I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari besarnya kalor reaksi pada reaksi yang berlangsung dengan proses yang
berbeda-beda.
2. MembuktikanHukum Hess.
II.DASAR TEORI
Hukum kekekalan energi salah satunya dinyatakan dengan hukum penjumlahan kalor
(panas) atau sering juga disebut hukum Hess. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi
reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya. Hukum Hess dapat juga
dinyatakan sebagai berikut Bila reaktan diubah menjadi produk, perubahan entalpinya
sama, terlepas apakah reaksi berlangsung dalam satu tahap atau dalam beberapa
tahap(Chang,2003). Adapula perumusan Hukum Hess yang lain menurut Suardana, dkk
menyatakan bahwa Hukum Hess berbunyi Banyaknya panas yang dilepaskan atau
diserap dalam reaksi kimia tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi. Dengan kata lain, jika kita dapat
membagi reaksi menjadi beberapa tahap reaksi dimana H0reaksi dapat diukur, kita dapat
menghitung H0reaksi untuk keseluruhan reaksi. Hukum Hess didasarkan pada fakta bahwa
karena H adalah fungsi keadaan, H hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir (yaitu hanya pada sifat reaktan dan produk). Perubahan entalpi akan sama apakah
reaksi keseluruhan berlangsung dalam satu tahap atau banyak tahap.
Analogi yang berguna untuk hukum Hess adalah sebagai berikut. Andaikan kita
pergi dari lantai dasar ke lantai keenam suatu bangunan dengan tangga berjalan. Kenaikan
energi potensial gravitasi yang didapat akan sama (yang bersesuaian dengan perubahan
entalpi keseluruhan proses), terlepas apakah kita pergi langsung ke atas atau berhenti di
setiap lantai dalam perjalanan ke atas (membagi reaksi ke dalam beberapa tahap).
Berdasarkan hukum Hess, kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya
ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir sistem. Secara lebih sederhana, hukum
Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi total tidak bergantung pada banyaknya tahapan
reaksi-reaksi. Jadi, jika suatu reaksi dapat berlangsung melalui dua tahap atau lebih maka
kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah kalor tahapan reaksinya. Terdapat beberapa
aturan untuk perhitungan hukum Hess yang melibatkan persamaan reaksi kimia yaitu:
Untuk menjumlahkan dua persamaan reaksi kimia dengan perubahan entalpiH1 dan H2,
maka perubahan entalpi untuk produk akhir H3 dapat dinyatakan dengan
H3 = H1 + H2
Untuk reaksi yang arahnya dibalik, nilai perubahan entalpi untuk reaksi akhirnya, H1
sebaliknya dapat dinyatakan dengan
H (reaksi balik) = - H (reaksi ke depan)
Suatu reaksi yang diinginkan dapat diulis sebagai rangkaian dari banyak reaksi
kimia. Jika diketahui panas reaksi dari masing-masing tahap, maka panas reaksi yang
diinginkan dapat dihitung dengan menambahkan atau mengurangi panas reaksi dari
masing-masing tahap. Prinsip ini dimana panas reaksi ditambahkan atau dikurangi secara
aljabar, disebut Hukum Hess mengenai penjumlahan panas konstan. Dasar dari hukum ini
adalah entalpi atau energi internal, yang merupakan suatu besaran yang tidak bergantung
pada jalannya reaksi., yaitu:
Hp = qp dan E = qv , sehingga
H = H1 + H2 + H3 + atau qp = qpI + qpII + qpIII +
Hukum penjumlahan panas Hess, sebenarnya merupakan bentuk lain dalam
menyatakan hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa banyaknya panas
yang dilepas ataupun diserap dalam suatu reaksi kimia, akan selalu sama, tidak bergantung
pada jalannya reaksi, apakah berlangsung dalam satu tahap ataukah beberapa tahap. Syarat
berlangsungnya Hukum Hess adalah keadaan awal reaktan dan keadaan akhir produk pada
berbagai proses tersebut adalah sama. Secara diagramatik Hukum Hess dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Arah 1
E
F
Arah 2
Arah 1
Arah 2
Gambar 2. Diagram reaksi antara NaOH dan HCl dalam 2 proses yang berbeda
H arah 1 = H1 + H2
H arah 2 = H3 + H4
Menurut hukum Hess bahwa H arah 1 = H arah 2
(Retug&Sastrawidana, 2004)
BAHAN
Table 2.Daftarbahan yang digunakandalampraktikum
NAMA BAHAN KONSENTRASI/ JUMLAH
SPESIFIKASI
PadatanNaOH - 8 gram
HCl 4M 50 mL
Aquades - 50 mL
2 Sebanyak 25 mL air suling (aquades) dimasukkan ke dalam kalorimeter, suhu awal air dicatat mulai
dari menit pertama sampai menit ketiga.
3 Tepat pada menit keempat, dimasukkan NaOH sebanyak 4.00 gram sedikit demi sedikit ke dalam
kalorimeter sambil diaduk sampai larut dan dicatat suhu mulai dari menit kelimasampai menit
kesembilan.
4 Sebanyak 25 mL HCl 4M dimasukkan ke dalam kalorimeter, lalu dicatat suhunya,
tepatpadamenitkesepuluhHCldimasukkankedalam calorimeter.
Campurandiadukdandicatatsuhunyamulaimenitkesebelasdanseterusnyasampaisuhunyahampirkonstan.
B ARAH 2
1 Sebanyak 25 mL aquades dimasukkan ke dalam kalorimeter. Diaduk dan dicatat suhu air dengan teliti
mulai dari menit pertama sampai menit ketiga.
2 Sebanyak 25 mL larutan HCl 4 M dicatat suhunya terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke dalam
kalorimeter tepat pada menit keempat. Suhu larutan dicatat mulai dari menit keempat sampai suhu
menjadi konstan/tetap.
3 Setelah suhu pada penambahan larutan HCl 4 M menjadi tetap/konstan, dimasukkan NaOH sebanyak
4 gram sedikit demi sedikit, kemudian mencatat suhunya sampai suhu menjadi tetap/konstan.
V. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pembuktian terhadap Hukum Hess dengan
menggunakan kalorimeter. Menurut Hukum Hess besarnya entalpi dari suatu reaksi tidak
ditentukan oleh jalan atau tahap reaksi, tetapi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan
keadaan akhir suatu reaksi. Dasar hukum Hess ini adalah entalpi dimana besaran ini
merupakan besaran yang tidak tergantung pada jalannya reaksi. Besarnya entalpi dapat
ditentukan hanya dengan mengetahui kalor reaksinya saja.
Banyaknyakalor yang
dihasilkandalamsuatureaksikimiadapatdiukurdenganmenggunakankalorimeter.Kalordiuk
urdenganjalanmenjumlahkankalor yang diserap air denganjumlahkalor yang
diseraplingkungan.Kalor yang diserap air merupakan hasil perkalian antara massa, kalor
jenis dan kenaikan suhu. Kalor yang diserap komponen lingkungan lain yaitu pengaduk,
termometer dan sebagainya merupakan hasil kali jumlah kapasitas kalor komponen-
komponen ini dengan suhu. Dari sini, dapat diketahui bahwa penjumlahan kalor dapat
diterapkan melalui Hukum Hess. Selain itu, Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi
suatu reaksi merupakan jumlah total dari penjumlahan kalor reaksi tiap satu mol dari
masing-masing tahap atau orde reaksi. Oleh karena itu, besarnya H dapat ditentukan
hanya dengan mengetahui kalor reaksinya saja. Dasar hukum Hess ini adalah entalpi
atau energi internal adalah besaran yang tidak tergantung pada jalannya reaksi. Suatu
reaksi kadang-kadang tidak hanya berlangsung melalui satu jalur akan tetapi bisa juga
melalui jalur lain dengan hasil yang diperoleh adalah sama.
Jadi, menurut Hukum Hess besarnya H reaksi akan sama pada arah satu dan arah
dua, karena nilai H tidak bergantung pada jalan atau tahap reaksi, namun hanya
ditentukan pada keadaan awal dan keadaan akhirnya saja.
Arah 1
Pada percobaan arah 1 ini, pertamadimasukkan air kedalam calorimeter
kemudiandiukursuhunya. Suhu awal air yang digunakan adalah 300C, dimana setelah
dikocok di dalam kalorimeter selama 1,5 menit suhu air konstan pada suhu tersebut.
Kemudian, dimasukkanNaOH ke dalam kalorimeter sedikit demi sedikit sampai
sebanyak 4,013 gram, sampai semua padatan NaOH larut. Suhu yang teramati pada awal
dimasukkannya NaOH adalah 31,50C dan suhu maksimum setelah semua NaOH habis
adalah 460C. Meningkatnya suhu pada penambahan NaOH ini disebabkan reaksi antara
air dan NaOH yang bersifat eksoterm. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
NaOH(s) + H2O(l) NaOH(aq)
Pereaksi berikutnya yang dimasukkan ke dalam kalorimeter setelah sebelumnya
ditambahkan NaOH adalah larutan HCl dengan konsentrasi 4 M sebanyak 25 mL. Pada
awal penambahan larutan HCl, suhu yang terukur adalah 610C. Sedangkan, suhu akhir
yang terukur pada penambahan larutan HCl ke dalam kalorimeter adalah 520C. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut.
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Oleh karena itu, reaksi total yang terjadi pada percobaan arah 1 ini adalah sebagai
berikut.
NaOH(s) + H2O(l) NaOH(aq) H1
NaOH(aq) + 2HCl(aq) NaCl(aq ) + 2H2O(l) H2
Secara keseluruhan, data hasil pengamatan untuk percobaan arah 1 ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 9. Data Hasil Pengamatan Reaksi Arah 1 Hukum Hess
Waktu Suhu
Waktu (menit) Suhu (oC)
(menit) (oC)
0 30 5.5 61
0.5 30,5 6 60,5
1 30,5 6.5 59
1.5 30,5 7 58
2 PenambahanNaOH 7.5 57,5
2.5 30,5 8 56,5
3 31,5 8.5 56
3.5 41 9 55,5
4 44,5 9.5 55
4.5 46 10 54,5
Berdasarkan data pada table di atas, maka grafik hubungan antara waktu dan suhu campuran
pada arah 1 adalah sebagai berikut.
Gambar 1.Grafikhubunganantarasuhudenganwaktupadaarah 1
Arah 2
Pada percobaan arah 2 ini, pertama dimasukkanaquades ke dalam
kalorimetersambildiukursuhunya. Suhu awal air yang digunakan adalah 31,50C, dimana
setelah dikocok di dalam kalorimeter selama 1,5 menit suhu air konstan pada suhu tersebut.
Kemudian, dimasukkan HCl 4 M sebanyak 25 mL, suhu yang terukur adalah 34,50C.
Sedangkan, suhu akhir yang terukur pada penambahan larutan HCl ke dalam kalorimeter
adalah 34,50C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
HCl(aq) + H2O (aq) HCl(aq, 4M)
Pereaksi berikutnya yang dimasukkan ke dalam kalorimeter setelah sebelumnya
ditambahkan HCl adalah NaOH padat sedikit demi sedikit sampai sebanyak 4,0425 gram,
sampai semua padatan NaOH larut. Suhu yang teramati pada awal dimasukkannya NaOH
adalah 340C dan suhu maksimum setelah semua NaOH habis adalah 560C. Meningkatnya
suhu pada penambahan NaOH ini disebabkan reaksi antara air dan NaOH yang bersifat
eksoterm. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
HCl(aq) + NaOH(s) NaCl(aq) + H2O(l)
Oleh karena itu, reaksi total yang terjadi pada percobaan arah 2 ini adalah sebagai berikut.
HCl(aq) + H2O(l) HCl(aq, 4M) H3
HCl(aq, 4M) + NaOH(aq) NaCl(aq ) + 2H2O(l) H4
Secara keseluruhan, data hasil pengamatan untuk percobaan arah 1 ini adalah sebagai berikut.
VI. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpercobaandanpembahasandiatas, makadapatdisimpulkanbahwa:
1. Kalor reaksi pada suatu reaksi dapat dihitung dengan menjumlahkan masing-masing
kalor reaksi zat-zat pereaksi yang direaksikan.Dari hasil perhitungan data percobaan
diperoleh H pada arah 1 tidak sama dengan H pada arah 2 (H pada arah 1 lebih
bkecil dari H pada arah 2) dimana H pada arah 1 = 53,73 kJ/mol, sedangkan H
pada arah 2 = 58,52 kJ/mol, sehingga selisihnya adalah 4,79 kJ/mol.
2. H yang diperoleh dari arah 1 mempunyai nilai yang tidak jauh berbeda dengan H
pada arah 2, meskipun langkah yang ditempuh untuk mendapatkan hasil tersebut
berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa H tidak tergantung dari jalan reaksinya,
tetapi hanya tergantung dari keadaan awal dan akhir. Hal ini sesuai dengan Hukum
Hess.