Nama Nim
Putri Sion Kemit 20 01 051
Riandy Agus Parulian Parhusip 20 01 052
Riris Yuli Masta simanulang 20 01 054
Sarina Jaya Sitorus 20 01 056
Sharon Simatupang 20 01 057
DISUSUN OLEH :
Nama Nim
Putri Sion Kemit 20 01 051
Riandy Agus Parulian Parhusip 20 01 052
Riris Yuli Masta simanulang 20 01 054
Sarina Jaya Sitorus 20 01 056
Sharon Simatupang 20 01 057
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan “Penanggulangan Air Sadah” tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan laporan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Tidak
ada harapan lain dari penyusunan laporan ini, selain dari kenyataan bahwa
kemanfaatan laporan ini dapat dirasakan oleh pembaca, dan mahasiswa/I PTKI
pada khususnya.
Dalam penulisan laporan ini, mungkin banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan laporan ini.Terima Kasih.
( Kelompok 1 )
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
DAFTAR TABEL.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Tujuan Percobaan Praktikum ......................................................1
1.2 Landasan Teori ..............................................................................1
1.2.1 Air Sadah ................................................................................1
1.2.2 Karateristik Air........................................................................2
1.2.3 Pengolahan Air menjadi Air Minum.......................................4
1.2.4 Penanggulangan Air Sadah ....................................................5
BAB II METODOLOGI .................................................................................8
2.1 Alat dan Bahan................................................................................8
2.1.1 Alat..........................................................................................8
2.1.2 Bahan.......................................................................................8
2.2 Tahapan Pengolahan Air Sadah....................................................9
2.3 Perancangan Alat ...........................................................................11
2.3.1 Perancangan Alat Aktivitasi Dengan Zeolit
2.3.2 Perancangan Alat Penetapan Kadar Ca²⁺
2.3.3 Perancangan Alat Penetapan Kadar Mg²⁺
2.4 Prosedur Kerja ...............................................................................13
2.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen........................................13
2.4.2 Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah...................................13
2.4.3 Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air..........................14
2.4.4 Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg dalam Air ........................15
BAB III DATA PENGAMATAN....................................................................18
3.1 Data Pengamatan ..........................................................................18
3.2 Pengolahan Data ...........................................................................20
3.2.1 Perhitungan Pembuatan Reagen ............................................20
3.2.2 Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+..........................................21
3.2.3 Perhitungan Persen Penurunan Kadar Ca2+ dan Mg2+.............23
3.2.4 Perhitungan Regresi Penambahan Zeolit Aktif Terhadap
iii
Kadar Ca2+..............................................................................24
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.Data Pengamatan Larutan stock Ammonium (NH4+)….................14
Tabel 3.2 Data Pengamatan Larutan Sampel...................................................14
Tabel 3.3 Data Pengamatan Larutan Stock Nitrit (NO2-)...............................14
Tabel 3..4 Data Pengamatan Larutan Sampel..................................................15
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Perancangan Alat Filtrasi..............................................................11
2.4.5 Bagan Tahap Pengolahan Air dan NH4+ serta NO2.................11
2.5 Gambar Rangkaian.......................................................................11
2.5.1 Gambar Rangkaian Analisa Nitrit ............................................12
2.5.2 Gambar Rangkaian Amonium ..................................................12
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
disebabkan oleh kalsium dan magnesium dan karbohidrat dan
bikarbonat, sedangkan air sadah permanen atau tetap disebutkan oleh
garam kalsium sulfat dan klorida (Sihombing J, 2022).
1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,
korosifitas air dan efisiensi klorinasi. beberapa senyawa asam dan
basa lebih toksid dalam bentuk molekuler. Dimana disosiasi
senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (Dissolved Oxygen)
2
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorpsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah
DO maka kualitas air semakin baik. Satuan Deo biasanya
dinyatakan dalam persentase saturasi.
Reaksi :
Reaksi :
5. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas
pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa
yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air
pendingin atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah
dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh
adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
6. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah
merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan
3
yang agak ketat (±0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air
bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau logam,
menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh
oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia
(Sihombing juna, 2022).
1.2.3 Pengolahan Air Sadah Menjadi Air Minum
1. Softening
2. Soda Ash
3. Deminaralisasi
4
diendapkan. Caranya ialah dengan menaikkan pH air dengan
penambahan alkalinitas. Ini akan mengubah bikarbonat menjadi
karbonat sehingga terjadi endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Slaked lime
merupakan CaO yang dihidratasi (ditambah air) dan menjadi sumber
alkalinitas. CaO ini juga dikenal dengan nama quicklime. Sodium
hidroksida (NaOH, caustic soda) dapat juga dijadikan sumber
alkalinitas. Di bawah ini dituliskan urutan reaksi proses kapur-soda.
4. Umpan Ketel
5
sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Kemampuan zeolit dalam
pemisahan ini, didasarkan pada struktur zeolit yang tersusun oleh
rongga atau pori, dimana sistem rongga ini membentuk saluran yang
saling berhubungan dan dihubungkan dengan celah oksigen
(Purwanto dan Faturahman, 2018).
Dari tangki reaktor air dialirkan ke filter multi media yang diisi
dengan pasir silika dan mangan zeolit. Pasir silika berfungsi untuk
untuk menyaring padatan yang ada di dalam air serta oksida besi atau
oksida mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor, sedangkan
mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi untuk menghilangkan
zat besi atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine
atau kaporit. Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu
6
yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi
menjadi bentuk ferrioksida dan mangandioksida yang tak larut dalam
air.(Widayat, 2002)
7
BAB II
METODOLOGI
2.1.2 Bahan
1. CaCl : 2,775 gram
2. MgSO4 : 1,0147 gram
3. Aquadest : 1000 ml
4. KOH 50% : 8 ml
5. HONH2HCl 10% : 11 ml
8
6. Indikator NaNa : ½ spatula
7. EDTA : 50 ml
8. KCN : 1 ml
9. Larutan Buffer : 4 ml
10. Indikator EBT : 6 ml
13. Zeolit : 0,0505 gram
1. Pemanasan
Untuk membebaskan air dari kesadahan tetap, tidak dapat dengan jalan
pemanasan melainkan harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang
digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq).
Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+
dan atau Mg2+.
3. Pengenceran
9
4. Penggunaan asam-asam organic
5. Penggunaan Zeolit
1
2
10
Keterangan Gambar :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan Gambar :
1. Aquadest
2. KOH 50 %
3. HONH2HCl 10 %
4. Indikator Murexide
5. EDTA 0,01 M
6. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sebelum diaktivitasi
7. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,0505 gram
11
8. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1006 gram
9. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1508 gram
10. Hasil titrasi Analisa Ca2+ sesudah diaktivitasi tanpa pengadukan dengan
zeolit 0,2012 gram
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Keterangan Gambar:
1. Aquadest
2. KCN 10 %
3. HONH2HCl 10 %
4. Buffer pH 10
5. Indikator EBT
6. EDTA 0,01 M
7. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sebelum diaktivitasi
12
8. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,0505 gram
9. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1006 gram
10. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi dengan zeolit 0,1508 gram
11. Hasil titrasi Analisa Mg2+ sesudah diaktivitasi tanpa pengadukan dengan
zeolit 0,2012 gram
13
2.4.2. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah
a. Pembuatan Larutan Standart Mg 100 ppm
1. Alat dan bahan dipersiapkan
2. MgSO4.7H2O ditimbang sebanyak 1,0147 gram menggunakan
neraca analitik
3. MgSO4.7H2O dilarutkan ke dalam labu ukur 1000 ml
menggunakan aquadest
4. Larutan dihomogenkan
b. Pembuatan Larutan Standart Ca 100 ppm
1. Alat dan bahan dipersiapkan
2. CaCl2 ditimbang sebanyak 2,775 gram menggunakan neraca
analitik
3. CaCl2 dilarutkan ke dalam labu ukur 1000 ml menggunakan
aquadest
4. Larutan dihomogenkan
c. Aktivasi Air Sadah
1. Ca 100 ppm dipipet sebanyak 20 ml ke dalam Erlenmeyer
2. Mg 100 ppm dipipet sebanyak 20 ml ke dalam Erlenmeyer berisi
Ca 100 ppm
3. Zeolit di timbang sebanyak 0,0505 gram menngunakan neraca
analitik
4. Zeolit di larutkan ke dalam Erlenmeyer berisi campuran Ca dan
Mg.
5. Sampel di agitasi menggunakan magnetic strirer selama 15 menit
dan didiamkan selama 5 menit (sampel setelah di aktivasi)
14
2. Aquadest di tambahkan sebanyak 50 ml ke dalam erlenmeyer
berisi sampel
3. KOH 50% di tambahkan sebanyak 4 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
4. HONH2HCl 10% dipipet sebanyak 0,5 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
5. Indikator NaNa di tambahkan sebanyak ¼ spatula ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
6. Sampel dititrasi dengan larutan EDTA hingga warna TAT
berwarna ungu
15
3. KCN 10% di tambahkan sebanyak 0,5 ml ke dalam Erlenmeyer
berisi sampel
4. HONH2HCl 10% di tambahkan sebanyak 5 tetes ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
5. Larutan buffer pH 10 di tambahkan sebanyak 2 ml ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
6. Indikator EBT ditambahkan sebanyak 3 tetes ke dalam
Erlenmeyer berisi sampel
7. Sampel di titrasi dengan menggunakan EDTA sampai TAT
berwarna biru
16
2.4.5 Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisanya
Air Sadah
Analisa Ca dan Mg
Agitasi
Analisa Ca dan Mg
Tidak
Sesuai
SNI
Ya
Air Bersih
17
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
18
B. Data Pengamatan Kadar Mg2+ Pada Sampel
Nama Pena Volume Volum Volum Volume Volum Indikat Volum
Samp m Sampel e e KCN HONH2HC e or EBT e
el bahan Aquad 10% L 10% (ml) Buffer (Tetes) Titrasi
zeolit est (ml) pH 10 EDTA
e (ml) (ml)
(gram
)
Air - 20 50 0,5 5 2 3 10,6
Sadah
Mg2+ 0,050 20 50 0,5 5 2 3 8,8
5
19
2. Perhitungan pembuatan Na2EDTA 0,01 M
g
M=
BM x v
g
0,01 M = g
372, 24 x1 L
mol
G = 3,7224 gram
3. Perhitungan KCN 10%
w
%W = x 100 %
v
w
10 % = x 100 %
100 ml
w
0,1 =
100
W = 10 gram
4. Perhitungan HONH2HCl
w
%W = x 100 %
v
w
10 % = x 100 %
100 ml
w
0,1 =
100
W = 10 gram
5. Perhitungan pembuatan larutan standar Ca2+
C Ca BM Ca
=
C CaCO 3 BM CaCO 3
g
24 , 3
100 ppm mol
=
x g
246 , 48
mol
X = 1.1014,3209 ppm
X = 1.1014,3209 mg/L
X = 1,0143 g
6. Perhitungan pembuatan larutan standar Mg2+
20
C Mg BM Mg
=
C MgSO 4 BM MgSO 4
g
24 , 3
100 ppm mol
=
x g
246 , 48
mol
X = 1.1014,3209 ppm
X = 1.1014,3209 mg/L
X = 1,0143 g
Mg2+ = ( VMg
b
−
a
VCa ) × 1000
mL
L
×0,243
mg
mL
=( )
10 , 6 mL 6 , 7 mL mL mg
Mg2+ − × 1000 ×0,243
20 mL 20 mL L mL
Mg2+ = 0,195 x 1000 mL/L x 0,243 mg/mL
21
Mg2+ = 47,38 mg/L
4. Kadar Mg2+ setelah aktivasi
Mg2+ = ( VMg
b
−
a
VCa ) × 1000
mL
L
×0,243
mg
mL
=( )
8 , 8 mL 4 mL mL mg
Mg2+ − × 1000 × 0,243
20 mL 20 mL L mL
Mg2+ = 0,24 x 1000 mL/L x 0,243 mg/mL
Mg2+ = 58,32 mg/L
22
b a
Mg2+ = − x 1000 x 0,243
V Mg V Ca
8 , 8 ml 5 ,5 ml mg g
= − x 1000 x 0,243
20 ml 20 ml g L
= 40,095 mg/L
= 40,095 ppm
23
Perhitungan regresi linier sederhana
Y = a + bX
nƩXY −ƩXƩY
b = 2
nƩ X −¿ ¿
5 ( 46,5748 )−0,5054 x 496
=
5 ( 0,0767 )−0,50542
232,874−250,6784
=
0,3835−0,2554
−17.8044
=
0,1281
= -138.9882
2
ƩY (Ʃ X )−ƩXƩY
a =
nƩ X 2−¿ ¿
496 ( 0,0767 )−0,5054 x 496
=
5 ( 0,0767 ) −0,50542
38,0432−250,6784
=
0,3835−0,2554
−212,6352
=
0,1281
= -1.659,9156
nXY −(Ʃx)( ƩY )
r= 2 2 2 2
√ (n Ʃx −( ƩX ) )(nƩ Y −( ƩY ) )
5 x 46,5748−(0,5054 x 496)
= 2 2
√ (5 x 0,0767−( 0,5054 ) )(5 x 51256−496 )
= 0,4853
24
Gambar 3.1 Grafik Regresi Penambahan Zeolit terhadap kadar Ca2+
25
2
ƩY (Ʃ X )−ƩXƩY
a =
nƩ X 2−¿ ¿
247 , 86 ( 0,0767 ) −0,5054 x 247 ,86
=
5 ( 0,0767 )−0,5054 2
19,0108−125,2684
=
0,3835−0,2554
−106,2575
=
0,1281
= -829,4889
nXY −(Ʃx)( ƩY )
r= 2 2 2 2
√ (n Ʃx −( ƩX ) )(nƩ Y −( ƩY ) )
= 0,2259
26
3.3 Reaksi
3.3.1 Reaksi Kadar Ca2+
1. Ca2+ + 2KOH Ca(OH)2 + 2K+
(Ion (Kalium (Kalsium (Ion
Kalsium) Hidroksida) Hidroksida) Kalium)
3. 2CaCl + + H2O
(Kalsium (Air)
Klorida)
(Indikator Murexid)
Ca2(CH2)NH2CH2NCH2COOCl2 + 2Cl- + 2H+
(Larutan Merah Lembayung) (Ion (Ion
Klor) Hidrogen)
4. Ca2(CH2)NH2CH2NCH2COOCl2 + C10H14N2Na2O8
(Larutan Merah Lembayung) (Natrium EDTA)
Na2(CH2)NH2CH2NCH2COOCl2 + C10H14N2Ca2O8
(Larutan Ungu) (Kalsium EDTA)
27
2. Mg(CN)2 + 2HONH2HCl MgCl2 + ↑2NH3
(Magnesium (Hidroksi Amonium (Magnesium (Amonia)
Sianida) Klorida) Klorida)
+ O2 + 2HCN
(Oksigen) (Asam Sianida)
3. MgCl2 + C20H12N3NaO7S C20H12N3MgClO7S + NaCl
(Magnesium (Indikator EBT) (Larutan Merah (Natrium
Klorida) Lembayung) Klorida)
4. 2C20H12N3MgClO7S + C10H14N2Na2O8
(Larutan Merah Lembayung) (Natrium EDTA)
C10H14N2Mg2O8 + 2C20H12N3NaO7S + Cl2
(Magnesium EDTA) (Larutan Biru) (Klorin)
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesadahan ada dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau
mendidihkan air. Sedangkan kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan dengan
pemanasan, tetapi hanya dapat dihilangkan dengan proses soda-kapur dan proses
zeolit. Tujuan dari porses ini yaitu untuk membentuk garam-garam kalsium dan
magnesium menjadi bentuk garam-garam yang tidak larut, sehingga dapat
diendapkan dan dipisahkan dari air. Menurut proses soda-kapur, air sadah
29
direaksikan dengan air kapur (Ca(OH )2 ¿ dan soda ( Na2 CO 3 ¿. Penambahan air
kapur bertujuan untuk menghilangkan kesadahan sementara dan mengendapkan
garam magnesium karena terbentuk Mg(OH ¿ ¿ 2 yang sukar larut. Adapun
penambahan soda bertujua untuk mengendapkan garam kalsium karena terbetnuk
kalsium karbonat yang mudah mengendap.
30
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan:
1. Kadar Ca2+ yang diperoleh adalah Untuk sampel Air Sadah 134 ppm
Untuk sampel dengan penambahan zeloid 80 ppm.
2. Kadar Mg2+ yang diperoleh adalah 47,385 ppm Untuk sampel Air Sadah
Untuk sampel dengan penambahan zeolid 40.095 ppm.
3. Semakin Kecil kadar Magnesium kadar Magnesium yang terdapat dalam
sampel terdapat dalam sampel maka sampel lebih layak untuk dikonsumsi.
5.2. Saran
Pada saat penambahan indikator sebaiknya ditambahkan secukupnya
agar hasil titrasi mencapai warna yang sesuai
31
DAFTAR PUSTAKA
Sihombing, juna, dkk. 2022. Buku penuntun praktikum "Pengolahan Air dan
Limbah Industri". Medan. Politeknik Teknologi Kimia Industri.
Tua DHF. 2015. Teknologi Pengolahan Air Sadah. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
32
33
34
35
36
37
38