Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL

REVIEW

TEKNIK LALU LINTAS

PRODI S1 TEKNIK SIPIL

SKOR NILAI :

METODE HUBUNGAN ARUS,KECEPTAN DAN KEPADATAN LALU


LINTAS

NAMA : RONAL STEPAN HARIANJA

NIM :5193550027

MATA KULIAH :TEKNIK LALU LINTAS

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2020
EXCECUTIV SUMMARY

Hubungan sistematis volume,kecepatan,dan kepadatan lalu lintas dapat dinyatakan sebagai


berikut:
V=DxS
Dimana:
V= arus (smp/jam)

D= kepadatan (kend/km)
S= Kecepatan (km/jam)
Hubungan matematis antar parameter tersebut dapat dijelaskan dengan memperlihatkan bentuk
umum hubungan matematis antara kecepatan-kepadatan (S-D), Arus-Kepadatan (V-D) dan arus
–kecepatan (V-S).

Dimana :
Vmaks= kapasitas atau volume umum
Sm= kecepatan pada kondisi volume lalu lintas maksimum
Dm= kepadatan kondisi volume lalu lintas dangat rendah
Dj= kepadatan kondisi volume lalu lintas macet totakl.

Hubungan matematis antara kecepatan – kepadatan berbanding terbalik, yang menyatakan bahwa
apabila kepadatan lalu lintas meningkat, maka kecepatan akan menurun. Volume lalu lintas akan
menjadi nol apabila kepadatan sangat tinggi.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur prnulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis masih
dapat membuat tugas Critical Journal Riview (CJR) ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang “Model Hubungan Antara Arus,Kepadatan,dan kecepatan Lalu Lintas ” .

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Lalu Lintas.penulis
berharap makalah ini dapat menjadi salah satu referensi bagi pembaca bila mana hendak
membandingkan isi dua jurnal tentang materi Model Hubungan Antara Arus,Kepadatan,dan
kecepatan Lalu Lintas.

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan supaya makalah
ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.

Pemtang Siantar ,23 Oktober2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Rasionalisasi pentingnya CJR


Sering kali kita bingung dalam memilih jurnal referansi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu jurnal, namun kurang memuaskan hati kita. Misalkan dari segi
analisi bahasa, pembahasan tentang materinya. Oleh karena itu, penulis membuat Critical
Jurnal Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih jurnal referensi terkhusus
pada pokok bahasa tentang Model Hubungan Antara Arus Kepadatan dan KEcepatan Lalu
Lintas.

Tujuan penulisan CJR


Mengkritis/membandingkan satu topic materi Teknik Lalu Lintas tentang Model
Hubungan Antara Arus Kepadatan dan KEcepatan Lalu Lintas dalam 2 jurnal yang berbeda.
Manfaat CJR
• Untuk menambah wawasan tentang Model Hubungan Antara Arus Kepadatan dan
Kecepatan Lalu Lintas..
• Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah materi Model Hubungan
Antara Arus Kepadatan dan KEcepatan Lalu Lintas.
• Melatih mahasiswa merumuskan dan mengambil kesimpulan kesimpulan Atas
jurnal-jurnal yang dianalisi tersebut.
Identitas jurnal

JURNAL PERTAMA
Judul : HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KEPADATAN
DENGAN MODEL GREENSHIELDS, GREENBERG, DAN
UNDERWOOD PADA RUAS JALAN LUAR KOTA
KAWASAN GUNUNG GEURUTEE
Penulis : Ari Juandaa,* , Muhammad Isyab , Noer Fadhlyb
Halaman :8
Email : arijuanda94@gmail.com
Keywords : Speed Density Volume Greenshields Greenberg Underwood
Mountainous area

JURNAL KEDUA
Judul : HUBUNGAN VOLUME KECEPATAN DAN KEPADATAN
LALU LINTAS PADA RUAS JALAN PADJAJARAN (RING
ROAD UTARA), SLEMAN
Penulis : Grisela Nurinda Abdi1 , Sigit Priyanto2 , Siti Malkamah
Halaman : 10
Email : grisela_nurinda@yahoo.com
Keywords : Traffic Volume, Capacity, Urban Roads

BAB II

RINGKASAN

JURNAL PERTAMA
Parameter Arus Lalu Lintas Parameter arus lalu lintas dikelompokkan menjadi dua, yaitu
parameter makroskopik dan parameter mikroskopik. Parameter makroskopik umunya
menunjukkan arus lalu lintas, sedangkan parameter mikroskopik menunjukkan karakter individu
pengendara antara satu dengan yang lainnya di suatu ruas jalan. variabel dasar, yaitu kecepatan
(speed), volume (flow), dan kepadatan (density) yang dapat mencakup arus lalu lintas secara
makroskopik dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Volume lalu lintas Volume lalu lintas adalah sekumpulan kendaraan yang mampu
melewati suatu badan jalan dalam satuan waktu tertentu dengan satuan (smp/jam atau
smp/hari). Morlok (1991)

b. Kecepatan lalu lintas Kecepatan adalah sebuah kendaraan yang menempuh suatu jarak
dalam satuan waktu (km/jam). Tamin (2008)
c. Kepadatan lalu lintas Kepadatan ialah banyaknya kendaraan yang berada pada lajur
jalan dengan panjang tertentu menggunakan satuan kendaran per mil (kend/mil) atau
kendaraan per kilometer (kend/km). Khisty (2005)

Hubungan Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas Terdapat tiga jenis model yang
menyajikan hubungan antar variabel tersebut antara lain:
a. Model Greenshieds Greenshieds menyatakan bahwa hubungan matematis antara kecepatan
dan kepadatan diasumsikan linear. (Tamin, 2008)

Dimana S adalah kecepatan (km/jam); Sff adalah kecepatan arus bebas (km/jam); D adalah
kepadatan (kend/km); Dj adalah kepadatan pada kondisi macet total (smp/km). Dapat dilihat
bahwa rumus diatas pada dasarnya merupakan suatu persamaan linier, Y = a + bX, dianggap
bahwa Sff merupakan konstanta a dan Sff/Dj = b sedangkan S dan D masing masing merupakan
variabel Y dan X. Hubungan dasar antara arus, kecepatan, dan kepadatan didasarkan pada rumus:
𝐕 = 𝐃. 𝐒
Selanjutnya, hubungan matematis antara volume-kepadatan (V-D) dapat diturunkan menjadi:

Selanjutnya, hubungan matematis antara volume-kecepatan (V-S) dapat diturunkan melalui


persamaan

b. Model Greenberg Greenberg mengasumsikan bahwa hubungan matematis antara kecepatan-


kepadatan (S-D) bukan merupakan fungsi linear melainkan fungsi eksponensial. Persamaan
dasar model Greenberg dapat dinyatakan melalui persamaan (5) (Tamin, 2008).

dimana nilai C dan b bukan merupakan konstanta. Jika persamaan (5) dinyatakan dalam bentuk
logaritma natural, maka hubungan matematis antara kecepatan-kepadatan (S-D) dinyatakan
dalam persamaan (6) yang dinyatakan dalam bentuk logaritma natural.

Selanjutnya, Hubungan matematis antara volume-kepadatan (V-D) dapat diturunkan dengan


menggunakan persamaan dasar dan dengan memasukan (𝑆 = 𝑉 ) ke persamaan (2.6), maka dapat
diturunkan persamaan (7).

Selanjutnya, hubungan matematis antara volume-kecepatan (V-S) dapat diturunkan dengan


menggunakan persamaan dasar dan selanjutnya dengan memasukkan (𝐷 = 𝑉 ) ke persamaan (5),
maka bisa diturunkan persamaan (8).

c Underwood mengasumsikan bahwa hubungan matematis antara kecepatan-kepadatan (S-D)


bukan merupakan linear melainkan fungsi eksponensial, sebagaimana dinyatakan melalui
persamaan (9).
dimana Sff adalah kecepatan arus bebas; DM adalah kepadatan pada kondisi volume maksimum
(kapasitas). Jika persamaan (9) dinyatakan dalam bentuk logaritma natural, maka hubungan
matematis antara kecepatan-kepadatan (S-D) selanjutnya dapat juga dinyatakan dalam
persamaan (10).

Selanjutnya, hubungan matematis antara volume–kecepatan (V-S) dapat diturunkan ke


persamaan (11).

Persamaan (11) adalah persamaan yang menyatakan hubungan matematis antara volume-
kepadatan (V-D). Kondisi volume maksimum (Vm) bisa didapat pada saat kepadatan D=Dm.
Dengan memasukkan Dm ke persamaan (11), maka Vm bisa didapat seperti terlihat dalam
persamaan (12).

Selanjutnya, hubungan matematis antara volume-kecepatan (V-S) dapat diturunkan ke


persamaan (13)
Analisa Regresi Linier Menurut Sunyoto (2008), analisis regresi adalah untuk mengukur
pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), disebut dengan analiss linier
sederhana seperti yang terlihat pada persamaan (14). Besarnya konstanta a kemudian koefisien
regresi b dapat dihitung dari persmaan diatas dapat ditentukan dengan persamaan (15-16) dan
menurut Santoso (2010) secara spesifik, analisis korelasi yaitu untuk melihat sejauh mana
hubungan antar kedua variabel dilihat dari besar dan arah hubungannya seperti terlihat pada
persamaan (17).

dimana Y adalah peubah tidak bebas; X adalah peubah bebas; A adalah intersep atau konstanta
regresi; B adalah koefisien regresi.
Setelah dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh, maka karakteristik arus lalu
lintas pada ruas jalan Banda Aceh – Meulaboh kawasan Gunung Geurutee adalah sebagai
berikut:

1. Jalan Banda Aceh – Meulaboh kawasan Gunung Geurutee Model Greenshields dapat
dikatakan paling memenuhi dibandingkan Model Greenberg dan Model Underwood. Model
tersebut sudah sesuai dengan kondisi lalu lintas pada Jalan Luar Kota.
2. Dari hasil analisis dapat diperoleh bahwa Jalan Banda Aceh – Meulaboh kawasan
Gunung Geurutee menggunakan data arus lalu lintas puncak kondisi normal dan arus lalu lintas
saat mudik lebaran tidak dapat mencapai kodisi optimum yaitu dalam kondisi arus lalu lintas
stabil.
3. Persamaan model hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan berdasarkan hasil
analisis model yang terpilih adalah sebagai berikut: Hubungan kecepatan dengan kepadatan (S-
D) adalah S = 36,525 – 0,815 D; Hubungan volume dengan kepadatan (V-D) adalah V = 36,525
D – 0,815
D2; Hubungan volume dengan kecepatan (V-S) adalah V = 44,835 S – 1,228 S2. Saran
yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah penelitian ini belum dapat mencapai kondisi
lalu lintas optimum, maka diharapkan penelitian dapat dilanjutkan pada masa yang akan datang
dengan kondisi lalu lintas padat atau macet total. Penelitian selanjutnya disarankan untuk
melakukan penelitian berdasarkan model yang lebih beragam seperti model tiga dimensi agar
dapat mengetahui model hubungan karakteristik lalu lintas secara visual berbentuk tiga dimensi.

JURNAL KEDUA
Dalam makroskopik, hubungan dasar antara variabel volume, kecepatan dan kepadatan
dapat dinyatakan dengan volume adalah hasil kali dari kecepatan rata-rata ruang dengan
kepadatan lalu lintas. Jika telah diketahui harga dua variabel diatas maka variabel lainnya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus tersebut. Hubungan matematis antara arus, kecepatan dan
kepadatan dianggap memenuhi kondisi batas – batas tertentu adalah sebagai berikut:
1. Arus sama dengan nol ketika kepadatan sama dengan nol
2. Arus sama dengan nol ketika kepadatan maksimum.
3. Kecepatan bebas rata – rata terjadi pada waktu kepadatan sama dengan nol.
4. Kurva – kurva arus kepadatan berbentuk cembung (Khisty, 2005).

Hubungan Grafis Antara Volume, Kecepatan Dan Kepadatan Hubungan antara volume,
kecepatan dan kepadatan menurut Greensield dapat digambarkan secara grafis dengan
menggunakan persamaan matematis yang merupakan persamaan dasar dari pergerakan arus lalu
lintas seperti terlihat dalam Gambar 1 memperlihatkan saling keterkaitan antara variabel volume,
kecepatan dan kepadatan dari suatu pergerakan arus lalu lintas.
1. Hubungan kecepatan dan volume Hubungan mendasar antara kecepatan dan volume
adalah dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangnya akan
berkurang sampai kepadatan kritis (volume maksimum) tercapai. Setelah kepadatan kritis
tercapai maka kecepatan rata-rata ruang dan volume akan berkurang.
2. Hubungan volume dan kepadatan Pada Gambar 1 dapat dilihat bentuk umum dari
hubungan ini. Bagian 1 dan 2 pada gambar tersebut adalah klasifikasi normal dan
dikatakan sebagai kondisi arus bebas (free flow). Bagian 2 dan 3 memperlihatkan kondisi
mendekati arus tak stabil (approaching unstable flow). Pada saat di titik 3 merupakan
kecepatan pada saat kepadatan kritis. Bagian 3 dan 4 menunjukkan kondisi arus tak stabil
(unstable flow) dan bagian 4 dan 5 menunjukkan kondisi terjadi kemacetan (forced flow).
3. Hubungan kecepatan dan kepadatan Hubungan antara kecepatan dan kepadatan dapat
dilihat pada Gambar 1 dimana sebagai penyederhanaan hubungan tersebut dinyatakan
linier. Secara umum kecepatan akan menurun apabila kepadatan bertambah. Kecepatan
arus bebas (Sff) akan terjadi apabila kepadatan=0 dan pada saat kecepatan=0 maka terjadi
kemacetan (jam density).
Parameter dalam Arus Lalu lintas
1. Kecepatan (S) didefinisikan sebagai jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan persatuan
waktu. Satuan yang biasa digunakan adalah meter/detik atau kilometer/jam. Kecepatan juga
didefinisikan sebagai laju dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak per satuan
waktu.

2. Kepadatan (D) didefinisikan sebagai jumlah kendaraan persatuan panjang jalan tertentu.
Satuan yang digunakan adalah kendaraan/kilometer atau kendaraan/meter. Kepadatan lalu
lintas merupakan karakteristik makroskopik mendasar yang secara langsung menunjukkan
kualitas lalu lintas dan memengaruhi kemudahan dan kenyamanan yang dapat mendorong
seseorang untuk melewati jalan tersebut. (Tamin 2008).

3. Volume (V) didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjau
tertentu pada suatu ruas jalan per satuan waktu tertentu (kendaraan/jam). Volume (arus) lalu
lintas, dinyatakan dengan notasi V adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik
tertentu dalam suatu ruas jalan tertentu dalam satu satuan waktu tertentu, biasa dinyatakan
dalam satuan kendaraan/jam (Tamin, 2008).
V= DXS
dengan :
V = volume lalu lintas (smp/jam)
D = kepadatan lalu lintas (smp/km)
S = Kecepatan lalu lintas (km/jam)
Selain tiga parameter di atas terdapat variabel lain untuk menghitung arus lalu lintas, antara
lain sebagai berikut :
1. VM = kapasitas atau volume maksimum (kendaraan/jam)
2. SM = kecepatan pada kondisi volume lalu lintas maksimum (km/jam)
3. DM= kepadatan pada kondisi volume lalu lintas maksimum (kendaraan/km)
4. DJ = kepadatan pada kondisi lalu lintas macet total (kendaraan/km)
5. Sff = kecepatan pada kondisi lalu lintas sangat rendah atau pada kondisi kepdatan
mendekati 0 (nol) atau kecepatan arus bebas (km/jam)
1. Model Greenshield Model Greenshield adalah model terawal yang tercatat dalam usaha
mengamati perilaku lalu lintas. Greenshields (1934) mengadakan studi pada jalan luar kota
Ohio, dimana kondisi lalu lintas memenuhi syarat karena tanpa gangguan dan bergerak
secara tetap (steady state condition). Menurut Tamin (2008), Greenshields mendapatkan
hasil bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan bersifat kurva linier, seperti yang
dinyatakan pada persamaan berikut.
2.Model Greenberg Menurut Tamin (2008), Greenberg mengasumsikan bahwa hubungan
matematis antara Kepadatan-Kecepatan (D-S) bukan merupakan fungsi linier melainkan
fungsi eksponensial. Persamaan dasar model Greenberg dapat dinyatkan melalui persamaan.

Model ini cocok diterapkan pada lalu lintas yang tidak/kurang padat (Gerlough & Huber,
1975 dalam Sjamsinarsi, 1997).

3.Underwood mengasumsikan bahwa hubungan matematis antara KecepatanKepadatan (S-


D) bukan merupakan fungsi linier melainkan fungsi eksponensial, sebagaimana dinyatakan
melalui persamaan berikut.
Setelah dilakukan analisa maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Karakteristik pola arus lalu lintas pada Jalan Padjajaran beragam, membuat model yang di
hasilkan pada hari survei berda-beda.

2. Hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan dapat dilakukan dengan berbagai
model. Namun, untuk Jalan Padjajaran, model Underwood mendominasi sebagai model
terbaik, maka Jalan Padjajaran termasuk dalam jalan perkotaan dengan arus padat.
BAB III

PEMBAHASAN

KEUNGGULAN JURNAL

• Jurnal pertama cukup baik untuk dijadikan referensi tentang hubungan


arus,kecepatan dan kepadatan lalu lintas berdasarkan metode greensheild, Greenberg
dan underwood. Junal inii juga menjelaskan dengan jelas perbedaan
greensheild,greenberd dan underwood. Jurnal ini menerangkan masing-masing rumus
yang dipakai dan dibuat dengan jelas secara satu persatu.
• Jurnal kedua sangat cocok dijadikan referensi untuk menghubungkan arus,kecepatan
dan kepadatan berdsarkan metode greensheild,Greenberg dan underwood. Penjelsan
di jurnal ini juga sangat jelas, jurnal ini membuat turunan masing-masing dari rumus
secara jelas singkat dan padat.

KELEMAHAN JURNAL

• Jurnal pertama banyak membuat table dari hasil penelitian namun tidak mebuat
grafiknya, penjelasan tentang metode greensheild,Greenberg dan underword sangat
singkat.
• Jurnal kedua masih menggunakan kata-kata yang sulit dipahami. Namun untuk
keseluruhan jurnal ini sudah bagus.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan dari kedua jurnal yang telah dianalisis oleh penulis Hubungan matematis
antara arus, kecepatan dan kepadatan dianggap memenuhi kondisi batas – batas tertentu adalah
sebagai berikut: Arus sama dengan nol ketika kepadatan sama dengan nol, Arus sama dengan nol
ketika kepadatan maksimum. Kecepatan bebas rata – rata terjadi pada waktu kepadatan sama
dengan nol,Kurva – kurva arus kepadatan berbentuk cembung (Khisty, 2005).
Model Greenshieds Greenshieds menyatakan bahwa hubungan matematis antara
kecepatan dan kepadatan diasumsikan linear. Model Greenberg Greenberg mengasumsikan
bahwa hubungan matematis antara kecepatan-kepadatan (S-D) bukan merupakan fungsi linear
melainkan fungsi eksponensial. Persamaan dasar model Greenberg dapat dinyatakan melalui
persamaan Underwood mengasumsikan bahwa hubungan matematis antara
KecepatanKepadatan (S-D) bukan merupakan fungsi linier melainkan fungsi eksponensial

SARAN
Untuk penyempurnaan dan pengembangan penelitian selanjutnya disarankan agar materi
tentang metode greensheild,Greenberg dam underwood dijelaskan lebih panjang lagi.dan penulis
menyarankan agar materi perhitungan diperjelas dengan adany contoh soal.

Anda mungkin juga menyukai