Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Beton

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

Berikut bahan dan matrial pembuatan betin beserta definisi,bagian,dan tipe

1. Agregat

Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besarnya.
Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat
dengan ukuran butiran antara 0,063 mm — 150 mm. Agregat menurut asalnya dapat
dibagi dua yaitu agregat alami yang diperoleh dari sungai dan agregat buatan yang
diperoleh dari batu pecah. Dalam hal ini, agregat yang digunakan adalah agregat alami
yang berupa coarse agregat (kerikil ), coarse sand ( pasir kasar ), dan fine sand ( pasir
halus ). Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan penguat (strengter) dan pengisi
(filler), dan menempati 60% — 75% dari volume total beton.

Keutamaan agregat dalam peranannya di dalam beton :

 Menghemat penggunaan semen Portland


 Menghasilkan kekuatan besar pada beton
 Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton
 Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton yang padat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi alami
dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan
butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm.. Ketentuan agregat kasar antara lain:

 Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Aggregat kasar
yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak
melampaui 20% berat agregat seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat keringnya.
Bila melampaui harus dicuci.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat
yang relatif alkali.
 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.
 Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff dengan
beban uji 20 ton.
 Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5%.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara 6–7,5.

Jenis agregat kasar yang umum adalah:

1. Batu pecah alami: Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang digali.
2. Kerikil alami: Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari pengikisan tepi maupun
dasar sungai oleh air sungai yang mengalir.
3. Agregat kasar buatan: Terutama berupa slag atau shale yang biasa digunakan untuk
beton berbobot ringan.
4. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat: Agregat kasar yang diklasifikasi
disini misalnya baja pecah, barit, magnatit dan limonit.

b. Agregat Halus

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Agregat ini
berukuran 0,063 mm — 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan pasir halus
(Fine Sand). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan
sebagai agregat halus. Menurut PBI, agregat halus memenuhi syarat:

 Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal artinya
tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti terik matahari hujan, dan
lain-lain.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering, apabila
kadar lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus harus dicuci bila ingin dipakai
untuk campuran beton atau bisa juga digunakan langsung tetapi kekuatan beton
berkurang 5 %.
 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu banyak dan
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMS-HARDER dengan larutan
NaOH 3%.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand antara 2,2–3,2.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2–4,5.
 Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam besarnya.

Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan tersebut juga dapat dipakai, asal saja kekuatan
tekan adukan agregat pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan
agregat yang sama, tetapi dicuci terlebih dahulu dalam larutan NaOH 3% yang kemudian
dicuci bersih dengan air pada umur yang sama.

Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam dan apabila diayak dengan
ayakan susunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2%


 Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10%
 Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%.

C.Pasir


 Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di
beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya beberapa
tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya yang besar. Pasir
memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir juga penting untuk bahan
bangunan bila dicampur Semen.

2.SEMEN

a. Definisi Semen

Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan perekat. Secara sederhana,
Definisi semen adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan – bahan material
lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan
dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat
mampu mengikat bahan – bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat.
(Bonardo Pangaribuan, Holcim)

Definisi Semen Portland berdasarkan SNI

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 15-2049-2004, semen Portland adalah
semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak (Clinker) portland terutama
yang terdiri dari kalsium silikat (xCaO.SiO2) yang bersifat hidrolis dan digiling bersama –
sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat
(CaSO4.xH2O) dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain (Mineral in component).

Hidrolis berarti sangat senang bereaksi dengan air, senyawa yang bersifat hirolis akan
bereaksi dengan air secara cepat. Semen portland bersifat hidrolis karena di dalamnya
terkandung kalsium silikat (xCaO.SiO2) dan kalsium sulfat (CaSO4.xH2O) yang bersifat
hidrolis dan sangat cepat bereaksi dengan air. Reaksi semen dengan air berlangsung secara
irreversibel, artinya hanya dapat terjadi satu kali dan tidak bisa kembali lagi ke kondisi
semula.

Ada beberapa tipe dan kegunaan dari semen yang telah banyak digunakan di dunia konstruksi
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Seperti yang telah kita ketahui, semen adalah
bahan yang mempunyai sifat adhesiv dan cohesive digunakan sebagai bahan pengikat
(bonding material) yang dipakai bersama sama dengan kerikil dan pasir.

Secara garis besar semen dibagi :


 Non Hidraulis : semen yg tidak dapat mengeras dalam air atau tidak stabil dalam air.
 Hidraulis : semen yang dapat mengeras dalam air menghasilkan padatan yang stabil
dalam air (jenis ini yang paling banyak digunakan adalah Semen Portland)

b.Tipe Semen Portland

Berikut tipe-tipe semen besarta kegunaan di lapangan.

1.Semen Portland Tipe – I

Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara luas
untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan
khusus, antara lain bangunan perumahan, gedung-gedung bertingkat, landasan pacu, dan jalan
raya.

2.Semen Portland Tipe – II


Semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk
bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton, massa dan bendungan.

3.Semen Portland Tipe – III

Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan
yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan
memerlukan penyelesaian secepat mungkin, seperti pembuatan jalan raya bebas hambatan,
bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.

4.Semen Portland Tipe V

Dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi
dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,
terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

5.Super Masonry Cement


Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi
yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku
pembuatan genteng beton, hollow brick, Paving Block, tegel dan bahan bangunan
lainnya.

6.Oil Well Cement, Class G-HSR ( High Sulfate Resistance) .

Merupakan semen Khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas
alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi, OWC yang telah
diproduksi adalah class G, HSR ( High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai ” BASIC
OWC” . adaptif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan
temperatur.

7. Portland Composite Cement ( PCC)

Semen memnuhi persyratan mutu portland COmposite Cement SNI 15-7064-2004. Dapat
digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton. Struktur bangunan
bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan bangunan, beton pra tekan dan pra
cetak, pasangan bata, Plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako,
genteng, potongan ubin, lebih mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak
mudah retak, lebih tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.
8. Super ” Portland Pozzolan Cement” ( PPC) .

Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI 15-0302-2004 dan
ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti :
– konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)
– Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat ( Bangunan tepi
pantai, tanah rawa) .
– Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
– Pekerjaan pasangan dan plesteran.

C.AIR

Peranan Air dalam Pembuatan Beton

Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air bereaksi dengan
semen akan menjadi pasta pengikat agregat. Analogi sederhana, pernahkah anda membuat
agar-agar? Pembuatan agar-agar, dalam 1 (satu) sachet tentu mempunyai takaran air tertentu
supaya terbentuk suatu agar-agar yang keras tetapi tetap kenyal dan lembut. Misalkan, untuk
membuat 1 (satu) sachet agar-agar diperlukan hanya 1 gelas air, bayangkan jika penambahan
air melebihi komposisi yang disarankan??? Bayangkan, jika 1 (satu) sachet ditambahkan air 1
ember??? Apakah akan terbentuk agar-agar yang keras, kenyal dan lembut???

Contoh diatas adalah memperlihatkan pentingnya komposisi air. Air berpengaruh terhadap
kuat tekan beton, karena kelebihan air akan menyebabkan penurunan pada kekuatan beton itu
sendiri. Selain itu kelebihan air akan mengakibatkan beton mengalami bleeding, yaitu air
bersama-sama semen akan bergerak ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja
dituang. Hal ini akan menyebabkan kurangnya lekatan beton antara lapis permukaan (akibat
bleeding) dengan beton lapisan di bawahnya. Kurangnya lekatan antar dua lapisan tersebut
merupakan area yang lemah. Air pada campuran beton akan berpengaruh terhadap sifat
workability adukan beton, besar kecilnya nilai susut beton, kelangsungan reaksi dengan
semen portland sehingga dihasilkan kekuatan selang beberapa waktu, dan peranan air sangat
mendukung perawatan adukan beton diperlukan untuk menjamin pengerasan yang baik.
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum yaitu tawar, tidak
berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-lain, tetapi tidak berarti air yang
digunakan untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat sebagai air minum.

Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut ini,
(Tjokrodimulyo, 2007):

1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.

2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik) lebih
dari 15 gr/ltr.

3) Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.

Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat antara air dan semen Portland di dalam
campuran adukan beton. Dalam praktek pembuatan beton nilai fas berkisar antara 0,4 sampai
dengan 0,6. Hubungan antara faktor air semen dan kuat tekan beton secara umum dapat
ditulis menurut Abrams (dalam Tjokrodimulyo, 2007) dengan persamaan :

f’c = A/Bx

dimana ;

f’c = Kuat tekan beton (MPa)

x = Perbandingan volume antara air dan semen (fas)

A, B = Konstanta

Anda mungkin juga menyukai