disusun oleh :
Diah Indriati (1902673)
rekan kerja :
Afviva Nissa (1909678)
Arrizal Abdul Aziz (1906235)
Salsabila Yaafi S (1900277)
Kelompok 6
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan hukum laju iodinasi Aseton berdasarkan data pengukuran absorbansi
larutan
2. Menghubungkan data laju iodinasi Aseton dengan mekanisme reaksi
B. Dasar Teori
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Laju
rekasi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul
produk terhadap waktu. Laju rekasi tidak tetap, melainkan berubah terus menerus seiring
dengan perubahan konsentrasi.
(Chang,2006)
gambar 1. Grafik Laju Reaksi antara Waktu dengan Konsentrasi Produk dan Reaktan
(Atkins, 2010)
Katalis adalah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia, tetapi pada akhir
reaksi tidak mempengaruhi produk yang terbentuk. Katalis tidak muncul dalam persamaan
kimia. Sifat dari katalis adalah katalis tidak bereaksi secara permanen, katalis
tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi, katalis bekerja pada suhu optimum.
Katalis memumngkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicu oleh atalis terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
(Chang, 2006)
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan rektan
yang akan dikatalisnya. Katalis homogen adalah katalis yang memiliki fase yang sama
dengan reaktan yang akan dikatalisnya.
Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik:
A + C → AC .....................................................................................................................(1)
B + AC → AB + C ............................................................................................................(2)
C adalah katalis, meskipun katalis C termakan pada tahap reaksi 1, namun selanjutnya
dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhan menjadi:
A + B + C → AB + C ........................................................................................................(3)
Katalis homogen terdiri dari katalis asam dan basa, contohnya HCl, H2SO4, NaOH,
KOH. Katalis ini umumnya digunakan pada skala laboratorium, karena sulit diakukan
secara komersil, operasi pada fase cair dibatasi pada kondisi suhu dan tekanan, sehingga
peralatan lebih kompleks dan diperlukan pemisahan antara produk dan katalis.
(Engel, Dkk,2013)
Hukum Laju adalah hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi yang dapat
diperoleh dari data eksperimen. Hukum laju diperoleh secara eksperimen dan tidak
bergantung pada stokiometri. Hukum laju dapat dinyatakan sebagai:
Dalam suatu reaksi A → B, laju reaksinya adalah:
𝑉 = 𝑘[𝐴]𝑥
Dalam suatu reaksi A + B → C, laju reaksinya adalah:
𝑉 = 𝑘[𝐴]𝑥 [𝐵]𝑦
dimana: k = tetapan Laju Reaksi
x dan y = orde reaksi
(Petrucci, 1987)
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi
komponen itu dalam hukum laju. Orde reaksi tidak dapat dituliskan dari persamaan reaksi,
melainkan harus data eksperimen. Beberapa orde reaksi yang umum terdapat dalam
persamaan reaksi kimia yaitu:
• Reaksi orde nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu satu pereaksinya apabila
perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi lau reaksi.
Persamaan laju reaksi yang berorde 0 yaitu 𝑉 = 𝑘[𝐴]0 .
(Syukri,1999)
Larutan Iodin
Tabung A dan B
Hasil
E. Data Pengamatan
konsentrasi awal Aseton = 4 𝑀
konsentrasi awal HCl = 0,990 𝑀
konsentrasi awal Iodin = 5,02 × 10−3 𝑀
F. Perhitungan
1. konsentrasi awal
2 𝑚𝐿
Aseton a. 𝑉1 . 𝑀1 = 𝑉2 . 𝑀2 𝑀2 = 4 𝑀. 8 𝑚𝐿
2 𝑚𝐿
= 1𝑀 𝑀2 = 0,990 𝑀. 8 𝑚𝐿 a. 𝑉1 . 𝑀1 = 𝑉2 . 𝑀2
2 𝑚𝐿
b. 𝑉1 . 𝑀1 = 𝑉2 . 𝑀2 𝑀2 = 5,02 × 10−3 𝑀. 8 𝑚𝐿
= 0,25 𝑀
4 𝑚𝐿
𝑀2 = 4 𝑀. 8 𝑚𝐿 b. 𝑉1 . 𝑀1 = 𝑉2 . 𝑀2
= 0,001 𝑀
4 𝑚𝐿
= 2𝑀 𝑀2 = 0,990 𝑀. 8 𝑚𝐿
b. 𝑉1 . 𝑀1 = 𝑉2 . 𝑀2
= 0,50 𝑀 4 𝑚𝐿
HCl 𝑀2 = 5,02 × 10−3 𝑀. 8 𝑚𝐿
a. 𝑉1 . 𝑀1 = 𝑉2 . 𝑀2
Iodin = 0,003 𝑀
2. laju reaksi
[𝐼2 ]0 0,001 𝑀
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = = 3,72 𝑚𝑖𝑛 = 0,016129 𝑀/𝑠
∆𝑡
3. orde reaksi
percobaan 3 dan 4
𝑧
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 3 [𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 ] 𝑥 [𝐻𝐶𝑙 ] 𝑦 [𝐼 ]
= ([𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛𝑘𝑒−3]) ([𝐻𝐶𝑙𝑘𝑒−3]) ([𝐼2𝑘𝑒−3 ])
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 4 𝑘𝑒−4 𝑘𝑒−4 2 𝑘𝑒−4
Praktikum pada percobaan ini berjudul “Penentuan Orde Reaksi Iodinasi Aseton”
dengan tujuan Menentukan hukum laju iodinasi Aseton berdasarkan data pengukuran
absorbansi larutan dan Menghubungkan data laju iodinasi Aseton dengan mekanisme
reaksi.
Dalam persamaan laju reaksi terdapat variabel orde reaksi. Orde reaksi merupakan
jumlah pangkat konsentrasi dari zat yang bereaksi (reaktan). Orde reaksi dapat berupa
bilangan bulat positif kecil, namun dalam beberapa hal dapat berupa bilangan pecahan atau
nol. Pada umumnya, reaksi kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan bulat positif. Nilai
orde reaksi tidak dapat ditentukan dari harga koefisien reaksi, melainkan berdasarkan
percobaan. Orde suatu reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat yang
bereaksi.
Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula,
dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil pula.
Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang
dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam
persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar perubahaan konsentrasi laju
reaksi terhadap konsentrasi pereaksi.
Konsentrasi awal aseton yang digunakan 4 M, HCl 0,990 M, dan iodin 5,02 x 10-3
M. berdasarkan variasi yang telah disebutkan sebelumnya terdapat pengenceran pada
ketiga komponen tersebut, konsentrasi aseton yang digunakan yaitu 1 M dan 2 M, untuk
HCl yang digunakan sebesar 0,25 M dan 0,50 M, dan yang terakhir iodin yang digunakan
yaitu 0,001 M dan 0,003 M. perhitungan laju reaksi digunakan aplikasi excel untuk
[𝐼2 ]0
memudahkan perhitungannya dengan rumus 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = . Dilakukan perhitungan
∆𝑡
untuk mencari orde x, y, dan z sebagaimana tertera dalam sub judul perhitungan diperoleh
nilai x sebesar 1, niali y sebesar 0, dan yang terakhir z sebesar 1. Maka diperoleh persamaan
akhir laju reaksinya sebesar 𝑟 = 𝑘[𝐶3 𝐻6 𝑂][𝐻 + ].
H. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W F., Julio de Paula. (2010). Physical Chemistry ninth edition. NewYork: W. H
Freeman and Company.
Petrucci, Ralph. (1987). Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Prelab
1. turunkan persamaan 5.2 dari hukum Lambert-Beer
2. diketahui data laju awal suatu reaksi pada beberapa variasi konsentrasi reaktan
[𝑨]𝟎
𝑴 5,0 8,2 17 30
𝟏𝟎−𝟑
𝑳𝒂𝒋𝒖 𝒂𝒘𝒂𝒍
𝑴/𝒔 3,6 9,6 41 130
𝟏𝟎−𝟕
tentukan orde reaksi terhadap A dan tetapan lajunya!
jawab
𝑟 = 𝑘[𝐴]0
log 𝑟 = log 𝑘 + 𝑛 . log[𝐴]
log 𝑟 = 𝑛 . log[𝐴] + log 𝑘