B. Teori
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan suatu fase tertentu (gas, cair) di permukaan oleh
suatu adsorbent (zat pengadsorpsi) atau daya serap dari zat penyerap yang terjadi
pada permukaan. Zat padat terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul yang saling
tarik menarik dengan gaya tarik Vander Walls. Kalau ditinjau moekul-molekul di
dalam zat padat, oleh karena banyaknya molekul-molekul atau atom-atom yang
mengelilingi tiap-tiap arah sama, gaya tarik menarik antara satu molekul dengan
molekul lain di sekelilingnya adalah seimbang. Sebab gaya tarik menarik yang satu
akan dinetralkan oleh yang lain, yang letaknya simetris atau dengan kata lain resotate
gaya – 0. Lain halnya dengan molekul-molekul yang letaknya di permukaan gaya-
gaya tersebut letaknya tidak seimbang oleh karena pada salah satu arah sekeliling
molekul tersebut akan mempunyai sifat menarik molekul-molekul gas –gas solute ke
permukaannya. Fenomena ini yang disebut adsorpsi. Adsorpsi ini dipengaruhi oleh :
1. Macam adsorbent
2. Macam zat yang diadsorpsi
3. Konsentrasi masing- masin zat
4. Luas permukaan
5. Temperatur
6. Tekanan
Untuk adsorbent yang luas permukaannya dan berat tertentu jumlah zat di
adsorbent tergantung pada konsentrasi solute di sekitar adsorpbent. Semakin tinggi
konsentrasinya semakin besar pula zat yang dapat diadsorbent. Proses adsorpsi berada
pada keadaan setimbang apabila pada salah satu zat ditambah atau dikurangi maka
akan terjadi keadaan setimbang yang baru. Untuk menerangkan fenomena adsorpsi
1
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA II - REGULER
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 juni 2017
secara kuantitatif dari Gibbs dan van hoof dimana dalam teori ini dapat digolongkan
atas 3 bagian :
1. Monomolekuler teori
2. Polymolekuler teori
3. Capilari teori
= k Cn
Dimana:
X = berat zat (solute) yang teradsorpsi (gram)
m = berat adsorbent (gram)
C = konsentrasi larutan setelah diadsorpsi (setelah setimbang)
k = konstanta tergantung pada suhu dan sifat-sifat adsorbent
n = konstanta lain
= - = C+
α dan β = konstanta
disamping dua persamaan di atas masih ada persamaan-persamaan lain yang
berdasarkan polymolekul teori yaitu persamaan Harkins Yura dan persamaan
Brunauer, Emmet dan Teller (B.E.T).
Adsorpsi larutan oleh zat padat ada 3 kemungkinan :
1. Positif Adsorpsi : apabila solute relative lebih besar teradsorpsi daripada
adsorbent.
Contoh : zat warna oleh aluminium atau chromium
2
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA II - REGULER
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 juni 2017
D. Prosedur :
a. Standarisasi larutan CH3COOH
1. Larutan NaOH 0,5 N dimasukkan ke dalam buret hingga tanda batas.
2. Larutan CH3COOH 0,2 N di pipet sebanyak 10 ml ke dalam erlenmeyer
dan ditambahkan 2 tetes indikator PP kedalam larutan tersebut.
3. Larutan dititrasi sampai mencapai warna TAT.
4. Standarisasi di ulangi dengan konsentrasi CH3COOH 0,4 N, 0,6 N, 0,8 N,
dan 1,0 N.
b. Proses Adsorpsi
1. Hablur norit ditimbang sebanyak 5 kali masing-masing sebanyak 1 gram
kedalam wadah yang diberi label.
2. Larutan CH3COOH 0,2 N, 0,4 N, 0,6 N, 0,8 N, dan 1,0 N dimasukkan
kedalam masing-masing wadah berisi norit.
3
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA II - REGULER
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 juni 2017
E. Perhitungan :
Gram setara CH3COOH yang diadsorbent = gram setara NaOH sebelum
pemberian norit.
1. Menghitung konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah adsorpsi
V1.N1 = V2.N2
N = C = konsentrasi
2. Menghitung konsentrasi zat yang terserap ( C terserap)
C terserap = C sebelum adsorpsi – C sesudah adsorpsi
3. Menghitung gram zat yang terserap
Gram = X = C(terserap) . BE . V(liter)
Mis: X = 0,0559N x 60 grek/mol x 0,005liter
X = 0,01677 gram.
4. Menghitung harga n dan k dengan rumus :
4
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA II - REGULER
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 juni 2017
n = Slope = =
Log k = (-Q)
k = anti log (-Q)
k = …….
Contoh perhitungan :
5
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA II - REGULER
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 juni 2017
JUDUL PRAKTIKUM :
GROUP/KELOMPOK :
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM :
NAMA/NIM :
Medan, …………………2019
ASISTEN
(……………………………..)