Anda di halaman 1dari 47

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH INDUSTR

No. Dokumen No. Revisi TanggalEfektif Halama


FM-PM-02-04 00 16 September 2019 01 dari 0

‘‘PENANGGULANGAN AIR SADAH”

Nama Nim
Putri Sion Kemit 20 01 051
Riandy Agus Parulian Parhusip 20 01 052
Riris Yuli Masta simanulang 20 01 054
Sarina Jaya Sitorus 20 01 056
Sharon Simatupang 20 01 057
DISUSUN OLEH :

Group/ Kelompok : C/1


Program Studi : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2022
Asisten Penanggung jawab : Juna Sihombing, ST, MT.

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENANGGULANGAN AIR SADAH

Nama Nim
Putri Sion Kemit 20 01 051
Riandy Agus Parulian Parhusip 20 01 052
Riris Yuli Masta simanulang 20 01 054
Sarina Jaya Sitorus 20 01 056
Sharon Simatupang 20 01 057

Group/ Kelompok : C/1


Program Studi : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2022
Asisten Penanggung jawab : Juna Sihombing, ST, MT.

Medan, 19 Oktober 2022


Asisten Laboratiorium Pengembangan Praktikan

( Juna Sihombing, ST, MT) (Kelompok 1)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan “Penanggulangan Air Sadah” tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan laporan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Tidak
ada harapan lain dari penyusunan laporan ini, selain dari kenyataan bahwa
kemanfaatan laporan ini dapat dirasakan oleh pembaca, dan mahasiswa/I PTKI
pada khususnya.
Dalam penulisan laporan ini, mungkin banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan laporan ini.Terima Kasih.

Medan, 19 Oktober 2022

( Kelompok 1 )

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
DAFTAR TABEL.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Tujuan Percobaan Praktikum ......................................................1
1.2 Landasan Teori ..............................................................................1
1.2.1 Air Sadah ................................................................................1
1.2.2 Karateristik Air........................................................................2
1.2.3 Pengolahan Air menjadi Air Minum.......................................4
1.2.4 Penanggulangan Air Sadah ....................................................5
BAB II METODOLOGI .................................................................................8
2.1 Alat dan Bahan................................................................................8
2.1.1 Alat..........................................................................................8
2.1.2 Bahan.......................................................................................8
2.2 Tahapan Pengolahan Air Sadah....................................................9
2.3 Perancangan Alat ...........................................................................11
2.3.1 Perancangan Alat Aktivitasi Dengan Zeolit
2.3.2 Perancangan Alat Penetapan Kadar Ca²⁺
2.3.3 Perancangan Alat Penetapan Kadar Mg²⁺
2.4 Prosedur Kerja ...............................................................................13
2.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen........................................13
2.4.2 Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah...................................13
2.4.3 Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air..........................14
2.4.4 Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg dalam Air ........................15
BAB III DATA PENGAMATAN....................................................................18
3.1 Data Pengamatan ..........................................................................18
3.2 Pengolahan Data ...........................................................................20
3.2.1 Perhitungan Pembuatan Reagen ............................................20
3.2.2 Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+..........................................21
3.2.3 Perhitungan Persen Penurunan Kadar Ca2+ dan Mg2+.............23
3.2.4 Perhitungan Regresi Penambahan Zeolit Aktif Terhadap

iii
Kadar Ca2+..............................................................................24

DAFTAR ISI (Lanjutan)


Halaman
3.2.5 Perhitungan Regresi Penambahan Zeolit Aktif Terhadap
Kadar Mg2+......................................................................................26
3.3 Reaksi..............................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................31
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................33
5.1 Kesimpulan ....................................................................................33
5.2 Saran ..............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1.Data Pengamatan Larutan stock Ammonium (NH4+)….................14
Tabel 3.2 Data Pengamatan Larutan Sampel...................................................14
Tabel 3.3 Data Pengamatan Larutan Stock Nitrit (NO2-)...............................14
Tabel 3..4 Data Pengamatan Larutan Sampel..................................................15

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Perancangan Alat Filtrasi..............................................................11
2.4.5 Bagan Tahap Pengolahan Air dan NH4+ serta NO2.................11
2.5 Gambar Rangkaian.......................................................................11
2.5.1 Gambar Rangkaian Analisa Nitrit ............................................12
2.5.2 Gambar Rangkaian Amonium ..................................................12

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan Praktikum


1. Mempelajari analisa Hardness dalam air
2. Mengetahui logam penyebab hardness dalam air
3. Menganalisa kadar Ca2+ dan Mg2+ serta kesadahan total dalam air
1.2. Landasan Teori
1.2.1 Air Sadah

Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan


manusia, bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumber daya
air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat
yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan
pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia
(Sunaryo, dkk, 2005).

Pada persyaratan-persyaratan kualitas air untuk konsumsi yang


telah disebutkan di atas, ada parameter yang disebut dengan
kesadahan. Kesadahan merupakan istilah yang digunakan pada air
yang mengandung kation penyebab kesadahan dalam jumlah yang
tinggi. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logam-
logam atau kation-kation yang bervalensi dua, seperti Fe, Sr, Mn, Ca,
dan Mg, tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca)
dan Magnesium (Mg) (Tua, 2015).

Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam


kalsium dan magnesium air sadah tidak baik untuk mencuci karena
ion Ca dan Mg akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada
sabun dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Air
sadah dibagi menjadi dua yaitu air sadah sementara dan air sadah
tetap. Air sadah sementara yaitu air yang kesadahannya yaitu

1
disebabkan oleh kalsium dan magnesium dan karbohidrat dan
bikarbonat, sedangkan air sadah permanen atau tetap disebutkan oleh
garam kalsium sulfat dan klorida (Sihombing J, 2022).

Manfaat penentuan kesadahan sementara dan kesadahan


permanen yaitu untuk mengetahui tingkat kesadahan air karena air
sadah dapat menimbulkan kerak sehingga dapat menyumbat pipa
saluran air panas seperti radiator yang digunakan dalam mesin mesin
pertanian. Proses pengendapan memungkinkan kalsium bereaksi
dengan magnesium di dalam air. Akibat reaksi itu kalsium akan
mengalami pengendapan di laut dibandingkan magnesium. Kalsium
adalah unsur kunci dalam banyak proses geokimia. Suatu endapan
cenderung mengabsorpsi dengan mudah ion ion yang membentuk
senyawa tak dapat larut dengan salah satu ion dalam kisi. Ion perak/
klorida akan lebih mudah diserap oleh endapan perak klorida daripada
ion natrium/ nitrit. Kesadahan total yaitu ion Ca dan Mg yang dapat
ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dengan
menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut
(Sihombing J, 2022).

1.2.2 Karakteristik air Sadah

Karakteristik kimia air diantaranya adalah pH, oksigen terlarut,


Bolgycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand
(COD), kesadahan dan senyawa-senyawa kimia beracun seperti arsen.

1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,
korosifitas air dan efisiensi klorinasi. beberapa senyawa asam dan
basa lebih toksid dalam bentuk molekuler. Dimana disosiasi
senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (Dissolved Oxygen)

2
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorpsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah
DO maka kualitas air semakin baik. Satuan Deo biasanya
dinyatakan dalam persentase saturasi.

3. BOD (Biological Oxygen Demand)


BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat
pencemar) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. biola
dan COD digunakan untuk memenuhi kapasitas self purification
badan air penerima.

Reaksi :

Zat organik + m.o + O2 CO2 + m.o + sisa material organik


(CHONSP)

4. COD (Chemical Oxygen Demand)


COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan organik secara kimia.

Reaksi :

95% terurai zat organik + O2 CO2 + H2O

5. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas
pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa
yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air
pendingin atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah
dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh
adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
6. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah
merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan

3
yang agak ketat (±0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air
bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau logam,
menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh
oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia
(Sihombing juna, 2022).
1.2.3 Pengolahan Air Sadah Menjadi Air Minum

1. Softening

Konsentrasi kesadahan juga mempengaruhi kecenderungan air


untuk mengorosi pipa distribusi berbahan besi milik PDAM. Adapun
kalangan industri lebih fokus pada pembentukan scaling (kerak) pada
ketel uapnya, juga warna air dan rasa air yang dapat mempengaruhi
produknya kalau berbahan baku air sadah. Industri, apalagi industri
elektronika, biasanya mengolah air dengan kualitas yang lebih baik
daripada air PDAM. Artinya, kalau airnya ada yang dipasok dari
PDAM maka air PDAM itu pun diolah lagi khusus untuk menurunkan
kekeruhan dan kesadahan, termasuk pembasmian bakteri.

2. Soda Ash

Konsep kapur-soda didasarkan pada ide sederhana. Ion


penyebab kesadahan bisa dihilangkan (atau dikurangi) kalau
diendapkan. Caranya ialah dengan menaikkan pH air dengan
penambahan alkalinitas. Ini akan mengubah bikarbonat menjadi
karbonat sehingga terjadi endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Slaked lime
merupakan CaO yang dihidratasi (ditambah air) dan menjadi sumber
alkalinitas. CaO ini juga dikenal dengan nama quicklime. Sodium
hidroksida (NaOH, caustic soda) dapat juga dijadikan sumber
alkalinitas. Di bawah ini dituliskan urutan reaksi proses kapur-soda.

3. Deminaralisasi

Konsep kapur-soda didasarkan pada ide sederhana. Ion


penyebab kesadahan bisa dihilangkan (atau dikurangi) kalau

4
diendapkan. Caranya ialah dengan menaikkan pH air dengan
penambahan alkalinitas. Ini akan mengubah bikarbonat menjadi
karbonat sehingga terjadi endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Slaked lime
merupakan CaO yang dihidratasi (ditambah air) dan menjadi sumber
alkalinitas. CaO ini juga dikenal dengan nama quicklime. Sodium
hidroksida (NaOH, caustic soda) dapat juga dijadikan sumber
alkalinitas. Di bawah ini dituliskan urutan reaksi proses kapur-soda.

4. Umpan Ketel

Air umpan ketel yang tidak memenuhi syarat dapat


menimbulkan masalah seperti terjadinya kerak (scale), korosi, dan
busa. Kerak dapat terjadi akibat presipitasi padatan dalam air lalu
melekat di permukaan dinding ketel. Ini berakibat pada pemanasan
lanjut lokal (local overheating) sehingga fungsi logam ketel sebagai
konduktor berkurang atau bahkan gagal. Beberapa kerak yang sering
terbentuk antara lain: kalsium karbonat (kalsit), kalsium sulfat,
magnesium hidroksida, besi oksida, kalsium silikat, magnesium silikat
(Cahyana, 2018).

1.2.4.Penanggulangan Kesadahan Air

Melihat fakta dan bahaya yang ditimbulkan dari air yang


mengandung zat besi atau kesadahan tentunya akan berpengaruh
terhadap lingkungan dan manusia, maka dibutuhkan suatu media
untuk menurunkan kandungan mangan. Metode pengolahan air limbah
untuk mengurangi kandungan mangan dari dalam air yang
mengandung zat besi atau kesadahan bisa digunakan mengikuti
langkah-langkah dasar yaitu oksidasi, sedimentasi dan filtrasi. Untuk
memperoleh hasil optimal dari media filter yang digunakan
berdasarkan variasi ketebalan zeolit. Zeolit memiliki sejumlah sifat
kimia maupun fisika yang menarik, diantaranya mampu menyerap zat
organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar kation, dan

5
sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Kemampuan zeolit dalam
pemisahan ini, didasarkan pada struktur zeolit yang tersusun oleh
rongga atau pori, dimana sistem rongga ini membentuk saluran yang
saling berhubungan dan dihubungkan dengan celah oksigen
(Purwanto dan Faturahman, 2018).

A. Oksidasi dengan Kaporit

Pembubuhan kaporit berfungsi untuk mengoksidasi zat besi atau


mangan yang ada di dalam air, serta untuk membunuh kuman atau
bakteri coli. Reaksi oksidasi besi atau mangan oleh khlorine atau
kaporit adalah sebagai berikut :

2 Fe2+ + Cl2 + 6 H2O 2 Fe(OH)3 + 2Cl + 6 H+

Mn2+ + Cl2 + 2 H2O MnO2 + 2 Cl- + 4 H+

Khlorine, Cl2 dan ion hipokhlorit, (OCl)- adalah merupakan


bahan oksidator yang kuat sehingga meskipun pada kondisi Ph rendah
dan oksigen terlarut sedikit, dapat mengoksidasi dengan cepat.
Berdasarkan reaksi tersebut di atas, maka untukmengoksidasi setiap 1
mg/l zat besi dibutuhkan 0,64 mg/l khlorine dan setiap 1 mg/l mangan
dibutuhkan 1,29 mg/l khlorine. Tetapi pada prakteknya, pemakaian
khlorine ini lebih besar dari kebutuhan teoritis karena adanya reaksi-
reaksi samping yang mengikutinya (Widayat, 2002).

B. Filter pasir dan saringan mangan zeolit (Multi media filter)

Dari tangki reaktor air dialirkan ke filter multi media yang diisi
dengan pasir silika dan mangan zeolit. Pasir silika berfungsi untuk
untuk menyaring padatan yang ada di dalam air serta oksida besi atau
oksida mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor, sedangkan
mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi untuk menghilangkan
zat besi atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine
atau kaporit. Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu

6
yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi
menjadi bentuk ferrioksida dan mangandioksida yang tak larut dalam
air.(Widayat, 2002)

C. Filter karbon aktif

Dari filter mangan zeolit air selanjutnya dialirkan ke filter karbon


aktif. Filter karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan polutan
mikro misalnya zat organik, deterjen, bau, senyawa phenol serta untuk
menyerap logam berat dan lain-lain. Pada saringan arang aktif ini
terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zatzat yang akan
dihilangkan oleh permukaan arang aktif. Apabila seluruh permukaan
arang aktif sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka
proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini arang aktif harus
diganti dengan arang aktif yang baru(Widayat, 2002).

Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukar


dengan sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan
air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang
mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada
awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand
yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand
diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang
terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini
bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif
yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat
dari partikel cross-linked polystyrene. Terdapat beberapa resin
penukar ion yang diproduksi oleh berbagai pabrik dan dipasaran
masing-masing mempunyai nama dagang tersendiri. karan
Ion(Widayat, 2002).

7
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Kaca arloji : 1 buah
2. Spatula : 1 buah
3. Labu ukur 100 ml : 1 buah
4. Batang pengaduk : 1 buah
5. Beaker glass 100 ml : 1 buah
6. Corong kaca : 1 buah
7. Gelas ukur 50 ml : 1buah
8. Pipet ukur 5 ml : 1 buah
9. Pipet ukur 1 ml : 1 buah
10. Pipet tetes : 1 buah
11. Bola hisap : 1 buah
12. Erlenmeyer 250 ml : 1 buah
13. Gelas ukur 50 ml : 1 buah
14. Magnetic stirer : 1 unit
15. Bar stirer : 1 buah
16. Buret 50 ml : 1 buah
17. Neraca analitik : 1 buah
18. Klem dan statif : 1 set
19. Botol semprot : 1 buah

2.1.2 Bahan
1. CaCl : 2,775 gram
2. MgSO4 : 1,0147 gram
3. Aquadest : 1000 ml
4. KOH 50% : 8 ml
5. HONH2HCl 10% : 11 ml

8
6. Indikator NaNa : ½ spatula
7. EDTA : 50 ml
8. KCN : 1 ml
9. Larutan Buffer : 4 ml
10. Indikator EBT : 6 ml
13. Zeolit : 0,0505 gram

2.2 Tahapan Pengolahan Air Sadah

1. Pemanasan

Kesadahan Sementara dapat dihilangkan dengan jalan pemanasan.


Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-) akan mengendap pada dasar ketel.

2. Dengan Cara Kimia

Untuk membebaskan air dari kesadahan tetap, tidak dapat dengan jalan
pemanasan melainkan harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang
digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq).
Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+
dan atau Mg2+.

3. Pengenceran

Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest)


dapat pula dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Air yang memiliki
tingkat kesadahan yang tinggi, dapat diencerkan dengan air yang bebas
sadah.

9
4. Penggunaan asam-asam organic

Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan


jasa asam-asam organik (humik/fulvik) , asam ini berfungsi persis seperti
halnya yang terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-
ion dari air pada gugus-gugus karbonil yang terdapat pada asam organik
(tanian). Beberapa media yang banyak mengandung asam-asam organik
ini diantaranya adalah gambut yang berasal dari Spagnum (peat moss),
daun ketapang, kulit pohon Oak, dll.

5. Penggunaan Zeolit

Zeolit adalah aluminosilikat berhidrat, alami atau buata, dengan


struktur Kristal berdimensi tiga terbuka, yang di dalam kisinya terdapat
molekul air. Air dapat diusir lewat pemanasan dan zeolit kemudian dapat
menyerap molekul lain yang ukurannya cocok. Zeolit digunakan untuk
memisahkan campuran lewat penyerapan terpilih (selektif).

2.3 Perancangan Alat


2.3.1 Perancangan Alat Aktivitasi Dengan Zeolit

1
2

Gambar 2.1 Perancangan Alat Aktivitasi Dengan Zeolit

10
Keterangan Gambar :

1. Aktivitasi Dengan Zeolit 0, 1508 gram


2. Akrivitasi Dengan Zeolit 0, 0505 gram
3. Aktivitasi Dengan Zeolit 0, 1006 gram
4. Magnetik Mixer

2.3.2 Perancangan Alat Penetapan Kadar Ca²⁺

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2.2 Perancangan Kadar Analisa Ca²⁺

Keterangan Gambar :

1. Aquadest
2. KOH 50 %
3. HONH2HCl 10 %
4. Indikator Murexide
5. EDTA 0,01 M
6. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sebelum diaktivitasi
7. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,0505 gram

11
8. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1006 gram
9. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1508 gram
10. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi tanpa pengadukan dengan
zeolit 0,2012 gram

2.3.3 Perancangan Alat Penetapan Kadar Mg²⁺

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Gambar 2.3 Perancangan Kadar Analisa Mg²⁺

Keterangan Gambar:

1. Aquadest
2. KCN 10 %
3. HONH2HCl 10 %
4. Buffer pH 10
5. Indikator EBT
6. EDTA 0,01 M
7. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sebelum diaktivitasi

12
8. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,0505 gram
9. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1006 gram
10. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1508 gram
11. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi tanpa pengadukan dengan
zeolit 0,2012 gram

2.4 Prosedur Kerja 1

2.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen


1. KCN disimpan dalam botol plastic (beracun)
2. Hydroksi Amonium Chlorida (HONH2HCL)
3. Buffer pH 10
- NH4Cl ditimbang dengan teliti sebanyak 67,5 gram
- NH3 pekat ditambahkan sebanyak 570 ml
- Aquadest di tambahkan hingga 1000 ml
4. Larutan Indikator
- EBT dilarutkan sebanyak 0,5 gram dalam 100 ml etanol,
- HONH2HCl ditambahkan sebanyak 0,5 gram dan disimpan dalam
botol plastic
5. Larutan EDTA 0,01M standart
- Na2EDTA ditimbang dengan teliti sebanyak 3,7224 gram
- Na2EDTA yang telah dikeringkan dalam oven pada temperatur 80℃
dilarutkan menjadi 1 liter dengan aquadest
6. KOH 50%
- KOH dilarutkan sebanyak 250 gram
- KOH dalam 500 ml aquadest, simpan dalam botol plastik
7. Indikator NaNa
- NaNa (20xy-4sufoNaptilozo).(20,VI-3 Napthoicacid) dilarutkan 0,5
gram dalam 100 ml ethanol,
- HONH2HCl ditambahkan sebanyak 0,5 gram, simpan dalam botol
warna gelap (coklat)

13
2.4.2. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah
a. Pembuatan Larutan Standart Mg 100 ppm
1. Alat dan bahan dipersiapkan
2. MgSO4.7H2O ditimbang sebanyak 1,0147 gram menggunakan
neraca analitik
3. MgSO4.7H2O dilarutkan ke dalam labu ukur 1000 ml
menggunakan aquadest
4. Larutan dihomogenkan
b. Pembuatan Larutan Standart Ca 100 ppm
1. Alat dan bahan dipersiapkan
2. CaCl2 ditimbang sebanyak 2,775 gram menggunakan neraca
analitik
3. CaCl2 dilarutkan ke dalam labu ukur 1000 ml menggunakan
aquadest
4. Larutan dihomogenkan
c. Aktivasi Air Sadah
1. Ca 100 ppm dipipet sebanyak 20 ml ke dalam Erlenmeyer
2. Mg 100 ppm dipipet sebanyak 20 ml ke dalam Erlenmeyer berisi
Ca 100 ppm
3. Zeolit di timbang sebanyak 0,0505 gram menngunakan neraca
analitik
4. Zeolit di larutkan ke dalam Erlenmeyer berisi campuran Ca dan
Mg.
5. Sampel di agitasi menggunakan magnetic strirer selama 15 menit
dan didiamkan selama 5 menit (sampel setelah di aktivasi)

2.4.3 Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca Dalam Air


a. Analisa kadar Ca pada larutan 100 ppm
1. Sampel Ca 100 ppm dipipet sebanyak 20 ml ke dalam
erlenmeyer 250 ml

14
2. Aquadest di tambahkan sebanyak 50 ml ke dalam erlenmeyer
berisi sampel
3. KOH 50% di tambahkan sebanyak 4 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
4. HONH2HCl 10% dipipet sebanyak 0,5 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
5. Indikator NaNa di tambahkan sebanyak ¼ spatula ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
6. Sampel dititrasi dengan larutan EDTA hingga warna TAT
berwarna ungu

b. Analisa kadar Ca pada larutan standart 100 ppm setelah aktivasi


1. Sampel air sadah dipipet sebanyak 20 ml ke dalam erlenmeyer
250 ml
2. Aquadest di tambahkan sebanyak 50 ml ke dalam erlenmeyer
berisi sampel
3. KOH 50% di tambahkan sebanyak 4 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
4. HONH2HCl 10% dipipet sebanyak 0,5 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
5. Indikator NaNa di tambahkan sebanyak ¼ spatula ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
6. Sampel dititrasi dengan larutan EDTA hingga warna TAT
berwarna ungu

2.4.4 Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg Dalam Air


a. Analisa Kadar Mg Dalam Larutan Mg 100 ppm
1. Sampel Mg 100 ppm dipipet sebanyak 20 ml ke dalam
Erlenmeryer.
2. Aquadest di tambahkan sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel

15
3. KCN 10% di tambahkan sebanyak 0,5 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
4. HONH2HCl 10% di tambahkan sebanyak 5 tetes ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
5. Larutan buffer pH 10 di tambahkan sebanyak 2 ml ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
6. Indikator EBT ditambahkan sebanyak 3 tetes ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
7. Sampel di titrasi dengan menggunakan EDTA sampai TAT
berwarna biru

b. Analisa kadar Mg pada larutan standart 100 ppm setelah aktivasi


1. Sampel air sadah dipipet sebanyak 20 ml ke dalam erlenmeyer
250 ml
2. Aquadest di tambahkan sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
3. KCN 10% di tambahkan sebanyak 0,5 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
4. HONH2HCl 10% di tambahkan sebanyak 5 tetes ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
5. Larutan buffer pH 10 di tambahkan sebanyak 2 ml ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
6. Indikator EBT ditambahkan sebanyak 3 tetes ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
7. Sampel di titrasi dengan menggunakan EDTA sampai TAT
berwarna biru

16
2.4.5 Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisanya

Air Sadah

Analisa Ca dan Mg

Agitasi

Air Hasil Agitasi

Analisa Ca dan Mg
Tidak
Sesuai
SNI

Ya

Air Bersih

Gambar 2.3 Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah

17
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data pengamatan


A. Data Pengamatan Kadar Ca2+ Pada Sampel
N Nama Zeolit Volum Volume Volum Volume Indikato Volum
o Sampe (g) e Aquade e KOH HONH2HC r e
l Sampe st 50% L 10% Murexi Titrasi
l (ml) (ml) (ml) d EDTA
(Spatula (ml)
)
1 Air - 20 50 4 0,5 ¼ 6,7
Sadah
2 Ca2+ 0,050 20 50 4 0,5 ¼ 4
5

Tabel 3.1 Data Pengamatan Kadar Ca2+ Pada Sampel

Aquades + Ca Larutan keruh


didiamkan 15 menit
Larutan keruh Larutan tidak berwarna
Larutan Tidak berwarna+ KON 50% Larutan tidak berwarna
Larutan putih + HONH2HCl Larutan tidak berwarna
Larutan putih + NaOH Larutan tidak berwarna
Larutan putih + Indikator murexid Larutan merah muda
titrasi
Larutan merah muda Larutan ungu

18
B. Data Pengamatan Kadar Mg2+ Pada Sampel
Nama Pena Volume Volum Volum Volume Volum Indikat Volum
Samp m Sampel e e KCN HONH2HC e or EBT e
el bahan Aquad 10% L 10% (ml) Buffer (Tetes) Titrasi
zeolit est (ml) pH 10 EDTA
e (ml) (ml)
(gram
)
Air - 20 50 0,5 5 2 3 10,6
Sadah
Mg2+ 0,050 20 50 0,5 5 2 3 8,8
5

Tabel 3.2 Data Pengamatan Kadar Mg2+ Pada Sampel

Aquades + Mg2+ Larutan tidak berwarna


Larutan Tidak berwarna+ KCN 10% Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + Buffer pH 10 Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + Indikator EBT Larutan ungu
titrasi
Larutan ungu Larutan Biru gelap

3.2 Pengolahan Data


3.2.1. Perhitungan Pembuatan Reagen
1. Perhitungan pembuatan KOH 50%
w
%W = x 100 %
v
w
50 % = x 100 %
500 ml
w
0,5 =
500
W = 250 gram

19
2. Perhitungan pembuatan Na2EDTA 0,01 M
g
M=
BM x v
g
0,01 M = g
372, 24 x1 L
mol
G = 3,7224 gram
3. Perhitungan KCN 10%
w
%W = x 100 %
v
w
10 % = x 100 %
100 ml
w
0,1 =
100
W = 10 gram
4. Perhitungan HONH2HCl
w
%W = x 100 %
v
w
10 % = x 100 %
100 ml
w
0,1 =
100
W = 10 gram
5. Perhitungan pembuatan larutan standar Ca2+
C Ca BM Ca
=
C CaCO 3 BM CaCO 3
g
24 , 3
100 ppm mol
=
x g
246 , 48
mol
X = 1.1014,3209 ppm
X = 1.1014,3209 mg/L
X = 1,0143 g
6. Perhitungan pembuatan larutan standar Mg2+

20
C Mg BM Mg
=
C MgSO 4 BM MgSO 4
g
24 , 3
100 ppm mol
=
x g
246 , 48
mol
X = 1.1014,3209 ppm
X = 1.1014,3209 mg/L
X = 1,0143 g

1.2.1 Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+


1. Kadar Ca2+ larutan standart 100 ppm
mL
1000
2+
Ca = a x L x 0,4 mg/mL
v
mL
1000
Ca2+ = 6,7 mL x L x 0,4 mg/mL
20 mL
Ca2+ = 134 mg/L
2. Kadar Ca2+ setelah aktivsi
mL
1000
Ca2+ = a x L x 0,4 mg/mL
v
mL
1000
2+
Ca = 4 mL x L x 0,4 mg/mL
20 mL
Ca2+ = 80 mg/L
3. Kadar Mg2+ larutan standart 100 ppm

Mg2+ = ( VMg
b

a
VCa ) × 1000
mL
L
×0,243
mg
mL

=( )
10 , 6 mL 6 , 7 mL mL mg
Mg2+ − × 1000 ×0,243
20 mL 20 mL L mL
Mg2+ = 0,195 x 1000 mL/L x 0,243 mg/mL

21
Mg2+ = 47,38 mg/L
4. Kadar Mg2+ setelah aktivasi

Mg2+ = ( VMg
b

a
VCa ) × 1000
mL
L
×0,243
mg
mL

=( )
8 , 8 mL 4 mL mL mg
Mg2+ − × 1000 × 0,243
20 mL 20 mL L mL
Mg2+ = 0,24 x 1000 mL/L x 0,243 mg/mL
Mg2+ = 58,32 mg/L

3.2.2. Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+


1. Perhitungan Kadar Ca2+ tanpa penambahan Zeolit
a x 1000 x 0 , 4
Ca2+ =
v
mg g
6 ,7 ml x 1000 x0, 4
= g l
20 ml
= 134 mg/L
= 134 ppm
2. Perhitungan Kadar Ca2+ dengan penambahan Zeolit
a x 1000 x 0 , 4
Ca2+ =
v
mg g
4 ml x 1000 x0,4
= g l
20 ml
=80 mg/L
= 80 ppm
3. Perhitungan Kadar Mg2+ tanpa penambahan Zeolit
b a
Mg2+ = − x 1000 x 0,243
V Mg V Ca
10 ,6 ml 6 ,7 ml mg g
= − x 1000 x 0,243
20 ml 20 ml g L
= 47,385 mg/L
= 47,385 ppm
4. Perhitungan Kadar Mg2+ dengan penambahan Zeolit

22
b a
Mg2+ = − x 1000 x 0,243
V Mg V Ca
8 , 8 ml 5 ,5 ml mg g
= − x 1000 x 0,243
20 ml 20 ml g L
= 40,095 mg/L
= 40,095 ppm

3.2.3. Perhitungan Persen Penurunan Kadar Ca dan Mg


1. Persen penurunan kadar Ca2+
kadar Ca dengan penambahan zeolit
% Penurunan Ca2+ = x 100 %
kadar Ca tanpa penambahan zeolit
mg
80
L
= x 100 %
mg
134
L
= 59,7014%
2. Persen penurunan kadar Mg2+
kadar Mg dengan penambahan zeolit
% Penurunan Mg2+ = x 100 %
kadar Mg tanpa penambahan zeolit
mg
440
L
= x 100 %
mg
530
L
= 83,0188%

3.2.4. Perhitungan Regresi Penambahan Zeolit terhadap kadar Ca2+


Tabel 3.3 Tabel Regresi Penambahan Zeolit terhadap kadar Ca2+
NO X Y XY X2 Y2
1 0 134 0 0 17956
2 0,0505 80 4,04 0,0025 6400
3 0,1006 88 8,8528 0,0101 7744
4 0,1508 110 16,588 0,0227 12100
5 0,2035 84 17,094 0,0414 7056
ƩX=0,505 ƩXY=46,574 ƩX2=0,076
Ʃn=5 ƩY=496 ƩY2=51256
4 8 7

23
Perhitungan regresi linier sederhana
Y = a + bX
nƩXY −ƩXƩY
b = 2
nƩ X −¿ ¿
5 ( 46,5748 )−0,5054 x 496
=
5 ( 0,0767 )−0,50542
232,874−250,6784
=
0,3835−0,2554
−17.8044
=
0,1281
= -138.9882
2
ƩY (Ʃ X )−ƩXƩY
a =
nƩ X 2−¿ ¿
496 ( 0,0767 )−0,5054 x 496
=
5 ( 0,0767 ) −0,50542
38,0432−250,6784
=
0,3835−0,2554
−212,6352
=
0,1281
= -1.659,9156

maka , Y = a +bX persamaan regresinya ialah Y= -1.659,915 -138.9882X


Perhitungan Koefisien Korelasi

nXY −(Ʃx)( ƩY )
r= 2 2 2 2
√ (n Ʃx −( ƩX ) )(nƩ Y −( ƩY ) )

5 x 46,5748−(0,5054 x 496)
= 2 2
√ (5 x 0,0767−( 0,5054 ) )(5 x 51256−496 )

= 0,4853

24
Gambar 3.1 Grafik Regresi Penambahan Zeolit terhadap kadar Ca2+

3.2.6. Perhitungan Regresi Penambahan Zeolit terhadap kadar Mg2+


Tabel 3.4 Tabel Regresi Penambahan Zeolit terhadap kadar Mg2+
NO X Y XY X2 Y2
1 0 47,385 0 0 2245,3382
2 0,0505 58,32 2,9451 0,0025 3401,2224
3 0,1006 52,245 5,2558 0,0101 2729,54
4 0,1508 37,665 5,6798 0,0227 1418,6522
0,2035 10,6318 0,0414 2729,54
5 52,245
ƩX=0,505 ƩXY=24,512 ƩX2=0,076 ƩY2=12524,29
n ƩY=247,86
4 5 7 3

Perhitungan regresi linier sederhana


Y = a + bX
nƩXY −ƩXƩY
b = 2
nƩ X −¿ ¿
5 (24,5125 )−0,5054 x 247 , 86
= 2
5 ( 0,0767 )−0,5054
122,5625−125,2684
=
0,3068−0,2554
−2,7059
=
0,0514
= -52,6439

25
2
ƩY (Ʃ X )−ƩXƩY
a =
nƩ X 2−¿ ¿
247 , 86 ( 0,0767 ) −0,5054 x 247 ,86
=
5 ( 0,0767 )−0,5054 2
19,0108−125,2684
=
0,3835−0,2554
−106,2575
=
0,1281
= -829,4889

maka , Y = a +bX persamaan regresinya ialah Y= -829,4889-52,6439X


Perhitungan Koefisien Korelasi

nXY −(Ʃx)( ƩY )
r= 2 2 2 2
√ (n Ʃx −( ƩX ) )(nƩ Y −( ƩY ) )

5 x 24,5125−(0,5054 x 247 , 86)


= 2 2
√ (5 x 0,0767−( 0,5054 ) )(5 x 12524,293−247 , 86 )

= 0,2259

Gambar 3.2 Grafik Regresi Penambahan Zeolit terhadap kadar Mg2+

26
3.3 Reaksi
3.3.1 Reaksi Kadar Ca2+
1. Ca2+ + 2KOH  Ca(OH)2 + 2K+
(Ion (Kalium (Kalsium (Ion
Kalsium) Hidroksida) Hidroksida) Kalium)

2. Ca(OH)2 + 2HONH2HCl  CaCl2+ ↑NH3


(Kalsium (Hidroksida (Kalsium (Amonia)
Hidroksida) Amonium Klorida) Klorida)
+ O2 + 2H2O
(Oksigen) (Air)

3. 2CaCl + + H2O 
(Kalsium (Air)
Klorida)

(Indikator Murexid)
Ca2(CH2)NH2CH2NCH2COOCl2 + 2Cl- + 2H+
(Larutan Merah Lembayung) (Ion (Ion
Klor) Hidrogen)
4. Ca2(CH2)NH2CH2NCH2COOCl2 + C10H14N2Na2O8 
(Larutan Merah Lembayung) (Natrium EDTA)
Na2(CH2)NH2CH2NCH2COOCl2 + C10H14N2Ca2O8
(Larutan Ungu) (Kalsium EDTA)

B. Reaksi Kadar Mg2+


1. Mg2+ + 2KCN  Mg(CN)2 + 2K+
(Ion (Kalium (Magnesium (Ion
Magnesium) Sianida) Sianida) Kalium)

27
2. Mg(CN)2 + 2HONH2HCl  MgCl2 + ↑2NH3
(Magnesium (Hidroksi Amonium (Magnesium (Amonia)
Sianida) Klorida) Klorida)
+ O2 + 2HCN
(Oksigen) (Asam Sianida)
3. MgCl2 + C20H12N3NaO7S  C20H12N3MgClO7S + NaCl
(Magnesium (Indikator EBT) (Larutan Merah (Natrium
Klorida) Lembayung) Klorida)
4. 2C20H12N3MgClO7S + C10H14N2Na2O8 
(Larutan Merah Lembayung) (Natrium EDTA)
C10H14N2Mg2O8 + 2C20H12N3NaO7S + Cl2
(Magnesium EDTA) (Larutan Biru) (Klorin)

28
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum Penanggulangan Air Sadah ini dilakukan pembuatan air


sadah dengan membuat larutan standart Ca 100 ppm dan larutan standar Mg 100
ppm. Dalam pembuatan air sadah ini dipipet 20 ml larutan Ca dan 20 ml larutan
Mg dimana larutan ini akan ditambahkan dengan zeolit teraktivasi sebanyak
0,0505 gram dan diaduk dengan bar stirrer selama 15 menit. Dan larutan akan
ditambahi dengan reagen-reagen tertentu serta indikator yang telah disediakan
untuk nantinya dititrasi dengan larutan EDTA 0,01M hingga titik akhir titrasi
(TAT) berwarna biru. Pada akhir titrasi didapatkan volume titrasi sebesar 6,7 ml
untuk larutan standar Ca setelah ditambahi zeolit, dan volume titrasi sebesar 4 ml
untuk larutan Ca standar 100 ppm. Pada larutan standar Mg setelah ditambahi
zeolit volume titrasinya sebesar 8,8 ml sedangkan untuk larutan standar Mg 100
ppm didapatkan volume titrasi sebesar 10,6 ml.

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,


umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.

Kesadahan ada dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau
mendidihkan air. Sedangkan kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan dengan
pemanasan, tetapi hanya dapat dihilangkan dengan proses soda-kapur dan proses
zeolit. Tujuan dari porses ini yaitu untuk membentuk garam-garam kalsium dan
magnesium menjadi bentuk garam-garam yang tidak larut, sehingga dapat
diendapkan dan dipisahkan dari air. Menurut proses soda-kapur, air sadah

29
direaksikan dengan air kapur (Ca(OH )2 ¿ dan soda ( Na2 CO 3 ¿. Penambahan air
kapur bertujuan untuk menghilangkan kesadahan sementara dan mengendapkan
garam magnesium karena terbentuk Mg(OH ¿ ¿ 2 yang sukar larut. Adapun
penambahan soda bertujua untuk mengendapkan garam kalsium karena terbetnuk
kalsium karbonat yang mudah mengendap.

Bagi air industri unsur Ca dapat menyebabkan kerak pada dinding


peralatan sistem pemanasan sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan industri, disamping itu dapat menghambat proses pemanasan. Masalah
ini dapat mengakibatkan penurunan kinerja industri yang pada akhirnya
mengakibatkan kerugian. Menurut SNI 06-6989-2004 kesadahan maksimal dalam
mgr
air minum dan air bersih adalah 500 CaCO3. Kesadahan pada air minum
L
yang tinggi berhubungan dengan rendahnya penyakit kardiovaskular.

Persen (%) penurunan kadar Ca pada praktikum ini adalah sebesar


59,7014 % dan persen (%) penurunan kadar Mg adalah sebesar 83,0188 %. Hal
ini disebabkan oleh penambahan zeolit yang teraktivasi pada sampel air sadah.
Kadar Ca dan Mg dalam air sadah menurun setelah penambahan zeolit teraktivasi.
Ini dikarenakan air sadah yang ditambahi zeolit mengalami pertukaran ion-ion,
ion Ca, dan ion Mg dalam air air sadah ditukuar dengan ion Na dalam zeolit. Hal
tersebut berlangsung terus sampai suatu saat ion Na dalam zeolit telah habis
ditukar dengan ion Ca dan Mg dalam air, pada keadaan ini zeolit dinamakan telah
jenuh dan berarti zeolit tidak mampu lagi melakukan pertukaran ion. Agar dapat
kembali aktif, zeolit yang telah jenih harus diregenerasi dengan cara mengalirkan
larutan garum dapur (NaCl 10-25%) ke dalam unggun zeolit yang telah jenih
tersebut. Pada proses regenerasi ini akan terjadi pertukaran ion Na dari dalam
larutan air garam, masuk ke dalam zeolit untuk menggantikan ion Ca dan Mg dari
dalam zeolit. Dan didapatkan nilai regresi pada penambahan zeolit aktif terhadap
kadar Ca2+¿ ¿ sebesar ? dan nilai regresi dan korelasi penambahan zeolit aktif
terhadap kadar Mg 2+¿¿ sebesar ?

30
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan:
1. Kadar Ca2+ yang diperoleh adalah Untuk sampel Air Sadah 134 ppm
Untuk sampel dengan penambahan zeloid 80 ppm.
2. Kadar Mg2+ yang diperoleh adalah 47,385 ppm Untuk sampel Air Sadah
Untuk sampel dengan penambahan zeolid 40.095 ppm.
3. Semakin Kecil kadar Magnesium kadar Magnesium yang terdapat dalam
sampel terdapat dalam sampel maka sampel lebih layak untuk dikonsumsi.

5.2. Saran
Pada saat penambahan indikator sebaiknya ditambahkan secukupnya
agar hasil titrasi mencapai warna yang sesuai

31
DAFTAR PUSTAKA

Cahyana HG. 2018. Variasi Teknologi Pengurangan Kesadahan Dalam


Pengolahan Air Minum. OSF Preprints.

Purwanto dan Faturahman. 2018. Penjernihan Air Sadah Dengan Sistem


Backwash dan Zeolit. Jurnal Pengabdian Siliwangi. 4(2) : 122.
Tasikmalaya : Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Sihombing, juna, dkk. 2022. Buku penuntun praktikum "Pengolahan Air dan
Limbah Industri". Medan. Politeknik Teknologi Kimia Industri.

Sunaryo, T. M. dkk., 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air. Malang : Bayumedia


Publishing Anggota IKAPI Jatim.

Tua DHF. 2015. Teknologi Pengolahan Air Sadah. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.

Widayat, Wahyu. 2002. Teknologi Pengolahan Air Sadah. Jurnal Teknologi


Lingkungan 3(3) : 256. Jakarta : BPPT.

32
33
34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai