Anda di halaman 1dari 21

NAMA : ANISSATUL FITRIYA

NIM : 2220112446

MATKUL : FARMASI FISIKA

RANGKUMAN MATERI PERTEMUAN I

KINETIKA KIMIA

Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan (Laju
reaksi) dan mekanisme reaksi kimia. Laju Reaksi Laju adalah berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi produk persatuan
waktu. Mekanisme Reaksi Urutan atau rangkaian langkah-langkah reaksi menuju
tersusunnya reaksi total (reaksi “over all”)
Prinsip kinetika/laju kimia yang digunakan dalam bidang farmasi:
a. Stabilitas: proses laju reaksi menyebabkan ketidakaktifan obat melalui
penguraian obat, hilangnya khasiat obat akibat perubahan fisik dan kimia
b. Disolusi: kecepatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat menjadi
bentuk larutan molekular
c. Proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi  Farmakokinetika
d. Kerja obat pada tingkat molekuler  obat yang dibuat dalam bentuk yang
tepat dengan menganggap timbulnya respon dari obat merupakan suatu
proses laju

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi:

a. Sifat dan Keadaan Zat


Dalam reaksi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan, dimana
jenis ikatan yang dimiliki oleh reaktan dapat mempengaruhi laju reaksi.
Selain itu, luas permukaan zat-zat yang bereaksi sangat berpengaruh
terhadap laju reaksi, sehingga suatu zat dalam bentuk serbuk dan
bongkahan/kepingan akan memiliki laju reaksi yang berbeda
b. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat reaktan berarti besar kemungkinan terjadinya
tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksinya akan semakin cepat.
Tumbukan yang efektif adalah tumbukan antar molekul yang
menghasilkan reaksi, dan hanya dapat terjadi bila molekul yang
bertumbukan tersebut memiliki energi aktivasi yang cukup. Energi aktivasi
adalah energi minimum yang harus dimiliki molekul agar tumbukannya
menghasilkan reaksi.
c. Temperatur
Menaikkan suhu berarti menambahkan energi, sehingga energi kinetik
molekul molekul akan meningkat. Akibatnya molekul-molekul yang
bereaksi menjadi lebih aktif mengadakan turnbukan. Dengan kata lain,
kenaikan suhu menyebabkan gerakan molekul makin cepat sehingga
kemungkinan tumbukan yang efektif makin banyak terjadi.
d. Katalisator
Katalisator adalah zat yang mempercepat reaksi, tetapi tidak ikut
bereaksi.Adanya katalis akan menurunkan energi aktivasi (Ea) dari suatu
reaksi, sehingga lebih mudah dilampaui oleh molekul-molekul reaktan
akibatnya reaksi menjadi lebih cepat.
SOAL:
1. Amonia dapat bereaksi sesuai sesuai persamaan reaksi berikut:

4NH3 (g) + 5O2 (g) → 4NO (g) + 6H2O (g)

Jika pada waktu tertentu diketahui laju reaksi ammonia sebesar 0,24
mol/L/detik, maka laju reaksi oksigen (O2) dan laju reaksi
pembentukan H2O berturut-turut adalah…

a. 0,24 dan 0,36 mol/L/detik


b. 0,30 dan 0,24 mol/L/detik
c. 0,36 dan 0,30 mol/L/detik
d. 0,30 dan 0,36 mol/L/detik
e. Tidak ada perbedaan laju reaksi
2. Suatu zat mengalami penguraian dengan laju 0,4 M/menit. Jika reaksi
tersebut berlangsung selama 5 menit, konsentrasi awal zat tersebut
adalah…
a. 5 M
b. 0,5 M
c. 3 M
d. 2 M
e. 0,2 M
3. Perhatikan grafik hubungan antara konsentrasi dan waktu berlangsungnya
reaksi berikut.

Jika laju reaksinya 0,018 M, nilai x adalah

a. 1,32 M
b. 1,25 M
c. 1,39 M
d. 1,35 M
e. 1,28 M
4. Volume asam klorida 37% masa jenis 1,19 kg L-1 yang dibutuhkan
untuk membuat 120 ml larutan dengan konsentrasi 0,5 M adalah…..ml
(Ar H = 1, Cl=35,5)
a. 49,7
b. 4,97
c. 497
d. 0,0497
e. 0,497
RANGKUMAN II

ORDE REAKSI

Kinetika  pergerakan, perubahan

Perubahan kadar zat aktif


Perubahan obat menjadi senyawa lain, yang disebut penguraian ditandai dengan penurunan
kadar obat

Kinetika sering dikaitkan dengan stabilitas obat.

Uji kinetika dilakukan pada senyawa obat murni

uji stabilitas dilakuan setelah zat aktif berada dalam bentuk sediaan

Perbedaan stabilitas dengan kinetika

Stabilitas Kinetika

Studi dilakukan sampai kadar zat tersisa Studi dilakukan sampai 4-5 kali waktu
90% atau lebih (shelf life sediaan) paruh penguraian obat (t1/2)

Sistem mengandung banyak komponen (zat Dilakukan dalam sistem yang semurni
aktif serta bahan tambahan obat di dalam mungkin (hanya zat aktif dengan pelarut
sediaan obat atau komponen yang diuji pengaruhnya)

Bertujuan mendapatkan expiration date Bertujuan untuk memperoleh profil pH-


stabilitas, mekanisme reaksi

a. Reaksi orde ke-Nol


Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksi apabila perubahan
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Persamaan laju
reaksinya adalah v = k [C]o. 
dC
k0  
dt k 0  k[C ]

Ct  C0  k0  t

Waktu paruh  ( t ½ )

Waktu yang dibutuhkan untuk meluruh/ hilangnya zat berkurang

menjadi separuhnya, yakni dimana a berkurang menjadi ½ a

Pada saat Ct = ½ C0 maka waktu paruh (t ½ ) sediaan adalah :

C0
t 12 
2k0
Bila umur simpan suatu senyawa adalah waktu yang dibutuhkan untuk

konsentrasinya berkurang menjadi 90% maka umur simpan (t 0,9 )

dapat dihitung dengan persamaan

0,1  C0
t0,9 
k0
b. Reaksi orde pertama
Reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu.
Misalkan, konsentrasi pereaksi itu dilipat tigakan maka laju reaksi akan menjadi
31 atau 3 kali lebih besar, persamaan laju reaksinya adalah v = k [C]1

dC
 k1  C 
dt
C 
ln     k1  C
 C0  t
Atau
k t 2,303 C
log Ct  log C0  k  log o
2,303 t C
Berdasarkan persamaan diatas maka waktu paruh penguraian menurut
kinetika orde pertama adalah:
0,693
t 12 
k1
Umur simpan
0,105
t 0,9 
k1

c. Reaksi orde kedua


Reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.
Misalkan, konsentrasi pereaksi itu dilipat tigakan maka laju reaksi akan menjadi
32 atau 9 kali lebih besar, persamaan laju reaksinya adalah v = k [C]2

Menentukan orde reaksi

1. Metode substitusi
2. Metode grafik
3. Metode waktu paruh
Cara menentukan orde nol, orde satu, ataupun orde dua
PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan orde reaksi?

a. Kecepatan suatu reaksi

b. Konsentrasi reaktan

c. Hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan

d. Hubungan antara laju reaksi dan suhu

e. Hubungan antara energi aktivasi dan laju reaksi

Jawaban: c

2. Bagaimana cara menentukan orde reaksi?

a. Dengan menghitung konstanta laju reaksi

b. Dengan mengamati perubahan warna

c. Dengan membuat grafik konsentrasi versus waktu

d. Dengan membuat grafik logaritma dari konsentrasi versus waktu

e. Dengan menghitung perubahan entalpi reaksi

Jawaban: d

3. Jika orde reaksi suatu reaksi adalah nol, bagaimana hubungan antara konsentrasi reaktan
dan laju reaksi?

a. Tidak ada hubungan


b. Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan

c. Laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan

d. Laju reaksi sama dengan konstanta laju reaksi

e. Laju reaksi berbanding dengan kuadrat konsentrasi reaktan

Jawaban: a

4.Jika orde reaksi suatu reaksi adalah satu, bagaimana hubungan antara konsentrasi reaktan
dan laju reaksi?

a. Tidak ada hubungan

b. Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan

c. Laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan

d. Laju reaksi sama dengan konstanta laju reaksi

e. Laju reaksi berbanding dengan kuadrat konsentrasi reaktan

Jawaban: b

5. Jika orde reaksi suatu reaksi adalah dua, bagaimana hubungan antara konsentrasi reaktan
dan laju reaksi?

a. Tidak ada hubungan

b. Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan

c. Laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi reaktan

d. Laju reaksi sama dengan konstanta laju reaksi

e. Laju reaksi berbanding dengan kuadrat konsentrasi reaktan


RANGKUMAN METERI III

STABILITAS OBAT

A. DEFENISI

STABILITAS adalah Kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang
dimilikinya pada saat dibuat

B. PENENTUAN STABILITAS OBAT

Pada umumnya penentuan kestabilan suatu obat dapat dilakukan melalui perhitungan
kinetika kimia. Cara ini tidak memerlukan waktu lama sehingga cukup praktis digunakan dalam
bidang farmasi.

C. PENENTUAN KESTABILAN OBAT

Hal-hal yang penting diperhatikan dalam penentuan kestabilan suatu obat secara kinetika kimia
adalah:

1. Kecepatan reaksi
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi
3. Tingkat reaksi (orde) dan cara penentuan orde
4. Orde 0, Orde 1, Orde 2
5. k  konstanta laju penguraian (semakin rendah nilai k, semakin stabil suatu obat)
6. T1/2  waktu yang dibutuhkan obat berkurang konsentrasi menjadi ½ dari konsentrasi awal
7. T90  umur simpan/ kadaluarsa  waktu yang dibutuhkan untuk konsentrasinya berkurang
menjadi 90%
D. DAMPAK NEGATIF DARI KETIDAKSTABILAN PRODUK FARMASI
1. Obat kehilangan aktifitasnya (akibat hasil degradasi obat)
2. Perubahan bioavailibilitas
3. Kehilangan keseragaman kadar obat
4. Status keamanan mikrobiologis menurun (kadar mikroba dalam obat meningkat).
E. KUALITAS SEDIAAN FARMASI
Kualitas dari suatu sediaan farmasi dapat diartikan sebagai:
1. Mengandung bahan aktif seperti yang tertera pada etiket sediaan dalam batas spesifikasi
yang sudah ditetapkan secara resmi (seperti Farmakope)
2. Mengandung jumlah bahan aktif yang sama antara suatu satuan dosis dengan satuan dosis
berikutnya
3. Bebas dari zat asing, terjaga potensinya, ketersediaan terapetik, dan penampilannya sampai
saat digunakan oleh pasien

F. JENIS – JENIS STABILITAS


Jenis stabilitas menurut farmakope IV
1. Stabilitas Kimia
Setiap zat aktif mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi yang tertera pada etiket
dalam batas yang dinyatakan dalam spesifikasi.
Implementasi dekomposisi kimia
a. Hilangnya bahan aktif
b. Terbentuknya produk yang toksis
c. hidrolisis (dalam bentuk larutan);
d. oksidasi (kontak dengan udara)
2. Stabilitas Fisika

Stabilitas fisika  mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk yang tergantung
waktu (periode penyimpanan).

Kriteria fisika meliputi;


·         suhu
·         warna, bau, rasa, tekstur, bentuk sediaan
·         keseragaman bobot
·         keseragaman kandungan
·         disolusi
·         bobot jenis
·         viskositas
implementasi dekomposisi fisika
1. Pembentukan polimorf dan hidrat
2. Hilangnya keseragaman: vaporisasi (sublimasi), adsorpsi obat
3. Hilangnya estetika: wadah luntur,wadah sobek/pecah, dll
4.  perubahan warna
3. Stabilitas Mikrobiologi
Keadaan di mana tetap sediaan bebas dari mikroorganisme atau memenuhi syarat batas
miroorganisme hingga batas waktu tertentu.
4. Stabilitas Terapi
Efek terapi tidak berubah selama usia guna (shelf life) sediaan. Selama usia guna/ umur
simpan diharapkan suatu sediaan obat tidak menurun dosisnya agar efek farmakologi/ terapi
dari obat tersebut stabil (tetap mempunyai efek).Apabila dosis selama penyimpanan
berkurang/ banyak yang terurai, maka efek terapi pun akan berkurang/ hilang.
5. Stabilitas Toksikologi
Stabilitas toksikologi adalah ukuran yang menujukkan ketahanan suatu senyawa/bahan akan
adanya pengaruh kimia, fisika, mikrobiologi dan farmakologi yang tidak menyebabkan
peningkatan toksisitas secara signifikan
PERTANYAAN

1. Berikut ini adalah bentuk-bentuk geometri Kristal, kecuali……


a. Triklinik
b. Rombohedral
c. Kubus
d. Pentahedral
2. Konsep kinetika kimia adalah …………
a. Suatu reaksi kimia akan berlangsung jika ada laju rekasi
b. Suatu reaksi kimia berlangsung sangat cepat
c. Reaksi kimia harus dalam keadaan basa dan asam
d. Reaksi kimia terus berjalan dalam kehidupan
3. Ilmu yang mempelajari perubahan energi atau laju reaksi adalah…..
a. Termodinamika
b. Farmasetika
c. Enzimatika
d. Energetika kimia
4. Ada dua metode dalam interprestasi data kinetika, metode …… dan ………
a. Integral dan diferensiasi
b. Integral dan konformasi
c. Laju reaksi dan diferensiasi
d. Kosentrasi dan direferensiasi
5. Perbedaan Kristal dengan amorf dapat dilihat dari ……..
a. Kekuatan ikatan atom - atomnya
b. Susunan atom-atomnya
c. Ukuran atom – atomnya
d. Pergerakan atom-atomnya
RANGKUMAN MATERI PERTEMUAN IV

UJI STABILITAS OBAT

Uji stabilitas merupakan salah satu parameter kualitas dan dilakukan untuk


mengetahui kemampuan suatu produk obat untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan. Suhu dan waktu penyimpanan
termasuk faktor yang mempengaruhi stabilitas obat.

A. PENTINGNYA UJI STABILITAS


 Pengembangan formulasi optimum (studi preformulasi)
 Untuk menentukan kondisi penyimpanan obat yang optimum (suhu, cahaya,
kelembaban)
 Agar dapat memilih pengemas obat yang tepat (pengemas glass/plastic;
bening/buram; dan penutup kemasan)
 Untuk memprediksi shelf life dan waktu kadaluarsa obat
 Mengantisipasi interaksi yang terjadi antara zat aktif obat dengan eksipien.

Prosedur uji stabilitas sediaan meliputi serangkaian proses yang kompleks memakan
biaya tinggi, membutuhkan waktu dan ekspertis khusus tenaga pengujinya.

Oleh sebab itu setiap prosedur tetap pengujian stabilitas mulai tahap pengembangan
sediaan sampai pengujian produk jadi.

B. CONTOH PARAMETER UJI MASING2 SEDIAAN


1. TABLET : pemerian, bau, warna, kadar zat aktif, disolusi, kadar air, friabilitas.
2. KAPSUL GELATIN KERAS: pemerian, warna, bau isi kapsul, kadar zat aktif,
disolusi, kandungan mikroba.
3. KAPSUL GELATIN LUNAK: pemerian, warna, bau isi kapsul, kadar zat aktif,
disolusi, kandungan mikroba, pH, kebocoran, terbentuknya endapan.
4. EMULSI: pemerian, warna, bau, kadar zat aktif, pH, viskositas, batasan mikroba,
kandungan pengawet, ukuran rata2 dan distribusi globul fase terdispersi.
5. LARUTAN ORAL DAN SUSPENSI: pemerian, warna, bau, kadar zat aktif, pH,
viskositas,batasan mikroba, sifat alir, ukuran rata2 dan distribusi ukran partikel.
6. SEMISOLID : pemerian, warna, homogenitas, pH, konsistensi, kadar zat aktif,
batasan mikroba.
7. LARUTAN INJEKSI: pemerian, warna, kadar zat aktif, kadar pengawet, sterilitas,
pirogenitas, pH.
C. JENIS METODE PENGUJIAN STABILITAS OBAT
1. Uji Stabilitas Jangka Panjang
Berdasarkan pada: Penyimpanan obat selama jangka waktu dan kondisi
penyimpanan yang tertentu (suhu, cahaya, udara, kelembaban) di dalam lemari
atau suhu ruang.
Pengujian dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12, 18,
24,36, 48, dan 60.
Biasanya pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih
memenuhi syarat pengujian harus diteruskan sampai bulan ke-60.
Pada bulan-bulan tertentu, obat yang disimpan dalam lemari climatic
chamber (pada uji stabilitas dipercepat) maupun pada uji stabilitas jangka
panjang, akan diuji kualitas fisika, kimia maupun mikrobiologinya.
Data hasil pengujian tersebut akan diolah secara statistika, sampai
akhirnya menemukan tanggal kadaluarsa (masa edar) secara kuantitatif, dan
tanggal tersebutlah yang akan dijadikan patokan kadaluarsa obat yang nantinya
harus dicantumkan dalam kemasan obat.
Pengujian dilakukan sampai waktu kadaluarsa produk, dengan pengujian sbb:
 Pengujian dilakukan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama
 Pengujian dilakukan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua
 Pada tahun ketiga dst pengujian dilakukan setahun sekali

KRITERIA

 Produk baru dengan formula baru


 Produk baru yang peka terhadap suhu ekstrim
 Produk baru yang peka terhadap perubahan kelembaban.

PENYIMPANAN SAMPEL

 Ruangan dengan suhu 30±2 oC dan Rh 75±5% untukmenyimpan produk


baru dan produk dengan klaim penyimpanan pada suhu kamar
 Ruangan dengan suhu 25±2 o C dan Rh 75±5% untuk menyimpan produk
dengan klaim penyimpanan pada suhu sejuk
 Ruangan dengan suhu 5±2 o C untuk obat yang peka terhadap suhu
2. Uji stabilitas dipercepat
Dalam pengujian stabilitas yang dipercepat, suatu produk diamati pada
beberapa temperature tinggi yang menyebabkan kegagalan produk. Hal ini
dilakukan untuk membuat produk berada pada kondisi yang mempercepat
degradasi. Informasi ini kemudian diproyeksikan untuk memprediksi umur
simpan atau digunakan untuk membandingkan stabilitas relatif dari formulasi
alternatif. Selain suhu, kondisi tekanan yang diterapkan selama pengujian
stabilitas dipercepat adalah kelembaban, cahaya, agitasi, gravitasi, pH dan
paket.Dalam pengujian stabilitas yang dipercepat, sampel diberikan tekanan,
didinginkan setelah diberi tekanan, dan kemudian diuji secara bersamaan. Karena
durasi analisisnya pendek, kemungkinan ketidakstabilan dalam sistem pengukuran
berkurang dibandingkan dengan pengujian stabilitas jangka Panjang.
Analisis Stabilitas Dipercepat
1. Tentukan Orde Reaksi
Dengan mensubstitusikan konsentrasi zat yang diperoleh ke dalam persamaan
orde reaksi, bila diperoleh harga k yang relative konstan berarti reaksi berjalan
pada orde tersebut Dengan membuat grafik hubungan antara konsentrasi yang
diperoleh terhadap t. Jika sesuai dengan salah satu grafik, maka reaksi berjalan
pada orde tersebut.
 Grafik orde nol : c vs t
 Grafik orde-satu : log c vs t
 Grafik orde-dua : 1/c vs t
2. Harga k pada setiap suhu dihitung dari gradien
3. Harga k diplotkan pada suhu yang dikehendaki
4. Waktu simpan produk dihitung dari tetapan laju sesuai dengan derajat
penguraian.

Data hasil pengujian tersebut akan diolah secara statistika, sampai akhirnya
menemukan tanggal kadaluarsa (masa edar) secara kuantitatif, dan tanggal tersebutlah yang
akan dijadikan patokan kadaluarsa obat yang nantinya harus dicantumkan dalam kemasan
obat.

• Kehilangan 5% potensi dari kadar awal suatu batch


• Bila hasil urai lebih besar dari nilai batas spesifikasi

• Gagal memenuhi spesifikasi penampilan dan sifat-sifat fisika seperti : warna,


pemisahan fase, caking, pengerasan

• Produk melewati batas pHnya

• Disolusi melewati batas spesifikasi untuk 12 tablet/kapsul

Pengujian Stabilitas dari Senyawa Obat dan Produk Obat

1. Senyawa Obat
 Stressing Testing
 Selection of Batches
 Container Closure System
 Spesification
 Testing Frequency
 Storage Conditions
 Stability Commitment
 Evaluation
 Statements/Labeling
2. Produk Obat
 Photostability Testing
 Selection of Batches
 Container Closure System
 Spesification
 Testing Frequency
 Storage Conditions
 Stability Commitment
 Evaluation
 Statements/Labeling

Kondisi penyimpanan senyawa obat secara umum


Studi Kondisi Penyimpanan Jangka Waktu Minimum

25°C ± 2°C/60% RH ± 5% RH

Jangka panjang or 12 bulan

30°C ± 2°C/65% RH ± 5% RH

Dipercepat 25°C ± 2°C/60% RH ± 5% RH 6 bulan

Penyimpanan senyawa obat dalam freezer

Studi Kondisi penyimpanan Minimum periode waktu

Jangka panjang 25°C ± 2°C/60% RH ± 5% 12 bulan


RH

Stability Commitment

 Ketika data stabilitas jangka panjang yang tersedia pada batch primer tidak mencakup
periode re-test yang diusulkan diberikan pada saat persetujuan, komitmen stabilitas
harus dilakukan untuk melanjutkan studi stabilitas pasca persetujuan untuk
menetapkan masa re-test.
 Dimana penyerahan meliputi data stabilitas jangka panjang pada tiga batch produksi
yang meliputi periode ulang tes yang diusulkan. Jika tidak, salah satu komitmen
berikut harus dibuat
 Jika pengajuan termasuk data dari studi stabilitas disetidaknya tiga batch produksi,
komitmen harus dilakukan untuk melanjutkan studi ini melalui periode re-test yang
diusulkan.
 Jika pengajuan termasuk data dari studi stabilitas di kurang dari tiga batch produksi,
komitmen harus dilakukan untuk melanjutkan studi ini melalui periode re-test yang
diusulkan dan untuk menempatkan batch produksi tambahan, untuk total setidaknya
tiga, pada panjang studi stabilitas jangka panjang melalui periode re-test yang
diusulkan.
 Jika pengajuan tidak termasuk data stabilitas di batch produksi, komitmen harus
dilakukan untuk menempatkan tiga batch produksi pada studi stabilitas jangka
panjang melalui periode re-test yang diusulkan

Evaluation

 Tujuannya adalah untuk menetapkan stabilitas, berdasarkan pengujian minimal tiga


batch bahan obat dan mengevaluasi informasi stabilitas (sifat fisik, kimia, biologi, dan
tes mikrobiologi)

Statements/Labeling

 Pernyataan penyimpanan harus ditetapkan untuk pelabelan sesuai dengan persyaratan


nasional / regional yang relevan. Pernyataan tersebut harus didasarkan pada evaluasi
stabilitas zat obat.
 Sebuah periode re-test harus berasal dari informasi stabilitas, dan tanggal tes ulang
harus ditampilkan pada label wadah jika diperlukan

Pengujian stabilitas produk obat


Photostabiliti testing

 Pengujian fotostabilitas harus dilakukan setidaknya satu batch utama dari produk obat
jika sesuai.

Selection of Batches

 Data dari studi stabilitas harus disediakan pada setidaknya tiga batch utama dari
produk obat. Batch utama harus dari formulasi yang sama dan dikemas dalam sistem
penutupan wadah yang sama seperti yang diusulkan untuk pemasaran.
 Proses manufaktur yang digunakan untuk batch primer harus mensimulasikan untuk
diterapkan pada batch produksi dan harus menyediakan produk kualitas yang sama
dan memenuhi spesifikasi yang sama dengan yang ditujukan untuk pemasaran.
 Dua dari tiga batch setidaknya merupakan batch skala pilot dan yang ketiga bisa lebih
kecil
 Bila memungkinkan, batch produk obat harus diproduksi dengan menggunakan batch
yang berbeda dari zat obat.

Container Closure System


 Pengujian stabilitas harus dilakukan pada bentuk sediaan yang dikemas dalam sistem
penutupan kontainer yang diusulkan untuk pemasaran (termasuk, bila memungkinkan,
setiap kemasan sekunder dan label wadah).

Spefikasi

 Studi Stabilitas harus mencakup pengujian atribut-atribut dari produk obat yang
rentan terhadap perubahan selama penyimpanan dan cenderung mempengaruhi
kualitas, keamanan, dan / atau khasiat
 Pengujian dapat meliputi sifat fisika, kimia, biologi, dan mikrobiologi , konten
pengawet (misalnya, antioksidan, pengawet antimikroba), dan tes fungsi (misalnya,
untuk sistem pengiriman dosis).

Penyimpanan produk dalam wadah semimpermeabel

Studi Kondisi penyimpanan Jangka waktu minimum

Jangka panjang 25°C ± 2°C/40% RH ± 5% 12 bulan


RH

or

30°C ± 2°C/35% RH ± 5%
RH

Intermediet 30°C ± 2°C/65% RH ± 5% 6 bulan


RH

Dipercepat 40°C ± 2°C/tidak lebih dari 6 bulan


25% RH

Penyimpan produk obat dalam refrigerator

Studi Kondisi penyimpanan Jangka waktu minimum

Jangka panjang 5°C ± 3°C 12 bulan

Dipercepat 25°C ± 2°C/60% RH ± 5% 6 bulan


RH
Penyimpanan obat dalam freezer

Studi Kondisi penyimpanan Jangka waktu minimum

Jangka panjang - 20°C ± 5°C 12 bulan

Evaluation

Tujuannya adalah untuk menetapkan stabilitas, berdasarkan pengujian minimal tiga batch
produk obat, masa simpan dan instruksi label penyimpanan berlaku untuk semua batch
produk obat yang akan diproduksi dan dikemas dalam kondisi yang sama.

Pembagian zona iklim

SENYAWA OBAT DAPAT BERKURANG KESTABILANNYA ATAU MENJADI


TIDAK STABIL AKIBAT REAKSI PENGURAIAN/DEGRADASI
PENGURAIAN BISA MENGHASILKAN SENYAWA TOKSIK

PENGURAIAN BISA MENGHASILKAN PRODUK YANG MERUBAH ESTETIKA


SEDIAAN.

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan stabilitas obat?


a. Kemampuan obat untuk tetap utuh dan efektif selama jangka waktu yang ditentukan.
b. Kemampuan obat untuk menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai targetnya.
c. Kemampuan obat untuk diubah oleh tubuh menjadi bentuk yang dapat diekskresikan.
d. Kemampuan obat untuk berinteraksi dengan reseptor dan memicu respons biologis.
e. Kemampuan obat untuk diterima oleh tubuh tanpa menimbulkan efek samping.
Jawaban: a

2. Faktor apa yang dapat mempengaruhi stabilitas obat?


a. Suhu, kelembaban, cahaya, pH, dan waktu.
b. Kandungan gizi, pola makan, dan gaya hidup.
c. Jenis kelamin, usia, dan berat badan.
d. Tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol.
e. Waktu konsumsi, dosis, dan frekuensi pemberian.
Jawaban: a

3. Kenapa stabilitas obat penting dalam pengobatan?


a. Agar obat dapat bekerja secara optimal dan memberikan efek terapeutik yang diinginkan.
b. Agar obat dapat terserap dengan cepat dan mencapai targetnya dengan mudah.
c. Agar obat tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.
d. Agar obat tidak menyebabkan ketergantungan atau kecanduan.
e. Agar obat tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme yang berbahaya.
Jawaban: a

4. Bagaimana cara mengukur stabilitas obat?


a. Dengan melakukan uji klinis pada manusia.
b. Dengan melakukan uji biologi pada hewan percobaan.
c. Dengan melakukan uji kimiawi pada bahan obat.
d. Dengan melakukan uji mikrobiologi pada sampel obat.
e. Dengan melakukan uji lingkungan pada kondisi penyimpanan obat.
Jawaban: c

5. Apa yang dimaksud dengan degradasi obat?


a. Proses pengubahan struktur kimia obat akibat faktor lingkungan atau metabolik dalam
tubuh.
b. Proses penurunan efektivitas obat akibat kerusakan fisik atau kimia.
c. Proses penghancuran obat menjadi zat-zat yang tidak aktif.
d. Proses peningkatan potensi obat akibat interaksi dengan senyawa lain.
e. Proses peningkatan konsentrasi obat akibat peningkatan absorpsi dalam tubuh.
Jawaban: b

Anda mungkin juga menyukai