Disusun Oleh:
Kelompok 1
Annisa Rahmawati
Winra Nadeak
Zahra Hanafa
2 STR A
KATA PENGANTAR
Puji syukuri saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah Pengolahan Limbah Cair – B yang
berjudul Perencanaan Unit Pengolahan Limbah Cair I. Dalam penulisan makalah ini kami
mencari mendapat dari berbagai sumber.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, masih terdapat banyak
kekurangan, kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar
kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih
kepada pembacanya.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................5
Daftar Pustaka............................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair
yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan
menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah
tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.
Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik
sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi
perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan.
Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan
limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga
minimal. Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya
sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam
pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan
langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan
upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga
pembuangan limbah produksi (disposal).
1.2 Tujuan
1. Proses Identifikasi
2. Analisis Pendekatan
3. Beban Perlakuan
BAB II
PEMBAHASAN
a) Limbah rumah tangga : biasanya air di dalam limbah rumah tangga adalah air yang tidak
terkandung zat-zat berbahaya.
b) Limbah industri : limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan harus dilakukan
penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu.
karena zat-zat berbahaya itu bisa mematikan fungsi mikro organisme yang berfungsi
menguraikan senyawa-senyawa di dalam air limbah. Penanganan limbah industri tahap awal
ini biasanya dilakukan secara kimiawin dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa
mengeliminasi yang bersifat kotoran umum. zat-zat yang berbahaya.
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan berwujud cair yang
dibuang ke lingkungan dan dapat menurunkan kualitas lingkungan. Padahal di dalam limbah
cair terdapat berbagai macam kombinasi cairan di dalamnya seperti cairan hasil buangan
rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah,
air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan
untuk meminimalkan jumlah limbah yang terjadi di lingkungan.
Dari beberapa tinjauan kasus pengamatan pada beberapa Rumah Sakit, maka dapat disimpul-
kan antara lain:
Aktor kebijakan IPAL rumah sakit diharap-kan memperhatikan asas tanggap pada
harapan yang ditimbulkan (Principle of meeting raised expec-tation) sebagai asas kesembilan
yang tertera dalam the General Principles of good administration. Sub-stansi limbah limbah
RS yang bersifat B3 juga tidak diperhatikan, padahal pemerintah telah memiliki Peraturan
pemerintah No 19 Tahun 1994 tentang pengelolaan limbah B3, Pasal 3 dijelaskan bahwa
limbah RS termasuk dalam kelompok limbah B3 ka-rena bersifat infeksious dan radiologis.
Adanya ketidakjelasan kewenangan dan hubungan kebijakan yang ditetapkan oleh instansi
yang berwenang terutama Kementerian LH, Kemen-terian lingkungan kerja dan Kementerian
Kesehatan terutaman dalam aplikasinya di lapangan. Masih lemahnya sistem control dan
pengawasan limbah dalam RS yang berdampak pada lemahnya pemberian sanksi yang hanya
berupa pemberitahuan kepada pihak manajemen RS Instalasi pengolahan limbah di RS perlu
mempertimbangkan daya dukung optimal dari sara-na dan prasarana limbah dengan
pelayanan yang diberikan oleh RS baik kuantitas maupun kualitas misalnya kapasitas Tempat
Tidur Dalam operasionalnya, Rumah sakit men-galami kesulitan dalam implementasi karena
rumah sakit yang diaudit oleh Kementerian lingkungan hidup yang mengacu pada PP
Lingkungan Hidup No.18/1999 tentang Pengelolaan Limbah bahan berbahaya dan
beracun,yang masih mempunyai kelemahan dalam standarisasi alat, tata cara dan prosedur
pelaporan dan koordinasi dengan instansi yang terkait serta law enforcement.
Beban perlakuan pada pengolahan limbah cair sangat berpengaruh pada Beban
pencemaran yang merupakan jumlah suatu unsur pencemar dalam air atu air limbah. Beban
pencemaran dapat dihitung dengan cara mengalikan kadar parameter pencemaran dengan
debit limbah cair sebenarnya yang dihasilkan. Menurut Djabu et al. (1991), beban
pencemaran adalah bahan pencemar dikalikan kapasitas aliran air yang mengandung bahan
pencemar, artinya adalah jumlah berat pencemar dalam satuan waktu tertentu misalnya
ton/hari. Menurut Sahubawa (2011), analisis beban pencemaran limbah cair antara lain :
1. Menyiapkan data volume debit limbah cair sebenarnya (DA) yang dihasilkan pabrik
2. Menyiapkan data parameter pencemaran (pH, TSS, BOD, COD, minyak/lemak)
limbah cair pabrik
3. Menentukan beban pencemaran masing-masing parameter.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses Identifikasi Air limbah berasal dari dua jenis: a) Limbah rumah tangga, b) Limbah
industri. Setelah mengetahui identifikasi dari limbah, segera melakukan analisis pendekatan
dengan limbah mengenai dampak dan sumber penularan penyakitnya, contoh limbah rumah
sakit.
Beban perlakuan pada pengolahan limbah cair sangat berpengaruh pada Beban pencemaran
yang merupakan jumlah suatu unsur pencemar dalam air atu air limbah. Beban pencemaran
dapat dihitung dengan cara mengalikan kadar parameter pencemaran dengan debit limbah
cair sebenarnya yang dihasilkan. Perhitungan beban pencemaran dilakukan menggunakan dua
tahap. Pertama yaitu menentukan Qmix atau kuantitas air limbah gabungan (m3). Setelah
ditentukan kuantitas air limbah gabungan, selanjutnya dapat ditentukan besarnya beban
pencemaran.
Daftar Pustaka
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/download/1810/1760
http://biosmart.mipa.uns.ac.id/index.php/biosmart/article/viewFile/57/31