Disusun Oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengertian hotel sesuai dengan Surat Keputusan Menparpostel No. KM
37/PW.340/MPPT-86, tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel yaitu “hotel adalah
suatujenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakanjasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi
umum yangdikelola secara komersial”. Pengertian hotel menurut Surat Keputusan
ini hendaknyadibedakan dengan penginapan atau losmen, dimana menurut Surat
Keputusan ini penginapanatau losmen tidak termasuk dalam pengertian hotel. Sedangkan
hotel juga menyediakanpemenuhan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti makanan,
pencucian/laundry danlain-lain bagi para pengunjungnya, sehingga dalam aktivitasnya hotel
juga menghasilkanberbagai limbah cair dan sampah layaknya suatu komplek pemukiman
penduduk.
Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga yang semakin
berlimpah mengakibatkan timbulnya pencemaran yang semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Limbah cair yang berasal dari hotel dapat digolongkan sebagai limbah domestik atau
limbah rumah tangga. Namun perbedaannya adalah limbah yang berasal dari hotel jauh lebih
banyak daripada limbah yang berasal dari rumah tangga. Oleh sebab itu perlu dilakukan dan
dikembangkan suatu usaha untuk dapat mengatasi atau mengurangi dampak negatif oleh
kegiatan tersebut.
Limbah cair yang berasal dari hotel berkisar 150 – 220 L/orang/hari (Depparpostel,
1988). seiring dengan kapasitas tamu atau pengunjung yang masuk setiap hari. Sumber
limbah cair hotel biasanya berasal dari kamar mandi, maupun wc (MCK), loundry, dapur,
restaurant, bar, ac sentral atau yang sendiri-sendiri, yang masing-masing mempunyai
karakteristik atau sifat tersendiri.
Limbah dapat didefenisikan sebagai buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi.
Limbah dapat mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya karena
alasan warna, isinya, kandungan anorganik atau organik, kadar garam, keasaman, alkalinitas
dan sifat-sifat khas mereka yang beracun.
Limbah cair perhotelan adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh
kegiatanhotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
1
lingkungan. Karenaaktivitas yang ada di hotel relatif sama seperti layaknya pemukiman,
maka sumber limbahyang ada juga relatif sama seperti pada pemukiman dan fasilitas
tambahan lainnya yang adadi hotel. Sumber limbah cair perhotelan tersebut antara lain:
Limbah dari kamar mandi dan toilet
Limbah dari kegiatan di dapur/restaurant
Limbah dari kegiatan pencucian/loundry
Limbah dari fasilitas kolam renang
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis
limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini
terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat
bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik
limbah.
3
3. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan
pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau
truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan
sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan
sampah lainnya. Di beberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah
dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan
upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan
pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan
saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan
mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar
agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran
drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
5. Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan
dalam jumlah yang cukup, karena air bersih memang sangat berguna di masyarakat.
4
kontaminan disebut cemaran (pollutant). Cemaran udara diklasifisikan menjadi 2 kategori
menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan
cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari
sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di
atmosfer.
Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan
bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer
ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source)
seperti: pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga, jasa, dan lain-
lain dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk, bus, pesawat terbang, dan kereta api.
Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90%
pencemaran udara global adalah:
a. Karbon monoksida (CO),
b. Nitrogen oksida (Nox),
c. Hidrokarbon (HC),
d. Sulfur oksida (SOx)
e. Partikulat.
Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan
dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang dihasilkan akibat
transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang berbeda. Ada beberapa cemaran
sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global
yaitu:
a. CO2 (karbon monoksida),
b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),
c. Hujan asam,
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
e. CH4 (metana)
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
drainase yang berada di bawah hotel dan untuk limbah dapur dibuang pada bak pengumpul
yang perada di belakang, untuk limbah toilet dibuang langsung ke septik tank (black water).
3.3 Sistem Pengumpulan Air Limbah
Hotel Sabrina Panam hanya menggunakan sistem pengelohan limbah terpusat.
Untuk itu diperlukan satu sistem yang dapat menyalurkan semua limbah yang ada menuju
drainase. Sistem ini dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan rencana yang diinginkan serta
tidak mengganggu secara estitika dan keindahan.
Hotel Sabrina Panam mempunyai 2 septipteng penampung limbah toilet yang
berkapasitas 2 m3.Sedangkan limbah dapur, laundry dan air mandi langsung dialirkan k
drainase jalan.
7
Gambar 3 . 3 Saluran drainase
8
Hotel Sabrina Panam menggunakan penyaringan cepat dengan menggunakan
tekanan dari mesin pompa. sehinggga limbah toilet yang sudah di filter akan langsung
dialirkan k drainase jalan.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,
Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh pengelola hotel antara lain :
1. Akan meningkatkan image di masyarakat sekitar dan internasional sehingga akan
meningkatkan tingkat hunian hotel.
2. Menghindari ternyadinya konflik sosial dengan masyarakat di sekitar karena
persoalan kekurangan air bersih dan pencemaran lingkungan.
3. Menghindari terjadinya kerusakan lingkungan (intrusi air laut, penurunan muka
daratan akibat penyedotan air bawah tanah)
4.2 SARAN
Dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada hotel Sabrina. Dapat
menggunakan teknologi yang memenuhi kriteria berikut :
Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar Baku Mutu Lingkungan,
Pengelolaannya harus mudah,
Lahan yang diperlukan tidak terlalu besar,
Konsumsi energi sedapat mungkin rendah,
Biaya operasinya rendah,
Lumpur yang dihasilkan sedapat mungkin kecil,
Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar,
Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik,
Perawatannya mudah dan sederhana.
10
Lampiran
11