“Pelabuhan Khusus”
Disusun Oleh
FUAD (1407)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Pelabuhan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Rinaldi sebagai dosen pembimbing
mata kuliah Pelabuhan serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas Pelabuhan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan paper yang akan datang. Semoga tugas Pelabuhan ini dapat bermanfaat untuk
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Terminal Khusus (Tersus) adalah terminal yang terletak DILUAR Daerah Lingkungan
Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp), yang merupakan bagian
dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Sedangkan Dermaga Untuk kepentingan Sendiri (DUKS) adalah dermaga dan fasilitas
pendukungnya yang berada DIDALAM Daerah Lingkungan Kerja dan/atau Daerah Lingkungan
Kepentingan pelabuhan laut yang dibangun, dioperasikan dan digunakan untuk kepentingan
sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1992
tentang Pelayaran.
Setelah berlakunya UU No. 17 tahun 2008, maka istilah DUKS berubah menjadi
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS). Pengertian TUKS dan DUKS adalah sama.
Sedangkan istilah Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan
tempat kapal bersandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat
menunggu dan naik turun penumpang dan/atau tempat bongkar muat barang.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi Pelabuhan Khusus
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis Pelabuhan Khusus
1.3.3 Mengetahui fasilitas-fasilitas yang harus disediakan di sebuah pelabuhan
1.3.4
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam hal pengelolaan pelabuhan, yaitu :
Pelabuhan harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan
pelayaran serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang berlaku;
Pelabuhan harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna;
Pelabuhan harus mudah dikembangkan, untuk memenuhi peningkatan permintaan akan
jasa angkutan laut;
Pelabuhan harus menjamin pengoperasian dalam jangka waktu panjang;
Pelabuhan harus berwawasan lingkungan; dan
Pelabuhan harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara
pelabuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
permasalahan semua bisa diatasi dengan melengkapi pelabuhan di Indonesia, khususnya
Pelabuhan Samudra di Natuna Indonesia, dengan Sistem Informasi dan Sarana Komunikasi yang
memadai. Kemudian perlu dilakukan evaluasi terhadap proporsionalitas managamen di
pelabuhan. Jika kita ingin mempercepat jalannya suatu sistem, salah satu caranya ialah
menyederhanakan proses dari sitem birokrasi berbelit tanpa mengesampingkan esensinya.
Oleh karena itu praktek – praktek birokratif, harus segera dihilangkan guna meningkatkan
kinerja pelabuhan dari segi pengelolaan waktu yang efektif dan efisien. Tetapi hal yang paling
penting untuk diperhatikan juga, adalah pengembangan sumber daya manusia di pelabuhan,
khususnya pelabuhan samudra ini nanti. Hal ini penting karena, jangan sampai perampingan
satuan kerja pada pelabuhan, justru menurunkan tingkat produktivitas dari pelabuhan itu sendiri.
Maka dari itu diperlukan tenaga – tenaga kerja yang terampil dan handal, dalam jumlah yang
pas, untuk melaksanakan fungsi dan tugas dari pengelolaan pelabuhan yang baik. Tentu saja
pengembangan keterampilan dalam hal penggunaan teknologi, berbasis informasi dan juga yang
sifatnya teknikal merupakan prioritas. Karena hal inilah yang mampu mendorong produktivitas
kinerja dari tenaga-tenaga kerja yang ada.
Namun masalah pelabuhan di Indonesia adalah suatu hal yang kompleks. Diperlukan
kesungguhan dari tiap-tiap stakeholder’s yang ada, untuk memperbaiki kinerja pelabuhan. Selain
itu, diperlukan pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di terapkan. Agar modal yang
besar, yang digunakan untuk membangun pelabuhan dapat dipertanggung jawabkan dan
mencapai hasil sesuai, khusus buat daerah dan umumnya untuk negara. Pemerintah tentu saja
memegang peran penting dalam hal ini. Pemerintah harus berperan sebagai penyedia yang secara
berkala memantau penerapan dari semua strategi yang telah disepakati dan diterapkan. Karena
pada umumnya, meskipun telah dirumuskan dan direncanakan dengan sangat baik, tiap strategi
yang ada akan menjadi kacau saat diimplementasikan jika tidak disertai pemantauan dan evaluasi
yang sesuai. Hal ini tentu saja akan terjadi jika kurangnya koordinasi. Diharapkan pemerintah
dapat menjalankan peran ini dengan baik, bukan malah semakin memperburuk. (Red : ada
beberapa tentang bobot, panjang, kedalaman, TEUs. Penulis kutip dari beberapa buku tentang
pelayaran dan kepelabuhanan semasa belajar di TARUNA AKADEMI PELAYARAN).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11596746/PELABUHAN_KHUSUS_PELSUS
http://eportlicensing.dephub.go.id/page/detail/pengertian-tersus-dan-tuks
https://www.kamusbesar.com/pelabuhan-khusus
http://dishubkominfo.natunakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=104:jenis-jenis-
pelabuhan&catid=1:berita&Itemid=14
http://jdih.tanahbumbukab.go.id/peraturan/PERDA%20NOMOR%209%20TTG%20%20IZINPEMBAN
GUNAN%20DAN%20PENGELOLAAAN%20PELSUS%20new.pdf
https://id.scribd.com/doc/203891832/Teori-Pelabuhan-teknik-sipil