DISUSUN OLEH:
1. Farah Azzahra Efrian Putri (M1D119001)
DOSEN PENGAMPU:
Lailal Gusri, S.T., M.Sc.
Dr. Ir. Jalius, M.S.
Winny Laura Christina Hutagalung S.T., M.T.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Tugas Besar. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Tugas Besar dapat
memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
masyarakat maupun pihak yang membutuhkan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Perencanaan Unit Koagulasi (Pengaduk Cepat) ...................... 16
Tabel 2.2 Kriteria Perencanaan Unit Flokulasi (Pengadukan Lambat)................. 17
Tabel 2.3 Kriteria Unit Sedimentasi (Bak Pengendapan) ..................................... 19
Tabel 3.1 Data Penduduk Kecamatan Jambi Timur tahun 2010 – 2019............... 28
Table 3.2 Jumlah Sekolah Dasar dan Ruang Kelas Kecamatan Jambi Timur Tahun
2019 ....................................................................................................................... 29
Tabel 3.3 Jumlah SLTP dan Ruang Kelas Kecamatan Jambi Timur Tahun 2019 30
Tabel 3.4 Jumlah SLTA dan Ruang Kelas Kecamatan Jambi Timur Tahun 201930
Tabel 3.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kecamatan Jambi Timur Tahun 2019 ...... 31
Tabel 3.6 Jumlah Tempat Ibadah Kecamatan Jambi Timur Tahun 2019 ............. 31
Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kecamatan Jambi Timur dengan Metode Aritmatika
............................................................................................................................... 36
Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Kecamatan Jambi Timur dengan Metode Geometri
............................................................................................................................... 37
Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk Kecamatan Jambi Timur dengan Metode
Eksponensial ......................................................................................................... 37
Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kecamatan Jambi Timur ....................................... 37
Tabel 4.5 Perbandingan Faktor Korelasi dan Standar Deviasi dari ketiga Metode
Proyeksi Penduduk ................................................................................................ 38
Tabel 4.6 Kriteria Perencanaan Air Bersih ........................................................... 40
Tabel 4.7 Standar Pemakaian Air Fasilitas Umum ............................................... 42
Tabel 4.8 Kebutuhan Air Domestik Kecamatan Jambi Timur .............................. 42
Tabel 4.9 Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Jambi Timur ...................... 43
Tabel 4.10 Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kecamatan Jambi Timur ................... 44
Tabel 5.1 Kualitas Air Baku Sungai Batanghari ................................................... 45
Tabel 5.2 Perhitungan Bar Screen dan Bell Mouth............................................... 47
Tabel 5.3 Perhitungan Pipa Air Baku ................................................................... 49
Tabel 5.4 Perhitungan Sumur Pengumpul ............................................................ 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pengolahan Air Minum Bersumber Air Sungai .................... 10
Gambar 2.2 Skema Pengolahan Air Minum Bersumber Air Tanah ..................... 10
Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatika .................... 34
Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometri ....................... 35
Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Eksponensial ................ 36
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Proyeksi Penduduk ......................................... 38
Gambar 5.1 Tube Settler ....................................................................................... 58
Gambar 5.2 Skema Ruang Lumpur ....................................................................... 65
BAB I PENDAHULUAN
dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke
tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap
sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada
sumber daya air.
1.2. Maksud
1.3. Tujuan
1. Merencanakan pemilihan sumber mata air yang memenuhi standar kualitas
dan kuantitas kebutuhan air minum di Kecamatan Jambi Timur.
2. Merencanakan sistem pengolahan air bersih yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Kecamatan Jambi Timur.
3. Merancang bangunan-bangunan sistem pengolahan air bersih yang sesuai
dengan sistem pengolahan yang direncanakan.
1.4. Sasaran
1. Terpenuhinya sarana air bersih di Kecamtan Jmabi Timur.
2. Meningkatkan pelayanan air bersih di Kecamatan Jambi Timur.
3. Tersusunnya Rencana Pengolaan Air bersih mulai dari pengambilan
sumber air, pengolahan, transmisi, distribusi dan konsumsi dengan
memperhatikan ketersediaan air baku dan kelestarian lingkungan.
2.1. Umum
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting fungsinya bagi
kehidupan umat manusia dan mahkluk hidup lainnya. Kadar air tubuh manusia
mencapai 68% dan untuk tetap hidup kadar air dalam tubuh harus dipertahankan.
Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi mulai dari 2,1 liter hingga 2,8 liter
perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Agar tetap sehat, air minum
harus memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun bakteriologis (Rahayu &
Gumilar, 2017).
Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,
kecuali air laut dan air fosil. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai
masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Klasifikasi mutu air
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas. Kelas satu adalah air yang peruntukannya
dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (PP RI No. 82
Tahun 2001).
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum,
dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologis radiologis,sehingga apabila dikonsumsi
tidak menimbulkan efek samping (Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990).
1. Air Atmosfir
Air atmosfir adalah air yang terdapat di alpisan atmosfir dan turun kebumi
dalam bentuk air hujan. Pada dasarnya air ini dalam keadaan murni dan bersih,
namun dengan adanya pengotoran udara sehingga membutuhkan pengelolaan
lebih lanjut.
2. Air Permukaan
ada banyak sumber air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari diantaranya, air sungai, air rawa dan air kulong.
Semua air yang berada di atas permukaan bumi seperti air parit, selokan,
sungai dan danau adalah air permukaan. Pada umumnya air tersebut mengandung
kotoran berupa benda-benda terapung yang berasal dari lingkungan sekitarnya,
benda-benda padat tersuspensi, bakteri, buangan bahan, kimia, dan sebagainya.
Kumpulan berbagai kotoran tersebut menimbulkan berbagai bau dan rasa,
sehingga bila air tersebut akan digunakan untuk kepentingan hidup manusia perlu
perlakuan/tindakan pembersihan lengkap secara bertahap, teknik pembersihannya
tergantung dari macam dan jumlah kotoran yang dikandungnya. Air permukaan
yang terdapat di daerah pegunungan umumnya relatif tidak begitu kotor
dibandingkan dengan air sungai, sehingga melalui penyimpanan yang lama serta
proses klorinasi saja air sudah dapat dimanfaatkan (Susana, 2003).
3. Air Tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, terdapat dalam ruang-
ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu, dan dalam retakretak dari
batuan. Air tanah dangkal akan diambil oleh tanaman, sedangkan air tanah dalam
akan keluar sebagai mata air.
Air tanah ialah air yang terdapat di dalam tanah, tepatnya di bawah
permukaan air tanah. Pada umumnya air tanah mengandung bahan mineral larut
yang terdiri dari kation (Ca, Mg, Mn, dan Fe) dan anion (SO4, CO3, HCO3 dan
C1). Kadar ion-ion tersebut bervariasi, tergantung kepada sifat dan kondisi tanah
setempat, semakin dalam air tanah yang diambil semakin tinggi kadar ion-ion
tersebut.
Air tanah ini banyak dipakai untuk berbagai keperluan, karena tidak
banyak terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya dibandingkan sumber-sumber
air lainnya, kontaminasi yang terjadi antara lain disebabkan oleh teknik
pengambilan yang kurang baik, adanya kebocoran sistim pipa, dan keretakan
tanah. Perlakuan pembersihan air tanah yang kadang diperlukan adalah proses
• Suhu
• Warna
• Bau dan rasa
• Kekeruhan
b. Standar kualitas kimia
Dari daftar standar kualitas air bersih dapat dilihat bahwa adanya unsur-
unsur yang tercantum dalam standar kualitas kimia dari air bersih. Unsur-unsur
tersebut adalah :
Semakin tercemarnya air harga COD dan BOD semakin tinggi, sebaliknya
bila nilai COD dan BOD rendah maka kandungan zat organik dalam air rendah.
Jadi jika pada pemeriksaan air minum tersebut tidak terdapat bakteri ecoli maka
air dapat digunakan sebagai air bersih (Kencanawati & Mustakim, 2017).
Strategi pengolahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistem
pengolahan lengkap dan sistem pengolahan kombinasi. Sistem pengolahan
lengkap adalah sistem pengolahan dengan menggunakan seluruh komponen yang
terdiri dari :
a. Pra sedimentasi
b. Koagulasi-flokulasi
c. Sedimentasi
d. Filtrasi
e. Desinfeksi
Pada jenis air ini, pengolahan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
• Langkah 1
a) Prasedimentasi
b) Koagulasi-flokulasi
c) Sedimentasi
d) Filtrasi
e) Desinfeksi
• Langkah 2
Pada jenis air ini, pengolahan dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut :
• Langkah 1
a) Koagulasi, Flokulasi
b) Sedimentasi
c) Filtrasi
d) Desinfeksi
• Langkah 2
1) Pada saat air tidak keruh, air diolah dengan saringan pasir cepat
bertekanan (pressure filter).
2) Pada saat air keruh, filter over load dan clogging (tidak berfungsi). Untuk
pelayanan dimanfaatkan air dari reservoir.
3. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai tinggi
Urutan proses pengolahan untuk air permukaan dengan tingkat warna yang
tinggi adalah :
a) Koagulasi-flokulasi
b) Sedimentasi
c) Filtrasi
d) Desinfeksi
Pada pengolahan jenis ini, lebih banyak koagulan yang dipakai dan akan
lebih baik dengan pembubuhan lumpur kaolin, bentonite atau lumpur setempat.
Pembubuhan koagulan dimaksudkan untuk memperberat flok yang dihasilkan.
Pada jenis air berwarna, koagulasi harus dilakukan dengan tingkat energi
yang lebih tinggi, waktu flokulasi dan sedimentasi yang lebih lama dari pada air
tidak berwarna.
Pada kasus air permukaan dengan tingkat kekeruhan sangat rendah, dapat
dilakukan pengolahan langsung yang terdiri dari proses filtrasi yang dilanjutkan
dengan proses desinfeksi. Sebenarnya air dari hasil pengolahan ini sudah cukup
baik untuk dikonsumsi langsung tetapi dalam rangka menjaga partikulat yang
masuk maka perlu dilakukan filtrasi, dan untuk menjaga supaya tidak terjadi
kontaminasi bakteriologis maka perlu dilakukan desinfeksi (Pardosi et al., 2016).
kadang bahkan sering kali air yang digunakan kurang memenuhi standart air
minum yang sehat. Bahkan untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah
maupun air sungainya, penduduk hanya menggunakan air hujan untuk memenuhi
kebutuhan akan air minum. Oleh karena itu, di daerah-daerah seperti ini,
persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum
yang kurang bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi.
Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi
masyarakat pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum
mendapatkan pelayanan air minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat
pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh masyarakat
dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat.
Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat
pengolah air minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk,
Pompa aerasi dan saringan dari pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini
dirancang untuk keperluan rumah tangga sedemikian rupa sehingga cara
pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah serta biayanya murah. Beberapa
jenis proses pemisahan yang dapat dilakukanpengolahannya, untuk pengolahan air
minum yang air bakunya mengandung zat besi dan mangan dan zat organik,
biasaanya dapat melakukan proses pengolahan dengan cara kimiawi, selain itu ada
beberapa proses yang bisa digunakan untuk pengolahan air minum yang
digunakan yaitu seperti penggunaan bak sedimentasi, filtrasi, koagulasi, flokulasi
dan disinfektan (Pardosi et al., 2016).
Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan air untuk membantu proses
pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat mengendap dengan sendirinya.
Koagulan yang biasa digunakan dalam industri pengolahan air adalah koagulan
kimia seperti tawas, PAC, ferri klorida, ferri sulfat, dan polymer kation (Setyawati
et al., 2018).
1. Kualitas air
• Tipe • Terjunan
• Saluran bersekat
• Dalam pinstalasi pengolahan air
bersekat
Mekanis :
dimana faktor kecepatan tidak menjadi kendala, pada flokulator terdapat batas
maksimum kecepatan untuk mencegah pecahnya flok akibat tekanan yang
berlebihan (Pardosi et sl., 2016).
Flokulator Mekanis
Flokulator Flokulator
Kriteria Umum Sumbu Horizontal Sumbu Vertikal
Hidrolis Clarifer
Dengan Pedal Dengan Bilah
G (gradien 60 (menurun) -
60 (menurun) -10 70 (menurun) - 10 100 - 10
kecepatan) 1/detik 5
Waktu tinggal
30 - 45 30 - 40 20 - 40 20 - 100
(menit)
Tahap flokulasi
6 - 10 3-6 2-4 1
(buah)
Kecepatan aliran
0,9 0,9 1,8 – 2,7 1,5 – 0,5
max.(m/det)
Luas bilah/pedal
dibandingkan luas - 5 - 20 0,1 – 0,2 -
bak %
Kecepatan
perputaran sumbu - 5 – 20 0,1 – 0,2 -
(rpm)
2.5.2. Sedimentasi
Proses sedimentasi merupakan proses pengendapan dimana masing-
masing partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun kerapatan
selama proses pengendapan berlangsung. Tujuan dari pengendapan yaitu untuk
memisahkan antara kotoran dan lumpur dengan air baku. serta meringankan beban
kerja unit filter dan memperpanjang lamanya kerja filter (Pratama et al., 2021).
Beban
permukaan 0,8 – 2,5 3,8 – 7,5*) 1,3 – 1,9 2-3 0,5 – 1,5
(m3/m2/jam)
Kedalaman
3–6 3-6 3-5 3-6 0,5 – 1,0
(m)
Waktu
tinggal 1,5 - 3 0,07**) 1-3 1-2 2 – 2,5
(jam)
Lebar/Panja
>1/5 - - - -
ng
Beban
pelimpah <11 <11 3,8 - 15 7 - 15 7,2 - 10
(m3/m2/jam)
Bilangan
<2000 <2000 - - <2000
Reynold
Kecepatan
pada - Max 0,15 - - -
pelat/tabung
pengendap
(m/menit)
Bilangan
>10-5 >10-5 - - >10-5
Fraude
Kecepatan
vertikal - - - <1 <1
(cm/menit)
3 – 5%
Sirkulasi
- - - dari -
Lumpur
input
Kemiringan
dasar bak
45° - 60° 45° - 60° 45° - 60° >60° 45° - 60°
(tanpa
scraper)
Periode
anatar
pengurasan 12 - 24 8 - 24 12 - 24 continu 12 - 24
lumpur
(jam)
Kemiringan
30°/60° 30°/60° 30°/60° 30°/60° 30°/60°
tube/plate
2.5.3. Aerasi
Aerasi adalah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen
kedalam air. Penambahan oksigen dilakuan sebagai salah satu usaha pengambilan
zat pencemar yang tergantung di dalam air, sehingga konsentrasi zat pencemar
akan hilang atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali. Pada prakteknya terdapat
dua cara untuk menambahkan oksigen kedalam air yaitu dengan memasukkan
udara ke dalam air dan atau memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen
(Yuniarti, Dewi P, Komala 2019).
Aerasi merupakan istilah lain dari tranfer gas, tetapi lebih dikhususkan
pada transfer gas oksigen atau proses penambahan oksigen ke dalam air.
“Keberhasilan proses aerasi tergantung pada besarnya nilai suhu, kejenuhan
oksigen, karateristik air dan turbulensi air. Beberapa jenis aerator yang digunakan
dalam proses aerasi adalah diffuser aerator, mekanik aerator, spray aerator, dan
aerator gravitasi" (Benefield, 1980). Proses aerasi dapat digunakan untuk
pengolahan air minum maupun air buangan diantaranya menurunkan kandungan
besi (Fe) dan mangan (Mn) terlarut dalam air (Abuzar, Putra, and Emargi 2012).
2.5.4. Prasedimentasi
Prasedimentasi adalah bangunan awal dalam pengolahan air bersih.
Bangunan ini memilikin fungsi sebagai tempat proses pengendapan partikel
diskrit seperti pasir, kotoran yang terbawa oleh air, dan zat-zat padat lainnya.
Prasedimentasi bisa juga disebut sebagai plain sedimentation karena prosesnya
bergantung dari gravitasi dan tidak termasuk koagulasi dan flokulasi. karena itu
prasedimentasi merupakan proses pengendapan secara gravitasi sederhana tanpa
campuran bahan kimia koagulan.
1. Inlet zone
Inlet zone merupakan lubang tempat masuknya aliran air ke dalam
Sedimentation Basin yang berfungsi untuk membagi atau
mendistribusikan aliran air secara merata ke seluruh bagian Sedimentation
Basin.
2. Settling zone
1) Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai mata air, debit, kualitas
air, dan pemanfaatan.
2) Perhitungan debit sumber air baku
𝑄 = 𝐴 . 𝑉…………………………………………………………………(2.1)
𝑉 = 𝐶. 𝑅. 𝑆……………………………………………………………… (2.2)
S = Kemiringan/slope
m = Koefisien bazin
𝜙=√(4Q/πv) …………………………………………………………………..(2.4)
3.1. Umum
Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi yang lebih dikenal dengan
sebutan Jambi Kota Beradat. Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh wilayah
Kabupaten Muaro Jambi baik dari arah Utara, Selatan, Barat maupun di sebelah
Timur.
Wilayah Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas
20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Topografi wilayah Kota Jambi terdiri atas
wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2%, bergelombang dengan kemiringan
2% hingga 15% dan curam dengan kemiringan 15 hingga 40 % dengan luas lahan
berdasarkan topografi adalah sebagai berikut :
3.2. Topografi
Letak wilayah strategis topografiSecara umum berdasarkan bentang
alamnya, Kota Jambi berada pada ketinggian antara 10 sampai dengan 60 meter
dari permukaan laut (mdpl) dan sebagian besar wilayah Kecamatan seperti: Pasar
Jambi, Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada ketinggian 0 – 10 meter dari
permukaan laut, sedangkan wilayah Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, Jambi
Timur dan Kota Baru sebagian besar berada pada ketinggian 10 – 40 meter dari
permukaan laut.
3.3.2. Kependudukan
Demografi adalah data statistik yang menyangkut populasi penduduk yang
didasarkan atas berbagai klarifikasi seperti usia, ras, jenis kelamin, agama,
pekerjaan dan pendidikan.
Melalui data Kecamatan Jambi Timur selama 10 tahun terakhir yang telah
dikumpulkan dan berdasarkan hasil perhitungan estimasi, dapat diketahui pada
tahun 2011 jumlah penduduk berkisar 77.722 jiwa sedangkan pada tahun 2019
jumlah penduduk berkisar 67.197 jiwa. Melalui data yang telah dikumpulkan
diketahui data penduduk terbanyak berada pada tahun 2013 dengan jumlah
penduduk 79.906 jiwa dan data penduduk paling sedikit berada pada tahun 2012
dengan jumlah penduduk 41.584 jiwa. Berikut adalah data jumlah penduduk
Kecamatan Jambi Timur dalam 10 tahun terakhir :
Tabel 3.1 Data Penduduk Kecamatan Jambi Timur tahun 2010 – 2019
Kelurahan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Sulanjana 4.039 3.916 2.130 4.027 4.103 4.120 4.136 4.155 4.155 4.187
Budiman 4.421 6.617 2.490 4.673 4.480 4.449 4.516 4.537 4.537 4.537
Talang Banjar 13.931 13.938 7.454 14.329 14.148 14.210 14.263 14.330 14.330 14.443
Payo Selincah 12.871 12.886 6.929 13.250 13.045 13.101
Tanjung Sari 7.360 7.364 3.913 7.569 7.597 7.638 7.659 7.695 7.695 7.756
Tanjung Pinang 11.833 11.838 6.299 12.170 11.962 12.004 12.049 12.105 12.105 12.200
Rajawali 7.434 7.437 3.841 7.640 7.644 7.677 7.706 7.742 7.742 7.803
Kasang 5.541 5.528 2.929 5.682 5.584 5.608 5.629 4655 5.655 5.699
Kasang Jaya 6.483 6.450 3.529 6.635 6.518 6.546 6.571 6.601 6.601 6.653
Sijenjang 3.809 1.924 2.034 3.931 3.838 3.856 3.871 3.889 3.889 3.919
Total 77.722 77.898 41.548 79.906 78.919 79.209 66.400 65.709 66.709 67.197
sebanyak 6,61% dengan rincian Protestan 4,36% dan Katolik 2,25% sebagian lagi
beragama Konghucu 0,25% dan Hindu sebanyak 0,01%.
Table 3.2 Jumlah Sekolah Dasar dan Ruang Kelas Kecamatan Jambi Timur
Tahun 2019
2. Jumlah SLTP dan ruang kelas per kelurahan di Kecamatan Jambi Timur
pada tahun 2019
Tabel 3.3 Jumlah SLTP dan Ruang Kelas Kecamatan Jambi Timur Tahun
2019
Tabel 3.4 Jumlah SLTA dan Ruang Kelas Kecamatan Jambi Timur Tahun
2019
SMA/SMK SMA/SMK
Jumlah
Kelurahan Negeri Swasta
gedung ruang gedung ruang gedung ruang
Sulanjana - - 1 6 1 6
Budiman - - - - - -
Talang
1 33 4 55 5 88
Banjar
Tanjung Sari - - 1 6 1 6
Tanjung
- - - - - -
Pinang
Rajawali - - 1 10 1 10
Kasang - - 1 7 1 7
Kasang Jaya - - 1 10 1 10
Sijinjang - - - - - -
Tabel 3.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kecamatan Jambi Timur Tahun 2019
Rumah
Puskesmas
Sakit Praktek
Kelurahan Puskesmas posyandu
Pembantu Bidan
Umum
Sulanjana 1 - - 5 -
Budiman - - 1 6 1
Talang
- 1 - 14 5
Banjar
Tanjung
- - 1 7 5
Sari
Tanjung
- 1 - 13 2
Pinang
Rajawali 1 - - 9 1
Kasang - - - 8 -
Kasang
- - 1 8 -
Jaya
Sijinjang - - 2 5 3
Jumlah 2 2 5 75 17
3.4.3. Sarana Peribadatan
Menurut data BPS tahun 2019, sarana peribadatan yang terdapat di
Kecamatan Jambi Timur diantaranya adalah 33 masjid dan 38 langgar. Berikut
merupakan rincian dalam tabel mengenai sarana peribadatan yang terdapat pada
per kelurahan di Kecamatan Jambi Timur.
Tabel 3.6 Jumlah Tempat Ibadah Kecamatan Jambi Timur Tahun 2019
Budiman 2 3 - - -
Talang Banjar 3 10 - - -
Tanjung Sari 4 2 - - -
Tanjung
3 2 - - -
Pinang
Rajawali 4 1 - - -
Kasang 4 6 - - -
Kasang Jaya 7 7 - - -
Sijinjang 4 3 - - -
Sulanjana - - -
Jumlah 33 38 - - -
ss
Aritmatika
66500
66400
Jumlah Penduduk
66300
66200
66100
66000
65900
65800
65700
2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026
Tahun
Pertumbuhan Proyeksi
Penduduk
(Persentase
Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Metode Aritmatika
%)
Metode
Ka Aritmatika
2016 66400 66400
2017 66709 309 0,5 66331
2018 66709 0 0 66262
2019 67233 524 0,8 66193
2020 66124 -1109 -1,6 66124
-69
2021 66055
2022 65986
2023 65917
2024 65848
2025 65779
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PBPAB, 2022
Geometrik
66500
66400
Jumlah Penduduk
66300
66200
66100
66000
65900
65800
65700
2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026
Tahun
Eksponensial
66500
66400
66300
Jumlah Penduduk
66200
66100
66000
65900
65800
65700
2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026
Tahun
Tabel 4.5 Perbanding Faktor Korelasi dan Standar Deviasi dari ketiga
Metode Proyeksi penduduk
diperlukan standar kebutuhan air bersih, hasil proyeksi penduduk, dan hasil
proyeksi jumlah fasilitas umum serta fasilitas sosial, dan jenis peruntukan
pemakaian air bersih.
• SR : HU = 80 : 20
• Standar kebutuhan air minum:
- Sambungan Rumah : 130 L/org/h
- Hidran Umum : 30 L/org/h
1. Konsumsi Unit
Sambungan Rumah (S R) > 150 150 - 120 80 - 120 80 – 120 60 – 80
(liter/org/hari
a. Niaga Kecil
600-900 600-900 600
(liter/unit/hari)
b. Niaga Bear
1000-5000 1000-5000 1500
(liter/unit/hari)
c. Industri Besar
0,2 - 0,8 0,2 - 0,8 0,2 - 0,8
(liter/detik/ha)
9. Sisa Tekan Di
Penyediaan Diatribusi 10 10 10 10 10
(Meter)
50 : 50 s/d
12. SR : HU 50 : 50 s/d 80 20 80:20:00 70:30:00 70:30:00
80 20
Adapun Proyeksi Kebutuhan Air Bersih pada tahun 2016 untuk sektor
domestik di Kecamatan Jambi Timur sebagai Berikut :
Adapun Proyeksi Kebutuhan Air Bersih pada tahun 2016 untuk sektor
Non domestik di Kecamatan Jambi Timur sebagai Berikut :
2 Peribadatan
- Mesjid 33 (Unit) 3.000 L/unit/hari 1,15 L/detik
- Mushalla 38 (Unit) 2.000 L/unit/hari 0,88 L/detik
3 Kesehatan
- Rumah Sakit 126 (Bed) 200 Lt/Bed/Hari 0,29 L/detik
- Puskesmas 2 (Unit) 2000 Lt/Unit/Hari 0,05 L/detik
5.1. Umum
Kota Jambi adalah kota yang padat penduduk dengan populasi jiwa
mencapai 3,55 juta jiwa dengan pelayanan mencapai 100%. Guna mencapai
pelayanan 100% khususnya pada Kecamatan Jambi Timur, maka akan dibangun
unit pengolahan air minum. Sungai yang menjadi air baku adalah Sungai
Batanghari setelah dilakukan sampling di lapangan maka didapatkan data sebagai
berikut : Debit air sungai Batanghari 1500 m3/detik, lebar sungai antara 300-500
m dan kedalaman rata-rata 6-7 m. kondisi tebing didaerah sungai jarang longsor
pada musim hujan. Hasil analisa kualitas air baku dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kualitas Air Baku Sungai Batanghari
Kimia
1 pH - 6,50
2 Fe mg/l 2,56
3 Mn mg/l 0,06
Sumber :UPTB Laboratorium Daerah BLHD Provinsi Jambi, 2013.
Dari karakter sungai batanghari dan hasil analisa diatas, Maka akan
direncanakan bangunan pengolahan air minum mulai dari intake tipe tower intake,
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, netralisasi untuk menaikkan
pH dan reservoir. Untuk lebih jelasnya, susunan unit pengolahan yang akan
dibangun dapat dilihat pada Diagram 5.1.
Flokulasi
Sedimentasi
Filtrasi
Daerah
Reservoir netralisasi Desinfeksi
Pelayanan
= 88,31l/det + 17,66l/det
= 105,97 l/det
Kriteria perencanaan;
• Q maks = 0,11656 m3/detik;
• Kecepatan aliran air, v = 0,6 m/det;
• Jarak antar batang (b) = 6 mm = 0,006 m
• Lebar pintu (L) =3m
• Diameter batang (w) = 12 mm = 0,012 m
(n+1)0,006
(L’)
Ac Ac = L’ x t Ac = 0,75 x 1 0,75 m2
efektif
• Freeboard 0,5 m;
Kriteria Perencanaan
• Waktu detensi (td) = 1200 det
• Freeboard = 0,5 m
Tabel 5.4 Perhitungan Sumur Pengumpul
det
He = (m.a max –
Panjang = lebar 3 m
t = He + jarak
muka tanah
dengan m.a max + t = 3,02 m + 0,48 m + 0,5
Tinggi (t) freeboard m 4 m
Pipa Penguras
D pasaran 200 mm
Cek perhitungan
Intake
Transmisi
Kriteria Desain (al-layla, 1978):
• Kecepatan air = 0,6 – 1,2 m/det;
• Tekanan di dalam pipa = 1,8 – 2,8 kg/cm2;
• Tekanan di dalam pipa untuk pemadam kebakaran = 4,2 kg/cm2;
• Tekanan di dalam pipa untuk wilayah komersil = 5,3 kg/cm;
• Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah jalan raya = min 90 cm;
• Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah trotoar = min 75 cm.
Kriteria Perencanaan
• Q maks = 0,11656 m3/detik;
• Kecepatan pipa transmisi, v = 1,2 m/det
D pasaran 350 mm
Cek perhitungan
0,6 – 1,2 OK
m/det
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PBPAB, 2022
Kriteria Perencanaan:
= 0,066 m
𝑓𝐿𝑉𝑑2
Hfd2 = 2𝑔𝐷𝑑
𝑚 2
0,03 𝑥 (600+ 6 𝑚) 𝑥 (1,2 )
det
= 2 𝑥 9,81 𝑥 0,2
= 6,671 m
Hmd = Hmd Bend + Hmd Valve + Hmd Tee
𝑣2 𝑣2 𝑣2
= K.Bend 90 2𝑔 + K.Valve 2𝑔 +K.Tee 2𝑔
(1,2 𝑚/det )2 (1,2 𝑚/det )2 (1,2 𝑚/det )2
= 0,7 x + 0,2 x + 1,5 x
2 𝑥 9,81 2 𝑥 9,81 2 𝑥 9,81
= 0,176 m
Ht = 0,066 m + 6,671 m + 0,176 m
= 6,913 m
5.2.2. Koagulasi
Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991):
• Menggunakan system hidrolis (terjunan) dengan persamaan Thomson
sudut 90°
• Rentang Gradien (G) = 200 – 1200 /det
• Detention time, td = 30 – 120 det
5.2.3. Flokulasi
Kriteria desain dan desain perencanaan :
• Flokulasi dalam 3 Kompartmen :
𝜇 𝑥 𝑡𝑑 𝑥 𝐺 2
HL = 𝜌𝑥𝑔
5.2.4. Sedimentasi
Kriteria Desain :
Kriteria perencanaan
• Tinggi bak =4m
• Suhu = 10 0C
• Debit tiap bak sedimentasi = 0,11656 m3/detik
• Viskositas kinematis, v = 1,31 x 10–6 m2/dtk
• Tinggi tube (Htube) = 0,5 m
• Lebar tube (w) = 0,05 m
• Tebal tube = 2,5 x 10–3 m
• Panjang tube total adalah 80% dari panjang total bak sedimentasi.
C w D
pipa
H
vo
Panjang
P=4×L P = 4 × 4,28 17,12 M
tube
Lebar
𝑤 0,05
efektif w′ = sin 𝜃 w′ = sin 𝜃 0,06 M
tube (w′)
Jumlah
tube pada 𝑃 17,12
np = w′ np = 285 Buah
0,06
sisi
panjang
Jari-jari
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ (0,05 ×0,05)
hidrolis R= R= 0,0125 M
𝑘𝑙𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ (4 ×0,05)
(R)
Jumlah
𝐿 4,28
tube pada nL = w′ nL = 0,06 71
sisi lbr
Cek Perhitungan
Bilangan 𝑣𝛼 𝑅 0,00159 ×0,0125 <2000
NRe = NRe = 15,17
𝑣 1,31 × 10−6
reynold (OK)
Bilangan 𝑣𝛼 0,00159 >10-5
NFr = NFr = 4,54×10 -3
√𝑔 𝑅 √9,81 ×0,0125
Froude (OK)
(Ktrl <18
v𝛼< 18 vo 1,59 × 10-3 / 4,14 × 10-4 3,84
scouring (OK)
Cek jika salah satu bak dikuras
𝑄 0,11656 1,59
v𝛼 v𝛼 = v𝛼 = m/detik
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 73,3
× 10−3
Cek 𝑤⁄
𝐻
+ 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑄 𝑄⁄ 0,0032
𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑐𝑜𝑠𝜃 ⁄ 4,62×10-4
terhadap 𝑣𝛼 = 𝑤 𝐴 𝐴 = 6,93 OK
⁄𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑡𝑔𝜃
Q/A
Kriteria perencanaan
• Kandungan solid dalam lumpur = 1,5 %
• Lama pengurasan = 10 menit = 600 dtk
• Waktu pengurasan = 1 x sehari
• Kecepatan pengurasan = 0,5 m/detk
• Q bak = 0,11656 m3/detik
• Qunderdrain = 2% x Qbak = 0,02 x 0,11656
m3/detik
= 2,33 x 10-3 m3/detik
• Panjang = lebar, dan volume lumpur = volume limas
Perhitungan :
Hasil perhitungan ruang lumpur dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut.
Kriteria perencanaan
• Qorifice terdekat dengan terjauh 90%
• Diameter orifice = 0,1 m
• Kecepatan orifice = 0,2 m/detk
• Jumlah orifice = 10 buah
• Perbandingan muka air terdekat dengan terjauh = 0,01 m
• Kecepatan inlet cabang = 1 m/detk
• Q tiap bak = 0,11656 m3/detik
• Flume dilengkapi 6 orifice
• Lebar flume = 20 cm
Perhitungan :
Hasil perhitungan dimensi inlet dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut
𝑄 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 0,019
Luar orifice Aor = 𝑣 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒
Aor = 0,2
0,09 m2
Jarak orifice
= ½ × jarak antar orifice = ½ × 0,53 0,26 m
dengan dinding
Dimensi Flume
𝑄 0,11656
Luas flume A= 𝑣
A= 1,02
0,0114 m2
𝐴 0,0114
Tinggi flume t=1 t= 0,057 m
0,2
Perhitungan Headloss
Headloss orifice 1
𝑄12 0,0192
yg terdekat dengan HI 1 = 0,72 𝐴2 𝑔 HI 1 = 0,72 × 0,092 ×9,81 6,3×10−3 m
p. inlet cabang
Turunnya m.a
dalam flume dari = HI1 – HI2 = 6,3×10-3 – 5,05×10-3 1,25×10-3 m
tengah ke tepi
Headloss orifice 1
𝑄12 0,0192
yg terdekat dengan HI 1 = 0,72 𝐴2 𝑔 HI 1 = 0,72 × 0,092 ×9,81 6.3×10−3 m
p. inlet cabang
Kriteria perencanaan
• Menggunakan V-Notch 900
• Jarak antar V-notch = 50 cm
• Lebar pelimpah = 20 cm
• Lebar saluran pengumpul = 20 cm
• Weir loading = 5 m3/m/h = 1,39 x 10-3 m3/m/detk
• Kecepatan saluran pelimpah = 0,5 m/detk
• Kecepatan saluran pengumpul = 0,3 m/detk
Perhitungan :
Hasil perhitungan dimensi outlet dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut.
Perhitungan v-notch
Jumlah v- w′ 4,26x10
n = jarak antar v−notch (jlhpel) = 85 Buah
notch 0,5
Cek kec.
Q 0,11656
Untuk debit v=A v = 0,2 x 1,94 0,3 m/detik
tiap bak
5.2.5. Aerasi
Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991) :
Kriteria terpilih :
• Kecepatan aliran = 2,5 m/dtk
• Debit (Q maks) = 0,11656 m3/detik
Air dari sumur bor dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dialirkan pada
sistem aerasi. Hasil perhitungan aerasi dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut.
Tabel 5.13 Perhitungan Bak Aerasi
Kriteria
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Desain
Q 0,11656 m3/dtk
V 2,5 m/dtk
0,24 m
4A 4 × 0,046 m2
D =√ =√
𝜋 3,14
D pasaran 250 mm
Q 1 bak 𝑄
total 0,11656 𝑚3 /dtk 0,058 m3/dtk
= banyak =
bak 2
𝑄 0,058𝑚3 /dtk
A = 𝑣
= 0,023 m2
2,5 m/dtk
4 × 0,023 m2 0,17 m
4A
D =√ =√
𝜋 3,14
D pasaran 200 mm
Kriteria
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Desain
Kecepatan
3
Cek 𝑄 0,058𝑚 /dtk x 4 aliran :
V =𝐴 = 1,84 m/dtk
kecepatan 3,14 x (0,2 m)2 0,6 – 3
m/dtk
Inlet channel
m3
3
Volume Qmax x td =0,058 m /dtkx 3 dtk 0,17
Asumsi P :
T =2:1
P = 2T
Asumsi Asumsi 1 m2
= 0,5 m x 2
T = 0,5 m
= PxT
Luas Bak 0,5
= 1 m x 0,5 m m2
Penampung
V =PxLx
Lebar Bak T 0,17𝑚3
L = 1 m x 0,5 m 0,34=0,3 m
Penampung 𝑉
L = PxT
= 1 m x 0,3 m x 0,5 m
Cek PxLxT
(tnp freeboard) 0.15 m3
Volume Freeboard =
Bak = 1 m x 0,08 m x (0,5 m + 0,21 m3
0,2 m
0,2 m)
Cek Penyisihan
Logam Fe
Kriteria
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Desain
(asumsi td :
Fe yg akan 3 detik) = 58 L/detik x 3 detik x
disisihkan 1513,8=1514 mg
= Qmax x td 8,7 mg/l
dalam air
x 0,2 mg/l
Jumlah O2
utk mg Fe
216,28 mg
= 1514mg
penyisihan 7 mg = 7 mg
Fe
Total O2 = 4 x gram
terlarut u/ = 4 x 0,21628 g
O2 0,865 g
penyisihan
Fe
Gram O2 0,865 g
O2 terlarut = 32 g/mol = 32 g/mol 0,027 mol
Perhitungan Terjunan
Kriteria
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Desain
Horizontal
Luas
=PxT = 1 x 0,5 m 0,5 m2
horizontal
m/dtk
V =
= √2𝑔ℎ 3 ......
horizontal √2 × 9,81𝑚2 / 𝑑𝑒𝑡× 0,5𝑚
(OK)
=
Volume (PxLxTair)
= (1 m x 0,5 m x 0,02 m) 0,02 m3
Terjunan +
+ ( 1 m x 0,5 m x 0,02 m)
(PxTxTinggi
air)
Luas I = P
xL
Luas I = 1 m x 0,5 m Luas I =0,5
Perhitungan Luas II = P m2
Luas Luas II = 1 m x 0,5 m Luas II=0,5
xT
L total = 0,5 m2 + 0,5 m2 L total = 1
L total =
LI + LII
Cek V=
= 0,058 m3/detik : 1 m2 0, 058 m/dtk
kecepatan Qmax / A
Kriteria
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Desain
(1 m x 0,5 m) 0,167
𝐴Basah m Aliran
Cek Aliran R=𝑃 2 (1 m + 0,5 m )
Basah turbulen
Terjunan 𝑉x R 0,058 m/dtk x 0,167m
Re= = >4000.....
𝑣 0,8885 x 10-6 m/dtk 10901,5
Ok!!
Panjang 1
=L+T = 0,5 m + 0,5 m 1 m2
Lintasan
Outlet Channel
m3
Volume Qmax x td =0,058m3 /dtk x 3 dtk 0,174
Asumsi P :
T =2:1
P = 2T
Asumsi Asumsi 1 m2
T = 0,5 m = 0,5 m x 2
= PxT
Luas Bak 0,5
= 1 m x 0,5 m m2
Penampung
V =PxLx
Lebar Bak T 0,174 𝑚3
L = 1 m x 0,5 m 0,348=0,35 m
Penampung 𝑉
L = PxT
Kriteria
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Desain
0,2 m 0,2 m)
𝑄 0,058 𝑚3 /dtk
A = 𝑣
= 0,019 m2
3 m/dtk
0,15 m
4A 4 × 0,019 m2
D =√ =√
𝜋 3,14 150 mm
D pasaran 150 mm
5.2.6. Prasedimentasi
Kriteria Desain :
• Jumlah bak minimum =2 buah
• V0=kecepatan mengendap dari partikel ideal =0,08 – 0,1 cm/detik
• td=waktu pengendapan =0,5 – 3 jam
• Kondisi aliran NRE < 2000 dan NFr > 10-5
• Vh =(10 – 18) V0
• Kedalaman air dalam bak = 0,8 – 4,5 meter
Kriteria Terpilih :
• Bak direncanakan dengan good performance (nilai n=1/3),
• Presentase pengendapan 80%
• v0 = 4,8 x 10-4 m/detik
• Kondisi aliran NRE < 2000 dan NFr > 10-5
• Vh=18 V0
• Ruang lumpur berbentuk limas terpancung
• Debit (Q) = 0,11656 m3/detik
3
1⁄ 𝑣
+ 3 )
0
𝑄⁄
𝐴
Asumsi Vh= 18 V0
Kecepatan Vh=18 x V0 Vh=18 x 0,046 0,828 Cm/det
jatuh (Vh)
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan kondisi eksisting pada Kecamatan Jambi Timur dan sumber
air baku yang digunakan yaitu air sungai Batanghari, maka dapat diambil
kesimpulan dari perencanaan bangunan pengolahan air bersih yang kami rancang,
alternatif pengolahan yang akan digunakan yaitu :
• Intake;
• Prasedimentasi;
• Koagulasi;
• Flokulasi;
• Grit Chamber;
• Sedimentasi;
• Aerasi.
• Intake : Panjang = 3m
Lebar =3m
Tinggi = 4 m (termasuk freeboard 0,5 m)
• Prasedimentasi : Panjang = 18 m
Lebar = 6,9 m
Tinggi =1m
Jumlah bak = 2 buah
• Koagulasi : Panjang = 2,7 m
Lebar = 1,36 m
Tinggi =1m
Jumlah bak = 2 buah
• Flokulasi : Panjang = 10 m
Lebar = 13,98 m
Tinggi =1m
Jumlah sal. = 3 buah
• Grit Chamber : Vol Limas = 0,06 m
D pipa penguras = 0,032 m
• Sedimentasi : Panjang = 22,11 m
Lebar = 4,46 m
Tinggi = 3,5 m (termasuk freeboard 0,5 m)
Jumlah bak = 1 buah
• Aerasi : Panjang =1m
Lebar = 0,3
Tinggi = 0,7 (termasuk freeboard 0,5 m)
Jumlah bak = 2 buah
6.2. Saran
Perlu dilakukan pengamatan secara berkala terhadap kualitas sumber air
baku sehingga kualitas air baku dapat terus dipantau sehingga dapat dilakukan
tindakan agar pengolahan tetap berlangsung baik.
Potensi calon pelanggan ini sangat penting artinya dalam perencanaan
suatu proyek, dimana potensi calon pelanggan ini dapat diketahui dari hasil survey
sosial ekonomi penduduk, karena adakalanya suatu bangunan fisik yang telah
selesai dibangun ternyata kurang bermanfaat atau tidak berguna sama sekali,
penyebabnya adalah masyarakat selaku pemakai merasa tidak membutuhkan
perencanaan dan pembangunan proyek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abuzar, Suarni Saidi, Yogi Dwi Putra, and Reza Eldo Emargi. 2012. “Gas
Trasnfer Coefficient (Kla) in Aeration Process Using 5 (Five) Strorey Tray
Aerator.” Teknik Lingkungan UNAND 9(2): 155–63.
Astuti, N. (2014). Penyediaan Air Bersih Oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur. EJournal Administrasi
Negara, 3(2), 678–689.
Fajri, M. N., Handayani, Y. L., & Sutikno, S. (2017). Efektifitas rapid sand filter
untuk meningkatkan kualitas air daerah gambut di provinsi riau. Jurnal
Teknik, 4(1), 1–9.
Febrina, L., & Ayuna, A. (2014). Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan
(Mn) Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal Teknologi,
7(1), 36–44.
Gusril, H. (2016). Studi Kualitas Air Minum PDAM Kota Duri Riau. Jurnal
Geografi, 8(2), 190–196.
Jenti, U. B., & Nurhayati, I. (2014). Pengaruh penggunaan media filtrasi terhadap
kualitas air Kabupaten Sidoarjo. Teknik WAKTU, 12(02), 34–38.
Kencanawati, M., & Mustakim. (2017). Analisis Pengolahan Air Bersih Pada
WTP PDAM Prapatan Kota Balikpapan. Jurnal TRANSUKMA, 02(02),
2502–1028.
Nelwan, F., Wuisan, E. M., & Tanudjaja, L. (2013). Perencanaan Jaringan Air
Bersih Desa Kima Bajo Kecamatan Wori. Jurnal Sipil Statik, 1(10), 678–
684.
Pratama, G. A. P., Dewi, E., & Meidinariasty, A. (2021). Proses Pengolahan Air
Pada Prasedimentasi Ditinjau dari Laju Alir dan Waktu Pengendapan Di
PLTG Borang. Jurnal Pendidikan Dan Teknologi Indonesia, 1(8), 339–343.
Rahayu, S. A., & Gumilar, M. H. (2017). Uji Cemaran Air Minum Masyarakat
Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi Bakteri Escherichia
coli. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 4(2),
50.
Setyawati, H., LA, S. S., & Andjar Sari, S. (2018). Penerapan Penggunaan Serbuk
Biji Kelor Sebagai Koagulan Pada Proses Koagulasi Flokulasi Limbah Cair
Pabrik Tahu Di Sentra Industri Tahu Kota Malang. Industri Inovatif : Jurnal
Teknik Industri, 8(1), 21–31.