LAJU REAKSI
OLEH :
DESRI LIANA PUTRI
1201478 / 2012
PENDIDIKAN KIMIA
GURU PAMONG: ASNIZAR, M.Si
DOSEN PEMBIMBING: Dra. IRYANI, M.S
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
C. Tujuan Pembelajaran
M=
M=x
Misal :
A+BC
Pada awal reaksi zat produk (C) belum terbentuk, setelah reaksi berjalan zat C mulai terbentuk,
semakin lama kosentrasi zat C bertambah sedangkan kosentrasi A + B berkurang. Sehingga di
dapatkan grafik :
[C]
[A] +
[B]
Berdasarkan grafik, jumlah kosentrasi reaktan (A+B) berkurang, sedangkan kosentrasi produk
(C) bertambah.
Reaksi A + B C
Ungkapan laju reaksi dapat dinyatakan dengan :
v=+
v=v=contoh :
N2 + 3H2 2NH3
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai pengurangan kosentrasi molar N 2 dan H2 atau laju
pertambahan kosentrasi molar NH3
V NH3 = + M/dtk
V N2 = - M/dtk
V H2 = - M/dtk
Hubungan dengan perbandingan koefisien :
Mis laju penguraian N2
N2 + 3H2 2NH3
1mol~3mol ~2mol
v N2 = H2 = NH3
Contoh soal :
1. Berdasarkan eksperimen pada reaksi :
H2O2 + 2HI 2H2O + I2
Diketahui I2 bertambah dari 0 menjadi 0,02 mol/l dalam waktu 10 detik.berapakah laju reaksi I2 ?
Jawab :
V=
V=
= 2.10-4 mol L-1 s-1
2. Persamaan reaksi dari pembentukan ammonia berdasarkan reaksi berikut:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Diketahui pada waktu t laju pertambahan NH3 adalah 0,05 mol L-1 s-1, tentukanlah:
(a) Perbandingan laju reaksi ketiga zat tersebut
(b) Laju pengurangan pereaksi N2
(c) Laju pengurangan pereaksi H2
Jawab:
Diketahui v NH3 = 0,05 mol L-1 s-1
a.
b.
c.
Teori Tumbukan
Teori tumbukan menggambarkan pertemuan partikel-partikel pereaksi sebagai suatu
tumbukan. Reaksi dapat terjadi akibat tumbukan antar partikel zat yang bereaksi, akan tetapi
tidak semua tumbukan yang menimbulkan reaksi. Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi
adalah tumbukan efektif.
Syarat terjadinya tumbukan efektif
1. Posisi partikel pereaksi tepat saat bertumbukan
2. Energi yang menyertai tumbukan partikel pereaksi cukup
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel-partikel agar menghasilkan tumbukan
efektif disebut energi aktivasi (Ea)
..
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
Pengalaman menunjukkan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu.
Hal ini berarti bahwa reaksi yang sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang berbeda,
bergantung pada keadaan zat pereaksi. Dalam materi ini akan dibahas faktor faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Dalam kehidupan sehari sering kita jumpai tentang peristiwa yang
menerapkan prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Makanan yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan lebih lama
2. Bahan makanan yang dipotong-potong matang lebih cepat
3. Mencuci dengan detergen yang lebih banyak membuat pakaian lebih bersih
4. Pembakaran zat makanan dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relative
rendah, sedangkan di laboratorium pembakaran serupa hanya dapat berlangsung pada
suhu yang jauh lebih tinggi.
5. Pengetahuan tentang hal ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu
melambatkan reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan.
Adapun faktor - faktor yang memengaruhi laju suatu reaksi antara lain:
1. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi, semakin besar pula kemungkinan partikel saling bertumbukan,
sehingga reaksi bertambah cepat.Banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut disebut
konsentrasi. Semakin banyak pereaksi (zat terlarut), maka akan semakin besar pula konsentrasi
larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika
dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi,
memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak, sehingga membuka peluang semakin
banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil
reaksi akan lebih cepat terbentuk. Beberapa contoh
1. Seng dan asam hidroklorida
Di labotarium, butiran seng beraksi cukup lambat dengan larutan asam hidroklorida, tetapi
akan lebih cepat apabila konsentrasi dari asam ditingkatkan.
2. Dekomposisi katalis pada hidrogen peroxide
Mangan(IV) oksida padat biasa digunakan sebagai katalis dalam reaksi ini. Oksigen
dihasilkan jauh lebih cepat apabila hidrogen peroxide dalam konsentrasi pekat daripada dalam
konsentrasi encer.
Semakin banyak larutan natrium thiosulfate menjadi encer, semakin lama juga endapan
terbentuk.
2. Luas Permukaan Sentuhan
Semakin kecil ukuran suatu zat padat maka luas permukaan bidang sentuh zat padat
tersebut semakin besar sehingga semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat padat biasanya
menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkahan zat padat dengan massa
yang sama, karena bubuk padat memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar
daripada sebuah bongkahan zat padat. Suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur
atau bersentuhan dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antar luas permukaan bidang
sentuh dari masing-masing molekul.
Suatu reaksi mungkin banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Bila kita
mempunyai kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1cm. Luas
permukaan kubus bagian depan 1 cm x 1 cm = 1 cm2. Luas permukaan bagian belakang, kiri,
kanan, atas dan bawah, masing-masing juga 1cm2. Jadi luas permukaan seluruhnya 6 cm2.
Kemudian kubus tersebut kita pecah jadi dua, maka luas permukaan salah satukubus hasil
pecahan tadi adalah 2(1 cm x 1 cm) + 4 (0,5 cm x 1 cm) = 4 cm2. Berarti luas dua kubus hasil
pecahan adalah 8 cm2. Apa yang dapat kita simpulkan mengenai hal ini? Jadi makin kecil
pecahan tersebut, luas permukaannya makin besar dan permukaan sentuh tadi bereaksi dengan
cairan atau gas.
Hal ini merupakan contoh bagaimana penurunan ukuran partikel dapat memperluas
permukaan sentuh zat. suatu reaksi antara logam magnesium dengan larutan asam seperti asam
hidroklorida. Reaksi melibatkan tumbukan antara atom magnesium dengan ion hidrogen.
Apa hubungannya dengan tumbukan? makin luas permukaan atom magnesium makin
luas bidang sentuh atom magnesium dengan asam klorida, sehingga jumlah tumbukannya juga
makin besar. Artinya makin kecil ukuran, makin luas permukaannya, makin banyak tumbukan,
makin cepat terjadinya reaksi
Pengaruh luas permukaan banyak diterapkan dalam industri, yaitu dengan menghaluskan
terlebih dahulu bahan yang berupa padatan sebelum direaksikan. Ketika kita makan, sangat
dianjurkan untuk mengunyah makanan hingga lembut, agar proses reaksi di dalam lambung
berlangsung lebih cepat dan penyerapan sari makanan lebih sempurna.
3. Suhu
Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu
memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat dibandingkan
api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es,
mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Ingat,
laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan
akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi
makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat
pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.
Umumnya kenaikan suhu sebesar 100oC menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua
sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekulmolekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu,kemungkinan terjadi
tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang
dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif. Kita
telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk
menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan
Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh
karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang
bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi
kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia.
Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat
menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann seperti ini:
Hanya partikel-partikel yang berada pada area di sebelah kanan dari aktivasi energi yang
akan bereaksi ketika mereka bertumbukan. Sebagian besar dari partikel tidak memiliki energi
yang cukup dan tidak menghasilkan reaksi. Untuk mempercepat reaksi, kita perlu untuk
meningkatkan jumlah dari partikel-partikel energik - partikel-partikel yang memiliki energi sama
atau lebih besar dari aktivasi energy. Peningkatan suhu merupakan pengaruh yang tepat.
Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekulmolekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul
bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering
terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup
tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi
makin tinggi.
4. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti
itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volum akan
memperbesar konsentrasi, dengan demkian memperbesar laju reaksi. Peningkatan tekanan dari
gas adalah sama dengan peningkatan pada konsentrasi. Jika kita memilki gas dalam massa
tertentu, semakin Anda meningkatkan tekanan semakin kecil juga volumenya. Jika kita memiliki
massa yang sama dengan volume yang lebih kecil, maka semakin tinggi konsentrasinya.
5. Katalis
Diketahui bahwa laju reaksi dapat meningkat dengan tajam dengan naiknya suhu,
tingginya konsentrasi pereaksi, dan luasnya bidang sentuh. Namun, terkadang cara- cara tersebut
sulit untuk diterapkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada, sebagai contoh sel
makhluk hidup dapat bertahan pada rentang suhu yang agak rendah, dan tubuh manusia
dirancang untuk beroperasi pada suhu relatif tetap sekitar 37C. Namun, banyak reaksi biokimia
yang begitu rumit dalam tubuh terlalu lambat pada suhu ini bila tanpa ada campur tangan zat
lain. Sel tubuh bekerja hanya disebabkan tubuh mengandung banyak zat yang dinamakan enzim
yang mampu meningkatkan laju reaksi biokimia dalam tubuh.
Enzim merupakan contoh katalis. Katalis adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi
laju/kecepatan suatu reaksi dan diperoleh kembali di akhir reaksi. Walaupun katalis bukan
pereaksi, tetapi dalam pelaksanaannya turut andil dalam salah satu tahap mekanisme reaksi.
Katalis memasuki satu tahap dan keluar pada tahap selanjutnya. Katalis dapat mempercepat laju
reaksi dengan cara mencari jalan lain (mekanisme lain) yang memiliki energi aktivasi (energi
pengaktifan) lebih rendah, sehingga katalis dapat mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi. Walaupun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi tetapi tidak
mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi, dengan kata lain katalis tidak
mengubah entalpi reaksi. Katalis berperan hanya pada reaksi tertentu.
a. Jenis-Jenis Katalis
1) Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen dengan pereaksinya.
Contoh:
a) Katalis wujud gas dan pereaksi wujud gas
Katalis uap nitroso pembuatan gas SO3 dan gas SO2 dengan O2
2) Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen dengan
pereaksinya. Contoh:
a) Katalis wujud padat dan pereaksi wujud gas
Katalis vanadium oksida pada reaksi pembuatan gas SO3 dari gas SO2 dan O2
tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi. Secara grafik, reaksi yang mempunyai orde nol
dapat digamabarkan seperti terlihat pada grafik di bawah ini.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde negatif, apabila besarnya laju reaksi
berbanding terbalik dengan konsentrasi pereaksi. Artinya, apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan
atau diperbesar, maka laju reaksi akan menjadi lebih kecil.
-PENENTUAN LAJU REAKSI
Untuk dapat menentukan rumus laju reaksi, tidak dapat hanya dengan melihat reaksi
lengkapnya saja, tetapi harus berdasar percobaan. Yaitu pada saat percobaan dan dilakukan pada
suhu yang tetap. Penentuan rumus laju reaksi dapat dilihat pada contoh berikut.
Persamaan laju dari reaksi aA bB, dapat dituliskan sebagai berikut.
Dari eksperimen diperoleh data sebagai berikut
Tentukan : orde reaksi, tetapan laju reaksi (k), dan persamaan laju reaksi.
Jawab
Orde reaksi; Jika reaksi tersebut memiliki orde reaksi terhadap a = 1, maka laju reaksi
sebanding dengan molaritas [A] , yaitu r = k[A]. Hal ini tidak mungkin, karena pada molaritas
awal nomor 2 ketika molaritas awal dinaikan 2 kali, laju awal 4 kali lebih besar.
Orde reaksi dapat dicari dengan cara membandingkan laju reaksi dari masing-masing eksperimen
sebagai berikut.
karena dari 3 perbandingan tersebut nilai a tetap 2, maka dapat disimpulkan bahwa orde reaksi
terhadap A adalah 2.
-TETAPAN LAJU REAKSI
Harga tetapan reaksi dapat dihitung dengan cara memasukkan nilai orde reaksi yang telah
ditemukan ke dalam salah satu persamaan hasil eksperimen.
Misal dari eksperimen nomor 1
Lembar penilaian
G. Kegiatan pembelajaran
Pertemuan Kesatu (3 x 45 menit)
Kegiatan Awal
Alokasi Waktu
10 menit
1. Orientasi
Melakukan pembukaan dalam salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran laju reaksi
2. Apersepsi
Menampilkan suatu persamaan reaksi, siswa diminta untuk meyebutkan
komponen-komponen dalam reaksi tersebut (misalnya yang sebagai
reaktan dan produk)
Mengingatkan kembali materi prasyarat
3. Motivasi
Memberi siswa motivasi agar siswa semangat dalam proses belajar.
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
Menyampaikan manfaat mempelajari laju reaksi. (dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya : memasak sayur, membuat air teh)
4. Pemberi acuan
Memberitahukan materi pembelajaran yang akn dibahas dalam
pertemuan.
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar, sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran. (pembagian kelompok 4 sampai 5 per
kelompok)
Kegiatan Inti
1. Mengamati
Siswa diminta menampilkan media tentang jalannya suatu proses laju
reaksi dan mengaitkannya dengan teori tumbukan.
Siswa diminta mendengar dan Menyimak penjelasan pengantar kegiatan
secara garis besar/ global tentang materi pelajaran megenai teori
tumbukan.
60 menit
2. Menanya
Tiap tiap kelompok diminta untuk berdiskusi tentang masalah yang
diamati, salah satu dari anggota kelompok diminta memberikan pendapat
tentang gambar yang ditampilkan pada slide dengan teori tumbukan.
Mengajukan pertanyaan tentang teori tumbukan yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Misalnya :
1. Apa yang dimaksud dengan teori tumbukan?
2. Kenapa ada reasksi yang berlangsung cepat dan ada
pula yang berlangsung lambat?
3. Bagaimana jalannya proses terjadi reaksi?
4. Apa hubungan laju reaksi dengan teori tumbukan?
5. Apa yang membedakan tumbukan efektif dan tumbukan
tidak efektif?
6. Apa syarat terjadinya tumbukan yang efektif?
3. Mengumpulkan data
Mengumpulkan informasi dari siswa dengan cara meminta mereka
menyampaikan pendapat mereka tentang teori tumbukan dan prosesnya
awal hingga akhir terjadinya tumbukan.
Dalam menyampaikan materi, siswa diminta mengisi bahan ajar yang
dimiliki untuk menemukan konsep.
4. Mengasosiasi
Mendiskuskan bersama siswa tentang teori tumbukan yang sudah
dikumpulkan dalam kegiatan sebelumnya.
Menganalisa hasil diskusi untuk menyimpulkan teori tumbukan.
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan
Menanyakan kesiapan dalam mengerjakan Bahan ajar.
Masing-masing kelompok menyimpulkan
menuliskannya pada Bahan Ajar.
5. Mengkomunikasikan
hasil
diskusi
dan
Catatan:
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Akhir
Bersama peserta didik guru membimbing menyimpulkan bagaimana suatu
reaksi dapat terjadi.
-Yang mana reaksi kimia dapat berjalan apabila terjadinya tumbukan
terlebih dahulu.
-Syarat terjadinya tumbukan efektif dapat terjadi, yaitu apabila
energi ynag diberikan besar dan ketepatan antara patikel yang akan
saling bertumbukan sempurna.
Peserta didik diberikan tugas rumah.
-Meminta siswa menerjakan latihan pada buku pegangan yang
bertujuan ntuk memperdalam materi ynag didapat hari ini.
15 menit
Waktu
10
1. Orientasi
Melakukan pembukaan dalam salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran laju reaksi :
2. Apersepsi :
Menampilkan suatu ilustrasi mengenai proses tumbukan, dan me re-call
kembali pelajaran yang lalu mengenai teori tumbukan sehingga terjadilah
reaksi kimia.
-contohnya : perkaratan pada besi (korosi), kembang api, bom meledak.
Mengingatkan kembali materi prasyarat
3. Motivasi
Memberi siswa motivasi agar siswa semangat dalam proses belajar
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.
Menyampaikan manfaat mempelajari laju reaksi. (dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya : memasak sayur, membuat air teh)
4. Pemberi acuan
Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas dalam
pertemuan.
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar, sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran. (pembagian kelompok 4 sampai 5 per
kelompok)
Kegiatan Inti
65
1. Mengamati
Siswa mengamati animasi yang diputar pada slide.
-Animasi mengenai konsentrasi
-Animasi mengenai luas permukaan
-Animasi mengenai suhu
-Animasi mengenai katalis
2. Menanya
Membimbing siswa untuk bertanya tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yang tidak dipahami dari video yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
untuk
menyimpulkan
faktor
yang
hasil
diskusi
dan
5. Mengkomunikasikan
Siswa menyajikan hasil diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi menggunakan bahan ajar.
Memberikan kesempatan kepada yang lain untuk aktif memberikan
tanggapan tentang jawaban yang diberikan temannya.
Memberikan penguatan (reinforcement) untuk melegkapi jawaban peserta
didik.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan.
Waktu
15
Waktu
4. Pemberi acuan
Memberitahukan materi pembelajaran yang akn dibahas dalam pertemuan.
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar, sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran. (pembagian kelompok 4 sampai 5 per kelompok)
Kegiatan Inti
60
1. Mengamati
Siswa diminta mengamati slide ynag diberikan mengenai rumusan suatu ketetapan
laju reaksi.
Siswa mengamati media tayang power point tentang persamaan laju reaksi dan
orde reaksi.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang persamaan Laju Reaksi dan orde reaksi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Misal :
-Mengajukan pertanyaan mengenai keterangan-keterangan atau simbol yang terdapat
dalam persamaan laju reaksi
-Menanyakan bagaimana cara memperoleh orde reaksi dalam persamaan laju reaksi
3. Mengumpulkan Data
Siswa mendiskusikan hasil kajian bahan ajar untuk menjawab pertanyan tentang
penentuan persaman laju reaksi dan orde reaksi.
Siswa diminta mengerjakan contoh soal untuk mencari orde reaksi pada
persamaan laju reaksi.
4. Mengasosiasi
Mendiskuskan bersama siswa tentang persamaan dan orde laju reaksi, yang sudah
dikumpulkan dalam kegiatan sebelumnya.
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Waktu
2. Prosedur penilaian
Teknik penilaian
Waktu penilaian
1. Sikap
Pengamatan
a. Terlibat aktif dalam proses
pembelajaran
b. Bekerjasama dalam kegiatan
kelompok
c. Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif
2. Pengetahuan
a. Menyebutkan bagaimana
reaksi kimia dapat
berlangsung
b. Membedakan tumbukan
efektif dan tidak efektif
c. Menentukan faktor-faktor
yang memepengaruhi laju
reaksi
d. Menentukan orde reaksi
dalam persamaan reaksi kimia
3. Keterampilan
Pengamatan
a. Terampil dalam menerapkan
konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang
relevan berkaitan dengan
teori tumbukan, faktor yang
mempengaruhi jalannya laju
reaksi serta penentuan orde
reaksi.
b. Terampil dalam berdiskusi
kelompok.
Menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi laju reaksi
dan
menentukan
orde reaksi
berdasarkan
data hasil
percobaan.
JENIS
TEST
RANAH
NO
KOGNITIF
SOAL
C1 C2 C3 C4
Uraian
Menyajikan
hasil
pemahaman
terhadap teori
Bagaimana jalannya pereaksi bertumbukan
tumbukan
Uraian
hingga terjadinya reaksi kimia?
(tabrakan)
untuk
menjelaskan
reaksi kimia.
Merancang,
Melakukan percobaan mengenai faktor-Uraian
melakukan,
faktor apa saja yang mempengaruhi laju
dan
reaksi lalu menyimpulkan hasil
menyimpulka
pengamatan yang didapat?
n serta
menyajikan
hasil
percobaan
faktor-faktor
yang
4,5
mempengaru
hi laju reaksi
dan orde
reaksi.
2.) Penilaian Kompetensi
1. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang
mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Pada setiap kegiatan peserta didik, dilakukan penilaian yang mengacu pada aspek pengetahuan
dan pemahaman konsep serta penilaian sikap, hal yang dinilai antara lain:
1. Penilaian individu, yaitu penilaian hasil belajar (tes lisan dan tertulis berbentuk uraian)
dan pada saat peserta didik presentasi.
2. Penilaian kelompok, yaitu pada saat peserta didik diskusi dalam kelompok
3. Alat Penilaian (Soal terlampir lengkap dengan pedoman penilaian)
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan
3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Asnizar, S.Si
NIP. 197107262005012007
Guru PPLK