OLEH :
NI MADE MIA DWI NANDA PUTRI
NIM. P07131219054
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan berjudul “Laporan Studi Kasus Lanjut
ADHF Profile B ec NSTEMI + DM Tipe II” tepat pada waktunya.
Terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasamna berbagai pihak Oleh
sebab itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan asa terimakasih kepada
1. Kepala Instalasi Gizi BRSU Tabanan yang telah memberikan bimbingan, motivasi,
saran dan kritik kepada penulis hingga terselesaikannya laporan studi kasus lanjut
ADHF Profilel B ec NSTEMI + DM Tipe II
2. I.G.A.Bintang Antari, S.Tr.GZ pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
motivasi, saran dan kritik kepada penulis sehingga terselesaikannya laporan studi
kasus lanjut ini.
3. Seluruh tenaga gizi yang telah membantu dan memberikan saran serta masukan dalam
pelaksanakaan terapi diet yang tersusun pada laporan kasus lanjut ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar yang secara
langsung dan tidak langsung membantu dalam penyusunan laporan kasus lanjut ini.
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif guna menyempurnakan laporan studi kasus lanjut ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................................... vi
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 3
A. ADHF (Acute Decompensated Heart Failure) ....................................................................... 3
B. Screening.................................................................................................................................. 10
BAB IV ................................................................................................................................................. 19
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................................. 19
A. Hasil Pengamatan ................................................................................................................... 19
1. Antropometri ......................................................................................................................... 19
2. Fisik....................................................................................................................................... 19
3. Klinis ..................................................................................................................................... 19
4. Biokimia ................................................................................................................................ 20
5. Asupan Makanan .................................................................................................................. 21
B. Pembahasan ............................................................................................................................. 28
1. Antropometri ......................................................................................................................... 28
2. Fisik....................................................................................................................................... 29
iii
3. Klinis ..................................................................................................................................... 29
4. Biokimia ................................................................................................................................ 29
5. Asupan Makanan .................................................................................................................. 29
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................................. 30
A. Simpulan .................................................................................................................................. 30
B. Saran ........................................................................................................................................ 30
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ADHF (Acute Decompensasi Heart Failure) yaitu penyakit gagal jantung akut
dimana serangan nya cepat dari gejala-gejala yang diakibat oleh abnormalnya fungsi
jantung. Disfungsi dapat berupa sistolik maupun diastolik abnormalitas irama jantung.
Gagal jantung bisa terjadi pada seseorang dengan serangan baru tanpa kelainan jantung
sebelumnya. (Aaronson, 2010) Decompensasi cordis adalah suatu kondisi dimana
jantung mengalami penurunan atau kegagalan dalam memompa darah dimana terjadi
penurunan kemampuan kontraktilitas fungsi pompa jantung untuk mencukupi
kebutuhan tubuh akan nutrisi dan oksigen secara adekuat (Udjianti, 2010). Penyakit
gagal jantung yaitu jantung tidak mampu memompa pasokan darah, untuk
mempertahankan sirkulasi adekuat sesuai kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian
cukup, dimana gejalanya seperti nafas sesak selama istirahat, beraktifitas dan kelelahan,
edema pulmonal kardiogenik dengan akumulasi cairan yang cepat pada paru dan
pembengkakan pada tungkai (Arif Muttaqin, 2009). Jadi ADHF adalah gagal jantung
akut yang gagal memompa cukup darah untuk mencukupi kebutuhan tubuh serta tidak
dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat dan serangannya dirasakan secara cepat.
1
penderita diabetes melitus yang dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan
glukometer
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi kebutuhan zat gizi pasien sesuai dengan kondisi dan penyakit pasien
dengan memberikan terapi diet selama 3 hari.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan skrining gizi pada pasien dengan diagnose ADHF
Profile B ec NSTEMI + DM Tipe II
b. Menganalisis riwayat asupan zat gizi pasien selama di rumah menggunakan
metode FFQ
c. Memonitoring perubahan antropometri, fisik, klinis, biokimia, dan asupan
makanan pasien selama 3 hari pemberian terapi diet
d. Mengevaluasi hasil antropometri, fisik, klinis, biokimia, dan asupan makanan
pasien setelah 3 hari pemberian terapi diet
e. Memberikan konseling gizi sesuai dengan penyakit pasien
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
B. Diabetes Mellitus (DM)
1. Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh
gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai.
Penyakit ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara
menahun. Berdasarkan penyebabnya diabetes melitus di golongkan menjadi tiga
jenis, diantaranya diabetes melitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional
(Kemenkes RI, 2020). Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun
yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pada pankreas
sehingga tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan diabetes melitus
tipe 2 terjadi karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-sel dalam tubuh
tidak mampu merespon sepenuhnya insulin. (Dr. Vladimir, 2018). Pemeriksaan
klinis merupakan data penunjang yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosa
terhadap suatu penyakit. Salah satunya pada penderita diabetes melitus yang dapat
dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan glukometer.
Menurut WHO (2019), seseorang didiagnosis diabetes melitus apabila dalam
pemeriksaan kadar gula darah ditemukan nilai pemeriksaan kadar gula darah
anteprandial ≥ 126 mg/dl, dua jam setelah makan ≥ 200 mg/dl dan kadar gula darah
acak ≥ 200 mg/dl. Menurut International Diabetes Federation (2019) jumlah
penderita diabetes melitus diseluruh dunia mengalami peningkatan menjadi 463 juta
jiwa pada tahun 2019 dan jumlah kematian pada kasus ini yaitu 4,2 juta jiwa yang
mana Indonesia menjadi urutan ke 7 dengan jumlah penderita 10,7 juta. Selain itu.
Menurut RISKESDAS (2018) menyebutkan bahwa jumlah prevelensi kasus
diabetes melitus di Indonesia menurut diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15
tahun sebesar 2%. Angka tersebut menunjukan peningkatan jika dibandingkan pada
tahun 2013 dengan prevelensi 1.5%.
Pada tahun 2018, jumlah kasus diabetes melitus di provinsi Bali menduduki
urutan ke 14 dari 34 provinsi di Indonesia, yang mana hal tersebut mengalami
peningkatan pada tahun 2013 dengan prevelensi 1,3 % menjadi 1,7 % pada tahun
2018 (RISKESDAS, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh dari jumlah kasus
diabetes melitus pada tahun 2018 sebesar 67.172 kasus diabetes melitus di Bali
5
(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Khususnya Kabupaten Tabanan, tahun 2018
jumlah penderita diabetes melitus yang tercatat yaitu 2.744 jiwa (Dinkes Tabanan,
2018). Menurut data yang diperoleh dari catatan medik BRSU Tabanan bahwa
jumlah kunjungan diabetes melitus di ruang rawat inap terus meningkat dari tahun
2018-2020. Pada tahun 2018 kasus DM sebanyak 143 orang, tahun 2019 sebanyak
281 orang dan pada tahun 2020 sebanyak 298 orang (BRSU Tabanan, 2020).
2. Faktor Risiko
Beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi Diabetes Melitus tipe 2 antara
lain (Soegondo, 2011) :
a. Kelainan genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes,
karena gen yang mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan
baik. Sebuah penelitian pernah dilakukan oleh Fatmawati (2010) di RSUD
Sunan Kalijaga Demak. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa riwayat keluarga
merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2.
Orang yang memiliki riwayat keluarga Diabetes Melitus memiliki risiko 2,97
kali untuk kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 dibandingkan dengan orang yang
tidak memiliki riwayat keluarga.
b. Usia
Umunya penderita Diabetes Melitus tipe 2 mengalami perubahan fisiologi
yang secara drastis, Diabetes Melitus tipe 2 sering muncul setelah usia 30 tahun
keatas dan pada mereka yang berat badannya berlebihan sehingga tubuhnya
tidak peka terhadap insulin. Umur merupakan faktor yang tidak bias diubah,
oleh karena itu sebaiknya seseorang yang sudah berumur lebih dari 40 tahun
rutin untuk mengecek kadar glukosa darah, mengatur pola makan dan teratur
berolahraga agar kadar glukosa darah dapat terkontrol dengan baik
c. Stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang makan makanan yang manis
untuk meningkatkan kadar lemak serotonin otak. Serotonin ini mempunyai efek
penenang sementara untuk meredakan stresnya tetapi glukosa dan lemak
6
berbahaya bagi mereka yang beresiko mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe
2.
d. Pola makan yang salah
Penderita diabetes melitus tipe 2 terjadi obesitas (gemuk berlebihan) yang
dapat mengakibatkan gangguan kerja insulin (resistensi insulin). Obesitas bukan
karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah
konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan glukosa darah yang disimpan
didalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% pasien Diabetes Melitus tipe 2
adalah mereka yang tergolong gemuk.(Ii & Pustaka, 2018)
3. Ciri - ciri terkena penyakit diabetes mellitus
a. Sering buang air kecil
Poliuri merupakan gejala awal Diabetes Melitus yang terjadi apabila kadar
gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl. kadar gula darah yang tinggi akan
dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar gula darah maka ginjal
menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita
Diabetes sering buang air kecil dalam jumlah banyak.
b. Gampang haus
Penderita Diabetes biasanya akan mudah merasa haus, sehingga minum air
lebih sering. Hal ini berkaitan dengan terganggunya insulin dalam tubuh, dengan
hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil. Rada haus yang
berlebihan ini adalah tanda bahwa tubuh sedang mencoba mengelola gula darah
yang tinggi.
c. Cepat lapar
Di awal diabetes, penderita biasanya akan merasakan lapar berlebih,
sekalipun sudah makan dengan teratur. Hal ini disebabkan karena makanan yang
di makan sulit diubah menjadi energi, akibatnya tubuh kekurangan hormon
insulin. Kadar gula darah akan mengalami penurunan yang drastis sehingga
menyebabkan tubuh mengira belum diberi asupan makan dan lebih
menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel.
d. Berat badan turun drastis
7
Penderita diabetes biasanya mengalami penurunan berat badan yang drastis
tanpa sebab yang jelas. Hal ini masih berhubungan dengan kekurangan energi
yang di alami tubuh. Kadar gula darah yang terlalu tinggi juga bisa
menyebabkan penurunan berat badan yang cepat, karena hormon insulin tidal
mendapatkan glukosa untuk sel yang digunakan sebagai energi yang diperlukan
oleh tubuh dan tubuh memecah protein dari otot sebagai alternatif bahan bakar.
e. Luka sulit sembuh
Saat mengalami luka, penderita diabetes akan mengalami penyembuhan yang
lebih lama dibandingkan orang pada umumnya, gejala ini dapat mempengaruhi
kualitas hidup penderita diabetes. Pada kondisi yang sudah parah, luka yang sulit
sembuh berujung pada tindakan amputasi.
f. Ganggauan penglihatan
Gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pembuluh darah di mata,
sehingga terjadi gangguan penglihatan. Hal ini merupakan salah satu komplikasi
yang sering terjadi pada penderita diabetes. Penglihatan kabur atau sesekali
melihat kilatan cahaya merupakan akibat langsung kadar gula darah tinggi,
membiarkan gula darah tidak terkendali dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan kerusakan permanen dan berujung pada kebutaan.
g. Kesemutan
Pada penderita diabetes yang sudah cukup lams dan kadar guka yang tidak
terkontrol, gejala ini akan sering kali muncul. Kesemutan dan mati rasa di
tangan dan kaki, bersamaan dengsn rasa sakit yang membakar atau bengkak
adalah tanda bahwa saraf sedang di rusak oleh diabetes. Sama seperti
penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan menyebar terlalu lama, kerusakan
saraf bisa menjadi permanen. Gejala ini akan sangat mempengaruhi kualitas
hidup penderita diabetes. Bahkan jika diatasi, rasa kebas dapat membuat
penderita tidak merasakan jika terluka atau terkena benda tajam.
8
BAB III
GAMBARAN UMUM KASUS LANJUT
A. Identitas Kasus
Nama : IKN
Alamat : BR. Juntal DS Kaba-Kaba, Kediri, Tabanan
Umur : 53 tahun
Tinggi badan : 167 cm
Berat badan : 68 kg
Lila : 30,5 cm
Jenis kelamin : Laki-laki
Bangsa/suku : Indonesia
Agama : Hindu
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Riwayat penyakit : Sesak
Tempat di rawat : ICCU
Tanggal MRS : 23 Agustus 2022
Diagnosa medis : ADHF Projil B ec NSTEMI + DM Tipe II
Diet yang diberikan : Diet BDJDM
Bentuk makanan : Makanan Lunak
No. Register/CM : 249271
Tanggal pengamatan : 24 Agustus 2022
9
B. Screening
SKRINING AWAL STATUS NUTRISI
Skor
1. Apakah Berat Badan (BB) anda menurun akhir-akhir
ini tanpa direncanakan ?
a. Tidak 0
b. Ya, bila ya berapa penurunan berat badan anda ?
o 1-5 kg 1
o 6-10 kg 2
o 11-15 kg 3
o 15 kg 4
c. Tidak Yakin
2. Apakah nafsu makan anda berkurang ?
a. Tidak 0
b. Ya 1
Keterangan :
Bila resiko rendah perlu skrining ulang setiap 7 hari sekali. Bila resiko sedang
dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut. Bila resiko tinggi dikaji lebih lanjut oleh Gizi
Klinik.
10
C. Proses Asuhan Gizi Terstandar
1. Pengkajian Gizi
STANDAR PEMBANDING/
DATA TERKAIT GIZI MASALAH
NILAI NORMAL
Antropometri : IMT Menurut WHO : Status Gizi Normal
BB : 68 kg - Underweight = <18,5 (IMT = 24,4 kg/m2)
TB : 167 cm - Normal = 18,5-24,9
IMT : BB/TB m² - Overweight = 25-29,9
= 68/167 (m2) - Obes I = 30-34,9
= 68/1,672 - Obes II = 35-39,9
- Obes III = >40
= 68/2,78
BBI = (TB-100)- 10%
= 24,4 kg/m2
= (167-100)-10%
= 67-10%
= 60,3
Biokimia Gula darah sewaktu : 74-106 Gula darah sewaktu >
mg/dL 106 mg/dL
Gula darah sewaktu : 249 mg/dL
SGPT : <37 U/L SGPT > 37 U/L
SGPT : 40 U/L
hsTnI : <24,2 pg/mL hsTnI > 24,2 pg/mL
hsTnI : 85,1 pg/mL
Lekosit : 3,8-10,6 103/uL Lekosit > 10,6 103/uL
Lekosit : 14,8 103/Ul
h 36
N = 108x/menit
11
Diet/Riwayat Gizi : Kebutuhan zat gizi/hari di Energi = 85,8%
Pola makan = 3x makan rumah : Protein = 98,6%
utama + 2x selingan - BMR Laki-laki Lemak = 68,8%
Makanan pokok: nasi = 66 + (13,7 x BB) + (5 x KH = 89,5%
3x/hari (200gr), singkong TB) – (6,8 x Usia)
1x/mgg (100gr), mie = 66 + (13,7 x 68) + (5 x
1x/bln (20gr) - Lauk 167) – (6,8 x 53)
hewani: ikan mujair = 66 + 931,6 + 835 – 360,4
2x/mgg (25gr) ikan = 1.472,2
pindang 5x/mgg (60gr), Kebutuhan Energi
ikan teri 3x/mgg (30gr) = BMR x Faktor Aktifitas x
daging ayam 4x/mgg Faktor Stress
(50gr), daging babi 1x/bln = 1.472,2 x 1,3 x 1,1
(40gr), telur ayam 1x/hari = 2.105,25 kkal
(60gr) - Lauk nabati: tahu Kebutuhan Protein
2x/hari (40gr), tempe = 15% x Energi
3x/hari (50gr) - Sayur- = 15% x 2.105,25 kkal
sayuran: kangkung = 315,8 kkal/4
2x/mgg (30gr), labu siam = 78,9 gram
4x/mgg (25gr), buncis Kebutuhan Lemak
3x/mgg (20gr), tauge = 25% x Energi
2x/minggu (20gr), sawi = 25% x 2.105,25 kkal
4x/mgg (30gr), wortel = 526,3 kkal/9
2x/mgg (20gr), terong = 58,5 gram
2x/mgg (15gr), pare Kebutuhan KH
2x/mgg (20gr) - Buah- = 60% x Energi
buahan: jeruk manis = 60% x 2.105,25 kkal
1x/mgg (100gr), pepaya = 1.263,2 kkal/4
4x/mgg (100gr), pisang = 315,8 gram
2x/mgg (100gr)
12
Minyak: minyak goreng Klasifikasi tingkat konsumsi
1x/hari (10gr), santan menurut AKG :
1x/mgg (40gr) - Gula: Lebih = >120%
gula pasir 4x/mgg (10gr), Baik = 80-120%
Asupan zat gizi/hari di Sedang = 70-79,9%
rumah : Kurang = <70%
Energi =1805,31 Kkal
Protein = 77,7645gr
Lemak = 40,2385gr
KH = 282,606 gr
Riwayat Personal/Individu Diagnosa : ADHF
- Usia 53 tahun Profile B ec NSTEMI
- Jenis kelamin : Laki-laki + DM Tipe II
- Sudah tidak bekerja,
namun masih rutin
melakukan aktifitas fisik
ringan
- Riwayat sesak sejak 2
tahun lalu
2. Diagnosa Gizi
ETIOLOGI /AKAR
NO PROBLEM TANDA /GEJALA
MASALAH
1. Perubahan nilai lab Riwayat penyakit pasien Hasil pemeriksaan
laboratorium :
terkait gizi
Gula darah sewaktu : 249
mg/dL
SGPT : 40 U/L
hsTnI : 85,1 pg/mL
Lekosit : 14,8 103/uL
13
2. Pemilihan makann yang Kurangnya informasi dan Ditandai dengan seringnya
salah pengetahuan pasien terkait mengkonsumsi makanan
gizi yang tinggi lemak seperti
gorengan dan tinggi gula
seperti kue-kuean
3. Intervensi Gizi
DIAGNOSIS
NO INTERVENSI
GIZI
1 P ( Poblem ) Perubahan nilai lab terkait gizi Tujuan : mengoptimalkan nilai
laboratorium terkait gizi agar
mencapai batas normal
14
memberikan konseling atau
penyuluhan terkait dengan
pemilihan dan pola makan yang
baik
S( Ditandai dengan seringnya Target : mengurangi
Sign/Simptom) mengkonsumsi makanan konsumsi makananan yang
yang tinggi lemak seperti berlemak dan manis
gorengan dan tinggi gula
seperti kue-kuean
PRESKREPSI DIET
Jenis Diet : Diet DJDM
Tujuan Diet :
1. Membantu penyandang diabetes untuk memperbaiki kebiasaan makan
untuk mendapatkan kadar gula darah yang normal
2. Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenus dan
eksogenus), dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik
3. Mengurangi bahan makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol
4 . Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal
Syarat Diet :
1. Kebutuhan energi sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal. Kebutuhan kalori basal 30 kalori per kg berat badan ideal.
Ditambah dan dikurangi tergantung beberapa factor yaitu factor umur dan
factor aktifitas.
1. Karbohidrat dianjurkan 60% total asupan energi
2. Asupan lemak yang dianjurkan 25% kebutuhan kalori
3. Kebutuhan protein sebesar 15% total asupan energi
15
4. Anjuran asupan natrium yaitu <2300 mg per hari
5. Anjuran konsumsi serat adalah 25 gr/hari yang berasal dari berbagai
sumber bahan makanan, seperti kacang-kacangan, buah, sayuran dan
sumber karbohidrat yang tinggi serat
6. Vitamin dan mineral cukup, khususnya asam folat, vitamin B6, dan
vitamin B12.
Bentuk : Makanan Lunak
Jalur pemberian : Oral
Frekuensi : 3x makanan utama + 2 kali selingan
Nilai Gizi :
(Rumus Perkeni)
17
- Minuman : teh/kopi kental, minuman bersoda, alkohol, es krim dan susu
kental manis
- Sumber lemak : santan kental, margarine, mayonaise, kecap, saos tiram
dan penyedap
4. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Capaian/Hasil Monitor
Parameter Target/Tujuan Tgl: Tgl: Tgl: Evaluasi Tindak lanjut
24/8/2022 25/8/2022 26/8/2022
Asupan Asupan > Energi : Energi : Energi : Peningkatan Pemberian
80% 93% 96,6% 94,6% asupan makanan konseling gizi
Protein : Protein : Protein : sudah mencapai mengenai
96,2% 99% 95,14% > 80% makanan yang
Lemak : Lemak : Lemak : harus dibatasi
97% 88% 93% terkait penyakit
KH : KH : KH : pasien
99,5% 87,5% 99,6%
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Antropometri
Pengukuran antropometri dilakukan sebelum memberikan terapi diet yaitu
tanggal 23 Agustus 2022 dan setelah terapi diet yaitu tanggal 26 Agustus 2022.
Tabel 1.
Hasil Monitoring Pemeriksaan Antropometri
2. Fisik
Hasil pemeriksaan fisik diamati sebelum melaksanakan terapi diet yaitu tanggal
23 Agustus 2022 dan selama diberikan terapi diet yaitu tanggal 24-26 Agustus 2022.
Tabel 2.
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik
3. Klinis
Hasil pemeriksaan klinis diamati sebelum melaksanakan terapi diet yaitu tanggal
23 Agustus 2022 dan selama diberikan terapi diet yaitu tanggal 24-26 Agustus 2022.
19
Tabel 3.
Hasil Monitoring Pemeriksaan Klinis
4. Biokimia
Hasil pemeriksaan biokimia diamati sebelum melaksanakan terapi diet yaitu
tanggal 23 Agustus 2022 dan selama diberikan terapi diet yaitu tanggal 23-26
Agustus 2022.
20
Tabel 4.
Hasil Monitoring Pemeriksaan Biokimia
Jenis Hasil
Tanggal Nilai rujukan Ket.
pemeriksaan laboratorium
23 Agustus Glukosa sewaktu 249 mg/dL 74-106 Tinggi
2022 SGPT 40 U/L <37 Tinggi
hsTnI 85,1 pg/mL <24,2 Tinggi
Lekosit 14,8 103/uL 3,8-10,6 Tinggi
24 Agustus Kalium 3,4 mmol/L 3,5-5,0 Rendah
Glukosa sewaktu 135 mg/dL 70-115 Tinggi
Kolesterol total 249 mg/dL <200 Tinggi
HDL kolestrol 72 mg/dL 28-63 Tinggi
LDL kolestrol 145 mg/Dl <100 Tinggi
Trigliserida 7,7 % <5,7 Tinggi
5. Asupan Makanan
Monitoring asupan makanan pasien dilakukan dengan cara menimbang makanan
yang diberikan saat terapi diet. Untuk mengetahui asupan pasien, dilakukan
penimbangan sisa makanan pasien. Hasil penimbangan sisa makanan pasien dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
21
Tabel 5.
Asupan Pasien Terapi Hari I
Tanggal 21 Agustus 2022
22
Tabel 6.
Analisis Konsumsi Zat Gizi Pasien Terapi I
Protein
Energi Lemak KH
Waktu Menu Bahan Makanan Berat Hewani Nabati
(kkal) (gram) (gram)
(gram) (gram)
Pagi Bubur Beras giling 75 270 0 5.29 0.6475 59.9825
Ikan ungkep
bb merah Ikan segar 45 50.85 5.65 0 2.025 0
sayur Kacang panjang 30 13.2 0 0.81 0.09 2.34
plecing Tauge kacang ijo 35 8.05 0 1.015 0.07 1.435
Jagung segar
kuning 10 14 0 0.47 0.13 3.31
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
Air mineral Air 220 0 0 0 0 0
Snack buah Semangka 100 28 0 0.5 0.2 6.9
Susu Susu diabetasol
20 83.3 3 0 2.3 13
Siang bubur Beras giling 96.3 346.68 0 6.5484 0.6741 75.9807
ayam bb Ayam 30 90.6 5.65 0 7.5 0
woku
tahu bb kare Tahu 40 27.2 0 2.12 1.84 0.64
sayur acar Buncis 10 3.5 0 0.24 0.02 0.77
Wortel 30 12.6 0 0.36 0.09 2.79
Ketimun 40 4.8 0 0.28 0.68 1.08
buah Pepaya 100 46 0 0.5 0 12.2
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
Air mineral Air 220 0 0 0 0 0
Snack Buah Semangka 100 28 0 0.5 0.2 6.9
Susu Susu diabetasol 20 83.3 3 0 2.3 13
Sore bubur Beras giling 96.3 346.68 0 6.5484 0.6741 75.9807
telur kukus
bb iris Telur ayam 50 81 5.4 0 5.75 0.35
asem-asem Tempe kedele
tempe murni 50 74.5 0 7.15 2 6.35
sayur tumis Wortel 50 21 0 0.6 0.15 4.65
Tauge kacang ijo 50 11.5 0 1.45 0.1 2.05
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
Susu Susu diabetasol 40 166.7 6 0 4.7 26
ASUPAN 1946.6 48.08 58.19 298.7
KEBUTUHAN (STANDAR DIET RS) 2100 50 60 300
% TINGKAT KONSUMSI 93% 96,2% 97% 99,5%
23
Tabel 7.
Asupan Pasien Terapi Hari II
Tanggal 22 Agustus 2022
24
Tabel 8.
Analisis Konsumsi Zat Gizi Pasien Terapi II
Protein
Energi Lemak KH
Waktu Menu Bahan Makanan Berat Hewani Nabati
(kkal) (gram) (gram)
(gram) (gram)
Pagi Bubur Beras giling 97.5 351 0 3.4 0.35 39.45
Telor semur Telur ayam 30 67.2 3.68 0 3.9 0.21
Capcay Wortel 35 14.7 0 0.25 0.105 3.255
Sawi 35 7.7 0 1.75 0.25 3.25
Minyak kelapa sawit 5 45.1 0 0 5 0
Air mineral Air 220 0 0 0 0 0
Snack Buah Melon 100 37 0 0.3 0.2 8.3
Susu Susu diabetasol 20 83.3 3 0 2.3 13
Siang Bubur Beras giling 100 360 0 6.8 0.7 40.1
Pepes ikan Ikan segar 47 53.11 7.65 0 2.115 0
Tahu bb
kuning Tahu 55 37.4 0 3.29 2.53 0.88
sayur tumis Tauge kacang ijo 50 11.5 0 1.45 0.1 2.05
Wortel 45 18.9 0 0.54 0.135 5.35
Minyak kelapa sawit 5 45.1 0 0 5 0
Buah Melon 100 37 0 0.3 0.2 8.3
Air mineral Air 220 0 0 0 0 0
Snack Buah semangka 100 37 0 0.3 0.2 8.3
Susu susu diabetasol 20 83.3 3 0 2.3 13
Sore Bubur Beras giling 100 360 0 5.8 0.7 40.1
Ayam kalio Ayam 75 226.5 3.65 0 5.25 0
Tempe semur Tempe kedele murni 45 84.5 0 2.15 1.8 8.35
sayur tumis Wortel 48 20.16 0 0.576 15.5 6.1
Tauge kacang ijo 50 15.7 0 1.45 0.1 17.89
Buah Pepaya 100 46 0 0.5 0 12.2
Air mineral
Air 220 0 0 0 0 0
Susu susu diabetasol 40 166.7 6 0 4.7 26
ASUPAN 2028.8 49.43 52.79 262.47
KEBUTUHAN (STANDAR DIET RS) 2100 50 60 300
% TINGKAT KONSUMSI 96,6% 99% 88% 87,5%
25
Tabel 9.
Asupan Pasien Terapi Hari III
Tanggal 23 Agustus 2022
26
Tabel 10.
Analisis Konsumsi Zat Gizi Pasien Terapi III
Protein
Energi Lemak KH
Waktu Menu Bahan Makanan Berat Hewani Nabati
(kkal) (gram) (gram)
(gram) (gram)
Pagi Bubur Beras giling 50 180 0 3.4 0.35 39.1
Telor semur
Ikan segar 47 53.11 10.5 0 3.25 4.02
Wortel 35 14.7 0 0.25 0.105 5.325
Capcay Tauge kacang ijo 40 9.2 0 1.75 0.25 5.35
Minyak kelapa sawit 5 45.1 0 0 5 0
Air mineral Air 0 0 0 0 0 0
Snack Buah Semangka 100 37 0 0.3 0.2 10.3
Susu susu diabetasol 20 83.3 3 0 2.3 13
Siang Bubur Beras giling 100 360 0 5.8 0.7 45.1
Ayam bb woku Ayam 50 126.5 8.42 0 11.23 0
Tahu semur Tahu 58 39.44 0 4.524 2.668 0.928
Sup Wortel 35 14.7 0 0.42 0.105 5.325
Kentang 30 24.9 0 0.6 0.03 18.25
Buncis 35 45.5 0 0.75 0.56 2.695
Minyak kelapa sawit 5 45.1 0 0 5 0
Buah Melon 100 37 0 0.3 0.2 8.3
Air mineral Air 0 0 0 0 0 0
Snack Buah Melon 100 37 0 0.3 0.2 8.3
susu Susu diabetasol 20 83.3 3 0 2.3 13
Sore Bubur Beras giling 97.5 351 0 5.63 0.6825 45.1
Telur ceplok
bb kare Telur ayam 60 97.2 10.3 0 5.25 0.42
Oblok-oblok
tempe Tempe kedele murni 50 84.5 0 5.31 2 10.35
Sayur bening Bayam 25 9 0 0.875 1.51 7.1
Labu siam 50 15.7 0 0.3 0.45 24.35
Jagung segar kuning 25 35 0 1.35 3 14.31
Minyak kelapa sawit 5 45.1 0 0 5 0
Buah Pepaya 100 46 0 0.5 0 20.52
Air mineral
Air 0 0 0 0 0 0
Susu Susu diabetasol 40 166.7 6 0 4.7 26
ASUPAN 1986 47.57 55.74 298.8
KEBUTUHAN (STANDAR DIET RP RS) 2100 50 60 300
% TINGKAT KONSUMSI
94,6% 95,14% 93% 99,6%
27
Konsumsi pasien selama terapi 3 hari berturut-turut dijumlahkan dan dirata-ratakan.
Hasil rata-rata konsumsi pasien kemudian dibandingkan dengan kebutuhan pasien dan
diperoleh tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi pasien selama 3 hari dapat dilihat pada
tabel 11.
Tabel 11.
Tingkat Konsumsi Pasien Selama Terapi
1. Antropometri
Pengukuran antropometri yang dilakukan sebelum memberikan terapi diet
tanggal 23 Agustus 2022 dan setelah terapi diet tanggal 26 Agustus 2022
menunjukkan hasil yang sama. Hasil antropometri pasien tidak mengalami
perubahan karena asupan makanan pasien selama pelaksanaan terapi diet selalu baik,
sehingga status gizi pasien tetap normal
28
2. Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang diamati sebelum melaksanakan terapi diet yaitu
tanggal 23 Agustus 2022 menunjukkan keadaan pasien dengan nyeri dada berkurang
dan penurunan curah jantung. Pada hari ke-3 pemberian terapi diet yaitu tanggal 26
Agustus 2022, sesak dan lemas pada pasien sudah berkurang .
3. Klinis
Hasil pemeriksaan klinis yang diamati sebelum melaksanakan terapi diet yaitu
tanggal 23 Agustus 2022 dan selama diberikan terapi diet yaitu tanggal 24-26
Agustus 2022 menunjukkan hasil yang berbeda karena terdapat riwayat penyakit
mengenai kondisi klinis pasien.
4. Biokimia
Pemeriksaan laboratorium pasien pada tanggal 23 Agustus 2022 menunjukkan
kadar Glukosa sewaktu 249 mg/dL, SGPT 40 U/L, hsTnI 85,1 pg/mL, Lekosit 14,8
103/uL yang tidak sesuai dengan standar rujukan, sehingga ditegakkan diagnose
ADHF Profile B ec NSTEMI + DM Tipe II.
5. Asupan Makanan
Hasil monitoring asupan makan pasien dirumah sakit selama 3 hari tingkat
konsumsi pasien dalam kategori normal yaitu Energi = 94,6 %, Protein = 97 %,
Lemak = 92,6 %, Karbohidrat = 95,5 %. Hal ini disebabkan karena nafsu makan
pasien baik, walaupun terdapat rasa sesak, pasien tetap berusaha menghabiskan
makanan yang diberikan, sehingga status gizi pasien tetap normal.
29
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil pelaksanaan terapi diet selama 3 hari, dapat
disimpulkan yaitu :
B. Saran
Keluarga dan pasien mampu menerapkan diet yang diberikan dengan baik selain itu
keluarga dan pasien juga harus lebih memperhatikan pemilihan bahan makanan dan
variasi makanan yang diberikan, karena usia pasien sudah mendekati usia lansia yang
pada umumnya memiliki sistem kerja organ tubuh yang sudah tidak lagi bisa beroperasi
secara maksimal. Untuk makanan yang diberikan bisa di modifikasikan, sehingga
makanan yang dikonsumsi beragam dan bervariasi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson., I P.hilip & Ward., P.T. Jeremy. (2010). At a Glance Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta: EGC
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2018). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan
Pustaka 2.1. Dm, 1–64.
Kemenkes RI. (2020). Infodatin 2020 Diabetes Melitus Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.
Soegondo, S., 2011. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini dalam:
Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu bagi dokter maupun edukator diabetes. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Yuniadi,Y, dkk. (2017) Buku Ajar kardiovaskular Jilid 1. Jakarta : CV sagung Seto.
Yuniadi,Y, dkk. (2017) Buku Ajar kardiovaskular Jilid 2. Jakarta : CV sagung Seto.
31
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 1. Hasil Screening
SKRINING AWAL STATUS NUTRISI
Skor
3. Apakah Berat Badan (BB) anda menurun akhir-akhir
ini tanpa direncanakan ?
d. Tidak 0
e. Ya, bila ya berapa penurunan berat badan anda ?
o 1-5 kg 1
o 6-10 kg 2
o 11-15 kg 3
o 15 kg 4
f. Tidak Yakin
4. Apakah nafsu makan anda berkurang ?
c. Tidak 0
d. Ya 1
Keterangan :
Bila resiko rendah perlu skrining ulang setiap 7 hari sekali. Bila resiko sedang
dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut. Bila resiko tinggi dikaji lebih lanjut oleh Gizi
Klinik.
34
Lampiran 2. Formulir FFQ
FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (FFQ)
Frekuensi Konsumsi
>1 1-3
No Bahan Makanan 4-6 1-3 1 kali 1 kali URT
kali kali
kali/mgg kali/mgg sebulan /tahun (gram)
sehari sehari
A Makanan Pokok
1. Nasi 200
2. Roti
3. Jagung
4. Singkong 100
5. Kentang
6. Talas
7. Ubi
8. Tepung
maizena
9. Tepung beras
10. Tepung
singkong
11. Tepung terigu
12. Tepung
hunkwe
13. Mie basah
14. Mie kering 20
15. Bihun
2 Lauk Hewani
1. Ikan segar 25
2. Ikan pindang 60
3. Ikan teri 30
4. Daging ayam 50
5. Daging babi 40
6. Daging sapi
7. Telur 60
8. Udang
9. Bakso daging
10. Hati
35
Frekuensi Konsumsi
>1 1-3
No Bahan Makanan 4-6 1-3 1 kali 1 kali URT
kali kali
kali/mgg kali/mgg sebulan /tahun (gram)
sehari sehari
3 Lauk Nabati
1. Tahu 40
2. Tempe 50
3. Kacang tanah
4. Kacang ijo
5. Kacang
kedelai
4 Sayuran
1. Kangkung 30
2. Bayam
3. Buncis 20
4. Labu siam 25
5. Labu waluh
6. Tauge 20
7. Sawi 30
8. Kol
9. Wortel 20
10. Terong 15
11. Timun
12. Bunga kol
13. Nangka muda
14. Brokoli
15. Daun singkon
16. Jagung muda
17. Jamur
18. Kacang
panjang
19. Pare 20
5 Buah
1. Alpukat
2. Apel
3. Anggur
4. Belimbing
5. Jambu air
6. Jambu biji
7. Durian
8. Duku
9. Jeruk manis 100
36
Frekuensi Konsumsi
>1 1-3
No Bahan Makanan 4-6 1-3 1 kali 1 kali URT
kali kali
kali/mgg kali/mgg sebulan /tahun (gram)
sehari sehari
10. Kedongdong
11. Mangga
12. Nanas
13. Nangka
14. Pepaya 100
15. Pisang 100
16. Rambutan
17. Sawo
18. Salak
19. Sirsak
20. Semangka
21. Melon
22. Buah naga
6 Susu
1. Susu sapi
2. Susu kental
manis
3. Keju
4. Tepung susu
murni
5. Tepung susu
skim
6. Yoghurt
7 Minyak
1. Minyak 10
goreng
2. Margarine
3. Kelapa
4. Santan 40
8 Gula
1. Gula pasir 10
2. Gula aren
3. Madu
4. Selai
5. Permen
6. Sirup
7. Es krim
37
Lampiran 3. Analisis Zat Gizi Sebelum MRS
Asupan Zat Gizi Sebelum MRS Berdasarkan FFQ
Protein
Bahan Makanan Berat Energi Lemak KH
Hewani Nabati
Beras giling 300 1080 0 20,4 2,1 236,7
Singkong 14 20,44 0 0,168 0,042 4,858
Mie kering 1 3,37 0 0,079 0,118 0,5
Ikan mujair 7 7,91 1,19 0 0,315 0
Ikan tongkol 43 47,7 10,3 0 0,4 0
Ikan teri 13 10,9 2,4 0 0,1 0
Ayam 29 87,58 5,278 0 7,25 0
Daging babi 1,5 6,855 0,1785 0 0,675 0
Telur ayam 60 97,2 7,68 0 6,9 0,42
Tahu 120 81,6 0 9,36 5,52 1,92
Tempe 100 149 0 18,3 4 12,7
Kangkung 9 2,61 0 0,27 0,027 0,486
Labu siam 15 3,9 0 0,09 0,015 1,005
Buncis 10 3,5 0 0,24 0,02 0,77
Tauge 6 1,38 0 0,174 0,012 0,246
Sawi 18 3,96 0 0,414 0,054 0,72
Wortel 6 2,52 0 0,072 0,018 0,558
Terong 4 0,96 0 0,044 0,008 0,22
Pare 6 1,74 0 0,066 0,018 0,396
Jeruk manis 15 6,75 0 0,135 0,03 1,68
Pepaya 57 26,22 0 0,285 0 6,954
Pisang ambon 28 27,72 0 0,336 0,056 7,224
Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0
Santan 6 19,44 0 0,252 2,058 0,336
Gula pasir 6 21,84 0 0 0 5,64
TOTAL 1805,31 77,7645 40,2385 282,606
38
Tingkat Konsumsi Zat Gizi Sebelum MRS
Kebutuhan
2.105,25 78,9 58,5 315,8
(dirumah)
% Tingkat
85,8% 98,6% 68,8% 89,5%
konsumsi
Interpretasi Normal Normal kurang Normal
Keterangan :
Kategori % tingkat konsumsi menurut AKG :
Lebih = >120%
Baik = 80-120%
Sedang = 70-79,9%
Kurang = 60-69,9%
Defisit = <60%
39
Lampiran 4. Obat yang Diberikan Selama MRS
Obat-Obatan yang Diberikan Selama Pasien MRS
No Nama obat Dosis Fungsi
1 ISDN 3x5 mg Sebagai vasodilator dengan cara melebarkan
pembuluh darah, sehingga aliran darah ke otot
jantung lebih lancar dan beban kerja jantung
berkurang.
2 ASA 1x80 mg Untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah,
sehingga menurunkan risiko terjadinya serangan
jantung atau stroke
3 CPG 1x75 mg Untuk membantu mencegah serangan jantung dan
stroke pada pasien dengan penyakit jantung,
stroke, atau penyakit sirkulasi darah
4 Atorvastatin 1x40 mg Untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL
dan trigliserida), dan meningkatkan kolesterol
baik (HDL) dalam tubuh.
5 Ramipril 1x5 mg Digunakan dalam pengobatan gagal jantung dan
setelah serangan jantung.
6 Bisoprolal 1x5 mg Mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi,
angina pektoris, aritmia, dan gagal jantung.
Untuk mengatasi susah buang air besar
7 Laxadine Syr 3xCl
(konstipasi).
Untuk pengobatan gagal jantung, hipokalemia,
8 Spironolactone 1x25 mg sirosis, atau kondisi ketika tubuh terlalu banyak
memproduksi hormon aldosterone
Untuk mengobati penyakit saluran pernapasan
9 Fluimucil granul 3x1
yang di tandai dengan hipersekresi dahak
40
Lampiran 5. Media Konseling Gizi
41
42
43
44
Lampiran 6. Dokumentasi Konseling Gizi
45