Oleh :
NINA PRASETYAWATI
NIP : 19840323 201001 2 018
Mengesahkan ,
Surabaya,
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan
Rahmat-Nya lah ,telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dalam rangka memenuhi persyaratan Akreditasi kepangkatan pegawai
negeri sipil dari golongan III A ke golongan III B dengan judul " ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit :
Gasteroenteritis di ruang Ganesha RSUD BHAKTI DHARMA HUSADA SURABAYA "
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat dan dorongan
dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit demi sedikit kendala tersebut
dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih sebanyak
banyaknya kepada :
1. drg. Orta Wido Artati, M kes selaku direktur RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya.
2. Homaidi, S. Kep. Ns selaku kepala seksi keperawatan RSUD Bhakti Dharma Husada
Surabaya.
3. Ibu Siti Fatimah,S. Kep. Ns yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
dalam membimbing penulis guna penyempurnaan dalam menyelesaikan makalah ini.
4. drg. Migit Suprihatin, M Kes selaku tim Registrasi dan Akreditasi Dinas kesehatan kota
Surabaya.
5. Staf perpustakaan dinas kesehatan kota Surabaya
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Demikian atas perhatiannya semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan profesi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 3
1.3. Tujuan................................................................................................. 3
1.4. Manfaat............................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 37
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Gastroenteritis saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan, jutaan
kasus dilaporkan setiap tahun dan diperkirakan 4-5 juta orang meninggal karena
gastroenteritis akut. World health Organization (WHO) memperkirakan empat milyar
kasus terjadi didunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian
besar anak-anak dibawah umur 5 tahun (Adisasmito,2007).
Indonesia mencatat angka kejadian gastroenteritis atau diare sekitar 120-130
kejadian per 1000 penduduk, dan sekitar 60% kejadian tersebut terjadi pada balita.
Kejadian luar biasa setiap tahun terjadi sekitar 150 kejadian dengan jumlah kasus
sekitar 20.000 orang dan angka kematian sekitar 2% (Irianto et al, 1884). Berdasarkan
data 10 besar penyakit diruang Ganesha RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya
diagnosa Gastroenteritis adalah diagnosa tertinggi selama 3 bln terakhir (Juli - Agustus
2018).
Penyebab utama kematian yang disebabkan oleh diare adalah karena dehidrasi
sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Dasar dari semua diare
adalah gangguan transportasi, larutan usus akibat perpindahan air melalui membrane
usus berlangsung pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran dan larutan secara aktif
maupun pasif, terutama natrium klorida dan glukosa. Dalam tubuh individu yang sehat
sekitar 69% dari barat badannya terdiri dari air dan secara umum dianggap terdapat
dalam dua kompartemen utama yakni cairan intraselular dan ekstraselular.
Kompartemen cairan ekstraselular dapat dibagi lagi menjadi cairan interstisial dan
intravascular.
Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian homeostasis keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh, cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika dalam larutan cairan dan
elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman dan cairan intravena
(IV) dan distribusi kebagian seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
dari air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu sama lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh dengan yang lainnya (Daniel, 2013).
2
Terapi pertama yang dilakukan bagi bayi dan anak-anak yang menderita diare
akut dan dehidrasi oral (oral dehydration therapy,ORT) atau pemberian oralit.
Pemakaian oralit merupakan salah satu kemajuan dalam bidang pelayanan kesehatan
di dunia selama dawarsa yang lalu. Cara ini dipandang lebih efektif, lebih aman, tidak
memberikan rasa nyeri, dan juga biasanya lebih murah dibandingkan dengan terapi
intravena (pemberian infus). Sebagai hasilnya, American acade-my of pediatrics,
World Health organization (WHO) dan Cennters for disease Control and Prevention
merekomendasikan penggunaan oralit sebagai terapi pilihan bagi sebagian besar kasus
dehidrasi karena diare (American Academy of Pediatrics, 1996; Gastanadudy da Begue,
1999; Hugger, Harkles dan Rentschler, 1998;lasche dan Duggan, 1999). Larutan oralit
meningkatkan dan mempermudah reabsorbsi natrium serta air, dan sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa larutan ini sangat mengurangi gejala muntah, kehilangan cairan
akibat diare dan lamanya sakit.
Ganguan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia. Fisiologis yang harus dipenuhi apabila penderita telah banyak mengalami
kehilangan air dan elektrolit, maka terjadi gejala dehidrasi. Terutama diare pada anak
perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak mempengaruhi
tumbuh kembang anak (Soliki, 2011).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun karya
tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan dengan gangguan kebutuhan cairan dan
elektrolit ; Gastroenteritis di ruang Ganesha RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat dapat mengetahui dan memahami Asuhan keperawatan pada anak dengan
gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.
3
2. Tujuan khusus
1.4. Manfaat
1. Penulis
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
1. Volume cairan
5
b. Dalam melakukan pengukuran jumlah air dalam kompartemen, perlu dilakukan
perhitungan (koreksi) zat-zat yang diekskresikan dalam kurun waktu yang
dibutuhkan oleh zat tersebut sejak disuntikkan dan
terdistribusi kedalam kompartemen.
Jumlah cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari berat badan dan
persentase ini berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis kelamin, dan
umur. Pengaruh terbesar adalah jumlah lemak tubuh. Kandungan air di dalam sel
lemak lebih rendah dibandingkan kandungan air dalam sel otot. Sehingga cairan
tubuh total pada orang yang gemuk lebih rendah dari mereka yang tidak gemuk.
Pada bayi dan anak persentase cairan tubuh total lebih besar dibandingkan dengan
orang dewasa dan akan menurun sesuai dengan pertambahan usia. Pada bayi
prematur jumlah cairan tubuh total sebesar 70-75% dari berat badan, sedangkan
pada bayi normal dan pada orang dewasa sebesar 55-60% dari berat badan.
Bila diperkirakan sekitar 55% berat tubuh merupakan air, maka
perhitungan cairan tubuh total menggunakan rumus :
6
Perhitungan ini hanya berlaku untuk individu dalam keadaan
keseimbangan air tubuh normal. Pada keadaan dehidrasi berat, air tubuh total
berkurang sekitar 10% maka pada keadaan dehidrasi berat air tubuh total dihitung
Jumlah air tubuh total (L) = 0,9 x Berat badan (Kg) x 55%
2. Distribusi cairan
Cairan yang terkandung diantara sel disebut cairan intraselular. Cairan intrasel
(CIS) ditemukan berada didalam sel-sel tubuh. Pada orang dewasa, sekitar
duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraseluler (sekitar 27 liter
rata-rata untuk orang dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 Kg),
sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular
b. Cairan ekstraselular
Cairan yang berada diluar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif
cairan ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir,
sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat dicairan ekstraselular. Setelah usia
1 tahun, jumlah cairan ekstraselular menurun sampai dengan sepertiga dari
volume total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan
berat badan rata-rata 70 Kg. Cairan ekstraseluler dibagi menjadi :
7
2). Cairan intravaskular
3. Fungsi cairan
1. Osmolaritas
Osmolalitas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter larutan,
osmolaritas ditentukan oleh konsentrasi zat terlarut total didalam kompartemen
cairan dan diukur sebagai bagian dari zat terlarut perkilogram air. Dengan
demikian osmolaritas menciptakan tekanan osmotic sehingga mempengaruhi
pergerakan cairan (Vaughans.2013).
8
2. Tonisitas
a. Larutan isotonik memiliki osmolalitas yang sama dengan cairan tubuh. Salin
normal, natrium klorida 0,9% yang merupakan sebuah larutan isotonik.
b. Larutan hipertonik memiliki osmolalitas yang lebih tinggi dibandingkan cairan
tubuh; natrium klorida 3% merupakan larutan hipertonik.
c. Larutan hipotonik seperti salin normal (nantrium klorida 0,45%), sebaliknya.
Osmosis adalah pergerakan air menembus membran sel, dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi, dengan kata lain, air bergerak menuju zat terlarut yang
berkonsentrasi lebih tinggi sebagai upaya untuk menyeimbangkan konsentrasi.
2. Difusi
9
3. Filtrasi
Filtrasi merupakan sebuah proses pergerakan cairan dan zat terlarut secara bersama
menyembrangi sebuah membran dari satu kompartemen ke kompartemen yang
lain. Pergerakan terjadi dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan rendah.
4. Transpor aktif
Zat dapat bergerak menyebrangi membran sel dari larutan berkonsentrasi rendah
ke larutan berkonsentrasi tinggi dengan sebuah transfor aktif. Proses ini terutama
penting dalam mempertahankan perbedaan konsentrasi ion natrium dan kalium
didalam CIS dan CES.
Elektrolit
1. Usia
Bayi dan anak yang sedang tumbuh memiliki perpindahan cairan yang jauh lebih
besar dibandingkan orang dewasa karena laju metabolisme mereka lebih tinggi
meningkatkan kehilangan cairan
2. Jenis kelamin dan ukuran tubuh.
Air tubuh total dipengaruhi oleh jenis kelamin dan ukuran tubuh. Karena sel lemak
mengandung lebih sedikit atau sama sekali tidak mengandung air dan jaringan tanpa
lemak memiliki kandungan air lebih tinggi.
3. Temperatur lingkungan
10
4. Gaya hidup
a. Diet : pada saat tubuh kekurangan nutrisi tubuh akan memecah cadangan energi
b. Stress : dapat meningkatkan metabolisme selular, kadar konsentrasi glukosa
darah, dan kadar katekolamin, stress dapat meningkatkan produksi ADH, yang
pada gilirannya menurunkan produksi urin.
5. Sakit
1. Rasa dahaga
Hormon yang mengatur sekresi dari ginjal, disintesis dibagian anterior hipotalamus
dan bekerja pada duktus kolektivus nefron.
3. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
meningkatkan absorbsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan
konsentrasi kalium, natrium serum, dan sistem renin-angiotensin serta sangat
efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
4. Prostaglain
Prostagladin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jarigan dan
berfungsi dalam merespon radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus
dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal prostagladin berperan mengatur
sirkulasi ginjal, respon natrium, dan efek ginjal pada ADH
11
5. Glukokortikoid
Meningkatkan responsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi
retensi natrium. Perubahan kadar glukortikoid menyebabkan perubahan pada
keseimbangan olume darah (Kozier, 2010).
4. Gastrointestinal
a. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap sekitar 100-
200 ml.
b. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/Kg/BB/24 jam, dengan
kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan temperatur 1 derajat Celcius.
1. Natrium (Na+)
12
c Sodium diatur oleh intake garam,aldosteron, dn pengeluaran urin. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/liter.
2. Kalium (K+)
3. Kalsium
a. Sebagian besar kalium didalam tubuh berada didalam sistem rangka, relatif
sedikit berada di dalam cairan ekstrasel
b. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
4. Magnesium (Mg2+)
b. Terdapat dalam CE, tulang otot rangka dan jaringan saraf. Anak-anak memiliki
kadar fosfat yang lebih tinggi dibanding orang dewasa.
13
c. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme
karbohidrat, dan pengaturan asam basa
d. Pengaturan oleh hormon paratiroid.
-
7. Bikarbonat HCO3
1. Hipovolemia
Kondisi dimana kekurangan cairan tubuh yang disebabkan oleh asupan yang tidak
memadai atau kehilangan berlebihan. Kehilangan cairan berlebihan dapat terjadi
ketika muntah, diare, perdarahan, penggunaan diuretik berlebih, trauma karena
sakit ginjal, kekurangan aldostero dan melepuh akibat luka bakar dan askites.
Hipovolemia yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut
(Vaughans, 2013).
2. Hipervolemia
14
Menurut Tarwoto 2006, Keseimbangan asam basa diklasifikasikan menjadi
asidosis metabolic, asidosis respiratorik, alkalosis respiratoric.
1. Asidosis respiratorik
2. Alkalosis respiratorik
Disebabkan karna kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih tinggi
dalam produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan pCO 2 arteri <35 mmHg,
pH7,45.
Penyebab : hiperventilasi alveolar, ansietas, demam, meningitis, keracunan
aspirin, pneumoni, dan emboli paru
3. Asidosis metabolik
Terjadi akibat akumulasi abnormal pixed acid atau kehilangan basa pH arteri
<7,35, HCO3 menurun dibawah 22 mEq/liter
4. Alkalosis metabolik
Disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan rasa pada cairan
tubuh. Bikarbonat plasma meningkat >26 mEq/liter dan pH arteri > 7,45. Penyebab
; mencerna sebagian besar basa (misalnya BaHCO 3, antasida, soda kue) untuk
mengatasi ulkus peptikum atau rasa kembung.
1. Muntah
Muntah adalah ejeksi kuat dari isi lambung, penyebab tersering adalah
gastroenteritis. Pada anak, pikirkan infeksi sistemik, ingesti toksik, apendisitis,
sindroma reye, dan pertusis. Jika muntah adalah gejala satu-satunya, pikirkan
peninggian tekanan intracranial.
15
2. Diare
Banyak penyebab diare akut dan kronik. Penyebab infeksi mencakup virus
(rotavirus tersering), bakteri (salmonella,shigella, campylobakter tersering, parasit
(giardia, Csriptosporidium), infeksi terlokalisir ditempat lain, terkait antibiotik dan
keracunan makanan khususnya sari buah sindroma, susu iriatif, intoleransi protein
susu, intoleransi laktosa setelah diare infeksi dan radang usus.
3. Dehidrasi
a. Timbang BB
16
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Cairan Elektrolit
2.2.1 Pengkajian
a. Riwayat pengkajian.
b. Pengukuran klinik
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
2).Keadaaan umum
1). Pengukuran tanda vital seperti temperatur, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan
17
2). Tingkat kesadaran
3). Muntah
5). IWL
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat, jenis urine, dan analisis gas
darah.
18
2.2.2 Analisa data
2.2.4 Perencanaan
Fase ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan, selama fase ini
diagnosis diprioritaskan, tujuan dan kriteria hasil disusun, intervensi diidentifikasi,
dan sebuah rencana asuhan tertulis dikembangkan. Berikut ini merupakan tujuan
yang akan dicapai pada bayi atau anak yang mengalami dehidrasi dan bagi
keluarganya:
b. Bayi atau anak akan mempertahankan status nutrisi yang tepat menurut
usia.
c. Keluarga akan mendapat dukungan dan penyuluhan yang tepat.
19
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Umur : 6 Tahun
No Register : 15.88.18
Agama : Islam
Pendidikan :-
Berat Badan : 16 kg
Diagnosa : Gastroenteritis
21
Penyulit Persalinan : Tidak ada
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 7 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 16 bulan
Ny. N mengatakan An. A mengalami muntah dan mencret 1 hari yang lalu
yang disebabkan oleh An. A makan jajanan sembarangan yang dibelinya di
lingkungan tempat tinggalnya.Panas mulai hari ini.
22
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Provocative/pallitive
Apa penyebabnya : Ny. N mengatakan An. A jajan sembarangan dilingkungan
rumahnya.
Quantity/quality
An. A mengalami diare dengan dehidrasi ringan ditandai turgor klien masih
baik, mukosa bibir dan mulut kering dan klien tidak mau minum banyak,
terpasang infus Kaen 3B 1500 cc/24 jam
Time
Muntah dan mencret dialami klien sejak 1 hari yang lalu.Panas mulai hari ini.
23
Umur ibu : 28 tahun
Mandi : 2 x/hari
PENGKAJIAN FISIK
Suhu : 37,8 °c
Pernapasan : Normal
24
Pencernaan : Mual dan muntah.Hari ini muntah >10x
Genetalia : Normal
Ekstremitas :
Turgor : Lambat
25
PENGUKURAN BALANCE CAIRAN
Tanggal Input Output Balance cairan
1780 ml
+
1800 cc
1800 cc
1640 cc
+
1720 cc
26
JENIS TERAPI
Data obyektif ;
Infeksi pada usus
BAB dengan konsistensi cair dan
(enteritis)
sedikit ampas.
BAB 4 - 6 kali.
Muntah dan mencret
Kulit kering, mukosa mulut dan bibir
kering, mata cekung.
Volume cairan
BAK 3 - 4 kali.
kurang dari
BB turun 1 kg.
kebutuhan tubuh
Tidak selera makan.
TTV ;
Diare dehidrasi
Suhu : 37,8,° c
ringan
Nadi : 100 x / menit
RR : 22 x / menit
Tensi : 90 / 50 mmhg
Terpasang infus Kaen 3 B 1500 cc /
24 jam
28
2 Data subyektif ; Mual dan muntah Nutrisi kurang dari
Ny N mengatakan An A minum susu kebutuhan tubuh
hanya sedikit dan jika dipaksa untuk Motilitas usus
makan dan minum, maka an A akan meningkat
muntah.
Ny N mengatakan An A tidak selera Sekresi asam
makan. lambung menurun
Data obyektif ;
Haus ingin minum
An A tidak selera makan,minum susu
hanya sedikit.
BB turun 1 kg.
Rongga usus penuh
An A tidak menghabiskan porsi
dengan air
makan yang sediakan.
Tensi 90 l 50 mmhg.
Perut terasa penuh
An A tampak lemes,kulit kering.
29
3.3 MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah
dan mencret yang dialami An. A sejak 1 hari yang lalu ditandai dengan mukosa bibir
dan mulut kering, turgor kulit kembali lambat, Mata Cekung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah yang dialami An.
A ditandai dengan Ny. N mengatakan An. A nafsu makannya berkurang, berat badan
menurun, kulit kering.
3. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan
Ny. N mengatakan tidak pernah mendapat informasi tentang penyakit yang dialami
anaknya
30
3.5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
No. Dx Perencanaan
1. Gangguan Tujuan : pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan
volume mempertahankan rehidrasi kuat
cairan Kriteria hasil :
kurang dari Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat
kebutuhan Rencana tindakan Rasional
tubuh 1. Berikan cairan oral dan 1. Sebagai upaya rehidrasi
berhubungan parenteral sesuai dengan untuk mengganti cairan.
dengan program rehidrasi
muntah dan 2. Pantau intake dan out put 2. Asupan dan haluaran cairan
mencret menentukan status hidrasi
yang dialami anak dan menjadi pedoman
An. A sejak dalam terapi penggantian
1 hari yang cairan.
lalu ditandai
3. Timbang BB anak tiap 3. BB secara langsung
dengan hari mengukur status hidrasi
mukosa bibir4. Kaji warna kulit anak, 4. Kulit pucat, turgor kulit
dan mulut turgor kulit, tingkat buruk, fontanel yang
kering, kesadaran, waktu melesak kedalam,
turgor kulit pengisian-ulang kapiler, penurunan tingkat
kembali dan membran mukosa. kesadaran, peningkatan
lambat, mata waktu pengisian-ulang
cekung kapiler, dan membran
mukosa kering
mengidentifikasikan
dehidrasi
5. Kaji tanda vital, 5. Untuk menilai status
tanda/gejala dehidrasi, hidrasi,elektrolit dan
dan hasil pemeriksaan keseimbangan asam basa
laboratorium
2. Nutrisi Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan berat badan
kurang dari stabil dan meningkat.
kebutuhan Tujuan dan kriteria hasil : anak menunjukkan status nutrisi
tubuh yang baik dan menunjukkan penambahan berat badan.
berhubungan Rencana tindakan Rasional
dengan 1. Timbang berat badan anak 1. Memberikan informasi
muntah yang setiap hari. perubahan berat badan.
dialami An. 2. Jaga kebersihan mulut 2. Mulut yang bersih
A ditandai pasien meningkatkan nafsu makan
dengan Ny. 3. Berikan makan sedikit 3. Untuk meningkatkan intake
N tapi sering setiap 2-3 jam. makanan
mengatakan 4. Tingkatkan asupan cairan 4. Untuk memperbaiki status
An. A nafsu dan nutrisi nutrisi klien
makannya 5. Instruksikan keluarga 5. meningkatkan kepatuhan
berkurang dalam memberikan diet keluarga terhadap program
yang tepat terapeutik.
31
3. Kurang Tujuan: keluarga memahami penyakit anak dan
pengetahuan pengobatannya serta mampu memberikan perawatan
berhubungan Kriteria Hasil : keluarga mampu merawat anggota keluarga
dengan yang sakit.
proses Tindakan Keperawatan Rasional
penyakit 1. Berikan informasi kepada 1. Untuk mendorong
ditandai keluarga tentang penyakit kepatuhan terhadap
dengan Ny. anak dan tindakan program terapeutik,
N terapeutik. khususnya jika berada di
mengatakan rumah.
tidak pernah 2. Bantu keluarga dalam 2. Untuk memberikan rasa
mendapat memberikan rasa nyaman nyaman terhadap anak
informasi dan dukungan pada anak
tentang 3. izinkan anggota keluarga 3. Untuk memenuhi
penyakit untuk berpartisipasi kebutuhan anak dan
yang dialami dalam perawatan anak keluarga
anaknya sebanyak yang mereka
inginkan
4. Instruksikan keluarga 4. Untuk mencegah
mengenai pencegahan penyebaran penyakit
terhadap proses penyakit
5. Pendkes tentang
penggunaan obat Zink
32
3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal No. Implementasi Evaluasi
Dx
Jumat/ 1 1. Memberikan cairan oral S:-
18-01-2019 dan parenteral sesuai O:
dengan rehidrasi Anak tampak lemas,
2. Memantau intake dan mata cekung, mukosa
output
bibir dan mulut
3. Menimbang BB anak kering, feses encer,
tiap hari BB 16 Kg, kulit
4. Mengkaji warna kulit kering
anak, turgor kulit, tingkat TTV : suhu 37,8 0C
kesadaran, waktu A:
pengisian-ulang kapiler Kerurangan volume
dan membran mukosa cairan
5. Mengkaji tanda-tanda P:
vital, tanda dan gejala Intervensi dilanjutkan
rehidrasi
2 1. Menimbang berat badan S:
anak setiap hari Ny. N mengatakan
2. mengkaji kebersihan An. A tidak mau
mulut pasien makan, makanan yang
3. Memberikan makan dimakan selalu
sedikit tapi sering setiap dimuntahkan
2-3 jam O:
4. Meningkatkan asupan An. A tampak lemah,
cairan dan nutrisi BB 16 Kg.
5. Mengkaji intake dan BAB 6x sehari
output klien A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
3 1. Memberikan informasi S:
kepada keluarga tentang Ny. N mengatakan
penyakit anak dan sudah mengerti
tindakan terapeutik. tentang proses
2. Memantu keluarga dalam penyakit.
memberikan rasa nyaman O:
dan dukungan pada anak Ny. MNtampak tenang
3. izinkan anggota keluarga A:
untuk berpartisipasi Masalah teratasi
dalam perawatan anak sebagian
sebanyak yang mereka P:
inginkan Intervensi dilanjutkan
4. instruksikan keluarga
mengenai pencegahan
terhadap proses penyakit
33
5. Memberikan pendkes
tentang kegunaan obat
Zink
Sabtu/ 1 1. Memberikan cairan oral S:-
19-01-1019 dan parenteral sesuai O:
dengan rehidrasi mukosa bibir dan
2. Memantau intake dan mulut kering, feses
output cair, BB 16,2 kg, kulit
3. Menimbang BB anak tampak lembab
tiap hari TTV : suhu 37,30C
4. Mengkaji warna kulit A:
anak, turgor kulit, tingkat masalah teratasi
kesadaran, waktu sebagian
pengisian-ulang kapiler P:
dan membran mukosa intervensi dilanjutkan
5. Mengkaji tanda-tanda
vital, tanda dan gejala
rehidrasi.
2 1. Menimbang berat badan S:
anak setiap hari Ny. N mengatakan
2. Menjaga kebersihan anak sudah mau
mulut klien makan tapi masih
3. Memberikan makan sedikit, muntah
sedikit tapi sering setiap berkurang
2-3 jam O:
4. Meningkatkan asupan An. A tampak segar,
cairan dan nutrisi BB 16,2 kg
5. Mengkajiintakedan A:
output klien masalah tertasi
sebagian sebagian
P:
intervensi dilanjutka
3 1. Memberikan informasi S : Ny. N mengatakan
kepada keluarga tentang sudah mengerti
penyakit anak dan tentang proses
tindakan terapeutik. penyakit
2. Memantu keluarga dalam Ny. N mengatakan
memberikan rasa nyaman sudah mengerti cara
dan dukungan pada anak merawat klien
3. Izinkan anggota keluarga O:
untuk berpartisipasi Ny. N tampak tenang
dalam perawatan anak A:
sebanyak yang mereka Masalah teratasi
inginkan P:
4. Instruksikan keluarga intervensi dihentikan
mengenai pencegahan
terhadap proses penyakit
5. Memberikan Pendkes
34
tentang kegunaan obat
Zink
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
An. A mengalami gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit berhubungan
dengan mual dan muntah yang dialami An. A sejak 1 hari yang lalu ditandai dengan
output yang berlebihan, berat badan berkurang, kehilangan nafsu makan. Pengkajian
dilakukan pada tanggal 18 - 01 - 2019 sampai 20 - 01 - 2019, dan ditemukan masalah
gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
yang berlebihan ditandai dengan An. A muntah dan mencret sejak 1 hari yang lalu.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah yang dialami An. A
ditandai dengan Ny. N mengatakan An. A nafsu makannya berkurang, mukosa bibir
dan mulut kering, turgor kulit kembali lambat, mata cekung. Kurang pengetahuan
keluarga berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan Ny. N mengatakan
tidak pernah mendapat informai tentang penyakit anaknya. Dilakukan implementasi
berdasarkan intervensi selama 3 hari dan hasil evaluasi dari masalah yang dialami An.
A yakni masalah teratasi.
4.2 SARAN
4.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit khususnya perawat yang
ada diruangan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit
4.2.2 Bagi rumah sakit
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang lebih berkualitas,
profesional, terampil, inovatif dan aktif. Sehingga petugas mampu menerapkan
asuhan keperawatan yang berkualitas.
4.2.3 Bagi keluarga
Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga pasien,
keluarga dapat mendukung pasien dan memberikan pertolongan pertama bagi
pasien dengan masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.
36
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, alih bahasa Yasmin Asih.
Edisi Kesepuluh. Jakarta: EGC
Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Medika
Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, alih bahasa Andri Hartono, dkk.
Edisi Keenam. Jakarta : EGC
37