Faktor faktor
laju reaksi
dan
orde reaksi
KELAS XI
1
Bahan Ajar Laju Reaksi
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan dalam ranah konkret dan ranah
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya abstrak terkait dengan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, pengembangan dari yang
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, dipelajarinya di sekolah secara
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait mandiri, bertindak secara efektif dan
penyebab fenomen dan kejadian, serta kreatif, serta mampu menggunakan
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang metode sesuai kaidah keilmuan.
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
2
Bahan Ajar Laju Reaksi
Konsentrasi Reaktan
Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi. Pada reaksi orde 0
perubahan konsentrasi pereaksi tidak berpengaruh terhadap laju reaksi. Reaksi orde 1
menyatakan bahwa setiap kenaikan konsentrasi dua kali akan mempercepat laju reaksi
menjadi 2 kali lebih cepat, sedangkan untuk reaksi orde 2 bila konsentrasinya
diperbesar menjadi 2 kali maka laju reaksinya menjadi empat kali lebih cepat.
3
Bahan Ajar Laju Reaksi
tersebut dipotong sehingga menjadi 8 buah kubus yang sama besar, maka keempat
kubus akan mempunyai panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 0,5 cm. Luas
permukaan untuk sebuah kubus menjadi 6 × 0,5 cm × 0,5 cm = 1,5 cm 2. Jumlah luas
permukaan kubus menjadi 8 × 1,5 cm2 = 12 cm2. Jadi, dengan memperkecil ukuran
kubus, maka luas permukaan total menjadi semakin banyak. Hitunglah jika kubus
diperkecil menjadi kubus-kubus yang lebih kecil sehingga ukuran rusuknya menjadi 1
mm.
Gambar 5. Jika ukuran kubus diperkecil, maka luas permukaan total semakin besar.
Jika ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka akan semakin banyak
jumlah total permukaan benda tersebut. Dengan menggunakan teori tumbukan dapat
dijelaskan bahwa semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat semakin banyak
tempat terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksinya
makin cepat.
Suhu
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau
energi kinetik partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan
frekuensi tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan
efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar.
Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat
yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan
efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi.
Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi potensial, sehingga
ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
5
Bahan Ajar Laju Reaksi
( )
T−T 0
T −T 0 1
t= ΔT
xt 0
r= ( Δr ) ΔT
xr 0 Δr
Keterangan:
r = laju reaksi akhir
r0 = laju reaksi awal
t = waktu akhir
t0 = waktu awal
Δr = kenaikkan laju reaksi
T = suhu pada laju reaksi akhir
To = suhu pada laju reaksi awal
ΔT = kenaikkan suhu
Contoh soal:
1. Harga laju reaksi bertambah 2x jika suhu dinaikkan 100C.
Reaksi A + B → C mempunyai harga laju reaksi 2x mol/L. detik pada suhu 15 0C.
Jika reaksi tersebut dilakukan pada suhu 750C. Tentukan perubahan laju reaksinya!
Jawaban:
T −T 0
r= ( Δr ) ΔT
xr 0
( )(
75−15
10
r= 2 x xmol/ L.det ik )
r = (26) x (2x mol/L. detik)
= 128x mol/L.detik
Maka Perubahan laju reaksinya = 128x.
2. Tiap kenaikkan suhu 200C laju reaksi menjadi 2x lebih cepat dari semula, jika pada
suhu 200C reaksi berlangsung selama 32 menit, tentukan waktu reaksi pada suhu
800C.
Jawaban:
( )
T−T 0
1 6
t= ΔT
xt 0
Δr
Bahan Ajar Laju Reaksi
()
80 −20
1
t= 20
x32
2
t= ( 18 ) x 32=4
t= ( 18 ) x 32=4
maka waktu reaksi pada suhu 800C adalah 4 menit.
Katalis
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambar dapat dipercepat dengan
menambahkan suatu zat ke dalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi ternyata tidak
berubah. Misalnya pada pengurain kalium klorat untuk menghasilkan gas oksigen.
2KClO3(s) 2KCl (s) + 3O2 (g)
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan
penambahan Kristal MnO2 ke dalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung dengan
lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO 3 terurai, ternyata MnO2
masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO 2 disebut sebagai
katalis.Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya
mengalamu perubahan yang kekal. Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses
reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu
selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama. Peranan katalis
dalam menurunkan energi pengaktifan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang
ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari jalur reaksi yang
ditempuh tanpa katalis. Jadi dapat dikatakan bahwa katalis berperan dalam menurunkan
energi aktivasi.
Terdapat ada dua cara yang dilakukan katalis dalam mempercepat reaksi, yaitu dengan
membentuk senyawa antara dan yang kedua dengan cara adsorpsi.
1. Pembentukan Senyawa antara
Umumnya reaksi berjalan lambat bila energi aktivasi suatu reaksi terlalu tinggi.
Agar reaksi terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat, maka dapat
dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasi. Untuk menurunkan energi
aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa antara (keadaan transisi) lain
yang berenergi lebih rendah. Fungsi katalis dalam hal ini mengubah jalannya reaksi
sehingga diperoleh senyawa antara. Katalis homogen (katalis mempunyai fase
sama dengan zat pereaksi yang dikatalis) bekerja dengan cara ini.
Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan
katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali
oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi,
A + B + C → AB + C
2. Adsorpsi
Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis
heterogen, yaitu katalis yang fasenya tidak sama dengan fase zat yang dikatalis
(khususnya reaksi gas dengan katalis padat). Pada proses ini, molekul-molekul
pereaksi akan teradsorpsi pada permukaan katalis, dengan terserapnya pereaksi
dipermukaan katalis mengakibatkan zat-zat pereaksi terkonsentrasi dipermukaan
katalis dan akan mempercepat laju reaksi. Kemungkinan yang lain, karena pereaksi-
pereaksi teradsorpsi di permukaan katalis akan dapat menimbulkan gaya tarik antar
molekul yang bereaksi, dan ini menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi
reaktif.
Agar katalis tersebut berlangsung efektif, katalis tidak boleh mengadsorpsi zat
hasil reaksi, dan dengan demikian permukaan logam akan segera ditempati oleh
molekul baru. Bila zat pereaksi atau pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis
maka akan menyebabkan permukaan katalis tidak aktif. Dalam keadaan tersebut,
katalis dikatakan telah teracuni, dan ini akan menghambat reaksi. Contoh katalis
adsorpsi adalah nikel pada pembuatan margarine, untuk mengkatalis reaksi antara
gas hidrogen dengan lemak atau minyak menjadi margarine. Pada industri asam
sulfat digunakan katalis V2O5 untuk mempercepat reaksi antara gas SO 2 dan O2
menjadi SO3.
8
Bahan Ajar Laju Reaksi
9
Bahan Ajar Laju Reaksi
r r
r r
Dari percobaan penentuan laju reaksi menunjukkan bahwa laju reaksi akan
menurun dengan bertambahnya waktu. Hal itu berarti ada hubungan antara konsentrasi
zat yang tersisa saat itu dengan laju reaksi. Dari percobaan-percobaan diketahui bahwa
umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi,
pernyataan ini dikenal sebagai hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.Pada
umumnya hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi zat-zatpereaksi hanya
diturunkan dari data eksperimen. Bilangan pangkat yangmenyatakan hubungan
konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi disebut ordereaksi.Untuk reaksi berikut:
A+bB→cC+dD
10
Bahan Ajar Laju Reaksi
Konstanta laju (k) adalah konstanta kesebandingan atau proporsionalitas antara laju
reaksi dan konsentrasi reaktan.Berdasarkan eksperimen, lajureaksi meningkat tajam
dengan naiknya suhu. Svante Arrhenius menyatakan bahwa tetapan laju bervariasi
secara eksponensial dengan kebalikan dari suhu.Persamaannya adalah sebagai berikut:
k = A e-Ea/RT
Ea
ln k = ln A –
RT
Beberapa contoh reaksi dan persamaan laju reaksi yang diperoleh dari hasileksperimen
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Contoh reaksi dan rumus laju reaksi berdasarkan hasil percobaan
Orde reaksi dapat ditentukan dari persamaan laju reaksi. Misalnya pada reaksi berikut:
2 H2(g) + 2 NO(g) → 2 H2O(g) + N2(g) dengan persamaan laju reaksir = k[H2][NO]2
Orde reaksi terhadap H2 = orde satu, orde reaksi terhadap NO =orde dua, dan orde
reaksi total adalah tiga.Orde reaksi ditentukan melalui hasil percobaan dan tidak
bergantung pada persamaan stoikiometri.Beberapa orde reaksi yang umum terdapat
dalam persamaan reaksi
11
Bahan Ajar Laju Reaksi
r r
12
Bahan Ajar Laju Reaksi
r r
Contoh Soal
Gas nitrogen oksida dan gas klor bereaksi pada suhu 300 K menurut persamaan:
2NO(g) + Cl2(g)↔ 2 NOCl(g)
Laju reaksi diikuti dengan mengukur pertambahan konsentrasi NOCl dan diperoleh
data sebagai berikut.
() 1 1 n
4 2
=
() () 1 2 1 n
2
=
2
n ¿2
Jadi, orde reaksi terhadap NO adalah 2.
Bandingkan hasilnya bila menggunakan data nomor 1 dengan 3 atau 2 dengan 3.
Orde reaksi terhadap Cl2
(gunakan data nomor 1 dan 4)
m n
r1 k .[Cl ]1 [ NO ]1
=
r 4 k .[Cl¿¿ 2] m4 [NO ]n4 ¿
0,0001molL−1 detik −1 m .(0,10 molL¿¿−1)n
=k .(0,10 molL¿¿−1) ¿¿
0,0002molL−1 detik −1 k .(0,20 molL¿¿−1)m .( 0,10 molL¿ ¿−1)n ¿ ¿
2 2
=()
1 1 n
n=1
Jadi, orde reaksi terhadap Cl2 adalah 1.
Orde reaksi total = m + n = 1 + 2 = 3
b. Rumus laju reaksi yaitu: r = k[Cl2][NO]2
c. Untuk menghitung k dapat menggunakan salah satu data, misalnya data nomor
5.
R=k. [Cl2] [NO]2
0,0003 mol L-1 detik-1 = k.[0,3 mol L-1][0,10 mol L-1]2
−1 −1
0,0003 molL detik
k= 3 −3
0,003 mol L
2
L
= 0,1
mol3 deik
14
Bahan Ajar Laju Reaksi
RANGKUMAN
15
Bahan Ajar Laju Reaksi
EVALUASI
PILIHAN GANDA
Pilihlah Jawaban A, B, C, D, atau E yang dianggap benar dan tepat !
1. Dalam reaksi N2 + 2O2 2 NO2, laju reaksi pembentukan nitrogen dioksida adalah
800 M/s. Laju pengurangan oksigen adalah ....M / s
a. 3200
b. 1600
c. 800
d. 400
e. 200
2. Perhatikan pernyataan – pernyataan berikut.
1. Molekul saling bertumbukan satu sama lain
2. Partikel – partikel yang saling bereaksi mempunyai energi minimum yang
diperlukan
3. Reaktan berada pada fase yang sama
Berdasarkan teori tumbukan, persyaratan untuk terjadinya suatu reaksi adalah ...
a. Hanya 1
b. 2 dan 3
c. 1 dan 3
d. 1 dan 2
e. Hanya 2
3. Perhatikan grafik orde reaksidi bawah ini :
konsentrasi A Konsentrasi B
Berdasarkan grafik di atas, persamaan laju reaksi dari persamaan reaksi A + B
hasil ! adalah....
16
Bahan Ajar Laju Reaksi
a. v = k [A]0 [B]
b. v = k [A] [B]0
c. v = k [A] [B]
d. v = k [A]0 [B]0
e. v = k [A] [B]2
4. Dari percobaan CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(g)
diperoleh data data sebagai berikut.
17