SI-3132 DRAINASE
Disusun Oleh:
Asisten
KELOMPOK KEAHLIAN
REKAYASA SUMBERDAYA AIR
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Tugas Besar Drainase.
Adapun tujuan kami dalam menyelesaikan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Drainase tahun ajaran 2021/2022 di Institut Teknologi Sumatera
(ITERA). Dalam menyelesaikan laporan ini, kami mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kami kelancaran dalam setiap
langkahnya.
2. Orang tua dan keluarga kami, yang sudah memberi dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini.
3. Ir. Geleng Perangin Angin, M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah
Drainase.
4. M. Gilang Indra Mardika, S.T., M.T. selaku koordinator tugas besar dan
dosen pengampu mata kuliah Drainase.
5. Muhammad Hakiem Sedo Putra, S.T., M.T. selaku dosen pengampu dan
pembimbing tugas besar mata kuliah Drainase.
6. Mashuri, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Drainase.
7. Ferial Asferizal, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Drainase.
8. Ardi Pratama selaku koordinator dan asisten kelompok 8 tugas besar mata
kuliah Drainase.
9. Alda Farida, Dimas Adi Nugroho, Firman Parlindungan Simamora, Ira
Irawan Sinurat, Muhammad Andhika Hukama, Muhamad Rivan Nuriansyah,
dan Titania Ravanelli selaku asisten tugas besar mata kuliah Drainase.
10. Teman-teman Teknik Sipil Institut Teknologi Sumatera angkatan 2019 yang
selalu memberi dukungan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas besar ini dengan baik.
11. Teman-teman Kontrakan MARCI yang selalu memberi tempat belajar serta
dukungan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas besar ini
dengan baik.
iii
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar
penyusunan laporan ini lebih baik dan dapat bermanfaat bagi semua orang.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
vi
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................................64
5.2. Saran ......................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
LEMBAR ACC JILID
x
LEMBAR ASISTENSI
xi
LEMBAR ASISTENSI
xii
LEMBAR SOAL
xiii
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
BAB I
PENDAHULUAN
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem, guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota khususnya infrastruktur. Kemajuan sebuah kota dapat dinilai
dari kondisi sistem drainasenya. Kota dengan sistem drainase yang buruk akan
dinilai kotor, jorok, kumuh, dan terkebelakang. Sebaliknya, kota dengan sistem
drainase yang bagus akan tampak indah, serasi, dan maju.
KELOMPOK 08 1
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
1.3. Tujuan
KELOMPOK 08 2
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Pada penulisan tugas besar kali ini terbagi menjadi lima bab dan masing-masing
bab tersebut kemudian dibagi-bagi kembali menjadi beberapa sub-bab. Berikut ini
adalah sistematika penulisan tugas besar Drainase SI-3132:
KELOMPOK 08 3
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup masalah,
serta sistematika penulisan yang dilakukan pada DAS di daerah Kabupaten
Lampung Timur (DAM Raman), Kota Metro, dan Metro Barat.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan gambaran mengenai definisi drainase, sistem jaringan
drainase, jenis-jenis drainase, pola jaringan drainase, bentuk aliran drainase,
konsep drainase perkotaan, curah hujan, hujan, debit berdasarkan hujan,
analisis hidrologi, analisis frekuensi, pengujian kesesuaian distribusi frekuensi,
intensitas curah hujan, debit rencana, analisis hidrolika dan proposisi yang
berhubungan dengan tugas besar drainase.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi lokasi studi penelitian, pengumpulan data, data peta trase jalan
dan pos hujan, prosedur analisis data, serta bagan alir.
4. BAB IV PERHITUNGAN, ANALISIS DATA, DAN PERANCANGAN
Bab ini berisi perhitungan, analisis data, dan perancangan dari soal tugas besar
yang diberikan.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengolahan data dan saran pada hasil yang
diperoleh.
KELOMPOK 08 4
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Drainase
Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja (to drain) yang berarti
mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk
menyatakan sistem – sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah
kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat
disebabkan intensitas hujan yang tinggi atau akibat durasi hujan yang lama.
Secara umum drainase didefinisaikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaat
tertentu. (Azwaruddin, 2016).
Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan dalam
memenuhi salah satu persyaratan teknis prasarana jalan. Saluran drainase jalan
raya berfungsi untuk mengalirkan air yang dapat mengganggu pengguna jalan,
sehingga badan jalan tetap kering. Pada umumnya saluran drainase jalan raya
adalah saluran terbuka dengan menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan air
menuju outlet. Distribusi aliran dalam saluran drainase menuju outlet ini
mengikuti kontur jalan raya, sehingga air permukaan akan lebih mudah mengalir
secara gravitasi.
KELOMPOK 08 5
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya menurut (H.A Halim Asmar, 2011)
dibagi atas 2 bagian, sebagai berikut:
1. Sistem Drainase Makro/Mayor
Sistem drainase makro/mayor adalah sistem saluran/badan air yang
menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan
(catchment area). Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar
dan luas seperti saluran drainase primer. Perencanaan drainase makro ini
umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan
pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem
drainase ini.
2. Sistem Drainase Makro/Minor
Sistem drainase mikro/minor adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan
dimana sebagian besar di dalam wilayah kota, contohnya seperti saluran atau
selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong – gorong, saluran drainase kota,
dan lain sebagainya. Dari segi konstruksinya sistem ini dapat dibedakan
menjadi sistem saluran tertutup dan sistem saluran terbuka.
Jenis drainase dapat dikelompokkan sebagai berikut (Hadi Hardjaja, dalam jurnal
Kusumo, 2009):
1. Drainase Menurut Sejarah Terbentuknya
a. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-
bangunan penunjang, saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak
karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen
seperti sungai. Daerah-daerah dengan drainase alamiah yang relatif bagus
KELOMPOK 08 6
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 7
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 8
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Menurut Wesli (2008), sistem jaringan drainase terdiri atas beberapa saluran yang
berhubungan sehingga membentuk suatu pola jaringan. Dari bentuk jaringan dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Jaringan Drainase Pola Siku
Jaringan drainase pola siku adalah suatu pola dimana cabang membentuk siku-
siku pada saluran utama biasanya dibuat pada daerah yang mempunyai
topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai di mana sungai merupakan
saluran pembuang utama berada di tengah kota.
KELOMPOK 08 9
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 10
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
5. Pola Radial
Jaringan drainase pola radial adalah pola jaringan drainase yang mengalirkan
air dari pusat sumber air memencar ke berbagai arah, pola ini sangat cocok
digunakan pada daerah yang berbukit.
KELOMPOK 08 11
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Saluran untuk drainase tidak terlampau jauh berbeda dengan saluran air lain pada
umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran diusahakan dapat memperoleh
dimensi tampang yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar berarti tidak
ekonomis, sebaliknya dimensi saluran yang terlalu kecil tingkat kerugian akan
besar. Efektifitas penggunaan dari berbagai bentuk tampang saluran drainase yang
dikaitkan dengan fungsi saluran (Titah, 2013) adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Trapesium
Saluran drainase bentuk trapesium pada umumnya saluran dari tanah, namun
dimungkinkan juga bentuk dari pasangan. Saluran ini membutuhkan ruang
yang cukup dan berfungsi untuk pengaliran air hujan, air rumah tangga maupun
air irigasi. Gambar 2.9 merupakan sketsa penampang saluran bentuk trapesium.
KELOMPOK 08 12
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
rumah tangga maupun air irigasi. Gambar 2.10 merupakan sketsa penampang
saluran bentuk persegi.
3. Bentuk Segitiga
Saluran drainase bentuk ini berfungsi untuk menampung dan menalurkan
limpasan air hujan untuk debit yang kecil. Bentuk saluran ini digunakan pada
lahan yang cukup terbatas. Bentuk ini juga berfungsi sebagai saluran air hujan,
air rumahtangga maupun air irigasi. Gambar 2.11 merupakan sketsa
penampang saluran bentuk segitiga.
4. Bentuk Parabola
Saluran drainase bentuk ini berupa saluran dari pasangan atau kombinasi
pasangan atau beton. Dengan bentuk dasar saluran yang bulat memudahkan
pengangkutan bahan endapan atau limbah. Bentuk saluran demikian berfungsi
sebagai saluran air hujan, air rumah tangga, maupun air irigasi. Gambar 2.12
merupakan sketsa penampang saluran bentuk parabola.
KELOMPOK 08 13
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
5. Bentuk Lingkaran
Saluran drainase bentuk ini berupa lingkaran, biasanya digunakan untuk
gorong – gorong dimana salurannya tertanam di dalam tanah. Gambar 2.13
merupakan sketsa penampang saluran bentuk lingkaran.
Konsep drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota
dengan cara mengalirkannya melalui permukaan tanah (surface drainage) atau
lewat di bawah permukaan tanah (sub surface drainage), untuk dibuang ke
sungai, laut, atau danau. Kelebihan air tersebut bisa berupa air hujan, air limbah
domestik maupun air limbah industri. Oleh karena itu, drainase perkotaan harus
terpadu dengan sanitasi, sampah, dan pengendalian banjir kota (Notodiharjo, dkk.,
1998).
KELOMPOK 08 14
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Curah hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang datanya diperoleh dengan
cara mengukurnya dengan menggunakan alat penakar hujan, sehingga dapat
diketahui jumlahnya dalam satuan millimeter. Curah hujan 1 mm adalah jumlah air
hujan yang jatuh di permukaan per satuan luas (m2) dengan catatan tidak ada yang
menguap, meresap atau mengalir. Jadi, curah hujan sebesar 1 mm setara dengan
liter/m2 (Aldrian, E. dkk, 2011). Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan
yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan
peresapan ke dalam tanah.
Presipitasi atau hujan adalah peristiwa turunnya air dari atmosfer ke permukaan
bumi yang bisa berupa massa air, hujan, hujan salju, kabut, embun, dan hujan es.
Indonesia berada di daerah tropis, maka presipitasi yang terjadi adalah curah
hujan (Triatmodjo, 2008). Sedangkan menurut (Sosrodarsono, 1985), presipitasi
adalah sebutan umum dari uap yang mengalami kondensasi dan jatuh ke tanah
dalam rangkaian proses siklus hidrologi, biasanya jumlah selalu dinyatakan
dengan dalamnya presipitasi (mm). Jika uap air yang jatuh berbentuk cair disebut
hujan (rainfall) dan jika berbentuk padat disebut salju (snow).
Peristiwa presipitasi secara mendetail dapat dilihat pada siklus hidrologi. Proses
presipitasi diawali naiknya uap air dari permukaan bumi ke atmosfer. Uap air di
atmosfer menjadi dingin dan terkondensasi membentuk awan (clouds).
Kondensasi terjadi ketika suhu udara berubah menjadi lebih dingin. Ketika awan
yang terbentuk tidak mampu lagi menampung air maka awan akan melepas uap
KELOMPOK 08 15
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
air yang ada di dalamnya ke dalam bentuk presipitasi. Secara sederhana, agar
presipitasi dapat terjadi, kondisi atmosfer harus mendukung 4 hal berikut, yaitu:
1. Kelembaban udara yang cukup.
2. Terdapat inti yang cukup untuk pembentukan kondensasi.
3. Kondisi udara cukup baik untuk proses penguapan terjadi.
4. Awan pembentukan kondensasi harus mencapai bumi (Salsabila & Nugraheni,
2020).
Hujan yang jatuh pada suatu DAS akan berubah menjadi aliran di sungai. Dengan
demikian terdapat suatu hubungan antara hujan dan debit aliran, yang tergantung
pada karakteristik DAS. Untuk menentukan besarnya debit sungai berdasarkan
hujan perlu ditinjau hubungan antara hujan dan aliran sungai. Besarnya aliran di
dalam sungai ditentukan terutama oleh besarnya hujan, intensitas hujan, luas
daerah hujan, lama waktu hujan, luas daerah sungai dan ciri-ciri daerah aliran
(Subarkah, 1980).
Permasalahan sumber daya air yang saat ini sering muncul membutuhkan analisis
hidrologi dalam mengatasinya. Asesmen, pengembangan, utilisasi dan manajemen
sumber daya air diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pemahaman
ilmu hidrologi akan membantu kita dalam menyelesaikan masalah berupa
kekeringan, banjir, perencanaan sumber daya air seperti dalam desain irigasi/
bendungan, pengelolaan daerah aliran sungai, degradasi lahan, sedimentasi dan
masalah lain yang terkait dengan kasus keairan (Salsabila & Nugraheni, 2020).
KELOMPOK 08 16
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Curah hujan wilayah pada seluruh DAS dapat dihitung dengan persamaan 2.1
sebagai berikut:
1
R = n ∑1n R (2.1)
Dengan :
R = Curah hujan rata-rata (mm)
n = Jumlah stasiun hujan
R = Besarnya curah hujan pada masing-masing stasiun hujan (mm)
KELOMPOK 08 17
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Curah hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar
hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap, dan tidak mengalir
(BMKG, 2016). Apabila pada suatu daerah terdapat lebih dari stasiun pengukuran
yang ditempatkan secara terpencar, hujan yang tercatat di masing-masing stasiun
tidak sama. Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk menentukan hujan
rerata pada daerah tersebut, metode yang digunakan untuk menghitung curah
hujan rerata dapat menggunakan metode Thiessen dan metode Aljabar.
Jika titik-titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
perhitungan curah hujan rata-rata itu dilakukan dengan memperhitungkan daerah
pengaruh tiap titik pengamatan. Curah hujan daerah itu dapat dihitung dengan
KELOMPOK 08 18
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
persamaan 2.2, 2.3, dan 2.4 yang dapat disederhanakan menjadi persamaan 2.5
sebagai berikut:
A1 +R1 +A2 +R2 +...+An +Rn
R= (2.2)
A1 +A2 +...+An
disederhanakan menjadi:
Dengan :
R = Curah hujan daerah (mm)
R = Curah hujan di tiap titik pengamatan
A = Bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan
Gambaran umum untuk metode Thiessen dapat dilihat pada gambar 2.16
Dapat dilihat pada gambar 2.16 bagian-bagian tiap daerah ditentukan dengan cara
seperti di bawah ini:
1. Cantumkan titik-titik pengamatan di dalam dan di sekitar daerah itu pada peta
topografi skala 1:50.000, kemudian hubungkan tiap titik yang berdekatan
dengan sebuah garis lurus (dengan demikian akan terlukis jaringan segi tiga
yang menutupi seluruh daerah).
KELOMPOK 08 19
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Gambar 2.17. Titik-Titik Pengamatan Curah Hujan dan Curah Hujan Harian
(Sumber: Suyono, 2003)
Pada gambar 2.17 dapat dilihat data hasil titik-titik pengamatan curah hujan
dan curah hujan harian dalam daerah aliran sungai. Cara Thiessen ini
memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara Aljabar rata-rata. Akan tetapi,
penentuan titik pengamatan dan pemilihan ketinggian akan mempengaruhi
ketelitian hasil yang didapat. Kerugian yang lain ialah jika terdapat kekurangan
pengamatan pada salah satu titik pengamatan akan melakukan penentuan
kembali jaringan segitiga (Sosrodarsono, 2003).
KELOMPOK 08 20
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
1. Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.
̅ +KT .S
XT =X (2.6)
Dengan :
XT = Perkiraan nilai yang terjadi dengan periode ulang T (mm)
X = Nilai rata-rata hitung variat (mm)
S = Deviasi standar nilai variat
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang
dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk
analisis peluang.
2. Distribusi Log Normal
a. Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
Log XT = ̅̅̅̅̅̅̅̅
Log X+(KT . S Log x) (2.7)
b. Nilai rata-rata hitung variat
∑ log Xi
Log x = (2.8)
n
c. Deviasi standar nilai variat
2
( ∑ log Xi- ∑ log X)
S Log x = (2.9)
n-1
d. Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
RT = Xr + KT . Sx (2.10)
Dengan :
KT = Faktor frekuensi dari tabel (nilai reduksi gauss)
RT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode T
XR = Nilai rata-rata hitung variat
SX = Deviasi standar nilai variat
KELOMPOK 08 21
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
3. Gumbel
a. Standar deviasi nilai varian
Dengan :
SX = Sandar deviasi
Xi = Curah hujan rata-rata
Xr = Harga rata-rata
n = Jumlah data
b. Reduced variant
Tr-1
YTr =-ln [- ln ] (2.12)
Tr
Dengan :
Ytr = Reduced variant
Tr = Kata ulang dalam tahun
c. Koefisien frekuensi Gumbel (K):
YTr -Yn (2.13)
K=
Sn
Dengan :
Yn = Reduced mean
Sn = Reduced standard
Ytr = Reduced variant
d. Hujan rancangan (Rt) :
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
Rt=Xr+K.S (2.14)
Dengan :
Rt = Curah hujan rencana T tahun
Xr = Rata-rata data
K = Koefesien frekuensi Gumbel
S = Standar deviasi data
KELOMPOK 08 22
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Untuk menguji kebenaran suatu sebaran data curah hujan, maka diperlukan uji
untuk mengetahui kesesuaian distribusi frekuensi. Dalam pengujian kali ini
digunakan dua metode, yaitu metode uji Chi-Kuadrat (Chi-Square Test) dan
metode Smirnov-Kolmogorov.
KELOMPOK 08 23
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 24
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
8. Menghitung nilai Ck
n2 ∑ (Xi-Xr)4
Ck = (2.24)
(n-1)(n-2)(n-3)Sx4
Dengan:
Ck = Koefisien kwitosis
Xi = Curah hujan ke-i
Xr = Curah hujan rata-rata
n = Jumlah data
Sx = Standar deviasi
9. Menghitung nilai Cv
Sx
Cv = (2.25)
Xr
Dengan:
Cv = Koefisien variasi
Sx = Standar deviasi
Xr = Curah hujan rata-rata
Menentukan curah hujan yang akan dipakai dalam suatu DAS. Setelah
diperoleh nilai Cs, Ck, dan Cv, bandingkan keempat metode (Normal, Log
Normal, Log Pearson III, dan Gumbel) untuk mengetahui data curah hujan
yang memenuhi syarat-syarat untuk tiap jenis sebaran.
KELOMPOK 08 25
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Menurut BMKG (dalam Adrian, 2018: 45), menjelaskan bahwa intensitas curah
hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi
daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan
intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi yang cukup panjang.
Kombinasi dari hujan berdasarkan besarnya curah hujan, diantaranya yaitu hujan
KELOMPOK 08 26
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
kecil antara 0-21 mm per hari, hujan sedang antara 21-50 mm per hari dan hujan
besar atau lebat di atas 50 mm per hari. Untuk menentukan nilai intensitas curah
hujan dalam tugas besar ini menggunakan satu metode yaitu metode Mononobe.
Dengan :
I = Intensitas curah hujan
R24 = Curah hujan maksimum harian (selama 24 jam) (mm)
T = Lamanya hujan (24 jam)
2. Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh suatu titik hujan dari
suatu tempat terjauh dalam suatu daerah aliran sungai (DAS) mengalir ke
tempat yang ditetapkan. Waktu konsentrasi digunakan untuk mengetahui lama
waktu yang dibutuhkan untuk aliran permukaan mengalir dari titik terjauh dari
daerah tangkapan hujan menuju saluran drainase yang direncanakan.
tc = t0 + tD (2.31)
2 nd
t0 = × 3,28 × lo (2.32)
3 √ls
L
tD = (2.33)
60V
Keterangan:
tc = Waktu konsentrasi (jam)
t0 = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di permukaan tanah
dari titik terjauh (jam)
tD = Waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di dalam saluran
sampai ke tempat pengukuran (jam)
l0 = Jarak titik terjauh ke drainase (m)
L = Panjang saluran (m)
KELOMPOK 08 27
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
nd = Koefisien hambatan
ls = Kemiringan saluran memanjang
V = Kecepatan air rata-rata pada saluran drainase (m/s)
Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperkirakan laju aliran
puncak (debit banjir atau debit rencana) yaitu Metode Rasional USCS (1973).
Metode ini digunakan untuk daerah yang luas pengalirannya kurang dari 300 ha.
Persamaan matematik Metode Rasional adalah sebagai berikut :
KELOMPOK 08 28
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
1
Q = n A R2/3 S1/2 (2.36)
Keterangan:
Q = Debit aliran (m3/detik)
P = Keliling basah (m)
R = Jari – jari hidrolis (m)
A = Luas penampang basah (m2)
n = Koefisien kekasaran Manning
S = Kemiringan dasar saluran
V = Kecepatan rata-rata (m/det)
KELOMPOK 08 29
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kabupaten Lampung Timur, Kota Metro, dan Metro Barat merupakan salah satu
wilayah di Provinsi Lampung yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Dalam merencanakan suatu bangunan air di wilayah tersebut diperlukan
perencanaan yang tepat, diketahui data-data yang tersedia antara lain:
1. Data curah hujan yang digunakan yaitu data curah hujan dari 3 stasiun yang
tercatat dari tahun 2011-2020 dengan Pos Hujan (R) yang digunakan, yaitu R-
107 DAM Raman, R-206 Metro, dan R-54 Metro Barat.
2. Data peta trase jalan 1 drainase.
3. Analisis hujan rata-rata daerah (CH Wilayah):
a. Metode Aljabar
b. Metode Thiessen (gambarkan)
4. Analisis curah hujan harian maksimum tahunan dengan metode Thiessen
5. Uji Kecocokan distribusi frekuensi:
a. Chi-Kuadrat
b. Smirnov-Kolmogorov
6. Analisis curah hujan berdasarkan distribusi yang cocok dengan kala ulang R2,
R5, R10, R25, R50, dan R100
7. Analisis intensitas curah hujan dengan menggunakan data curah hujan dengan
metode Mononobe
8. Tentukan nilai Q disetiap per 200 STA menggunakan metode rasional.
9. Tentukan analisis debit dengan kala ulang R2, R5, R10, R25, R50, dan R100
menggunakan metode Rasional untuk metode Mononobe.
KELOMPOK 08 30
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Dalam pengumpulan data, setiap mahasiswa sudah diberikan data dari setiap pos
hujan dan juga peta trase jalan untuk setiap kelompoknya. Berikut adalah peta
trase jalan beserta pos hujan yang telah diberikan.
KELOMPOK 08 31
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 32
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Tidak memenuhi
memenuhi
memenuhi
KELOMPOK 08 33
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
BAB IV
PERHITUNGAN, ANALISIS DATA, DAN PERANCANGAN
Pada sub-bab ini terdapat pembahasan yang mencangkup luasan pada peta poligon
Thiessen, analisis perhitungan distribusi curah hujan dengan metode Aljabar dan
perhitungan distribusi curah hujan dengan metode Thiessen.
= 46,3 mm
RMax = 50,667 mm
2. Perhitungan curah hujan tahun 2015
1
P = (109,8 + 48 + 9)
3
= 55,6 mm
RMax = 70,667 mm
3. Perhitungan curah hujan tahun 2020
1
P = (123 + 60 + 0)
3
= 61 mm
RMax = 61 mm
KELOMPOK 08 34
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 35
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
= 0,338
0,282 km2
C R-106 =
0,833 km2
= 0,338
0,270 km2
C R-206 =
0,833 km2
= 0,324
KELOMPOK 08 36
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 37
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 38
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 39
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Tabel 4.3. Perhitungan dengan Metode Thiessen pada Tahun 2011 – 2020
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 7-Mar 116.000 39.185 23.000 7.779 0.000 0.000 46.964
2 2011 27-Apr 10.000 3.378 128.000 43.293 14.000 4.536 51.207 51.207
3 9-Jan 0.000 0.000 48.000 16.235 58.000 18.790 35.025
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 6-Jan 67.500 22.801 37.000 12.514 36.000 11.663 46.979
2 2012 7-Mar 31.000 10.472 104.000 35.176 0.000 0.000 45.648 46.979
3 5-Jan 0.000 0.000 0.000 0.000 45.000 14.579 14.579
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 12-Mar 121.000 40.874 0.000 0.000 83.000 26.890 67.763
2 2013 15-Dec 92.000 31.077 87.000 29.426 15.000 4.860 65.363 67.763
3 1-Feb 16.500 5.574 65.000 21.985 86.000 27.862 55.420
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 23-Feb 47.600 16.079 79.000 26.720 10.000 3.240 46.039
2 2014 24-Jun 93.000 31.415 93.000 31.455 0.000 0.000 62.871 62.871
3 7-Jan 19.000 6.418 47.000 15.897 47.000 15.227 37.542
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 28-Jan 109.800 37.090 48.000 16.235 9.000 2.916 56.241
2 2015 10-Mar 69.000 23.308 136.000 45.999 7.000 2.268 71.575 71.575
3 9-Feb 4.800 1.621 2.000 0.676 69.000 22.354 24.652
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 23-Jan 129.000 43.576 44.000 14.882 0.000 0.000 58.458
2 2016 2-Apr 96.600 32.631 173.000 58.514 10.000 3.240 94.385 94.385
3 8-Feb 58.000 19.592 126.000 42.617 98.000 31.749 93.959
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 6-Mar 99.000 33.442 0.000 0.000 0.000 0.000 33.442
2 2017 15-Feb 3.000 1.013 132.000 44.646 0.000 0.000 45.660 70.632
3 20-Feb 98.000 33.104 19.000 6.426 96.000 31.101 70.632
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 26-Feb 145.000 48.981 155.000 52.426 172.000 55.723 157.130
2 2018 26-Feb 145.000 48.981 155.000 52.426 172.000 55.723 157.130 157.130
3 26-Feb 145.000 48.981 155.000 52.426 172.000 55.723 157.130
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 8-Jul 135.000 45.603 61.000 20.632 10.000 3.240 69.474
2 2019 10-Feb 15.000 5.067 113.000 38.220 15.000 4.860 48.147 69.474
3 7-Jul 0.000 0.000 0.000 0.000 100.000 32.397 32.397
STASIUN
0.338 0.338 0.324
No. Tahun Tanggal R rerata Xi max
R.054 R.107 R.206
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 27-Jan 123.000 41.549 60.000 20.294 0.000 0.000 61.843
2 2020 22-May 13.000 4.391 145.000 49.043 0.000 0.000 53.435 61.843
3 26-Jan 0.000 0.000 18.000 6.088 132.000 42.764 48.853
KELOMPOK 08 40
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Setelah mendapatkan nilai curah hujan maksimum tahunan dari metode Aljabar
dan Thiessen, maka selanjutnya mencari analisis frekuensi hujan. Pada analisis
frekuensi hujan ini terdapat beberapa metode, yaitu metode distribusi Normal,
Logaritma Normal, Gumbel, dan Log Pearson III.
KELOMPOK 08 41
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
∑(Xi-Xr)2
Sx =√
n-1
9014,136
=√
10-1
= 31,648 mm
b. Koefisien skewness (Cs )
n ∑ (Xi-Xr)3
Cs = 3
(n-1)(n-2)Sx
10 (522089,881)
=
(9)(8)(31,648)3
= 2,288 mm
c. Koefisien kurtosis (Ck )
n2 ∑ (Xi-Xr)4
Ck = 4
(n-1)(n-2)(n-3)Sx
2
10 (47098941,072)
= 4
(9)(8)(7) (31,648)
= 9,316 mm
KELOMPOK 08 42
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 43
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 44
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
0,203
=√
10-1
= 0,148 mm
b. Koefisien skewness (Log Cs)
102 (0,014)
=
(9) (8) (7) (0,148)4
= 5,611 mm
d. Koefisien varian (Log Cv)
S log Xi
Log Cv =
log Xr
0,148
=
1,875
= 0,079 mm
KELOMPOK 08 45
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 46
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Pada proses ini akan ditentukan sebaran yang sesuai untuk digunakan sebagai data
intensitas hujan.
a. Metode Thiessen
Tabel 4.8. Hasil Dispersi dan Dispersi Log Metode Aljabar
Hasil Dispersi
No Dispersi
Parameter Statistik Parameter Statistik Logaritma
1 Xr 75,017 1,875
2 Sx 31,648 0,148
3 Cs 2,288 1,491
4 Ck 0,422 0,079
5 Cv 9,316 5,611
Sumber: Data Hasil Perhitungan
Setelah mendapatkan hasil dispersi dan dispersi logaritma, dapat ditentukan jenis
sebaran sebagai berikut.
KELOMPOK 08 47
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
= – 0264 mm
(1,491) − (1,5)
X (20) = 1,875 – × (1,864 – 1,875)
(1,4) − (1,5)
= 1,874 mm
(1,491) − (1,5)
X (100) = 3,33 – × (3,271 – 3,33)
(1,4) − (1,5)
= 3,325 mm
2. Perhitungan curah hujan rencana
Log Xt = log Xr + (Gt) (S log Xi)
Log Xt (2) = 1,875 + (– 0,264) (0,148) = 1,836 mm
Log Xt (20) = 1,875 + (1,874) (0,148) = 2,152 mm
Log Xt (100) = 1,875 + (3,325) (0,148) = 2,367 mm
3. Konversi log Xt ke Xt
Xt = 10logXt
Xt (2) = 101,836 = 68,562 mm
Xt (20) = 102,152 = 141,982 mm
Xt (100) = 102,367 = 232,668 mm
KELOMPOK 08 48
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Tabel 4.11. Analisis Frekuensi Distribusi Log Pearson III Metode Aljabar
Kala Ulang X rata-rata Log X Gt Sx Log Xt Xt
2 -0,264 1,836 68,562
5 0,691 1,977 94,921
10 1,333 2,072 118,111
20 75,017 1,875 1,874 0,148 2,152 141,982
25 2,144 2,192 155,672
50 2,740 2,280 190,648
100 3,325 2,367 232,668
Sumber: Data Hasil Perhitungan
b. Metode Thiessen
Tabel 4.12. Hasil Dispersi dan Dispersi Log Metode Aljabar
Hasil Dispersi
No Dispersi
Parameter Statistik Parameter Statistik Logaritma
1 Xr 75,386 1,877
2 Sx 31,455 0,147
3 Cs 2,279 1,480
4 Ck 0,417 0,078
5 Cv 9,290 5,629
Sumber: Data Hasil Perhitungan
Setelah mendapatkan hasil dispersi dan dispersi logaritma, dapat ditentukan jenis
sebaran sebagai berikut.
KELOMPOK 08 49
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
(1,480) − (1,5)
X (2) = – 0,268 – × ( – 0,225 – (– 0,268))
(1,4) − (1,5)
= – 0,259 mm
(1,491) − (1,5)
X (20) = 1,875 – × (1,864 – 1,875)
(1,4) − (1,5)
= 1,873 mm
(1,491) − (1,5)
X (100) = 3,33 – × (3,271 – 3,33)
(1,4) − (1,5)
= 3,318 mm
2. Perhitungan curah hujan rencana
Log Xt = Log Xr + (Gt) (S log Xi)
Log Xt (2) = 1,877 + (– 0,259) (0,147) = 1,839 mm
Log Xt (20) = 1,877 + (1,873) (0,147) = 2,152 mm
Log Xt (100) = 1,7 + (3,318) (0,147) = 2,364 mm
3. Konversi log Xt ke Xt
Xt = 10logXt
Xt (2) = 101,839 = 69,065 mm
Xt (20) = 102,152 = 141,877 mm
Xt (100) = 102,364 = 231,129 mm
KELOMPOK 08 50
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Tabel 4.15. Analisis Frekuensi Distribusi Log Pearson III Metode Thiessen
Kala Ulang X rata-rata Log X Gt Sx Log Xt Xt
2 -0,259 1,839 69,065
5 0,693 1,979 95,260
10 1,334 2,073 118,270
20 75,386 1,877 1,873 0,147 2,152 141,877
25 2,142 2,191 155,397
50 2,736 2,278 189,857
100 3,318 2,364 231,129
Sumber: Data Hasil Perhitungan
Pada sub-bab ini nilai Xt yang telah didapatkan dari distribusi Log Pearson III
akan diuji kecocokan distribusinya dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat dan uji
Smirnov-Kolmogorov. Namun untuk contoh perhitungannya menggunakan
distribusi Log Pearson III.
Untuk menguji kecocokan suatu distribusi sebaran yang memenuhi, digunakan uji
Chi-Kuadrat. Sebelum memcari X2 Cr analisis, harus mengurutkan nilai Xi dan
Log Xi dari terkecil.
Tabel 4.16. Pengurutan Nilai Log Xi
No Tahun Xi Log Xi Xi Max Xi Min
1 2012 46,979 1,672
2 2011 51,207 1,709
3 2020 61,843 1,791
4 2014 62,871 1,798
5 2013 67,763 1,831
2,196 1,672
6 2019 69,474 1,842
7 2017 70,632 1,849
8 2015 71,575 1,855
9 2016 94,385 1,975
10 2018 157,130 2,196
Sumber: Data Hasil Perhitungan
KELOMPOK 08 51
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Contoh perhitungan:
1. Menghitung kelas (K)
K = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log 10
= 4,322 ≈ 4
2. Menghitung Derajat Kebebasan (DK)
Dk = K – (P + 1)
= 4 – (1 + 1)
=2
3. Menghitung Nilai EF
n
EF =
K
10
=
4,322
= 2,314 ≈ 2
4. Menghitung Interval Kelas dan Xawal Metode Log Pearson III
Xi max - Xi min
∆x =
K-1
33,177 - 13,129
=
3
= 5,932 mm
5. Menghitung X2
2
(EF-OF)2
X =
EF
2
(2 - 2)2
X (1) = =0
2
2
(2 - 6)2
X (2) = = 8,0
2
(2 - 1)2
X2(3) = = 0,5
2
(2 - 1)2
X2(4) = = 0,5
2
KELOMPOK 08 52
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 53
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
b. Untuk P (x < 1)
P (x < 1) =1-P
Tahun 2018 = 1 – 0,0909 = 0,9091 mm
Tahun 2016 = 1 – 0,1818 = 0,8182 mm
Tahun 2017 = 1 – 0,2727 = 0,7273 mm
c. Untuk Pꞌ (x)
m
Pꞌ(x) =
(n – 1)
1
Tahun 2018 = = 0,1111 mm
(10 – 1)
2
Tahun 2016 = = 0,2222 mm
(10 – 1)
3
Tahun 2017 = = 0,3333 mm
(10 – 1)
d. Untuk Pꞌ (x < 1)
Pꞌ(x < 1) = 1 – Pꞌ
Tahun 2018 = 1 – 0,1111 = 0,8889 mm
Tahun 2016 = 1 – 0,2222 = 0,7778 mm
Tahun 2017 = 1 – 0,3333 = 0,6667 mm
e. Untuk ∆P
∆P = P(x < 1) - Pꞌ(x < 1)
Tahun 2018 = 0,9091 – 0,8889 = 0,0202 mm
Tahun 2016 = 0,8182 – 0,7778 = 0,0404 mm
Tahun 2017 = 0,7273 – 0,6667 = 0,0606 mm
KELOMPOK 08 54
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Untuk ∆ max, dengan menggunakan derajat signifikasi (α) = 5%, diperoleh harga
Smirnov Kolmogorov ∆ kritis = 0,40925. Dari hasil perhitungan diatas diperoleh
hasil ∆ max analisis = 0,2020 < ∆ kritis tabel = 0,40925, karena hasil nilai ∆ max
analisis < dari ∆ kritis tabel, maka nilai perhitungan lebih baik dan memenuhi
syarat.
Pada sub-bab ini menghitung intensitas hujan dengan distribusi Log Pearson III
(Metode Thiessen) menggunakan Metode Mononobe.
KELOMPOK 08 55
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Berikut contoh perhitungan intensitas curah hujan dengan Distribusi Log Pearson
III (metode Thiessen) menggunakan metode Mononobe.
a. Pada 0-200 STA
R24 24 2/3
I = ×
24 Tc
68,929 24 2/3
I(2) = × = 301,310 mm/jam
24 6,125
141,456 24 2/3
I(20) = × = 486,587 mm/jam
24 6,125
227,479 24 2/3
I(100) = × = 667,892 mm/jam
24 6,125
141,456 24 2/3
I(20) = × = 512,059 mm/jam
24 5,673
227,479 24 2/3
I(100) = × = 702,855 mm/jam
24 5,673
KELOMPOK 08 56
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
141,456 24 2/3
I(20) = × = 523,385 mm/jam
24 5,490
227,479 24 2/3
I(100) = × = 718,401 mm/jam
24 5,490
Adapun perhitungan tc di mana tc digunakan untuk mengetahui lama waktu yang
dibutuhkan untuk aliran permukaan mengalir dari titik terjauh dari daerah
tangkapan hujan menuju saluran drainase yang direncanakan. Berikut adalah
contoh perhitungan tc.
200
tD = = 2,222 menit
60 x 1,5
tc = 3,902 + 2,222 = 6,125 menit
b. Pada 200-400 STA
2 0,4
t0 = × 3,28 × 454 = 3,451 menit
3 √0,056
200
tD = = 2,222 menit
60 x 1,5
tc = 3,451 + 2,222 = 5,673 menit
c. Pada 400-600 STA
2 0,4
t0 = × 3,28 × 355 = 3,268 menit
3 √0,0667
200
tD = = 2,222 menit
60 x 1,5
tc = 3,268 + 2,222 = 5,490 menit
KELOMPOK 08 57
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
KELOMPOK 08 58
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Debit rencana merupakan nilai perencanaan debit pada satu waktu di suatu
bangunan air. Untuk menghitung debit rencana nilai Intensitas per 200 STA pada
menit ke 60.
Pada sub bab ini menghitung debit rencana menggunakan metode Mononobe
dengan nilai koefisien ekivalen yaitu 0,278 dan nilai C pada sawah adalah 0,15,
jalan adalah 0,75, pemukiman adalah 0,75, pemukiman + sawah adalah 0,244.
a. Kanan
Q 0-200 STA = 0,278 × 0,15 × 374,851 × 0,0088 = 0,138 m3/s
Q 200-400 STA = 0,278 × 0,15 × 394,473 × 0,0264 = 0,434 m3/s
Q 400-600 STA = 0,278 × 0,15 × 403,199 × 0,0088 = 0,148 m3/s
Q 600-800 STA = 0,278 × 0,15 × 394,473 × 0,0396 = 0,651 m3/s
Q 0+1000 STA ` = 0,278 × 0,244 × 403,199 × 0,0076 = 0,208 m3/s
KELOMPOK 08 59
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
b. Kiri
Q 0-200 STA = 0,278 × 0,75 × 374,851 × 0,0008 = 0,063 m3/s
Q 200-400 STA = 0,278 × 0,75 × 394,473 × 0,0008 = 0,066 m3/s
Q 400-600 STA = 0,278 × 0,75 × 403,199 × 0,0008 = 0,067 m3/s
Q 600-800 STA = 0,278 × 0,75 × 394,473 × 0,0008 = 0,066 m3/s
Q 0+1000 STA = 0,278 × 0,75 × 403,199 × 0,0008 = 0,067 m3/s
Debit saluran merupakan nilai saluran debit pada satu waktu di suatu bangunan
air.
Pada sub bab ini menghitung debit saluran menggunakan metode Mononobe
dengan menggunakan beberapa variabel seperti b, m, h, A, P, R, n, S, V, Qr, Qsal,
dan Q Kumulatif.
a. Kanan
1
Qsal = × R2/3 × S1/2 × A
n
1
Qsal 0-200 STA = 0,018 × 0,1362/3 × 0,01551/2 × 0,152 = 0,278 m3/s
1
Qsal 200-400 STA = 0,018 × 0,1852/3 × 0,01651/2 × 0,288 = 0,668 m3/s
1
Qsal 400-600 STA = 0,018 × 0,1852/3 × 0,02151/2 × 0,288 = 0,763 m3/s
1
Qsal 600-800 STA = 0,018 × 0,2532/3 × 0,02051/2 × 0,468 = 1,487 m3/s
1
Qsal 0+1000 STA = 0,018 × 0,2702/3 × 0,01801/2 × 0,528 = 1,646 m3/s
KELOMPOK 08 60
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
b. Kiri
1
Qsal = × R2/3 × S1/2 × A
n
1
Qsal 0-200 STA = 0,018 × 0,1332/3 × 0,01551/2 × 0,126 = 0,227 m3/s
1
Qsal 200-400 STA = 0,018 × 0,1332/3 × 0,01651/2 × 0,126 = 0,234 m3/s
1
Qsal 400-600 STA = 0,018 × 0,1332/3 × 0,02151/2 × 0,126 = 0,268 m3/s
1
Qsal 600-800 STA = 0,018 × 0,1582/3 × 0,02051/2 × 0,184 = 0,428 m3/s
1
Qsal 0+1000 STA = 0,018 × 0,1582/3 × 0,01801/2 × 0,184 = 0,401 m3/s
4.7. Analisis
Pada luas daerah aliran sungai dan rata-rata curah hujan maksimum, masing-
masing pos hujan ditentukan luas daerah pengaruhnya berdasarkan poligon yang
dibentuk (menggambarkan garis-garis sumbu pada garis-garis penghubung antar
dua pos hujan yang berdekatan). Pada hasil perhitungan, diperoleh luas daerah
aliran sungai dan rata-rata curah hujan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap
tahunnya. Hal ini terjadi karena adanya perubahan iklim yang berbeda-beda setiap
tahunnya. Luas daerah aliran sungai yang diperoleh yaitu sebesar 0,833 km2.
Untuk luas pos hujan yang terbesar diperoleh senilai 0,282 km2 pada Kecamatan
Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur dan yang terkecil diperoleh senilai 0,270
km2 pada Kecamatan Metro, Kota Metro. Sedangkan curah hujan maksimum
tahunan rata-rata yang diperoleh sebesar 75,386 mm/jam. Untuk curah hujan
KELOMPOK 08 61
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
maksimum per tahun yang terbesar diperoleh senilai 157,130 mm/jam pada tahun
2018 dan yang terkecil diperoleh senilai 46,979 mm/jam pada tahun 2012.
Untuk perhitungan analisis frekuensi yang dipilih bergantung kepada nilai dari Cs
(koefisien skewness/kemencengan), Cv (koefisien varians), Ck (koefisien
kurtosis). Berdasarkan dari perhitungan Cs, Cv dan Ck yang sudah dilakukan
didapatkan jika dalam pemilihan metode analisis frekuensi yang memenuhi syarat
adalah Metode Log Pearson III. Pada perhitungan curah hujan rencana untuk kala
ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100 tahun menggunakan Metode Log Pearson III,
curah hujan rencana rata-rata yang diperoleh sebesar 142,075 mm/jam dengan
nilai curah hujan rencana maksimum sebesar 227,479 mm/jam pada kala ulang
100 tahun dan nilai curah hujan rencana minimum sebesar 68,929 mm/jam pada
kala ulang 2 tahun.
Perhitungan pada debit rencana (Qr) menggunakan ruas kanan (atas) dan ruas kiri
(bawah) pada jalur dan perhitungan ini menggunakan Metode Thiessen. Nilai
debit rencana yang diperoleh pada STA 0-200, STA 200-400, STA 400-600, STA
600-800, STA 800-1.000 untuk ruas bagian kanan jalan masing-masing sebesar
0,138; 0,572; 0,720; 1,371; dan 1,579. Untuk ruas bagian kiri jalan masing-
masing sebesar 0,063; 0,128; 0,196; 0,261; dan 0,329.
KELOMPOK 08 62
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
Perhitungan pada debit saluran (Qs) menggunakan ruas kanan (atas) dan ruas kiri
(bawah) pada jalur. Nilai debit saluran pada STA 0-200, STA 200-400, STA 400-
600, STA 600-800, STA 800-1.000 didapatkan masing-masing untuk ruas bagian
kanan (atas) jalan yaitu sebesar 0,278; 0,668; 0,763; 1,487; dan 1,646. Sedangkan
untuk ruas bagian kiri jalan yaitu sebesar 0,227; 0,234; 0,268; 0,428; dan 0,401.
Pada perhitungan debit didapatkan hasil yang beragam yaitu relatif kecil menuju
sedang, debit ini merupakan debit rencana dan saluran sehingga dapat dianalisis
bahwa kemungkinan terjadinya banjir cukup kecil karena debit rencana dan
saluran yang dihitung nilainya relatif kecil menuju sedang.
Didapatkan nilai kecepatan (V) pada debit saluran pada STA 0-200, STA 200-
400, STA 400-600, STA 600-800, STA 800-1.000 didapatkan masing-masing
untuk ruas bagian kanan (atas) jalan yaitu sebesar 1,831; 2,321; 2,649; 3,178; dan
3,117. Sedangkan untuk ruas bagian kiri (bawah) jalan yaitu sebesar 1,804; 1,861;
2,124; 2,329; dan 2,182, dimana nilai tersebut melebihi batas ketentuan kecepatan
saluran yaitu sebesar 1,5 m/s. Hal ini disebabkan kontur yang dimiliki terlalu
rapat. Karena kontur yang dipakai terlalu rapat akan berpengaruh pada nilai
kelandaian (S) sehingga pada beberapa STA menghasilkan nilai kecepatan saluran
melebihi batas ketentuan.
KELOMPOK 08 63
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada tugas besar drainase ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah
lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan pada trase jalan untuk
masa yang akan datang. Pada perhitungan dapat dilihat bahwa analisis
frekuensi yang memenuhi adalah metode Log Pearson III (Thiessen).
b. Intensitas curah hujan ditentukan berdasarkan data curah hujan harian
maksimum yang didapat dari melakukan analisis frekuensi dengan
menggunakan metode Mononobe.
c. Nilai intensitas curah hujan yang didapat dari metode Mononobe, diperlukan
dalam perhitungan debit rencana dan debit saluran. Debit rencana adalah
debit dengan periode ulang tertentu yang berguna dalam perencanaan
bangunan air biasanya dihitung menggunakan metode Rasional. Sedangkan
debit saluran merupakan nilai saluran debit pada satu waktu di suatu
bangunan air.
d. Didapat nilai Q rencana ruas kanan (atas) pada STA 0-200, STA 200-400,
STA 400-600, STA 600-800, STA 800-1.000 masing-masing yaitu sebesar
0,138; 0,572; 0,720; 1,371; dan 1,579. Sedangkan pada ruas kiri (bawah)
yaitu sebesar 0,063; 0,128; 0,196; 0,261; dan 0,329.
e. Didapat nilai Q saluran ruas kanan (atas) pada STA 0-200, STA 200-400,
STA 400-600, STA 600-800, STA 800-1.000 masing-masing yaitu sebesar
0,278; 0,668; 0,763; 1,487; dan 1,646. Sedangkan pada ruas kiri (bawah)
yaitu sebesar 0,227; 0,234; 0,268; 0,428; dan 0,401.
f. Pada perhitungan debit didapatkan hasil yang beragam yaitu relatif kecil
menuju sedang, debit ini merupakan debit rencana dan saluran sehingga dapat
dianalisis bahwa kemungkinan terjadinya banjir cukup kecil karena debit
rencana dan saluran yang dihitung nilainya relatif kecil menuju sedang dan
bisa terbilang aman dari banjir.
KELOMPOK 08 64
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
g. Didapatkan nilai kecepatan (V) pada debit saluran pada STA 0-200, STA
200-400, STA 400-600, STA 600-800, STA 800-1.000 didapatkan masing-
masing untuk ruas bagian kanan (atas) jalan yaitu sebesar 1,831; 2,321;
2,649; 3,178; dan 3,117. Sedangkan untuk ruas bagian kiri (bawah) jalan
yaitu sebesar 1,804; 1,861; 2,124; 2,329; dan 2,182, dimana nilai tersebut
melebihi batas ketentuan kecepatan saluran yaitu sebesar 1,5 m/s.
5.2. Saran
Adapun saran pada tugas besar drainase ini adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya nilai kecepatan (V) pada debit saluran diusahakan 1,5 m/s sesuai
dengan perhitungan (V) rencana.
2. Sebaiknya lebih teliti dalam pembuatan kontur pada peta agar tidak terjadi
kesalahan dalam penghitungan luasan.
3. Sebaiknya lebih teliti lagi dalam menghitung luasan peta trase jalan agar
mendapatkan hasil yang akurat.
4. Diharapkan melakukan pengecekan data agar tidak terjadi kesalahan pada
data.
5. Sebaiknya lebih teliti dalam melakukan perhitungan dengan Microsoft Excel
agar tidak ada kesalahan dalam memasukkan data.
6. Lebih teliti dalam pembuatan Detail Engineering Design (DED).
7. Lebih perdalam materi agar memudahkan dalam pengerjaan laporan.
KELOMPOK 08 65
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 08 66
TUGAS BESAR SI 3132 DRAINASE
LAMPIRAN
KELOMPOK 08 67