Anda di halaman 1dari 51

PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

I. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam


Sulfat
Reaksi antara Magnesium dan Asam Klorida
II. TANGGAL PERCOBAAN: Selasa, 24 Oktober 2017
TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari pengaruh konsentarasi terhadap laju reaksi


2. Menentukan orde reaksi
III. DASAR TEORI
Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah pembentukan ikatan baru. Reaksi
yannterjadi karena materi awal (reaktan) bersama-sama putus atau secara
bergantian untuk membentuk atau beberapa materi yang berbeda (produk).
(Miller, 1997) sedangkan menurut (Petrucci,1992), reaksi kimia adalah suatu
proses di mana zat zat baru, yaitu hasil reaksi, terbentuk
dari beberapa zat aslinya disebut pereaksi.Biasanya, suatu reaksi kimia disertai ol
eh kejadian kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembenukan endapan,
atautimbulnya gas.
Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Laju reaksi merupakan pristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk
dalam satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap
berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju
reaksi bila konstanta dari masing-masing jenis larutan (Keenan, dkk, 1984).
Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan
satu atau dua pengikut berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat.
Reaksi disebut bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan
konsentrasi tiga pengikut. Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada orde reaksi,
suatu reaksi yang merupakan proses satu tahap didefenisikan dengan bedasarkan
reaksinya yaitu reaksi dasar (Bird, 2003 dan Petrucci, 1982)

Hukum Laju Reaksi


Berdasarkan teori tumbukkan yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya
reaksi molekul pereaksi haruslah molekulnya saling bertumbukkan, sehingga

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 1
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

sebagian molekul pada tumbukkan ini akan membentuk suatu molekul-molekul


ynag akan mampu bersifat mengaktifasikan diri secara langsung. Molekul tersebut
kemudian berubah menjadi hasil reaksi agar pereaksi dapat membentuk kompleks
yang akan aktif. Walaupun demikian, namun molekul-molekul ini akan hanya
mempunyai energi minimum yang disebut energi aktivasi (Sukardjo, 2002).
Hukum laju reaksi merupakan suatu bentuk persamaan yang menyatakan
laju reaksi sebagta fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada termasuk
produk-produk yang dihasilkan dalam reaksi tersebut. Hukum laju mempunyai
dua penerapan utama, yaitu penerapan teoritis yang merupakan pemandu dalam
mekanisme reaksi, sedangkan penerapan praktiknya akan dilakukan setelah
mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta lajunya (Atkins, 1996).
Hukum laju dapat ditentukan dengan melakukan serangkain eksperimen
secara sistematik pada reaksi A + B C, untuk menentukan orde reaksi terhadap
A maka konsentrasi A dibuat tetap sementara konsentrasi B divariasi kemudian
ditentukan laju reaksinya pada variasi konsentrasi tersebut. Sedangkan untuk
menentukan orde reaksi B, maka konsentrasi B dibuat tetap sementara itu
konsentrasi A divariasi kemudian diukur laju reaksinya pada variasi konsentrasi
tersebut (Partana, 2003).
Misalkan pada saat mereaksikan logam magnesium dengan asam klorida
dan larutan natrium tiosulfat dengan asam sulfat. Persamaan reaksinya sebagai
berikut:
3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq)Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

Laju reaksi dapat dihitung dengan mengukur jumlah magnesium atau HCl
yang digunakan dalam waktu tertentu atau jumlah magnesium klorida dan gas
H2O dalam waktu tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Berdasarkan metode laju reaksi, ada beberapa hal yang sering digunakan
bersama-sama dalam metode isolasi. Laju reaksi diukur saat pertama reaksi untuk
beberapa reakstan dengan konsentrasi pertama berbeda-beda. Suatu laju reaksi

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 2
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

akan dapat dipengaruhui oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut yang dapat
mempengaruhi kecepatan laju reaksi (Keenan, dkk, 1984 dan Atkins, 1996).
1. Jenis Reaktan
Tiap-tiap zat mempunyai sifat yang berbeda-beda apabila bereaksi
dengan zat lain. Semakin reaktif jenis reaktan tersebut, maka laju reaksi
semakin cepat (Brocks,1959)
2. Konsentrasi
Kelajuan reaksi homogen tergantung pada konsentrasi dari pereaksi
pereaksi dalam larutan. Larutan dapat berupa cairan atu gas. Dalam larutan
cairan, konsentrasi pereaksi dapat diubah berdasarkan penambahan reaksi
atau dengan pengubahan volume dari sistem atau berdasarkan penambahan
atau pengurangan pelarut (Sastrohamidjojo, 2001)
3. Sifat Dasar Pereaksi
Dalam suatu reksi kimia terjadi pemutusan ikatan dan pembentukan
ikatan baru sehingga kelajuan reaksi harus bergantung pada macam ikatan
yng ada. Secara percobaan, kecepatan reksi tergantung pada senyawa yang
melakukan reaksi bersama. Setiap zat berbeda secara nyata, dalam laju reaksi
mereka juga mengalami perbedaan kecepatan reaksi. Reaksi kimia dapat
terjadi akibat tumbukan antara molekul molekul. Sedangkan energi yang
harus dimiliki olekul untuk dapat bereaksi disebut energi aktivasi. Semakin
tinggi nilai energi aktivasi, semkin kecil fraksi mol yang teraktifkan dan
semakin lambat reaksi berlangsung (Sastrohamidjojo, 2001)
4. Suhu
Naiknya suhu menyebabkan kecepatan rata-rata dan energi kinetiknya
rata-rata molekul naik, sehingga frekuensi tumbukan juga semakin besar.
Suhu tinggi diperlukan agar molekul fraksi reaktan meningkat dan dapat
menumbuk dengan energi kinetik yang lebih besar daripada energi aktivasi.
Ini dibutuhkan agar tumbukan yang terjadi efektif (Miller, 1987)
5. Katalis
Katalis adalh suatu zat yang menimbulkan kecepatan suatu reaksi
kimia, tanpa mengalami perubahan kimia. Secara permanen, proses ini

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 3
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

disebut katalisasi, diduga mempengaruhi kecepatan reaksi dengan salah satu


jalan yaitu :
- pembentukan senyawa senyawa ( katalis homogen )
- absorbsi ( katalis heterogen )
(Keenan,1990)

6. Luas Permukaan
Luas permukaan sangat berpengaruh pada keceopatan laju reaksi.
Makin besar luas permukaan suatu zat, makin cepat reaksi berlangsung.
Sebaliknya malin kecil luas permukaan suatu zat, makin lambat zat tersebut
bereaksi. Untuk memperluas permukaan biasanya dilakukan dengan
menghaluskan zat tersebut atau memperkecil ukuran zat. Seperti sebatang
kapur dengan butiran kecil kapur akan memiliki laju reaksi yang lebih besar
dibandingkan dengan batang kapur (Keenan, 1990)

Orde Reaksi
Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematika dimana hasil
perubahan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen
dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui seluruh orde
reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing
reaktan, sedangkan hanya eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai
orde reaksi untuk komponen itu. Orde reaksi adalah jumlah pangkat faktor
konsentrasi dalam hukum laju bentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi
terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan
stoikiometri reaksi (Hiskia, 2003).
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi
komponen itu, dalam hukum laju. Contohnya reaksi dengan hukum laju dalam
persamaan v=k[A][B] merupakan orde pertama dalam A dan B. Orde keseluruhan
reaksi merupakan penjumlahan orde semua komponennya. Jadi, secara
keseluruhan hukum laju dengan persamaan v=k[A][B] adalah orde kedua (Atkins,
1996:335).
Berikut ini beberapa cara penentuan orde reaksi yaitu:
1. Bentuk Differensial

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 4
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

(1) Metode variasi atau metode differensial non grafik


A + B hasil/produk
Dengan persamaan :
r = k[A]x[B]y
dimana x = orde reaksi untuk reaktan A, y merupakan orde reaksi untuk reaktan B
dan [A] dan [B] merupakan konsentrasi reaktan A dan B. Orde reaksi dapat
ditentukan dengan metode isolasi, dimana dengan mencari konsentrasi yang sama.
Misalnya untuk mencari orde reaksi B dapat ditentukan dengan mencari
konsentrasi A yang sama. Berikut ini persamaan laju reaksi bentuk differensial:
Orde 0

=

Orde 1

= ( )

Orde 2

Satu pereaksi = = ( )2

Dua pereaksi = = ( )( )

Orde 3

= ( )3

Orde n

= ( )

(2) Metode differensial grafik


Persamaan :
dx/dt = r = k (a-x)n
diubah ke dalam bentuk ln r = ln k + n ln (a-x)t

2. Bentuk Integral
(1) Metode variasi atau metode differensial non grafik

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 5
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Merupakan suatu metode trial and error. Yakni perubahan konsentrasi


dengan waktu yang diukur, dan harga k dihitung dengan menggunakan orde
reaksi akan diperoleh persamaan yang memberikan harga k yang konsisten.
Berikut ini persamaan yang dapat digunakan;
Orde 0
dx
=k
dt

Orde 1
dx
=k (a-x)
dt
dx
=k dt
(a-x)
dx
- =k dt
(a-x)
ln( ) = +
t=0, x=0, maka :
a
kt= ln
a-x

Orde 2
x
kt=
a (a-x)

Orde 3
1 1
kt= 2
=
2 (a-x) 2a2
(2) Integral Grafik
Orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan cara membuat grafik
dari data eksperimen
Metode integral grafik
Untuk dapat menggunakan metode ini perlu diperhatikan data yang akan
diplotkan pada grafik.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 6
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

I. Orde 1

y = kx + b
ln (a-x)

II. Orde 2

1/(a-x) y = kx + b

III. Orde 3

1/(a-x)2 y = kx + b

t
Untuk dapat menentukan orde dapat kita analisis dari nilai regresi
(R2) pada setiap persamaan garis linier yang didapat.Orde reaksi
ditentukan dari nilai R2 yang paling mendekati 1.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 7
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)


Natrium tiosulfat merupakan padatan yang dihasilkan melalaui proses
kimia berupa reaksi pengendapan. Natrium tiosulfat memiliki sifat yang dapat
larut dalam akuades, namun tidak dapat larut dalam pelarut etanol. Natrium
tiosulfat pada suhu sekitar 100oC biasanya akan dijumpai Na2S2O3 sebagai
pentahidrat yang akan kehilangan air (Daintith, 1994).

Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air dalam semua perhitungan. (epinus, 2010). Asam sulfat merupakan zat
cair kental tak berwarna, menyerupai minyak, bersifat asam kuat, titik didih 315-
338 0C, titik leleh 100 0C, massa jenis 1,8. (Mulyono, 1997)

Asam Klorida
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia
dapat terdisosiasi (terionisasi) melepaskan satu H+ (sebuah proton tunggal) hanya
sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air
membentuk ion hidronium, H3O+ (Perry, dkk, 1984). Hidrogen klorida (HCl)
adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat terdisosiasi (terionisasi)
melepaskan satu H+ (sebuah proton tunggal) hanya sekali. Dalam larutan asam
klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+

Pita Magnesium

Pita Magnesium mempunyai BM=24,305 dan nomor atom 12 serta


bervalensi 2. Termasuk logam alkali tanahdan merupakan salah satu unsur yang
paling banyak terdapat dikulit bumi. Ditentukan secara alami dalam bentuk
persenyawaan magnesit kornalit, dolomit, CaMg(CO3)2, epsomit, kieserite,dan
lain-lain, juga terdapat di air laut.Logam berwarna putih keperakan. Struktur
kerangka tertutup heksagonal, teroksidasi dengan lambat pada udara lembab. Titik
lebur 6510C, titik didih 11000C. Tersedia dalam bentuk batangan, pita, kawat, dan
bubuk. Bereaksi sangat lambat dengan air pada temperatur ruangan. Reaksi asam
menghasilkan pembebasan hidrogen.(Windholez,1976).

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 8
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
Erlenmeyer 100 mL 6 buah
Gelas kimia 100 mL 3 buah
Gelas ukur 25mL 1 buah
Gelas ukur 10 mL 3 buah
Stopwatch 2 buah
Kertas gosok/amplas 1 buah
Pipet tetes secukupnya
2. Bahan
Larutan Na2S2O3 0,1 M
Larutan H2SO4 0,5 M
Pita Mg
Larutan HCl 2 N; 1,8 N; 1,6 N; 1,4 N; 1,2 N; 1 N; 0,8 N; dan 0,6 N
Aquades

V. ALUR PERCOBAAN

1. Reaksi Antara Natrium Tiosulfat dengan Asam Sulfat

Erlenmeyer 2 Erlenmeyer 3
Erlenmeyer 1
7,5 mLNa2S2O3 0,1 M 5 mLNa2S2O3 0,1 M +
10 mLNa2S2O3 0,1 M
+ 2,5 mL H2O 5 mL H2O

Diletakkan pada tanda silang


Ditambah H2SO45 mL
Dinyalakan stopwatch ketika asam mulai
ditambahkan
Dihentikan stopwatch ketika diperoleh kekeruhan
yang konstan

Hasil Pengamatan

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 9
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Erlenmeyer 2 Erlenmeyer 3
Erlenmeyer 1
7,5 mLH2SO40,5 M 5 mLH2SO40,5 M
10 mL H2SO40,5 M
+ 2,5 mL H2O + 5 mL H2O

Diletakkan pada tanda silang


Ditambah Na2S2O35 mL
Dinyalakan stopwatch ketika asam mulai
ditambahkan
Dihentikan stopwatch ketika diperoleh kekeruhan
yang konstan

Hasil Pengamatan

2. Reaksi Antara MAgnesium dengan Asam Klorida

25 mL 25 mL 25 mL 25 mL 25 mL 25 mL 25 mL 25 mL
HCl HCl HCl HCl HCl HCl HCl HCl
2N 1,8N 1,6N 1,4N 1,2N 1N 0,8N 0,6N

Dimasukkan pada Erlenmeyer berbeda


Dimasukkan 0,5 cm pita Mg yang sebelumnya
telah ditimbang
Dinyalakan stopwatch ketika Mg dimasukkan
Dimatikan stopwatch ketika Mg larut total
Diulangi dengan memasukkan pita Mg 0,5 cm
pada larutan asam yang sama

Waktu

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 10
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

VIII. HASIL PENGAMATAN

No. Hasil Pengamatan


Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Reaksi Antara Natrium Tiosulfat dan Na2S2O3 : Larutan A + Na2S2O3(aq) + Semakin besar
Asam Sulfat larutan tidak akuades + H2SO4 : H2O(l)Na2S2O3(aq) konsentrasi,

Erlenme- Erlenme- bewarna larutan berwarna 3Na2S2O3(aq) + semakin cepat


Erlenme-
yer 1 yer 2 yer 3 H2SO4 : kuning kehijauan H2SO4(aq)Na2SO4(a waktu yang

7,5 5 larutan tidak (+++) q) + 4S(s) + H2O(l) diperlukan untuk


10
mLNa2S2 mLNa2S2 mLNa2S2 bewarna Larutan B + bereaksi sehingga
O3 0,1 M O3 0,1 M O3 0,1 M
Aquades : akuades + H2SO4 : Orde total menurut teori laju reaksinya
+ 2,5 mL + 5 mL
H2O H2O larutann larutan berwarna adalah 2 yaitu orde 1,23 semakin besar. Hal
tidak kuning kehijauan dari Na2S2O3 dan orde ini dikarenakan
Diletakkan pada tanda silang berwarna (++) 0,524 dari H2SO4 banyak tumbukan
Ditambah H2SO45 mL
Larutan C + yang terjadi.
Dinyalakan stopwatch ketika
asam mulai ditambahkan akuades + H2SO4 :
Dihentikan stopwatch ketika larutan berwarna Orde reaksi
diperoleh kekeruhan yang Natrium Tiosulfat
kuning kehijauan
konstan
(+) sebesar 1,23. Halini
Hasil Pengamatan Waktu yang sudah sesuai

diperlukan dengan teori

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 11
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

bereaksi: Semkin besar


- A1 = 44,97 s konsentrasi maka
- B1 = 1 menit 1,84 partikel-partikel di
s dalam larutan
- C1 = 1 menit 57 s sangat banyak
sehingga tumbukan
antar molekul
semakin cepat

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 12
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

No. Hasil Pengamatan


Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
Larutan Larutan A + H2SO4(aq) + H2O(l) Semakin besar
Erlenme- Erlenme- Erlenme-
yer 2 yer 3 H2SO4 : akuades + H2SO4(aq) konsentrasi,
yer 1
larutan tidak Na2S2O3 : larutan H2SO4(aq) + semakin cepat
10 7,5 5
mLH2SO berwarna berwarna kuning 3Na2S2O3(aq) waktu yang
mLH2SO mLH2SO
40,5 M 40,5 M + 40,5 M + Larutan kehijauan (+++) Na2SO4(aq) + 4S(s) diperlukan untuk
2,5 mL 5 mL Na2S2O3 : Larutan B + + H2O(l) bereaksi sehingga
H2O H2O
larutan tidak akuades + laju reaksinya

Diletakkan pada tanda silang berwarna Na2S2O3 : larutan Orde reaksi menurut teori semakin besar. Hal
Ditambah Na2S2O3 5 mL Akuades : berwarna kuning yaitu 1,23 untuk orde ini dikarenakan
Dinyalakan stopwatch ketika
larutan tidak kehijauan (++) reaksi Na2S2O3 dan orde banyak tumbukan
asam mulai ditambahkan
Dihentikan stopwatch ketika berwarna Larutan C + 0,524 untuk H2SO4 . jadi yang terjadi.
diperoleh kekeruhan yang akuades + orde total yaitu 2
konstan Na2S2O3 : larutan Orde reaksi Asam
Hasil Pengamatan berwarna kuning Sulfat sebesar
kehijauan (+) 0,524. Hal ini
kurang sesuai

Waktu yang dengan teori yang

diperlukan seharusnya orde

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 13
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

bereaksi: reaksi Asam sulfat


- A1 = 1 menit 20 sebesar 1
detik
- B1 = 1 menit 33 Semakin besar
detik konsentrasi maka
- C1 = 1 menit 45 partikel-partikel di
detik dalam larutan
sangat banyak
sehingga tumbukan
antar molekul
semakin cepat

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 14
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

No. Hasil Pengamatan


Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
2. Reaksi Antara Magnesium dan Asam HCl : larutan HCl berbagai Mg(s) + 2HCl(aq) Semakin tinggi
Klorida tidak konsentrasi + MgCl2(aq) + H2(g) konsentrasi maka
\ berwarnadan Mg : larutan semakin cepat
bau tidak berwarna Orde reaksi yang terjadi reaksi.
menyengat dan terdapat dihasilkan adalah 1 yaitu Sehingga pita
Dimasukkan pada Erlenmeyer Mg : bentuk adanya uap dan dari HCl magnesium
berbeda padat gelembung yang semakin cepat larut.
Dimasukkan 0,5 cm pita Mg Hal ini karena
berwarna menandakan
yang sebelumnya telah
ditimbang abu-abu adanya gas H2 tumbukan semakin
Dinyalakan stopwatch ketika Waktu yang banyak.
Mg dimasukkan diperlukan Orde reaksi dalam
Dimatikan stopwatch ketika
untuk bereaksi: percobaan adalah 1.
Mg larut total
Diulangi dengan memasukkan - HCl 2 N Sehingga orde
pita Mg 0,5 cm pada larutan t1 : 17 s reaksi sudah sesuai
asam yang sama dengan teori
t2 : 16,43 s

Waktu - HCl 1,8 N


t1 : 18,23 s
t2 : 19,06 s

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 15
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

- HCl 1,6 N
t1 : 19,5 s
t2 : 23,43 s
- HCl 1,4 N
t1 : 32,46 s
t2 : 40,15 s
- HCl 1,2 N
t1 : 39,68 s
t2 : 35,21 s
- HCl 1 N
t1 : 63 s
t2 : 52 s
- HCl 0,8 N
t1 : 100 s
t2 : 105 s
- HCl 0,6 N
t1 : 217 s
t2 : 255 s

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 16
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

IX. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Percobaan yang berjudul Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam


Sulfat, serta reaksi antara magnesium dan Asam klorida bertujuan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan dapat mengetahui
besarnya orde reaksi suatu zat. Prinsip dasar percobaan ini yaitu mengarah pada
faktor-faktor yang memperngaruhi laju reaksi yakni konsentrasi. Berdasarkan
teori yang ada semakin besar konsentrasi larutan maka laju reaksi akan semakin
cepat, karena kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak, sehingga
kecepatan reaksi akan meningkat. Percobaan ini terdiri atas dua percobaan,
percobaan pertama yang dilakukan yaitu reaksi antara natrium tiosulfat dan asam
sulfat, dan percobaan kedua yaitu reaksi antara magnesium dan asam klorida.

1. Reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan Asam Sulfat

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsenetrasi


larutan terhadap laju reaksi dan menentukan orde reaksi dari Natrium
Tiosulfat dan Asam Sulfat. Selanjutnya, untuk mempelajari pengaruh
konsentrasi pada reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat, maka
dilakukan dua perlakuan berbeda yaitu dengan manipulasi volume masing-
masing pereaksi (Natrium Tiosulfat an Asam Sulfat), sehingga nantinya akan
didapatkan konsentrasi yang berbeda-beda dari natrium tiosulfat maupun
asam sulfat.

A. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi


Konsentrasi Natrium tiosulfat di buat berbeda

Pada percobaan ini konsentrasi natrium tiosulfat dibuat konsentrasi


yang berbeda-beda, yaitu dengan cara melakukan pengenceran sampai
volumenya 10 mL (penambahan aquades sebelum direaksikan) dimana
konsentrasi yang di butuhkan adalah 0,1; 0,075, dan 0,05 sehingga
dihasilkan volume Natrium Tiosulfat sebesar 10 mL; 7,5 mL; dan 5 mL.
Volume H2SO4 pada percobaan tahap pertama ini dibuat tetap, sehingga
pada percobaan ini data konsentrasi H2SO4 0,merupakan data yang diisolasi
sedangkan konsentrasi Na2S2O3 merupakan data yang dimanipulasi. Pada

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 17
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

percobaan ini laju reaksi merupakan variabel reaspon, dimana hasilnya


bergantung pada konsentrasi Na2S2O3 yang merupakan variabel manipulasi.
Volume

Langkah pertama pada percobaan ini yaitu memasukkan 10 mL


larutan Natrium tiosulfat 0,1 M (tidak berwarna) ke dalam gelas kimia B.
Kemudian gelas kimia yang telah berisi larutan Natrium tiosulfat diletakkan
diatas kertas yang telah diberi tanda silang dengan tujuan mempermudah
mengetahui kekeruhan pada reaksi antara Natrium tiosulfat dengan Asam
sulfat. Kemudian, larutan ditambah dengan 5 mL larutan Asam sulfat 0,5 M
(tidak berwarna) dimana pada saat penambahan asam sulfat, stopwatch
dinyalakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan untuk
bereaksi. Hal ini ditandai dengan memudarnya tanda silang dikarenakan
terjadi reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam sulfat yang menghasilkan
larutan keruh berwarna kuning kehijauan (+++). Reaksi yang terjadi yaitu :

3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) 3Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Langkah kedua yaitu memasukkan 7,5 mL larutan Natrium


tiosulfat 0,075 M (tidak berwarna) ke dalam gelas kimia B. Kemudian gelas
kimia yang telah berisi larutan Natrium tiosulfat diletakkan diatas kertas
yang telah diberi tanda silang dengan tujuan mempermudah mengetahui
kekeruhan pada reaksi antara Natrium tiosulfat dengan Asam sulfat.
Kemudian, larutan ditambah dengan 2,5 mL larutan Asam sulfat 0,5 M
(tidak berwarna) dimana pada saat penambahan asam sulfat, stopwatch
dinyalakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan untuk
bereaksi. Hal ini ditandai dengan memudarnya tanda silang dikarenakan
terjadi reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam sulfat yang menghasilkan
larutan keruh berwarna kuning kehijauan (++). Reaksi yang terjadi yaitu :

3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) 3Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Langkah ketiga yaitu memasukkan 5 mL larutan Natrium tiosulfat


0,05 M (tidak berwarna) ke dalam gelas kimia C. Kemudian gelas kimia

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 18
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

yang telah berisi larutan Natrium tiosulfat diletakkan diatas kertas yang
telah diberi tanda silang dengan tujuan mempermudah mengetahui
kekeruhan pada reaksi antara Natrium tiosulfat dengan Asam sulfat.
Kemudian, larutan ditambah dengan 5 mL larutan Asam sulfat 0,5 M
(tidak berwarna) dimana pada saat penambahan asam sulfat, stopwatch
dinyalakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan untuk
bereaksi. Hal ini ditandai dengan memudarnya tanda silang dikarenakan
terjadi reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam sulfat yang
menghasilkan larutan keruh berwarna kuning kehijauan (+). Reaksi yang
terjadi yaitu :

3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) 3Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk Natrium Tiosulfat dan


Asam sulfat untuk bereaksi yakni pada tabel berikut :

Volume Molaritas Volume (mL)


Waktu
(mL) Na2S2O3 Na2S2O3 Jumlah Kekeruhan
Air (detik)
H2SO4 (M) 0,1M Volume

5 mL 0,1 M 10 mL - 10 mL 44,97 s (+++)

5 mL 0,075 M 7,5 mL 2,5 mL 10 mL 61,84 s (++)

5 mL 0,05 M 5 mL 5 mL 10 mL 117 s (+)

Berdasarkan data waktu yang diperoleh dari percobaan menunjukkan


bahwa semakin kecil konsentrasi Na2S2O3 maka semakin kecil laju reaksi.
Hal tersebut dibuktikan dengan semakin lamanya waktu yang diperlukan
larutan untuk tepat keruh. Konsentrasi dalam hal ini berbanding lurus
dengan laju reaksi. Laju reaksi antara Na2S2O3 dan H2SO4 merupakan laju
reaksi kuantitatif, karena laju reaksi diperoleh berdasarkan pengukuran. Dari
data tersebut dapat dihitung nilai r (Laju reaksi) menggunakan persamaan
stokiometri, sehingga dihasilkan Konsentrasi total yaitu konsentrasi dari S

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 19
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

(Sulfur) sebesar 0,01 mol/0,015 liter untuk semua tabung, dari konsentrasi
tersebut diperoleh nilai r dengan rumus:

Na2S2O3
r=

sehingga diperoleh nilai r

[Na2S2O3] [H2SO4] M. Sulfur t r


0,1 M 0,5 M 0,6667 M 44,97 s 0,0014825 M/sekon
0,075 M 0,5 M 0,6667 M 61,84 s 0,0010781 M/sekon
0,05 M 0,5 M 0,6667 M 117 s 0,0005698 M/sekon

Dari tabel diatas diketahui bahwa semakin besar konsentrasi larutan


natrium tiosulfat maka laju reaksinya semakin besar.

Konsentrasi Asam sulfat di buat berbeda

Pada percobaan ini konsentrasi Asam sulfat dibuat konsentrasi yang


berbeda-beda, yaitu dengan cara melakukan pengenceran sampai volumenya
10 mL (penambahan aquades sebelum direaksikan) dimana konsentrasi
yang di butuhkan adalah 0,1; 0,375, dan 0,25 sehingga dihasilkan volume
Asam Sulfat sebesar 10 mL; 7,5 mL; dan 5 mL. Volume Na2S2O3 pada
percobaan tahap pertama ini dibuat tetap, sehingga pada percobaan ini data
konsentrasi Na2S2O3 ,merupakan data yang diisolasi sedangkan konsentrasi
H2SO4 merupakan data yang dimanipulasi. Pada percobaan ini laju reaksi
merupakan variabel reaspon, dimana hasilnya bergantung pada konsentrasi
H2SO4 yang merupakan variabel manipulasi.

Langkah pertama pada percobaan ini yaitu memasukkan 10 mL


larutan Asam sulfat 0,1 M (tidak berwarna) ke dalam gelas kimia B.
Kemudian gelas kimia yang telah berisi larutan Asam sulfat diletakkan
diatas kertas yang telah diberi tanda silang dengan tujuan mempermudah
mengetahui kekeruhan pada reaksi antara Natrium tiosulfat dengan Asam
sulfat. Kemudian, larutan ditambah dengan 5 mL larutan Natrium tiosulfat

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 20
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

0,1 M (tidak berwarna) dimana pada saat penambahan Natrium tiosulfat,


stopwatch dinyalakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan
untuk bereaksi. Hal ini ditandai dengan memudarnya tanda silang
dikarenakan terjadi reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam sulfat yang
menghasilkan larutan keruh berwarna kuning kehijauan (+++). Reaksi yang
terjadi yaitu :

3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) 3Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Langkah kedua yaitu memasukkan 7,5 mL larutan Natrium


tiosulfat 0,375 M (tidak berwarna) ke dalam gelas kimia B. Kemudian gelas
kimia yang telah berisi larutan Asam Sulfat diletakkan diatas kertas yang
telah diberi tanda silang dengan tujuan mempermudah mengetahui
kekeruhan pada reaksi antara Natrium tiosulfat dengan Asam sulfat.
Kemudian, larutan ditambah dengan 2,5 mL larutan Natrium tiosulfat 0,1
M (tidak berwarna) dimana pada saat penambahan asam sulfat, stopwatch
dinyalakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan untuk
bereaksi. Hal ini ditandai dengan memudarnya tanda silang dikarenakan
terjadi reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam sulfat yang menghasilkan
larutan keruh berwarna kuning kehijauan (++). Reaksi yang terjadi yaitu :

3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) 3Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Langkah ketiga yaitu memasukkan 5 mL larutan Asam Sulfat 0,25


M (tidak berwarna) ke dalam gelas kimia C. Kemudian gelas kimia yang
telah berisi larutan Asam Sulfat diletakkan diatas kertas yang telah diberi
tanda silang dengan tujuan mempermudah mengetahui kekeruhan pada
reaksi antara Natrium tiosulfat dengan Asam sulfat. Kemudian, larutan
ditambah dengan 5 mL larutan Natrium tiosulfat 0,1 M (tidak berwarna)
dimana pada saat penambahan asam sulfat, stopwatch dinyalakan untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan untuk bereaksi. Hal ini
ditandai dengan memudarnya tanda silang dikarenakan terjadi reaksi
antara natrium tiosulfat dengan asam sulfat yang menghasilkan larutan
keruh berwarna kuning kehijauan (+). Reaksi yang terjadi yaitu :

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 21
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) 3Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk Natrium Tiosulfat dan


Asam sulfat untuk bereaksi yakni pada tabel berikut :

Molaritas Volume (mL)


Volume
Waktu
(mL) (M) H2SO4 Jumlah Kekeruhan
Air (detik)
Na2S2O3 Volume
H2SO4 0,1 M

5 mL 0,1 M 10 mL - 10 mL 80 s (+++)

5 mL 0,375 M 7,5 mL 2,5 mL 10 mL 93 s (++)

5 mL 0,25 M 5 mL 5 mL 10 mL 105 s (+)

Berdasarkan data waktu yang diperoleh dari percobaan menunjukkan


bahwa semakin kecil konsentrasi H2SO4 maka semakin kecil laju reaksi. Hal
tersebut dibuktikan dengan semakin lamanya waktu yang diperlukan larutan
untuk tepat keruh. Konsentrasi dalam hal ini berbanding lurus dengan laju
reaksi. Laju reaksi antara Na2S2O3 dan H2SO4 merupakan laju reaksi
kuantitatif, karena laju reaksi diperoleh berdasarkan pengukuran. Dari data
tersebut dapat dihitung nilai r (Laju reaksi) menggunakan persamaan
stokiometri, sehingga dihasilkan Konsentrasi total yaitu konsentrasi dari S
(Sulfur) sebesar 0,01 mol/0,015 liter untuk semua tabung, dari konsentrasi
tersebut diperoleh nilai r dengan rumus:

Na2S2O3
r=

sehingga diperoleh nilai r

[Na2S2O3] [H2SO4] M. Sulfur t r


0,5 M 0,1 M 0,6667 M 80 s 0,0008333 M/sekon
0,5 M 0,375 M 0,6667 M 93 s 0,0007168 M/sekon
0,5 M 0,375 M 0,6667 M 105 s 0,0006349M/sekon

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 22
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Dari tabel diatas diketahui bahwa semakin besar konsentrasi larutan natrium
tiosulfat maka laju reaksinya semakin besar.

B. Penentuan orde reaksi

Penentuan laju reaksi pada percobaan ini digunakan metode differensial


baik secara grafik maupun non grafik. Pada percobaan ini digunakan metode
differensial karena data yang diperoleh berdasarkan percobaan adalah data laju
awal dan konsentrasi awal, sehingga digunakan metode tersebut. Penentuan orde
reaksi dengan menggunakan metode differensial ini terlebih dahulu dihitung orde
reaksi pada masing-masing reaktan yang kemudian diketahui orde total reaksi
antara Na2S2O3 dan H2SO4.

Data laju dalam tabel

No [H2SO4] [Na2S2O3] t (sekon) R


1 0,500 0,100 44,97 0,0014825
2 0,500 0,075 61,84 0,0010781
3 0,500 0,050 117 0,0005698
4 0,500 0,100 80 0,0008333
5 0,375 0,100 93 0,0007168
6 0,250 0,100 105 0,0006349

1. Metode differensial
Penentuan orde Natrium Tiosulfat

Orde reaksi untuk Na2S2O3 dapat dihitung dengan menggunakan rumus


sebagai berikut.

rx = k [Na2S2O3] [H2SO4]
ry k [Na2S2O3] [H2SO4]

Sehingga dapat dihitung :

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 23
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Pers (1) dan (2)

r1 = k [Na2S2O3] [H2SO4]
r2 k [Na2S2O3] [H2SO4]
0,0014825 = k [0,100] [0,500]
0,0010781 k [0,075] [0,500]
1,38 = [1,3]
= log 1,38
log 1,3
= 1,23

Orde reaksi untuk Na2S2O3 yaitu 1,23 atau dibulatkan menjadi 1

Penentuan orde Asam Sulfat

Orde reaksi untuk H2SO4 dapat dihitung dengan menggunakan rumus


sebagai berikut.

rx = k [Na2S2O3] [H2SO4]
ry k [Na2S2O3] [H2SO4]

Sehingga dapat dihitung :

Pers (4) dan (5)

r4 = k [Na2S2O3] [H2SO4]
r5 k [Na2S2O3] [H2SO4]
0,0008333 = k [0,100] [0,500]
0,0007168 k [0,100] [0,375]
1,16 = [1,33]
= log 1,16
log 1,33
= 0,524

Orde reaksi untuk Na2S2O3 yakni sebesar 0,52

Orde reaksi keseluruhan :

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 24
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

R1(regresi orde Na2S2O3) + R2 (regresi orde H2SO4) = 1,23 + 0,524

= 1,764

=2

Jadi, Orde total = 2

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 25
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Tabel perhitungan total

[H2SO4] tetap

log log mol mol Mol


[Na2S2O3] [H2SO4] t r log r
[Na2S2O3] [H2SO4] [Na2S2O3] [H2SO4] endapan S

0,1 0,5 -1 -0,3010 0,001 0,0025 0,001 44,97 0,0014825 -2,82901415

0,075 0,5 -1,1249 -0,3010 0,00075 0,0025 0,001 61,84 0,0010781 -2,96736074

0,05 0,5 -1,3010 -0,3010 0,0005 0,0025 0,001 117 0,0005698 -3,24427712

[Na2S2O3] tetap

log log mol mol Mol


[Na2S2O3] [H2SO4] t r log r
[Na2S2O3] [H2SO4] [Na2S2O3] [H2SO4] endapan S

0,1 0,5 -1 -0,3010 0,0005 0,005 0,001 80 0,0008333 -3,07918125

0,1 0,375 -1 -0,4260 0,0005 0,00375 0,001 93 0,0007168 -3,14457421

0,1 0,25 -1 -0,6021 0,0005 0,0025 0,001 105 0,0006349 -3,19728056

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 26
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

2. Metode grafik

Orde reaksi untuk Na2S2O3

[Na2S2O3] log [Na2S2O3] t (s) r Log r

0,1 -1 44,97 0,0222 0,0014825

0,075 -1,1249 61,84 0,0161 0,0010781

0,05 -1,3010 117 0,0085 0,0005698

Grafik log r vs log [Na2S2O3]


0
-3.3 -3.2 -3.1 -3 -2.9 -2.8
-0.2

-0.4

-0.6
log r
log r

y = 0.7121x + 1.0041
-0.8
R = 0.9915 Linear (log r)

-1

-1.2

-1.4
log [Na2S2O3]

Penentuan orde reaksi secara grafik diatas menunjukkan bahwa orde reaksi
untuk Na2S2O3adalah orde 1, dimana orde reaksi secara grafik dinyatakan dengan
slope (kemiringan), atau pada gambar grafik diatas ditunjukkan dengan R2. Slope
R2pada grafik tersebut menyatakan , dimana adalah orde reaksi untuk Na2S2O3.
Karena grafik yang dihasilkan tersebut naik, maka nilai bernilai positif. Pada
grafik memiliki nilai R2 0,991.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 27
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Orde reaksi untuk H2SO4

log [H2SO4] t
[H2SO4] r Log r
(sekon)

0,5 -0,3010 80 0,0008333 -3,07918125

0,375 -0,4260 93 0,0007168 -3,14457421

0,25 -0,6021 105 0,0006349 -3,19728056

Grafik log ry vs log [H2SO4]


= 2.5243x + 7.4843
R = 0.97470
-3.25 -3.2 -3.15 -3.1 -3.05
-0.1

-0.2

-0.3
log r

log r
-0.4 Linear (log r)

-0.5

-0.6

-0.7
log [H2SO4]

Penentuan orde reaksi secara grafik diatas menunjukkan bahwa orde reaksi
untuk H2SO4adalah orde 2, dimana orde reaksi secara grafik dinyatakan dengan
slope (kemiringan), atau pada gambar grafik diatas ditunjukkan dengan R2. Hal ini
tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa orde asam sulfat bernilai 1.
Slope R2 pada grafik tersebut menyatakan , dimana adalah orde reaksi untuk
H2SO4. Karena grafik yang dihasilkan tersebut naik, maka nilai bernilai positif.
Pada grafik memiliki nilai R2: 0,974.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 28
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Orde reaksi keseluruhan :

R1(regresi / orde Na2S2O3) + R2 (regresi/ orde H2SO4) = 0,991 + 0,974

= 1,965

=2

Jadi, Orde total = 2

Pada percobaan reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat, orde yang
dihasilkan adalah orde total, dimana asam sulfat dan natrium sulfat dapat dicari
masing-masing ordenya karena kedua larutan tersebut memiliki konsentrasi atau
molaritas sehingga orde yang dihasilkan ada 2 yaitu dari natrium tiosulfat dan
asam sulfat sendiri sehingga dapat diacri orde totalnya.

2. Reaksi antara Magnesium dan Asam Klorida


Percobaan reaksi antara Magnesium dan Asam klorida bertujuan untuk
mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi serta menentukan orde
reaksi. Dimana dalam percobaan dilakukan manipulasi konsentrasi asam klorida
yang kemudian direaksikan dengan pita Mg, sehingga nantinya akan didapatkan
waktu dan laju reaksi yang berbeda-beda pada tiap konsentrasi. Berdasarkan teori
yang ada semakin besar konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat, karena
kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak, sehingga kecepatan reaksi akan
meningkat.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memotong pita Mg sepanjang 0,5
cm sebanyak 14 buah. Pita Mg ini berupa padatan berwarna abu-abu. Selanjutnya
menyiapkan 25 ml larutan HCl tidak berwarna berbagai konsentrasi yaitu
konsentrasi 2 N, 1,8 N, 1,6 N, 1,2 N 1 N, 0,8N dan 0,6 N, lalu dimasukkan
kedalam Erlenmeyer. Kemudian masing-masing pita magnesium dimasukkan ke
dalam larutan HCl tidak berwarna bersamaan dengan dinyalakan stopwatch.
Pencampuran pita Mg kedalam larutan HCl ini menghasilkan gelembung-
gelembung dan pita Mg larut. Dimatikan stopwatch setelah pita Mg larut
sempurna dan dan sudah tidak terdapat gelembung gas. Dicatat waktu yang

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 29
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

diperlukan pita Mg untuk larut sempurna. Setelah pita Mg larut sempurna,


selanjutnya menambahkan kembali pita Mg kedalam larutan HCl bersamaan
dengan dinyalakannya stopwatch. Selanjutnya dicatat waktu yang diperlukan pita
Mg larut sempurna dan sudah tidak terdapat gelembung gas H2reaksinya sebagai
berikut:
Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Berdasarkan reaksi tersebut, terlihat bahwa reaksi yang terjadi antara pita
Mg dan larutan HCl merupakan reaksi redoks. Dimana magnesium mengalami
oksidasi dan hydrogen mengalami reduksi. Gelembung yang terbentuk dalam
pencampuran ini merupakan gas hydrogen.
Selanjutnya diulangi langkah tersebut dengan mengganti HCl dengan
konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 1,8 N; 1,6 N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N;
dan 0,6 N.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan data sebagai
berikut:
t rata-
[HCl] (N) t1(s) t2(s) r (1/t) log r
rata(s)
2 17 16,43 16,715 0,059 -1,2291
1,8 18,23 19,06 18,645 0,053 -1,2757
1,6 19,15 19,50 19,325 0,051 -1,2924
1,4 24,27 32,46 28,365 0,035 -1,4559
1,2 32,09 39,68 35,885 0,027 -1,5686
1 63 52 58,5 0,017 -1,7695
0,8 100 105 102,5 0,009 -2,0457
0,6 217 255 236 0,004 -2,3979

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa semakin besar konsentrasi HCl


maka semakin cepat reaksi yang terjadi karena semakin banyak partikel dari HCl
yang bertumbukan dengan Mg. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin lamanya
waktu yang diperlukan agar pita Mg tepat larut. Konsentrasi dalam hal ini
berbanding lurus dengan laju reaksi.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 30
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Semakin besar konsentrasi HCl ternyata waktu yang dibutuhkan semakin


singkat untuk bereaksi (pita Mg larut) dan semakin kecil konsentrasi HCl waktu
yang dibutuhkan untuk bereaksi melarutkan pita Mg semakin lama.Hal tersebut
dapat terjadi karena saat konsentrasi tinggi maka molekul-molekul dalam larutan
tersebut akan lebih mudah untuk bertumbukan sedangkan pada konsentrasi yang
rendah (larutan encer) maka molekul-molekul yang bertumbukan sedikit.
Banyaknya tumbukan antar molekul mempengaruhi besarnya laju reaksi sehingga
apabila molekul-molekul yang bertumbukan semakin banyak maka reaksi akan
berlangsung semakin cepat (laju reaksinya tinggi)
Begitu pula pada penambahan pita Mg yang kedua, terlihat bahwa waktu
yang dibutuhkan untuk melarutkan pita Mg lebih lama dibanding pada
penambahan pita pertama. Hal ini disebabkan konsentrasi yang dimiliki oleh
larutan HCl telah berkurang karena telah bereaksi dengan pita Mg pertama.
Dengan berkurangnya konsenrasi larutan HCl ini, maka kemungkinan molekul-
molekul untuk bertumbukan menjadi berkurangsehingga waktu yang dibutuhkan
Mg untuk larut sempurna menjadi lebih lama. Namun, terdapat beberapa
percobaan yang menyimpang dengan teori, yaitu waktu yang diperlukan pita Mg
ke 2 untuk melarut lebih cepat dari pita Mg pertama. Hal dimungkinkan karena
ukuran pita Mg tidak sama satu sama lain, sehingga luas permukaan antara pita
Mg satu dengan lainnya berbeda sehingga memopengaruhi kecapatan reaksi dan
keakuratan data yang didapatkan.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan orde reaksi antara pita Mg dan
HCl. Penentuan orde reaksi antara Mg dengan HCl dapat digunakan metode
differensial baik secara grafik maupun non grafik.. Pada penentuan dengan
metode non-grafik digunakan persamaan diferensial, karena pada percobaan
didapatkan data konsentrasi reaktan. Reaktan direaksikan sampai reaktan habis
bereaksi.
1. Metode non-grafik
Metode non-grafik dilakukan dengan membandingkan laju reaksi setiap
konsentrasi. dengan cara mencari harga k terlebih dahulu yang kemudian
disubtitsikan ke dalam rumus. Hal ini disebabkan pada percobaan reaksi antara
Mg dan larutan HCl, hanya terdapat 1 pereaksi yang memiliki konsentrasi,

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 31
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

sehingga berbeda dengan reakasi antara natrium tiosulfat dengan asam sulfat yang
memiliki 2 konsentrasi pereaksi. Hal ini berakibat pada penentuan orde reaksi,
orde reaksi yang dihasilkan hanya 1 yaitu orde dari HCl sehingga pada penentuan
orde menggunakan metode differensial harus mencari konstanta nya terlebih
dahulu agar dapat mencari orde reaksi HCl.
Rumus laju reaksinya sebagai berikut:
r1 k1 [HCl]x
=
r2 k2 [HCl]x

Perbandingan laju r pada penentuan orde reaksi diatas dapat diganti


dengan perbandingan laju reaksi yang lain. Dalam percobaan ini kami
membandingkan antara laju reaksi 1 dan laju reaksi 2. Pada percobaan ini
diperoleh orde reaksi antara pita Mg dan HCl yaitu orde 1. Orde reaksi
berdasarkan percobaan tersebut telah sesuai dengan orde reaksi secara teori yaitu
orde 1.

2. Metode grafik
Data yang diperoleh untuk penentuan orde yaitu sebagai berikut:
[HCl] log [HCl] r Log r
2 0,301 0,059 -1,2291
1,8 0,2552 0,053 -1,2757
1,6 0,2041 0,051 -1,2924
1,4 0,1461 0,035 -1,4559
1,2 0,0791 0,027 -1,5686
1 0 0,017 -1,7695
0,8 -0,0969 0,009 -2,0457
0,6 -0,2218 0,004 -2,3979

Sehingga diperoleh grafik sebagai berikut:

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 32
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

0
-0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4
-0.5

-1 y = 2.2828x - 1.8196
R = 0.9768
log r

-1.5 log r
Linear (log r)
-2

-2.5

-3
log HCL

Berdasarkan grafik tersebut, menunjukkan bahwa orde reaksi untuk HCl


adalah orde 1. Hal ini dapat dlihat berdasarkan slope (kemiringan), atau pada
gambar grafik diatas ditunjukkan dengan R2. Slope R2 pada grafik tersebut
menyatakan x, dimana x adalah orde reaksi untuk HCl. Karena grafik yang
dihasilkan tersebut naik, maka nilai bernilai positif. Pada grafik memiliki nilai
R2 : 0,976 (mendekati nilai 1).
Orde reaksi yang didapatkan berdasarkan metode differensial secara grafik
maupun nongrafik menunjukkan hasil yang sama, yaitu orde 1. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa reaksi antara pita Mg dan HCl merupakan reaksi orde 1.

X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan :
1. Semakin tinggi konsentrasi reaktan maka semakin besar laju reaksinya
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi semakin singkat dan
sebaliknya, semakin rendah konsentrasi reaktan maka laju reaksinya kecil
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi semakin lama.
2. Semakin besar konsentrasi maka partike-partikel zat yang dihasilkan
sangat banyak sehingga tumbuklan antar molekul akan semakin besar.
3. Diperoleh orde reaksi Natrium sulfat sebesar 1,23 dan orde reaksi asam
sulfat sebesar 0,5 sehingga diperoleh orde total sebesar 0,73 atau
dibulatkan menjadi 2. Orde reaksi asam sulfat kurang sesuai dengan teori
yang belum mendekati 1.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 33
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

4. Reaksi antara pita logam magnesium merupakan reaksi berorde 1 yang


telah dibuktikan dengan metode differensial grafik maupun nongrafik.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1996. Kamus Lengkap Kimia. Rineka Cipta. Jakarta.

Brocks ,. 1959 ,. Kimia Dasar .Jilid I. Edisi I . Erlangga : Jakarta.

Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Kimia Oxport. Erlangga. Jakarta.

Hiskia, Achmad. 2001. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung: PT Citra


Aditya Sakti.

Keenan, C.W, D.C, Kleinfelter dan J.H Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas.

Jakarta : Erlangga.

Miller,1987, Chemistry A Basic Introduction,4th edition. Wasorth Publishing


Company: California.

Mulyono, Mannan, H.A ., 2001, Kamus Kimia. Gaesindo : Bandung.

Partana, Crys Fajar, dll. 2003. Common Textbook : Kimia Dasar 2. Yogyakarta:
UNY Press.

Perry, R; Green D, Maloney J (1984). Perry's Chemical Engineers' Handbook(6th


ed.). McGraw-Hill Book Company. ISBN 0-07-049479-7.

Petrucci. 1987. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta

Sastrohamidjojo, Hardjono., 2001, Kimia Dasar. UGM Press : Yogyakarta.

Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Rineka Cipta. Jakarta.

Windholez, Martha., 1976 , The Merck Index Ninth Edition. Merck & Co.,Inc:
Rahway.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 34
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

XII. LAMPIRAN

A. Lampiran Pertanyaan dan Jawaban

SOAL :

1. Apakah orde reaksi sama dengan kemolekulan reaksi? Mengapa? (kaitkan


dengan hasil percobaan anda)
2. Apa sebabnya setiap percobaan dapat diulangi dalam larutan yang sama
(pemasukan pita Mg untuk kedua kalinya)?
3. Efek apa yang akan terjadi pada laju reaksi, apabila sebagai gantinya pita
Mg 1 cm, digunakan pita Mg yang panjangnya 2 cm?

JAWABAN :

1. Berbeda. Karena orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam


hukum laju bentuk differensial. Sedangkan kemolekulan reaksi adalah
jumlah spesi tahap penentu laju reaksi yang merupakan suatu konsep
teoritis yang dapat digunkan jika sudah diketahui mekanisme reaksinya.
2. Karena dalam percobaan awal, HCl tidak bereaksi secara keseluruhan,
hanya pita magnesium saja yang habis bereaksi. Dari fakta ini, meskipun
diberi pita magnesium lagi, HCl dari percobaan pertama masih dapat
bereaksi kembali namun membutuhkan waktu tang sedikit lebih lama dari
yang pertama.
3. Jika sebagi gantinya pita Mg 1 cm digunakan pita Mg yang panjangnya 2
cm, maka laju reaksi akan diperlambat. Hal ini dikarenakan semakin
kecilnya luas permukaan yang bertumbukan dengan HCl, jika 2 cm dari
pita Mg ini dipotong menjadi 2 bagian sama besar (masing-masing 1 cm)
maka laju reaksinya akan sama dengan yang dipotong 1 cm tadi. Intinya
semakin besar luas permukaan maka semakin cepat laju reaksi.Semakin
luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan
semakin tinggi dan sering terjadi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih
cepat. Dan juga sebaliknya, bila luas permukaan partikel kecil, sehingga
kemungkinan frekuensi tumbukan yang terjadi semakin kecil yang
mengakibatkan reaksi tersebut berlangsung lambat untuk bereaksi.

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 35
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

B. Lampiran Perhitungan

1. Metode Non Grafik


A. Reaksi Antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat
3Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) 3Na2SO4(aq) + 4S(s) + H2O(l)

Percobaan 1 : (manipulasi Na2S2O3) dengan konsentrasi Na2S2O3


sebesar 0,1M
Erlenmeyer 1 :
(mol Na2S2O3)1 = (mol Na2S2O3)2
M1V1 = M2V2
0,1M10 mL = M210 mL
M2 = 0,1M
Erlenmeyer 2:
(mol Na2S2O3)1 = (mol Na2S2O3)2
M1V1 = M2V2
0,1M7,5 mL = M210 mL
M2 = 0,075M
Erlenmeyer 3:
(mol Na2S2O3)1 = (mol Na2S2O3)2
M1V1 = M2V2
0,1M5 mL = M210 mL
M2 = 0,05M
Data yang diperoleh :

Volume Volume (mL)


Waktu
(mL) Na2S2O3 Jumlah Kekeruhan
Air (detik)
H2SO4 0,1M Volume

5 10 - 10 44,97 s (+++)

5 7,5 2,5 10 61,84 s (++)

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 36
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

5 5 5 10 117 s (+)

Percobaan 2 : (manipulasi H2SO4) dengan konsentrasi H2SO4 sebesar 0,5M


Erlenmeyer 1 :
(mol H2SO4)1 =(mol H2SO4)2
M1V1 =M2V2
0,5M10 mL =M210 mL
M2 = 0,5M
Erlenmeyer 2:
(mol H2SO4)1 = (mol H2SO4)2
M1V1 =M2V2
0,5M7,5 mL = M210 mL
M2 = 0,375M
Erlenmeyer 3:
(mol H2SO4)1 =(mol H2SO4)2
M1V1 =M2V2
0,5M 5mL = M210 mL
M2 = 0,25M

Data yang diperoleh :

Volume Volume (mL)


Waktu
(mL) H2SO4 Jumlah Kekeruhan
Air (detik)
Na2S2O3 0,5M Volume

5 10 - 10 80 s (+++)

5 7,5 2,5 10 93 s (++)

5 5 5 10 105 s (+)

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 37
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Tabel perhitungan total

[H2SO4] tetap

log log mol mol Mol


[Na2S2O3] [H2SO4] t r log r
[Na2S2O3] [H2SO4] [Na2S2O3] [H2SO4] endapan S

0,1 0,5 -1 -0,3010 0,001 0,0025 0,001 44,97 0,0014825 -2,82901415

0,075 0,5 -1,1249 -0,3010 0,00075 0,0025 0,001 61,84 0,0010781 -2,96736074

0,05 0,5 -1,3010 -0,3010 0,0005 0,0025 0,001 117 0,0005698 -3,24427712

[Na2S2O3] tetap

log log mol mol Mol


[Na2S2O3] [H2SO4] t r log r
[Na2S2O3] [H2SO4] [Na2S2O3] [H2SO4] endapan S

0,1 0,5 -1 -0,3010 0,0005 0,005 0,001 80 0,0008333 -3,07918125

0,1 0,375 -1 -0,4260 0,0005 0,00375 0,001 93 0,0007168 -3,14457421

0,1 0,25 -1 -0,6021 0,0005 0,0025 0,001 105 0,0006349 -3,19728056

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 38
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Perhitungan Penentuan Orde


1) Orde reaksi untuk Na2S2O3

Pers (1) dan (2)

r1 = k [Na2S2O3] [H2SO4]
r2 k [Na2S2O3] [H2SO4]
0,0014825 = k [0,100] [0,500]
0,0010781 k [0,075] [0,500]
1,38 = [1,3]
= log 1,38
log 1,3
= 1,23

Orde reaksi untuk Na2S2O3 yaitu 1,23 atau dibulatkan menjadi 1

2) Orde reaksi untuk H2SO4

Pers (4) dan (5)

r4 = k [Na2S2O3] [H2SO4]
r5 k [Na2S2O3] [H2SO4]
0,0008333 = k [0,100] [0,500]
0,0007168 k [0,100] [0,375]
1,16 = [1,33]
= log 1,16
log 1,33
= 0,524

Orde reaksi untuk Na2S2O3 yakni sebesar 0,52

Orde reaksi keseluruhan :

R1(regresi orde Na2S2O3) + R2 (regresi orde H2SO4) = 1,23 + 0,524

= 1,764

=2

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 39
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Jadi, Orde total = 2

Metode grafik

Orde reaksi untuk Na2S2O3

[Na2S2O3] log [Na2S2O3] t (s) r Log r

0,1 -1 44,97 0,0222 0,0014825

0,075 -1,1249 61,84 0,0161 0,0010781

0,05 -1,3010 117 0,0085 0,0005698

Grafik log r vs log [Na2S2O3]


0
-3.3 -3.2 -3.1 -3 -2.9 -2.8
-0.2

-0.4

-0.6
log r
log r

y = 0.7121x + 1.0041
-0.8
R = 0.9915 Linear (log r)

-1

-1.2

-1.4
log [Na2S2O3]

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 40
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

Orde reaksi untuk H2SO4

log [H2SO4] t
[H2SO4] r Log r
(sekon)

0,5 -0,3010 80 0,0008333 -3,07918125

0,375 -0,4260 93 0,0007168 -3,14457421

0,25 -0,6021 105 0,0006349 -3,19728056

Grafik log r vs log [H2SO4]


y = 2.5243x + 7.4843
0
R = 0.9747
-3.22 -3.2 -3.18 -3.16 -3.14 -3.12 -3.1 -3.08 -3.06

-0.1

-0.2

-0.3
log r

log r
-0.4 Linear (log r)

-0.5

-0.6

-0.7
log [H2SO4]

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 41
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

B. Reaksi Antara Magnesium dan Asam Klorida


Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Tabel 1.
[HCl] log [HCl] Massa Mg t1 t2 t rata-rata r = (1/t) log r

2 0,301 0,3010 17 16,43 16,715 0,059 -1,2291

1,8 0,2552 0,2553 18,23 19,06 18,645 0,053 -1,2757

1,6 0,2041 0,2041 19,15 19,50 19,325 0,051 -1,2924

1,4 0,1461 0,1461 24,27 32,46 28,365 0,035 -1,4559

1,2 0,0791 0,0792 32,09 39,68 35,885 0,027 -1,5686

1 0 0,0000 63 52 58,5 0,017 -1,7695

0,8 -0,0969 -0,0969 100 105 102,5 0,009 -2,0457

0,6 -0,2218 -0,2218 217 255 236 0,004 -2,3979

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 42
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

1. Penentuan orde melalui perhitungan k

Perhitungan tetapan laju reaksi

1 1 []1
= ( ) , misal k1=k2
2 2 []2

0,059 1 2
= ( )
0,053 2 1,8

k1
1,1132 = (1,1111)
k2

1 1,1132
1,1132 = 2 1,1111

k=1

Orde Reaksi

1 []1
= ( )
2 []2

0,059 2
= 1,1111 ( )
0,053 1,8

1,1132 = (1,1111)

log 1,1558
=
log 1,1111

x = 1,3

x =1

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 43
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

2. Penentuan orde melaui Metode Grafik

[HCl] log [HCl] r Log r


2 0,301 0,059 -1,2291
1,8 0,2552 0,053 -1,2757
1,6 0,2041 0,051 -1,2924
1,4 0,1461 0,035 -1,4559
1,2 0,0791 0,027 -1,5686
1 0 0,017 -1,7695
0,8 -0,0969 0,009 -2,0457
0,6 -0,2218 0,004 -2,3979

0
-0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4
-0.5

-1 y = 2.2828x - 1.8196
R = 0.9768
log r

-1.5 log r
Linear (log r)
-2

-2.5

-3
log HCL

Orde reaksi yang dihasilkan sebesar 2

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 44
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

C. Lampiran Foto

Alat dan Bahan


Gambar Keterangan Gambar keterangan
- Gelas ukur - 6 buah Erlenmeyer
10 mL

- Pipet tetes - Stopwatch

- Na2S2O3 - H2SO4 0,5 M


0,5 M

HCl 1 N, HCl 1,8 N, HCl 1,6 N, HCl 1,4 N, HCl 1,2 N, HCl 1 N, HCl 0,8 N, HCl 0,6 N

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 45
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

- Pita Mg - Aquades

(Percobaan 1) Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat


No Gambar Keterangan No Gambar Keterangan
1. - 10 mL Na2S2O3 2. - 7,5 mL Na2S2O3
0,5 M dimasukkan 0,5 M + 2,5 mL
kedalam Aquades
erlenmeyer A1 dimasukkan
kedalam
Erlenmeyer B1

3. - 5 mL Na2S2O3 4. - Erlenmeyer A1,


0,5 M + 5 mL B1, dan C1
Aquades
dimasukkan
kedalam
Erlenmeyer C1

5. Erlenmeyer A1 diletakkan diatas tanda


silang X kemudian dinyalakan stopwatch
saat memasukkan H2SO4 0,5 M sebanyak 5
mL

6. Stopwatch dihentikan dan dicatat waktunya


saat larutan keruh sempurna

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 46
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

7. Erlenmeyer B1 diletakkan diatas tanda


silang X kemudian dinyalakan stopwatch
saat memasukkan H2SO4 0,5 M sebanyak 5
mL

8. Stopwatch dihentikan dan dicatat waktunya


saat larutan keruh sempurna

9. Erlenmeyer C1 diletakkan diatas tanda


silang X kemudian dinyalakan stopwatch
saat memasukkan H2SO4 0,5 M sebanyak 5
mL

10. Stopwatch dihentikan dan dicatat waktunya


saat larutan keruh sempurna

11. Hasil pengamatan Erlenmeyer A1, B1,


dan C1

(Percobaan 2) Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat


No Gambar Keterangan No Gambar Keterangan

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 47
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

1. - 10 mL H2SO4 2. - 7,5 mL H2SO4


0,5 M dimasukkan 0,5 M + 2,5 mL
kedalam Aquades
erlenmeyer A2 dimasukkan
kedalam
Erlenmeyer B2
3. - 5 mL H2SO4 4. - Masing-masing
0,5 M + 5 mL Erlenmeyer
Aquades diletakkan diatas
dimasukkan tanda silang X
kedalam
Erlenmeyer C2

5. Dinyalakan stopwatch padaErlenmeyer


A2saat memasukkan Na2S2O3 0,5 M
sebanyak 5 mL

6. Stopwatch dihentikan dan dicatat waktunya


saat larutan keruh sempurna

7. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer B2


saat memasukkan Na2S2O3 0,5 M sebanyak
5 mL

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 48
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

8. Stopwatch dihentikan dan dicatat waktunya


saat larutan keruh sempurna

9. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer C2


saat memasukkan Na2S2O3 0,5 M sebanyak
5 mL

10. Stopwatch dihentikan dan dicatat waktunya


saat larutan keruh sempurna

11. Hasil pengamatan Erlenmeyer A2, B2, dan


C2

Reaksi antara Magnesium dan Asam Klorida


No Gambar Keterangan No Gambar Keterangan
1. 25 mL HCl 0,6 N 2. 25 mL HCl 0,8 N
dimasukkan dimasukkan
kedalam kedalam
Erlenmeyer Erlenmeyer

3. 25 mL HCl 1 N 4. - 25 mL HCl 1,2


dimasukkan N dimasukkan
kedalam kedalam
Erlenmeyer Erlenmeyer

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 49
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

5. - 25 mL HCl 1,4 6. - 25 mL HCl 1,6


N dimasukkan N dimasukkan
kedalam kedalam
Erlenmeyer Erlenmeyer

7. - 25 mL HCl 1,8 8. - 25 mL HCl 2 N


N dimasukkan dimasukkan
kedalam kedalam
Erlenmeyer Erlenmeyer

9. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer


berisi HCl 0,6 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2
10. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer
berisi HCl 0,8 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2

11. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer


berisi HCl 1 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 50
PRAKTIKUM KIMIA FISIKIA III

12. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer


berisi HCl 1,2 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2
13. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer
berisi HCl 1,4 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2
14. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer
berisi HCl 1,6 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2

15. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer


berisi HCl 1,8 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2

16. Dinyalakan stopwatch pada Erlenmeyer


berisi HCl 2 N saat memasukkan pita Mg
dengan panjang 0,5 cm kemudian dimatikan
stopwatch saat Mg larut total. Setelah itu
dimasukkan Mg lagi dengan panjang 0,5 cm
dan dicatat waktu diperoleh t1 dan t2

Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat, Reaksi antara Mg dan HCl 51

Anda mungkin juga menyukai