Oleh :
Lidya Mardhiati H1E114047
Selvia Risanti H1E114219
Dosen Pembimbing:
Chairul Abdi, ST., MT
NIP. 19780712 201212 1 002
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini telah menyelesaikan Tugas Besar Perencanaan Sistem Penyediaan Air
Minum
Penulis
Mengetahui,
Dosen pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga tugas besar ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Tugas besar ini dibuat untuk memenuhi tugas yang
diberikan dosen pembimbing sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan tugas besar ini dari awal
hingga akhir, baik itu moril maupun materil. Terima kasih kepada Bapak Chairul
Abdi, S.T., M.T atas segala bimbingan dan arahannya.
Penulis menyadari bahwa pada tugas ini masih banyak kekurangan maka
untuk itu penulis mohon maaf dan siap menerima saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan tugas selanjutnya. Besar harapan penulis agar tugas
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pada penulis dan pembaca. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
2.2 Klimatologi................................................................................................ 7
iv
3.1.5 Metode Logaritmik.......................................................................... 18
3.2 Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Kota ........... 19
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kota Banjarmasin, 2015). Banjarmasin sebagai ibukota seribu sungai tidak identik
dengan mudahnya warga mendapatkan air bersih, bahkan perkiraan lima tahun
kedepan wilayah ini memasuki tahapan krisis air bersamaan dengan
memburuknya resapan disekitar sungai Martapura, lantaran persediaan tidak
sebanding dengan kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut. Bahkan PDAM
Bandarmasih Kota Banjarmasin saat ini masih mempuyai hambatan dalam
memberikan pelayanan air bersih pada masyarakat Kota Banjarmasin.
Permasalahan tersebut antara lain, tingkat kehilangan air yang masih cukup
tinggi. untuk area pelayanan PDAM Kota Banjarmasin, adanya keluhan dari
pelanggan bahwa pelayanan yang kurang baik, karena tekanan, kualitas dan
kontinuitas masih kurang dari yang diharapkan, serta sistem distribusi belum
terdata dengan baik, sehingga menyulitkan dalam berbagai hal, termasuk
evaluasi jika terjadi masalah.
Oleh karena itu, melihat permasalahan tersebut maka diperlukanlah
suatu sistem penyediaan air bersih yang memenuhi syarat, yang terdiri dari 4
komponen, yaitu unit produksi terdiri dari bangunan pengambilan air baku, pipa
transmisi air baku, instalasi pengolahan air dan bangunan-bangunan penunjang,
dan unit distribusi terdiri dari pipa induk distribusi, reservoir, jaringan pipa
transmisi dan distribusi air bersih dan sambungan pelanggan. Maka untuk
memenuhi kebutuhan penyediaan air bersih bagi masyarakat di daerah
Kecamatan Banjarmasin Utara dalam beberapa tahun kedepan, diperlukan suatu
perencanaan menyeluruh, dalam bentuk penyiapan dan perencanaan jalur pipa
distribusi karena menyangkut kebutuhan orang banyak dan merupakan bagian
dari pelayanan air bersih kepada masyarakat untuk mencapai target kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan dari tugas perencanaan ini adalah :
1. Untuk merencanakan atau menghitung kebutuhan air domestik dan non
domestik di wilayah perencanaan Kecamatan Banjarmasin Utara.
2
2. Untuk merencanakan pipa jaringan distribusi air bersih di wilayah
perencanaan Kecamatan Banjarmasin Utara.
3. Untuk mensimulasikan jaringan pipa hidrolis air bersih di wilayah
perencanaan Kecamatan Banjarmasin Utara.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan dari tugas perencanaan ini adalah :
1. Memberikan ide rencana penyediaan air bersih kepada instansi terkait
dan masyarakat dalam mengembangkan pelayanan air minum.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengelola air bersih
pada sarana dan prasarana.
3
Bab V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil analisa dan rancangan system dalam
rangka menjawab tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran yang
penulis berikan untuk lebih memaksimalkan sistem selanjutnya.
Daftar Pustaka
Bab ini tentang judul-judul buku, artikel-artikel dan instansi yang terkait
dalam laporan ini.
Lampiran
Lampiran ini berisikan data-data dan peta yang dapat menunjang dalam
mengerjakan laporan ini.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai keadaan geografi dan administrasi
kecamatan Banjarmasin Utara, klimatologi, hidrologi, topografi, serta jumlah
penduduk dan sarana di kecamatan Banjarmasin Utara.
5
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Bajarmasin Utara
(Sumber: Hasil Intersect pada Aplikasi GIS)
6
Tabel 2.1 Luas Daerah Menurut Kelurahan
Kelurahan Luas (Km2) Persentase (%)
01. Kuin Utara 1,45 8,77
02. Pangeran 1,46 8,83
03. Sungai Miai 1,65 9,98
04. Antasan Kecil Timur 0,66 3,99
05. Surgi Mufti 1,74 10,52
06. Sungai Jingah 1,11 6,71
07. Alalak Utara 3,06 18,50
08. Alalak Selatan 0,86 5,20
09. Alalak Tengah 0,87 5,26
10. Sungai Andai 3,00 22,31
Banjarmasin Utara 16,54 100,00
(Sumber : BPS Kota Banjarmasin Utara, 2016)
2.2 Klimatologi
Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air, di samping
pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga sehingga iklimnya bersifat
tropis. Faktor iklim sangat mempengaruhi kegiatan usaha penduduk, demikian
juga dalam hal penyediaan air bersih. Oleh karena itu diperlukan adanya
pencatatan yang cermat mengenai iklim tersebut. Curah hujan di suatu tempat
antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran arus udara. Oleh
karena itu, jumlah hujan sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamat. Angin Muson dari arah Barat akibat tekanan tinggi di Benua Asia
melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan
angin tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah
angin kering pada musim kemarau.
2.3 Hidrologi
Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan
November–April. Rata –rata curah hujan dalam 9 tahun terakhir adalah 3,100
7
mm dengan rata rata hari hujan 167 hari. Pada tahun 2014 curah hujan tercatat
2,015 mm dengan 108 hari hujan selama satu tahun. Suhu udara rata-rata sekitar
25°C-38 °C. Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air , di
samping pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat
tropis. Curah hujan rata-rata 309 mm perbulan, dengan rata-rata hari hujan 16
hari pada tahun 2007. Berikut data rata-rata hari hujan dan curah hujan per
tahun di Kecamatan Banjarmasin Utara tahun 2006-2015 dapat dilihat pada tabel
2.4 Topografi
Kota Banjarmasin terletak dekat muara Sungai Barito dan dibelah dua
oleh Sungai Martapura dengan kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa dan
tergenangi air. Sedangkan untuk kemiringan tanah berkisar antara 0,13 %
dengan susunan geologi terutama bagian bawahnya didominasi oleh lempung
dengan sisipan pasir halus dan endapan aluvium yang terdiri dari lempung hitam
hitam keabuan dan lunak.
8
2.5 Jumlah Penduduk dan Fasilitas di Kecamatan Banjarmasin Utara
2.5.1 Jumlah Penduduk
Kecamatan Banjarmasin Utara terdiri dari 10 Kelurahan dengan 328
Rukun Tetangga (RT) dan 23 Rukun Warga (RW). Kelurahan terluas terletak di
Sungai Andai yang luasnya 3,69 km2, sedangkan Antasan Kecil Timur mempunyai
luas terkecil, yaitu hanya 0,66 km2. Berdasarkan data BPS Kota Banjarmasin,
jumlah penduduk di Kecamatan Banjarmasin Utara pada tahun 2015 adalah
153.218 jiwa.
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling besar
terdapat di Kelurahan Sungai Andai sebesar 25.658 jiwa dengan kepadatan
penduduk 6682 jiwa/km2 dan untuk Kelurahan Alalak Tengah mempunyai jumlah
penduduk 9750 jiwa dengan kepadatan penduduk 11207 jiwa/km 2 atau
9
merupakan Kelurahan dengan jumlah penduduk terendah di Kecamatan
Banjarmasin Utara. Sedangkan jumlah penduduk di wilayah perencanaan selama
10 tahun dari tahun 2006 sampai 2015, ditunjukkan oleh tabel 2.4
10
dasar bagi terbentuknya peradaban yang lebih baik dan sebaliknya, sumber
manusia yang buruk akan menghasilkan peradaban yang buruk.
b) Kesehatan
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan masyarakat
terutama pada bidang kesehatan. Seharusnya Kotamadya Banjarmasin juga
dapat mengikuti dan memenuhi permintaan kebutuhan masyarakat tersebut.
c) Tempat peribadatan
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari
237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96% Protestan,
2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama
lainnya.
d) Perniagaan
Perniagaan yang ada di Bnajarmasin Utara salah satunya adalah pasar
tradisional yang berjumlah 6 padar. Berikut daftar dan jumlah fasilitas di
Kecamatan Banjarmasin Utara seperti di tunjukkan pada tabel dibawah .
11
Pustu/ Poskesdes 17
Posyandu 77
Rumah Sakit 1
Tempat Masjid 37
03. Peribadatan
Mushola/Langgar 151
Agama Islam
04. Pasar Tradisional - 6
(Sumber: BPS Kota Banjarmasin, 2016)
12
BAB III
KRITERIA PERENCANAAN
Horizon
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah
No. Kategori Kota Perencanaan
(Jiwa) (Unit)
(Tahun)
1. Kota Metropolitan >1.000.000 >200.000 20
2. Kota Besar 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000 15 – 20
3. Kota Sedang 100.000 – 500.000 20.000 – 1.000.000 10 – 15
4. Kota Kecil 10.000 – 100.000 2.000 – 20.000 5 – 10
5. Kota Kecamatan/Desa 3.000 – 10.000 600 – 2.000 <5
Prediksi jumlah penduduk dan fasilitas kota di masa yang akan datang
sangat penting dalam memperhitungkan jumlah kebutuhan air minum di masa
yang akan datang. Prediksi ini didasarkan pada laju perkembangan kota dan
kecenderungannya, arahan tata guna lahan serta ketersediaan lahan untuk
menampung perkembangan jumlah penduduk. Dengan memperhatikan jumlah
penduduk Kecamatan Banjarmasin Utara pada tahun 2015 sebanyak 153.218
maka Kecamatan ini dapat dikategorikan sebagai Kota sedang, sehingga berdasar
tabel yang diatas maka perlu dilakukan perhitungan proyeksi penduduk selama
10 tahun terakhir dengan metode statistik untuk memperkirakan jumlah
penduduk dan fasilitas kota di masa mendatang. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan jumlah penduduk di masa
mendatang yaitu :
13
3.1.1 Metode Aritmatika
Metode ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hilang. Metode ini
digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relatif
sama tiap tahun. Hal ini terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi kota rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat.
Rumus metode ini adalah :
Pn = P0 +r × (Tn - To )
N
Pi − P(i−1)
r = ∑
N
i=1
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun ke-n
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn = Tahun ke-n
T0 = Tahun dasar
N = Jumlah data diketahui
14
Korelasi (R2) 0,86
Standar Deviasi
8861,26
(STD)
(Perhitungan 3.2 Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatik)
Pn = P0 (1+r)n
Pi - P(i-1)
∑Ni=1
Pi
r=
N
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
Po = Jumlah penduduk awal
r = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Jangka waktu
N = Jumlah data diketahui
15
Korelasi (R2) 0,86
Standar Deviasi
8848,57
(STD)
(Perhitungan 3.3 Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometrik)
16
Tabel 3.4 Perhitungan Metode Regresi Linear
Jumlah Proyeksi
Tahun
No. Penduduk x2 x.P Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(x)
(P) (Pn)
17
x = Tahun
N = Jumlah data diketahui
Jumlah Proyeksi
Tahun
No. Penduduk x2 ln P x . ln P Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(x)
(P) (Pn)
18
a = Konstanta
b = Konstanta
x = Tahun
N = Jumlah data diketahui
Jumlah Proyeksi
Tahun
No. Penduduk ln x (ln x)2 P.ln x Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(x)
(P) (Pn)
19
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut :
a. r < 0, korelasi kuat, tetapi bernilai negatif dan hubungan diantara keduanya
berbanding terbalik.
b. r = 0, kedua data tidak memiliki hubungan.
c. r > 1, terdapat hubungan positif dan diperoleh korelasi yang kuat, diantara
kedua variabel memiliki hubungan yang berbanding lurus.
Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
1/2
∑(Pn -P)2 -[∑(Pn -P)2/n ]
STD = [ ]
n
Metode proyeksi yang dipilih adalah metode dengan nilai standar deviasi
terendah dan koefisien korelasi paling besar. Pola perkembangan kota sesuai
dengan fungsi kota di masa mendatang juga dijadikan acuan dalam menentukan
metode proyeksi. Pada umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan
kecenderungan pertambahan penduduk di masa mendatang.
Tabel di atas menunjukkan nilai korelasi dan standar deviasi yang berbeda
dari tiap metode. Berdasarkan Tabel 3.5 metode proyeksi yang paling tepat
digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk wilayah perencanaan pada
masa yang akan datang adalah metode Logaritmik karena metode ini memiliki
nilai faktor korelasi positif yang paling besar dan nilai standar deviasi paling kecil.
Oleh karena itu metode Logaritmik dianggap metode yang paling
menggambarkan kondisi penduduk wilayah kecamatan Banjarmasin Utara 10
tahun mendatang dan akan digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk
pada periode perencanaan.
20
Dengan menggunakan 5 metode diatas dapat diketahui proyeksi
penduduk dan fasilitas kota di wilayah perencanaan dengan metode Logaritmik
untuk jangka waktu proyeksi 10 tahun mendatang untuk kategori kota sedang,
yaitu :
Tabel 3.8 Proyeksi Jumlah & Kepadatan Penduduk Sampai Dengan Tahun 2025
Proyeksi
Proyeksi
Kepadatan %
No. Tahun Penduduk
Penduduk Pertumbuhan
(Jiwa)
(L = 16,54 Km²)
21
Tabel 3.9 Standar Kebutuhan Fasilitas Perkotaan
Standar Pendukung
Jenis Fasilitas
per-unit fasilitas (jiwa)
FASILITAS PENDIDIKAN
1 TK 1000
2 SD 1600
3 SMP 4800
4 SMU 9600
5 Perguruan Tinggi 70000
TEMPAT IBADAH
1 Masjid 30000
2 Musholla/langgar 2500
3 Gereja 30000
4 Pura/klenteng/vihara 30000
FASILITAS KESEHATAN
1 Rumah sakit umum 240000
2 Rumah sakit bersalin 10000
3 Puskesmas 30000
4 Pustu/klinik/posyandu 3000
5 Apotek 10000
FASILITAS PERNIAGAAN & JASA
1 Warung/kios 250
2 Toko/Pertokoan 2500
3 Pasar 30000
4 Supermarket 30000
5 Terminal/stasiun 30000
FASILITAS UMUM, REKREASI dan OLAH RAGA
1 Bioskop 30000
2 Gedung serbaguna 480000
3 Balai pertemuan 30000
4 Gelanggang olahraga 30000
5 Kolam renang 100000
(Sumber : Ismoyo, 2008)
22
Tabel 3.10 Proyeksi Fasilitas Kota Sampai Tahun 2025
∑
Fasilitas Proyeksi Jumlah Fasilitas
Tahun
Jenis Fasilitas 2015
(unit) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
153218 176902 189623 203259 217876 233544 250338 268340 287637 308321 330493
FASILITAS PENDIDIKAN
FASILITAS KESEHATAN
Rumah
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
1 Sakit
2 Puskesmas 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 10
3 Poskesdes 17 25 29 34 39 44 49 55 62 69 76
Jumlah 99 116 125 134 145 156 167 180 194 208 224
FASILITAS PERNIAGAAN
1 Pasar 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12
Jumlah 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12
TEMPAT IBADAH
1 Masjid 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 43
2 Musholla 151 160 166 171 177 183 190 197 205 213 222
Jumlah 188 198 204 210 216 223 230 238 246 255 265
23
skenario pembangunan perkotaan dan tingkat penyediaan prasarana yang ada
saat ini serta persoalan yang telah diidentifikasikan. Analisis yang dilakukan harus
dapat memperlihatkan besarnya kebutuhan dasar serta kebutuhan
pengembangan (development need) dengan memperhatiakan teknologi yang
siap pakai, standar-standar yang ada, serta perencanaan yang menggunakan
teknologi non standar (Tim Penyusun Direktorat Jenderal Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum, 2007).
Adapun kebutuhan Air Minum secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan domestik.
2. Kriteria yang digunakan.
a) Lihat hasil survei kebutuhan prasarana
b) Pemakaian air untuk SR= 130 lt/org/hr
c) Pemakaian untuk HU/TA = 30 lt/org/hr (standar pelayanan minimum).
3. Kebutuhan non-domestik.
4. Kebutuhan industri dengan kriteria pemakaian air = 0,1 – 0,3 lt/ha/hr.
5. Kebutuhan niaga dengan kriteria pemakaian air = 900 lt/niaga/hr (niaga
kecil) dan 5000 lt/niaga/hr (niaga besar).
6. Kebutuhan fasilitas umum (Pendidikan, kantor pemerintahan dsb) dengan
kriteria pemakaian air = 10% -15 % dari kebutuhan domestik.
7. Prediksi dilakukan 10 tahun ke depan sesuai dengan Rencana Induk
SPAM.
8. Kriteria pemakaian di untuk hari maksimum = 1,15 pemakaian hari rata-
rata.
9. Pemakaian air untuk jam puncak = 1,5 – 1,7 pemakaian hari maksimum.
24
Tabel 3.11 Acuan Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air
No. Kategori Kota Perbandingan SR-HU
SR HU
1. Kota Metropolitan 190 30 90-10
2. Kota Besar 170 30 80-20
3. Kota Sedang 150 30 80-20
4. Kota Kecil 130 30 70-30
5. Kota Kecamatan/Desa 100 30 70-30
(Sumber : Ismoyo, 2008)
25
Tabel 3.12 Kebutuhan Air Domestik
Eksisting Tahun Perencanaan
No Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Jumlah
1 Jiwa 153.218 176.902 189.623 203.259 217.876 233.544 250.338 268.340 287.637 308.321 330.493
Penduduk
% Target
2 Pelayanan % 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
PDAM
Penduduk
3 Jiwa 122.574 141.522 151.698 162.607 174.301 186.835 200.270 214.672 230.110 246.657 264.394
Pelayanan
4 % Terlayani % 50% 53% 56% 59% 62% 65% 68% 71% 74% 77% 80%
Penduduk
5 Yang Jiwa 76.609 93.758 106.189 119.923 135.083 151.804 170.230 190.521 212.851 237.407 264.394
Terlayani
Pemakaian
Air Domestik
-
L/o/har
6 Sambungan 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
i
Rumah
- Hidran L/o/har
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Umum i
Perbandinga
7
n SR/KU
26
- SR % 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
- HU % 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Jumlah
Konsumen
8 Air
- SR Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
- HU Jiwa 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah
Sambungan
9
- SR Unit 12.257 15.001 16.990 19.188 21.613 24.289 27.237 30.483 34.056 37.985 42.303
- HU Unit 230 281 319 360 405 455 511 572 639 712 793
Kebutuhan
Air Domestik
10
- SR L/detik 106,40 130,22 147,48 166,56 187,62 210,84 236,43 264,61 295,63 329,73 367,21
- HU L/detik 7,98 9,77 11,06 12,49 14,07 15,81 17,73 19,85 22,17 24,73 27,54
Total 12.094.79 13.698.36 15.470.04 17.425.72 19.582.66 21.959.64 24.577.26 27.457.82 30.625.52 34.106.87
L/hari 9.882.561
11 Kebutuhan 0 6 2 2 4 9 1 8 5 8
Domestik L/detik 114,38 139,99 158,55 179,05 201,69 226,65 254,16 284,46 317,80 354,46 394,76
27
Tabel 3.13 Acuan Kebutuhan Air Berdasarkan Fasilitas (Non-Domestik)
Standar
Kebutuhan
Jenis Fasilitas Satuan Pengguna
Air Bersih
(org/unit)
FASILITAS PENDIDIKAN
1 TK lt/org/hari 70 15 - 30
2 SD lt/org/hari 240 15 - 30
3 SMP lt/org/hari 360 15 - 30
4 SMU lt/org/hari 360 15 - 30
5 Perguruan Tinggi lt/org/hari 750 15 - 30
TEMPAT IBADAH
1 Masjid lt/unit/hari 800 - 2000
28
a. Kantor desa lt/org/hari 15 10 - 50
b. Kantor kecamatan lt/org/hari 30 10 - 50
c. Kantor kabupaten lt/org/hari 50 10 - 50
d. Instansi otonom lt/org/hari 30 10 - 50
e. BUMN/BUMD lt/org/hari 500 10 - 50
2 Bioskop lt/unit/hari 1000 - 3000
3 Gedung serbaguna lt/unit/hari 1000 - 3000
4 Balai pertemuan lt/unit/hari 1500 - 2000
5 Hotel/penginapan lt/bed/hari 75 - 150
6 Gelanggang olahraga lt/unit/hari 1200 - 1600
7 Kolam renang lt/unit/hari 1000 - 1300
KEGIATAN INDUSTRI
1 Industri besar lt/org/hari 750 25
2 Industri sedang lt/org/hari 300 25
3 Industri kecil lt/org/hari 50 25
(Sumber : Ismoyo, 2008)
29
Tabel 3.14 Kebutuhan Air Berdasarkan Fasilitas (Non-Domestik)
Kriteria Kebutuhan Air Non-Domestik (liter/hari)
Standar kebutuhan Tahun Perencanaan
Jenis
No Pengguna air 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Fasilitas
(jiwa/unit) (l/o/h)
153.218 176.902 189.623 203.259 217.876 233.544 250.338 268.340 287.637 308.321 330.493
(l/unit/hari)
Fasilitas Pendidikan
52 76 88 102 117 132 149 167 186 207 229
1 TK 70 30
109.200 159.600 184.800 214.200 245.700 277.200 312.900 350.700 390.600 434.700 480.900
62 77 85 93 102 112 123 134 146 159 173
2 SD 240 30
446.400 554.400 612.000 669.600 734.400 806.400 885.600 964.800 1.051.200 1.144.800 1.245.600
18 23 26 28 31 35 38 42 46 50 55
3 SMP 360 30
194.400 248.400 280.800 302.400 334.800 378.000 410.400 453.600 496.800 540.000 594.000
17 19 21 22 24 25 27 29 31 33 35
4 SMA 360 30
183.600 205.200 226.800 237.600 259.200 270.000 291.600 313.200 334.800 356.400 378.000
Perguruan 11 11 12 12 12 12 12 13 13 13 14
5 750 30
Tinggi 247.500 247.500 270.000 270.000 270.000 270.000 270.000 292.500 292.500 292.500 315.000
Fasilitas Kesehatan
Rumah 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
1 400
Sakit 400 400 400 400 400 400 400 400 800 800 800
2 Puskesmas 1.200 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 10
30
4.800 6.000 6.000 7.200 7.200 8.400 8.400 9.600 9.600 10.800 12.000
17 25 29 34 39 44 49 55 62 69 76
3 Poskesdes 1.200
20.400 30.000 34.800 40.800 46.800 52.800 58.800 66.000 74.400 82.800 91.200
77 85 89 94 99 104 109 115 122 129 136
4 Posyandu 1.200
92.400 102.000 106.800 112.800 118.800 124.800 130.800 138.000 146.400 154.800 163.200
Tempat Ibadah
37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 43
1 Masjid 2.000
74.000 76.000 76.000 78.000 78.000 80.000 80.000 82.000 82.000 84.000 86.000
151 160 166 171 177 183 190 197 205 213 222
2 Mushola 1.000
151.000 160.000 166.000 171.000 177.000 183.000 190.000 197.000 205.000 213.000 222.000
Perniagaan
6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12
1 Pasar 4000
24000 28000 28000 32000 32000 36000 36000 40000 40000 44000 48000
Total 3.472.900 l/hari
31
Tabel 3.15 Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Air
No Uraian Kategori 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi
1 Jiwa 153.218 176.902 189.623 203.259 217.876 233.544 250.338 268.340 287.637 308.321 330.493
Penduduk
%
Tingkat Terhadap
2 50% 53% 56% 59% 62% 65% 68% 71% 74% 77% 80%
Layanan Penduduk
Wilayah
3 Proyeksi Wilayah 76.609 93.758 106.189 119.923 135.083 151.804 170.230 190.521 212.851 237.407 264.394
Penduduk a.
Sambunga
53.626 65.631 74.332 83.946 94.558 106.263 119.161 133.365 148.996 166.185 185.076
n Rumah
(SR) 70%
b. Hidran
Umum 22.983 28.127 31.857 35.977 40.525 45.541 51.069 57.156 63.855 71.222 79.318
(HU) 30%
4 Proyeksi ∑ Wilayah
sambungan a.
Sambunga
n Rumah 10.725 13.126 14.866 16.789 18.912 21.253 23.832 26.673 29.799 33.237 37.015
(SR) = 5
org/SR
b. Hidran 230 281 232 360 405 455 511 572 639 712 793
32
Umum
(HU) = 100
org/HU
5 Proyeksi ∑ a. Fasilitas
sambungan Pendidikan 160 206 232 257 286 316 349 385 422 462 506
b. Fasilitas
Kesehatan 99 115 125 134 145 156 167 180 194 208 224
c. Fasilitas
Perniagaan 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12
d. Tempat
Ibadah 188 198 204 210 216 223 230 238 246 255 265
6 Proyeksi ∑
11.408 13.933 15.666 17.758 19.972 22.412 25.098 28.058 31.310 34.885 38.815
sambungan
7 Kebutuhan a.
Air Sambunga
11.149.83 12.591.89 14.183.72 15.939.37 17.874.13 20.004.74 22.349.39 24.927.75 27.761.41
n Rumah 8.043.945 9.844.596
2 5 8 8 3 7 5 3 2
(SR) = 150
l/org/h
b. Hidran
Umum
689.481 843.823 955.700 1.079.305 1.215.748 1.366.232 1.532.069 1.714.693 1.915.662 2.136.665 2.379.550
(HU) = 30
l/org/h
c. 12.094.79 13.698.36 15.470.04 17.425.72 19.582.66 21.959.64 24.577.26 27.457.82 30.625.52 34.106.87
9.882.561
Domestik 0 6 2 2 4 9 1 8 5 8
33
d. Non-
1.419.400 1.688.800 1.847.800 1.995.600 2.163.900 2.346.600 2.534.500 2.755.700 2.972.000 3.206.500 3.472.900
Domestik
Jumlah 11.301.96 13.783.59 15.546.16 17.465.64 19.589.62 21.929.26 24.494.14 27.332.96 30.429.82 33.832.02 37.579.77
(liter/hari) 1 0 6 2 2 4 9 1 8 5 8
Jumlah
(liter/detik 130,81 159,53 179,93 202,15 226,73 253,81 283,50 316,35 352,20 391,57 434,95
)
Produksi Air 13.562.35 16.540.30 18.655.39 20.958.77 23.507.54 26.315.11 29.392.97 32.799.55 36.515.79 40.598.43 45.095.73
liter/hari
(tingkat 3 8 9 0 6 7 9 3 4 0 4
8
kebocoran
liter/detik 156,97 191,44 215,92 242,58 272,08 304,57 340,20 379,62 422,64 469,89 521,94
20%)
9 Produksi Air 14.918.58 18.194.33 20.520.93 23.054.64 25.858.30 28.946.62 32.332.27 36.079.50 40.167.37 44.658.27 49.605.30
liter/hari
(harian 9 9 9 7 1 8 7 9 3 3 7
maksimum
liter/detik 172,67 210,58 237,51 266,84 299,29 335,03 374,22 417,59 464,90 516,88 574,14
110 %)
10 Debit 22.377.88 27.291.50 30.781.40 34.581.97 38.787.45 43.419.94 48.498.41 54.119.26 60.251.05 66.987.41 74.407.96
liter/hari
Puncak (jam 3 8 9 1 2 3 5 3 9 0 0
puncak
liter/detik 259,00 315,87 356,27 400,25 448,93 502,55 561,32 626,38 697,35 775,32 861,20
150%)
34
3.4 Kriteria Desain
3.4.1 Unit Air Baku
a. Jenis Air
Potensi jenis sumber air yang dapat dimanfaatkan ditinjau dari segi
kemudahan mendapatkannya, atas dasar pertimbangan terhadap :
1. Pengolahan yang ekonomis, yaitu relatif, mudah dan murah.
2. Kontinuitas yang tidak ekstrim, sehingga kebutuhan air baku tetap dapat
dipenuhi pada musim kemarau (surut).
3. Jarak yang ekonomis, maksudnya adalah lokasi sumber air berada pada jarak
yang tidak menyulitkan untuk menjangkaunya.
4. Urutan prioritas alternatif sumber :
a. Mata air
b. Air tanah dalam/sumur artesis
c. Air danau
d. Air sungai
e. air hujan
f. Pemanfaatan lain dari sumber air selai untuk air minum sesuai
kebijaksanaan pemerintah setempat.
35
3. Kedalaman minimum air sumber pada musim kemarau jauh lebih tinggi dari
kedalaman minimum yang tidak boleh diganggu, setelah diperhitungkan
terhadap tinggi muka air yang dibutuhkan untuk air minum.
4. Pemanfaatan lain dari sumber yang bersangkutan selain untuk air minum
harus dipertimbangkan/diperhitungkan.
36
5. Bangunan penunjang.
Yang mana kelima komponen utama tersebut masing-masing merupakan bagian
dari unit produksi sistem penyediaan air minum. Jenis dan komponen unit
produksi sistem penyediaan air minum dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.16 Jenis dan komponen unit produksi sistem penyediaan air minum
No. Jenis/Komponen Keterangan
1 Bangunan pengambil Air Baku Jenis-jenis bangunan pengambil air baku
dapat dilihat pada SK SNI S-2.1.1. tentang
konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku
2 Penangkap Pasir Berbentuk bak
3 Sumur Penerima Berbentuk bak
4 Pembubuh Bahan Kimia Terdiri dari prekhlorinasi pelunakan air;
koagulasi, netralisasi, disinfeksi dan
fluoridisasi lihat SK SNI S-1.3.11 tentang
spesifikasi teknis bahan kimia dan
persyaratan kimiawi dalam air minum.
5 Pengaduk Cepat Memiliki gardien kecepatan lebih tinggi dari
pada pengaduk lambat
6 Pengaduk Lambat
7 Bak Pengendap
8 Saringan Pasir Cepat Memiliki kecepatan aliran yang lebih besar
dibandingkan saringan pasir lambat
9 Saringan Pasir Lambat
10 Clarifier Suatu bangunan yang memiliki proses
koagulasi, flokulasi dan pengendapan serta
memiliki selimut lumpur lumpur (sludge
blanket)
11 Reservoar Air Bersih Terdapat diunit produksi reservoar
distribusi terdapat di unit distribusi
12 Pengolah Lumpur Terdiri dari alat stabilisasi, penekan
pressure, pengering dan kompaksi
37
No Jenis/Komponen Keterangan
13 Bangunan Penunjang Terdiri dari ruang operasi dan kontrol
laboratorium, gudang, bengkel, rumah
kimia, ruma pembangkit listrik, dan
halaman. Lihat SK. SNI S.1.3.9. tentang
spesifikasi teknis bangunan penunjang
sistem penyediaan air minum.
14 Peralatan Elektro - Mekanik Lihat SK SNI S.1.3.8. tentang spesifikasi
Teknis instalasi Elektro Mekanikal Sistem
Penyediaan Air Minum.
(Sumber : Ismoyo, 2008)
b. Fungsi
Unit produksi sistem pengolahan air minum berfungsi untuk mengolah
air baku untuk menjadi air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai
dengan standar kualitas air minum tersebut air baku diolah dengan proses
pemisahan partikel kasar, proses pemisahan tersuspensi, proses pemiasahan
terlarut, proses netralisasi dan proses disinfeksi.
38
cukup dan menggunakan desinfektan yang
efektif
Mengoksidasi besi dan mangan terlarut
menjadi bentuk besi dan mangan tak
terlarut sehigga dapat dihilangkan dengan
cara pengendapan
Menghilangkan materi berwarna
Menetralkan amonia bebas di dalam air
Mencegah pertumbuhan alga di bak
sedimentasi dan saringan
Membunuh organisasi pada saringan pasir
sehingga umur saringan pasir lebih lama
Pelunakan air Menurunkan tingkat kesadahan yang
disebabkan oleh kation Mg2+ dan Ca+
Koagulan Untuk menghilangkan gaya tolak menolak antar v
partikel-partikel koloid yang bermuatan sama
sehingga akan terbentuk flok-flok yang berukuran
lebih besar agar mudah diendapkan. Dengan
demikian diperoleh aliran yang berkecepatan
tinggi namun tetap ekonomis.
Pengaduk cepat Mempercepat pencampuran bahan kimia serta
menjamin tercapainya nilai gradien kecepatan
yang diinginkan
Pengaduk lambat Mengatur pengaliran agar terbentuk kondisi yang
memungkinkan terbentuknya flok yang berat,
besar dan padat.
Bak pengendap Mengendapkan flok yang sudah terbentuk
Saringan pasir cepat Menjernihkan air dengan cara menyaring partikel
tersuspensi, koloidal, dan mikroorganisme.
Saringan pasir lambat Menyaring flok=flok halus yang tidak dapat
mengendap pada bak pengendap seblumnya.
Clarifier Menjernihkan air dengan cara menjaring partikel
tersuspensi, koloidal, dan mikroorganisme.
39
Reservoir air bersih Menampung air bersih hasil olahan, sebagai
tempat kontak air dengan desinfektan.
Pengolahan lumpur Mengolah buangan lumpur dengan cara stabilisasi,
pengeringan, dan komplikasi.
Saringan pasir cepat Menjernihkan air dengan cara menjaring partikel
kasar dan halus secara langsung.
Netralisan Sebagai bahan untuk mencapai pH jenuh atau nilai
indeks langier (langier indeks/LI) sama dengan nol,
sehingga air mencapai kesetimbangan.
Desinfektan Sebagai bahan untuk membunuh bakteri penyakit.
Senyawa fluor Untuk menambahkan kekurangan unsur fluor pada
air sehingga kebutuhan unsur ini sebesar 1 mgA
pada air minum terpenuhi
Bak pembuatan larutan kimia Membuat larutan kimia sesuai konsentrasi yang
diinginkan dan menjamin tersedianya larutan
kimia selama proses pengolahan air berlangsung
Generator genset Sebagai sumber energi listrik.
Bangunan penunjang Sebagai bangunan penunjang yang berguna untuk
kelancaran produksi meliputi ruang kontrol,
laboratorium, gudang, bengkel, rumah kimia,
rumah pembangkit listrik, dan halaman.
Ruang operasi dan kontrol Sebagai tempat untuk para operator menjalankan
operasi dan pemeliharaan.
Laboratotium Sebagi tempat melakukan pengujian kualitas air
baik fisik, kimiawi, maupun bakteriologis.
Gudang Sebagai tempat untuk menyimpan peralatan dan
bahan cadangan meliputi perpipaan, elektikal,
mekanikal, bahan kimia, dan peralatan khusus.
Bengkel Sebagai tempat untuk mengadakan kegiatan
perbaikan bagian-bagian dari komponen unit
produksi
Rumah kimia Sebagai tempat untuk mengatur operasi
pembubuhan bahan kimia.
40
Rumah pembangkit listrik Sebagai tempat untuk mengatur dan mengadakan
daya listrik dari trafo dan kubikal PLN maupun
genrator.
Halaman Sebagai tempat yang mencakup untuk mobilitas
parkir kendaraan dan keamnanan kegiatan unit
produksi.
41
b. Sub Unit Perpipaan
• Perpipaan adalah suatu sarana yang menghubungkan dari satu simpul ke
simpul yang lain untuk menghantarkan aliran air atau debit air antar simpul
tersebut.
• Kapasitas pengaliran tergantung dari beberapa faktor, antara lain besar pipa
dan tekanan yang diberikan untuk pengaliran.
• Semakin besar pipa semakin besar kapasitas pipa, sebaliknya semakin kecil
tekanan yang dibutuhkan.
• Dalam investasi semakin besar pipa semakin mahal harganya tetapi
semakinkecil tekanan yang dibutuhkan untuk pengaliran semakin murah
biaya operasional.
• Perencanaan diamater pipa dapat dilakukan dengan dasar :
i. Asumsi kecepatan aliran.
ii. Asumsi kehilangan tekanan sepanjang pipa.
c. Hidrolika Perpipaan
Dalam menelaah aspek hidrolika dalam pipa, digunakan asumsi/anggapan
sebagai berikut :
a. Air adalah fluida yang bersifat “incomprsible” tidak mengalami perubahan
volume apabila terjadi tekanan.
V
0 …..………………………………………… (Persamaan 3.4.2)
P
b. Fluida yang bergerak dalam pipa dalam kondisi “steady state” tidak
mengalami perubahan kecepatan dari waktu ke waktu.
v …..………………………………………… (Persamaan 3.4.3)
0
t
c. Fluida yang bergerak dalam pipa dalam kondisi “uniform flow” tidak
mengalami perubahan kecepatan dalam diameter pipa yang sama.
v
0 ……………………………………………… (Persamaan 3.4.4)
s
42
Setiap aliran air dalam pipa harus memenuhi azas kontinuitas debit aliran :
1
A . .D 2
4 ………………………………………………. (Persamaan 3.4.7)
1
Q . .D 2 .v
4 ………………………………………… (Persamaan 3.4.8)
Setiap aliran air dalam pipa harus memenuhi azas kontinuitas energi seperti
berikut ini :
Etotin Etotout ................................................ (Persamaan 3.5.0)
Etotal :
1. energi potensial ( z dan H)
2. energi kinetik (Ek = v2/2g)
3. kehilangan energi (hL)
v2
Etotin Etot1 z1 H1 1
2 g ……………………………… (Persamaan 3.5.1)
v 2
Etotout Etot2 z2 H 2 2 …….……………..
hL (Persamaan 3.5.2)
2g
Keterangan :
z = muka tanah terhadap muka laut (m)
H = beda tinggi dari muka air ke muka tanah (m)
v = kecepatan aliran air (m/dt)
43
hL = kehilangan energi (m)
Pada contoh perhitungan diketahui bahwa apabila kecepatan aliran
sama, maka energi kinetik dapat diabaikan, sehingga faktor-faktor penting untuk
menghitung sisa tekanan dalam pipa adalah :
1. Elevasi tanah (z).
2. Tenaga pendorong awal (H1) dapat berupa menara air atau pompa.
3. Kehilangan energi atau kehilangan tekanan (hL).
Elevasi tanah didapat dari hasil pengukuran yang baik.
Tenaga pendorong diperkirakan ketinggian tekannya dengan baik.
Kehilangan energi/tekanan dihitung berdasarkan rumusan-rumusan
empiris.
hL
S
L ………………………………………………… (Persamaan 3.5.3)
44
Tabel 3.18 Koefisien Hazen William ( C )
No. Jenis (Material) Pipa Nilai C Perencanaan
1. ASBES CEMENT 120
2. POLY VINIL CHLORIDE (PVC) 120 - 140
3. HIGH DENSITY POLY ETHYLENE 130
4. MEDIUM DENSITY POLY 130
5. DUCTILE CAST IRON PIPE (DCIP) 110
6. BESI TUANG, CAST IRON (CIP) 110
7. GALVINIZED IRON PIPE (GIP) 110
8. STEEL PIPE (PIPA BAJA) 110
(Sumber : Ismoyo, 2008)
45
Aspek hidrolis node yang perlu diidentifikasi adalah :
a. Debbit tapping (mengambilan air dari pipa distribusi) berdasarkan hasil
perhitungan kebutuhan air bersih dalam satu blok layanan.
b. Tekanan air merupakan hasil perhitungan tekanan air dan head loss
berdasarkan data elevasi.
Karakteristik Hidrolis Pipa dalam jaringan pada aspek hidrolis node yang
perlu diidentifikasi adalah :
a. Debit aliran dalam pipa yaitu harus berdasarkan prinsip kontinuitas debit.
b. Tekanan air dalam pipa juga harus berdasarkan karakteristik hidrolis yaitu :
1. Berdasarkan prinsip kontinuitas debit Qin = Qout
2. Berdasarkan prinsip kontinuitas tekanan hj 1 = h j 2
Simulasi hidrolis jaringan pipa secara matematis apabila diketahui Q
(debit air) maka dapat diketahui / ditentukan perhitungan penyebaran aliran air
di setiap pipa dalam jaringannya dengan memperhatikan karakteristik hidrolis
dari pipa (dimana selalu ada hubungan antara Q dan hL). Dengan diketahuinya hL
maka H (tekanan di setiap node) dapat diperhitungkan juga. Model
perhitungan/simulasi hidrolis jaringan pipa dapat dilakukan dengan metode
“Perataan (adjustent)” yang diperkenalkan oleh Hardy Cross (1936). Metode ini
didasari pada dua kaidah fisika, yaitu :
1. Jumlah debit air di pipa yang masuk dan keluar dari suatu node sama dengan
jumlah debit air yang masuk dan keluar dari node tersebut.
2. Tekanan di suatu node adalah tunggal dalam arti di hitung dari segala arah
hasilnya sama.
Aliran air di pipa dihitung dan diratakan secara iteratif dengan
menggunakan persamaan :
# pipe
H i
………………………………………(Persamaan 3.5.5)
Qi i 1
# pipe
Hi
n.
i 1 Qi
46
metode ini menggunakan cara iterasi sampai dengan nilai Δ Qi memenuhi suatu
kriteria konvergensi (< 0,005 lt/dt).
47
BAB IV
ANALISA KEBUTUHAN AIR
A = 0,4306 m
1
A = d2
4
1
0,4306 m = . 3.14 . d2
4
d2 = 0,4306 m / 0.785
d2 = 0,548535
d = 0,74 m
Jadi, diameter pipa untuk intake nya sebesar 0,74 m
48
4.2 Unit Produksi
4.2.1 Perhitungan Volume Reservoir
Volume reservoir dapat dihitung berdasarkan waktu tampungan atau
waktu retensi dari air pada debit rata-rata. Pada umumnya dihitung 2-8 jam
penampungan. Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi kebutuhan air,
diketahui debit rata-rata pada tahun terakhir 2025 sebesar 861,20 liter/detik.
Apabila diasumsikan waktu penampungan sebesar 6 jam, maka volume reservoir
adalah:
Diketahui :Q = 861,20 liter/detik = 0,8612 m3/detik
t = 6 jam = 21.600 detik
Ditanyakan : Volume Reservoir (V) ?
Jawab : Volume Reservoir (V) = 6 jam x 0,8612 liter/detik
= 21.600 detik x 0,8612 liter/detik
= 18.601,92 liter/detik
49
9. Alalak Tengah 21.031 0.87 24.173,56
10. Sungai Andai 53.188 3.69 14.414,09
50
5. Surgi Mufti 0,2 1,5 5.685.801 65,81
6. Sungai Jingah 0,2 1,5 4.557.692 52,75
7. Alalak Utara 0,2 1,5 7.782.857 90,08
8. Alalak Selatan 0,2 1,5 4.420.844 51,17
9. Alalak Tengah 0,2 1,5 3.332.801 38,57
10. Sungai Andai 0,2 1,5 7.869.578 91,08
Jumlah 50.474.411 584,19
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Dalam perencanaan ini proyeksi perencanaan sistem penyediaan air
minum Kecamatan Banjarmasin Utara dari tahun 2015 sampai pada tahun
2025 atau selama 10 tahun.
2. Sumber air baku yang digunakan pada perencanaan ini adalah air sungai
3. Kecamatan Banjarmasin Utara terdiri dari 10 Kelurahan/Desa
4. Pada unit air baku, berdasarkan rekapitulasi kebutuhan air didapatkan
debit air rata-rata pada intake tahun 2025 sebesar 861,20 liter/detik
dengan diameter pipa untuk intake nya sebesar 0,74 m dan pada unit
produksi didapatkan volume reservoir sebesar 18.601,92 liter/detik
52
DAFTAR PUSTAKA
53
54