Anda di halaman 1dari 9

MODUL PEMBELAJARAN

Materi :
Laju reaksi dan Faktor-Faktor
Yang mempengaruhi laju reaksi

Oleh :
Nama : Yesi Susanti
NIM : 1911260011

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BENGKULU
2020
1. Laju Reaksi

Konsep pembelajaran kimia merupakan konsep yang erat dengan kehidupan


sehari hari. Kimia menggambarkan kehidupan sedemikian rupa sehingga terlihat lebih
rinci dan beragam. Hal ini lah yang membuat para pengajar menerapkan konsep kimia
ke dalam kehidupan sehari-hari dengan menghadirkannya dalam contoh-contoh
sederhana. Selain itu, juga dilakukan pengenalan terhadap konsep-konsep yang sering
digunakan dalam dunia luas, bahkan kebiasaan yang sederhana yang sering kita lakukan
tanpa kita ketahui itu merupakan konsep kimia.

Pernahkah kalian berkendara menggunakan motor atau angkutan umum?


Kadang apabila jalan sedang kosong seperti pagi hari, kendaraan yang kita tumpangi
akan dijalankan dengan kecepatan tinggi (tanpa melanggar batas kecepatan maksimum
tentunya), tapi apabila macet total, jangan harap bisa ngebut, jalan saja susah bukan?
Nah, dengan demikian kondisi kemacetan lalu lintas mempengaruhi kecepatan
kendaraan kita. Apa hubungannya dengan Kimia? Peristiwa kecepatan laju kendaraan
itu sama dengan yang terjadi pada reaksi kimia. Dalam suatu peristiwa kimia, terkadang
reaksi dapat berjalan cepat, namun terkadang berjalan lambat. Apa yang
membedakannya? Sudah barang tentu kondisi ketika reaksi itu berlangsung merupakan
faktor utama dalam reaksi kimia.

Pernahkah kalian bermain kembang api. Nah, pernah kan kalian memainkan
benda itu? Terutama di hari lebaran Idul Fitri pasti langit akan ramai dengan bunga-
bunga indah hasil ledakan kembang api. Jika sumbu kembang api yang kalian mainkan
hanya sepanjang 1 cm tersulut, maka akan terjadi ledakan sebelum sempat kalian
lemparkan ke langit, dengan demikian, reaksi ledakan tergolong cepat bukan? Coba
bandingkan dengan pagar besi rumah kalian yang tidak dicat. Berbulan-bulan lamanya
baru muncul tanda-tanda perkaratan. Artinya proses perkaratan besi tidak secepat proses
ledakan kembang api.

Selain kedua proses tersebut, masih banyak proses-proses lain yang berjalan
cepat maupun lambat, seperti penambahan gula dalam minuman favorit kita, proses
penuaan kulit, proses pematangan buah, membuat daging hasil qurban menjadi empuk,
dan lain sebagainya. Ilmu kimia berperan dalam menyesuaikan kondisi yang diinginkan
dari proses-proses tersebut. Bagaimana caranya agar gula yang dilarutkan dalam

1
minuman favorit kita dapat melarut dengan cepat? Bagaimana caranya agar kulit mulus
remaja kita tidak cepat menua? Bagaimana mempercepat pematangan buah mangga
yang masih mentah? Bagaimana membuat daging gepuk yang amat sangat empuk tanpa
harus menumbuk-numbuknya seharian? Untuk menjawab semua permasalahan itu kita
harus memahami terlebih dahulu faktor-faktor yang seperti apa saja yang menyebabkan
kondisi suatu reaksi memungkinkannya berjalan cepat atau lambat.

Laju reaksi merupakan laju penurunan reaktan (pereaksi) atau laju bertambahnya


produk (hasil reaksi). Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi
kimia, sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat (pereaksi)
menjadi zat baru yang disebut dengan produk.

Dalam kimia dijelaskan bahwasanya laju reaksi adalah adalah besarnya


perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Perubahan ini dapat
dikatakan perubahan konsentrasi molar (molaritas) sehingga laju reaksi dapat dikatakan
perubahan konsentrasi akhir (hasil reaksi) terhadap konsentrasi awal (pereaksi) per
satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi)
pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per
satuan waktu. Untuk reaksi kimia dapat ditulis:

aA +aB → cC+ dD

Dari reaksi kimia tersebut, dapat diketahui a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi,


dan A, B, C, dan D adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam
suatu sistem tertutup adalah :

−1 d [ A ] −1 d [ B] 1 d [C ] 1 d [D ]
v= = = =
a dt b dt c dt d dt

di mana [A], [B], [C], dan [D] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan
ke dalam air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula dengan
petasan dan kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada
minyak tanah. Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat. Proses pengaratan besi,
misalnya, membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju reaksinya lambat.

2
Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung dinyatakan dengan laju
reaksi. Dalam mempelajari laju reaksi digunakan besaran konsentrasi tiap satuan waktu
yang dinyatakan dengan molaritas. Molaritas sebagai Satuan Konsentrasi dalam Laju
Reaksi. Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga molaritas
yang dinotasikan dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut :

n Mol
Molaritas ( M )= =
V Liter

Keterangan :

n = jumlah mol dalam satuan mol atau mmol

V = volume dalam satuan L atau mL

Atau bisa juga dicari berdasarkan persamaan berikut :

m 1000
Molaritas ( M )= x
Mr V

Keterangan :

m = massa zat terlarut (gram)

n = jumlah mol zat terlarut (mol)

V = volume larutan (mL)

Apabila nilai molaritas suatu larutan tinggi, artinya konsentrasi yang dimiliki oleh
larutan tersebut besar, sehingga larutan tersebut merupakan Molaritas (M) = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑛 𝑉 = 𝑚𝑜𝑙 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 Molaritas (M) = 𝑚 𝑀𝑟 ×
1000 𝑉 Keterangan: m = massa zat terlarut (gram) n = jumlah mol zat terlarut (mol) V =
volume larutan (mL) INGAT!!! Satuan volume yang digunakan pada rumus 2 adalah
mL 1 2 4 larutan yang pekat. Semakin pekat suatu larutan, maka pengaruhnya pada laju
reaksi akan semakin cepat dibandingkan dengan larutan yang encer.

3
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu :
A. Konsentrasi Reaktan
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih
rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi
berarti semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan,
akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung
semakin cepat.
B. Luas Permukaan Sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju
reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka
tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi
semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang
sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju
reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut
berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu
yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
C. Suhu
Kalian pernah menyeduh kopi? Dengan apa kalian menyeduhnya? Yap! Benar
sekali! Dan pastinya lagi kalian akan menyeduh kopi dengan air mendidih agar
rasa dan aroma kopi menjadi terasa lebih nikmat. air panas mampu melarutkan
serbuk kopi dengan lebih cepat dibandingkan apabila kalian melarutkannya
dengan air dingin. Peristiwa ketika kalian menyeduh kopi merupakan
pelarutan. Indikator terjadinya reaksi antara air dengan kopi adalah perubahan
warna air dari tidak berwarna menjadi coklat atau hitam. Laju reaksi antara air
dengan serbuk kopi dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu pelarutnya,
yakni air. Hal inilah yang menyebabkan kopi dapat melarut lebih cepat dalam
air panas.
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik)
partikel ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi
kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea), sehingga reaksi dapat berlangsung
semakin cepat.

4
D. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut
dapat diperoleh kembali. Katalis dapat mempercepat laju reaksi, karena dapat
menimbulkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang
harus dilampaui agar reaksi dapat berlangsung.

3. Manfaat Laju Reaksi dalam Kehidupan Sehari-Hari


Dengan mempelajari laju reaksi kita dapat mengetahui bahwa reaksi itu dapat
berlangsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya saja luas permukaan. Jika kita
mengetahui bahwa luas permukaan itu mempengaruhi laju reaksi, pasti kita akan
memperkecil luas permukaan suatu zat sebelum mengolahnya.

4. Beberapa contoh penerapan Laju Reaksi dalam kehidupan sehari hari :

a) Ibu di rumah atau pedagang bubur kacang mengiris terlebih dahulu gula merah
yang akan di masukan ke dalam bubur kacang.
b) Penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian
sebelum dimasukkan ke dalam tungku perapian.
c) Penjual gado-gado, lontong, dan pecel terlebih dulu menggerus kacang goreng
sebelum dicampurkan dengan bahan lain.
d) Dalam pembuatan kertas, bahan baku pembuat kertas digerus terlebih dahulu
untuk membuat bubur kertas. Agar memperluas pemukaan bidang sentuh
sehingga campuran menjadi homogen danreaksi berlangsung sempurna.
e) Bahan baku yang sering di tambang, tersedia dalam bentuk butir-butiran kasar.
Untuk mempercepat pengolahan selanjutnya, butiran-butiran tersebut
dihancurkan sampai halus.
f) Dalam pembuatan roti kita bisa menambahkan ragi yang berfungsi sebagai
katalis untuk mempercepat laju reaksinya.

5. Rumus Laju Reaksi

5
Laju reaksi kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat dirumuskan
secara matematis untuk memudahkan pembelajaran. Pada reaksi kimia: A → B,
maka laju berubahnya zat A menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang
bereaksi atau jumlah zat B yang terbentuk per satuan waktu. Pada saat pereaksi
(A) berkurang, hasil reaksi (B) akan bertambah. Perhatikan diagram perubahan
konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada Gambar 3.

Diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi.

Berdasarkan gambar tersebut, maka rumusan laju reaksi dapat kita definisikan
sebagai:

a. berkurangnya jumlah pereaksi (konsentrasi pereaksi) per satuan waktu,

atau    , dengan r = laju reaksi, – d[R] = berkurangnya reaktan


(pereaksi), dan dt = perubahan waktu. Untuk reaksi : A → B, laju berkurangnya

zat A adalah :  

b. bertambahnya jumlah produk (konsentrasi produk) per satuan waktu,

atau   , dengan +Δ[P] = bertambahnya konsentrasi produk (hasil

6
reaksi). Untuk reaksi : A → B, laju bertambahnya zat B

adalah : 

Bagaimana untuk reaksi yang lebih kompleks, semisal : pA + qB → rC.


Untuk reaksi demikian, maka :

Dalam perbandingan tersebut, tanda + atau – tidak perlu dituliskan karena hanya
menunjukkan sifat perubahan konsentrasi. Oleh karena harga dt masing-masing
sama, maka perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan konsentrasi. Di
sisi lain, konsentrasi berbanding lurus dengan mol serta berbanding lurus pula
dengan koefisien reaksi, sehingga perbandingan laju reaksi sesuai dengan
perbandingan koefisien reaksi. Perbandingan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut.

rA : rB : rC = p : q : r

7
Daftar Pustaka

Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. (2004). Kinetika Kimia. Jakarta: DEPDIKNAS.

Partana, Crys dan Antuni Wiyarsi. (2009). Mari Belajar Kimia. Jakarta: DEPDIKNAS.

Purba, Michael. (2009). Kimia. Jakarta: Erlangga.

Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta:
DEPDIKNAS.

Sutresna, Nana. (2008). Kimia. Bandung: Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai