DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
BAB I...................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
1.1 Tujuan Percobaan....................................................................................................2
1.2 Prinsip Percobaan.....................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
2.2 Dasar Teori...............................................................................................................3
2.3 Skema Percobaan.....................................................................................................4
2.3.1 Analisis Zat Padat Total.........................................................................................4
2.3.2 Analisis Zat Padat Total Organik dan Inorganik.....................................................5
2.3.3 Analisis Zat Padat Tersuspensi...............................................................................5
2.3.4 Analisis Zat Padat Tersuspensi Organik dan Inorganik..........................................5
BAB III.................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
3.3 Tabel Pengamatan....................................................................................................7
3.3.1 Analisis Zat Padat Total.........................................................................................7
3.3.2 Analisis Zat Padat Total Organik dan Inorganik.....................................................8
3.3.3 Analisis Zat Tersuspensi.........................................................................................9
3.3.4 Analisis Zat Tersuspensi Organik dan Inorganik..................................................10
3.4 Pembahasan...........................................................................................................11
3.4.1 Analisis Zat Padat Total.......................................................................................11
3.4.2 Analisis Zat Padat Total Organik dan Inorganik...................................................12
3.4.3 Analisis Zat Padat Tersuspensi.............................................................................13
3.4.4 Analisis Zat Padat Tersuspensi Organik dan Inorganik........................................14
BAB IV..............................................................................................................................16
KESIMPULAN....................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................16
Daftar Pustaka..................................................................................................................17
JAWABAN DAN PERTANYAAN..........................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Total Dissolved Solid (TDS) adalah ukuran dari garam anorganik, bahan
organik dan lainnya yang larut bahan dalam air. Pengukuran TDS tidak
membedakan antara ion. Jumlah TDS dalam air sampel diukur dengan
menyaring sampel melalui a Filter ukuran pori 2,0 μm, menguapkan sisanya
menyaring dan kemudian mengeringkan apa yang tersisa untuk berat
konstan pada 180ºC. Konsentrasi dan komposisi TDS di perairan alami
ditentukan oleh geologi drainase, presipitasi atmosfer dan air keseimbangan
(penguapan-presipitasi)
(Weber-Scannell et al, 2007)
Porselen atau cawan lebur silika tinggi atau piring umumnya digunakan
untuk pekerjaan gravimetri. Porcelain ware diproduksi dengan beberapa
permukaannya tanpa glasir; tampaknya juga akan menyerap kelembaban ke
bagian dalamnya. Menggunakan wadah seperti itu untuk pekerjaan
gravimetri tanpa pengkondisian yang tepat akan menyebabkan kesalahan
yang relatif besar dalam hasil akhir. Seringkali hasil negatif diperoleh ketika
jumlah kecil terlibat. Pengondisian cawan lebur dan piring untuk pekerjaan
gravimetri melibatkan pretreatment untuk menghilangkan kotoran dan
kelembaban. Semua wadah harus benar-benar dibersihkan dengan air dan
kemudian dipanaskan dengan kondisi yang sama persis seperti yang akan
ditentukan oleh wadah. Jika wadah akan digunakan untuk mengukur total
padatan pada 103 atau 1800C itu harus kondisi pada suhu itu. Untuk
memanaskan piring, terutama peralatan porselen, pada suhu yang lebih
tinggi seperti 5500C, akan mengeluarkan lebih banyak uap air dari yang
diinginkan. Piring harus dipanaskan atau ditembakkan pada suhu yang
diinginkan, didinginkan dalam desikator dan ditimbang, dipanaskan dan
dipecat, didinginkan dan ditimbang, berulang kali sampai wadah mencapai
apa yang dikenal sebagai berat konstan.
( Sawyer et al, 2003)
Cawan Porselen
- Dimasukkan furnace 550oC selama 1 jam
- Dimasukkan oven 105oC selama 15 menit
- Didinginkan dalam desikator selama 15 menit
- Ditimbang dengan neraca analitik dan dicatat (a
mg)
Sampel
- Dituangkan sebanyak 25 mL ke dalam cawan yang
telah ditimbang, dicatat volume sampel (c mL)
- Dimasukkan oven 105oC selama 24 jam
- Didinginkan dalam desikator selama 15 menit
- Ditimbang dengan neraca analitik dan dicatat (b
mg)
- Dihitung jumlah zat padat total dengan rumus
5
Hasil
Cawan Porselen
Kertas Saring
- Dimasukkan oven 105oC selama 1 jam
Cawan Porselen dan Kertas Saring
BAB III
PEMBAHASAN
3.3 Tabel Pengamatan
3.3.1 Analisis Zat Padat Total
No Perlakuan Kerja Hasil Pengamatan Gambar
.
1 Mengambil cawan Sifat fisik cawan a
porselen diambil dari porselen
desikator dan ditimbang Terbuat dari keramik
di neraca analitik Suhu normal
dengan menggunakan Hasil penimbangan
penjepit 25,1156 gr
Ditunggu hingga
24jam
Didalam oven
4 Setelah 24 jam berada Sifat fisik sampel di
di oven dengan suhu cawan
105oC memasukkan Air dalam cawan telah
kedalam desikator habis
selama 15 menit Suhu cawan menjadi
panas
8
3.4 Pembahasan
Praktikum ke 4 ini berlangsung di Laboratorium Pemulihan Air
Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, pada
tanggal 9 April 2019 pukul 09.15-14.32. Pada percobaan kali ini tentang
Analisis Zat Padat dan Settleable Solids, Alat dan Bahan yang digunakan
cawan porselin, Kertas Saring bentuk linkgaran, Labu ukur 25 mL, Penjepit,
Alas stainless, pinset, , Vacuum pump, Oven dengan suhu 105oC, Furnace
dengan suhu 550oC, Desikator, dan Neraca analitik.
Pertama-tama dalam percobaan ini kita harus mengambil sampel di titik
di tepat jembatan Hangtuah di jl. Arif Rahman hakim (-
7.290700,112.793137). Dalam pengambilan sampel ini, metode kami adalah
pengambilan sampel, bahwa kami hanya mengambil satu sampel yang berisi
600 ml air. penyimpanan dilakukan waktu yang sebentar
Analisis zat padat yaitu dengan metode gravimetri. Metode gravimetri
adalah suatu metode yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pembakaran
dengan furnace suhu 550oC, pemanasan dengan oven suhu 105oC,
penyaringan dengan kertas filter dan penimbangan dengan neraca analitik.
Lalu dihitung jumlah zat padat total, zat padat total organik dan inorganik, zat
padat tersuspensi, zat padat tersuspensi organik dan inorganik, zat padat
terlarut, serta zat padat terlarut organik dan inorganik.
Percobaan ini dibagi menjadi 4 percobaan yaitu menentukan total solid,
total solid organik dan inorganik, suspended solid, dan organik dan inorganik
suspended solid.
Pada Percobaan ini hal pertama yang dilakukan ialah mengambil cawan
porselin pengambilan dilakukan menggunakan pinset atau penjepit dari
desikator selama 15 menit kemudian menimbang berat cawan porselin
dengan menggunakan neraca analitik kemudian didapatkan hasil
penimbangan sebesar 25,1156 gram. Step selanjutnya, menuangkan air
sampel sebanyak 25mL yang dari kali jembatan Univ. Hangtuah, pertama
12
tuang sampel kedalam labu ukur 25mL hingga batas miniskus kemudian
tuang kedalam cawan porselin dengan perlahan agar tidak tumpah. Step
selanjutnya, mengoven cawan porselin tersebut dengan memasukkan
kedalam oven dengan suhu 105oC memasukkan dengan alat bantu penjepit
besi, tujuan dari mengoven cawan untuk menghilangkan/mengeringkan air
sampel agar dapat mengetahui zat padat total dalam sampel melakukan
oven salama 24 jam . Step selanjutnya, setelah oven 24jam kemudian
memindahkan cawan kedalam desikator dengan hati-hati menggunakan
penjepit dan menggeser tutup desikator dan ditaruk dalam selama 15 menit,
adapun tujuan memasukkan ke desikator agar suhu cawan kembali normal
sama dengan suhu ruang (±25oC). Step selanjutnya, menimbang cawan
setelah desikator dengna menggunakan neraca analitik kemudian
didapatkan hasil 25,1325 gram.
Kemudian dapat menghitung berat Total Solid Sampel dengan cara :
( b−a )
TS I ( Sampel Air )= x 1000 x 1000
c
Dimana :
a = cawan kosong seteah difurnace 550oC dan dioven 105oC
b = cawan dan residu setelah dioven 105oC
c = volume sampel
maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :
(25,1325 g−25,1156 g)
Sampel Air (Cawan Porselen I) = x 1000 x 1000
25 mL
= 676 mg/L
Pada percobaan yang kedua ini hal pertama yang dilakukan ialah
mengambil cawan porselin yang telah dioven dan ditimbang kemudian
difurnace dengan suhu 550oC selama 1 jam dengan memasukkan
menggunakan penjepit besi , adapun tujuan ngefurnace untuk
menghilangkan zat-zat organic yang terkandung dalam cawan. Step
selanjutnya, memindahkan cawan ke dalam oven dengan suhu 105 oC
selama 15 menit memasukkan dengan bantuan penjepit besi dan alas,
tujuan dari mengoven untuk menurunkan suhu agar sampel tidak
terkontaminasi dengan zat-zat lain dan udara sekitar. Step selanjutnya,
memindahkan ke dalam desikator dengan menggunakan penjepit dan alas
perlakuan selama 15menit, tujuan dari desikator untuk menurunkan suhu
cawan kembali normal sama dengan suhu ruang (±25oC). Step selanjutnya,
menimbang cawan dengan menggunakan neraca analitik dengan
memasukkan lewat samping kiri dan membuka perlahan ketika melakukan
13
(25,1325 g−25,1296 g)
TVS (Total Volatil Solid) I = x 1000 x 1000
25 mL
= 116 mg/L
(25,1296 g−25,1156 g)
TFS (Total Fixed Solid) I = x 1000 x 1000
25 mL
= 560 mg/L
3.4.3 Analisis Zat Padat Tersuspensi
Pada percobaan yang ketiga ini hal pertama yang dilakukan ialah
mengambil cawan dari oven dan memasukkanke dalam desikator dan
tunggu selama 15menit, tujuan dari desikator untuk menurunkan suhu cawan
kembali normal sama dengan suhu ruang (±25oC). Kemudian timbang cawan
tersebut untuk mengetahui berat cawan tersebut dan didapat kan hasil
penimbangan sebesar 22,9010 gram. Step selanjutnya, mengambil kertas
saring dari desikator dengan menggunkan pinset kemudian menimbang
kertas saring Degnan menggunakan neraca analitik dan didapatkan hasil
penimbangan sebesar 0,1687 gram. Step selanjutnya, meletakkan kertas
saring diatas lingkaran di vaccum pump dengan membasih kertas saring
terlebih dahulu tujuan pembasahan kertas saring agar ketika menuangkan
sempel tidak terjadi sobek pada kertas saring, kemudian ditutup dan
menuangkan sampel secara perlahan dan menghidupkan kompresor dan
tunggu hingga selesai kemudian terlihat partikel-partikel yang tersaring dan
meletakkan kertas saring ke dalam cawan. Step selanjutnya, memasukkan
cawan kedalam oven dengan suhu 105oC selama 1jam dengan
menggunakan penjepit, adapun tujuan antara lain untuk kandungan air yang
terdapat pada endapan dapat menguap dengan pemanasan. Step
selanjutnya, memasukkan cawan porselin ke dalam desikator selama 15
menit, tujuan dari desikator untuk menurunkan suhu cawan kembali normal
sama dengan suhu ruang (±25oC). Step selanjutnya, menimbang berat
cawan dan kertas saring dengan menggunakan neraca analitik dan
didapatkan hasil penimbangan
Kemudian dapat dihitung TSS nya dengan rumus seerti dibawah ini :
(f −e )
TSS I (Sampel Air) = x 1000 x 1000
c
14
Dengan :
f = berat cawan kosong setelah difurnace 550oC dan dioven 105oC
e = cawan dan residu setelah dioven
c = volume sampel
Sampel Air (Cawan Porselen I & kertas saring):
(2 2,9751 g−22,9010 g)
TSS = x 1000 x 1000 = 2964 mg/L
25 mL
3.4.4 Analisis Zat Padat Tersuspensi Organik dan Inorganik
total padatan tersuspensi dalam bentuk komponen biotik (organik) dan
abiotik (anorganik). Padatan tersuspensi organik dalam bentuk bagian yang
terbakar selama penyalaan dengan tungku dan residu yang tersisa
dinyatakan sebagai padatan tersuspensi non-organik. Aplikasi analisis
padatan tersuspensi organik dan anorganik adalah sistem lumpur aktif,
pengendapan sekunder, pengolahan air limbah lumpur dan komposisi
lumpur aktif sungai.
(Eaton, 2005)
Pada percobaan yang keempat ini hal pertama yang dilakukan ialah
kertas saring hasil zat padat tersuspensi dan cawan dimasukkan kedalam
furnace 550oC selama 1 jam dengan alat bantu penjepit besi dan
menggunakan sarung tangan kain, tujuan dari furnace agar kandungan
organic yang terkandung dalam sampel air dapat hilang dan dihitung TVSS
dan TFSS secara akurat setelah difurnace, kedua sampel menjadi abu dan
bewarna kecoklatan, serta cawan porselin menjadi suhu tinggi. Step
selanjutnya, memasukkan cawan porselin kedalam oven dengan suhu
105oC dengan alat bantu menggunakan penjepit dan beralaskan, tujuan dari
mengoven untuk menurunkan suhu agar sampel tidak terkontaminasi
dengan zat-zat lain dan udara sekitar. Step selanjutnya, menimbang cawan
porselin dengan menggunakan neraca analitik dengan memasukkan dari
sebelah kiri dengan cara membuka kaca terlebih dahulu dan ketika
menimbang tunggu hingga tanda bintang muncul dan catat berat yang
didapatkan, hasil penimbangan sebesar 22,9751 gram kemudian melakukan
perhitungan mencari nilai TVSS dan TFS dengan rumus sebagai berikut :
(h−f )
TVSS (Orgnaik)= x 1000 x 1000
c
(h−e)
TVSS (Inorgnaik)= x 1000 x 1000
c
f = cawan dan residu setelah dioven
h = berat cawan + residu setelah pembakaran
e = cawan kosong setelah difurnace dan dioven
c = volume sampel
Maka diperoleh nilai TVSS dari sampel adalah sebagai berikut :
(2 3 , 0658 g−22,9 7 51 g)
TVSS (Organik) = x 1000 x 1000 = 3628
25 mL
mg/L
15
(2 3,0658 g−22,9010 g)
TVSS (Inorganik) = x 1000 x 1000 = 6592 mg/L
25 mL
Dari hasil percobaan analisis zat padat total dan zat padat tersuspensi, maka
dapat dihitung nilai zat padat terlarut dalam air sampel tersebut (TDS) :
(k −i)
TDS = x 1000 x 1000
c
k = berat cawan + residu setelah pembakaran
i = cawan kosong setelah difurnace
c = volume sampel
(22,9751 g−22,9010 g)
TDS = x 1000 x 1000 = 2964 mL
25 mL
( L−k )
TDS (Organik) = x 1000 x 1000
c
(L−i)
TDS (Inorganik)= x 1000 x 1000
c
k = berat cawan + residu setelah dioven
i = cawan kosong setelah difurnace
L = berat cawan, kertas saring, dan residu setelah difurnace
c = volume sampel
(2 3,0658 g−22,97 51 g)
TDS (Organik) = x 1000 x 1000 = 3628 mg/L
25 mL
(2 3,0658 g−22,9010 g)
TDS (Inorganik) = x 1000 x 1000 = 6592 mg/L
25 mL
Berdasarkan peraturan kementrian kesehatan no 492 tahun 2010
tentang standar baku mutu air minum, maka kadar maksimum TDS yang
diperbolehkan dalam air minum adalah 500 mg/L, sehingga berdasarkan
nilai TDS air dari jembatan Hangtuah 2964 mg/L bahwa sampel tidak
berpotensi memenuhi baku mutu air minum yang dimana tidak dapat
ginukan atau tidak dapat digunakan sebagai air bersih sehari-hari
16
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Teknik Analisis Pencemar Lingkungan
tentang analisis zat padat, total zat padat organik/inorganic, zat padat
tersuspensi,, zat padat tersuspensi organic/inorganic, zat padat terlarut, dan
zat padat terlarut organic/inorganic maka didapatkan disimpulkan seperti
pada table dibawah ini :
Dengan satuan mg/L
Zat Padat Padat Zat Zat Zat
No Padat Total Total Tersuspensi Tersuspensi Tersuspensi
Total Organik Inorganik Organik Inorganik
1 676 116 650 2964 3628 6592
Daftar Pustaka
Jawab
1. Dari keberadaan zat padat organik kita dapat menentukan:
Sebuah.
a. Sistem lumpur aktif
b. Sedimentasi primer
c. Sedimentasi sekunder
d. Pengolahan lumpur dalam pengolahan air limbah
e. Tentukan komposisi lumpur dalam pengolahan limbah cair
f. Komposisi lumpur di sungai