Disusun Oleh :
Novia Nurjanah
(D1051201013)
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Aplikasi Screening” dengan baik dan
tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dr. Rizki Purnaini, ST. MT,
selaku dosen pengampu mata kuliah Satuan Operasi, yang telah membimbing penulis agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Satuan Operasi.
Penulis berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga
wawasan. Penulis juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan
demi terbentuknya makalah yang lebih baik.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini mudah dipahami bagi pembaca. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri ataupun bagi para
pembaca.
Novia Nurjanah
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis penulisan makalah ini agar bisa digunakan sebagai
referensi untuk menganalisis permasalahan yang ada serta upaya yang bisa dilakukan
dalam melakukan pengolahan air.
2. Manfaat teoritis
Adapun manfaat teoritis penulisan makalah ini baik bagi penulis dan pembaca
adalah untuk menambah pengetahuan dalam menerapkan teknologi terhadap masalah
yang dihadapi secara nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Screening
Screening merupakan unit operasi yang diaplikasika pada awal pengolahan air
limbah. Tujuan dari screening ini adalah untuk pemisahan material berukuran besar
seperti kertas, plastic, kayu, dan sebagainya. Screening adalah unit operasi pengolahan
limbah cair tingkat pertama yang memisahan material padatan berdasarkan ukuran
tertentu yang relatif besar dari limbah cair. Pada umumnya, sebelum dilakukan
pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi
berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan
terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah
mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter
desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel
dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
Proses screening menggunakan alat yang dinamakan bar screen. Screening atau
biasa disebut dengan bar screen digunakan dalam pengolahan air limbah kota atau
industri, untuk menghilangkan padatan kasar berupa potongan-potongan kayu, bahan-
bahan dari plastik, dan kain. Padatan yang disaring kemudian dibuang ke wadah yang
terletak di belakang screen untuk penyimpanan sebelum dibuang. Peran utama screening
adalah untuk menghilangkan bahan-bahan kasar dari aliran yang dapat merusak peralatan
proses selanjutnya, mengurangi keandalan dan efektivitas proses pengolahan secara
keseluruhan, atau mencemari saluran air. Pada perencanaan pengolahan air limbah,
screening terbagi menjadi dua jenis, yaitu saringan kasar (coarse screen) dan saringan
halus (fine screen). Fine screens atau saringan halus mempunyai ukuran besar celah 1,5
– 6 mm. Saringan halus ini terdiri dari fixed sreen (permanen) dan movable screen.
Salah satu kelebihan saringan halus ini yaitu dapat menghilangkan padatan tersuspensi,
lemak dan meningkatkan oksigen terlarut (DO) pada air limbah. Fine screen dipasang di
beberapa instalasi pengolahan air limbah yang tidak memiliki pengolahan primer untuk
meminimalkan penyumbatan aliran air. Fine screen kadang-kadang digunakan di tempat
setelah coarse screen, dimana penghilangan padatan yang lebih besar diperlukan untuk
melindungi peralatan proses atau menghilangkan bahan-bahan yang dapat menghambat
penggunaan kembali dari biosolids. Coarse screens dapat menghilangkan benda – benda
berukuran besar dan mempunyai ukuran celah 6 – 150 mm. Bar screen merupakan
contoh dari coarse screens. Bar screen sangat penting dalam IPAL, filter yang telah
dilakukan dapat mengurangi kerusakan pada katup, pompa, dan peralatan lainnya. Benda
benda tersuspensi berukuran besar yang masuk dalam instalasi pengolahan dalam kondisi
mengapung di permukaan air, jika tidak dibuang maka akan berakhir di tangki primer
atau aerasi. Umumnya bar screen terbuat dari batangan besi/baja yang dipasang miring
ke suatu kerangka yang melintang saluran. Ditempatkan dengan kemiringan 30o sampai
45o dari horizontal. Tebal batang biasanya 5 sampai 15 mm dengan jarak antar batang 25
sampai 50 mm yang diatur sehingga tinja lolos. Bar screen didesain dengan perencanaan
pada aliran puncak.
Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah instalasi yang mengolah air buangan rumah
tangga dengan sIstem pipa yang berasal dari wilayah Bandung Timur dan Bandung Tengah-
Selatan. Instalasi ini terletak di wilayah Bandung Selatan yaitu di Desa Bojongsari,
Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Luas areal instalasi ini adalah 85 hektar yang
meliputi instalasi dan kolam stabilitas. Sarana instalasi yang terdapat di IPAL Bojongsoang
adalah sebagaiberikut :
1. Inlet
merupakan saluran pemasukan dari seluruh limbah yang ada di kota bandung.
Saluran ini merupakan pintu masuk air dan seluruh sampah baik organic maupun
anorganik. Saluran inlet memiliki kedalam 1.8 m, lebar ±3 m,panjang ± 3 km dari
kota Bandung menuju Bojongsoang.
2. Bar screen
adalah merupakan saringan sampah secara fisik untuk menyaringberbagai jenis
sampah yang terbawa oleh aliran air dari inlet. Penyaringan sampah ini dilakukan
secara manual menggunakan tenaga manusia. Sampah yang lebih besar akan
tersaring dan akan terkumpul di luar bar screen
3. Sump well
adalah kolam penampungan dari inlet setelah melalui bar sceen. Didalam bak
tersebut air akan dikumpulkan mencapai level tertentu untuk dinaikkan dengan
menggunakan pompa ulir (screw well). Didalam baktersebut air yang masuk tidak
ada sampah yang besar hanya tinggal sampah halus dan sampah organic (limbah)
berupa partikel-partikel kecil.
4. Screw well
merupakan alat berupa pompa ulir bertenaga listrik untuk menaikkan air menuju
ke mechanical bar screen (saringan halus).
5. Mechanicel bar screen
Merupakan proses penyaringan sampah halus dengan menggunakan mesin secara
otomatis. Kemudian sampah yang tersaring akan dikirim menggunakan ban
berjalan menuju ke screening press untuk dipadatkan.
6. Grit chamber
Merupakan bak pengolahan untuk memisahkan partikel lumpur dengan pasir. Bak
yang digunakan berbentuk lingkaran dengan diameter ±4 m dengan memisahkan
partikel-partikel halus dengan cara memutar air dengan cara memutar baling-
baling yang terbuat dari plat besi yang bertujuan untuk memisahkan butiran
samping dari air ke samping bak untuk kemudian diangkat dengan menggunakan
alat tertentu (spesifik).
Pengolahan fisik adalah pengolah atau pemisahan air kotor dari sampah kasar,
halus, lumpur dan pasir, tahap pertama air kotor dari saluran sepanjang 3 km
dilakukannya penyaringan terhadap sampah-sampah kasar (bar screen), dimana pada
tahap ini sampah kasar berukuran > 50 mm akan tersangkut pada saringan berupa kawat
kasar yang dipasang pada pintu pemasukan dan sampah tersebut diangkat secara manual
oleh petugas yang berada disana.Setelah tersaring dari sampah kasar air kotor masuk
pada bak penampungan, selanjut air di pompa dengan pompa ulir (screw pump) untuk
memompa air dari bak penampungan ke grit chamber, saringan halus (mechanical bar
screen) untuk menyaring sampah berukuran kecil (20 mm-50 mm), Screening press
untuk memadatkan sampah yang dihasilkan dan oleh saringan halus. Setelah proses
pemisahan sampai dengan air pemisahan selanjutnya adalah pemisahan lumpur dan pasir.
Air kotor yang masuk adalah limbah domestik, hotel dan rumah sakitadalah air yang
bukan tercemar oleh zat kimia yang beracun, utuk mendeteksi hal ini dapat terlhat pada
proses mechanical bar screen, dimana pada tahap ini terpasang alat deteksi kualitas air
berupa BOD, pH dan Oksigen terlarut. Apabila tercatat air yang masuk BOD nya
berkisar antara 200-400 mg/l maka akan dilakukan pengujian secara manual untuk data
yang akurat. Apabila benar maka pintu air pada inlet akan ditutup. Sehingga air kotor
tersebut tidak akan dilakukan proses selanjutnya dan air akan dikelurkan melalui saluran
bypass. Selain karena adanya limbah industri yang mngandung zat kimia penutupan
pintu inlet dan dibukanya saluran bypass juga dilakukan jika adanya perbaikan mesin
pada screw pump. Setelah air kotor dipisahkan dari sampah kasar, sampah halus, lumpur
dan pasir (pengolahan fisik). Tujuan pengolahan fisik ini adalah untuk memudahkan
tahap pengolahan selanjutnya yaitu pengolahan biologi sehingga pengolahan biologi
dapat berjalan dengan sempurna
Pada proses pengolahan secara fisik, ada dua screen yakni bar screen dan
mecanical screen. Hal ini dilakukan karena air limbah yang akan diolah oleh IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) Bojongsoang mengandung berbagai macam jenis
sampah, seperti: organik maupun anorganik. Contoh sampah organik antara lain:
dedaunan, rerumputan dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik meliputi: batu, pasir,
kerikil, tanah, plastik dan lain-lain. Sehingga dibutuhkan beberapa macam penyaringan
untuk memisahkan sampah-sampah tersebut, antara lain melalui:
● Saringan kasar ( Bar screen), saringan ini dimaksudkan untuk menyaring
sampah dengan ukuran yang relatif besar yaitu lebih besar sama dengan 50
mm
● Saringan halus ( Mechanical screen), saringan ini dimaksudkan untuk
menyaring sampah dengan ukuran yang relatif besar yaitu lebih kecil
daripada 50mm
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah screening atau
penyaringan dapat digunakan untuk menyaring benda benda tersuspensi besar seperti
ranting pohon, kayu, botol, dan benda lainnya. Screening terdiri dari bar screen
sebagai penyaring benda benda berukuran besar dan kasar yang memiliki ukuran lebih
dari 50 mm, dan mechanical screen sebagai penyaring benda benda yang berukuran
lebih kecil dari 50 mm. Screening perlu dilakukan supaya mencegah benda benda
yang dapat merusak peralatan proses selanjutnya.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA