Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 MUARA TEWEH
Jln. Padat Karya RT 06 Desa Lemo II Kec. Teweh Tengah, Kab. Barito Utara, Kode pos 73811
Email : sman5muarateweh@gmail.com

MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)


DALAM MASA PANDEMI COVID-19 SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Oktober 2020
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas : XI MIA
: KD 3.4 Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori
Kompetensi Dasar
tumbukan
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Indikator Pencapaian
Kompetensi
2. Menghitung laju reaksi suatu reaksi melalui faktor yang mempengaruhinya
3. Menentukan laju reaksi suatu reaksi melalui faktor yang mempengaruhinya

Nama Lengkap

Mengetahui, Berikan saran singkat anda pada kolom berikut


Tanda tangan orang tua/wali mengenai Pembelajaran Jarak Jauh

………………………………………….

KETENTUAN PENGGUNAAN MODUL


1. Silahkan pahami dan analisis materi yang ada dalam modul ini, jika ada pertanyaan dapat menghubungi
guru pengampu dengan sopan dan santun
2. Setelah kalian memahami materi tersebut silahkan menjawab pertanyaan apabila terdapat pertanyaan
3. Tulis nama lengkap pada kolom yang telah disediakan
4. Untuk mengerjakan tugas ini, kamu dapat berdiskusi dengan orang tuamu atau saudaramu.
5. Hasil pekerjaan dikembalikan ke sekolah paling lambat hari KAMIS tanggal 22 Oktober 2020 pukul
07.30 – 10.00 WIB
6. Selamat bekerja
MATERI untuk
(Modul 6 dan Modul 7)

LAJU REAKSI
Pernahkah kalian berkendara menggunakan motor atau angkutan umum?

Kadang apabila jalan sedang kosong seperti pagi hari, kendaraan yang kita

tumpangi akan dijalankan dengan kecepatan tinggi (tanpa melanggar batas

kecepatan maksimum tentunya), tapi apabila macet total, jangan harap bisa

ngebut, jalan saja susah bukan? Nah, dengan demikian kondisi kemacetan lalu

lintas mempengaruhi kecepatan kendaraan kita.

Apa hubungannya dengan Kimia? Peristiwa kecepatan laju kendaraan itu

sama dengan yang terjadi pada reaksi kimia. Dalam suatu peristiwa kimia,

terkadang reaksi dapat berjalan cepat, namun terkadang berjalan lambat. Apa

yang membedakannya? Sudah barang tentu kondisi ketika reaksi itu berlangsung

merupakan faktor utama dalam reaksi kimia.

Pernahkah kalian bermain BOM?

Oh, jangan... kita perkecil saja skalanya menjadi kembang api. Nah, pernah

kan kalian memainkan benda itu? Terutama di hari lebaran Idul Fitri pasti langit

akan ramai dengan bunga-bunga indah hasil ledakan kembang api. Jika sumbu

kembang api yang kalian mainkan hanya sepanjang 1 cm tersulut, maka akan

terjadi ledakan sebelum sempat kalian lemparkan ke langit (*PERHATIAN:

jangan pernah meniru adegan ini). Dengan demikian, reaksi ledakan tergolong

cepat bukan?

Coba bandingkan dengan pagar besi rumah kalian yang tidak dicat.

Berbulan-bulan lamanya baru muncul tanda-tanda perkaratan. Artinya proses

perkaratan besi tidak secepat proses ledakan kembang api.

Selain kedua proses tersebut, masih banyak proses-proses lain yang

berjalan cepat maupun lambat, seperti penambahan gula dalam minuman favorit

kita, proses penuaan kulit, proses pematangan buah, membuat daging hasil qurkan
menjadi empuk, dan lain segainya. Ilmu kimia berperan dalam menyesuaikan

kondisi yang diinginkan dari proses-proses tersebut. Bagaimana caranya agar gula

yang dilarutkan dalam minuman favorit kita dapat melarut dengan cepat?

Bagaimana caranya agar kulit mulus remaja kita tidak cepat menua? Bagaimana

mempercepat pematangan buah mangga yang masih mentah? Bagaimana membuat

daging gepuk yang amat sangat empuk tanpa harus menumbuk-numbuknya

seharian?

Untuk menjawab semua permasalahan itu kita harus memahami terlebih

dahulu faktor-faktor yang seperti apa saja yang menyebabkan kondisi suatu

reaksi memungkinkannya berjalan cepat atau lambat. Baiklah, sebelum kita

membahas lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, baiklah

marilah kita pahami penjelasan berikut.

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

1. Konsentrasi Zat

Dalam suatu reaksi kimia tentunya kita akan berurusan dengan

larutan. Ketika membuat larutan kita tidak memakai zat yang diinginkan

secara langsung, tetapi biasanya dilarutkan ke dalam suatu pelarut

terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita memerlukan besaran khusus yang

disebut KONSENTRASI. Konsentrasi menyatakan kepekatan dari suatu

larutan.

Konsentrasi...
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan berbagai macam satuan,

seperti mol, molaritas, molalitas, normalitas, dll. Tapi untuk saat ini kita

akan fokus pada MOLARITAS.

a) Kemolaran/Molaritas (M)

Kemolaran atau molaritas disimbolkan dengan “M” merupakan satuan

konsentrasi larutan yang digunakan dalam laju reaksi. Molaritas adalah

satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut

tiap liter larutan. Secara matematika, molaritas dapat diungkapkan

dengan persamaan berikut:


1
Molaritas (M) =
Atau bisa juga dicari berdasarkan persamaan berikut:

m 1000 2
Molaritas (M) = ×
Mr V
Keterangan: m = massa zat terlarut (gram)
� zat terlarut (mol)
n = jumlah mol
V = volume larutan (mL)

INGAT!!!
Satuan volume yang digunakan
pada rumus adalah mL

Apabila nilai molaritas suatu larutan tinggi, artinya konsentrasi yang

dimiliki oleh larutan tersebut besar, sehingga larutan tersebut merupakan

larutan yang pekat. Semakin pekat suatu larutan, maka pengaruhnya pada

laju reaksi akan semakin cepat dibandingkan dengan larutan yang encer.
Contoh: Sebanyak 190,6 gram MgCl2 dilarutkan dalam air hingga volume

larutan menjadi 100 mL. Berapakah kemolaran larutan

tersebut? Diketahui Mr MgCl2 = 95,3

PEMBAHASAN:
Cara 1:ubah satuan berat (gram) ke dalam mol, kemudian hitung

kemolaran larutannya.

 N MgCl2 =

 Ubah satuan Volume (Ml) ke dalam Liter : 100 mL = 0,1 L

 Jadi, M MgCl2 =

Cara 2 : langsung masukkan ke dalam rumus kedua.

M MgCl2 =

2. Suhu Reaksi

Kalian pernah menyeduh kopi? Dengan apa kalian menyeduhnya?

Ya pastinya pakai
AIR lah!

Yap! Benar sekali! Dan pastinya lagi kalian akan menyeduh kopi dengan air

mendidih agar rasa dan aroma kopi menjadi terasa lebih nikmat.
Selain itu, tahukah kalian, air panas mampu melarutkan serbuk kopi

dengan lebih cepat dibandingkan apabila kalian melarutkannya dengan air

dingin. Peristiwa ketika kalian menyeduh kopi merupakan pelarutan.

Indikator terjadinya reaksi antara air dengan kopi

adalah perubahan warna air dari tidak berwarna

menjadi coklat atau hitam.

Laju reaksi antara air dengan serbuk kopi

dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu

pelarutnya, yakni air. Hal inilah yang menyebabkan

kopi dapat melarut lebih cepat dalam air panas.

Pada umumnya, setiap kenaikan suhu 10oC, laju reaksi naik 2 kali lebih

besar dari semula. Laju reaksinya dapat dirumuskan :

Contoh: diketahui laju reaksi suatu naik 2 kali lipat setiap kenaikan suhu

10oC. Berapa kali lebih cepat laju reaksinya apabila suhu

awalnya 20oC dan reaksi berakhir pada suhu 60oC ?

PEMBAHASAN:
Diketahui : Δr = 2 T1 = 20oC

ΔT = (60-20)oC = 40oC T2 = 60oC

Jawab :
3. Luas Permukaan Bidang Sentuh

Kalian pernah memakan daging sapi? Pada waktu kalian memasaknya,

misalkan untuk dijadikan gulai, kalian tentunya tidak akan memasak

gelondongan daging sapi begitu saja tanpa memotong-motong terlebih

dahulu, bukan? Atau ketika kalian membuat tape, pada saat peragian pasti

ragi yang digunakan akan dihancurkan terlebih dahulu sebelum ditaburkan

pada singkong, kan?

Nah, peristiwa-peristiwa itu menggambarkan perbedaan ukuran

partikel dari zat yang bereaksi. Tujuan memotong-motong daging maupun

menghancurkan ragi adalah untuk memperkecil ukuran partikel. Semakin

kecil ukuran partikel, maka reaksi akan berjalan semakin cepat.

Coba saja bayangkan, berapa lama waktu yang akan kalian gunakan

untuk memasak gulai sapi apabila daging yang kalian gunakan tidak tidak

dipotong-potong terlebih dahulu?

Semakin kecil ukuran suatu materi, mengandung arti memperluas

permukaan bidang sentuh materi tersebut. Yang dimaksud luas permukaan

dalam reaksi kimia adalah luas permukaan zat-zat pereaksi yang

bersentuhan untuk menghasilkan reaksi. Dengan demikian, semakin kecil

suatu materi, luas permukaan bidang sentuh akan semakin besar, sehingga

reaksi akan lebih cepat berlangsung.


4. Katalis

Terkadang dengan memperbesar konsentrasi, suhu, maupun luas

permukaan bidang sentuh saja kurang efisien, sehingga perlu ada cara lain

yang lebih cepat tapi menguntungkan. Adakah cara seperti itu?

Tentu saja ada! Yakni dengan


menambahkan
KATALIS!!!

Benar sekali!! Terima kasih profesor!

Ya, dengan menambahkan katalis pada suatu reaksi kimia, maka laju

reaksi akan berjalan lebih cepat.

Tunggu sebentar,
KATALIS itu sendiri
apa, ya???

Katalis merupakan zat yang mampu mempengaruhi laju reaksi.

Dalam melakukan aksinya, katalis akan ikut bereaksi dengan para reaktan,

tapi di akhir proses reaksi katalis itu akan terpisah kembali. Yaah...

kasarnya, kalian bisa membayangkan katalis itu seperti mak comblang


dalam mempertemukan pasangan suami-istri :>
Selamat berbahagia
kalian berdua...
Reaktan

Katalis

Produk Katalis
Tapi, di akhir reaksi, katalis
Di awal proses reaksi, katalis
berperan mempertemukan dengan coolnya berpisah dengan
antar “reaktan” dengan cara pasangan yang telah
ikut bereaksi dipertemukan menjadi “produk”
Sekarang kalian paham, bagaimana keterlibatan katalis dalam reaksi

kimia melalui ilustrasi di atas? Nah, sekarang kita bahas, bagaimana

kinerja katalis dalam mempercepat reaksi. Anggaplah hal ini sebagai suatu

peristiwa ketika akan menjatuhkan seseorang dari tebing. Agak kejam sih,

memang... tapi perhatikan dulu saja ilustrasi berikut:

Jika kalian berperan sebagai “si biru” dalam kedua gambar tersebut,

coba bandingkan, gambar manakah yang sepertinya paling mudah ketika

kalian akan menjatuhkan “si stikman”? Pastinya kalian akan memilih yang

Gambar 1 bukan? Jika kita misalkan saat “si stikman” jatuh adalah saat

berlangsungnya reaksi, maka tentu saja Gambar 1 mencerminkan reaksi

lebih mudah terjadi. Dengan sedikit tendangan saja, “si stikman” langsung

jatuh ke jurang, sedangkan pada Gambar 2, “si biru” harus melewati

“gunungan” terlebih dahulu sebelum “si stikman” jatuh. Dengan energi yang

sama, besar kemungkinan “si stikman” malah akan kembali lagi, bukannya

jatuh ke jurang.

Baiklah... jika kita fokuskan perhatian pada Gambar 2, bagaimana

caranya agar dengan energi yang sama, “si biru” dapat menjatuhkan “si

stikman” ke jurang? Nah, dalam laju reaksi ada yang dikenal dengan

ENERGI AKTIVASI (Ea), yaitu energi minimum yang diperlukan supaya

reaksi dapat berlangsung. Pada Gambar 2 “gunungan” yang menghambat

jatuhnya “si stikman” adalah “Ea”.


Nah, dengan menambahkan katalis, reaksi pada Gambar 2 dapat

dipercepat dengan cara “memotong” gunungan penghambat. Perhatikan

ilustrasi berikut:

Yeah! Ini jauh


lebih gampang!!

+Katalis

Jadi, begitulah ceritanya... akhirnya “si biru”

dapat dengan mudah menjatuhkan “si

stikman” ke jurang dengan bantuan katalis.

Dengan kata lain, fungsi penambahan katalis

disini adalah mempercepat terjadinya reaksi

dengan cara menurunkan Energi Aktivasi. Iyaa.. tapi jangan


aku terus yang
Lihat saja, gunungan yang awalnya tinggi dijatuhin dooong

(Ea1), dengan ditambahkan katalis menjadi

lebih rendah (Ea2). Dengan demikian, reaksi

akan berlangsung lebih mudah, bukan?

Ok! Karena “si stikman” sudah jatuh, selesailah pembahasan kita

dalam faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi...

B. Lantas Bagaimana Cara Menyatakan Laju Reaksi???

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita pahami terlebih

dahulu definisi Laju Reaksi berikut:

LAJU REAKSI menunjukkan perubahan konsentrasi zat yang


terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu
Laju reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar

pereaksi atau laju penambahan konsentrasi molar produk dalam kurun

waktu tertentu. Dalam reaksi kimia yang sedang berlangsung, zat-zat

pereaksi lambat laun akan berkurang, sebagai gantinya produk akan terus

bertambah seiring dengan berkurangnya pereaksi tersebut. Maka dari itu,

laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:

Persamaan Reaksi: R →P Keterangan:

Δ[R] R = reaktan (pereaksi)


v=-
Δt
P = produk (hasil reaksi)
v = laju reaksi
ATAU Δ[R] = perubahan konsentrasi molar
Δ[P]
pereaksi
v = + Δt
Δ[P] = perubahan konsentrasi molar
produk
Δt = perubahan waktu
= laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi dalam satu satuan waktu
+ = laju penambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu
Satuan untuk laju reaksi adalah M/detik atau M detik‒1.

Contoh: Nyatakan persamaan laju reaksi untuk reaksi berikut,

2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)

Laju reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar SO2,

atau pengurangan konsentrasi molar O2, atau laju penambahan

konsentrasi molar SO3:

vSO2 = - M/detik atau

vO2 = - M/detik atau

vSO3 = - M/detik

Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan

setengah SO3 adalah setengah dari laju pengurangan SO2 atau satu dari
laju pengurangan O2. Oleh karena itu dapat ditulis sebagai berikut:

1
2
vSO2 = vO2 = 12vSO3

Untuk mengerjakan soal seperti ini,


perhatikan terus tanda negatif (‒) setiap
pereaksi dan positif (+) setiap produk, ya!

C. Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi

Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan yang ditentukan

berdasarkan konsentrasi awal setiap zat, dipangkatkan orde reaksinya.

Orde reaksi hanya dapat diperoleh melalui data percobaan. Jadi, jangan

heran jika setiap menemukan soal orde reaksi kalian menemukan tabel

data hasil percobaan... Perhatikan persamaan reaksi berikut:

pA + qB → rC + sD

Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah:

v = k[A]x[B]y
konstanta laju reaksi orde reaksi zat B

orde reaksi zat A


Setiap laju reaksi memiliki nilai k tertentu bergantung pada sifat

pereaksi. Semakin besar nilai k, maka reaksi akan semakin cepat

berlangsung, begitupun sebaliknya. Satuan nilai k berbeda-beda

tergantung nilai orde reaksinya atau nilai pangkat dari persamaan itu, dan

selalu positif, bisa berupa bilangan bulat maupun pecahan.

Lalu bagaimana cara menentukan orde


reaksi setiap zat pereaksi??

Baiklah, mari kita bahas contoh soal saja kalau begitu...

Karena untuk menentukan orde reaksi harus melalui eksperimen,

maka kita yang sedang tidak berada dalam laboratorium diberi kemudahan

yakni cukup memperoleh data hasil eksperimen. Misalkan ada data

eksperimen untuk reaksi 2A + B2 → 2AB adalah sebagai berikut:

Percobaan Konsentrasi (M) Laju Reaksi (v)


ke A B (M/detik)
1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54

Nah, dari tabel tersebut kita akan menentukan persamaan laju reaksinya.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan orde reaksinya.

Misalkan persamaan laju reaksinya adalah: v = k[A]x[B2]y kita akan

mencari nilai x dan y.

Untuk mencari nilai x (orde reaksi A), kita perlu membandingkan

data. Caranya, cari data konsentrasi B yang sama. Dari tabel di atas,

kiat peroleh data konsentrasi B yang sama adalah data percobaan 4

dan 5.
Karena ini perbandingan, maka v percobaan 4 dan 5 juga

dibandingkan. Penulisannya seperti berikut:

Karena nilai konsentrasi B sama, maka bisa dicoret:

Angka 24 dan 54 kita perkecil dengan dibagi 6. Sedangkan 0,2 dan

0,3 nilainya akan sama dengan ini:

Selanjutnya kita akan mencari nilai y (orde reaksi B). Sebelumnya

kita cari data konsentrasi A yang sama dari tabel, yakni pada data

percobaan 1 dan 2. Sebenarnya data 3 juga sama, tapi karena untuk

membandingkan, hanya perlu dua data saja, maka kita sepakat dulu

mengambil data 1 dan 2. Buat perbandingannya seperti sebelumnya:

Karena nilai konsentrasi A sama, maka bisa dicoret:

Seperti biasa, kita perkecil nilai 6 dan 12 dengan sama-sama dibagi

oleh 6:
Jadi, persamaan laju reaksinya adalah v = k[A]2[B2]

Jika nilai k diminta, cukup masukkan saja nilai orde pada salah satu

data hasil percobaan, misal data percobaan 1:

v1 = k[A]2[B2]
6 M/detik = k[0,1M]2 . [0,1M]

Jadi, persamaan laju reaksi lengkapnya adalah

v = 6000/detik.M2 [A]2[B2]

Akhirnya... selesai sudah pembahasan kita mengenai laju reaksi kali

ini. Agar kalian cekatan dalam mengerjakan soal, teruslah berlatih

dengan soal-soal yang lebih baru. Jika kalian menemukan kesulitasn,

tanyakan pada orang-orang yang kalian percaya dapat menambah

kemampuan kalian. Dan yang paling PASTI adalah

TERUSLAH MEMBACA DARI SEGALA SUMBER PENGETAHUAN!!!

Karena ilmu tidak hanya berasal dari satu buku saja.


EVALUASI

Pilihan Ganda
1. Perhatikan reaksi berikut!

Laju reaksi CaCO3 dengan larutan 10 mL HCl yang hanya dipengaruhi oleh konsentrasi adalah . . .
a. 1) terhadap 2)
b. 1) terhadap 3)
c. 4) terhadap 5)
d. 2) terhadap 3)
e. 2) terhadap 5)

2. Faktor berikut yang tidak mempengaruhi laju reaksi adalah . . .


a. Konsentrasi
b. Kesetimbangan
c. Suhu
d. Luas permukaan
e. Katalis

3. Menambahkan katalis untuk mempercepat laju reaksi dengan cara . .


a. Merubah entalpi
b. Merubah suhu
c. Meningkatan kosentrasi
d. Menurunkan energi aktivasi
e. Memperbesar tekanan

4. Cara untuk memperkecil energi aktivasi suatu reaksi adalah . . .


a. Menaikkan suhu
b. Menambahkan katalis
c. Menambah konsentrasi
d. Memperluas permukaan
e. Memperbesar tekanan

5. Data suatu percobaan


Percobaan Massa/bentuk zat A Konsentrasi B (M) Waktu (s) Suhu (oC)
1 5 gram larutan 0,25 15 25
2 5 gram serbuk 0,5 12 25
3 5 gram larutan 0,5 7 25
4 5 gram padatan 0,5 20 25
5 5 gram serbuk 0,5 8 35
Pada percobaan 1 dan 2, faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah . . .
a. Waktu
b. Konsentrasi
c. Suhu
d. Bentuk
e. Katalis
ESSAY

1. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap suhunya dinaikkan 20oC. Jika laju reaksi pada saat
suhu 40oC adalah 10 M/detik, tentukan laju reaksi pada saat suhu dinaikkan menjadi 80 oC!
2. Hitunglah molaritas dari suatu larutan jika 196 gram H2SO4 dilarutkan ke dalam air sampai volumenya
menjadil 800 mL! (Ar H = 1, S = 32, O =16)

Anda mungkin juga menyukai