Laporan Praktikum Iodinasi Aseton
Laporan Praktikum Iodinasi Aseton
DINAMIKA KIMIA
JUDUL PERCOBAAN :
PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON
DALAM SUASANA ASAM
Nama : SantiNurAini
NRP : 1413100048
Tanggal Praktikum : 28 April 2015
Nama Asisten : Mas Mattius
Tanggal Pengumpulan : 12 Mei 2015
Kelompok : 9B
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan laju reaksi iodinasi
aseton
II.TEORI DASAR
Gambar 2.1 Grafik Laju Reaksi antara Waktu dengan Konsentrasi Produk dan Reaktan
(Atkins, 2010)
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, yaitu katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan rektan yang
akan dikatalisnya. Katalis homogen adalah katalis yang memiliki fase yang sama dengan
reaktan yang akan dikatalisnya.
Berikut ini adalah skema umum reaksi katalitik :
A + C → AC ………………………………………………………………………….(1)
B + AC → AB + C ……………………………………………………………………(2)
C adalah katalis, meskipun katalis C termakan pada tahap reaksi 1, namun selanjutnya
dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhan menjadi :
A + B + C → AB + C ……………………………………………………………………(3)
Katalis homogen terdiri dari katalis asam dan basa, contohnya HCl, H2SO4, NaOH,
KOH. Katalis ini umumnya digunakan pada skala laboratorium, karena sulit diakukan secara
komersil, operasi pada fase cair dibatasi pada kondisi suh dan tekanan, sehingga peralatan
lebih kompleks dan diperlukan pemisahan antara produk dan katalis (Engel, Dkk,2013).
𝑉 = 𝑘[A]X ……………………………………………………………...(4)
Dalam suatu reaksi A + B → C, laju reaksinya adalah :
[A]
Gambar 2.2 Grafik laju reaksi Orde 0 V = k [A]0
(Petrucci, 1987)
[A]
Gambar 2.3 Grafik laju reaksi orde 1V = k [A]1
(Petrucci,1987)
[A]
Gambar 2.4 Grafik laju reaksi Orde 2V = k [A]2
(Petrucci, 1987)
Campuran di dalam
spektrofotometer
Uv-Vis
Data Absorbansi
IV. PEMBAHASAN
Percobaan ini berjudul laju reaksi iodinasi aseton dalam suasana asam. Percobaan ini
bertujuan untuk menentukan persamaan laju reaksi iodinasi aseton. Prinsip dari percobaan
adalah kinetika kimia, laju reaksi dan spektrofotometer UV-Vis. Reaksi ini dilakukan dengan
menambahkan iodin pada aseton. Reaksi iodinasi aseton ini berjalan sangat lambat, oleh
karena itu diperlukan penambahan katalis asam untuk mempercepat terjadinya reaksi. Ketika
larutan iodin direaksikan dengan aseton, dengan adanya asam, maka warna kuning dari iodin
perlahan-lahan memudar seiring dengan dikonsumsinya iodin tersebut untuk bereaksi dengan
aseton. Laju reaksi pada percobaan ini diikuti dengan mengamati penurunan intensitas warna
kuning dari iodin dalam larutan pada waktu tertentu
Pada percobaan ini dikaji reaksi iodinasi aseton yang dikatalisa oleh HCl. Laju reaksi
diukur dengan mengamati laju perubahan konsentrasi iodin dengan spektrofotometer.
Absorbansi larutan diusahakan antara 0,7-0,2 pada panjang gelombang yang sesuai. Oleh
karena itu perlu dilakukan variasi konsentrasi awal setiap pereaksi. Percobaan ini dilakukan
dengan menggunakan variasi volume untuk masing-masing zat, yaitu Aseton (2,5 ml,5 ml,
7,5 ml,dan 10 ml) untuk run 1-4, HCl (2,5 ml,5 ml, 7,5 ml, dan 10 ml) untuk run 5-8,dan
Iodin (2,5 ml,5 ml, 7,5 ml,dan 10 ml) untuk run 9-12. Data percobaan yang didapat berupa
absorbansi tiap 0’, 60’, 90’ dan 120’. Data yang didapat kemudian diplot ke dalam grafik
hubungan absorbansi terhadap waktu, dimana sumbu x sebagai fungsi waktu dan sumbu y
sebagai fungsi absorbansi. Sehingga akan didapatkan 12 grafik. Dari grafik tersebut akan
didapat persamaan garisnya y = mx + c, dimana m (slope) merupakan laju reaksi. Kemudian
untuk mencari orde reaksi tiap zat terlebih dahulu mencari konsentrasi terkoreksi [M’]
[M]mula x Volume ambil
dengan menggunakan rumus [𝑀′ ] = . Setelah didapatkan hasil
Volume total
konsentrasi terkoreksi kemudian diplot kedalam grafik hubungan antara In V (laju reaksi)
sebagai sumbu x dengan In [M’] sebagai sumbu y. Didapat persamaan garisnya y = mx + c,
dimana m (slope) merupakan orde reaksi. Dari hasil perhitungan dan grafik yg didapat tiap
zatnya, orde reaksi untuk Aseton adalah 2, HCl 1, dan Iodin 0. Orde reaksi yang didapat
digunakan untuk menghitung konstanta laju reaksi tiap runnya dengan menggunakan rumus
V
K = [Aseton′]x x [HCl′]y x [I′]z , K yg didapat tiap runnya kemudian dirata-rata sehingga dari hasil
perhitungan nilai K diperoleh sebesar 0,0009. Sehingga persamaan laju reaksinya menjadi :
V = 0,0009 x [Aseton]2 x [HCl]1
Penambahan Aseton dan Iodin berfungsi sebagai reaktan yang akan mengalami reaksi
membentuk sebuah produk. Larutan HCl berfungsi sebagai katalis yang berfungsi
mempercepat terjadinya reaksi.
TUGAS
1. Selain dengan spektrofotometer, laju reaksi iodinasi aseton dapat diikuti dengan cara
titrasi volumetri. Terangkan cara tersebut !
2. Terangkan sistem reaksi katalisa asam atau basa secara umum.
3. Reaksi iodinasi aseton termasuk reaksi substitusi nukleofilik atau elektrofilik. Terangkan
mekanismenya!
JAWAB :
1. Analisa titrasi asam basa atau volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar
komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi diketahui)
yang ditambahkan kedalam larutan zat uji hingga komponen yang akan di tetapkan
bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara
lain:
1. Orde reaksi untuk Aseton adalah 2, sedangkan orde reaksi untuk HCl adalah 1, dan
orde reaksi untuk I adalah 0
2. Konstanta laju percobaan ini adalah 0,0009
3. Persamaan laju pada percobaan ini adalah :
V= 0,0009 x [Aseton]2 x [HCl]1
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W F., Julio de Paula. (2010).“Physical Chemistry ninth edition”.
New York :W. H Freeman and Company
Chang,Raymond.(2006). “Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2”. Jakarta :
Erlangga
Petrucci, Ralph. (1987).”Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern”. Jakarta :
Erlangga
Syukri.1999. “Kimia Dasar 2”.Bandung : ITB Press
B. Grafik
Dari data hasil pengamatan yang diperoleh pada tabel 1, diplotkan ke dalam grafik
untuk tiap run sehingga diperoleh 12 grafik hubungan absorbansi terhadap waktu, adapun
grafiknya sebagai berikut :
1.82
1.81
y = -0.0005x + 1.8099
Absorbansi
1.8 R² = 0.9278
1.79
1.78
1.77
1.76
1.75
2.75
y = -0.0019x + 2.7432
Absorbansi
2.7
R² = 0.9968
2.65
2.6
2.55
2.45
2.4
y = -0.0026x + 2.4077
2.35 R² = 0.9998
Absorbansi
2.3
2.25
2.2
2.15
2.1
2.05 Waktu (s)
0 50 100 150
2.1
2.05 y = -0.0025x + 2.0508
R² = 0.9996
2
Absorbansi
1.95
1.9
1.85
1.8
1.75
1.7 Waktu (s)
0 50 100 150
Absorbansi
3.6
3.58
3.56
3.54
3.52
3.5
3.48 Waktu (s)
0 50 100 150
1.64
1.62
1.6 y = -0.0010x + 1.6163
Absorbansi
R² = 0.9999
1.58
1.56
1.54
1.52
1.5
1.48 Waktu (s)
0 50 100 150
1.44
1.42
y = -0.0011x + 1.4185
1.4
R² = 0.9917
Absorbansi
1.38
1.36
1.34
1.32
1.3
1.28
1.26 Waktu (s)
0 50 100 150
Absorbansi
2
1.95
1.9
1.85
1.8
1.75 Waktu (s)
0 50 100 150
0.35
0.2
0.15
0.1
0.05
0 Waktu (s)
0 50 100 150
0.7
y = -0.0016x + 0.6656
0.6 R² = 0.9998
0.5
Absorbansi
0.4
0.3
0.2
0.1
0 Waktu (s)
0 50 100 150
Absorbansi
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0 Waktu (s)
0 50 100 150
2.15
2.1
2.05 y = -0.0024x + 2.0989
Absorbansi
2 R² = 0.9995
1.95
1.9
1.85
1.8
1.75 Waktu (s)
0 50 100 150
Dari persamaan grafik yang diperoleh pada grafik diatas didapatkan laju reaksi untuk
masing-masing run sebagai berikut :
Tabel 2. Tabel hasil laju reaksi tiap run
Volume (ml)
Run V
Aseton HCl I
1 2.5 10 10 0.0005
2 5 10 10 0.0019
3 7.5 10 10 0.0026
4 10 10 10 0.0025
5 10 2.5 10 0.001
6 10 5 10 0.0011
7 10 7.5 10 0.0011
8 10 10 10 0.0029
9 10 10 2.5 0.0019
10 10 10 5 0.0016
11 10 10 7.5 0.0028
12 10 10 10 0.0024
C. Perhitungan
1. Perhitungan untuk mencari konsentrasi terkoreksi [M’]:
Diketahui : [Aseton] = 3 M
[HCl] = 1 M
[I2] = 0,1 M
Ditanya : [Aseton’] , [HCl’], [I2’] = …. ?
Jawab :
Untuk mencari konsentrasi terkoreksi menggunakan rumus dibawah ini:
[M]mula x Volume ambil
[M’] : Volume total
Konsentrasi terkoreksi Aseton [Aseton’] tiap run :
Run 1: Run 2:
3M x 2,5 ml 3M x 5 ml
[Aseton’] = [Aseton’] =
22,5ml 25ml
= 0,3333 M = 0,6000 M
Run 3: Run 4:
3M x 7,5 ml 3M x 10 ml
[Aseton’] = [Aseton’] =
27,5ml 30 ml
= 0,8182 M = 1,0000 M
Run 5 dan 9 (volume sama): Run 6 dan 10 (volume sama):
3M x 10 ml 3M x 10 ml
[Aseton’] = [Aseton’] =
22,5ml 25ml
= 1,3333 M = 1,2000 M
Run 7 dan 11(volume sama): Run 8 dan 12 (volume sama):
3M x 10 ml 3M x 10 ml
[Aseton’] = [Aseton’] =
27,5ml 30 ml
= 1,0909 M = 1,0000 M
Tabel 2. Tabel hasil perhitungan [Aseton’]
0 In [Aseton']
-1.2000 -1.0000 -0.8000 -0.6000 -0.4000 -0.2000 -10.0000
-2
-3
-4
y = 1.5467x - 5.7527 -5
R² = 0.9074 -6
-7
-8
In V
Grafik 13. Grafik hubungan antara In [Aseton’] dengan In V
Dari slope grafik di atas didapatkan orde reaksi untuk [Aseton’] adalah 1,54 atau
dibulatkan menjadi 2.
Konsentrasi terkoreksi HCl [HCl’] tiap run :
Run 1 dan 9 (volume sama): Run 2 dan 10 (volume sama):
1 M x 10 ml 1 M x 10 ml
[HCl’] = [HCl’] =
22,5ml 25ml
= 0,4444 M = 0,4000 M
Run 3 dan 11 (volume sama): Run 4, 8 dan 12 (volume sama) :
1 M x 10 ml 1 M x 10 ml
[HCl’] = [HCl’] =
27,5ml 30 ml
= 0,3636 M = 0.3333 M
Run 5: Run 6:
1 M x 2,5 ml 1 M x 5 ml
[HCl’] = [HCl’] =
22,5ml 25ml
= 0,1111 M = 0,2000 M
Run 7:
1 M x 7,5 ml
[HCl’] = 27,5ml
= 0,2727 M
Tabel 3. Tabel hasil perhitungan [HCl’]
Dari data tabel 3 diplotkan kedalam grafik hubungan antara In [HCl’] dengan In V
untuk mencari orde reaksi [HCl’], sehingga didapatkan grafik dibawah ini :
0.0000 In [HCl']
-2.5000 -2.0000 -1.5000 -1.0000 -0.5000
-1.00000.0000
-2.0000
-3.0000
-4.0000
-5.0000
y = 0.7260x - 5.4678
R² = 0.4793 -6.0000
-7.0000
-8.0000
In V
Grafik 14. Grafik hubungan antara In [HCl’] dengan In V
Dari slope grafik di atas didapatkan orde reaksi untuk [HCl’] adalah 0,72 atau
dibulatkan menjadi 1.
Konsentrasi terkoreksi KI [Kl’] tiap run :
Run 1 dan 5 (volume sama): Run 2 dan 6 (volume sama):
0,1 M x 10 ml 0,1 M x 10 ml
[Kl’] = [Kl’] =
22,5ml 25ml
= 0,0444 M = 0,0400 M
= 0,0364 M = 0.0333 M
= 0,0200 M
Tabel 4. Tabel hasil perhitungan [KI’]
Dari data tabel 4 diplotkan kedalam grafik hubungan antara In [Kl’] dengan In V
untuk mencari orde reaksi [Kl’], sehingga didapatkan grafik dibawah ini :
-5.8000 In [l']
y = 0.3097x
-5.0000 - 4.9600
-4.0000 -3.0000 -2.0000 -1.0000 0.0000
R² = 0.3593 -5.9000
-6.0000
-6.1000
-6.2000
-6.3000
-6.4000
-6.5000
In V
Grafik 15. Grafik hubungan antara In [Kl’] dengan In V
Dari slope grafik di atas didapatkan orde reaksi untuk [Kl’] adalah 0,30 atau
dibulatkan menjadi 0.
Run 1 : Run 9 :
0.0005 0.0019
K= K=
[0.3333]2 x [0.4444]1 x [0.0444]0 [1.3333]2 x [0.4444]1 x [0.0111]0
= 0.0020 = 0.0005
Run 2 : Run 10 :
0.0019 0.0016
K= K=
[0.6000]2 x [0.4000]1 x [0.0400]0 [1.2000]2 x [0.4000]1 x [0.0200]0
= 0.0021 = 0.0004
Run 3 : Run 11 :
0.0026 0.0028
K= K=
[0.8182] x [0.3636]1 x [0.0364]0
2 [1.0909]2 x [0.3636]1 x [0.0273]0
= 0.0014 = 0.0009
Run 4 : Run 12 :
0.0025 0.0024
K= K=
[1.0000]2 x [0.3333]1 x [0.0333]0 [1.0000]2 x [0.3333]1 x [0.0333]0
= 0.0008 = 0.0008
Run 5 :
0.001
K=
[1.3333]2 x [0.1111]1 x [0.0444]0
= 0.0001
Run 6 :
0.0011
K=
[1.2000]2 x [0.2000]1 x [0.0400]0
= 0.0002
Run 7
0.0011
K=
[1.0909]2 x [0.2727]1 x [0.0364]0
= 0.0003
Run 8 :
0.0029
K= = 0.0010
[1.0000]2 x [0.3333]1 x [0.0333]0
Tabel 6. Tabel hasil perhitungan Konstanta Laju (K)
NILAI PERCOBAAN :
Praktikan,
Mengetahui
Asisten,
SantiNurAini
Matius
1413100048
Nama : Nama :
NRP :