atau
Dimana:
a : konsentrasi awal ester dalam mol/liter
b : konsentrasi awal ion OH dalam mol/liter
x : jumlah mol/liter ester atau basa yang telah bereaksi pada waktu t
Apabila dialurkan terhadap waktu (t) akan diperoleh garis lurus
dengan arah lereng , sehingga dari arah lereng ini memungkinkan perhitungan
dari tetapan reaksi . Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 1 (Wahyuni,
2013).
Plot sisi kiri persamaan 1 dan 2 terhadap t akan merupakan garis lurus,
knstanta laju dapat dihitung dari kemiringan dan konsentrasi awal reaktan dari
intersep tersebut (Dogra, 2008).
V. Alat dan Bahan Percobaan
1. Alat alat
- Corong kaca 1 buah
- Stopwatch 1 buah
- Gelas kimia 1 buah
- Erlenmeyer 7 buah
- Buret 1 buah
- Statif dan klem 1 buah
- Gelas ukur 2 buah
- Termometer 1 buah
- Pipet tetes 5 buah
- Pro pipet 1 buah
2. Bahan
- Etil asetat 0,02 N 125 mL
- Indikator Phenalftalein (PP) 2 mL
- Larutan NaOH 0,02 N 150 mL
- Aquades 100 mL
- Larutan HCl 0,02 N 70 mL
10 mL HCl 0,02 N
2. Perlakuan Larutan
3. Titrasi Larutan
5 mL campuran larutan
NaOH + Etil Asetat
Hasil
- 15 menit : 5,9 mL
- 25 menit : 5,4 mL
- 40 menit : 5,5 mL
- 60 menit : 5,9 mL
Nilai k
k orde 1 k orde 2
k1 -0.004 0.9353
k2 -0.0018 0.3393
k3 -0.0009 0.1810
k4 -0.0005 0.1182
k5 -0.0003 0.0726
k6 -0.0002 0.0418
N. Fungsi penambahan HCl pada percobaan ini yaitu untuk memberikan suasana asam
pada larutan, selain itu juga digunakan untuk mengetahui banyaknya NaOH yang
tersisa pada reaksi saponifikasi dengan etil asetat. Berikut reaksi yang terjadi saat
titrasi.
Pada percobaan ini seharusnya semakin lama waktu perlakuan larutan maka
konsentrasi etil asetat semakin sedikit karena volume NaOH untuk menitrasi semakin
banyak menurut teori, Namun percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan teori
yakni Volume NaOH titrasi nilainya tetap dan ada yang menurun. Hal ini disebabkan
karena kurang berhasilnya praktikan dalam mencampurkan kedua larutan secara
sempurna.
Penentuan orde reaksi
Pada percobaan ini penentuan orde reaksi dilakukan dengan metode
penentuan ore reaksi dengan persamaan integral, baik secara grafik maupun non
grafik. Hal ini dikarenakan data yang diketahui adalah data konsentrasi dan waktu
setiap saat.
k orde 1 k orde 2
k1 -0.004 0.9353
k2 -0.0018 0.3393
k3 -0.0009 0.1810
k4 -0.0005 0.1182
k5 -0.0003 0.0726
k6 -0.0002 0.0418
Berdasarkan harga k yang diperoleh, reaksi ini belum jelas berada pada orde 1
atau 2 karena nilai k dari kedua orde tidak ada kesamaan sehingga tidak bisa ditentukan
reaksi ini pada orde berapa, Sehingga percobaan kami tidak sesuai dengan teori yakni
seharusnya reaksi pada orde 2
2. Cara grafik
Grafik Orde 1
Grafik orde 1
Hubungan waktu Vs kt
0.0010
y = 8E-07x - 0.0027
0.0000 R = 0.4973
0 1000 2000 3000 4000 5000
-0.0010
-0.0020 kt
kt
Linear (kt)
-0.0030
-0.0040
-0.0050
waktu (t)
Grafik orde 2
Grafik Orde 2
Hubungan waktu Vs kt
1
0.8
0.6
0.4 kt
kt
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
-0.2
waktu (t)
Dari kedua grafik diatas, diketahui bahwa yang paling memenuhi syarat ialah
grafik pada orde 1, karena pada grafik orde 1 nilai R (regresi) nya lebih mendekati nilai
1, yaitu sebesar 0,497, Sedangkan menurut teori nilai regresi pada orde 2 haruslah
mendekati 1. Sehingga percobaan kami tidak sesuai dengan teori, hal ini disebabkan
karean volume yang dihasilkan pada saat titrasi yakni menurun setiap waktu sehingga
mempengaruhi nilai k nya.
Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan yaitu reaksi ini termasuk orde 1,
dibuktikan dengan nilai regresi pada metode grafik yang mendekati 1. Hal ini tidak
sesuai dengan teori yang seharusnya reaksi ini berada pada orde 2 dan pada metode
non grafik yakni ditinjau dari nialai k nya tidak dapat ditentukan ordenya karena nilai
k pada orde 1 dan 2 tidak dapat dibuktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dogra, S.K., dan S. Dogra. 2008. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Jakarta : UI Press
Fessenden dan Fessnden. 1984 . Kimia Organik edisi ketiga jilid 2. Jakarta : Gelora
Aksara Pratama
Hiskia, Achmad. 2003. Elektrokimia Dan Kinetika Kimia. Bandung: Citra Aditya
Sakti.
Keenan, C.W,dkk. 1990. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Partana, dkk. 2003. Kimia Dasar 2. Yogyakarta : UNY Press
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Setiadji, Kartiko. 2011. Laporan Percobaan Kimia. Yogyakarta: SMA 1 Jetis.
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Tim Kimia Fisika. 2017. Panduan Praktikum Kimia Fisika III . Surabaya : FMIPA
Unesa.
Wibowo, Agus. 2010. Laju Reaksi Pencampuran Minyak Jarak dan Air Pada
Hydrogen Reformer Menggunakan Pemanas dan Katalis. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi 2010. Semarang: FT UNWAHAS Semarang.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Reaksi : CH3COOC2H5 (aq) + NaOH (aq) CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)
Diketahui:
- Volume CH3COOC2H5 = 125 mL
- Volume NaOH = 100 mL
- Volume campuran = (125 mL + 100 mL) = 225 mL
- [NaOH] = 0,02 N
- Dari csmpuran diambil 5 ml, sehingga terdapat volume CH3COOC2H5
125
sebanyak = 225 x 5 = 2,78 mL
100
- Volume NaOH sebanyak = 225 x 5 = 2,22 mL
Pada t = 0
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
m: 0,02 M x 2,22 mL 0,02 N x 10 mL
b: 0,0444 0,04
s: - 0,1556
HCl sisa + NaOH NaCl + H2O
0,1556 mmol
Ekivalen HCl sisa = ekivalen NaOH
0,1556 mmol = 0,1556 mmol
0,1556
V NaOH = = 7,78 mL
0,02
1
Pada t = 2 CH3COOC2H5 bereaksi setengah
s: - 0,2 mmol
HCl sisa + NaOH NaCl + H2O
Ekivalen HCl sisa = ekivalen NaOH titrasi
0,2 mmol = 0,2 mmol
0,2 mmol
V NaOH = = 10 mL
0,02
PERHITUNGAN
Diketahui : [CH3COOH] = 0,02 N
[NaOH] = 0,02 N
[HCl] = 0,02 N
V NaOH = 100mL
V CH3COOC2H5 = 125 mL
mmol CH3COOC2H5 = M CH3COOC2H5 x V CH3COOC2H5
= 0,02 M x 2,78 mL
= 0,0556 mmol
mmol NaOH = M NaOH x V NaOH
= 0,02 M x 2,22 mL
= 0,0444 mmol
mmol HCl = M HCl x V HCl
= 0,02 M x 10 mL
= 0,2 mmol
M NaOH x V NaOH
M HCl Blanko = = 0,02 M
Berdasarkan perhitungan diatas, mmol NaOH titrasi = mmol NaOH sisa. Dapat pula
dikatakan bahwa mmol NaOH titrasi = (b-x)
CH3COOC2H5 (aq) + NaOH (aq) CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq) +
NaOH sisa
x mmol
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l) + HCl sisa
x mmol
b-x
0,0444 mmol x = 0,114 mmol
x = -0,0696 mmol
a-x
0,0556 mmol x mol = (a-x)
0,0556 mmol (-0,0696 mmol) = (a-x)
0,1252 = (a-x)
b-x
0,0444 mmol x =0,118 mmol
x = -0,0736 mmol
a-x
0,0556 mmol x mol = (a-x)
0,0556 mmol (-0,0736 mmol) = (a-x)
0,1292 = (a-x)
b-x
0,0444 mmol x =0,118 mmol
x = -0,0736 mmol
a-x
0,0556 mmol x mol = (a-x)
0,0556 mmol (-0,0736 mmol) = (a-x)
0,1292 = (a-x)
b-x
0,0444 mmol x =0,108 mmol
x = -0,0636 mmol
a-x
0,0556 mmol x mol = (a-x)
0,0556 mmol (-0,0636 mmol) = (a-x)
0,1192 = (a-x)
b-x
0,0444 mmol x =0,11 mmol
x = -0,0656 mmol
a-x
0,0556 mmol x mol = (a-x)
0,0556 mmol (-0,0656 mmol) = (a-x)
0,1212 = (a-x)
b-x
0,0444 mmol x =0,118 mmol
x = -0,0736 mmol
a-x
0,0556 mmol x mol = (a-x)
0,0556 mmol (-0,0736 mmol) = (a-x)
0,1292 = (a-x)
= -0.0045
- pada t = 480 sekon
1
kt = 480 (-2.8896- (-2.0464))
= -0.0018
- pada t = 900 sekon
1
kt = 900 (-2.8896- (-2.0464))
= -0.0009
- pada t = 1500 sekon
1
kt = 1500 (-2.8896-(-2.1270))
= -0.0005
- pada t = 2400 sekon
1
kt = 2400 (-2.8896-(-2.1103))
= -0.0003
- pada t = 3600 sekon
1
kt = 2400 (-2.8896-(-2.0464))
= -0.0002
= 0.9353
- pada t = 480 sekon
0.09070.2249
kt = 0.3957
= 0.3393
- pada t = 900 sekon
0.09070.2249
kt = 0.7419
= 0.1810
- pada t = 1500 sekon
0.09870.2249
kt = 1.0685
=0.1182
- pada t = 2400 sekon
0.09700.2249
kt = 1.7633
=0.0726
- pada t = 3600 sekon
0.09070.2249
kt = 3.2148
=0.0418
B. Metode Grafik
k orde 1 k orde 2
Grafik orde 1
Hubungan waktu Vs kt
0.0010
y = 8E-07x - 0.0027
0.0000 R = 0.4973
0 1000 2000 3000 4000 5000
-0.0010
-0.0020 kt
kt
Linear (kt)
-0.0030
-0.0040
-0.0050
waktu (t)
Grafik Orde 2
Hubungan waktu Vs kt
1
0.8
0.6
0.4 kt
kt
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
-0.2
waktu (t)
LAMPIRAN FOTO
Alat dan Bahan
Gambar Keterangan Gambar keterangan
- Gelas kimia - Erlenmeyer
250 mL