Anda di halaman 1dari 17

Bahan Ajar Laju Reaksi

Faktor faktor
laju reaksi
dan
orde reaksi

KIMIA UNTUK SMA

KELAS XI

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


PENCAPAIAN KOMPETENSI
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4

1
Bahan Ajar Laju Reaksi

(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan dalam ranah konkret dan ranah
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya abstrak terkait dengan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, pengembangan dari yang
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, dipelajarinya di sekolah secara
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait mandiri, bertindak secara efektif dan
penyebab fenomen dan kejadian, serta kreatif, serta mampu menggunakan
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang metode sesuai kaidah keilmuan.
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.7. Menentukan orde 3.7.1. Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil
reaksi dan tetapan percobaan
laju reaksi 3.7.2. Menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan data
berdasarkan data percobaan
hasil percobaan 3.7.3. Menentukan tetapan laju reaksi berdasarkan data
hasil percobaan
4.7. Merancang, 4.7.1. Merancang variabel penelitian dalam percobaan
melakukan, dan 4.7.2. Melakukan percobaan pengaruh konsentrasi, suhu,
menyimpulkan
luas permukaan, dan katalis terhadap laju reaksi
serta menyajikan
hasil percobaan 4.7.3. Menghubungkan hasil pengamatan dengan teori
faktor-faktor yang tumbukan
mempengaruhi laju 4.7.4. Membuat kesimpulan pengaruh konsentrasi, suhu,
reaksi dan orde
luas permukaan, dan katalis terhadap laju reaksi
reaksi

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


LAJU REAKSI

2
Bahan Ajar Laju Reaksi

Reaksi kimia tidak akan pernah


terlepas dalam kehidupan kita.
Reaksi tersebut terjadi dengan kecepatan
yang bervariasi. Misalnya saja
ketika Ibu membuat teh. Mengapa
harus dengan air mendidih?
Mengapa tidak menggunakan air
yang sudah dingin? Atau mengapa
ketika kalian membuat minuman teh
manis, gula yang dimasukkan ke dalam larutan teh harus kalian aduk? Mengapa tidak
dibiarkan saja melarut dengan sendirinya? Mengapa makanan seperti daging, tempe,
ketika dimasukkan lemari es menjadi lebih awet dibandingkan jika ditaruh di lemari
biasa? Mengapa saat Ibu memasak daging harus dibungkus dengan daun pepaya atau
daging tersebut dipotong dadu terlebih dahulu? Dan masih banyak pertanyaan lain
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kecepatan berlangsungnya
reaksi suatu zat.
Larutan teh biasanya dibuat dalam air panas, karena jika dibuat dalam air dingin,
maka sari teh tidak dapat atau sukar larut dalam air. Pengadukan gula ketika membuat
teh manis bertujuan agar gula cepat larut. Penyimpanan makanan dalam lemari es atau
frezeer bertujuan agar reaksi berjalan lambat. Makanan yang ditaruh di dalam lemari es
mengakibatkan reaksi pembusukan menjadi berjalan lambat sehingga makanan dapat
lebih awet. Reaksi kimia dapat dipercepat atau diperlambat dengan cara memberi
perlakuan tertentu. Beberapa perlakuan yang dapat mempengaruhi kecepatan terjadinya
reaksi dinamakan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap laju reaksi. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya reaksi. Faktor-faktor tersebut antara lain
adalah luas permukaan, suhu, konsentrasi, dan katalis. Pada bab ini akan dijelaskan
tentang pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap laju reaksi.

Gambar 1. Lemari es Gambar 2. Melarutkan Gambar 3. Daging yang Gambar 4. Daging


gula dengan air panas. dibungkus daun pepaya. dipotong dadu.

Konsentrasi Reaktan
Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi. Pada reaksi orde 0
perubahan konsentrasi pereaksi tidak berpengaruh terhadap laju reaksi. Reaksi orde 1
menyatakan bahwa setiap kenaikan konsentrasi dua kali akan mempercepat laju reaksi
menjadi 2 kali lebih cepat, sedangkan untuk reaksi orde 2 bila konsentrasinya
diperbesar menjadi 2 kali maka laju reaksinya menjadi empat kali lebih cepat.
3
Bahan Ajar Laju Reaksi

Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi tentu mengandung partikel-partikel


yang lebih rapat dibandingkan dengan konsentrasi larutan rendah. Larutan dengan
konsentrasi tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah
merupakan larutan encer. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ini dapat dijelaskan
dengan model teori tumbukan. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak
partikel-partikel dalam setiap satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar
partikel semakin sering terjadi, semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti
kemungkinan untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar, sehingga reaksi
berlangsung lebih cepat.

Semakin tinggi konsentrasi semakin banyak kemungkinan untuk


menghasilkan tumbukan efektif sehingga reaksi berlangsung lebih
cepat.

Luas Permukaan Bidang Sentuh


Pada reaksi heterogen (wujud zat tidak sama) seperti logam zink dengan larutan
asam klorida, laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi asam klorida juga
dipengaruhi oleh kondisi logam zink. Dalam jumlah (massa) yang sama butiran logam
zink akan bereaksi lebih lambat daripada serbuk zink. Reaksi terjadi antara molekul-
molekul asam klorida dalam larutan dengan atom-atom zink yang bersentuhan langsung
dengan asam klorida. Pada butiran zink, atom-atom zink yang bersentuhan langsung
dengan asam klorida lebih sedikit daripada serbuk zink, sebab atom-atom zink yang
bersentuhan hanya atom zink yang ada di permukaan butiran. Akan tetapi bila butiran
zink tersebut dipecah menjadi butiran-butiran yang lebih kecil atau menjadi serbuk,
maka atom-atom zink yang semula di dalam akan berada di permukaan dan terdapat
lebih banyak atom zink yang secara bersamaan bereaksi dengan larutan asam klorida.
Dengan semakin kecil ukuran suatu materi, maka mengandung arti memperluas
permukaan sentuh materi tersebut. Bayangkan jika kalian mempunyai benda berbentuk
kubus dengan ukuran rusuk panjang, lebar, dan tinggi sama, yaitu 1 cm. Berapa luas
permukaan kubus tersebut? Secara matematika dapat dihitung bahwa luas permukaan
kubus sebesar 6 kali luas sisinya. Karena kubus mempunyai 6 sisi yang sama, maka
jumlah luas permukaannya adalah 6 × 1 cm × 1 cm = 6 cm2. Sekarang jika kubus
4
Bahan Ajar Laju Reaksi

tersebut dipotong sehingga menjadi 8 buah kubus yang sama besar, maka keempat
kubus akan mempunyai panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 0,5 cm. Luas
permukaan untuk sebuah kubus menjadi 6 × 0,5 cm × 0,5 cm = 1,5 cm 2. Jumlah luas
permukaan kubus menjadi 8 × 1,5 cm2 = 12 cm2. Jadi, dengan memperkecil ukuran
kubus, maka luas permukaan total menjadi semakin banyak. Hitunglah jika kubus
diperkecil menjadi kubus-kubus yang lebih kecil sehingga ukuran rusuknya menjadi 1
mm.

Gambar 5. Jika ukuran kubus diperkecil, maka luas permukaan total semakin besar.

Jika ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka akan semakin banyak
jumlah total permukaan benda tersebut. Dengan menggunakan teori tumbukan dapat
dijelaskan bahwa semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat semakin banyak
tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksinya
makin cepat.

Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat semakin banyak


tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi
sehingga laju reaksinya makin cepat.

Suhu
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau
energi kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar.
Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat
yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan
efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi.
Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi potensial, sehingga
ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.

Semakin tinggi suhu, maka molekul-molekul yang mencapai energi aktivasi


semakin banyak, sehingga laju reaksi semakin cepat berlangsung.

5
Bahan Ajar Laju Reaksi

Gambar 6. Grafik Pengaruh Suhu terhadap Energi Kinetik Partikel

Rumus nilai peningkatan laju reaksi :

( )
T−T 0
T −T 0 1
t= ΔT
xt 0
r= ( Δr ) ΔT
xr 0 Δr
Keterangan:
r = laju reaksi akhir
r0 = laju reaksi awal
t = waktu akhir
t0 = waktu awal
Δr = kenaikkan laju reaksi
T = suhu pada laju reaksi akhir
To = suhu pada laju reaksi awal
ΔT = kenaikkan suhu

Contoh soal:
1. Harga laju reaksi bertambah 2x jika suhu dinaikkan 100C.
Reaksi A + B → C mempunyai harga laju reaksi 2x mol/L. detik pada suhu 15 0C.
Jika reaksi tersebut dilakukan pada suhu 750C. Tentukan perubahan laju reaksinya!
Jawaban:
T −T 0

r= ( Δr ) ΔT
xr 0

( )(
75−15
10
r= 2 x xmol/ L.det ik )
r = (26) x (2x mol/L. detik)
= 128x mol/L.detik
Maka Perubahan laju reaksinya = 128x.

2. Tiap kenaikkan suhu 200C laju reaksi menjadi 2x lebih cepat dari semula, jika pada
suhu 200C reaksi berlangsung selama 32 menit, tentukan waktu reaksi pada suhu
800C.
Jawaban:

( )
T−T 0
1 6
t= ΔT
xt 0
Δr
Bahan Ajar Laju Reaksi

()
80 −20
1
t= 20
x32
2
t= ( 18 ) x 32=4
t= ( 18 ) x 32=4
maka waktu reaksi pada suhu 800C adalah 4 menit.

Katalis
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambar dapat dipercepat dengan
menambahkan suatu zat ke dalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi ternyata tidak
berubah. Misalnya pada pengurain kalium klorat untuk menghasilkan gas oksigen.
2KClO3(s)  2KCl (s) + 3O2 (g)
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan
penambahan Kristal MnO2 ke dalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung dengan
lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO 3 terurai, ternyata MnO2
masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO 2 disebut sebagai
katalis.Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya
mengalamu perubahan yang kekal. Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses
reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu
selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama. Peranan katalis
dalam menurunkan energi pengaktifan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 7. Grafik tingkat energi reaksi dengan katalis


7
Bahan Ajar Laju Reaksi

Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang
ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari jalur reaksi yang
ditempuh tanpa katalis. Jadi dapat dikatakan bahwa katalis berperan dalam menurunkan
energi aktivasi.

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan


cara menurunkan/memperkecil energi aktivasi.

Terdapat ada dua cara yang dilakukan katalis dalam mempercepat reaksi, yaitu dengan
membentuk senyawa antara dan yang kedua dengan cara adsorpsi.
1. Pembentukan Senyawa antara
Umumnya reaksi berjalan lambat bila energi aktivasi suatu reaksi terlalu tinggi.
Agar reaksi terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat, maka dapat
dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasi. Untuk menurunkan energi
aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa antara (keadaan transisi) lain
yang berenergi lebih rendah. Fungsi katalis dalam hal ini mengubah jalannya reaksi
sehingga diperoleh senyawa antara. Katalis homogen (katalis mempunyai fase
sama dengan zat pereaksi yang dikatalis) bekerja dengan cara ini.
Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan
katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali
oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi,
A + B + C → AB + C
2. Adsorpsi
Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis
heterogen, yaitu katalis yang fasenya tidak sama dengan fase zat yang dikatalis
(khususnya reaksi gas dengan katalis padat). Pada proses ini, molekul-molekul
pereaksi akan teradsorpsi pada permukaan katalis, dengan terserapnya pereaksi
dipermukaan katalis mengakibatkan zat-zat pereaksi terkonsentrasi dipermukaan
katalis dan akan mempercepat laju reaksi. Kemungkinan yang lain, karena pereaksi-
pereaksi teradsorpsi di permukaan katalis akan dapat menimbulkan gaya tarik antar
molekul yang bereaksi, dan ini menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi
reaktif.
Agar katalis tersebut berlangsung efektif, katalis tidak boleh mengadsorpsi zat
hasil reaksi, dan dengan demikian permukaan logam akan segera ditempati oleh
molekul baru. Bila zat pereaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis
maka akan menyebabkan permukaan katalis tidak aktif. Dalam keadaan tersebut,
katalis dikatakan telah teracuni, dan ini akan menghambat reaksi. Contoh katalis
adsorpsi adalah nikel pada pembuatan margarine, untuk mengkatalis reaksi antara
gas hidrogen dengan lemak atau minyak menjadi margarine. Pada industri asam
sulfat digunakan katalis V2O5 untuk mempercepat reaksi antara gas SO 2 dan O2
menjadi SO3.

8
Bahan Ajar Laju Reaksi

9
Bahan Ajar Laju Reaksi

HUKUM LAJU DAN


ORDE REAKSI

r r

r r

Dari percobaan penentuan laju reaksi menunjukkan bahwa laju reaksi akan
menurun dengan bertambahnya waktu. Hal itu berarti ada hubungan antara konsentrasi
zat yang tersisa saat itu dengan laju reaksi. Dari percobaan-percobaan diketahui bahwa
umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi,
pernyataan ini dikenal sebagai hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.Pada
umumnya hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi zat-zatpereaksi hanya
diturunkan dari data eksperimen. Bilangan pangkat yangmenyatakan hubungan
konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi disebut ordereaksi.Untuk reaksi berikut:
A+bB→cC+dD
10
Bahan Ajar Laju Reaksi

persamaan laju reaksi ditulis:


r = k. [A]m.[B]n
Keterangan:
r = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter
[B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter
m = orde reaksi terhadap zat A
n = orde reaksi terhadap zat B

Konstanta laju (k) adalah konstanta kesebandingan atau proporsionalitas antara laju
reaksi dan konsentrasi reaktan.Berdasarkan eksperimen, lajureaksi meningkat tajam
dengan naiknya suhu. Svante Arrhenius menyatakan bahwa tetapan laju bervariasi
secara eksponensial dengan kebalikan dari suhu.Persamaannya adalah sebagai berikut:

k = A e-Ea/RT
Ea
ln k = ln A –
RT

dengan k = tetapan laju reaksi, Ea = energi pengaktifan reaksi, A = tetapanArrhenius, T


= temperatur dalam K, dan R = tetapan gas ideal. Energi pengaktifanadalah energi
minimum agar molekul-molekul dapat bereaksi. Semakin tinggitemperatur, nilai
eksponen negatif semakin kecil, sehingga nilai k semakin besaryang berarti bahwa laju
semakin cepat

T naik k naik laju reaksi naik

Beberapa contoh reaksi dan persamaan laju reaksi yang diperoleh dari hasileksperimen
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Contoh reaksi dan rumus laju reaksi berdasarkan hasil percobaan

Reaksi Rumus Laju Reaksi


2 H2(g) + 2 NO(g) → 2 H2O(g) + N2(g) r = k[H2][NO]2
H2(g) + I2(g) → 2 HI(g) r = k[H2][I2]
2 HI(g) → H2(g) + I2(g) r = k[HI]2
2 H2(g) + SO2(g) → 2 H2O(g) + S(g) r = k[H2][SO2]
2 H2O2(aq) → 2 H2O(l) + O2(g) r = k[H2O2]2

Orde reaksi dapat ditentukan dari persamaan laju reaksi. Misalnya pada reaksi berikut:
2 H2(g) + 2 NO(g) → 2 H2O(g) + N2(g) dengan persamaan laju reaksir = k[H2][NO]2
Orde reaksi terhadap H2 = orde satu, orde reaksi terhadap NO =orde dua, dan orde
reaksi total adalah tiga.Orde reaksi ditentukan melalui hasil percobaan dan tidak
bergantung pada persamaan stoikiometri.Beberapa orde reaksi yang umum terdapat
dalam persamaan reaksi

11
Bahan Ajar Laju Reaksi

kimia adalah orde nol, orde satu dan orde dua.

Reaksi Orde Nol (0)


Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika besarnya laju reaksi tersebut
tidakdipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya,seberapapun peningkatan
konsentrasi pereaksitidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.Secara grafik, reaksi
yang mempunyai ordenol dapat dilihat pada Gambar 8.
Persamaan reaksi yang berorde 0 : r = k [A]0

r r

Gambar 8. Grafik reaksi orde nol (o)

Pada orde reaksi 0 perubahan konsentrasi tidak mempengaruhi


laju reaksi

Reaksi Orde Satu (1)


Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnyalaju reaksi
berbanding lurus dengan besarnyakonsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksijuga akan meningkat besarnya
sebanyak (2)1 atau2 kali semula juga.Secara grafik, reaksi orde satu dapat digambarkan
seperti terlihat pada Gambar 9.
Persamaan laju reaksi: r = k [A]
r

Gambar 9. Grafik reaksi orde satu (1)

Pada orde reaksi 1 kenaikkan konsentrasi 1x akan menaikkan laju


reaksi 1x

12
Bahan Ajar Laju Reaksi

Reaksi Orde Dua (2)


Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi merupakan
pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan meningkat sebesar (2) 2 atau 4
kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali semula, maka laju reaksi
akan menjadi (3)2 atau 9 kali semula. Secara grafik, reaksi orde dua dapat digambarkan
pada Gambar 10.
Persamaan laju reaksi : r = k [A]1 [B]1 ; V = k [A]2 ; V = k [B]2

r r

Gambar 10. Grafik reaksi orde dua (2)

Pada orde reaksi 2 kenaikkan konsentrasi 1x akan menaikkan laju reaksi 2x

Contoh Soal
Gas nitrogen oksida dan gas klor bereaksi pada suhu 300 K menurut persamaan:
2NO(g) + Cl2(g)↔ 2 NOCl(g)
Laju reaksi diikuti dengan mengukur pertambahan konsentrasi NOCl dan diperoleh
data sebagai berikut.

Tabel 2. Data hasil percobaan reaksi antara NO(g) dan Cl2(g)

Percobaan [Cl2] [NO] Laju Pemebentukan


mol L-1 mol L-1 NOCl(mol L-1detik-1)
1 0,10 0,10 0,0001
2 0,10 0,20 0,0004
3 0,10 0,30 0,0009
4 0,20 0,10 0,0002
5 0,30 0,10 0,0003

Berdasarkan data tersebut maka:


a. Tentukan orde reaksi terhadap NO, terhadap Cl2, dan orde reaksi total!
13
Bahan Ajar Laju Reaksi

b. Tulis persamaan laju reaksi.


c. Hitung harga k.
Penyelesaian:
a. Orde reaksi terhadap NO
(gunakan data nomor 1 dan 2)
r1 k . [Cl 2 ]m1 [ NO]n1
=
r 2 k . [Cl ¿¿ 2]m2 [ NO]2n ¿
n
0,0001 molL−1 detik−1 m .( 0,10molL¿¿−1)
=k .( 0,1molL¿¿−1) ¿¿
0,0004 molL−1 detik−1 k .(0,1 molL¿¿−1)m . (0,20 molL¿¿−1)n ¿ ¿

() 1 1 n
4 2
=

() () 1 2 1 n
2
=
2
n ¿2
Jadi, orde reaksi terhadap NO adalah 2.
Bandingkan hasilnya bila menggunakan data nomor 1 dengan 3 atau 2 dengan 3.
Orde reaksi terhadap Cl2
(gunakan data nomor 1 dan 4)
m n
r1 k .[Cl ]1 [ NO ]1
=
r 4 k .[Cl¿¿ 2] m4 [NO ]n4 ¿
0,0001molL−1 detik −1 m .(0,10 molL¿¿−1)n
=k .(0,10 molL¿¿−1) ¿¿
0,0002molL−1 detik −1 k .(0,20 molL¿¿−1)m .( 0,10 molL¿ ¿−1)n ¿ ¿

2 2
=()
1 1 n

n=1
Jadi, orde reaksi terhadap Cl2 adalah 1.
Orde reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
b. Rumus laju reaksi yaitu: r = k[Cl2][NO]2
c. Untuk menghitung k dapat menggunakan salah satu data, misalnya data nomor
5.
R=k. [Cl2] [NO]2
0,0003 mol L-1 detik-1 = k.[0,3 mol L-1][0,10 mol L-1]2
−1 −1
0,0003 molL detik
k= 3 −3
0,003 mol L
2
L
= 0,1
mol3 deik

14
Bahan Ajar Laju Reaksi

RANGKUMAN

1. Laju reaksi sangat dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi


2. Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematika yang disebut Hukum
Laju Reaksi atau Persamaan laju Reaksi.
d [ A] d [ B]
= k[A] , = k [B]
Menurut persamaan diferensial : - dt dan - dt
sehingga untuk reaksi : pA + qB → rC + sD
x y
berlaku : V = k [ A ] [ B ] dimana
k = Tetapan laju reaksi, harga k bersifat khas dan hanya bergantung pada suhu
dan katalis
[ A ] = konsentrasi molar zat A
[ B ] = konsentrasi molar zat B
x = orde (tingkat) reaksi terhadap
y = orde (tingkat) reaksi terhadap B
( x + y ) = orde reaksi total
3. Orde (tingkat) reaksi adalah tingkat ketergantungan laju reaksi terhadap
perubahan konsentrasi. Jika x = 1 , menunjukkan reaksi orde pertama terhadap zat
A, jika x = 2 , reaksi merupakan reaksi orde ke dua terhadap zat A, dan jika y = 2
berarti reaksi adalah reaksi orde ke dua terhadap zat B dan seterusnya.
4. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif,n ol ataupun bilangan pecahan,
namun umumnya reaksi kimia selalu memiliki orde reaksi yang berupa bilangan
bulat positif.

15
Bahan Ajar Laju Reaksi

EVALUASI

PILIHAN GANDA
Pilihlah Jawaban A, B, C, D, atau E yang dianggap benar dan tepat !

1. Dalam reaksi N2 + 2O2  2 NO2, laju reaksi pembentukan nitrogen dioksida adalah
800 M/s. Laju pengurangan oksigen adalah ....M / s
a. 3200
b. 1600
c. 800
d. 400
e. 200
2. Perhatikan pernyataan – pernyataan berikut.
1. Molekul saling bertumbukan satu sama lain
2. Partikel – partikel yang saling bereaksi mempunyai energi minimum yang
diperlukan
3. Reaktan berada pada fase yang sama
Berdasarkan teori tumbukan, persyaratan untuk terjadinya suatu reaksi adalah ...
a. Hanya 1
b. 2 dan 3
c. 1 dan 3
d. 1 dan 2
e. Hanya 2
3. Perhatikan grafik orde reaksidi bawah ini :

konsentrasi A Konsentrasi B
Berdasarkan grafik di atas, persamaan laju reaksi dari persamaan reaksi A + B 
hasil ! adalah....

16
Bahan Ajar Laju Reaksi

a. v = k [A]0 [B]
b. v = k [A] [B]0
c. v = k [A] [B]
d. v = k [A]0 [B]0
e. v = k [A] [B]2
4. Dari percobaan CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(g)
diperoleh data data sebagai berikut.

Konsentrasi 25 mL HCl Waktu reaksi Suhu


Percobaan Bentuk CaCO3
(M) (det.) (oC)
1 10 gram serbuk 0,2 4 25
2 10 gram butiran 0,2 6 25
3 10 gram bongkahan 0,2 10 25
4 10 gram butiran 0,4 3 25
5 10 gram butiran 0,2 3 25
Pada percobaan 1 dan 3, laju reaksi dipengaruhi oleh … .
a. Temperatur
b. Katalis
c. sifat-sifat
d. konsentrasi
e. luas permukaan
5. Perhatikan tabel hasil percobaan 2 N2 (g) + 3O2 (g)  2 N2O3 (g) di bawah ini :
Percobaan ke - [N2] (M) [O2] (M) v (M / s )
1 0,1 0,03 4
2 0,1 0,12 16
3 0,3 0,03 36
Berdasarkan data di atas, nilai dan satuan k yang tepat adalah...
a. 1,33 x 104 M-2s-1
b. 1,33 x 104 Ms-1
c. 1,33 x 103 M-2s-1
d. 1,33 x 103 Ms-1
e. 1,33 x 102 M-2s

17

Anda mungkin juga menyukai