10 Juni 2014
ABSTRAK
Penghantaran arus listrik dalam larutan elektrolit dilakukan oleh ion-ion, baik ion positip
maupun ion negatip. Bagian arus total yang dibawa oleh kation disebut bilangan angkut
kation, t+ sedangkan yang dibawa oleh anion disebut bilangan angkut anion, t-. Pada
percobaan kali melakukan penentuan bilangan angkut ion Hidrogen dengan metode
pergerakan batas. Berdasarkan perhitungan didapatkan bilangan angkut ion Hidrogen
sebesar 3,9. Hal ini tidak sesuai dengan teori, karena t+ + t- =1. Dalam hal ini t+ sudah
melebihi 1
I.
10 Juni 2014
PENDAHULUAN
Penghantaran arus listrik dalam larutan elektrolit dilakukan oleh ion-ion, baik ion
positip maupun ion negatip. Bagian arus total yang dibawa oleh kation disebut bilangan
angkut kation, t+ sedangkan yang dibawa oleh anion disebut bilangan angkut anion, t-.
Antara keduanya berlaku hubungan :
t+ + t- = 1 .. (1)
Bagian arus yang dibawa oleh kation dan anion bergantung pada kecepatan gerak ion
itu dalam larutan. Pada suhu tertentu hubungan antara bilangan angkut dan kecepatan gerak
ion telah dirumuskan oleh Hittorf sebagai berikut:
t+ =+++ .. (2)
t_ =_++ (3)
Persamaan (2) dan (3) dikenal dengan aturan Hittorf (Suharto, dkk, 2002)
Jika penentuan bilangan angkut dengan cara hittorf dengan didasarkan pada
penambahan kosentrasi larutan disekitar elektrodanya, maka cara gerak batas (moving
boundary method) didasarkan pada pergerakan ion ion ketika beda potensial diterapkan.
Pergerakkan ion ini pada perbatasan dua larutan elektrolit dapat langsung diamati (Mulyani
dan Hendrawan, 2010: 83) .
Bilangan tanspor dari setiap ion didefinisikan sebagai bagian dari arus total yang
dibawa oleh ion utama. bilangan ini disebut juga Bilangan penghantaran. Bilangan
penghantaran dihitung dengan a). metode Hittorf ataupun dengan b) metode pembatasan yang
bergerak. Dalam metode pembatas yang bergerak, bilang transport dihitung oleh :ti =
Dimana Ci adalah konsentasi ion I dalam equivalen dm-3, I adalah arus listrik dalam
amper, V adalah volume melalui mana pembatas yang bergerak lewat, dinyatakan dalam m3
dan t adalah waktu dalam detik (Dogra.2009: 495-499).
Widya Kusumaningrum (1112016200005)
10 Juni 2014
Pada sel elektrolisis zat-zat dapat terurai sehingga terjadi perubahan massa. Peruraian
tersebut disebabkan oleh energy listrik yang diangkut oleh ion-ion yang bergerak di dalam
larutan elektrolit, atau karena adanya daya gerak listrik di dalam sel tersebut. Daya gerak
listrik ini merupakan perbedaan potensial standar electrode negatif (katode) dan potensial
standar electrode positif (anode). Perbedaan potensial standar ini biasanya disebabkan
perbedaan bahan yang dipakai antara anode dan katode, namun bisa juga bahan yang dipakai
sama, tetapi konsentrasi larutan elektrofitnya berbeda. Jenis yang terakhir ini disebut sel
konsentrasi (Daryoko.dkk. 2009)
Hukum elektrolisis Faraday
1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui
sel.
2. Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di elektroda
adalahkonstan tidak bergantung jenis zat.
Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untukmengendapkan 1 mol logam
monovalen adalah 96 485 C(Coulomb) tidak bergantung pada jenislogamnya.C (Coulomb)
adalah satuan muatan listrik, dan 1 C adalah muatan yang dihasilkan bila arus 1 A(Ampere)
mengalir selama 1 s. Tetapan fundamental listrik adalah konstanta Faraday F, 9,65x104C,
yang didefinisikan sebgai kuantitas listrik yang dibawa oleh 1 mol elektron.
Dimungkinkanuntuk menghitung kuantitas mol perubahan kimia yang disebabkan oleh aliran
arus listrik yangtetap mengalir untuk rentang waktu tertentu (Rani, 2013).
II.
10 Juni 2014
Jumlah
Tabung elektrolitik
1 buah
Elektroda Cu dan C
1 buah
Larutan HCl 1M
50 ml
Stopwatch
1 buah
Power supply
1 buah
Multimeter
1 buah
Kabel
6 buah
Klem 2 jari
1 buah
Statif 1 buah
Langkah Kerja:
10 Juni 2014
6. Setelah semua langkah telah dipenuhi, teruskan elektrolisis berlangsung kation yang lebih
ringan dalam hal ini ion H+ akan menuju katoda Ag dan berubah menjadi gas H2 sementara
didaerah katoda larutan akan menjadi berwarna dan bergerak naik perlahan. Tepat permukaan
arutan berwarna ini tercapai tanda batas bawah (b-b), jalankan stopwatch dan baca lagi kuat
arus (lih langkah 6). Ketika permukaan larutan berwarna mendekati titik tengah dari dua
batas b-b-a-a baca ulang kuat arus. Tepat permuakaan larutan berwarna mencapai batas asat
a-a hentikan stopwatch (catat waktunya) dan lakukan lagi pengukuran kuat arus listrik
III.
Waktu
Jarak
0,52 A
1.5,10 menit
2cm
0,56
1.27,81 menit
2 cm
161 detik
2 cm
Rata-rata: 0,54 A
b. Perhitungan
t+ =
Mencari Q+= n.z.F
Volume
Mol HCl
=vxM
= 3,532 x 10-3 dm3
n H+ yang pindah
Q+
x 1M
= n.z.F
Widya Kusumaningrum (1112016200005)
10 Juni 2014
=Ixt
= 0,54 Ax 161 s
= 86,94 C
t+ =
t+ =
t+ = 3,9
Pada percobaan kali melakukan penentuan bilangan angkut ion Hidrogen dengan
metode pergerakan batas. Penentuan ini didasarkan pada penambahan konsentrasi larutan di
sekitar elektrodanya. Larutan elektrolit HCl dimasukkan ke dalam tabung elektrofiflik
sebagai lapisan atas, kemudian diberikan indikator metil violet yang berfungsi untuk melihat
pergerakan nya dalam larutan saat beda potensial dinyalakan. Saat power supply dinyalakan
maka terjadilah perubahan dari energi listrik menjadi energi kimia. Disinilah terjadi proses
pengangkutan ion-ion positif dan negatif. Banyaknya bagian arus yang diangkut oleh anion
dan kation tidak sama. Ion yang bergerak lebih cepat akan mengangkut jumlah listrik yang
lebih banyak melalui larutan dalam satuan waktu tertentu atau ion tersebut mengangkut
bagian arus yang lebih banyak.
Berdasarkan perhitungan didapatkan bilangan angkut ion Hidrogen sebesar 3,9. Hal ini
tidak sesuai dengan teori, karena t+ + t- =1. Dalam hal ini t+ sudah melebihi 1. Hal tersebut
dapat terjadi karena pengukuran volume , pengukuran waktu dan kuat arus yang tidak teliti
dikarenakan saat percobaan alatnya kurang berfungsi.
IV.
10 Juni 2014
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Bilangan angkut ion hidrogen ialah 3,9.
2. Penentuan bilangan angkut dapat dilakukan dengan metode pergerakan batas.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Dogra, SK dan Dogra, S.1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: UI press.
Mulyani, S, dan Hendrawan.2010. Common Text Book (edisi revisi) KIMIA FISIK II.
Bandung. UPI-Press.
Suharto,
dkk.2002.
Petunjuk
Prakatikum
Kimia
Fisika
II.
Diakses
dari
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0C
DMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpendidikan%2FIsana%25
20Supiah%2520YL.%2C%2520Dra.%2C%2520M.Si.%2FPKF2.pdf&ei=dJmBU9HmHtCElAWvpw
E&usg=AFQjCNER_AujMIxxSfFAqMW8Uiq43jlmEg&bvm=bv.67720277,d.dGI . Pada tanggal 29
Juni 2014.
Rani,
Yuriska
Sekar.
2013.
Elektrolisis.
Diakses
dari
liter.
Diakses
dari
http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/D-