PENCEMAR LINGKUNGAN
TSS terdiri dari partikel - partikel yang berat dan ukurannya lebih kecil dibandingkan
dengan sedimen.
Zat pada tersuspensi adalah endapan dari padatan total yang tertahan pada
saringan dengan ukuran pertikel maksimal 2 mikrometer.
Menurut alat ukur Indonesia yang termasuk dalam zat padat
tersuspensi adalah tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, lumpur, jamur, dan
bakteri.
Zat padat tersuspensi adalah tempat berlangsungnya reaksi - reaksi kimia yang bersifat
heterogen dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik disuatu perairan,
serta berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal.
Menurut bentuknya, TSS dapat dibedakan menjadi partikel tersuspensi biasa dan
partikel koloid.
Partikel koloid merupakan partikel yang dapat menimbulkan kekeruhan pada suatu
larutan yang disebabkan oleh penyimpangan sinar yang menembus suspensi tersebut.
Larutan yang terdiri dari molekul - molekul dan ion - ion tanpa mengandung partikel
koloid, maka larutan tersebut tidak akan keruh.
Larutan kelihatan keruh jika terjadi pengendapan dari suatu senyawa kimia.
Partikel tersuspensi biasa memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan
partikel koloid, sehingga suspensi tidak dapat dikatakan keruh karena sinar
dihalangi oleh partikel tersuspensi biasa, sehingga tidak dapat menembus suspensi
tersebut.
Karena pada dasarnya air di antara partikel - partikel tersuspensi tidak keruh dan
sinar tidak menyimpang.
Penyebab terbentuknya TDS adalah adanya bahan - bahan anorganik berupa ion -
ion yang banyak dijumpai diperairan. Contohnya pembuangan yang berasal dari
rumah tangga biasanya banyak mengandung sabun, detergen yang larut dalam air.
SVI &
settleable
Imhoff cone Sample 103-105oC TS
solids test
>1 jam (24jam)
Filter
Endapan Filtrat
103-105oC 180oC
(1 jam) >1 jam (24jam)
TSS TDS
TVS TFS
TS
FILTRASI
Proses filtrasi memerlukan kertas saring.
Tujuan utama filtrasi khususnya media cair adalah untuk
memisahkan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi.
Zat padat terlarut merupakan zat padat yang dapat
melewati kertas saring berpori dengan ukuran tertentu,
sedangkan zat padat tersuspensi merupakan zat padat yang
tertahan pada kertas saring tersebut.
Kertas saring mempunyai ukuran pori yang berbeda-beda,
tetapi pada umumnya ukuran standar pori yang sering
digunakan adalah 0,45 μm.
8
FILTRASI
Karena kertas saring terdapat dalam berbagai ukuran pori, maka pemilihan kertas
saring harus disesuaikan dengan jenis parameter yang akan diuji.
Kesalahan pemilihan kertas saring akan menghasilkan ketidakakuratan pada hasil
analisis.
Untuk mendapatkan hasil yang representatif, akurat, dan presisi kertas saring harus
memenuhi beberapa persyaratan umum sebagai berikut:
1.mempunyai ukuran pori yang uniform dan reproduktif
2.mampu menyaring dengan cepat dan tidak mudah tersumbat
3.Tidak higroskospis (tidak menyerap molekul air)
4.mampu menahan partikel yang disaring di permukaannya
5.mempunyai kandungan debu (ash content) yang rendah untuk mencegah
kontaminasi sampel dan memungkinkan analisis parameter dalam zat padat
tersuspensi melalui destruksi kertas saring 9
FILTRASI
6. dapat larut secara kimia dalam pelarut organik, seperti kloroform
(CHCl3) atau tetra kloro metan (CCl4)
7. tidak mengadsorpsi zat atau parameter uji selama penyaringan
8. harus kuat sehingga tidak rusak sewaktu dipakai
9. tidak terjadi elusi pada zat yang terkandung di dalamnya sehingga
sampel tidak terkontaminasi
10. tidak terjadi kerusakan pada sel plankton yang tertahan di kertas
10
QUANTITATIVE FILTER PAPERS - ASHLESS GRADES (ASH 0.007%)
Filter kuantitatif Whatman dirancang untuk analisis gravimetri dan persiapan sampel
untuk analisis instrumental.
Filter ini tersedia dalam tiga format yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
spesifik analisis.
Tanpa abu: 0,007% abu maksimum untuk Kelas 40 hingga 44 dan maksimal 0,01%
untuk 589 Kelas - filter yang sangat murni yang cocok untuk berbagai prosedur filtrasi
analitis kritis
Grade 42, ukuran pori 2.5 µm standar dunia untuk analisis gravimetri dengan retensi
partikel terbaik dari semua kertas saring selulosa Whatman.
Endapan analitik yang khas meliputi barium sulfat, asam metastannat, dan kalsium
karbonat yang diendapkan dengan halus. 11
GLASS MICROFIBER BINDER FREE
17
Zat Padat Tersuspensi ( T S S)
Cawan porselin dipanaskan 550°C (1 jam) dan 103-105°C (15 menit). Kertas
saring ke oven 103-105°C (1 jam). Cawan dan kertas saring masukkan dalam
desikator 15 menit. Timbang cawan dan kertas saring (e gram).
Letakkan kertas saring yang telah ditimbang pada vacum filter. Tuangkan 25 mL
sampel di atas filter yang telah dipasang pada vacum filter, catat volume
sampel (g mL).
Saring sampel sampai kering atau airnya habis. Letakkan kertas saring pada
cawan petridis dan masukkan ke oven 103-105°C (1 jam). Dinginkan dalam
desikator (15 menit). Timbang (f gram).
Cawan dan kertas saring dibakar 550°C (1 jam) dan 103-105°C (15
menit). Dinginkan dalam desikator (15 menit). Timbang (h gram).
Ambil filtrat dari sampel air yang lolos dari kertas saring pada
analisa TSS, catat volumenya (j mL).
22
Volume Sludge (ml)
SVI = mL/g
MLSS(mg/ l) x 10-3 g/mg
28
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan Sri Sumestri Santika, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional,
Surabaya, Indonesia, 1987.
APHA, AWWA, WPCF, Standard Methods for The Examination of Water
and Wastewater, Washington, 15 th ed., 1980.
Pedoman Pengamatan Kualitas Air, Dir. Penyelidikan Masalah Air,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1981.
Sawyer, C.N. and McCarty P.L., Chemistry for Environmental Engineering,
Mc Graw-Hill Book Company, New York, 2003.
29
CONTOH
Ditanyakan: TS, TSS, TVS, VSS
Di bawah ini adalah hasil analisa zat padat. Sampel yg digunakan sebesar 50 mL.
31
T S = (53,5793 – 53,5433) g/50 x 1000 x 1000
= 720 mg/L
32
Assoc. Prof. Harmin Sulistiyaning Titah, ST, MT, PhD
Laboratory of Environmental Remediation,
Department of Environmental Engineering
Institut Teknologi Sepuluh Nopember - ITS
Surabaya, INDONESIA