commercial Area Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2020


Tabel 3. Commercial Area Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2020

Commercial Area
No Sumber Unit
1 Kelompok Pertokoan 35
2 Pasar Bangunan Permanen 4
3 Pasar Bangunan Semi Permanen 2
4 Minimarket/Swalayan 29
5 Toko 1181

16
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai


Proyek penduduk adalah perhitungan (perkiraan) jumlah penduduk pada waktu
mendatang berdasarkan jumlah penduduk pada tahun nol (nol) atau dasar dengan interval
waktu yang telah ditentukan. Proyeksi penduduk dapat menggunakan 3 metode proyeksi,
yaitu metode ritmatika, metode geometri dan metode eksponensial. Dalam melakukan
proyeksi di masa mendatang diperlukan data penduduk saat ini pada Kelurahan Mayang
Mangurai sehingga perlu dilakukannya metode proyeksi yang tepat untuk digunakan. Pada
proyeksi jumlah penduduk di Kelurahan Mayang Manguraidigunakan data jumlah penduduk
10 tahun terkhir yaitu pada tahun 2010 hingga tahun 2019. Berikut ini adalah data jumlah
penduduk Kelurahan Mayang Mangurai digunakan dari tahun 2010 hingga tahun 2019 yang
dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai digunakan Tahun 2011-2020

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)


2011 15754
2012 16262
2013 17461
2014 18760
2015 19283
2016 19783
2017 20287
2018 20735
2019 21157
2020 23576
Sumber: Buku Kelurahan Mayang Mangurai digunakandalam Angka

Dalam menentukan metode proyeksi jumlah penduduk seperti metode Geometri,


metode Aritmatika, dan metode Eksponensial maka dipilih dengan menguji korelasi dan
standart deviasi. Tujuan pemilihan metode proyeksi agar hasil proyeksi sesuai dengan
perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah. Berikut adalah hasil perhitungan metode
proyeksi jumlah penduduk dalam metode Geometri, metode Aritmatika dan metode

17
Eksponensial di Kelurahan Mayang Mangurai digunakan pada tahun 2011 hingga tahun 2020
dengan menggunakan Miscrosoft Excel 2016.

a. Metode Geometri

Metode Geometri digunakan apabila jumlah penduduk peningkatannya menunjukkan


angka yang relatif sama dari waktu ke waktu. Proyeksi penduduk Kelurahan Mayang
Mangurai digunakan dengan menggunakan metode Geometri dapat dilihat pada Tabel 4.2
sebagai berikut.

Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai Menggunakan Metode


Geometri

Jumlah Jumlah
Tahun r Tahun r
Penduduk Penduduk
2011 15754 2027 32258
2012 16476 2028 33736
2013 17230 2029 35282
2014 18020 2030 36898
2015 18845 2031 38588
2016 19709 2032 40356
2017 20612 2033 42205
2018 21556 2034 0,0458111 44138
0,0458111
2019 22543 2035 46160
2020 23576 2036 48275
2021 24656 2037 50487
2022 25786 2038 52799
2023 26967 2039 55218
2024 28202 2040 57748
2025 29494 2041 60393
2026 30845

18
b. Metode Aritmatika

Metode Aritmatika dikenal juga dengan sebutan metode rata-rata hilang. Metode ini
digunakan apabila terjadi penambahan populasi secara periodik dan relatif konstan.
Pertumbuhan penduduk ini biasanya terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi rendah, dan pengembangan kota tidak terlalu pesat. Proyeksi
penduduk Kelurahan Mayang Mangurai dengan menggunakan metode Aritmatika dapat
dilihat pada Tabel 4.3sebagai berikut.

Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai Menggunakan Metode


Aritmatika

Jumlah Jumlah
Tahun r Tahun r
Penduduk Penduduk
2011 15754 2027 29660
2012 16623 2028 30529
2013 17492 2029 31398
2014 18361 2030 32267
2015 19230 2031 33136
2016 20100 2032 34005
2017 20969 2033 34874
2018 21838 2034 869,111111 35744
869,111111
2019 22707 2035 36613
2020 23576 2036 37482
2021 24445 2037 38351
2022 25314 2038 39220
2023 26183 2039 40089
2024 27052 2040 40958
2025 27922 2041 41827
2026 28791

19
c. Metode Eksponensial

Metode Eksponensial menggambarkan pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak


signifikan. Proyeksi penduduk Kelurahan Mayang Mangurai dengan menggunakan metode
Eksponensial dapat dilihat pada Tabel 4.4sebagai berikut.

Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai Menggunakan Metode


Eksponensial

Jumlah Jumlah
Tahun r Tahun r
Penduduk Penduduk
2011 15754 2027 32273
2012 16476 2028 33752
2013 17231 2029 35300
2014 18021 2030 36918
2015 18847 2031 38610
2016 19711 2032 40380
2017 20615 2033 42231
2018 21560 2034 0,044792772 44167
0,044792772
2019 2258 2035 46192
2020 23582 2036 48309
2021 24663 2037 50524
2022 25794 2038 52840
2023 26976 2039 55262
2024 28213 2040 57795
2025 29506 2041 60445
2026 30858

Jumlah penduduk pada Kelurahan Mayang Mangurai pada tahun 2011 hingga tahun
2041mengalami peningkatan di setiap tahunnya, baik itu menggunakan metode Geometri,
metode Aritmatikaataupun metode Eksponensial. Terlihat pada Gambar 4.1adanya
peningkatan pertumbuhan penduduk di Kelurahan Mayang Mangurai pada tahun 2011 hingga
tahun 2041.

20
Grafik Pertumbuhan Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang
Mangurai Tahun 2011-2041
70000
Metode Geometrik;
60000
60393
Jumlah Penduduk

50000 Metode
Eksponensial; 60445
40000 Metode Aritmatika;
41827
30000

20000

10000

19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Tahun

Metode Aritmatika Metode Geometrik Metode Eksponensial

Gambar 4.1. Pertumbuhan Proyeksi Penduduk Kelurahan Mayang Mangurai Tahun 2011-
2041

Penentuan metode yang tepat dan yang akan digunakan dalam memproyeksi penduduk
adalah metode dengan nilai standar deviasi yang paling kecil dan koefisien korelasinya
mendekati 1 atau r = 1 yang telah dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel 2013. Hasil
uji korelasi dan standar deviasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5Hasil Uji Korelasi dan Standar Deviasi

Eksponensia
Geometri Aritmatika
l
2631,36456
Standar Deviasi 2630,661827 2632,68097
3
Korelasi R2 (Koefisien Korelasi Mendekati 0,97715260
0,975341522 0,975339588
1) 7

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasiyang paling
mendekati 1 atau r = 1 adalah metode Geometridan juga nilai standar deviasi yang paling
kecil adalah metode Geometri dan metode Eksponensial. Dikarenakan kedua metode
21
memiliki nilai koefisien korelasi dan nilai standar deviasi yang sama, maka tim peneliti
memilih untuk menggunakan metode Geometri sebagai metode untuk memproyeksikan
jumlah penduduk di Kelurahan Mayang Mangurai.

4.2 Perhitungan Debit Air Limbah Domestik Kelurahan Mayang Mangurai


Dalam menghitung debit air limbah domestik terdapat 2 metode, yaitu People
Equivalent (PE) dan People Accumulation (PA).

1. People Equivalent (PE)

Berdasarkan tempatnya, perhitungan aliran limbah harian dapat menggunakan rumus


sebagai berikut:

Q = Jumlah (per bed/per murid/dll) x Nilai Pe x Tingkat Kontribusi Limbah per


Kapitaatau dengan rumus per unit nya sebagai berikut.

Q= Jumlah (unit) x Pemakaian Air (L/unit/hari) x Persentase Air menjadi Air Limbah
(%)
Nilai faktor ekuivalen populasi (Pe) yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel
4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6Recommended Population Equivalent Factors

Jenis Bangunan Pe
Residensial 5 per rumah
Komersial (termasuk kantor,
perbelanjaan, tempat rekreasi, 3 per 100 m2 gross area
restoran, cafeteria, dan teater)
Rumah sakit 4 per bed
Hotel 4 per kamar
Pabrik (tidak termasuk proses air) 0,3 per staff
Pasar (tipe yang basah) 3 per kios
SPBU/tempat servis 18 per service bay
Terminal Bus 4 per bus bay
Terminal taxi 4 per taxi bay
Masjid 0.5 per orang
Stadion 0.2 per orang

22
Jenis Bangunan Pe

Sekolah/institusi
0.2 per orang
- Sekolah/institusi
1 per murid
- Fully residential
0.2 per murid untuk non residensial
- Partial residential
dan 1 untuk murid residensial
Kolam berenang 0,5 per orang
Toilet umum 16 per wc
Bandara 0,2 per penumpang; 0,3 per pekerja
Laundry 10 per mesin
Taman golf 20 per hole
Gereja/temple 0,2 per orang

Perhitungan

A. Area Resindensial
1) Kesehatan
a) Rumah Sakit
- Tahun 2023
Q = 788 bed x 4 per bed x225 L/c.d
= 709.200 L/hari
= 709,2 m3/hari
- Tahun 2027
Q = 888 bed x 4 per bed x 225 L/c.d
= 799.200 L/hari
= 799,2 m3/hari
- Tahun 2041
Q = 988 bed x 4 per bed x 225 L/c.d
= 889.200 L/hari
= 889,2 m3/hari
b) Puskesmas
- Tahun 2023
Q =2 unit x 4 per bed x 225 L/c.d

23
= 1.800 L/hari
= 1,80 m3/hari
- Tahun 2027
Q = 4 unit x 4 per bed x 225 L/c.d
= 3.600 L/hari
= 3,6 m3/hari
- Tahun 2041
Q = 6 unit x 4 per bed x 225 L/c.d
= 5.400 L/hari
= 5,4 m3/hari

2) Peribadatan
a) Masjid
- Tahun 2023
Q = 27 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.037,5 L/hari
= 3,0375 m3/hari
- Tahun 2027
Q = 29 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.262,5 L/hari
= 3,2625m3/hari
- Tahun 2041
Q = 31 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.487,5 L/hari
= 3,4875m3/hari
b) Mushalla
- Tahun 2023
Q = 20 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 2.250 L/hari
= 2,25m3/hari
- Tahun 2027
Q = 24 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d

24
= 2.700 L/hari
= 2,7 m3/hari
- Tahun 2041
Q = 28 unit x 0,5 per orang x 225 L/c.d
= 3.150 L/hari
= 3,15m3/hari
c) Gereja
- Tahun 2023
Q = 1 unit x 0,2 per orang x 225 L/c.d
= 45 L/hari
= 0,045m3/hari
- Tahun 2027
Q = 2 unit x 0,2 per orang x 225 L/c.d
= 90 L/hari
= 0,09m3/hari
- Tahun 2041
Q = 3 unit x 0,2 per orang x 225 L/c.d
= 135 L/hari
= 0,135m3/hari

3) Pendidikan
- Tahun 2023
Q = 1268 murid x 0,2 per murid x 225 L/c.d
= 57.060 L/hari
= 57,06m3/hari
- Tahun 2027
Q = 1468 murid x 0,2 per murid x 225 L/c.d
= 66.060 L/hari
= 66,06m3/hari
- Tahun 2041
Q = 1668 murid x 0,2 per murid x 225 L/c.d
= 75.060 L/hari
= 75,06m3/hari

25
4) Pasar
- Tahun 2023
Q = 43 kios x 3 per kiosx 225 L/c.d
= 29.025 L/hari
= 29,025 m3/hari
- Tahun 2027

Q = 49 kios x 3 per kios x 225 L/c.d


= 33.075 L/hari
= 33,075m3/hari
- Tahun 2041

Q = 55 kiosx 3 per kios x 225 L/c.d


= 37.125 L/hari
= 37,125m3/hari

B. Area Komersial
1) Perkantoran
- Tahun 2023

Q = 0,87x 3 per 100 m2 gross area x 225 L/c.d


= 8.352 L/hari
= 8,35m3/hari
- Tahun 2027

Q = 0,87 x 3 per 100 m2 gross area x 225 L/c.d


= 8.352 L/hari
= 8,35 m3/hari
- Tahun 2041

Q = 0,87 x 3 per 100 m2 gross area x 225 L/c.d


= 8.352 L/hari
= 8,35 m3/hari

26
2. People Accumulation (PA)
a) Average Dry Weather Flows (ADWF)
- Tahun 2023
Jumlah penduduk = 26.967 jiwa
Asumsi penggunaan air bersih = 130 L/jiwa/hari
Air limbah domestik = 80%
Persentase Air Menjadi Air Limbah = 80%
Sehingga:
ADWF = 26.967 jiwa x 130 L/jiwa/hari x 80% x 80%
= 2.243.654,4L/hari
= 2.243,65 m3/hari

- Tahun 2027
Jumlah penduduk = 32.258 jiwa
Asumsi penggunaan air bersih = 130 L/jiwa/hari
Air limbah domestik = 80%
Persentase Air Menjadi Air Limbah = 80%
Sehingga
ADWF = 32.258 jiwa x 130 L/jiwa/hari x 80% x 80%
= 2.683.865,6 L/hari
=2.683,86 m3/hari

- Tahun 2041
Jumlah penduduk = 60.393 jiwa
Asumsi penggunaan air bersih = 130 L/jiwa/hari
Air limbah domestik = 80%
Persentase Air Menjadi Air Limbah = 80%
Sehingga:
ADWF = 60.393 jiwa x 130 L/jiwa/hari x 80% x 80%
= 5.024.697,6 L/hari
= 5.024,69 m3/hari
Tabel 4.7 Rekapitulasi ADWF

Ta Jumlah Tingk Konsum Jumlah Arus air limbah

27
hun Penduduk (Jiwa) at si Air Pemakaian (Lt/Hari) (m3/hari)
Pelay Rata-
anan Rata
(Lt/Jiwa
/Hari)
202
3 26,967 80% 130 2,804,568 2,243.65
202
7 32,258 80% 130 3,354,832 2,683.87
204
1 60,393 80% 130 6,280,872 5,024.70

b) Average Wet Weather Flows (AWWF)


- Tahun 2023
Jumlah penduduk = 26.967 jiwa
Asumsi penggunaan air bersih = 130 L/jiwa/hari
Air limbah domestik = 80%
Luas daerah = 389 Ha
Asumsi IF = 4,5 m3/Ha.hari
Sehingga:
AWWF = 389 Ha x 4,5 m3/Ha.hari
= 1.750,5 L/liter
= 1,7505 m3/hari
- Tahun 2027
Luas daerah = 389 Ha
Asumsi IF = 4,5 m3/Ha.hari
Sehingga:
AWWF = 389 Ha x 4,5 m3/Ha.hari
= 1.750,5 L/liter
= 1,7505 m3/hari
- Tahun 2041
Luas daerah = 389 Ha
Asumsi IF = 4,5 m3/Ha.hari
Sehingga:
AWWF = 389 Ha x 4,5 m3/Ha.hari
= 1.750,5 L/liter
= 1,7505 m3/hari

28
Tabel 4.8 Rekapitulasi AWWF

Tahun Luas Daerah (Ha) IF AWWF (m3/d)


2023 389 4,5 1.750,5
2027 389 4,5 1.750,5
2041 389 4,5 1.750,5

c) Peak Wet Weather Flows (PWWF)


- Tahun 2023
ADWF = 2.243,65 m3/hari
Asumsi PF = 2,53
Sehingga:
PWWF = ADWF x PF
= 2.243,65 m3/hari x 2,53
= 5676,43 m3/hari
- Tahun 2027
ADWF = 2.683,87 m3/hari
Asumsi PF = 2,39
Sehingga:
PWWF = ADWF x PF
= 2.683,87 m3/hari x 2,39
= 6114,15 m3/hari
- Tahun 2041
ADWF = 25.024,70 m3/hari
Asumsi PF = 1,99
Sehingga:
PWWF = ADWF x PF
= 2.683,87 m3/hari x 1,99
= 6114,15 m3/hari
Tabel 4.9 Rekapitulasi PWWF

Tahun ADWF PF PWWF


2023 2,243.65 2.53 5676.43
2027 2,683.87 2.39 6414.45
2042 5,024.70 1.99 9999.15

29
d) Total Daily Average Flowrate (TDF)
- Tahun 2023
TDF = AWWF -PWWF
= 1.750,5 m3/hari– 5.676,43m3/hari
= 7.426,93 m3/hari
- Tahun 2027
TDF = AWWF - PWWF
= 1.750,5 m3/hari – 6.414,45 m3/hari
= 8.164,95 m3/hari
- Tahun 2041
TDF = AWWF - PWWF
= 1.750,5 m3/hari – 9.999,15m3/hari
= 11.749,65 m3/hari
Tabel 4.10 Rekapitulasi TDF

Tahun AWWF PWWF TDF


2023 1750.5 5676.43 7426.93
2027 1750.5 6414.45 8164.95
2042 1750.5 9999.15 11749.65

a. Instutional Facilities
a) Pendidikan
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 1268pelajar x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 12.680 Lt/hari
= 0,80 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 1468pelajarx 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 14.680 Lt/hari
= 1,60 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 1668pelajar x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 16.680 Lt/hari
= 2,40 m3/hari

30
b. Residential Area
a) Masjid
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 27 unit x 3.000 Lt/unit/hari x 80%
= 64.800 Lt/hari
= 64,80 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 29 unit x 3.000 Lt/unit/hari x 80%
= 69.600 Lt/hari
= 69,60 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 31 unit x 3.000 Lt/unit/hari x 80%
= 74.400 Lt/hari
= 74,40 m3/hari
b) Musholla
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 20 unit x 2.000 Lt/unit/hari x 80%
= 32.000 Lt/hari
= 32,00 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 24 unit x 2.000 Lt/unit/hari x 80%
= 38.400 Lt/hari
= 38,40 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 28 unit x 2.000 Lt/unit/hari x 80%
= 44.800 Lt/hari
= 44,80 m3/hari
c) Gereja
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 1 unit x 1.000 Lt/unit/hari x 80%
= 800 Lt/hari
= 0,80 m3/hari
31
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 2 unit x 1.000 Lt/unit/hari x 80%
=1.600 Lt/hari
= 1,60 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 3 unit x 1.000 Lt/unit/hari x 80%
= 2.400 Lt/hari
= 2,40 m3/hari
c. Commercial District
a) Pusat Perbelanjaan
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 0,87 Ha x 12.000 Lt/Ha/hari x 80%
= 8,352 Lt/hari
=8,35 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 0,87 Ha x 12.000 Lt/Ha/hari x 80%
= 8,352 Lt/hari
= 8,35 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 0,87 Ha x 12.000 Lt/Ha/hari x 80%
= 8,352 Lt/hari
= 8,35m3/hari
b) Perkantoran
Proyeksi 1 Tahun (Tahun 2023)
Q = 43 pegawai x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 344 Lt/hari
= 0,34 m3/hari
Proyeksi 5 Tahun (Tahun 2027)
Q = 49 pegawai x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 392 Lt/hari
= 0,392 m3/hari
Proyeksi 20 Tahun (Tahun 2041)
Q = 55 pegawai x 10 Lt/pelajar/hari x 80%
= 440 Lt/hari

32
= 0,44 m3/hari

4.3 Jaringan Pipa Air Limbah Domestik


Jaringan pipa air limbah domestik kelurahan mayang mangurai dapat dilihat pada gambar
4.2

Gambar 4.2. Jaringan pipa air limbah domestik kelurahan mayang mangurai

33
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Habib Prasetia, Mohammad Razif, and Atiek Moesriati. 2016. “Perancangan Ulang
Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Proses Anaerobic Baffled Reactor
Dan Anaerobic Filter.” Jurnal Teknik ITS 5(2).

Filliazati, Mega, Isna Apriani, and Titin Anita Zahara. 2013. “Pengolahan Limbah Cair
Domestik Dengan Biofilter Aerob Menggunakan Media Bioball Dan Tanaman
Kiambang.” Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah 1(1): 1–10.

Handiyatmo, Dendi, Idha Sahara, and Hasnani Rangkuti. 2010. BPS-Jakarta Pedoman
Penghitungan Proyeksi Penduduk Dan Angkatan Kerja.

Kencanawati, Cok Istri Putri Kusuma. 2016. “Sistem Pengelolaan Air Limbah Dan Sampah.”
Sistem Pengolahan Air LImbah (7473): 1–55.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/5099c1d958ba3deb6270dea7
d2bc8bf6.pdf.

Khaliq, Abdul. 2019. “Analisis Sistem Pengolahan Air Limbah Pada Kelurahan Kelayan Luar
Kawasan Ipal Pekapuran Raya Pd Pal Kota Banjarmasin.” Jurnal Poros Teknik 7(1):
34–42.

Mende, Jessica C C, Veronica A Kumurur, and Ingerid L Moniaga. 2015. “Kajian Sistem
Pengelolaan Air Limbah Pada Permukiman Di Kawasan Sekitar Danau Tondano
(Studi Kasus: Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa).” Sabua 7(1): 395–406.

Mubin, Fathul, Alex Binilang, and Fuad Halim. 2017. “Perencanaan Sistem Pengolahan Air
Limbah Domestik Di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.” Jurnal Teknik ITS
6(2).

Notoatmodjo. 2013. “Karakteristik Air Limbah Dan Domestik.” Journal of Chemical


Information and Modeling 53(9): 1689–99.

Nugraha, Yosep Widi, and Setiyono Setiyono. 2020. “Desain Instalasi Pengolahan Air
Limbah Industri Pt Natura Perisa Aroma Lampung.” Jurnal Air Indonesia 11(2): 60–
78.

Rahmat, B, and Anwar Mallongi. 2018. “Studi Karakteristik Dan Kualitas BOD Dan COD
Limbah Cair.” Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) 1(69): 1–16.

Rahmi, Lailatur. 2017. “Analisis Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kondisi


Ketenagakerjaan Di Kota Sawahlunto Sumatera Barat.” Georafflesia 2(1): 95–106.

Sulistia, Susi, and Alifya Cahaya Septisya. 2020. “Analisis Kualitas Air Limbah Domestik
Perkantoran.” Jurnal Rekayasa Lingkungan 12(1): 41–57.

34

Anda mungkin juga menyukai