Anda di halaman 1dari 59

TUGAS BESAR

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


KECAMATAN BANJARMASIN UTARA
KALIMANTAN SELATAN

Oleh :
Lidya Mardhiati H1E114047
Selvia Risanti H1E114219

Dosen Pembimbing:
Chairul Abdi, ST., MT
NIP. 19780712 201212 1 002

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU

2016
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Sistem Penyediaan Air Minum


Nama : Lidya Mardhiati H1E114047
Selvia Risanti H1E114219

Program Studi : S1 Teknik Lingkungan

Dengan ini telah menyelesaikan Tugas Besar Perencanaan Sistem Penyediaan Air
Minum

Banjarbaru, Desember 2016

Penulis

Mengetahui,
Dosen pembimbing

Chairul Abdi, ST., MT


NIP. 19780712 201212 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga tugas besar ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Tugas besar ini dibuat untuk memenuhi tugas yang
diberikan dosen pembimbing sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan tugas besar ini dari awal
hingga akhir, baik itu moril maupun materil. Terima kasih kepada Bapak Chairul
Abdi, S.T., M.T atas segala bimbingan dan arahannya.
Penulis menyadari bahwa pada tugas ini masih banyak kekurangan maka
untuk itu penulis mohon maaf dan siap menerima saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan tugas selanjutnya. Besar harapan penulis agar tugas
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pada penulis dan pembaca. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Banjarbaru, Desembr 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii

KATA PENGANTAR................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................................... 3

1.4 Sistematika Penulisan............................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN ............................................. 5

2.1 Keadaan Geografi ..................................................................................... 5

2.2 Klimatologi................................................................................................ 7

2.3 Hidrologi ................................................................................................... 7

2.4 Topografi .................................................................................................. 8

2.5 Jumlah Penduduk dan Fasilitas di Kecamatan Banjarmasin Utara .......... 9

2.5.1 Jumlah Penduduk .............................................................................. 9

2.5.2 Fasilitas Kecamatan Banjarmasin Utara.......................................... 10

BAB III KRITERIA PERENCANAAN........................................................................... 13

3.1 Proyeksi Perkembangan Penduduk dan Fasilitas Kota .......................... 13

3.1.1 Metode Aritmatika .......................................................................... 14

3.1.2 Metode Geometrik ......................................................................... 15

3.1.3 Metode Regresi Linear .................................................................... 16

3.1.4 Metode Eksponensial ...................................................................... 17

iv
3.1.5 Metode Logaritmik.......................................................................... 18

3.2 Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Kota ........... 19

3.3 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih ............................................................... 23

3.4 Kriteria Desain ........................................................................................ 35

3.4.1 Unit Air Baku ................................................................................... 35

3.4.2 Unit Produksi ................................................................................... 36

3.4.3 Unit Distribusi ................................................................................. 41

3.4.4 Perhitungan Kehilangan Energi/Tekanan ....................................... 44

BAB IV ANALISA KEBUTUHAN AIR ......................................................................... 48

4.1 Unit Air Baku........................................................................................... 48

4.1.1 Intake .............................................................................................. 48

4.2 Unit Produksi .......................................................................................... 49

4.2.1 Perhitungan Volume Reservoir ....................................................... 49

4.3 Unit Distribusi ......................................................................................... 49

4.3.1 Pembagian Daerah Pelayanan ........................................................ 49

4.3.2 Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi Air Minum ............................ 50

4.3.3 Perhitungan Debit Tapping Pipa Tiap Kelurahan ............................ 50

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kelangsungan
hidup manusia, baik dalam pertanian, kehidupan rumah tangga, hingga
perkantoran. Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, maka telah diadakan
sistem penyediaan air bersih terutama di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Permasalahan penyediaan air bersih terutama pada daerah perkotaan atau
pedesaan adalah masalah tentang pelayanan dan penyediaan air bersih yang
belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Berkurangnya kualitas ketersediaan
air bersih untuk dijadikan air minum juga menjadi permasalahan yang cukup
penting.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 tahun 2002, syarat-
syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam
berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di
minum. Meningkatnya populasi dan perkembangan kota/kawasan pelayanan
ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi
warga akan membawa dampak terhadap peningkatan kebutuhan air minum.
Permasalahan tersebut membuat pembangunan sistem penyediaan air minum
sangat diperlukan dengan tujuan terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
pengelolaan air minum yang berkelanjutan atau memberikan manfaat dan
pelayanan kepada masyarakat pengguna secara terus-menerus (Nusa, 2010).
Kecamatan Banjarmasin Utara merupakan salah satu kecamatan di Kota
Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Luas Kecamatan
Banjarmasin Utara adalah 16,55 km2 yang terletak pada ketinggian 0,16 meter
dibawah permukaan laut, dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar
sehingga pada waktu air laut pasang hampir seluruh wilayah digenangi air (BPS

1
Kota Banjarmasin, 2015). Banjarmasin sebagai ibukota seribu sungai tidak identik
dengan mudahnya warga mendapatkan air bersih, bahkan perkiraan lima tahun
kedepan wilayah ini memasuki tahapan krisis air bersamaan dengan
memburuknya resapan disekitar sungai Martapura, lantaran persediaan tidak
sebanding dengan kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut. Bahkan PDAM
Bandarmasih Kota Banjarmasin saat ini masih mempuyai hambatan dalam
memberikan pelayanan air bersih pada masyarakat Kota Banjarmasin.
Permasalahan tersebut antara lain, tingkat kehilangan air yang masih cukup
tinggi. untuk area pelayanan PDAM Kota Banjarmasin, adanya keluhan dari
pelanggan bahwa pelayanan yang kurang baik, karena tekanan, kualitas dan
kontinuitas masih kurang dari yang diharapkan, serta sistem distribusi belum
terdata dengan baik, sehingga menyulitkan dalam berbagai hal, termasuk
evaluasi jika terjadi masalah.
Oleh karena itu, melihat permasalahan tersebut maka diperlukanlah
suatu sistem penyediaan air bersih yang memenuhi syarat, yang terdiri dari 4
komponen, yaitu unit produksi terdiri dari bangunan pengambilan air baku, pipa
transmisi air baku, instalasi pengolahan air dan bangunan-bangunan penunjang,
dan unit distribusi terdiri dari pipa induk distribusi, reservoir, jaringan pipa
transmisi dan distribusi air bersih dan sambungan pelanggan. Maka untuk
memenuhi kebutuhan penyediaan air bersih bagi masyarakat di daerah
Kecamatan Banjarmasin Utara dalam beberapa tahun kedepan, diperlukan suatu
perencanaan menyeluruh, dalam bentuk penyiapan dan perencanaan jalur pipa
distribusi karena menyangkut kebutuhan orang banyak dan merupakan bagian
dari pelayanan air bersih kepada masyarakat untuk mencapai target kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan dari tugas perencanaan ini adalah :
1. Untuk merencanakan atau menghitung kebutuhan air domestik dan non
domestik di wilayah perencanaan Kecamatan Banjarmasin Utara.

2
2. Untuk merencanakan pipa jaringan distribusi air bersih di wilayah
perencanaan Kecamatan Banjarmasin Utara.
3. Untuk mensimulasikan jaringan pipa hidrolis air bersih di wilayah
perencanaan Kecamatan Banjarmasin Utara.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan dari tugas perencanaan ini adalah :
1. Memberikan ide rencana penyediaan air bersih kepada instansi terkait
dan masyarakat dalam mengembangkan pelayanan air minum.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengelola air bersih
pada sarana dan prasarana.

1.4 Sistematika Penulisan


Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran Umum Daerah Perencanaan


Bab ini menjelaskan tentang keadaan geografi dan administrasi
kecamatan Banjarmasin Utara, klimatologi, topografi, hidrologi, dan
jumlah penduduk dan sarana di kecamatan Banjarmasin Utara.

Bab III : Kriteria Perencanaan


Bab ini berisi tentang proyeksi perkembangan penduduk dari fasilitas
Kota, proyeksi kebutuhan air bersih, dan kriteria desain.

Bab IV : Analisa Kebutuhan Air


Bab ini berisi analisa perhitungan jumlah kebutuhan air.

3
Bab V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil analisa dan rancangan system dalam
rangka menjawab tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran yang
penulis berikan untuk lebih memaksimalkan sistem selanjutnya.

Daftar Pustaka
Bab ini tentang judul-judul buku, artikel-artikel dan instansi yang terkait
dalam laporan ini.

Lampiran
Lampiran ini berisikan data-data dan peta yang dapat menunjang dalam
mengerjakan laporan ini.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai keadaan geografi dan administrasi
kecamatan Banjarmasin Utara, klimatologi, hidrologi, topografi, serta jumlah
penduduk dan sarana di kecamatan Banjarmasin Utara.

2.1 Keadaan Geografi


Berdasarkan data yang diambil dari BPS Kota Banjarmasin, Kecamatan
Banjarmasin Utara terletak pada ketinggian 0,16 meter dibawah permukaan laut,
dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar sehingga pada waktu air
laut pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Kecamatan Banjarmasin Utara
terdiri dari 10 (sepuluh) kelurahan, dengan wilayah keseluruhan adalah 16,54
km2. Kelurahan Sungai Andai adalah kelurahan yang memiliki wilayah terluas
antara 9 kelurahan lainnya yaitu dengan luas wilayah sebesar 3,69 km2, atau
mencakup sekitar 22,31 % dari wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara secara
keseluruhan. Sedangkan Kelurahan Antasan Kecil Timur memiliki luas wilayah
terkecil dengan luas wilayah 0,66 km2 atau sekitar 3,99 % dari luas wilayah
Kecamatan Banjarmasin Utara.
Kecamatan Banjarmasin Utara berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Barito Kuala
Sebelah Timur : Kecamatan Banjarmasin Timur
Sebelah Selatan : Kecamatan Banjarmasin Tengah
Sebelah Barat : Kecamatan Banjarmasin Barat
Banjarmasin Utara terletak dekat dengan muara Sungai Barito, dan
memiliki banyak anak sungai yang dimanfaatkan masyarakat baik untuk sarana
transportasi selain jalan darat maupun untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci,
kakus) sehari-hari.

5
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Bajarmasin Utara
(Sumber: Hasil Intersect pada Aplikasi GIS)

6
Tabel 2.1 Luas Daerah Menurut Kelurahan
Kelurahan Luas (Km2) Persentase (%)
01. Kuin Utara 1,45 8,77
02. Pangeran 1,46 8,83
03. Sungai Miai 1,65 9,98
04. Antasan Kecil Timur 0,66 3,99
05. Surgi Mufti 1,74 10,52
06. Sungai Jingah 1,11 6,71
07. Alalak Utara 3,06 18,50
08. Alalak Selatan 0,86 5,20
09. Alalak Tengah 0,87 5,26
10. Sungai Andai 3,00 22,31
Banjarmasin Utara 16,54 100,00
(Sumber : BPS Kota Banjarmasin Utara, 2016)

2.2 Klimatologi
Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air, di samping
pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga sehingga iklimnya bersifat
tropis. Faktor iklim sangat mempengaruhi kegiatan usaha penduduk, demikian
juga dalam hal penyediaan air bersih. Oleh karena itu diperlukan adanya
pencatatan yang cermat mengenai iklim tersebut. Curah hujan di suatu tempat
antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran arus udara. Oleh
karena itu, jumlah hujan sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamat. Angin Muson dari arah Barat akibat tekanan tinggi di Benua Asia
melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan
angin tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah
angin kering pada musim kemarau.

2.3 Hidrologi
Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan
November–April. Rata –rata curah hujan dalam 9 tahun terakhir adalah 3,100

7
mm dengan rata rata hari hujan 167 hari. Pada tahun 2014 curah hujan tercatat
2,015 mm dengan 108 hari hujan selama satu tahun. Suhu udara rata-rata sekitar
25°C-38 °C. Kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa tergenang air , di
samping pengaruh musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat
tropis. Curah hujan rata-rata 309 mm perbulan, dengan rata-rata hari hujan 16
hari pada tahun 2007. Berikut data rata-rata hari hujan dan curah hujan per
tahun di Kecamatan Banjarmasin Utara tahun 2006-2015 dapat dilihat pada tabel

Tabel 2.2 Jumlah Hari dan Curah Hujan (mm)


Tahun Hari Hujan Curah Hujan (mm)
2006 117 2567
2007 195 3771
2008 191 3162
2009 168 2817
2010 217 3568
2011 141 3277
2012 170 3577
2013 202 3206
2014 108 2015
2015 193 2308
Rata-Rata Pertahun 170 3021
(Sumber : BPS Kota Banjarmasin Utara, 2016)

2.4 Topografi
Kota Banjarmasin terletak dekat muara Sungai Barito dan dibelah dua
oleh Sungai Martapura dengan kondisi tanah sebagian terdiri dari rawa-rawa dan
tergenangi air. Sedangkan untuk kemiringan tanah berkisar antara 0,13 %
dengan susunan geologi terutama bagian bawahnya didominasi oleh lempung
dengan sisipan pasir halus dan endapan aluvium yang terdiri dari lempung hitam
hitam keabuan dan lunak.

8
2.5 Jumlah Penduduk dan Fasilitas di Kecamatan Banjarmasin Utara
2.5.1 Jumlah Penduduk
Kecamatan Banjarmasin Utara terdiri dari 10 Kelurahan dengan 328
Rukun Tetangga (RT) dan 23 Rukun Warga (RW). Kelurahan terluas terletak di
Sungai Andai yang luasnya 3,69 km2, sedangkan Antasan Kecil Timur mempunyai
luas terkecil, yaitu hanya 0,66 km2. Berdasarkan data BPS Kota Banjarmasin,
jumlah penduduk di Kecamatan Banjarmasin Utara pada tahun 2015 adalah
153.218 jiwa.

Tabel 2.3 Luas Wilayah, Banyaknya Penduduk, dan Kepadatan Penduduk


Menurut Kelurahan Tahun 2015
Luas Jumlah Kepadatan Penduduk
Kelurahan
(Km2) Penduduk (Jiwa/Km2)
Kuin Utara 1,45 11.428 7.881
Pangeran 1,46 11.892 8.145
Sungai Miai 1,65 17.524 10.621
Antasan Kecil Timur 0,66 9.831 14.895
Surgi Mufti 1,74 17.251 9.914
Sungai Jingah 1,11 13.292 11.975
Alalak Utara 3,06 24.441 7.987
Alalak Selatan 0,86 13.151 15.292
Alalak Tengah 0,87 9.750 11.207
Sungai Andai 3.69 24.658 6.682
Banjarmasin Utara 16,54 153.218 9.263
(Sumber: BPS Kota Banjarmasin, 2016)

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling besar
terdapat di Kelurahan Sungai Andai sebesar 25.658 jiwa dengan kepadatan
penduduk 6682 jiwa/km2 dan untuk Kelurahan Alalak Tengah mempunyai jumlah
penduduk 9750 jiwa dengan kepadatan penduduk 11207 jiwa/km 2 atau

9
merupakan Kelurahan dengan jumlah penduduk terendah di Kecamatan
Banjarmasin Utara. Sedangkan jumlah penduduk di wilayah perencanaan selama
10 tahun dari tahun 2006 sampai 2015, ditunjukkan oleh tabel 2.4

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kecamatan Banjarmasin Utara


Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
2006 90.930
2007 94.409
2008 94.409
2009 96.164
2010 132.934
2011 137.513
2012 142.092
2013 145.656
2014 149.442
2015 153.218
(Sumber : BPS Kota Banjarmasin, 2016)

2.5.2 Fasilitas Kecamatan Banjarmasin Utara


Dalam perencanaan penyediaan air bersih di Kecamatan Banjarmasin
Utara, tinjauan jumlah penduduk dan fasilitas merupakan salah satu hal yang
penting untuk dijadikan bahan pertimbangan di wilayah perencanaan
penyediaan air bersih, karena berbagai fasilitas tersebut memerlukan air bersih
untuk berbagai keperluan. Berikut ini adalah beberapa fasilitas yang penting di
Kecamatan Banjarmasin Utara yaitu
a) Fasilitas pendidikan
Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul
dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting
dan sangat strategis. Sumber manusia yang berkualitas merupakan prasyarat

10
dasar bagi terbentuknya peradaban yang lebih baik dan sebaliknya, sumber
manusia yang buruk akan menghasilkan peradaban yang buruk.
b) Kesehatan
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan masyarakat
terutama pada bidang kesehatan. Seharusnya Kotamadya Banjarmasin juga
dapat mengikuti dan memenuhi permintaan kebutuhan masyarakat tersebut.
c) Tempat peribadatan
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila:
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari
237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96% Protestan,
2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama
lainnya.
d) Perniagaan
Perniagaan yang ada di Bnajarmasin Utara salah satunya adalah pasar
tradisional yang berjumlah 6 padar. Berikut daftar dan jumlah fasilitas di
Kecamatan Banjarmasin Utara seperti di tunjukkan pada tabel dibawah .

Tabel 2.5 Fasilitas di Kecamatan Banjarmasin Utara Tahun 2015


No. Fasilitas Jenis Jumlah (Unit)
TK 132
SD 49
SMP 11
SMA 7
01. Pendidikan SMK 7
Madrasah Ibtidaiyah 13
Madrasah Tsanawiyah 7
Madrasah Aliyah 3
Perguruan Tinggi 11
02. Kesehatan Puskesmas 4

11
Pustu/ Poskesdes 17
Posyandu 77
Rumah Sakit 1
Tempat Masjid 37
03. Peribadatan
Mushola/Langgar 151
Agama Islam
04. Pasar Tradisional - 6
(Sumber: BPS Kota Banjarmasin, 2016)

12
BAB III
KRITERIA PERENCANAAN

3.1 Proyeksi Perkembangan Penduduk dan Fasilitas Kota


Dalam menentukan jumlah kebutuhan air maka diperlukan jangka waktu
proyeksi yang disesuaikan dengan horizon perencanaan yang perencanaannya
dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan jangka waktu tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini yaitu :

Tabel 3.1 Jangka Waktu Proyeksi Jumlah Penduduk

Horizon
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah
No. Kategori Kota Perencanaan
(Jiwa) (Unit)
(Tahun)
1. Kota Metropolitan >1.000.000 >200.000 20
2. Kota Besar 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000 15 – 20
3. Kota Sedang 100.000 – 500.000 20.000 – 1.000.000 10 – 15
4. Kota Kecil 10.000 – 100.000 2.000 – 20.000 5 – 10
5. Kota Kecamatan/Desa 3.000 – 10.000 600 – 2.000 <5

Prediksi jumlah penduduk dan fasilitas kota di masa yang akan datang
sangat penting dalam memperhitungkan jumlah kebutuhan air minum di masa
yang akan datang. Prediksi ini didasarkan pada laju perkembangan kota dan
kecenderungannya, arahan tata guna lahan serta ketersediaan lahan untuk
menampung perkembangan jumlah penduduk. Dengan memperhatikan jumlah
penduduk Kecamatan Banjarmasin Utara pada tahun 2015 sebanyak 153.218
maka Kecamatan ini dapat dikategorikan sebagai Kota sedang, sehingga berdasar
tabel yang diatas maka perlu dilakukan perhitungan proyeksi penduduk selama
10 tahun terakhir dengan metode statistik untuk memperkirakan jumlah
penduduk dan fasilitas kota di masa mendatang. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk menganalisa perkembangan jumlah penduduk di masa
mendatang yaitu :

13
3.1.1 Metode Aritmatika
Metode ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hilang. Metode ini
digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relatif
sama tiap tahun. Hal ini terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi kota rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat.
Rumus metode ini adalah :

Pn = P0 +r × (Tn - To )
N
Pi − P(i−1)
r = ∑
N
i=1

Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun ke-n
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar
r = Kenaikan rata-rata jumlah penduduk
Tn = Tahun ke-n
T0 = Tahun dasar
N = Jumlah data diketahui

Tabel 3.2 Perhitungan Metode Aritmatik


Jumlah Pertambaha Proyeksi
No. Tahun Penduduk n Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(P) (r) (Pn)
1 2006 90.930 90930 0 1057212219
2 2007 92.090 1160 97851 33187841 983123483
3 2008 94.409 2319 104772 107387163 843077682
4 2009 96.164 1755 111693 241139488 744242049
5 2010 132.934 36770 118614 205075129 90044917
6 2011 137.513 4579 125534 143485793 197914251
7 2012 142.092 4579 132455 92865344 347718068
8 2013 145.656 3564 139376 39435609 493337405
9 2014 149.442 3786 146297 9890326 675854408
10 2015 153.218 3776 153218 0 886443438
Jumlah 20105 1.234.448 62288 1220740 872466694 6318967920
Rata- 87246669, 631896792,
2010,5 123444,8 6920,9 122074,0
rata 4 0

14
Korelasi (R2) 0,86
Standar Deviasi
8861,26
(STD)
(Perhitungan 3.2 Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatik)

3.1.2 Metode Geometrik


Metode ini digunakan bila data jumlah penduduk menunjukkan
peningkatan yang pesat dari waktu kewaktu. Rumus metode geometrik :

Pn = P0 (1+r)n
Pi - P(i-1)
∑Ni=1
Pi
r=
N
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diproyeksikan
Po = Jumlah penduduk awal
r = Rata-rata angka pertumbuhan penduduk tiap tahun
n = Jangka waktu
N = Jumlah data diketahui

Tabel 3.3 Perhitungan Metode Geometrik

Jumlah Rasio Proyeksi


No. Tahun Penduduk Pertambahan Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(P) (r) (Pn)
1 2006 90.930 - 90.930 0 1.057.212.219
2 2007 92.090 0,0128 96.820 22.373.544,44 983.123.483
3 2008 94.409 0,0252 103.092 75.388.765,61 843.077.682
4 2009 96.164 0,0186 109.770 185.110.204,17 744.242.049
5 2010 132.934 0,3824 116.880 257.732.995,86 90.044.917
6 2011 137.513 0,0344 124.451 170.617.607,88 197.914.251
7 2012 142.092 0,0333 132.512 91.769.741,50 347.718.068
8 2013 145.656 0,0251 141.096 20.794.077,95 493.337.405
9 2014 149.442 0,0260 150.236 629.733,76 675.854.408
10 2015 153.218 0,0253 159.967 45.551.616,14 886.443.438
Jumlah 20105 1234448 0,5830 1.225.753 869968287 6318967920
Rata-rata 2010,5 123444,8 0,0648 122575,3 86996828,7 631896792,0

15
Korelasi (R2) 0,86
Standar Deviasi
8848,57
(STD)
(Perhitungan 3.3 Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometrik)

3.1.3 Metode Regresi Linear


Metode regresi linear dilakukan dengan menggunakan persamaan :
y = a + bx
P = a + bx
∑ y ∑ x2 - ∑ x ∑(xy)
a=
N ∑ x2 -(∑ x)2
N ∑(xy)2 - ∑ x ∑ y
b=
N ∑ x2 - (∑ x)2
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun ke-n (jiwa)
P = Jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
a = Konstanta
b = Konstanta
x = Tahun
N = Jumlah data diketahui

16
Tabel 3.4 Perhitungan Metode Regresi Linear

Jumlah Proyeksi
Tahun
No. Penduduk x2 x.P Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(x)
(P) (Pn)

1 2006 90,930 4,024,036 182,405,580 86,336 21,104,335 1,057,212,219

2 2007 92,090 4,028,049 184,824,630 94,582 6,212,269 983,123,483

3 2008 94,409 4,032,064 189,573,272 102,829 70,893,542 843,077,682

4 2009 96,164 4,036,081 193,193,476 111,075 222,344,428 744,242,049

5 2010 132,934 4,040,100 267,197,340 119,322 185,297,269 90,044,917

6 2011 137,513 4,044,121 276,538,643 127,568 98,903,146 197,914,251

7 2012 142,092 4,048,144 285,889,104 135,814 39,408,490 347,718,068

8 2013 145,656 4,052,169 293,205,528 144,061 2,544,760 493,337,405

9 2014 149,442 4,056,196 300,976,188 152,307 8,209,128 675,854,408

10 2015 153,218 4,060,225 308,734,270 160,554 53,810,227 886,443,438

Jumlah 20105 1234448 40,421,185 2,482,538,031 1,234,448 708,727,593 6,318,967,920


Rerata 2010.5 123444.8 4,042,119 248,253,803 123,445 70,872,759 631,896,792
a -16455918.03 Persamaan: -16455918.0 + 8246.4
b 8246.39
Korelasi (R2) 0.89
Standar Deviasi (STD) 7986.58

(Perhitungan 3.4 Proyeksi Penduduk dengan Metode Regresi Linear)

3.1.4 Metode Eksponensial


Metode eksponensial dilakukan dengan menggunakan persamaan :
y = a . ebx
P = a. ebx
1
ln a= (∑ ln y- b ∑ x)
N
N ∑(x ln y)- (∑ x ∑ ln y)
b=
N (∑ x2 )- (∑ x)2
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun ke-n (jiwa)
P = Jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
a = Konstanta
b = Konstanta
e = Eksponensial (2,7182818)

17
x = Tahun
N = Jumlah data diketahui

Tabel 3.5 Perhitungan Metode Eksponensial

Jumlah Proyeksi
Tahun
No. Penduduk x2 ln P x . ln P Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(x)
(P) (Pn)

1 2006 90,930 4,024,036 11 22,904 88,338 6,720,697 1,057,212,219


2 2007 92,090 4,028,049 11 22,941 94,690 6,760,122 983,123,483
3 2008 94,409 4,032,064 11 23,002 101,499 50,272,211 843,077,682
4 2009 96,164 4,036,081 11 23,051 108,798 159,623,474 744,242,049
5 2010 132,934 4,040,100 12 23,713 116,622 266,080,660 90,044,917
6 2011 137,513 4,044,121 12 23,793 125,008 156,363,969 197,914,251
7 2012 142,092 4,048,144 12 23,871 133,998 65,513,805 347,718,068
8 2013 145,656 4,052,169 12 23,933 143,634 4,088,956 493,337,405
9 2014 149,442 4,056,196 12 23,996 153,963 20,437,251 675,854,408
10 2015 153,218 4,060,225 12 24,058 165,034 139,627,152 886,443,438
Jumlah 20105 1234448 40,421,185 117 235,263 1,231,585 875,488,297 6,318,967,920
Rerata 2010.5 123444.8 4,042,119 12 23,526 123,158 87,548,830 1,148,903,258
ln a -127.914 a 0 persamaan: 0 . 2.72 0.07 x
b 0.069
Korelasi (R2) 0.86
Standar Deviasi
8876.60
(STD)
(Perhitungan 3.5 Proyeksi Penduduk dengan Metode Eksponensial)

3.1.5 Metode Logaritmik


Metode logaritmik dilakukan dengan menggunakan persamaan :
y = a + b. ln x
P = a + b. ln x
1
a= [∑ y − b ∑(ln x)]
N
N ∑(y ln x) − ∑ y ∑ ln x
b=
N ∑(ln x)2 − (∑ ln x)2
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun ke-n (jiwa)
P = Jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)

18
a = Konstanta
b = Konstanta
x = Tahun
N = Jumlah data diketahui

Tabel 3.6 Perhitungan Metode Logaritmik

Jumlah Proyeksi
Tahun
No. Penduduk ln x (ln x)2 P.ln x Penduduk (P - Pn)² (P - Pr)²
(x)
(P) (Pn)

1 2006 90,930 8 58 691,422 86,309 21,353,280 1,057,212,219

2 2007 92,090 8 58 700,289 94,572 6,162,250 983,123,483

3 2008 94,409 8 58 717,970 102,832 70,940,537 843,077,682

4 2009 96,164 8 58 731,365 111,087 222,688,200 744,242,049

5 2010 132,934 8 58 1,011,081 119,338 184,857,920 90,044,917

6 2011 137,513 8 58 1,045,977 127,585 98,571,897 197,914,251

7 2012 142,092 8 58 1,080,877 135,827 39,244,329 347,718,068

8 2013 145,656 8 58 1,108,061 144,066 2,527,517 493,337,405

9 2014 149,442 8 58 1,136,937 152,301 8,172,762 675,854,408

10 2015 153,218 8 58 1,165,740 160,531 53,484,909 886,443,438


Jumlah 20105 1234448 76 579 9,389,720 1,234,448 708,003,601 6,318,967,920
Rerata 2010.5 123444.8 8 58 938,972 123,445 70,800,360 1,148,903,258
- -
a Persamaan: + 16580409.1
125,989,430 125,989,430.3
b 16,580,409
Korelasi (R2) 0.89
Standar Deviasi (STD) 7982.50

(Perhitungan 3.6 Proyeksi Penduduk dengan Metode Logaritmik)

3.2 Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Kota


Untuk menentukan metode paling tepat yang akan digunakan dalam
perencanaan, diperlukan perhitungan faktor korelasi, standar deviasi dan
keadaan perkembangan kota di masa yang akan datang. Koefisien korelasi dan
standar deviasi diperoleh dari hasil analisa dan perhitungan data kependudukan
yang ada dengan data penduduk dari perhitungan metode proyeksi yang
digunakan. Korelasi, r, dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
∑(Pn − Pr )2 − ∑(Pn − P)2
r2 =
∑(Pn − Pr )2

19
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut :
a. r < 0, korelasi kuat, tetapi bernilai negatif dan hubungan diantara keduanya
berbanding terbalik.
b. r = 0, kedua data tidak memiliki hubungan.
c. r > 1, terdapat hubungan positif dan diperoleh korelasi yang kuat, diantara
kedua variabel memiliki hubungan yang berbanding lurus.
Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
1/2
∑(Pn -P)2 -[∑(Pn -P)2/n ]
STD = [ ]
n
Metode proyeksi yang dipilih adalah metode dengan nilai standar deviasi
terendah dan koefisien korelasi paling besar. Pola perkembangan kota sesuai
dengan fungsi kota di masa mendatang juga dijadikan acuan dalam menentukan
metode proyeksi. Pada umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan
kecenderungan pertambahan penduduk di masa mendatang.

Tabel 3.7 Rekapitulasi Nilai R2 dan STD Masing-Masing Proyeksi


Regresi
Aritmatik Geometrik Eksponensial Logaritmik
Linier
R2 0,86 0,86 0,89 0,86 0,89
STD 8861,26 8848,57 7986,58 8876,60 7982,50
(Perhitungan 3.5 Rekapitulasi Nilai Korelasi dan Standar Deviasi)

Tabel di atas menunjukkan nilai korelasi dan standar deviasi yang berbeda
dari tiap metode. Berdasarkan Tabel 3.5 metode proyeksi yang paling tepat
digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk wilayah perencanaan pada
masa yang akan datang adalah metode Logaritmik karena metode ini memiliki
nilai faktor korelasi positif yang paling besar dan nilai standar deviasi paling kecil.
Oleh karena itu metode Logaritmik dianggap metode yang paling
menggambarkan kondisi penduduk wilayah kecamatan Banjarmasin Utara 10
tahun mendatang dan akan digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk
pada periode perencanaan.

20
Dengan menggunakan 5 metode diatas dapat diketahui proyeksi
penduduk dan fasilitas kota di wilayah perencanaan dengan metode Logaritmik
untuk jangka waktu proyeksi 10 tahun mendatang untuk kategori kota sedang,
yaitu :

Tabel 3.8 Proyeksi Jumlah & Kepadatan Penduduk Sampai Dengan Tahun 2025

Proyeksi
Proyeksi
Kepadatan %
No. Tahun Penduduk
Penduduk Pertumbuhan
(Jiwa)
(L = 16,54 Km²)

2015 153218 9263


1 2016 176902 10695 0,155
2 2017 189623 11465 0,072
3 2018 203259 12289 0,072
4 2019 217876 13173 0,072
5 2020 233544 14120 0,072
6 2021 250338 15135 0,072
7 2022 268340 16224 0,072
8 2023 287637 17390 0,072
9 2024 308321 18641 0,072
10 2025 330493 19981 0,072
(Perhitungan 3.7 Proyeksi penduduk 10 tahun terakhir)

Pertumbuhan Kecamatan di wilayah Banjarmasin Utara ini dari waktu ke


waktu tentunya akan menyebabkan bertambahnya jumlah fasilitas umum dan
fasilitas sosial yang terdapat di wilayah tersebut. Untuk memproyeksikan jumlah
fasilitas umum dan fasilitas sosial di wilayah tersebut digunakan standar
penduduk pendukung yang diperoleh dengan cara menghitung jumlah penduduk
yang diwakili oleh satu unit fasilitas umum atau fasilitas sosial yang ada. Sehingga
ketika pada tahun-tahun berikutnya jumlah penduduk yang meningkat dapat
diketahui jumlah fasilitas umum maupun sosial yang seharusnya tersedia.

21
Tabel 3.9 Standar Kebutuhan Fasilitas Perkotaan
Standar Pendukung
Jenis Fasilitas
per-unit fasilitas (jiwa)
FASILITAS PENDIDIKAN
1 TK 1000
2 SD 1600
3 SMP 4800
4 SMU 9600
5 Perguruan Tinggi 70000
TEMPAT IBADAH
1 Masjid 30000
2 Musholla/langgar 2500
3 Gereja 30000
4 Pura/klenteng/vihara 30000
FASILITAS KESEHATAN
1 Rumah sakit umum 240000
2 Rumah sakit bersalin 10000
3 Puskesmas 30000
4 Pustu/klinik/posyandu 3000
5 Apotek 10000
FASILITAS PERNIAGAAN & JASA
1 Warung/kios 250
2 Toko/Pertokoan 2500
3 Pasar 30000
4 Supermarket 30000
5 Terminal/stasiun 30000
FASILITAS UMUM, REKREASI dan OLAH RAGA
1 Bioskop 30000
2 Gedung serbaguna 480000
3 Balai pertemuan 30000
4 Gelanggang olahraga 30000
5 Kolam renang 100000
(Sumber : Ismoyo, 2008)

22
Tabel 3.10 Proyeksi Fasilitas Kota Sampai Tahun 2025


Fasilitas Proyeksi Jumlah Fasilitas
Tahun
Jenis Fasilitas 2015
(unit) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
153218 176902 189623 203259 217876 233544 250338 268340 287637 308321 330493

FASILITAS PENDIDIKAN

1 TK 52 76 88 102 117 132 149 167 186 207 229


2 SD 62 77 85 93 102 112 123 134 146 159 173
3 SMP 18 23 26 28 31 35 38 42 46 50 55
4 SMU 17 19 21 22 24 25 27 29 31 33 35
Perguruan
5 11 11 12 12 12 12 12 13 13 13 14
Tinggi
Jumlah 160 195 220 246 274 305 337 372 409 450 492

FASILITAS KESEHATAN
Rumah
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
1 Sakit
2 Puskesmas 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 10

3 Poskesdes 17 25 29 34 39 44 49 55 62 69 76

4 Posyandu 77 85 89 94 99 104 109 115 122 129 136

Jumlah 99 116 125 134 145 156 167 180 194 208 224
FASILITAS PERNIAGAAN

1 Pasar 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12

Jumlah 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12

TEMPAT IBADAH
1 Masjid 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 43
2 Musholla 151 160 166 171 177 183 190 197 205 213 222

Jumlah 188 198 204 210 216 223 230 238 246 255 265

(Perhitungan 3.10 Proyeksi Fasilitas Kota Sampai Tahun 2025)

Proyeksi fasilitas kemudian dibagi berdasarkan blok perencanaan.


Pembagian fasilitas pada blok layanan dapat dilihat pada lampiran.

3.3 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih


Setelah dilakukan proyeksi terhadap jumlah penduduk di wilayah
pelayanan, proyeksi kebutuhan air minum yang telah ditentukan dapat dihitung
selama periode perencanaan dengan menggunakan suatu standar kebutuhan air
bersih yang telah ada. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa
kebutuhan prasarana adalah hasil survei nyata. Proyeksi kebutuhan penduduk,

23
skenario pembangunan perkotaan dan tingkat penyediaan prasarana yang ada
saat ini serta persoalan yang telah diidentifikasikan. Analisis yang dilakukan harus
dapat memperlihatkan besarnya kebutuhan dasar serta kebutuhan
pengembangan (development need) dengan memperhatiakan teknologi yang
siap pakai, standar-standar yang ada, serta perencanaan yang menggunakan
teknologi non standar (Tim Penyusun Direktorat Jenderal Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum, 2007).
Adapun kebutuhan Air Minum secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan domestik.
2. Kriteria yang digunakan.
a) Lihat hasil survei kebutuhan prasarana
b) Pemakaian air untuk SR= 130 lt/org/hr
c) Pemakaian untuk HU/TA = 30 lt/org/hr (standar pelayanan minimum).
3. Kebutuhan non-domestik.
4. Kebutuhan industri dengan kriteria pemakaian air = 0,1 – 0,3 lt/ha/hr.
5. Kebutuhan niaga dengan kriteria pemakaian air = 900 lt/niaga/hr (niaga
kecil) dan 5000 lt/niaga/hr (niaga besar).
6. Kebutuhan fasilitas umum (Pendidikan, kantor pemerintahan dsb) dengan
kriteria pemakaian air = 10% -15 % dari kebutuhan domestik.
7. Prediksi dilakukan 10 tahun ke depan sesuai dengan Rencana Induk
SPAM.
8. Kriteria pemakaian di untuk hari maksimum = 1,15 pemakaian hari rata-
rata.
9. Pemakaian air untuk jam puncak = 1,5 – 1,7 pemakaian hari maksimum.

24
Tabel 3.11 Acuan Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air
No. Kategori Kota Perbandingan SR-HU
SR HU
1. Kota Metropolitan 190 30 90-10
2. Kota Besar 170 30 80-20
3. Kota Sedang 150 30 80-20
4. Kota Kecil 130 30 70-30
5. Kota Kecamatan/Desa 100 30 70-30
(Sumber : Ismoyo, 2008)

Kriteria layanan tiap SR = 3 – 6 orang/rumah


Kriteria layanan tiap HU = 100 orang/HU

25
Tabel 3.12 Kebutuhan Air Domestik
Eksisting Tahun Perencanaan
No Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Jumlah
1 Jiwa 153.218 176.902 189.623 203.259 217.876 233.544 250.338 268.340 287.637 308.321 330.493
Penduduk
% Target
2 Pelayanan % 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
PDAM
Penduduk
3 Jiwa 122.574 141.522 151.698 162.607 174.301 186.835 200.270 214.672 230.110 246.657 264.394
Pelayanan
4 % Terlayani % 50% 53% 56% 59% 62% 65% 68% 71% 74% 77% 80%
Penduduk
5 Yang Jiwa 76.609 93.758 106.189 119.923 135.083 151.804 170.230 190.521 212.851 237.407 264.394
Terlayani
Pemakaian
Air Domestik
-
L/o/har
6 Sambungan 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
i
Rumah
- Hidran L/o/har
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Umum i
Perbandinga
7
n SR/KU

26
- SR % 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
- HU % 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Jumlah
Konsumen
8 Air
- SR Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
- HU Jiwa 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah
Sambungan
9
- SR Unit 12.257 15.001 16.990 19.188 21.613 24.289 27.237 30.483 34.056 37.985 42.303
- HU Unit 230 281 319 360 405 455 511 572 639 712 793
Kebutuhan
Air Domestik
10
- SR L/detik 106,40 130,22 147,48 166,56 187,62 210,84 236,43 264,61 295,63 329,73 367,21
- HU L/detik 7,98 9,77 11,06 12,49 14,07 15,81 17,73 19,85 22,17 24,73 27,54
Total 12.094.79 13.698.36 15.470.04 17.425.72 19.582.66 21.959.64 24.577.26 27.457.82 30.625.52 34.106.87
L/hari 9.882.561
11 Kebutuhan 0 6 2 2 4 9 1 8 5 8
Domestik L/detik 114,38 139,99 158,55 179,05 201,69 226,65 254,16 284,46 317,80 354,46 394,76

(Perhitungan 3.12 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik)

27
Tabel 3.13 Acuan Kebutuhan Air Berdasarkan Fasilitas (Non-Domestik)

Standar
Kebutuhan
Jenis Fasilitas Satuan Pengguna
Air Bersih
(org/unit)

FASILITAS PENDIDIKAN
1 TK lt/org/hari 70 15 - 30
2 SD lt/org/hari 240 15 - 30
3 SMP lt/org/hari 360 15 - 30
4 SMU lt/org/hari 360 15 - 30
5 Perguruan Tinggi lt/org/hari 750 15 - 30
TEMPAT IBADAH
1 Masjid lt/unit/hari 800 - 2000

2 Musholla/langgar lt/unit/hari 300 - 1000


3 Gereja lt/unit/hari 200 - 600
4 Pura/klenteng/vihara lt/unit/hari 100 - 500
FASILITAS KESEHATAN
1 Rumah sakit umum lt/bed/hari 200 - 400
2 Rumah sakit bersalin lt/unit/hari 600 - 1000
3 Puskesmas lt/unit/hari 1000 - 1200
4 Pustu/klinik/posyandu lt/unit/hari 800 - 1200
5 Apotek lt/unit/hari 100
FASILITAS PERNIAGAAN & JASA
3 Supermarket lt/unit/hari 1500 - 2500
4 Restoran/rumah makan lt/kursi/hari 100 40 - 140
5 Koperasi lt/unit/hari 500 - 1000
6 Bank lt/unit/hari 1100 - 1500
7 Asuransi lt/unit/hari 1100
8 Terminal/stasiun lt/unit/hari 2000 - 45000
FASILITAS UMUM, REKREASI dan OLAH RAGA
1 Kantor pemerintah

28
a. Kantor desa lt/org/hari 15 10 - 50
b. Kantor kecamatan lt/org/hari 30 10 - 50
c. Kantor kabupaten lt/org/hari 50 10 - 50
d. Instansi otonom lt/org/hari 30 10 - 50
e. BUMN/BUMD lt/org/hari 500 10 - 50
2 Bioskop lt/unit/hari 1000 - 3000
3 Gedung serbaguna lt/unit/hari 1000 - 3000
4 Balai pertemuan lt/unit/hari 1500 - 2000
5 Hotel/penginapan lt/bed/hari 75 - 150
6 Gelanggang olahraga lt/unit/hari 1200 - 1600
7 Kolam renang lt/unit/hari 1000 - 1300
KEGIATAN INDUSTRI
1 Industri besar lt/org/hari 750 25
2 Industri sedang lt/org/hari 300 25
3 Industri kecil lt/org/hari 50 25
(Sumber : Ismoyo, 2008)

29
Tabel 3.14 Kebutuhan Air Berdasarkan Fasilitas (Non-Domestik)
Kriteria Kebutuhan Air Non-Domestik (liter/hari)
Standar kebutuhan Tahun Perencanaan
Jenis
No Pengguna air 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Fasilitas
(jiwa/unit) (l/o/h)
153.218 176.902 189.623 203.259 217.876 233.544 250.338 268.340 287.637 308.321 330.493
(l/unit/hari)
Fasilitas Pendidikan
52 76 88 102 117 132 149 167 186 207 229
1 TK 70 30
109.200 159.600 184.800 214.200 245.700 277.200 312.900 350.700 390.600 434.700 480.900
62 77 85 93 102 112 123 134 146 159 173
2 SD 240 30
446.400 554.400 612.000 669.600 734.400 806.400 885.600 964.800 1.051.200 1.144.800 1.245.600
18 23 26 28 31 35 38 42 46 50 55
3 SMP 360 30
194.400 248.400 280.800 302.400 334.800 378.000 410.400 453.600 496.800 540.000 594.000
17 19 21 22 24 25 27 29 31 33 35
4 SMA 360 30
183.600 205.200 226.800 237.600 259.200 270.000 291.600 313.200 334.800 356.400 378.000
Perguruan 11 11 12 12 12 12 12 13 13 13 14
5 750 30
Tinggi 247.500 247.500 270.000 270.000 270.000 270.000 270.000 292.500 292.500 292.500 315.000
Fasilitas Kesehatan
Rumah 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
1 400
Sakit 400 400 400 400 400 400 400 400 800 800 800
2 Puskesmas 1.200 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 10

30
4.800 6.000 6.000 7.200 7.200 8.400 8.400 9.600 9.600 10.800 12.000
17 25 29 34 39 44 49 55 62 69 76
3 Poskesdes 1.200
20.400 30.000 34.800 40.800 46.800 52.800 58.800 66.000 74.400 82.800 91.200
77 85 89 94 99 104 109 115 122 129 136
4 Posyandu 1.200
92.400 102.000 106.800 112.800 118.800 124.800 130.800 138.000 146.400 154.800 163.200
Tempat Ibadah
37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 43
1 Masjid 2.000
74.000 76.000 76.000 78.000 78.000 80.000 80.000 82.000 82.000 84.000 86.000
151 160 166 171 177 183 190 197 205 213 222
2 Mushola 1.000
151.000 160.000 166.000 171.000 177.000 183.000 190.000 197.000 205.000 213.000 222.000
Perniagaan
6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12
1 Pasar 4000
24000 28000 28000 32000 32000 36000 36000 40000 40000 44000 48000
Total 3.472.900 l/hari

(Perhitungan 3.14 Proyeksi Kebutuhan Air Non-Domestik)

31
Tabel 3.15 Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Air
No Uraian Kategori 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi
1 Jiwa 153.218 176.902 189.623 203.259 217.876 233.544 250.338 268.340 287.637 308.321 330.493
Penduduk
%
Tingkat Terhadap
2 50% 53% 56% 59% 62% 65% 68% 71% 74% 77% 80%
Layanan Penduduk
Wilayah
3 Proyeksi Wilayah 76.609 93.758 106.189 119.923 135.083 151.804 170.230 190.521 212.851 237.407 264.394
Penduduk a.
Sambunga
53.626 65.631 74.332 83.946 94.558 106.263 119.161 133.365 148.996 166.185 185.076
n Rumah
(SR) 70%
b. Hidran
Umum 22.983 28.127 31.857 35.977 40.525 45.541 51.069 57.156 63.855 71.222 79.318
(HU) 30%
4 Proyeksi ∑ Wilayah
sambungan a.
Sambunga
n Rumah 10.725 13.126 14.866 16.789 18.912 21.253 23.832 26.673 29.799 33.237 37.015
(SR) = 5
org/SR
b. Hidran 230 281 232 360 405 455 511 572 639 712 793

32
Umum
(HU) = 100
org/HU
5 Proyeksi ∑ a. Fasilitas
sambungan Pendidikan 160 206 232 257 286 316 349 385 422 462 506
b. Fasilitas
Kesehatan 99 115 125 134 145 156 167 180 194 208 224
c. Fasilitas
Perniagaan 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 12
d. Tempat
Ibadah 188 198 204 210 216 223 230 238 246 255 265
6 Proyeksi ∑
11.408 13.933 15.666 17.758 19.972 22.412 25.098 28.058 31.310 34.885 38.815
sambungan
7 Kebutuhan a.
Air Sambunga
11.149.83 12.591.89 14.183.72 15.939.37 17.874.13 20.004.74 22.349.39 24.927.75 27.761.41
n Rumah 8.043.945 9.844.596
2 5 8 8 3 7 5 3 2
(SR) = 150
l/org/h
b. Hidran
Umum
689.481 843.823 955.700 1.079.305 1.215.748 1.366.232 1.532.069 1.714.693 1.915.662 2.136.665 2.379.550
(HU) = 30
l/org/h
c. 12.094.79 13.698.36 15.470.04 17.425.72 19.582.66 21.959.64 24.577.26 27.457.82 30.625.52 34.106.87
9.882.561
Domestik 0 6 2 2 4 9 1 8 5 8

33
d. Non-
1.419.400 1.688.800 1.847.800 1.995.600 2.163.900 2.346.600 2.534.500 2.755.700 2.972.000 3.206.500 3.472.900
Domestik
Jumlah 11.301.96 13.783.59 15.546.16 17.465.64 19.589.62 21.929.26 24.494.14 27.332.96 30.429.82 33.832.02 37.579.77
(liter/hari) 1 0 6 2 2 4 9 1 8 5 8
Jumlah
(liter/detik 130,81 159,53 179,93 202,15 226,73 253,81 283,50 316,35 352,20 391,57 434,95
)
Produksi Air 13.562.35 16.540.30 18.655.39 20.958.77 23.507.54 26.315.11 29.392.97 32.799.55 36.515.79 40.598.43 45.095.73
liter/hari
(tingkat 3 8 9 0 6 7 9 3 4 0 4
8
kebocoran
liter/detik 156,97 191,44 215,92 242,58 272,08 304,57 340,20 379,62 422,64 469,89 521,94
20%)
9 Produksi Air 14.918.58 18.194.33 20.520.93 23.054.64 25.858.30 28.946.62 32.332.27 36.079.50 40.167.37 44.658.27 49.605.30
liter/hari
(harian 9 9 9 7 1 8 7 9 3 3 7
maksimum
liter/detik 172,67 210,58 237,51 266,84 299,29 335,03 374,22 417,59 464,90 516,88 574,14
110 %)
10 Debit 22.377.88 27.291.50 30.781.40 34.581.97 38.787.45 43.419.94 48.498.41 54.119.26 60.251.05 66.987.41 74.407.96
liter/hari
Puncak (jam 3 8 9 1 2 3 5 3 9 0 0
puncak
liter/detik 259,00 315,87 356,27 400,25 448,93 502,55 561,32 626,38 697,35 775,32 861,20
150%)

(Perhitungan 3.15 Rekapitulasi Kebutuhan Air)

34
3.4 Kriteria Desain
3.4.1 Unit Air Baku
a. Jenis Air
Potensi jenis sumber air yang dapat dimanfaatkan ditinjau dari segi
kemudahan mendapatkannya, atas dasar pertimbangan terhadap :
1. Pengolahan yang ekonomis, yaitu relatif, mudah dan murah.
2. Kontinuitas yang tidak ekstrim, sehingga kebutuhan air baku tetap dapat
dipenuhi pada musim kemarau (surut).
3. Jarak yang ekonomis, maksudnya adalah lokasi sumber air berada pada jarak
yang tidak menyulitkan untuk menjangkaunya.
4. Urutan prioritas alternatif sumber :
a. Mata air
b. Air tanah dalam/sumur artesis
c. Air danau
d. Air sungai
e. air hujan
f. Pemanfaatan lain dari sumber air selai untuk air minum sesuai
kebijaksanaan pemerintah setempat.

b. Debit Air Sumber


Bagian debit air sumber yang diperuntukkan bagi air minum, dapat
menjamin kebutuhan air pada hari maksimum sepanjang musim, selama waktu
yang direncanakan. Maka perlu diperhatikan syarat-syarat berikut :
1. Fluktuasi debit air sember tidak berpengaruh terhadap kebutuhan air pada
hari maksimum.
2. Debit minimum air sumber pada musim kemarau jauh lebih besar dari
jumlah antara kebutuhan air hari maksimum pada akhir perencanaan dan
debit minimum air sumber yang tidak boleh diambil atau diizinkan.

35
3. Kedalaman minimum air sumber pada musim kemarau jauh lebih tinggi dari
kedalaman minimum yang tidak boleh diganggu, setelah diperhitungkan
terhadap tinggi muka air yang dibutuhkan untuk air minum.
4. Pemanfaatan lain dari sumber yang bersangkutan selain untuk air minum
harus dipertimbangkan/diperhitungkan.

c. Kualitas Air sumber


Kualitas dari air sumber sedapat mungkin harus memenuhi standar
kualitas air baku dari departemen kesehatan republik indonesia. Untuk kasus
potensi sumber air yang terbatas dilihat dari segi kualitas, maka hal-hal yang
perlu diperhatikan dari kualitas air sumber adalah :
a. Sedapat mungkin tidak berwarna dan tidak berbau.
b. Tidak mengandung racun yang berbahaya.
c. Relatif mudah dalam pengolahan secara keseluruhan.
d. Sedapat mungkin tidak mengandung zat-zat tertentu diluar standar yang
sulit diolah.
Dari ketiga kriteria di atas, untuk sumber air baku pada wilayah
perencanaan di Kecamatan Mataraman yaitu memanfaatkan sumber air dari air
sungai Martapura karena sudah mencukupi tiga kriteria tersebut. Sehingga
sungai tesebut dijadikan sebagai unit air baku untuk penyediaan air bersih di
Kecamatan Mataraman.

3.4.2 Unit Produksi


a. Jenis dan komponen
Unit produksi sistem penyediaan air minum terdiri dari lima komponen utama
yaitu:
1. Bangunan pengambil air baku.
2. Bangunan IPA.
3. Pembubuh bahan kimia.
4. Peralatan mekanikal elektrikal.

36
5. Bangunan penunjang.
Yang mana kelima komponen utama tersebut masing-masing merupakan bagian
dari unit produksi sistem penyediaan air minum. Jenis dan komponen unit
produksi sistem penyediaan air minum dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.16 Jenis dan komponen unit produksi sistem penyediaan air minum
No. Jenis/Komponen Keterangan
1 Bangunan pengambil Air Baku Jenis-jenis bangunan pengambil air baku
dapat dilihat pada SK SNI S-2.1.1. tentang
konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku
2 Penangkap Pasir Berbentuk bak
3 Sumur Penerima Berbentuk bak
4 Pembubuh Bahan Kimia Terdiri dari prekhlorinasi pelunakan air;
koagulasi, netralisasi, disinfeksi dan
fluoridisasi lihat SK SNI S-1.3.11 tentang
spesifikasi teknis bahan kimia dan
persyaratan kimiawi dalam air minum.
5 Pengaduk Cepat Memiliki gardien kecepatan lebih tinggi dari
pada pengaduk lambat
6 Pengaduk Lambat
7 Bak Pengendap
8 Saringan Pasir Cepat Memiliki kecepatan aliran yang lebih besar
dibandingkan saringan pasir lambat
9 Saringan Pasir Lambat
10 Clarifier Suatu bangunan yang memiliki proses
koagulasi, flokulasi dan pengendapan serta
memiliki selimut lumpur lumpur (sludge
blanket)
11 Reservoar Air Bersih Terdapat diunit produksi reservoar
distribusi terdapat di unit distribusi
12 Pengolah Lumpur Terdiri dari alat stabilisasi, penekan
pressure, pengering dan kompaksi

37
No Jenis/Komponen Keterangan
13 Bangunan Penunjang Terdiri dari ruang operasi dan kontrol
laboratorium, gudang, bengkel, rumah
kimia, ruma pembangkit listrik, dan
halaman. Lihat SK. SNI S.1.3.9. tentang
spesifikasi teknis bangunan penunjang
sistem penyediaan air minum.
14 Peralatan Elektro - Mekanik Lihat SK SNI S.1.3.8. tentang spesifikasi
Teknis instalasi Elektro Mekanikal Sistem
Penyediaan Air Minum.
(Sumber : Ismoyo, 2008)

b. Fungsi
Unit produksi sistem pengolahan air minum berfungsi untuk mengolah
air baku untuk menjadi air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai
dengan standar kualitas air minum tersebut air baku diolah dengan proses
pemisahan partikel kasar, proses pemisahan tersuspensi, proses pemiasahan
terlarut, proses netralisasi dan proses disinfeksi.

Tabel 3.17 Fungsi setiap komponen instalasi unit produksi SPAM


Komponen Fungsi
Bangunan Pengambil Air Baku Menjaga pasokan air agar tidak terganggu oleh
pengotoran yang disebabkan oleh lumpur/bahan
mengapung serta untuk penenang aliran agar
memudahkan pemompaan.
Penangkap Pasir Mengendapkan partikel kasar seperti pasir dan
butiran halus lainnya.
Sumur Penerima Mengumpulkan air dan sebagai penenang aliran
Prekhlorinasi  Desinfeksi awal bagi air baku yang
terpolusi berat, proses prekhlorinasi harus
dilakukan dengan waktu kontak yang

38
cukup dan menggunakan desinfektan yang
efektif
 Mengoksidasi besi dan mangan terlarut
menjadi bentuk besi dan mangan tak
terlarut sehigga dapat dihilangkan dengan
cara pengendapan
 Menghilangkan materi berwarna
 Menetralkan amonia bebas di dalam air
 Mencegah pertumbuhan alga di bak
sedimentasi dan saringan
 Membunuh organisasi pada saringan pasir
sehingga umur saringan pasir lebih lama
Pelunakan air  Menurunkan tingkat kesadahan yang
disebabkan oleh kation Mg2+ dan Ca+
Koagulan Untuk menghilangkan gaya tolak menolak antar v
partikel-partikel koloid yang bermuatan sama
sehingga akan terbentuk flok-flok yang berukuran
lebih besar agar mudah diendapkan. Dengan
demikian diperoleh aliran yang berkecepatan
tinggi namun tetap ekonomis.
Pengaduk cepat Mempercepat pencampuran bahan kimia serta
menjamin tercapainya nilai gradien kecepatan
yang diinginkan
Pengaduk lambat Mengatur pengaliran agar terbentuk kondisi yang
memungkinkan terbentuknya flok yang berat,
besar dan padat.
Bak pengendap Mengendapkan flok yang sudah terbentuk
Saringan pasir cepat Menjernihkan air dengan cara menyaring partikel
tersuspensi, koloidal, dan mikroorganisme.
Saringan pasir lambat Menyaring flok=flok halus yang tidak dapat
mengendap pada bak pengendap seblumnya.
Clarifier Menjernihkan air dengan cara menjaring partikel
tersuspensi, koloidal, dan mikroorganisme.

39
Reservoir air bersih Menampung air bersih hasil olahan, sebagai
tempat kontak air dengan desinfektan.
Pengolahan lumpur Mengolah buangan lumpur dengan cara stabilisasi,
pengeringan, dan komplikasi.
Saringan pasir cepat Menjernihkan air dengan cara menjaring partikel
kasar dan halus secara langsung.
Netralisan Sebagai bahan untuk mencapai pH jenuh atau nilai
indeks langier (langier indeks/LI) sama dengan nol,
sehingga air mencapai kesetimbangan.
Desinfektan Sebagai bahan untuk membunuh bakteri penyakit.
Senyawa fluor Untuk menambahkan kekurangan unsur fluor pada
air sehingga kebutuhan unsur ini sebesar 1 mgA
pada air minum terpenuhi
Bak pembuatan larutan kimia Membuat larutan kimia sesuai konsentrasi yang
diinginkan dan menjamin tersedianya larutan
kimia selama proses pengolahan air berlangsung
Generator genset Sebagai sumber energi listrik.
Bangunan penunjang Sebagai bangunan penunjang yang berguna untuk
kelancaran produksi meliputi ruang kontrol,
laboratorium, gudang, bengkel, rumah kimia,
rumah pembangkit listrik, dan halaman.
Ruang operasi dan kontrol Sebagai tempat untuk para operator menjalankan
operasi dan pemeliharaan.
Laboratotium Sebagi tempat melakukan pengujian kualitas air
baik fisik, kimiawi, maupun bakteriologis.
Gudang Sebagai tempat untuk menyimpan peralatan dan
bahan cadangan meliputi perpipaan, elektikal,
mekanikal, bahan kimia, dan peralatan khusus.
Bengkel Sebagai tempat untuk mengadakan kegiatan
perbaikan bagian-bagian dari komponen unit
produksi
Rumah kimia Sebagai tempat untuk mengatur operasi
pembubuhan bahan kimia.

40
Rumah pembangkit listrik Sebagai tempat untuk mengatur dan mengadakan
daya listrik dari trafo dan kubikal PLN maupun
genrator.
Halaman Sebagai tempat yang mencakup untuk mobilitas
parkir kendaraan dan keamnanan kegiatan unit
produksi.

3.4.3 Unit Distribusi


a. Sub Unit Penampungan Air (Reservoir)
 Reservoir berfungsi untuk menjembatani pemakaian yang berfluktuasi pada
jaringan pipa distribusi dan pasokan air konstan pada unit produksi.
 Volume reservoir dirancang sama dengan kebutuhan pada waktu defisit
pemakaian ataupun surplus pemakaian.
 Lama penampungan disesuaikan dengan tingkat pemakaian air pada masa
jam pemakaian puncak dan pemakaian jam rata-rata.
 Untuk itu diperlukan data / asumsi fluktuasi kebutuhan air
 Secara praktis volume reservoir dapat dihitung berdasarkan waktu
tampungan atau waktu retensi dari air pada debit rata-rata (umumnya
dihitung 2 –8 jam penampungan).
 Volume reservoir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
V = Q. dt …..………………………………………… (Persamaan 3.4.1)
Dimana :
Q = debit rata-rata
dt = durasi pemakaian (6 jam)
V = volume
Elevasi pada reservoir cuma 10 m, sedangkan untuk pengaliran air pada
wilayah perencanaan elevasinya ada yang sebesar 30 m. Untuk dapat
mengalirkan air dari reservoir ke wilayah perencanaan secara gravitasi, maka
diperlukan penambahan ketinggian elevasi pada reservoir tersebut. Sehingga
reservoir yang digunakan adalah reservoir menara.

41
b. Sub Unit Perpipaan
• Perpipaan adalah suatu sarana yang menghubungkan dari satu simpul ke
simpul yang lain untuk menghantarkan aliran air atau debit air antar simpul
tersebut.
• Kapasitas pengaliran tergantung dari beberapa faktor, antara lain besar pipa
dan tekanan yang diberikan untuk pengaliran.
• Semakin besar pipa semakin besar kapasitas pipa, sebaliknya semakin kecil
tekanan yang dibutuhkan.
• Dalam investasi semakin besar pipa semakin mahal harganya tetapi
semakinkecil tekanan yang dibutuhkan untuk pengaliran semakin murah
biaya operasional.
• Perencanaan diamater pipa dapat dilakukan dengan dasar :
i. Asumsi kecepatan aliran.
ii. Asumsi kehilangan tekanan sepanjang pipa.
c. Hidrolika Perpipaan
Dalam menelaah aspek hidrolika dalam pipa, digunakan asumsi/anggapan
sebagai berikut :
a. Air adalah fluida yang bersifat “incomprsible”  tidak mengalami perubahan
volume apabila terjadi tekanan.
V
 0 …..………………………………………… (Persamaan 3.4.2)
P

b. Fluida yang bergerak dalam pipa dalam kondisi “steady state”  tidak
mengalami perubahan kecepatan dari waktu ke waktu.
v …..………………………………………… (Persamaan 3.4.3)
0
t

c. Fluida yang bergerak dalam pipa dalam kondisi “uniform flow”  tidak
mengalami perubahan kecepatan dalam diameter pipa yang sama.
v
0 ……………………………………………… (Persamaan 3.4.4)
s

42
Setiap aliran air dalam pipa harus memenuhi azas kontinuitas debit aliran :

Qin  Qout……………………………………………… (Persamaan 3.4.5)

Debit aliran air dalam pipa :


Q  A.v ……………………………………………… (Persamaan 3.4.6)

1
A  . .D 2
4 ………………………………………………. (Persamaan 3.4.7)

1 
Q   . .D 2 .v
4  ………………………………………… (Persamaan 3.4.8)

Q  0,8.D 2 .v …………………..……………………… (Persamaan 3.4.9)

Setiap aliran air dalam pipa harus memenuhi azas kontinuitas energi seperti
berikut ini :
Etotin  Etotout ................................................ (Persamaan 3.5.0)

Etotal :
1. energi potensial ( z dan H)
2. energi kinetik (Ek = v2/2g)
3. kehilangan energi (hL)

v2 
Etotin  Etot1  z1  H1   1 
 2 g ……………………………… (Persamaan 3.5.1)

v 2 
Etotout  Etot2  z2  H 2   2  …….……………..
hL (Persamaan 3.5.2)
 2g 

Keterangan :
z = muka tanah terhadap muka laut (m)
H = beda tinggi dari muka air ke muka tanah (m)
v = kecepatan aliran air (m/dt)

43
hL = kehilangan energi (m)
Pada contoh perhitungan diketahui bahwa apabila kecepatan aliran
sama, maka energi kinetik dapat diabaikan, sehingga faktor-faktor penting untuk
menghitung sisa tekanan dalam pipa adalah :
1. Elevasi tanah (z).
2. Tenaga pendorong awal (H1)  dapat berupa menara air atau pompa.
3. Kehilangan energi atau kehilangan tekanan (hL).
 Elevasi tanah didapat dari hasil pengukuran yang baik.
 Tenaga pendorong diperkirakan ketinggian tekannya dengan baik.
 Kehilangan energi/tekanan dihitung berdasarkan rumusan-rumusan
empiris.

3.4.4 Perhitungan Kehilangan Energi/Tekanan


Pada perhitungan kehilangan energi untuk perencanaan ini yang
digunakan adalah persamaan Hazen-William, karena persamaan ini merupakan
persamaan yang paling sering digunakan untuk menentukan kehilangan tekanan
pada perpipaan. Persamaan Hazen - William secara empiris menyatakan bahwa
debit yang mengalir dalam pipa sebanding dengan diameter pipa dan kemiringan
hidrolis (S) yang dinyatakan sebagai kehilangan tekanan (hL) dibagi dengan
panjang pipa (L).Disamping itu ada faktor C yang menggambarkan kondisi fisik
dari pipa, seperti kehalusan dinding dalam pipa yang menggambarkan jenis dan
umur pipa.

hL
S
L ………………………………………………… (Persamaan 3.5.3)

Q  0,2785 .C.D 2,63 .S 0,54


……………………………….. (Persamaan 3.5.4)
1,85
 Q 
hL    .L
 0,2785 .C.D  …………………………… (Persamaan 3.5.4)
2 , 63

44
Tabel 3.18 Koefisien Hazen William ( C )
No. Jenis (Material) Pipa Nilai C Perencanaan
1. ASBES CEMENT 120
2. POLY VINIL CHLORIDE (PVC) 120 - 140
3. HIGH DENSITY POLY ETHYLENE 130
4. MEDIUM DENSITY POLY 130
5. DUCTILE CAST IRON PIPE (DCIP) 110
6. BESI TUANG, CAST IRON (CIP) 110
7. GALVINIZED IRON PIPE (GIP) 110
8. STEEL PIPE (PIPA BAJA) 110
(Sumber : Ismoyo, 2008)

a. Hidrolika Jaringan Perpipaan


Jaringan perpipaan merupakan suatu rangkaian pipa yang saling
terhubung satu sama lain secara hidrolis, sehingga apabila di satu pipa
mengalami perubahan debit aliran maka akan terjadi penyebaran pengaruh ke
pipa-pipa yang lain. Pipa yang tergabung dalam suatu jaringan pipa dapat
dibedakan satu dengan yang lain dari segi :
1. Panjang pipa
2. Diameter pipa
3. Jenis pipa
4. Kedudukan pipa dalam jaringan, dinyatakan dengan :
a. nomor pipa
b. node (titik atau simpul) yang dihubungkan oleh pipa.
Aspek penting dalam mengkonstruksi sebuah jaringan pipa adalah
keterangan yang terdapat dalam setiap node dan pipa. Keterangan tersebut
terdiri dari :
 Keterangan aspek fisik (panjang pipa, diameter pipa, ketinggian node dll).
 Keterangan karakteristik hidrolis (debit, tekanan, head loss dll).
 Karakteristik Hidrolis Node.

45
Aspek hidrolis node yang perlu diidentifikasi adalah :
a. Debbit tapping (mengambilan air dari pipa distribusi) berdasarkan hasil
perhitungan kebutuhan air bersih dalam satu blok layanan.
b. Tekanan air merupakan hasil perhitungan tekanan air dan head loss
berdasarkan data elevasi.
Karakteristik Hidrolis Pipa dalam jaringan pada aspek hidrolis node yang
perlu diidentifikasi adalah :
a. Debit aliran dalam pipa yaitu harus berdasarkan prinsip kontinuitas debit.
b. Tekanan air dalam pipa juga harus berdasarkan karakteristik hidrolis yaitu :
1. Berdasarkan prinsip kontinuitas debit  Qin = Qout
2. Berdasarkan prinsip kontinuitas tekanan  hj 1 = h j 2
Simulasi hidrolis jaringan pipa secara matematis apabila diketahui Q
(debit air) maka dapat diketahui / ditentukan perhitungan penyebaran aliran air
di setiap pipa dalam jaringannya dengan memperhatikan karakteristik hidrolis
dari pipa (dimana selalu ada hubungan antara Q dan hL). Dengan diketahuinya hL
maka H (tekanan di setiap node) dapat diperhitungkan juga. Model
perhitungan/simulasi hidrolis jaringan pipa dapat dilakukan dengan metode
“Perataan (adjustent)” yang diperkenalkan oleh Hardy Cross (1936). Metode ini
didasari pada dua kaidah fisika, yaitu :
1. Jumlah debit air di pipa yang masuk dan keluar dari suatu node sama dengan
jumlah debit air yang masuk dan keluar dari node tersebut.
2. Tekanan di suatu node adalah tunggal dalam arti di hitung dari segala arah
hasilnya sama.
Aliran air di pipa dihitung dan diratakan secara iteratif dengan
menggunakan persamaan :
# pipe
 H i
………………………………………(Persamaan 3.5.5)
Qi  i 1
# pipe
Hi
n. 
i 1 Qi

Dengan nilai n : Hazen Williams = 1,85

46
metode ini menggunakan cara iterasi sampai dengan nilai Δ Qi memenuhi suatu
kriteria konvergensi (< 0,005 lt/dt).

47
BAB IV
ANALISA KEBUTUHAN AIR

4.1 Unit Air Baku


4.1.1 Intake
Berdasarkan rekapitulasi kebutuhan air pada table 3.15 didapatkan debit
air rata-rata pada tahun 2025 sebesar 861,20 liter/detik. Dari data tersebut
dapat diketahui diameter pipa untuk intake pada unit air bakunya yaitu :
Diketahui : Q = 861,20 liter/detik = 0,8612 m3/detik
V = 2 m/detik
Ditanyakan : Diameter Pipa (A) ?
Jawab : Q =A.V
Sehingga,
Q
A =V
0,8612 m3 /detik
A = 2 m/det

A = 0,4306 m
1
A =  d2
4
1
0,4306 m = . 3.14 . d2
4

d2 = 0,4306 m / 0.785
d2 = 0,548535
d = 0,74 m
Jadi, diameter pipa untuk intake nya sebesar 0,74 m

48
4.2 Unit Produksi
4.2.1 Perhitungan Volume Reservoir
Volume reservoir dapat dihitung berdasarkan waktu tampungan atau
waktu retensi dari air pada debit rata-rata. Pada umumnya dihitung 2-8 jam
penampungan. Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi kebutuhan air,
diketahui debit rata-rata pada tahun terakhir 2025 sebesar 861,20 liter/detik.
Apabila diasumsikan waktu penampungan sebesar 6 jam, maka volume reservoir
adalah:
Diketahui :Q = 861,20 liter/detik = 0,8612 m3/detik
t = 6 jam = 21.600 detik
Ditanyakan : Volume Reservoir (V) ?
Jawab : Volume Reservoir (V) = 6 jam x 0,8612 liter/detik
= 21.600 detik x 0,8612 liter/detik
= 18.601,92 liter/detik

4.3 Unit Distribusi


4.3.1 Pembagian Daerah Pelayanan

Tabel 4.1 Pembagian Daerah Pelayanan


Luas Kepadatan
Jumlah Penduduk
No. Sub Wilayah Wilayah Penduduk
(Jiwa)
(Km2) (Jiwa/Km2)
1. Kuin Utara 24.650 1.45 17.000
2. Pangeran 25.651 1.46 17.569,17
3. Sungai Miai 37.799 1.65 22.908,48
4. Antasan Kecil Timur 21.206 0.66 32.130,30
5. Surgi Mufti 37.211 1.74 21.385,63
6. Sungai Jingah 28.671 1.11 25.829,72
7. Alalak Utara 52.720 3.06 17.228,75
8. Alalak Selatan 28.367 0.86 32.984,88

49
9. Alalak Tengah 21.031 0.87 24.173,56
10. Sungai Andai 53.188 3.69 14.414,09

4.3.2 Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi Air Minum

Tabel 4.2 Tingkat Pelayanan Distribusi Air Minum Kecamatan Mataraman


Jumlah Tingkat Sambungan Hidran
No. Sub Wilayah Penduduk Layanan Rumah Umum
(Jiwa) 50 % 80 % 20 %
1. Kuin Utara 24.650 12.325 9.860 2.465
2. Pangeran 25.651 13.325 10.660 2.665

3. Sungai Miai 37.799 18.900 15.120 3.780

4. Antasan Kecil Timur 21.206 10.603 8.482 2.120


5. Surgi Mufti 37.211 18.605 14.844 3.721
6. Sungai Jingah 28.671 14.335 11.468 2294
7. Alalak Utara 52.720 26.630 21.304 5326
8. Alalak Selatan 28.367 14.183 11.436 2287
9. Alalak Tengah 21.031 10.515 8.412 2103
10. Sungai Andai 53.188 26.594 21.275 5319

4.3.3 Perhitungan Debit Tapping Pipa Tiap Kelurahan

Tabel 4.3 Debit Tapping Tiap Kelurahan


Faktor Debit Tapping
Faktor
No. Sub Wilayah Debit Jam
Kebocoran Liter/Hari Liter/Detik
Puncak
1. Kuin Utara 0,2 1,5 4.067.554 47,08
2. Pangeran 0,2 1,5 3.606.964 41,74
3. Sungai Miai 0,2 1,5 5.854.268 67,76
4. Antasan Kecil Timur 0,2 1,5 3.296.052 38,15

50
5. Surgi Mufti 0,2 1,5 5.685.801 65,81
6. Sungai Jingah 0,2 1,5 4.557.692 52,75
7. Alalak Utara 0,2 1,5 7.782.857 90,08
8. Alalak Selatan 0,2 1,5 4.420.844 51,17
9. Alalak Tengah 0,2 1,5 3.332.801 38,57
10. Sungai Andai 0,2 1,5 7.869.578 91,08
Jumlah 50.474.411 584,19

51
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Dalam perencanaan ini proyeksi perencanaan sistem penyediaan air
minum Kecamatan Banjarmasin Utara dari tahun 2015 sampai pada tahun
2025 atau selama 10 tahun.
2. Sumber air baku yang digunakan pada perencanaan ini adalah air sungai
3. Kecamatan Banjarmasin Utara terdiri dari 10 Kelurahan/Desa
4. Pada unit air baku, berdasarkan rekapitulasi kebutuhan air didapatkan
debit air rata-rata pada intake tahun 2025 sebesar 861,20 liter/detik
dengan diameter pipa untuk intake nya sebesar 0,74 m dan pada unit
produksi didapatkan volume reservoir sebesar 18.601,92 liter/detik

52
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2017. Kota Banjarmasin dalam Angka 2017.


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002.
Sutrisno, C. Totok. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Penerbit Rineka Cipta:
Jakarta

53
54

Anda mungkin juga menyukai