Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

DISUSUN OLEH :

NAMA : RONAL STEPAN HARIANJA

NIM : 5193550027

KELAS : Reg.C S1. TEKNIK SIPIL

DOSEN PENGAMPU:
SITI ZULFA YUSNI ST.M.Si

TEKNIK LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Kata pengantar
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas berkat karunianya saya

masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas critical jurnal review mata kuliah

Teknik Lingkungan. Saya ucapkan terimah kasih tak terhingga kepada Dosen pengampu .

Mata kuliah Konstruksi Bangunan yang memberi kontribusi besar kepada saya , mahasiswa

jurusan S-1 Teknik Sipil, dalam memahami mata kuliah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas critical jurnal review mata kuliahTeknik

Lingkungan. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Oleh karena itu saya menerima segala saran dan kritik yang membangun agar saya dapat

menyempurnakan makalah ini. Akhir kata saya ucapkan terimah kasih.

Medan , 21 Oktober 2020

RONAL STEPAN HARIANJA


Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Rasionalisasi pentingnya CJR............................................................................1


B. Tujuan penulisan CJR........................................................................................1
C. Manfaat CJR......................................................................................................1
D. Identitas jurnal yang di revew............................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL...................................................................................3

A. Pendahuluan.......................................................................................................3
B. Deskripsi isi jurnal.............................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................6

A. Pembahasan isi jurnal.........................................................................................6


B. Kelebihan dan kekurangan isi jurnal..................................................................9

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................10

A. Kesimpulan........................................................................................................10
B. Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama buat
mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/i
ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua atau lebih jurnal dengan tema yang
sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnalyang sudah baik
untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis jurnal
tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat
suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar
untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa
saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebu
B. Tujuan penulisan CJR

1. Untuk memenuhui tugas mata kuliah Teknik lingkungan


2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa , dan
membandingkan serta member kritik pada jurnal.

C. Manfaat CJR

1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jurnal dan mencari


sebuh bacaan yang relevan.
2. Membuat saya sebagi penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritis sebuah
jurnal.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang IPAL
D. IDENTITAS JOURNAL YANG DI RIVIEW
Jurnal 1
Judul artikel : Kajian program pengelolaan air limbah perkotaan studi kasus pengelolaan IPAL Margasari
Balikpapan
Vol dan No : Vol. X, No. 2
Tahun : 2003
Penulis : - Freddy Nelwan
- Kawik Sugiana
- Budi Kamulyan
ISSN :-

Jurnal 2
Judul Artikel :Kajian study kelembagaan kebijakan serta oprasional pengelolaan IPAL
(instalasi pengolahan air limbah) jalan jelawat kota Samarinda.
Vol dan No : Vol. 7 No. 2

Tahun : Desember 2014


Penulis : Sentot Sugiyono
P-ISSN : 1693-8259

Jurnal 3

Judul Artikel : Gambaran instalasi pengolahan air limbah komunal di kelurahan


Simokerto,kecamatan Simokerto,kota Surabaya.
Vol dan No : Vol. 10, No. 2

Tahun : April 2018

Penulis : Oktina Purwatiningrum


ISSN :-
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
A. PENDAHULUAN
Berbicara mengenai pencemaran air, biasanya yang terlintas dipikiran kita adalah limbah
cair dari industri pabrik saja. Padahal dari rumah tangga, pasar, sawah, rumah sakit, dsb juga berperan
banyak dalam tercemarnya air. Air yang mengandung detergen, tinja dan sisa makanan yang masuk
kesaluran pembuangan air setiap harinya dapat mempengaruhi keseimbangan fisika dan kimiawi air.
Pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan, dimana proses perjalanan air tanah
membutuhkan waktu ribuan tahun, sehingga jika pengambilan air tanah dilakukan secara berlebihan
maka lama kelamaan air tanah akan habis.

Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah, mengurangi
BOD, COD dan partikel tercampur menghilangkan bahan nutrisi dan komponen beracun,
menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organic, menghilangkan mikroorganisme
pathogen. Namun sejalan dengan perkembangannya tujuan pengolahan air limbah sekarang ini juga
terkait dengan aspek estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah
maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan
bantuan kolam stabilisasi. Sedangkan pengolahan air limbah dengan bantuan peralatan biasanya
dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pada umumnya, sebelum dilakukan
pengolahan terhadap air limbah, bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap
atau bahan bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Bahan tersuspensi yang berukuran besar
biasanya dilakukan screening (penyaringan) dan bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat
disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Dalam IPAL ini terdapat tangki pembusukan
yang merupakan sarana paling bermanfaat dan memuaskan diantara unit sarana pembuangan tinja dan
2 limbah cair yang lain yang menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk menangkap
buangan dari rumah perorangan , kelompok rumah kecil, atau kantor yang terletak di luar jangkauan
system saluran limbah cair. Adapun bagian yang lain yaitu bak kontrol, bak pengendap (settler), bak
Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perlu dikelola dengan baik agar dapat beroperasi
secara optimum sehingga air limbah yang diolah dapat sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
Kelembagaan pengelola IPAL perlu dibentuk agar pengelola IPAL dapat ditangani dengan baik dan
terstruktur. Dalam kelembagaan tersebut dibuat standart operasi pengolahan air limbah tata cara
perawatan dan perbaikan IPAL, pengambilan sample dan melakukan pelaporan secara
berkala.Sumber daya manusia menjadi aspek penting lainnya dalam pengelolaan IPAL. Perlu adanya
SDM yang memahami teknis operasional IPAL, teknik pengambilan sampel dan memahami aspek
administrasi pelaporan dan evaluasi kinerja IPAL. Pada pengoperasiannya IPAL membutuhkan
perawatan rutin penggunaan bahan kimia, melakukan uji kualitas air limbah dan perbaikan ringan
lainnya.
B. DESKRIPSI ISI JURNAL

Jurnal 1

Air limbah rumah tangga merupakan sumber utama pencemar bagian air di daerah
perkotaan dan diperkirakan 50 —75% dari bebar› organic sungai berasal dari limbah ini. Akibat
pembuangan air limbah yang tidak pada tempatnya akan menimbulkan berbagai macam
penyakit saluran pencemaan dan penyakit lainnya.
Kondisi pelayanan umum pengelolaan air limbah di Indonesia pada umumnya masih
rendah. Dari data yang ada baik secara kualitas dan kuantitas pelayanan di bidang pengelolaan
air limbah rumah tangga tidak meningkat secara berarti sejak tahun 1980, sehingga tidak dapat
inengejar atau seimbang dengan kebutuhan air bersih rumah tangga yang terus meningkat
akibat laju pertumbuhan pendudUJ. iklCnurut Yayasan Dian Desa pada tahun 1999, hanya
52% saja rumah tangga yang rne‹vpunyai akses terhadap fasilitas air limbah dan 78% dari
jumlah tersebut berada di daerah perkotaan.
Demikian pula yang terjadi di kota Balikpapan. Sebagai kota yang berkembang karena
memiliki daya tarik pengembangan usaha, menjadikannya sebagai kota yang terbuka,
mudah dan menarik untuk didatangi,
sehingga pertuITibuban penduduk bertambah dengan pesat. Hal ini memberi dampak bagi
kepadaian penduduk dan F.etersediaan sarana prasarana kota. Pemerintah Kota Balikpapan,
untuk mcrgantisipasi kondisi tersebut, melalui program P3kT yaitu dengan KUDP
(Kaliiiiani‹an Urban Development Projects yang disponsori Bank Dunia, mengadakan
pembenahan infrastruktur kotanya yang berlangsung mulai tahun 1995 sampai tahun
2000.

Jurnal 2

Pekerjaan pembangunan Interseptor Air Limbah dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) Jalan Jelawat. Program ini merupakan Implementasi dari rencana garis besar
(outline plan) system pembuangan air limbah domestic untuk Kota Samarinda. Ditjen Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum melalui Proyek Penyehatan Lingkungan Permukiman
(PLP) Kalimantan Timur telah melaksanakan pemasangan konstruksi jaringan pipa induk di
lokasi jalan Jelawat sepanjang 700 m. Paket pembangunan Interseptor Air Limbah dan
IPAL jalan Jelawat ini adalah untuk memfungsikan pipa induk yang telah terpasang tersebut
dengan perubahan system penanganan air limbah yang direncanakan semula menjadi
sederhana, yaitu system Interseptor mengingat keterbatasan dana yang tersedia.
Akan tetapi, saat ini instalasi tidak dapat berfungsi maksimal dikarenakan tidak berjalannya
pengelolaan tehadap IPAL tersebut dan kurang terkoordinirnya kelembagaan yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan manajemen IPAL Jelawat. Berdasarkan hal
tesebut, perlu dilakukan kajian yang lebih Konprehensif terhadap kelembagaan pengelolaan
IPAL Jelawat sehingga pengelolaan IPAL Jelawat dapat difungsikan secara lebih
maksimal.
Jurnal 3

Salah satu permasalahan lingkungan yang perlu diatasi di Kota Surabaya adalah air limbah.
Masuknya air limbah langsung ke badan air tanpa diolah terlebih dahulu menyebabkan pencemaran
pada badan air yang berakibat pada menurunnya kualitas badan air.
Pengolahan air limbah domestik merupakan salah satu persyaratan kesehatan perumahan
dalam Kepmenkes No. 892 Tahun 1999. Salah satu aspeknya yaitu air limbah yang berasal dari
rumah tidak boleh mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan
tanah.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk mengolah air limbah sehingga tidak berdampak
buruk bagi lingkungan maupun kesehatan. Salah satu pendekatan dalam mengolah air limbah
domestik adalah cara terpadu menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.
Sistem pengolahan yang dilakukan adalah air limbah dikumpulkan dan diolah secara bersama-
sama (kolektif) sebelum dibuang ke air permukaan. Air limbah dari setiap sumbernya terhubung
melalui jaringan pipa pengumpul kemudian disalurkan melalui pipa pembawa menuju instalasi
pengolahan bersama atau terpusat (Kepmen.LH No. 112 Tahun 2003).
Proses pembangunan IPAL komunal dilakukan melalui konsep pembangunan berbasis
masyarakat, di mana masyarakat dilibatkan dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari
perencanaan, pengambilan keputusan, pembangunan, pengoperasian dan perawatan. Dalam
pembangunan dan pengoperasian sarana pengolahan air limbah, biasanya dibentuk lembaga
pengelola di tingkat masyarakat yang beranggotakan masyarakat pengguna layanan (Afandi,
2013).
BAB III
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI JURNAL

Dalam jurnal yang pertama, Penelitian terhadap kinerja pengelolaan air limbah dengan
IPAL Margasari ini dilakukan melalui penila an terhadap pelayanan fasilitas jaringan IPAL dan
pengolahan air limbah, yang berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Kemampuan Kapasitas Pelayanan
Pembangunan IPAL Margasari yang merupakan pilot project dari Pemerintah
untuk masyarakat, dimaksudkan untuk memberikan contoh rwata dalam rangka mendidik
masyarak.at untuk berperilaku kehidupan yang sehat, terutama. dalam hal pembuangan air
Motor dan kotoran manusia, dengan sasaran perumahan penduduk yang berperighasilan
menengah ke bawah.
b. Jangkauan Pelayanaan
Jangkauan pelayanan pada IPAL Margasari ini dpat dibagi dalam 3 Zona pelayanan
yaitu Zona I: Kawasan antara Jalan Pandan Sari, Jalan Semoi dengan Jalan Letjen.
Suprapto. Zona II: Kawasan sekitar Jalan Pandan Wangi dan Jalan Pandan Arum., Zona
III: Kawasan sekitar Jalan Sepaku. Berdasarkan hasil pengamatan maka penggunaan lahan
pada zona tersebut adalah pada zona I, 51,84% adalah kawasan jasa/perdagangan, 34,31 %
adalah kawasan permukiman, sisanya adalah rawa/tanah kosong. Zona II, 31,44% adalah
kawasan pedagangan dan jasa yaitu kompleks Pasar Pandansari, 36,60% kawasan
permukiman dan 31,96% merupakan rawa/tanah kosong. Zona III, 93,75% adalah kawasan
permukiman dan sisanya 6,25% adalah rawa pantai. Selanjutnya pada Zona I, 54%
merupakan bangunan permanen yang terbuat dari pasangan batu, sedangkan pada Zona II
dan III pada umumnya merupakan bangunan semi permanen dengan konstruksi terbuat
dari kayu. Dengan jumlah rumah tangga yang terlayani jaringan IPAL ini yaitu sebanyak
1.200 rumah, berarti sudah 75% kawasan permukiman di kelurahan Margasari yang
terlayani fasilitasi ini.
c. Sistem Pelayanan Pelanggan Cara Penyambungan.
Cara penyambungan bagi calon pelanggan adalah pertama calon pelanggan mengisi formulir
permohonan penyambungan, yang dapat diperoleh pada Unit Pelayanan Pelanggan di Kantor
UPT IPAL Margasari Balikpapan, kemudian petugas IPAL Margasari akan melakukan
peninjauan ke rumah pemohon untuk melihat kondisi dan kedudukan bangunan. Setelah
berdasarkan evaluasi memungkinkan untuk dilakukan penyambungan, pemohon diharuskan
membuat perjanjian dengan Pengelola mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhinya.
Penyambungan pipa pembuangan dari rumah tangga dilakukan pada saluran pembungan dari
kamar mandi,WC dan dapur. Yang perlu menjadi perhatian dalam penyambungan pipa jaringan
air limbah kota dengan IPAL ini adalah teknis penyambungannya mulai dari rumah, jaringan
penghubung sampai ke instalasi pengolahan air limbah.
d. Kualitas Pengolahan IPAL
Desain pengolahan IPAL dirancang dengan memperhatikan karakteristik air limbah yang
berada di wilayah pelayanan khususriya untuk parameter utama biokimia (Biological Oxygen
Demand/BOD), limbah padat terlarut {Suspencled Solid7SS), dan jumlah kandungan bakteri
Califormi dengan target kualitas air buangan {effiuent) yang sudah tidak mehcemari lingkungan,
yaitu < 25 mg/lt untuk BOD dan SS, serta <50 MPN per 100 ml untuk Coliform. Berdasarkan
pengamatan pada umumnya rata-rata kualitas air limbah yang masuk IPAL adalah 350 mg/It
untuk BOD< 340 mg/It untuk SS dan 500 MPN per 100 ml untuk Coliform, sehingga bila
pemanfaatan IPAL dimaksimalkan hingga 800 m hari maka beban pencemaran lingkungan yang
mampu dikurangi adalah sebesar 220 kg/It per hari untuk BOD dan 252 kg/lt per hari untuk SS
serta 450 x 10 MPN/It per hari

b. Operasional dan Pemeliharaan Jaringan dan Instalasi IPAL.


Pada UPT IPAL Margasari telah terdapat buku Petunjuk Teknis Operasi dan Pemeliharaan
jaringan perpipaan dan Intalasi Pengolahan Air Limbah yang cukup jelas dan lengkap. Berdasarkan
pengamatan, operasionalisasi instalasi ini berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Mulai
pemeriksaan terhadap pompa-pompa secara rutin, pengurasan dan membuang sampah pada bak
kontrol dan manhole serta perawatan pada komponen-komponen lainnya di jaringan pipa-pipa dan
perawatan pada unit-unit di instalasi pengolahannya. Adapun hasil pelaksanaan operasional dan
pemelihaaan dapat disimpulkan berjalan baik, hal ini dilihat dari tingkat kelancaran pengaliran air
limbah pada jaringan-jaringan pipa relatif kemacetan atau bocor cukup jarang terjadi. Hal ini
dikarenakan pengecekan atau kontrol terhadap manhole dan stasiun pompa senantiasa dilakukan 1
— 2 minggu sekali untuk membersihkan dari sampah dan kotoran anorganik lainnya.Demikian
juga terhadap fasilitas bangunan instalasi pengolahan air limbahnya, hasil pelaksanaan operasional
dan pemeliharaan berjalan dengan baik, hal itu dapat dilihat dari operasionalisasi yang secara
kesisteman bekerja sesuai dengan kaidah yang berlaku. Penumpukan lumpur senantiasa
dibersihkan dan influent yang dihasilkanpun masih sesuai standard yang ditentukan.

Dalam jurnal yang kedua, Sistem penanganan air limbah yang diterapkan merupakan
modifikasi dari rencana sebelumnya (outline plan sistem penanggulangan air limbah kota
Samarinda) dengan perubahan sistem penanganan air limbah yang direncanakan semula
menjadi lebih sederhana yaitu sistem interceptor (CSP) mengingat keterbatasan dana yang
tersedia yang kemudian secara bertahap dikembangkan menjadi sistem sambungan
langsung melalui jaringan perpipaan. Gambaran Umum Daerah Pelayanan IPAL Jelawat di
mana kawasan Permukiman Jalan Jelawat Samarinda merupakan daerah pemukiman yang
cukup padat dengan angka kepadatan rata-rata 265 jiwa per HA.
Pekerjaan pembangunan Interseptor Air Limbah dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) Jalan Jelawat. Program ini merupakan Implementasi dari rencana garis besar
(outline plan) system pembuangan air limbah domestic untuk Kota Samarinda. Ditjen Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum melalui Proyek Penyehatan Lingkungan Permukiman
(PLP) Kalimantan Timur telah melaksanakan pemasangan konstruksi jaringan pipa induk di
lokasi jalan Jelawat sepanjang 700 m. Paket pembangunan Interseptor Air Limbah dan
IPAL jalan Jelawat ini adalah untuk memfungsikan pipa induk yang telah terpasang tersebut
dengan perubahan system penanganan air limbah yang direncanakan semula menjadi
sederhana, yaitu system Interseptor mengingat keterbatasan dana yang tersedia.Akan tetapi,
saat ini instalasi tidak dapat berfungsi maksimal dikarenakan tidak berjalannya pengelolaan
tehadap IPAL tersebut dan kurang terkoordinirnya kelembagaan yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan dan manajemen IPAL Jelawat. Berdasarkan hal tesebut, perlu
dilakukan kajian yang lebih Konprehensif terhadap kelembagaan pengelolaan IPAL Jelawat
sehingga pengelolaan IPAL Jelawat dapat difungsikan secara lebih maksimal.

Dalam jurnal yang ketiga, IPAL Komunal di RT 1 dan RT 4 RW I Kelurahan Simokerto


dibangun sebagai kerjasama antara PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) untuk program Coorporate
Social Responsibility (CSR) dan FTSP-ITS sebagai tim ahli, pendamping serta koordinator program.
Untuk selanjutnya, pengelolaan IPAL diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat yaitu warga RT 1
RW I Kelurahan Simokerto.IPAL Komunal yang digunakan mampu menampung air limbah dari 30–
40 KK. Jenis limbah yang diolah merupakan limbah domestik berjenis grey water. Air limbah domestik
terdiri dari dua jenis grey water dan black water. Grey water merupakan air limbah domestik yang berasal
dari dapur (tempat cuci piring), air bekas cuci pakaian (air dari saluran pembuangan mesin cuci misalnya),
dan air mandi (bukan dari toilet). Sedangkan black water adalah istilah yang digunakan untuk air limbah
yang mengandung kotoran manusia (Muti, 2011).IPAL Komunal ini menggunakan sistem pengolahan
anaerobik yang tidak membutuhkan oksigen dalam prosesnya sebagai syarat hidupnya
mikroorganisme.Penyaluran air limbah dari rumah warga ke IPAL menggunakan selokan milik pemerintah
yang menjadi satu dengan sistem drainase. Selokan ini biasanya langsung bermuara ke sungai Jalan
Sidotopo Wetan yang berada di depan RT 1 dan RT 4. Selokan berupa saluran air terbuka dengan
kedalaman 1 meter dan mengandalkan gaya gravitasi untuk menyalurkan air ke IPAL tanpa bantuan
pompa air.Terdapat 5 unit pengolahan dalam desain IPAL Komunal Kelurahan Simokerto. Selain itu,
terdapat lubang sampling pemeriksaan air limbah pada tiap unitnya.
•Unit pertama yaitu unit penampung yang berfungsi untuk menampung influen air limbah
secara sementara, mencegah dan menyaring sampah padat berukuran besar masuk ke IPAL
serta sebagai tempat sampling untuk mengukur kualitas air limbah Unit ini berdimensi 30 × 50 ×
30 cm.
•Unit kedua adalah unit pengendap padatan yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur dan
padatan yang berukuran kecil maupun sedang dan tidak tersaring oleh unit penampung influen.
Dimensi unit ini adalah 45 × 100 × 100 cm.
•Unit ketiga adalah unit filtrasi yang berisi media penjernihan berupa genteng, ijuk, dan sabut
kelapa yang berfungsi untuk menyaring deterjen, sabun, minyak dan lemak. Unit ini berdimensi
35 × 100 × 100 cm.
•Unit keempat merupakan unit biofiltrasi berisi media penjernihan berupa pasir, karbon aktif,
dan zeolit sebagai penyerap polutan organik dan anorganik. Unit ini berukuran 100 × 100 × 100
cm.
•Unit terakhir adalah penampung efluen dan ruang pompa. Unit ini berisi efluen atau air
limbah terolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh warga. Dalam unit ini terjadi penyerapan
polutan anorganik. Dalam unit ini juga terdapat pompa yang berfungsi untuk memompa efluen
menuju kran air. Selain itu, ini berfungsi sebagai tempat sampling kualitas efluen. Unit ini
memiliki dimensi 85 × 100 × 100 cm.
Pembersihan unit IPAL dan filternya hanya dilakukan saat efluen IPAL dirasa bermasalah,
misalnya saat efluen terlihat masih keruh dan berbau, Tidak ada jadwal pasti untuk pembersihan
unit-unit IPAL. Pembersihan terakhir dilakukan satu bulan sebelum penelitian. Tidak terdapat
dokumen prosedur standar untuk operasional dan pemeliharaan secara detail dalam pengelolaan
IPAL Komunal Kelurahan Simokerto. Hanya terdapat gambaran secara umum saat pelatihan dan
pendampingan awal pembangunan IPAL Komunal.
Pemeliharaan IPAL Komunal yang baik meliputi pemeliharaan prediktif, pekerjaan rutin harian,
prosedur pemeliharaan standar, pemeriksaan unit peralatan, ketersediaan alat dan bahan
cadangan, serta pelumasan dan pemeliharaan lainnya. Untuk pemeliharaan IPAL Komunal perlu
dilakukan beberapa proses yaitu proses pemeliharaan pompa (lubrikasi), pemeliharaan kinerja
IPAL, pemeliharaan peralatan pendukung, dan pembuangan lumpur kering. Pengoperasian awal
dan pengoperasian rutin dilakukan oleh warga sendiri. Untuk komisioning dilakukan oleh ahli dari
FTSP-ITS, sedangkan pengambilan sampel dan uji kendali dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
Kota Surabaya.
Prosedur pengoperasian awal pada IPAL yaitu unit-unit IPAL harus diperiksa kedap air dan
tidak boleh bocor, pemeriksaan semua katup dan memastikan posisinya benar, pemeriksaan aliran
listrik dan pompa, menyalakan stop kontak dan membiarkan air mengalir sesuai debit (bukan
dengan bukaan katup kran). Prosedur operasi rutin meliputi pencatatan jumlah air limbah yang
diolah setiap harinya termasuk jam operasi IPAL, mengamati proses dalam setiap unit, apakah ada
kejanggalan atau suara bising yang berlebihan (mungkin debit berlebihan maka katup diatur),
parameter minimal kualitas yang paling penting diperiksa adalah warna dan bau, kemudian
banyaknya zat padat dalam air, mengenali indikator, penyebab, dan pengendalian gangguan pada
proses pengolahan IPAL. Kendala dalam pengoperasian IPAL adalah adanya buih atau gumpalan
yang mengapung di bagian awal unit akan mengganggu.Hal ini biasanya terjadi karena adanya
deterjen dan zat toksik (pemutih, karbol, lisol atau kekurangan mikroorganisme pengolah. Untuk
mengatasinya, air limbah sementara tidak dimasukkan ke IPAL sebelum buih atau kotorannya
dibersihkan dahulu, setelah bersih air limbah baru boleh masuk ke IPAL.Unit IPAL diusahakan tidak
kosong dari air sehingga proses tidak terganggu dan tidak mengalami tekanan dari luar yang dapat
merusak IPAL. Bila peralatan IPAL rusak perlu dilakukan perbaikan atau penggantian hingga
berfungsi kembali.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI ARTIKEL JURNAL

-Kelebihan Artikel Jurnal 1


1. Materinya lengkap dan membahas lebih dalam mengenai materi yang diteliti
2. Bahasanya sederhana dan mudah dipahami.
3. Disusun dengan menggunakan prosedur atau tahapan tertentu.
-Kelebihan Artikel Jurnal 2
1. Materi yang dibahas lengkap dan membahas lebih dalam hasil yang diteliti.
2. Pembahasannya menarik ditambah dengan adanya gambar.
3. Menggunakan bahasa yang baik sehingga mudah dipahami oleh pembaca jurnal.
-Kelebihan Artikel Jurnal 3
1. Bahasa yang digunakan pada artikel tersebut baku dan mudah di mengerti oleh
pembacanya
2. Sistematika penulisan sudah tersusun dengan baik.
3. Pembahasannya disertai dengan tabel hasil uji laboratorium

-Kekurangan Artikel Isi Jurnal 1


1. ISSN nya tidak ada
2. Jurnalnya sangat panjang sehingga memungkinkan ada pembaca yang sulit untuk
memahami materinya.

-Kekurangan Artikel Isi Jurnal 2.


1.Penyajian tabel Anggaran Biaya Operasional dan Pemeliaharaan IPAL Jelawat Tahun
2009 pada jurnal ini kurang jelas.

-Kekurangan Artikel Isi Jurnal 3


1. ISSN nya tidak ada
2. Tidak memberitahukan deskripsi secara lengkap yang di sertai gambar.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah, mengurangi
BOD, COD dan partikel tercampur menghilangkan bahan nutrisi dan komponen beracun,
menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organic, menghilangkan mikroorganisme
pathogen. Namun sejalan dengan perkembangannya tujuan pengolahan air limbah sekarang
ini juga terkait dengan aspek estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan
secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah
biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi. Sedangkan pengolahan air limbah
dengan bantuan peralatan biasanya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan terhadap air limbah, bahan-bahan tersuspensi
berukuran besar dan mudah mengendap atau bahanbahan yang terapung disisihkan terlebih
dahulu. Bahan tersuspensi yang berukuran besar biasanya dilakukan screening (penyaringan)
dan bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses
pengendapan.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perlu dikelola dengan baik agar dapat
beroperasi secara optimum sehingga air limbah yang diolah dapat sesuai dengan baku mutu
yang ditetapkan. Kelembagaan pengelola IPAL perlu dibentuk agar pengelola IPAL dapat
ditangani dengan baik dan terstruktur. Dalam kelembagaan tersebut dibuat standart operasi
pengolahan air limbah tata cara perawatan dan perbaikan IPAL, pengambilan sample dan
melakukan pelaporan secara berkala.Sumber daya manusia menjadi aspek penting lainnya
dalam pengelolaan IPAL. Perlu adanya SDM yang memahami teknis operasional IPAL,
teknik pengambilan sampel dan memahami aspek administrasi pelaporan dan evaluasi kinerja
IPAL. Pada pengoperasiannya IPAL membutuhkan perawatan rutin penggunaan bahan kimia,
melakukan uji kualitas air limbah dan perbaikan ringan lainnya.

B. Saran
Saran saya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perlu dikelola dengan baik agar dapat
beroperasi secara optimum sehingga air limbah yang diolah dapat sesuai dengan baku mutu
yang ditetapkan.
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.ugm.a
c.id/JML/article/download/18607/11900&ved=2ahUKEwiiqdXQrsLsAhUHfSs
KHRsjC5gQFjABegQIChAB&usg=AOvVaw2tgN5sa2vvVr1ykNpYvSSY

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/EXTRAPOLASI/article/download/967/859&ved=2ahUKE
wiDyIGMsMLsAhWVXSsKHQuQD-
sQFjABegQICxAH&usg=AOvVaw38q0KBAf47uV2tL-
PO6pqf&cshid=1603169615288

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://e-
journal.unair.ac.id/JKL/article/download/10190/5790&ved=2ahUKEwi87IKksc
LsAhVrH7cAHZjvA1UQFjAAegQIERAB&usg=AOvVaw3_60EB8W-
ibBNsDnA3HKT_

Anda mungkin juga menyukai