2013). Hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi
dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produknya. Hukum laju mempunyai
penerapan mekanisme reaksi (Atkins, 1999).
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi
komponen itu, dalam hukum laju. Orde keseluruhan reaksi merupakan penjumlahan
orde semua komponennya (Atkins, 1999). Orde reaksi akan menggambarkan bentuk
matematik persamaan laju reasi sebagai fungsi konsentrasi reaktan-reaktan yang terlibat
dalam reaksi. Orde reaksi dapat dihitung dari pengolahan data eksperimen dan dapat
diramalkan jika mekanisme reaksi diketahui. Orde reaksi tidak selalu sama dengan
koefisien reaksi. Untuk reaksi sederhana orde reaksi kemungkinan besar sama dengan
koefisien stoikiometris reaksi akan tetapi untuk reaksi kompleks tidak demikian
(Fatimah, 2013).
Terminologi molekularitas adalah jumlah stoikiometri reaktan yang terlibat dalam
reaksi. Reaksi dikatakan memiliki orde satu semu, jika reaksi berada dalam pelarut lain,
maka air dapat dianggap sebagai suatu reaktan sehingga reaksi dapat dikatakan
memiliki orde dua semu (pseudo second order). Besarnya orde reaksi tidak selamanya
merupakan bilangan bulat. Pada kasus tertentu terutama pada reaksi dengan mekanisme
kompleks akan kita temuui orde reaksi bukan bilangan bulat tetapi bilangan pecahan.
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium Dan
Asam Klorida
Pada reaksi sederhana kita memiliki istilah reaksi unimolekular, reaksi bimolekular,
reaksi trimolekular dan seterusnya. Istilah tersebut menggambarkan molekularitas dari
reaksi. Molekularitas adalah suatu konsep teoritik, sedangkan orde reaksi adalah konsep
empirik. Untuk reaksi dengan mekanisme sederhana, dapat dikatakan bahwa reaksi
bimolekular berorde 2, reaksi trimolekular berorde 3, dan seterusnya, akan tetapi
kebanyakan tidak benar untuk pernyataan sebaliknya. Metode umum untuk
mengklasifikasikan suatu reaksi berdasar jumlah reaktan yang mengambil bagian dalam
reaksi disebut molekularitas (Fatimah, 2013).
Karena hukum laju merupakan persamaan turunan, maka perlu diintegrasikan jika
ingin mencari konsentrasi sebagai fungsi dari waktu.
k
Reaktan Produk
Secara umum, ekspresi matematis reaksi berorde n adalah:
dC
=k C n
dt
C t
dC
n =k dt
C0 C 0
Pendekatan dapat dilakukan dengan pengukuran fraksi reaktan yang bereaksi pada
waktu t. Jika reaksi yang berlangsung adalah:
k
A Produk
Dengan konsentrasi awal a mol dan pada saat t, A yang bereaksi adalah x mol,
maka konsentrasi A pada saat t adalah (a-x) mol.
dx
=k (ax)n
dt
1 1 x
= =kt
ax a a ( ax )
1 1 1
(
2 [ A]2 [ Ao]20 )
=kt
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium Dan
Asam Klorida
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
2.
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium Dan
Asam Klorida
3. Pita Mg
Hasil Pengamatan
GelasGelas
Gelas Kimia
Kimia Kimia
Gelas (5 2
11 (Kimia
10mL
mL2(5 mL Na2S2O3
(Na2S2O3
7,5 mL
Na2S2O3
Gelas Na2S2O3
Gelas 30,1
Kimia
Kimia
0,1
0,1 M)
M) M
(50,1
3mL +
(5M +2,5
mL 2,5mL
mLaquades)
Na2S2O3
Na2S2O3 aquades)
0,1MM++55mL
0,1 mL aquades)
aquades)
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi
Antara Magnesium Dan Asam Klorida
2. Sebelum :
Larutan Na2S2O3 : larutan
tidak berwarna
Aquades : larutan tidak
berwarna
H2SO4 : larutan tidak berwarna
Sesudah :
Gelas Kimia 1
Na2S2O3+H2SO4 larutan
berwarna keruh, dibiarkan
selama 3,14 menit
Gelas Kimia 2
Na2S2O3+H2SO4+ 2,5 ml
aquades larutan
berwarna keruh, dibiarkan
selama 3,40 menit
Gelas Kimia 3
Na2S2O3+ H2SO4 +5 ml aquades
larutan berwarna keruh,
dibiarkan selama 4,07 menit
Sebelum :
Pita Mg : berwarna abu-abu
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi
Antara Magnesium Dan Asam Klorida
1,6 26 28
1,4 42 33
1,2 168 126,6
1 130,2 133,2
0,8 193 195
0,6 208 219
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium
Dan Asam Klorida
Dan dari hasil ketiga gelas kimia diatas, dapat diketahui bahwa waktu
yang diperlukan untuk menjadi keruh sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi Na2S2O3. Semakin tinggi konsentrasi Na2S2O3 maka
semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Namun, sebaliknya jika
konsentrasi Na2S2O3 rendah maka reaksi akan berjalan lambat. Berikut
ini diperoleh data waktu, konsentrasi dari masing-masing senyawa :
0
0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Na2S2O3
yang diberi tanda silang. Tujuan diberi tanda silang pada kertas
untuk mempermudah praktikan melihat keadaan keruh konstan
( tanda silang tidak terlihat).Lalu ditambahkan 10 mL H2SO4 0,1 M
larutan tidak berwarna sehingga menghasilkan larutan yang tidak
berwarna. Penambahan H2SO4 sebagai katalis yaitu mempercepat
reaksi yang terjadi. Ketika ditambahkan H2SO4 dinyalakan
stopwatch dan stopwatch dimatikan ketika terjadi kekeruhan yang
konstan ditandai dengan tidak terlihatnya tanda silang. Kekeruhan
yang konstan ini dikarenakan terbentuknya endapan sulfur dari
hasil reaksi berikut:
Na2S2O3 (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 + O2 + H2SO4 (aq) + H2O (l)
+ 2S (s)
Waktu yang dibutuhkan larutan untuk menjadi larutan keruh dan
konstan adalah 3 menit 14 detik.
- Gelas Kimia II
Dimasukkan 5 mL larutan Na2S2O3 0,1 M yang tidak berwarna
kedalam gelas kimia. Kemudian diletakkan diatas kertas putih
yang diberi tanda silang. Tujuan diberi tanda silang pada kertas
untuk mempermudah praktikan melihat keadaan keruh konstan
( tanda silang tidak terlihat). ditambahkan 2,5 aquades tidak
berwarna dan 7,5 mL H2SO4 larutan tidak berwarna sehingga
menghasilkan larutan yang tidak berwarna.fungsi penambahan
Aquades sebagai pengenceran larutan, sehingga dibutuhkan waktu
yang cukup lama untuk mencapai larutan yang keruh konstan. Hal
ini disebabkan karena konsentrasi yang semakin encer mengandung
partikel-partikel yang lebih renggang sehingga terjadinya tumbukan
juga semakin kecil yang mengakibatkan menurunnya laju reaksi
sedangkan fungsi dari penambahan H2SO4 sebagai katalis yaitu
mempercepat reaksi yang terjadi. Ketika ditambahkan H2SO4
dinyalakan stopwatch dan stopwatch dimatikan ketika terjadi
kekeruhan yang konstan ditandai dengan tidak terlihatnya tanda
silang. Kekeruhan yang konstan ini dikarenakan terbentuknya
endapan sulfur dari hasil reaksi berikut:
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium
Dan Asam Klorida
Berikut ini adalah data yang dihasilkan dari percobaan I, II dan III :
Volume( Volume(ml)
ml) Waktu Konsentrasi
H2SO4 Jumlah (detik) H2SO4 (M)
Na2S2O3 Air
0,5M volume
5 10 - 10 188,4 0,500
5 7,5 2,5 10 204 0,375
5 5 5 10 242,4 0,250
Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar
konsentrasi asam sulfat (H2SO4) yang direaksikan dengan natrium
tiosulfat (Na2S2O3) maka akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan
agar larutan keruh konstan.berikut ini diperoleh data konsentrasi, laju
dan waktu :
0
0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
H2SO4
Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat diperoleh melalui grafik dan
non-grafik. Pada percobaan ini :
H 2 SO 4
a. Orde terhadap
a b
r 1 k 1 [ H 2 SO 4 ] [Na 2 S 2 O3 ]
=
r 2 k 2 [ H 2 SO 4 ]a [Na 2 S 2 O3 ]b
a
0,00530786 k [ 0,5 ] [0,1]b
= 1
0,00490196 k 2 [ 0,375 ]a [0,1]b
a
1,0828036 [1,33]
a= 0,28
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium
Dan Asam Klorida
Na 2 S2 O3
Orde terhadap
a b
r 1 k 1 [ H 2 SO 4 ] [Na 2 S 2 O3 ]
=
r 2 k 2 [ H 2 SO 4 ]a [Na 2 S 2 O3 ]b
a
0,01207729 k 1 [ 0,5 ] [0,1]b
=
0,00706215 k 2 [ 0,5 ] a [0,075]b
b
1,710143=[1,33 ]
b= 1,88 = 2
Orde reaksi total adalah 2
Volume
[HCl] N t(detik) t rata-rata 1/t
(mL) HCl
2 17
25 17,5 0,057
2 18
1,8 23,54
25 23,21 0,043
1,8 22,88
1,6 26
25 27 0,037
1,6 28
1,4 42
25 37,5 0,026
1,4 33
1,2 168
25 129 0,0077
1,2 126,6
1,0 130,2
25 131,4 0,0076
1,0 133,2
0,8 187,8
25 188,4 0,0053
0,8 189
0,6 196,8
25 213,5 0,0046
0,6 203,4
Konsentrasi
X. KESIMPULAN
1. Semakin pekat suatu larutan, waktu kekeruhan semakin lama , sehingga
laju reaksi semakin lambat
2. Orde reaksi dari Na2S2O3 dengan H2SO4 yaitu 2 sedangkan pada
lempeng Mg dan HCl yaitu 1
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium
Dan Asam Klorida
DAFTAR PUSTAKA
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah orde reaksi sama dengan kemolekulan reaksi? Mengapa? (Kaitkan
dengan hasil percobaan anda).
Jawab:
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari
konsentrasi komponen itu, dalam hukum laju. Orde reaksi akan
menggambarkan bentuk matematik persamaan laju reasi sebagai fungsi
konsentrasi reaktan-reaktan yang terlibat dalam reaksi. Kemolekulan
Reaksi adalah jumlah stoikiometri reaktan yang terlibat dalam reaksi yang
merupakan suatu konsep teoritis yang dapat digunakan jika sudah
diketahui mekanisme reaksinya. Sehingga kemolekularitas reaksi tidak
selamanya
Molekularitas adalah suatu konsep teoritik, sedangkan orde reaksi
adalah konsep empirik. Untuk reaksi dengan mekanisme sederhana, dapat
dikatakan bahwa reaksi bimolekular berorde 2, reaksi trimolekular berorde
3, dan seterusnya, akan tetapi kebanyakan tidak benar untuk pernyataan
sebaliknya. Sehingga orde reaksi berkaitan dan dimungkinkan memiliki
nilai yang sama dengan orde reaksi namun tidak selalu orde reaksi sama
dengan molekularitas. Pada percobaan yang telah dilakukan pada reaksi
antara natrium tiosulfat dan asam sulfat memiliki orde dua dan termasuk
dalam reaksi bimolekular.
2. Apa sebabnya setiap percobaan dapat diulangi dalam larutan yang sama
(pemasukan pita Mg untuk kedua kalinya)?
Jawab:
Setiap percobaan dapat diulangi dalam larutan yang sama (pemasukan pita
Mg untuk kedua kalinya, karena dalam larutan asam konsentrasi larutan
tetap dan tidak mengalami perubahan sehingga pita Mg ketika dimasukkan
dalam larutan asam yang sama akan menghasilkan waktu yang sama untuk
bereaksi.
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium
Dan Asam Klorida
3. Efek apa yang akan terjadi pada laju reaksi, apabila sebagai gantinya pita
Mg 1 cm, digunakan pita Mg yang panjangnya 2 cm?
Jawab:
Bila pita mg yang digunakan dimanipulaikan, maka dapat mempengarhui
laju reaksi pada tersebut. Semakin besar atau maka semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk habis bereaksi.
4. Apakah orde reaksi sama dengan kemolekulab reaksi? Mengapa? (kaitkan
dengan hasil percobaan anda).
Jawab:
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari
konsentrasi komponen itu, dalam hukum laju. Orde reaksi akan
menggambarkan bentuk matematik persamaan laju reasi sebagai fungsi
konsentrasi reaktan-reaktan yang terlibat dalam reaksi. Kemolekulan
Reaksi adalah jumlah stoikiometri reaktan yang terlibat dalam reaksi yang
merupakan suatu konsep teoritis yang dapat digunakan jika sudah
diketahui mekanisme reaksinya. Sehingga kemolekularitas reaksi tidak
selamanya
Molekularitas adalah suatu konsep teoritik, sedangkan orde reaksi
adalah konsep empirik. Untuk reaksi dengan mekanisme sederhana, dapat
dikatakan bahwa reaksi bimolekular berorde 2, reaksi trimolekular berorde
3, dan seterusnya, akan tetapi kebanyakan tidak benar untuk pernyataan
sebaliknya. Sehingga orde reaksi berkaitan dan dimungkinkan memiliki
nilai yang sama dengan orde reaksi namun tidak selalu orde reaksi sama
dengan molekularitas. Pada percobaan yang telah dilakukan pada reaksi
antara natrium tiosulfat dan asam sulfat memiliki orde dua dan termasuk
dalam reaksi bimolekular.
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium
Dan Asam Klorida
LAMPIRAN PERHITUNGAN
2. Gelas kimia 2 :
(mol Na2S2O3)1 = (mol Na2S2O3)2
M1 V1 = M2 V2
0,1M 7,5 mL = M2 10 mL
M2 = 0,075M
3. Gelas kimia 3 :
(mol Na2S2O3)1 = (mol Na2S2O3)2
M1 V1 = M2 V2
0,1M 5 mL = M2 10 mL
M2 = 0,05M
0
0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Na2S2O3
1. Gelas kimia 1 :
(mol H2SO4)1 = (mol H2SO4)2
M1 V1 = M2 V2
0,5M 10 mL = M2 10 mL
M2 = 0,5M
2. Erlenmeyer II :
(mol H2SO4)1 = (mol H2SO4)2
M1 V1 = M2 V2
0,5M 7,5 mL = M2 10 mL
M2 = 0,375M
3. Erlenmeyer III :
(mol H2SO4)1 = (mol H2SO4)2
M1 V1 = M2 V2
0,5M 5mL = M2 10 mL
M2 = 0,25M
0 f(x) = 0x + 0
R = 0.97
1/t 0
0
0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
H2SO4
H 2 SO 4
b. Orde terhadap
a b
r 1 k 1 [ H 2 SO 4 ] [Na 2 S 2 O3 ]
=
r 2 k 2 [ H 2 SO 4 ]a [Na 2 S 2 O3 ]b
a
0,00530786 k 1 [ 0,5 ] [0,1]b
=
0,00490196 k 2 [ 0,375 ]a [0,1]b
a
1,0828036 [1,33]
a= 0,28
Na 2 S2 O3
Orde terhadap
a b
r 1 k 1 [ H 2 SO 4 ] [Na 2 S 2 O3 ]
=
r 2 k 2 [ H 2 SO 4 ]a [Na 2 S 2 O3 ]b
a
0,01207729 k [ 0,5 ] [0,1]b
= 1 a
0,00706215 k 2 [ 0,5 ] [0,075]b
b
1,710143=[1,33 ]
b= 1,88 = 2
LAPORAN RESMI KIMIA FISIKA III: Reaksi Antara Natrium
Tiosulfat Dan Asam Sulfat & Reaksi Antara Magnesium
Dan Asam Klorida
Konsentrasi