Disusun Oleh:
ZAHRA AULIA
NIM 119210190
KELOMPOK KEAHLIAN
REKAYASA SUMBERDAYA AIR
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
TUGAS BESAR REKAYASA HIDROLOGI | 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi. Adapun
tujuan saya dalam menyelesaikan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Rekayasa Hidrologi Tahun ajaran 2020/2021 di Institut Teknologi Sumatera
(ITERA). Dalam menyelesaikan laporan ini, saya mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi saya kelancaran dalam setiap
langkahnya.
2. Orang tua dan keluarga saya, yang sudah memberi dukungan dalam
menyelesaikan laporan ini.
3. Dr.Ir. Sri Legowo Wignyo Darsono selaku dosen pengampu mata kuliah
Rekayasa Hidrologi.
4. Mashuri, S.T., M.T. selaku dosen pengampu dan pembimbing tugas besar mata
kuliah Rekayasa Hidrologi.
5. Gita Oktarina Nur Annisa, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah
Rekayasa Hidrologi.
6. Muhammad Hakiem Sedo Putra, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah
Rekayasa Hidrologi.
7. Rahma Yanda, M.Eng., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Rekayasa
Hidrologi.
8. Gung Bagus J.M selaku koordinator asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa
Hidrologi
9. Yuni Saftri selaku asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
10. Anggadita S.H selaku asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
11. Adelasa Tri Tara selaku asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
12. Arezza Pahlefi selaku asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
13. Adilah Rahmadini S selaku asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
14. Yusril selaku asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
15. Hisni Kamila selaku asisten Tugas Besar mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
Saya menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini,
kritik dan saran sangat diperlukan agar penyusunan laporan ini lebih baik dan dapat
bermanfaat bagi semua orang.
(Penulis)
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari hujan merupakan hal yang wajar bagi setiap orang.
Hujan juga memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam segala bidang.
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang
terdapat di atmosfer, titik-titik air di udara atau awan yang sudah terlalu berat karena
kandungan airnya sudah sangat banyak, akan jatuh kembali ke permukaan bumi
sebagai hujan. Analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam
perancangan bangunan-bangunan hidraulika. Analisis hidrologi dalam pengembangan
sumber daya air, dalam prosesnya dibutuhkan data hidrologi yang terdiri dari data
curah hujan, data debit, dan data iklim. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan
terutama meliputi periode ulang curah hujan, karena berkaitan dengan perhitungan
banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung,
bendungan, dan jembatan.
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Loebis (1987) mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam
perhitungan curah hujan rata-rata wilayah daerah aliran sungai (DAS) ada tiga
metode, yaitu metode rata-rata aritmatik (aljabar) metode poligon Thiessen dan
metode Isohyet.
Tinggi atau rendahnya air yang jatuh kepermukaan bumi (jumlah hujan) dalam satuan
waktu disebut dengan intensitas curah hujan. Analisis intensitas hujan di suatu
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dihitung dengan beberapa metode yaitu metode
Talbot, metode Sherman, metode Ishoguro. Data curah hujan diperoleh dari stasiun-
stasiun hujan pada suatu daerah yang digunakan untuk analisis frekuensi dalam
menentukan hujan DAS di beberapa stasiun tersebut. Banyaknya jumlah stasiun
hujan yang ada dalam suatu DAS akan memengaruhi kualitas data yang dihasilkan.
Maksud dari tugas besar yang penulis lakukan ini untuk memperoleh data-data dan
informasi mengenai curah hujan disuatu wilayah serta memenuhi sebagai tugas besar
mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
Adapun tujuan dari tugas ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan luasan suatu daerah berdasarkan data curah hujan di suatu daerah
dengan peta poligon Thiessen dan Aljabar.
2. Menganalisis frekuensi dan menentukan curah hujan dengan kala ulang pada
tahun tertentu.
3. Mengetahui intensitas curah hujan dengan metode Mononobe, Ishiguro, dan
Shearman.
4. Menentukan debit hujan dalam kala ulang tahun tertentu dengan menggunakan
metode rasional.
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, ruang
lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi definisi, teori-teori pendukung yang digunakan dalam pengerjaan
laporan, seperti rumus-rumus yang digunakan untuk penelitian.
3. BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi soal tugas besar, peta DAS, metode pengerjaan, dan flowchart.
4. BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN
Bab ini berisi perhitungan, pengolahan data, dan analisis data dari soal tugas
besar yang telah diberikan.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari analisis bab 4 dan saran untuk perbaikan
selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hidrologi
Hidrologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan
kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Kajian
ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi, potamologi, limnologi geohidrologi, dan
kriologi dan kualitas air. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi
periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana
untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
2.2. Hidraulika
Hidraulika berasal dari Bahasa Yunani hydraulikos, yang merupakan gabungan dari
hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa. Hidraulika merupakan satu topik
dalam ilmu terapan dan keteknikan yang berurusan dengan sifat-sifat mekanis fluida,
yang mempelajari perilaku aliran air secara mikro maupun makro. Hidraulika juga
merupakan bagian dari “hidrodinamika’ yang terkait dengan Gerakan air atau
mekanika aliran. Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu
aliran saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Aliran saluran tertutup dan aliran
saluran terbuka memiliki perbedaan. Perbedaan yang paling terlihat adalah aliran
saluran terbuka mempunyai permukaan yang berhubungan dengan atmosfer,
sedangkan aliran saluran tertutup tidak mempunyai hubungan langsung dengan
tekanan atmosfer. Apabila saluran terbuka terhadap atmosfer, seperti danau, sungai,
kanal, maka aliran tersebut disebut aliran saluran terbuka atau aliran permukaan
bebas. Apabila aliran mempunyai penampang penuh seperti aliran melalui pipa
disebut aliran saluran tertutup atau aliran penuh. Aliran memiliki beberapa jenis.
Berdasarkan waktu pemantauannya aliran dibedakan menjadi Aliran Tunak (Steady
Flow) dan Aliran Taktunak (Unsteady Flow). Sedangkan berdasarkan ruang
pemantauannya aliran dibedakan menjadi Aliran Seragam (Uniform) dan Aliran
Berubah (Varied Flow).
Data curah hujan dan debit merupakan data yang sangat penting dalam perencanaan
waduk. Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan.
Perlunya menghitung curah hujan wilayah adalah untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir (Sosrodarsono & Takeda, 1977).
Metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah daerah
aliran sungai (DAS) ada tiga metode, yaitu metode rata-rata aritmatik (aljabar),
metode poligon Thiessen dan metode Isohyet (Loebis, 1987).
R = ( R1 + R2 + R3 + ………….Rn) (2.1)
Keterangan :
R : Curah hujan tahunan wilayah (mm)
n : Jumlah stasiun yang digunakan
R1 + R2 + R3 + Rn : Curah hujan rerata maksimum tahunan di tiap titi pengamatan
(mm)
2. Metode Thiessen
Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili
luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah
sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat
pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila
penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada metode ini
stasium hujan minimal yang digunakan untuk perhitungan adalah tiga stasiun hujan.
Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh
dari tiap stasiun.
+ +.…..+ n n
=
3. Metode Isohyet
Metode isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan
yang sama. Pada metode Isohyet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di antara
dua garis Isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari kedua garis
Isohyet tersebut. Metode Isohyet merupakan cara paling teliti untuk menghitung
kedalaman hujan rata-rata di suatu daerah, pada metode ini stasiun hujan harus
banyak dan tersebar merata, metode Isohyet membutuhkan pekerjaan dan perhatian
yang lebih banyak dibanding dua metode lainnya. (Triatmodjo, 2008).
( + ) ( + ) ( n- + n)
+ +……..+ n
Rrata = (2.3)
+ +-………+ n
Keterangan :
R : Curah hujan rata-rata (mm)
R1, R2, R ,……, Rn : Curah hujan stasiun , ,….,n (mm)
A1, A ,……, An : Luas area antara 2 (dua) ishoyet (km2)
1. Distribusi Normal
Perhitungan dengan distribusi normal secara praktis dapat didekati dengan
persamaan sebagai berikut:
XT = ̅ + KT. S (2.4)
Keterangan :
XT : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
̅ : Nilai rata-rata hitung varian
S : Deviasi standar nilai varian
KT : Faktor frekuensi
5) Hitung logaritma data curah hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan
rumus berikut
logXT = log ̅ + K . S (2.10)
dimana :
K = Variabel standar untuk X yang besarnya tergantung koefisien kemencengan
(G)
6) Hitung curah hujan rencana dengan periode ulang T dengan menghitung anti log
dari log XT
Xp = anti logXT (2.11)
4. Distribusi Gumbel
Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Gumbel, mempunyai perumusan
sebagai berikut:
XT = ̅ + K . S (2.12)
Keterangan :
XT : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T
̅ : Nilai rata-rata hitung varian
S : Deviasi standar nilai varian
K : Faktor frekuensi
Menurut Joesron (1987: IV-4), “Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan
yang terjadi pada suatu kurun waktu. Analisa intensitas curah hujan dapat diproses
dari data curah hujan yang terjadi pada masa lampau”. Intensitas curah hujan ini
sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana. Dari analisa melalui
grafik alat ukur hujan otomatik akan dihasilkan data intensitas hujan. Seandainya data
curah hujan yang ada hanya curah hujan harian maka oleh Dr. Mononobe yang
dikutip oleh Joesron (1987) dirumuskan intensitas curah hujan sebagai berikut.
4 4
I= (t) (2.14)
4
Keterangan :
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
t : Lama curah hujan (jam)
R24 : Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
Debit rencana adalah debit dengan periode ulang tertentu yang diperkirakan akan
melalui suatu sungai atau bangunan air. Periode ulang sendiri adalah waktu hipotetik
dimana suatu kejadian dengan nilai tertentu, debit rencana misalnya, akan disamai
atau dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Curah hujan itu sesuatu
yang bersifat tidak pasti (probabilitas), otomatis kejadian (debit) yang terjadi pada
kurun waktu tertentu bukan berarti akan berulang secara teratur setiap periode ulang
tersebut.
Perhitungan debit rencana menjadi bagian yang sangat penting dalam perencanaan
teknis bangunan sungai, karena nilai (besar-kecilnya) debit rencana akan menentukan
besar kecilnya dimensi hidrolis suatu bangunan air.
Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau
saluran, namun dengan daerah pengaliran yang terbatas. Rumus umum dari metode
Rasional sebagai berikut.
Q = 0,278 x C x I x A (2.15)
Keterangan :
Q : Debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
C : Angka pengaliran (tanpa dimensi)
A : Luas daerah pengaliran (Km2)
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
Jika persamaan diatas digunakan untuk menghitung debit rencana dengan periode
ulang tertentu, maka persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
QT = 0,278 x C x IT x A (2.16)
Keterangan :
QT : Debit puncak limpasan permukaan dengan periode ulang T tahun (m3/det)
C : Angka pengaliran (tanpa dimensi)
A : Luas daerah pengaliran (Km2)
BAB III
METODOLOGI
Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu wilayah Provinsi Lampung yang
memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Dalam merencanakan suatu bangunan air di
wilayah tersebut diperlukan perencanaan yang tepat, diketahui data-data yang tersedia
antara lain:
a. Data curah hujan 5 stasiun hujan dari Tahun 1986-2005 dengan Pos Hujan (PH)
yang digunakan, yaitu PH-010 Penengahan, PH-019 Way Ketibung, PH-031 Way
Pisang, PH-032 Bui Sari, PH-033 Negara Ratu.
b. Data DAS C
c. Daerah Sub-Urban
1. Hitung:
a. Peta Poligon Aljabar + Thiessen
b. Distribusi Curah Hujan
2. Hitung Analisis Frekuensi dan tentukan R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100.
3. Hitung intensitas curah hujan dengan menggunakan data curah hujan dengan
metode Mononobe, Ishiguro dan Shearman.
d. Tentukan Q2, Q5, Q10, Q20, Q25, Q50 dan Q100 menggunakan metode rasional
untuk 3 metode tersebut di atas.
e. Buat kurva IDF dari 3 metode tersebut.
NB : pada data curah hujan ditambahkan 2 digit NIM terakhir (misal data
hujan 80 mm nim mahasiswa 90 maka data hujan menjadi 80,90), namun pada
data hujan yang bernilai nol tetap.
Langkah-langkah pengerjaan tugas besar rekayasa hidrologi ini antara lain sebagai
berikut.
1. Menghitung data curah hujan yang akan digunakan, yaitu data curah hujan tahun
1986-2005 di 5 pos hujan, yaitu PH-010 Penengahan, PH-019 Way Ketibung, PH-
031 Way Pisang, PH-032 Bumi Sari, dan PH-033 Negara Ratu.
2. Mencari data curah hujan maksimum pada setiap tahunnya.
3. Menggambar kontur DAS dengan metode Thiessen.
4. Menghitung nilai distribusi curah hujan menggunakan curah hujan maksimum
pertahun.
5. Menganalisis frekuensi dengan metode distribusi normal, log normal, gumbel, dan
log pearson III.
6. Menentukan curah hujan rencana pada kala hujan R2, R5, R10, R20, R25, R50 dan
R100.
7. Melakukan uji keselarasan yaitu menggunakan Chi square dan uji Smirnov-
Kolmogrov menggunakan data yang memenuhi syarat.
8. Menentukan nilai intensitas curah hujan dengan metode Mononobe, Shearman,
dan Ishiguro.
9. Menghitung nilai debit rencana dan memaparkan kurva IDF berdasarkan data yang
diperoleh.
Distribusi
Normal Gumbel
Memenuhi
Log Normal Log Person III
Pengujian
Memenuhi
Intensitas
Debit Rencana
BAB IV
ANALISIS DAN PERHITUNGAN
Pada sub-bab ini terdapat pembahasan yang mencangkup luasan pada peta poligon
thiessen, analisis perhitungan metode aljabar dan perhitungan metode thiessen.
Analisis perhitungan dengan menggunakan metode aljabar dan thiessen sebagai
berikut.
= 36,36 mm
= 36,54 mm
= 12,26 mm
= 30,86 mm
= 25,76 mm
Rmax = 36,54 mm
b. Distribusi Curah Hujan Tahun 1987
= 22,88 mm
= 42,36 mm
= 19,56 mm
= 19,56 mm
19 November = (0 + 0 + 0 + 0 + 87,9)
= 17,58 mm
Rmax = 42,36 mm
c. Distribusi Curah Hujan Tahun 1988
= 21,22 mm
= 17,16 mm
= 29,22 mm
= 20,26 mm
= 31,88 mm
Rmax = 31,88 mm
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
30 DESEMBER 37,9 7,9 15,9 0 21,9 83,6 16,72
14 MARET 0 69,9 35,9 0 7,6 113,4 22,68
1993 7 FEBRUARI 0 0 90,9 28,9 56,2 176 35,2 35,2
29 JUNI 0 3,9 0 52,9 0 56,8 11,36
30 JUNI 0 6,9 0 0 117,5 124,4 24,88
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
24 JANUARI 74,9 0 25,9 5,6 0 106,4 21,28
19 MARET 20,9 72,9 14,4 0 0 108,2 21,64
1994 22 MARET 3,9 0 70,9 0 0 74,8 14,96 29,04
8 MEI 0 16,9 0 40,9 0 57,8 11,56
1 MARET 29,9 0 10,4 23,5 81,4 145,2 29,04
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
6 MARET 120,9 0 0 20,9 53,1 194,9 38,98
5 MARET 0 76,9 0 0 0 76,9 15,38
1995 9 OKTOBER 50,9 0 24,9 0 17,3 93,1 18,62 38,98
5 JANUARI 30,9 6,9 0 67,8 12,2 117,8 23,56
1 FEBRUARI 0 0 0 4,9 137,3 142,2 28,44
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
19-Nov 70,9 0 0 0 0 70,9 14,18
17 MEI 0 71,9 0 0 0 71,9 14,38
1996 21-Apr 0 13,9 58,9 8,9 0 81,7 16,34 23,76
13 MARET 0 0 6,5 55,9 40,2 102,6 20,52
19 MARET 9,9 0 0 21,9 87 118,8 23,76
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
8 MARET 30,9 11,9 0 22,9 26 91,7 18,34
6 MEI 0 68,9 0 0 0 68,9 13,78
1997 5 JUNI 0 0 64,9 0 0 64,9 12,98 18,34
26 FEBRUARI 0 6,9 9,9 35,9 2,9 55,6 11,12
6 OKTOBER 0 0 0 0 59,9 59,9 11,98
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
30 MEI 30,9 7,9 0 0 43,9 82,7 16,54
30 JANUARI 20,9 78,9 0 0 11,9 111,7 22,34
1998 28 FEBRUARI 22,9 0 87,9 37,9 71,9 220,6 44,12 44,12
08-Nov 0 35,9 0 51,9 0 87,8 17,56
29-Nov 0 0 0 0 80,9 80,9 16,18
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
6 FEBRUARI 70,9 0 12,9 0 15,9 99,7 19,94
26 DESEMBER 0 81,9 0 0 0 81,9 16,38
1999 24 DESEMBER 0 14,9 140,9 7 42,9 205,7 41,14 43,1
10 AGUSTUS 10,4 0 10,4 99,9 0 120,7 24,14
17 FEBRUARI 3,9 15,9 42,9 50,9 101,9 215,5 43,1
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
25 JANUARI 225,9 0 0 7,9 5,9 239,7 47,94
9 JANUARI 0 50,9 19,9 0 8,9 79,7 15,94
2000 2 JUNI 2,4 2,4 80,9 0 2,4 88,1 17,62 47,94
18 MARET 0 0 0 29,9 0 29,9 5,98
3 FEBRUARI 0 45,9 38,9 10,9 75,9 171,6 34,32
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
11 JANUARI 220,9 0 0 0 0 220,9 44,18
11-Apr 0 81,9 0 0 0 81,9 16,38
2001 10 JULI 0 0 80,9 0 0 80,9 16,18 44,18
22 OKTOBER 0 0 12,9 47,9 39,9 100,7 20,14
8 JUNI 0 53,9 0 0 70,9 124,8 24,96
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
20 MARET 73,9 100,9 0 81,9 130,9 387,6 77,52
20 MARET 73,9 100,9 0 81,9 130,9 387,6 77,52
2002 9 JULI 0 0 95,9 0 0 95,9 19,18 77,52
14 MARET 14,9 0 0 95,9 37,9 148,7 29,74
20 MARET 73,9 100,9 0 81,9 130,9 387,6 77,52
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
27-Apr 140,9 20,9 0 0 23,9 185,7 37,14
14 FEBRUARI 0 90,9 0 7 10,9 108,8 21,76
2003 21 JANUARI 0 0 35,9 4 18,9 58,8 11,76 37,14
16 OKTOBER 0 0 0 81,4 0 81,4 16,28
2 FEBRUARI 0 0 10,9 5 45,9 61,8 12,36
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
21 JANUARI 67,9 0 0 33,9 0 101,8 20,36
12-Sep 0 160,9 0 0 0 160,9 32,18
2004 22-Nov 20,9 33,9 82,9 0 0 137,7 27,54 61,46
19 FEBRUARI 18,9 15,7 20,9 233,9 17,9 307,3 61,46
06-Nov 0 5,9 29,9 0 37,9 73,7 14,74
STASIUN
TAHUN Tanggal R JUMLAH R RATA-RATA R MAX
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
7 JULI 86,9 192,9 0 0 0 279,8 55,96
15 OKTOBER 0 246,9 0 0 0 246,9 49,38
2005 15 MEI 36,9 129,3 88,9 0 17,9 273 54,6 55,96
16 JANUARI 0 0 0 98,9 0 98,9 19,78
17 MARET 3,9 0 0 78,9 67,9 150,7 30,14
Sumber: Data Hasil Perhitungan
jumlah kotak , ( )
Luas PH =
luas ( H- + H- + H- + H- + H- )
Luas DAS =
luas H
C =
luas
, ( )
Luas PH-010 =
= 0,0525 km2
, ( )
Luas PH-019 =
= 0,0875 km2
4 , ( )
Luas PH-031 =
= 0,1175 km2
, ( )
Luas PH-032 =
= 0,0625 km2
, ( )
Luas PH-033 =
= 0,175 km2
, ( )
Luas PH total =
= 0,495 km2
, + , + , + , + ,4
Luas DAS =
= 0,495 km2
Perhitungan koefisien:
,
CPH-010 =
,4
= 0,106
,
CPH-019 =
,4
= 0,176
,
CPH-031 =
,4
= 0,237
,
CPH-032 =
,4
= 0,126
,
CPH-033 =
,4
= 0,353
∑C = 0,106 + 0,176 + 0,237 + 0,126 + 0,353
=1
Dari perhitungan metode aljabar dan metode thiessen maka kita dapat menganalisis
curah hujan harian maksimum tahunan seperti di bawah ini:
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 5 DESEMBER 109,9 11,6561 4,5 0,79545 0 0 0 0 0 0 12,4515151
2 17 DESEMBER 108,9 11,55 39,9 7,05303 31,5 7,47727 31,5 3,97727 0 0 30,0575757
3 1987 19 JULI 0 0 0 0 48,9 11,6076 48,9 6,17424 0 0 17,7818182 31,07575762
4 19JULI 0 0 0 0 48,9 11,6076 48,9 6,17424 0 0 17,7818182
5 19-Nov 0 0 0 0 0 0 0 0 87,9 31,0758 31,0757576
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 16 DESEMBER 103,9 11,0197 2,2 0,38889 0 0 0 0 0 0 11,4085859
2 10 JANUARI 0 0 62,9 11,1187 0 0 22,9 2,89141 0 0 14,010101
3 1988 28 JANUARI 0 0 16,9 2,98737 63,4 15,0495 60,9 7,68939 4,9 1,73232 27,4585858 54,50252532
4 10-Apr 0 0 0 0 5,4 1,28182 95,9 12,1086 0 0 13,390404
5 30 JUNI 0 0 1,6 0,28283 0 0 6,9 0,87121 150,9 53,3485 54,5025253
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 13 JANUARI 119,9 12,7167 28,9 5,10859 0 0 0 0 15,9 5,62121 23,4464647
2 6 JANUARI 0 0 88,9 15,7146 38,4 9,11515 0 0 20,9 7,38889 32,2186869
3 1989 29-Nov 0 0 15,9 2,81061 84,9 20,153 0 0 44,9 15,8737 38,8373737 45,19949501
4 8 JANUARI 0 0 30,9 5,46212 8,4 1,99394 50,9 6,42677 12,9 4,56061 18,4434343
5 24 MEI 0 0 53,9 9,52778 0 0 0 0 100,9 35,6717 45,199495
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 1 FEBRUARI 135,9 14,4136 12,9 2,2803 45,9 10,8955 13,9 1,75505 18,9 6,68182 36,0262626
2 6 JULI 10,9 1,15606 90,9 16,0682 30,9 7,33485 0 0 0 0 24,5590909
3 1990 3 AGUSTUS 4,9 0,5197 0 0 113,9 27,0369 4,9 0,61869 0 0 28,1752525 40,97474753
4 21-Sep 0 0 0 0 0 0 59,9 7,56313 0 0 7,5631313
5 16-Nov 0 0 0 0 0 0 0 0 115,9 40,9747 40,9747475
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 28 FEBRUARI 143,7 15,2409 0 0 0 0 0 0 0 0 15,2409091
2 30 JANUARI 0 0 85,9 15,1843 0 0 0 0 0 0 15,1843435
3 1991 15 JANUARI 10,7 1,13485 0 0 54,4 12,9131 1,9 0,2399 0 0 14,2878788 41,95101013
4 19-Apr 55,5 5,88636 0 0 0 0 95,9 12,1086 0 0 17,9949495
5 23 JUNI 0 0 0 0 33,9 8,04697 0 0 95,9 33,904 41,9510101
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 4 FEBRUARI 100,9 10,7015 0 0 0 0 0 0 0 0 10,7015151
2 31 AGUSTUS 0 0 63,9 11,2955 0 0 0 0 0 0 11,2954546
3 1992 7 MARET 0 0 0 0 75,9 18,0167 38,9 4,91162 0 0 22,9282828 45,34545459
4 24-Apr 0 0 0 0 0 0 68,9 8,69949 0 0 8,69949493
5 9 DESEMBER 11,1 1,17727 0 0 20,9 4,96111 0 0 110,9 39,2071 45,3454546
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 30 DESEMBER 37,9 4,0197 7,9 1,39646 15,9 3,77424 0 0 21,9 7,74242 16,9328283
2 14 MARET 0 0 69,9 12,3561 35,9 8,52172 0 0 7,6 2,68687 23,5646465
3 1993 7 FEBRUARI 0 0 0 0 90,9 21,5773 28,9 3,64899 56,2 19,8687 45,0949495 45,09494948
4 29 JUNI 0 0 3,9 0,68939 0 0 52,9 6,67929 0 0 7,36868686
5 30 JUNI 0 0 6,9 1,2197 0 0 0 0 117,5 41,5404 42,7601011
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 24 JANUARI 74,9 7,94394 0 0 25,9 6,14798 5,6 0,70707 0 0 14,7989899
2 19 MARET 20,9 2,21667 72,9 12,8864 14,4 3,41818 0 0 0 0 18,5212121
3 1994 22 MARET 3,9 0,41364 0 0 70,9 16,8298 0 0 0 0 17,2434343 37,38484851
4 8 MEI 0 0 16,9 2,98737 0 0 40,9 5,16414 0 0 8,15151514
5 1 MARET 29,9 3,17121 0 0 10,4 2,46869 23,5 2,96717 81,4 28,7778 37,3848485
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 6 MARET 120,9 12,8227 0 0 0 0 20,9 2,63889 53,1 18,7727 34,2343434
2 5 MARET 0 0 76,9 13,5934 0 0 0 0 0 0 13,5934344
3 1995 9 OKTOBER 50,9 5,39848 0 0 24,9 5,91061 0 0 17,3 6,11616 17,4252525 49,15909097
4 5 JANUARI 30,9 3,27727 6,9 1,2197 0 0 67,8 8,56061 12,2 4,31313 17,3707071
5 1 FEBRUARI 0 0 0 0 0 0 4,9 0,61869 137,3 48,5404 49,159091
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 19-Nov 70,9 7,5197 0 0 0 0 0 0 0 0 7,51969697
2 17 MEI 0 0 71,9 12,7096 0 0 0 0 0 0 12,709596
3 1996 21-Apr 0 0 13,9 2,45707 58,9 13,9813 8,9 1,12374 0 0 17,5621212 34,57272731
4 13 MARET 0 0 0 0 6,5 1,54293 55,9 7,05808 40,2 14,2121 22,8131313
5 19 MARET 9,9 1,05 0 0 0 0 21,9 2,76515 87 30,7576 34,5727273
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 8 MARET 30,9 3,27727 11,9 2,10354 0 0 22,9 2,89141 26 9,19192 17,4641414
2 6 MEI 0 0 68,9 12,1793 0 0 0 0 0 0 12,1792929
3 1997 5 JUNI 0 0 0 0 64,9 15,4056 0 0 0 0 15,4055555 21,1767677
4 26 FEBRUARI 0 0 6,9 1,2197 9,9 2,35 35,9 4,53283 2,9 1,02525 9,12777777
5 6 OKTOBER 0 0 0 0 0 0 0 0 59,9 21,1768 21,1767677
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 30 MEI 30,9 3,27727 7,9 1,39646 0 0 0 0 43,9 15,5202 20,1939394
2 30 JANUARI 20,9 2,21667 78,9 13,947 0 0 0 0 11,9 4,20707 20,3707071
3 1998 28 FEBRUARI 22,9 2,42879 0 0 87,9 20,8652 37,9 4,78535 71,9 25,4192 53,4984848 53,49848484
4 08-Nov 0 0 35,9 6,34596 0 0 51,9 6,55303 0 0 12,8989899
5 29-Nov 0 0 0 0 0 0 0 0 80,9 28,601 28,6010101
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 6 FEBRUARI 70,9 7,5197 0 0 12,9 3,06212 0 0 15,9 5,62121 16,2030303
2 26 DESEMBER 0 0 81,9 14,4773 0 0 0 0 0 0 14,4772727
3 1999 24 DESEMBER 0 0 14,9 2,63384 140,9 33,446 7 0,88384 42,9 15,1667 52,130303 55,85959598
4 10 AGUSTUS 10,4 1,10303 0 0 10,4 2,46869 99,9 12,6136 0 0 16,1853535
5 17 FEBRUARI 3,9 0,41364 15,9 2,81061 42,9 10,1833 50,9 6,42677 101,9 36,0253 55,859596
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 25 JANUARI 225,9 23,9591 0 0 0 0 7,9 0,99747 5,9 2,08586 27,0424242
2 9 JANUARI 0 0 50,9 8,99747 19,9 4,72374 0 0 8,9 3,14646 16,8676768
3 2000 2 JUNI 2,4 0,25455 2,4 0,42424 80,9 19,2035 0 0 2,4 0,84848 20,7308081 45,55707074
4 18 MARET 0 0 0 0 0 0 29,9 3,77525 0 0 3,77525252
5 3 FEBRUARI 0 0 45,9 8,11364 38,9 9,23384 10,9 1,37626 75,9 26,8333 45,5570707
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 11 JANUARI 220,9 23,4288 0 0 0 0 0 0 0 0 23,4287879
2 11-Apr 0 0 81,9 14,4773 0 0 0 0 0 0 14,4772727
3 2001 10 JULI 0 0 0 0 80,9 19,2035 0 0 0 0 19,2035353 34,59343439
4 22 OKTOBER 0 0 0 0 12,9 3,06212 47,9 6,04798 39,9 14,1061 23,2161616
5 8 JUNI 0 0 53,9 9,52778 0 0 0 0 70,9 25,0657 34,5934344
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 20 MARET 73,9 7,83788 100,9 17,8359 0 0 81,9 10,3409 130,9 46,2778 82,2924243
2 20 MARET 73,9 7,83788 100,9 17,8359 0 0 81,9 10,3409 130,9 46,2778 82,2924243
3 2002 9 JULI 0 0 0 0 95,9 22,7641 0 0 0 0 22,7641414 82,2924243
4 14 MARET 14,9 1,5803 0 0 0 0 95,9 12,1086 37,9 13,399 27,0878788
5 20 MARET 73,9 7,83788 100,9 17,8359 0 0 81,9 10,3409 130,9 46,2778 82,2924243
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 27-Apr 140,9 14,9439 20,9 3,69444 0 0 0 0 23,9 8,44949 27,0878788
2 14 FEBRUARI 0 0 90,9 16,0682 0 0 7 0,88384 10,9 3,85354 20,8055556
3 2003 21 JANUARI 0 0 0 0 35,9 8,52172 4 0,50505 18,9 6,68182 15,7085859 27,0878788
4 16 OKTOBER 0 0 0 0 0 0 81,4 10,2778 0 0 10,2777778
5 2 FEBRUARI 0 0 0 0 10,9 2,58737 5 0,63131 45,9 16,2273 19,4459596
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 21 JANUARI 67,9 7,20152 0 0 0 0 33,9 4,2803 0 0 11,4818182
2 12-Sep 0 0 160,9 28,4419 0 0 0 0 0 0 28,4419192
3 2004 22-Nov 20,9 2,21667 33,9 5,99242 82,9 19,6783 0 0 0 0 27,8873737 45,60202014
4 19 FEBRUARI 18,9 2,00455 15,7 2,77525 20,9 4,96111 233,9 29,5328 17,9 6,32828 45,6020201
5 06-Nov 0 0 5,9 1,04293 29,9 7,09747 0 0 37,9 13,399 21,5393939
STASIUN
PH-010 PH-019 PH-031 PH-032 PH-033
NO TAHUN TANGGAL R rerata R max
0,106060606 0,176767677 0,237373737 0,126262626 0,353535354
Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C Ri Ri × C
1 7 JULI 86,9 9,21667 192,9 34,0985 0 0 0 0 0 0 43,3151516
2 15 OKTOBER 0 0 246,9 43,6439 0 0 0 0 0 0 43,6439395
3 2005 15 MEI 36,9 3,91364 129,3 22,8561 88,9 21,1025 0 0 17,9 6,32828 54,2005051 54,20050505
4 16 JANUARI 0 0 0 0 0 0 98,9 12,4874 0 0 12,4873737
5 17 MARET 3,9 0,41364 0 0 0 0 78,9 9,96212 67,9 24,0051 34,3808081
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Setelah mendapatkan nilai curah hujan maksimum tahunan dari metode aljabar dan
thiessen, maka langkah selanjutnya mencari analisis distribusi frekuensi hujan. Pada
analisis distribusi frekuensi hujan ini terdapat beberapa metode, yaitu metode
distribusi normal, logaritma normal, gumbel dan log pearson III. nilai distribusi
normal sama dengan nilai distibusi gumbel sedangkan nilai logaritma nomal sama
dengan nilai log pearson III.
Rumus :
∑ i
Xr =
n
( i- r)
=√
n-
Keterangan :
Xr = Tinggi hujan harian maksimum rata-rata selama n tahun
Xi = Tinggi hujan harian maksimum selama n tahun
n = Jumlah tahun pencatatan hujan
Sx = Simpangan baku
Perhitungan :
∑ i
Xr =
n
,4 4
=
= 44,171
d. Simpangan baku ( )
( i- r)
=√
n-
, 4
=√
-
= 12,953 mm
Rumus :
∑ og i
Log Xr =
n
∑ n ( i- r)
S Log x =√ i
n-
Keterangan :
Xr = Tinggi hujan harian maksimum rata-rata selama n tahun
Xi = Tinggi hujan harian maksimum selama n tahun
n = Jumlah tahun pencatatan hujan
S Log x = Simpangan baku
Perhitungan :
∑ og i
Log Xr =
n
,
=
= 1,627
a. Perhitungan Tahun 1986
(Log Xi - Log Xr) = 1,583 – 1,627
= -0,0445 mm
(Log Xi - Log Xr)2 = (1,583 – 1,627)2
= 0,00198 mm2
(Log Xi - Log Xr)3 = (1,583 – 1,627)3
-
= -8,83× mm3
(Log Xi - Log Xr)4 = (1,583 – 1,627)4
-
= -3,937× mm4
b. Perhitungan Tahun 1987
(Log Xi - Log Xr) = 1,492 – 1,627
= -0,135 mm
2
(Log Xi - Log Xr) = (1,492 – 1,627)2
= 0,0183 mm2
(Log Xi - Log Xr)3 = (1,492 – 1,627)3
= -0,00248 mm3
(Log Xi - Log Xr)4 = (1,492 – 1,627)4
= 0,000335 mm4
c. Perhitungan Tahun 1988
(Log Xi - Log Xr) = 1,736 – 1,627
= 0,108 mm
(Log Xi - Log Xr)2 = (1,736 – 1,627)2
= 0,011 mm2
∑ ( log i- log r)
S log i =√
n-
,
=√
-
= 0,127 mm
∑ n ( i- r)
Sx =√ i
n-
n ∑ni ( i- r)
Cs =
(n- )(n- )( )
4
n ∑ni ( i - r)
Ck =
(n - ) (n - ) (n - ) ( )4
Cv =
r
Keterangan :
Xr = Tinggi hujan harian maksimum rata-rata selama n tahun
Xi = Tinggi hujan harian maksimum selama n tahun
n = Jumlah tahun pencatatan hujan
Sx = Simpangan baku
Ck = Koefisien kurtosis
Cv = Koefisien variasi
Cs = Koefisien kemencengan (skewness)
Perhitungan :
a. Simpangan baku ( )
( i- r)
=√
n-
, 4
=√
-
= 12,953 mm
b. Koefisien skewness (Cs )
n ∑ ( i- r)
Cs =
(n- )(n- )
( , )
=
( )( )( , )
= 1,031 mm
c. Koefisien kurtosis (Ck )
4
n ∑ ( i- r)
Ck = 4
(n- )(n- )(n- )
( 4 , )
= 4
( )( )( )( , )
= 6,292 mm
Cv =
r
,
=
44,
= 0,293 mm
Tabel 4.8. Perhitungan Parameter Statistik Metode Aljabar
Hasil Perhitungan
No. Data Nilai
1 Xr 40,241
2 Sx 13,578
3 Cs 1,071
4 Cv 0,337
5 Ck 5,175
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Tabel 4.9. Perhitungan Parameter Statistik Metode Thiessen
Hasil Perhitungan
No Data Nilai
1 Xr 44,1717172
2 Sx 12,95305269
3 Cs 1,031573736
4 Cv 0,293243132
5 Ck 6,292380694
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Rumus :
∑n ( og i - og r)
S Log x =√ i
n-
n ∑ni ( i- r)
Cs =
(n- )(n- )( )
4
n ∑ni ( i- r)
Ck =
(n - ) (n - ) (n - ) ( )4
Cv =
r
Keterangan :
Xr = Tinggi hujan harian maksimum rata-rata selama n tahun
Xi = Tinggi hujan harian maksimum selama n tahun
n = Jumlah tahun pencatatan hujan
Sx = Simpangan baku
Ck = Koefisien kurtosis
Cv = Koefisien variasi
Cs = Koefisien kemencengan (skewness)
Perhitungan :
a. Simpangan baku (Sx)
∑ ( log i- log r)
S log i =√
n-
,
=√
-
= 0,127 mm
n ∑ ( log i- log r)
Log Cs =
(n- )(n- )( log i)
(- , 4)
=
( )( )( , )
= -0,277 mm
( , )
= 4
( )( )( )( , )
= 4,654 mm
d. Koefisien varian (log Cv)
log i
Log Cv =
log r
,
=
,
= 0,078 mm
4.3.5. Perhitungan Metode Gumbel
Perhitungan metode gumbel sama persis seperti metode normal yang di mana
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Perhitungan metode Log pearson III sama persis seperti metode Log normal
yang di mana dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.12. Perhitungan Metode Log Pearson III Aljabar
Distribusi Logaritma Person III
No Tahun Xi Log Xi Log Xr Log Xi-Log Xr (Log Xi-Log Xr)^2 (Log Xi-Log Xr)^3 (Log Xi-Log Xr)^4
1 1986 36,54 1,562768543 -0,019560718 0,000382622 -7,48435E-06 1,46399E-07
2 1987 42,36 1,626955951 0,044626691 0,001991542 8,88759E-05 3,96624E-06
3 1988 31,88 1,503518313 -0,078810948 0,006211166 -0,000489508 3,85786E-05
4 1989 32,94 1,517723595 -0,064605666 0,004173892 -0,000269657 1,74214E-05
5 1990 45,5 1,658011397 0,075682136 0,005727786 0,000433491 3,28075E-05
6 1991 30,28 1,481155871 -0,10117339 0,010236055 -0,001035616 0,000104777
7 1992 28,58 1,456062224 -0,126267036 0,015943364 -0,002013121 0,000254191
8 1993 35,2 1,546542663 -0,035786597 0,001280681 -4,58312E-05 1,64014E-06
9 1994 29,04 1,462996612 -0,119332649 0,014240281 -0,00169933 0,000202786
10 1995 38,98 1,590841835 0,008512574 7,24639E-05 6,16854E-07 5,25102E-09
1,582329
11 1996 23,76 1,375846436 -0,206482824 0,042635157 -0,008803428 0,001817757
12 1997 18,34 1,263399331 -0,318929929 0,1017163 -0,032440372 0,010346206
13 1998 44,12 1,644635504 0,062306243 0,003882068 0,000241877 1,50705E-05
14 1999 43,1 1,63447727 0,05214801 0,002719415 0,000141812 7,39522E-06
15 2000 47,94 1,68069803 0,098368769 0,009676415 0,000951857 9,3633E-05
16 2001 44,18 1,645225712 0,062896451 0,003955964 0,000248816 1,56496E-05
17 2002 77,52 1,889413764 0,307084503 0,094300892 0,028958343 0,008892658
18 2003 37,14 1,569841899 -0,012487361 0,000155934 -1,94721E-06 2,43155E-08
19 2004 61,46 1,788592556 0,206263295 0,042544547 0,008775378 0,001810038
20 2005 55,96 1,747877706 0,165548445 0,027406288 0,004537068 0,000751105
Jumlah 804,82 31,64658521 1,582329 -8,21565E-15 0,38925283 -0,00242816 0,024405855
Rata-Rata (Xr) 40,241 1,582329261 0,079116 -4,10783E-16 0,019462641 -0,000121408 0,001220293
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Pada proses ini akan ditentukan sebaran yang sesuai untuk digunakan sebagai
data intensitas hujan.
a. Metode Aljabar
Tabel 4.14. Hasil Dispersi dan Dispersi Log Metode Aljabar
kesimpulan
Hasil Dispersi
No Data
Dispersi Statistik Dispersi Statistik Logaritma
1 Xr 40,241 1,582329261
2 Sx 13,578 0,143132774
3 Cs 1,071 -0,048424369
4 Cv 0,337 0,09045701
5 Ck 5,175 4,000577018
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Pada penentuan sebaran ini saya memakai metode gumbel untuk mencari nilai
Xt. Dalam perhitungan distribusi gumbel, diperlukan data-data berikut.
1. Menghitung Nilai Yt
Rumus:
r-
Yt = - ln [- ln ]
r
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
-
Yt = - ln [- ln ]
= 0,367
b. Kala ulang 5
-
Yt = - ln [- ln ]
= 1,500
c. Kala ulang 10
-
Yt = - ln [- ln ]
= 2.250
2. Menghitung nilai K
Rumus:
t- n
K =
n
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
, - ,
K =
,
= -0,148
b. Kala ulang 5
, - ,
K =
,
= 0,919
c. Kala ulang 10
, - ,
K =
,
= 1,625
3. Menghitung nilai Xt
Rumus:
Xt = Xr + (K × Sx)
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
Xt = 40,241 + (-0,148 × 13,577)
= 38,237
b. Kala ulang 5
Xt = 40,241 + (0,919 × 13,577)
= 52,719
c. Kala ulang 10
Xt = 40,241 + (1,625 × 13,577)
= 62,309
b. Metode Thiessen
X = H1 – × (H1 – H2)
Perhitungan
a. Kala ulang 2
(- , ) - (- , )
X (2) = 0,033 – × (0,05 – 0,033)
(- , ) - (- , )
= 0,0461 mm
b. Kala ulang 5
(- , ) - (- , )
X (5) = 0,85 – × (0,853 – 0,85)
(- , ) - (- , )
= 0,852 mm
c. Kala ulang 10
(- , ) - (- , )
X (10) = 1,258 – × (1,245 – 1,258)
(- , ) - (- , )
= 1,247 mm
2. Menghitung curah hujan rencana
Log Xt = log Xr + ((Gt) × (S log Xi))
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
Log Xt (2) = 1,627 + ((0,0461) × (0,127))
= 1,633 mm
b. Kala ulang 5
Log Xt (5) = 1,627 + ((0,852) × (0,127))
= 21,736 mm
c. Kala ulang 10
Log Xt (10) =1,627 + ((1,247) × (0,127))
= 1,786 mm
3. Konversi log Xt ke Xt
Xt = 10logXt
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
Xt (2) = 101,163
= 43,020 mm
b. Kala ulang 5
Xt (5) = 101,736
= 54,468 mm
c. Kala ulang 10
Xt (10) = 101,786
= 61,155 mm
Pada sub-bab ini nilai Xt yang telah didapatkan dari distribusi log pearson III
maupun gumbel akan diuji kecocokan distribusinya dengan menggunakan uji chi-
kuadrat dan uji smirnov-kolmogorov.
=4
4. Menghitung Interval Kelas dan Xawal Metode Log Pearson III
og i ma - og i min
∆ =
-
, - ,
=
4
= 0,144 mm ≈ mm
5. Menghitung X2
(EF- F)
X2 =
EF
Perhitungan:
(4 - )
X2(1) = =1
4
(4 - )
X2(2) = =1
4
(4 - )
X2(3) = = 6,25
4
(4 - )
X2(4) = =1
4
(4 - )
X2(5) = = 2,25
4
X² Cr analisis = 1 + 1 + 6,25 + 1 + 2,25
= 12
Perhitungan:
a. Pada Tahun 2002
Px =
( + )
= 0,0476 mm
b. Pada tahun 2004
Px =
( + )
= 0,0952 mm
c. Pada tahun 2005
Px =
( + )
= 0,1429 mm
2. Menghitung P (x < 1)
P (x < 1) =1–P
Perhitungan:
a. Pada Tahun 2002
P (x < 1) = 1 – 0,0476
= 0,9524 mm
b. Pada Tahun 2004
P (x < 1) = 1 – 0,0952
= 0,9048 mm
c. Pada Tahun 2005
P (x < 1) = 1 – 0,1429
= 0,8571 mm
3. Menghitung ꞌ (x)
m
ꞌ( ) =
(n – )
Perrhitungan:
a. Pada Tahun 2002
ꞌ( ) =
( – )
= 0,0526 mm
b. Pada Tahun 2004
ꞌ( ) =
( – )
= 0,1053 mm
c. Pada Tahun 2005
ꞌ( ) =
( – )
= 0,1579 mm
4. Menghitung ꞌ (x < 1)
ꞌ( < ) =1– ꞌ
Perhitungan:
a. Pada Tahun 2002
ꞌ( < ) = 1 – 0,05263
= 0,9474 mm
b. Pada Tahun 2004
ꞌ( < ) = 1 – 0,10526
= 0,8947 mm
c. Pada Tahun 2004
ꞌ( < ) = 1 – 0,15789
= 0,8421 mm
5. Menghitung ∆
∆ = P(x < 1) - ꞌ( < )
Perhitungan:
a. Pada Tahun 2002
∆ = 0,95238 – 0,9474
= 0,005 mm
b. Pada Tahun 2004
∆ = 0,90476 – 0,89473
= 0,010 mm
c. Pada Tahun 2005
∆ = 0,85714 – 0,84210
= 0,015 mm
Tabel 4.23. Hasil X2 Cr Analisis
Tahun Xi max M P(X) P(X<) P'(X) P'(X<) Δ
2002 82,29 1 0,0476 0,9524 0,0526 0,9474 0,0050
1999 55,86 2 0,0952 0,9048 0,1053 0,8947 0,0100
1988 54,50 3 0,1429 0,8571 0,1579 0,8421 0,0150
2005 54,20 4 0,1905 0,8095 0,2105 0,7895 0,0201
1998 53,50 5 0,2381 0,7619 0,2632 0,7368 0,0251
1995 49,16 6 0,2857 0,7143 0,3158 0,6842 0,0301
2004 45,60 7 0,3333 0,6667 0,3684 0,6316 0,0351
2000 45,56 8 0,3810 0,6190 0,4211 0,5789 0,0401
1992 45,35 9 0,4286 0,5714 0,4737 0,5263 0,0451
1989 45,20 10 0,4762 0,5238 0,5263 0,4737 0,0501
1993 45,09 11 0,5238 0,4762 0,5789 0,4211 0,0551
1991 41,95 12 0,5714 0,4286 0,6316 0,3684 0,0602
1990 40,97 13 0,6190 0,3810 0,6842 0,3158 0,0652
1986 38,31 14 0,6667 0,3333 0,7368 0,2632 0,0702
1994 37,38 15 0,7143 0,2857 0,7895 0,2105 0,0752
2001 34,59 16 0,7619 0,2381 0,8421 0,1579 0,0802
1996 34,57 17 0,8095 0,1905 0,8947 0,1053 0,0852
1987 31,08 18 0,8571 0,1429 0,9474 0,0526 0,0902
2003 27,09 19 0,9048 0,0952 1,0000 0,0000 0,0952
1997 21,18 20 0,9524 0,0476 1,0526 -0,0526 0,1003
Δma 0,1003
Δkritis 0,29
Sumber: Data Hasil Perhitungan
Analisis curah hujan dapat dilanjutkan setelah kita mendapatkan nilai parameter
disperse seperti di bawah ini.
Pada proses ini akan ditentukan sebaran yang sesuai untuk digunakan sebagai
data intensitas hujan.
a. Metode Aljabar
1. Menghitung Nilai Yt
Rumus:
-
Yt = - ln *- +
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
-
Yt = - ln *- ln +
= 0,367
b. Kala ulang 5
-
Yt = - ln *- ln +
= 1,500
c. Kala ulang 10
-
Yt = - ln *- ln +
= 2.250
2. Menghitung nilai K
Rumus:
t- n
K =
n
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
, - ,
K =
,
= -0,148
b. Kala ulang 5
, - ,
K =
,
= 0,919
c. Kala ulang 10
, - ,
K =
,
= 1,625
3. Menghitung nilai Xt
Rumus:
Xt = Xr + (K × Sx)
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
Xt = 40,241 + (-0,148 × 13,577)
= 38,237
b. Kala ulang 5
Xt = 40,241 + (0,919 × 13,577)
= 52,719
c. Kala ulang 10
Xt = 40,241 + (1,625 × 13,577)
= 62,309
b. Metode Thiessen
X = H1 – × (H1 – H2)
Perhitungan
a. Kala ulang 2
(- , ) - (- , )
X (2) = 0,033 – × (0,05 – 0,033)
(- , ) - (- , )
= 0,0461 mm
b. Kala ulang 5
(- , ) - (- , )
X (5) = 0,85 – × (0,853 – 0,85)
(- , ) - (- , )
= 0,852 mm
c. Kala ulang 10
(- , ) - (- , )
X (10) = 1,258 – × (1,245 – 1,258)
(- , ) - (- , )
= 1,247 mm
2. Menghitung curah hujan rencana
Log Xt = log Xr + ((Gt) × (S log Xi))
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
Log Xt (2) = 1,627 + ((0,0461) × (0,127))
= 1,633 mm
b. Kala ulang 5
Log Xt (5) = 1,627 + ((0,852) × (0,127))
= 21,736 mm
c. Kala ulang 10
Log Xt (10) =1,627 + ((1,247) × (0,127))
= 1,786 mm
3. Konversi log Xt ke Xt
Xt = 10logXt
Perhitungan:
a. Kala ulang 2
Xt (2) = 101,163
= 43,020 mm
b. Kala ulang 5
Xt (5) = 101,736
= 54,468 mm
c. Kala ulang 10
Xt (10) = 101,786
= 61,155 mm
Curah hujan berdasarkan distribusi yang digunakan yaitu distribusi log pearson
III dengan kala ulang R2= 43,020, R5= 54,468, R10= 61,155, R20= 67,478, R25=
68,819, R50= 74,066 dan R100= 78,952. Intensitas curah hujan yang digunakan
sebesar 90% dengan masing-masing persentase intensitas curah hujan tiap jam
adalah 20% untuk jam pertama, 30% untuk jam kedua, 35% untuk jam ketiga,
10% untuk jam keempat dan 5% untuk jam kelima.
Pada sub-bab ini menghitung intensitas hujan dengan Distribusi Log Pearson III
(Metode Thiessen) dengan menggunakan metode mononobe, ishiguro dan shearman
kemudian menganalisis kurva IDF yang di dapat dari 3 metode tersebut.
Pada sub-bab ini menghitung besarnya intensitas curah hujan dengan Distribusi
Log Pearson III dengan menggunakan Metode Mononobe.
R kala ulang 2 = 43,021 mm
R kala ulang 5 = 54,469 mm
R kala ulang 10 = 61,155 mm
R kala ulang 20 = 67,478 mm
R kala ulang 25 = 68,819 mm
R kala ulang 50 = 74,067 mm
R kala ulang 100 = 78,953 mm
Rumus Metode Mononobe:
4
I = ×
4
Perhitungan:
a. Pada kala ulang 2
4 ,
I(5) = ×
4 ,
= 78,174 mm/jam
4 ,
I(10) = ×
4 ,
= 49,246 mm/jam
4 ,
I(20) = ×
4 ,
= 31,023 mm/jam
4,4
I(5) = ×
4 ,
= 98,977 mm/jam
4,4
I(10) = ×
4 ,
= 62,351 mm/jam
4,4
I(20) = ×
4 ,
= 39,279 mm/jam
c. Pada kala ulang 10
,
I(5) = ×
4 ,
= 111,127 mm/jam
,
I(10) = ×
4 ,
= 70,005 mm/jam
,
I(20) = ×
4 ,
= 44,101 mm/jam
Tabel 4.32. Intensitas Curah Hujan Mononobe Distribusi Log Pearson III
MONONOBE
Intensitas Curah Hujan dalam Kala Ulang
Durasi (Menit) 2 5 10 20 25 50 100
43,021 54,469 61,155 67,478 68,819 74,067 78,953
5 78,174 98,977 111,127 122,616 125,053 134,588 143,467
10 49,246 62,351 70,005 77,243 78,779 84,785 90,378
20 31,023 39,279 44,101 48,660 49,627 53,411 56,935
30 23,675 29,975 33,655 37,135 37,873 40,760 43,449
40 19,543 24,744 27,782 30,654 31,263 33,647 35,867
50 16,842 21,324 23,941 26,417 26,942 28,996 30,909
60 14,914 18,883 21,201 23,393 23,858 25,677 27,371
120 9,396 11,896 13,356 14,737 15,030 16,176 17,243
180 7,170 9,078 10,193 11,246 11,470 12,344 13,159
240 5,919 7,494 8,414 9,284 9,468 10,190 10,862
360 4,517 5,719 6,421 7,085 7,226 7,776 8,290
Jumlah 260,420 329,720 370,195 408,471 416,589 448,352 477,930
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Pada sub-bab ini menghitung besarnya intensitas curah hujan dengan Distribusi
Log Pearson III menggunakan Metode Ishiguro.
1. Mencari I2 pada kala ulang 2
I didapat dari hasil I ishiguro
I2(5) = 78,1742
= 6111,143 mm/jam
I2(10) = 49,2462
= 2425,208 mm/jam
2
I (20) = 31,0232
= 962,444 mm/jam
Tabel 4.33. I2
I2
Durasi (Menit) Durasi (Jam) 2 5 10 20 25 50 100
43,021 54,469 61,155 67,478 68,819 74,067 78,953
5 0,0833 6111,1435003 9796,3627396 12349,1059336 15034,7669296 15638,2782719 18113,8790891 20582,6730890
10 0,1667 2425,2089053 3887,6891296 4900,7459374 5966,5512100 6206,0548449 7188,4976803 8168,2392284
20 0,3333 962,4447919 1542,8304535 1944,8623141 2367,8274169 2462,8744974 2852,7571949 3241,5678860
30 0,5000 560,5153124 898,5243631 1132,6624828 1378,9918502 1434,3460320 1661,4086374 1887,8469202
40 0,6667 381,9464688 612,2726712 771,8191208 939,6729331 977,3923920 1132,1174431 1286,4170681
50 0,8333 283,6541543 454,7068790 573,1947221 697,8520630 725,8645780 840,7717891 955,3630558
60 1 222,4406491 356,5796298 449,4974042 547,2532784 569,2206000 659,3304547 749,1925468
120 2 88,2756301 141,5087199 178,3831631 217,1776075 225,8953448 261,6554643 297,3172592
180 3 51,4105773 82,4128355 103,8880310 126,4814102 131,5585069 152,3847348 173,1536997
240 4 35,0322070 56,1577727 70,7914052 86,1869906 89,6466270 103,8380398 117,9904325
360 6 20,4023011 32,7055554 41,2279924 50,1941809 52,2090281 60,4739221 68,7160912
Jumlah 11142,4744976 17861,7507492 22516,1785067 27412,9558703 28513,3407230 33027,1144497 37528,4772768
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Tabel 4.34. I × √t
I x akar t
Durasi (Menit) Durasi (Jam) 2 5 10 20 25 50 100
43,021 54,469 61,155 67,478 68,819 74,067 78,953
5 0,0833 22,5668331 28,5720766 32,0794663 35,3962886 36,0997210 38,8521547 41,4152479
10 0,1667 20,1047627 25,4548264 28,5795554 31,5345081 32,1611952 34,6133348 36,8967913
20 0,3333 17,9113073 22,6776722 25,4614893 28,0940529 28,6523675 30,8369756 32,8713040
30 0,5000 16,7408977 21,1958058 23,7977150 26,2582544 26,7800862 28,8219416 30,7233374
40 0,6667 15,9571607 20,2035091 22,6836082 25,0289557 25,5263575 27,4726220 29,2850026
50 0,8333 15,3746044 19,4659292 21,8554860 24,1152107 24,5944536 26,4696649 28,2158799
60 1 14,9144443 18,8833162 21,2013538 23,3934452 23,8583445 25,6774308 27,3713819
120 2 13,2872593 16,8231222 18,8882589 20,8411903 21,2553685 22,8759902 24,3851290
180 3 12,4190069 15,7238197 17,6540107 19,4793283 19,8664421 21,3811647 22,7916893
240 4 11,8376023 14,9876980 16,8275257 18,5673898 18,9363805 20,3801904 21,7246802
360 6 11,0640773 14,0083308 15,7279355 17,3541086 17,6989878 19,0484522 20,3050867
Jumlah 172,1779562 217,9961062 244,7564050 270,0627325 275,4297043 296,4299220 315,9855302
Sumber : Data Hasil Perhitung
Tabel 4.34. I2 × √t
I2 x Akar t
Durasi (Menit) Durasi (Jam) 2 5 10 20 25 50 100
43,021 54,469 61,155 67,478 68,819 74,067 78,953
5 0,0833 1764,1351725 2827,9663324 3564,8798175 4340,1633670 4514,3820850 5229,0264841 5941,7059243
10 0,1667 990,0873896 1587,1424410 2000,7211510 2435,8343315 2533,6112810 2934,6918890 3334,6697011
20 0,3333 555,6677597 890,7535776 1122,8667806 1367,0657965 1421,9412540 1647,0401344 1871,5200916
30 0,5000 396,3441783 635,3526702 800,9133224 975,0944884 1014,2358058 1174,7933138 1334,9093591
40 0,6667 311,8579858 499,9185426 630,1876733 767,2397371 798,0375463 924,3700215 1050,3551377
50 0,8333 258,9396314 415,0886912 523,2527985 637,0488611 662,6206718 767,5161244 872,1231604
60 1 222,4406491 356,5796298 449,4974042 547,2532784 569,2206000 659,3304547 749,1925468
120 2 124,8405933 FALSE 252,2718885 307,1355179 319,4642603 370,0367063 420,4701003
180 3 89,0457320 142,7432183 179,9393480 219,0722286 227,8660181 263,9381029 299,9110053
240 4 70,0644140 112,3155454 141,5828104 172,3739813 179,2932540 207,6760797 235,9808650
360 6 49,9752273 80,1119226 100,9875446 122,9501312 127,8854787 148,1302518 168,3193607
Jumlah 4833,3987332 7547,9725710 9767,1005388 11891,2317191 12368,5582550 14326,5495626 16279,1572523
Sumber : Data Hasil Perhitung
4. Menghitung a dan b
Pada kala ulang 2
( , )( 4 ,4 4) - (4 , )( ,4 )
a =
( 4 ,4 4) - ( ,4 ,4 )
= 12,050
(
,4 ) ( , ) - ( , )
b =
( 4 ,4 4) - ( ,4 ,4 )
= -0,152
Tabel 4.36. Nilai Ketetapan Metode Ishiguro (Distribusi Log Pearson III)
Kala Ulang
Keterangan
2 5 10 20 25 50 100
Jumlah I 260,4199625 329,7201282 370,1952050 408,4711435 416,5887135 448,3516408 477,9295895
Jumlah I2 11142,4744976 17861,7507492 22516,1785067 27412,9558703 28513,3407230 33027,1144497 37528,4772768
Jumlah I x akar t 172,1779562 217,9961062 244,7564050 270,0627325 275,4297043 296,4299220 315,9855302
Jumlah I2 x akar t 4833,3987332 7748,0961219 9767,1005388 11891,2317191 12368,5582550 14326,5495626 16279,1572523
a 12,05097875 15,25785589 17,13084706 18,90207273 19,27771468 20,74754962 22,11627431
Nilai Tetapan
b -0,152128084 -0,152128084 -0,152128084 -0,152128084 -0,152128084 -0,152128084 -0,152128084
Sumber : Data Hasil Perhitungan
,
I(20) =
( , ) + (- , )
= 28,340 mm/jam
Tabel 4.37. Intensitas Curah Hujan Ishiguro (Distribusi Log Pearson III)
INTENSITAS CURAH HUJAN (mm/jam)
t (menit) t (jam) 2 5 10 20 25 50 100
5 0,083333333 88,2551378 111,7406479 125,4574669 138,4290079 141,1800154 151,9443266 161,9681585
10 0,166666667 47,05204219 59,57302671 66,88596463 73,80156763 75,26823033 81,00707837 86,35114984
20 0,333333333 28,34042808 35,88207866 40,28681396 44,45222613 45,33562772 48,7922558 52,0111017
30 0,5 21,7143087 27,49268751 30,86757591 34,05909601 34,73595434 37,38440725 39,85067252
40 0,666666667 18,13899788 22,96595333 25,7851586 28,45118758 29,01659963 31,22897868 33,28916771
50 0,833333333 15,84106749 20,05652237 22,51857796 24,84686231 25,3406454 27,27275026 29,07194521
60 1 14,21320665 17,99547267 20,20452233 22,29354738 22,7365883 24,47014606 26,08445202
120 2 9,54846479 12,08939977 13,57344439 14,9768562 15,27449211 16,43910019 17,52359463
180 3 7,6275748 9,657343149 10,84283858 11,96392231 12,20168201 13,1320028 13,99832662
240 4 6,521544403 8,256987813 9,270581426 10,22910331 10,43238685 11,22780721 11,96851044
360 6 5,245573202 6,641468848 7,456748046 8,22773056 8,391240711 9,031033293 9,626814406
Total 262,498346 332,3515888 373,1496928 411,7311074 419,9134628 451,9298865 481,7438936
Rata-rata 23,863486 30,2137808 33,92269934 37,43010067 38,17395116 41,08453514 43,79489942
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Pada sub-bab ini menghitung besarnya intensitas curah hujan dengan Distribusi
Log Pearson III menggunakan Metode Shearman.
1. Mencari Log I pada kala ulang 2
I didapat dari hasil I Shearman
Log I(5) = Log (78,174)
= 1,893 mm/jam
Log I(10) = Log (49,246)
= 1,692 mm/jam
Log I(20) = Log (31,023)
= 1,492 mm/jam
Tabel 4.41. Nilai Ketetapan Metode Shearman (Distribusi Log Pearson III)
Kala Ulang
Keterangan
2 5 10 20 25 50 100
Jumlah Log I 13,398 14,525 15,078 15,548 15,642 15,993 16,299
Jumlah Log t -0,732
Jumlah (Log t)^2 3,412
Jumlah Log I x Log t -3,134 -3,209 -3,246 -3,277 -3,284 -3,307 -3,327
Log a 1,174 1,276 1,326 1,369 1,378 1,410 1,437
Nilai Tetapan a 14,914 18,883 21,201 23,393 23,858 25,677 27,371
n 0,667 0,667 0,667 0,667 0,667 0,667 0,667
Sumber : Data Hasil Perhitungan
= 78,174 mm/jam
4, 4
I(10) = ,
( , )
= 49,246 mm/jam
4, 4
I(20) =
( , ) ,
= 31,023 mm/jam
Tabel 4.42. Intensitas Curah Hujan Shearman (Distribusi Log Pearson III)
Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
Durasi (Menit) Durasi (Jam) 2 5 10 20 25 50 100
43,021 54,469 61,155 67,478 68,819 74,067 78,953
5 0,08 78,174 98,977 111,127 122,616 125,053 134,588 143,467
10 0,17 49,246 62,351 70,005 77,243 78,779 84,785 90,378
20 0,33 31,023 39,279 44,101 48,660 49,627 53,411 56,935
30 0,50 23,675 29,975 33,655 37,135 37,873 40,760 43,449
40 0,67 19,543 24,744 27,782 30,654 31,263 33,647 35,867
50 0,83 16,842 21,324 23,941 26,417 26,942 28,996 30,909
60 1,00 14,914 18,883 21,201 23,393 23,858 25,677 27,371
120 2,00 9,396 11,896 13,356 14,737 15,030 16,176 17,243
180 3,00 7,170 9,078 10,193 11,246 11,470 12,344 13,159
240 4,00 5,919 7,494 8,414 9,284 9,468 10,190 10,862
360 6,00 4,517 5,719 6,421 7,085 7,226 7,776 8,290
Jumlah 260,420 329,720 370,195 408,471 416,589 448,352 477,930
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Analisis debit merupakan nilai perencanaan debit pada satu waktu di suatu bangunan
air. Untuk menghitung debit rencana nilai Intensitas sebesar 90% pada menit ke 60
dengan rumus:
Q = 0,278 × C × I × A
Keterangan:
Q = Debit Rencana (m3/s)
C = Koefisien
I = Intensitas sebesar 90% (mm/jam)
A = Luas DAS (Km2)
Pada sub bab ini menghitung debit rencana menggunakan metode mononobe
dengan nilai koefisien ekivalen yaitu 0,278 dan nilai C pada pemukiman daerah
tidak padat yaitu 0,4.
Tabel 4.43. Debit Rencana Mononobe Distribusi Log Pearson III (Thiessen)
MONONOBE
Kala Ulang Konstanta Ekivalen C I (mm/jam) I 90% A (km^2) Q (m^3/s)
2 14,914 13,423 0,821
5 18,883 16,995 1,039
10 21,201 19,081 1,167
20 0,278 0,4 23,393 21,054 0,495 1,288
25 23,858 21,473 1,313
50 25,677 23,110 1,413
100 27,371 24,634 1,507
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Pada sub bab ini menghitung debit rencana menggunakan metode ishiguro
dengan nilai koefisien ekivalen yaitu 0,278 dan nilai C pada pemukiman daerah
tidak padat yaitu 0,4.
a. Kala ulang 2 tahun
Q = 0,278 × 0,4 × 12,792 × 0,495
= 0,704 m3/s
b. Kala ulang 5 tahun
Q = 0,278 × 0,4 × 16,196 × 0,495
= 0,891 m3/s
Tabel 4.44. Debit Rencana Ishiguro Distribusi Log Pearson III (Thiessen)
ISHIGURO
Kala Ulang Konstanta Ekivalen C I (mm/jam) I 90% A (km^2) Q (m^3/s)
2 14,213 12,792 0,782
5 17,995 16,196 0,991
10 20,205 18,184 1,112
20 0,278 0,4 22,294 20,064 0,495 1,227
25 22,737 20,463 1,252
50 24,470 22,023 1,347
100 26,084 23,476 1,436
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Pada sub bab ini menghitung debit rencana menggunakan metode shearman
dengan nilai koefisien ekivalen yaitu 0,278 dan nilai C pada pemukiman daerah
tidak padat yaitu 0,4.
a. Kala ulang 2 tahun
= 0,7388 m3/s
= 0,935 m3/s
= 1,050 m3/s
Tabel 4.45. Debit Rencana Shearman Distribusi Log Pearson III (Thiessen)
SHEARMAN
Kala Ulang Konstanta Ekivalen C I (mm/jam) I 90% A (km^2) Q (m^3/s)
2 14,914 13,423 0,821
5 18,883 16,995 1,039
10 21,201 19,081 1,167
20 0,278 0,4 23,393 21,054 0,495 1,288
25 23,858 21,473 1,313
50 25,677 23,110 1,413
100 27,371 24,634 1,507
Sumber : Data Hasil Perhitungan
Berdasarkan diagram dan kurva perbandingan debit rencana dan kala ulang
bahwa nilai dengan metode mononobe lebih besar dibandingkan dengan nilai
dengan metode shearman dan ishiguro. Dari diagram dan kurva diatas bahwa
debit rencana berbanding lurus dengan kala ulang.
4.8. Analisis
Analisis hidrologi diperlukan untuk untuk memperoleh besarnya debit rencana. Debit
banjir rencana merupakan debit maksimum rencana di sungai atau saluran alamiah
dengan periode ulang tertentu yang dapat dialirkan tanpa membahayakan lingkungan
sekitar dan stabilitas sungai. Untuk mendapatkan debit rencana tersebut dapat dengan
cara melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di lokasi sungai ataupun
dengan menganalisis data curah hujan maksimum pada stasiun-stasiun pengukuran
hujan yang berada di Daerah Aliran Sungai tersebut. Dari data curah hujan dan peta
daerah aliran sungai (DAS) yang diketahui, dapat diperoleh nilai debit rencana.
Dalam mencari nilai debit rencana perlu meninjau kembali hubungan antara hujan
dan aliran sungai, besar intensitas hujan, luas daerah aliran sungai, lama waktu hujan
dan karakteristik daerah pengaliran tersebut. Untuk menghitung nilai debit rencana
ada 4 tahapan, yaitu mencari luas daerah aliran sungai dan curah hujan maksimal,
melakukan analisis frekuensi, mencari intensitas hujan dan menghitung debit rencana.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai intensitas hujan harian dan tahunan
berbeda. Hal ini terjadi karena nilai intensitas bergantung pada lamanya curah hujan
dan frekuensi kejadiannya. Intensitas hujan harian jangka pendek dapat dihitung
dengan menggunakan metode Mononobe. Perbedaan nilai intensitas hujan harian dan
tahunan tersebut disebabkan karena intensitas harian (jam) dipengaruhi oleh
evaporasi dan kondensasi setiap hari. Sedangkan, intensitas pertahun dipengaruhi
oleh iklim global yang setiap tahun berbeda akibat global warming. Global warming
menyebabkan pembentukan awan di setiap daerah akan berbeda-beda meskipun
jaraknya dekat. Sehingga, nilai debit rencana dan metode pengerjaannya pun akan
berbeda dalam suatu daerah.
Perhitungan debit rencana dibuat untuk mempermudah perhitungan suatu daerah agar
terhindar dari banjir atau bencana lainnya yang tidak diinginkan terjadi. Dalam
menghitung debit rencana harus dilakukan dengan baik karena nilai debit rencana
tersebut akan menjadi patokan seberapa luas bangunan pengendali banjir atau
bangunan potensi sumber daya air akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan air
suatu daerah. Jika perhitungan debit rencana tidak dilakukan dengan benar dampak
yang mungkin akan terjadi adalah pada musim penghujan air dapat meluap dan
menggenangi daerah-daerah karena neraca air tidak mampu menyalurkan air ke
drainase dengan benar. Debit rencana dibutuhkan pada neraca air, selain itu juga
bangunan yang membutuhkan debit rencana adalah groundsill. Contoh bangunan
sumber daya air yang dibangun adalah bendung dan bendungan, drainase, neraca air,
groundsill dan sebagainya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas besar ini sebagai berikut :
1. Berdasarkan data perhitungan dengan metode Thiessen, luas peta DAS C
sebesar 0,495 km2 atau 49,5 Ha.
2. Analisis frekuensi yang memenuhi adalah metode Gumbel (Aljabar) dan Log
Pearson III (Aljabar dan Thiessen).
3. Intensitas curah hujan yang didapat dari metode Mononobe, Ishiguro dan
Shearman semakin menurun dengan meningkatnya kala ulang dan waktu
pengamatan.
3. Intensitas curah hujan berbanding terbalik dengan waktu sehingga semakin
besar waktu maka intensitas curah hujan semakin kecil.
4. Debit rencana air semakin besar seiring bertambahnya kala ulang.
5. Perhitungan menggunakan metode Thiessen menunjukkan hasil intensitas yang
lebih besar daripada perhitungan menggunakan metode aljabar.
5.2. Saran
Adapun saran untuk pengerjaan tugas besar ini adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya mahasiswa memahami terlebih dahulu mengenai tugas besar ini agar
mengurangi kesalahan saat pengerjaan.
2. Lebih teliti lagi dalam melakukan perhitungan kotak agar mendapatkan luasan
peta yang akurat.
3. Saat pembuatan kontur peta diusahakan menggunakan interval yang sama.
4. Dalam melakukan perhitungan di Ms.Excel harus berhati-hati, karena
berpengaruh terhadap perhitungan selanjutnya.
5. Lebih memahami lagi analisis hidrologi.
DAFTAR PUSTAKA