M
1
MODUL LAJU REAKSI
2
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran
Judul Modul : Laju Reaksi
B. Kompetensi Dasar
Salam jumpa siswa sekalian, semoga kalian selalu sehat dan semangat dalam belajar. Pada
modul ini kalian akan mempelajari konsep laju reaksi, dan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi laju
reaksi serta menetukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain; konsentrasi, luas permukaan, suhu
dan katalis.
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam modul ini, harapannya kalian mampu
menguasai kompetensi sesuai yang diharapkan, sehingga nantinya kalian akan lebih mensyukuri atas
rahmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Pengasih dengan menjaga apa yang telah dianugerahkan
agar senantiasa terpelihara dengan baik.
Para siswaku yang hebat, agar kalian dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, dalam mempelajari
modul ini silahkan ikuti petunjuk-petunjuk sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini secara berurutan dan berusahalah untuk memahami isinya
karena materi ini akan menjadi prasyarat pada materi selanjutnya.
2. Untuk mengetahui pemahamanmu terhadap materi yang dipelajari, jawablah setiap pertanyaan
yang ada latihan soal, uji pemahaman diri serta pada kegiatan evaluasi!
3. Jika ada materi yang belum kalian pahami, maka baca dan pelajari kembali peta
konsep dan deskripsi serta uraian materi pada modul ini dengan seksama.
4. Pelajari soal dan penjelasan penyelesaiannya pada latihan soal dengan seksama serta dengan
pemahaman, bukan dengan cara dihafalkan.
5. Dalam mengerjakan soal, baik itu latihan soal maupun evaluasi, berusahalah kalian mengerjakan
sesuai dengan kemampuan kalian, belajarlah percaya diri dengan
6. tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu sebelum kalian menyelesaikan soal- soal
tersebut. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kemudahan
7. bagi kalian dalam mempelajari materi pada modul ini.
3
LAJU REAKSI
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai reaksi kimia yang berlangsung dengan cepat
maupun lambat. Apakah kalian suka melihat nyala kembang api? Kalian juga dapat melakukan sendiri
reaksi yang berjalan dengan cepat misalnya dengan membakar selembar kertas. Selain reaksi yang
berjalan dengan cepat, pernahkah melihat besi yang berkarat? Perkaratan yang terjadi pada logam
tidak secepat laju reaksi pada nyala kembang api tentunya.
MOLARITAS (M)
Molaritas adalah salah satu ukuran kelarutan yang menyatakan jumlah mol suatu zat per
volume larutan. Molaritas ini dilambangkan dengan huruf “M” dengan satuannya molar atau M yang
setara dengan mol/liter.
Berikut merupakan rumus molaritas:
M = n/V
Keterangan :
M : molaritas zat (mol/liter atau Molar)
n : mol suatu zat (mol)
V : volume larutan (ml)
Untuk mendapatkan nilai mol, maka harus menghitungnya terlebih dahulu. Caranya dengan membagi
antara gram dengan massa molekul relatif zat. Lihatlah rumus cara mencari mol di bawah ini:
n = gram/Mr
Keterangan:
n : mol suatu zat (mol)
gram : massa suatu zat (g)
Mr : massa molekul relatif suatu zat (gram/mol)
Molaritas ( M ) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap satu liter larutan. mol zat terlarut
M = liter larutan
V = Jika volume larutan dinyatakan dalam ml maka rumus molaritas dapat dinyatakan dengan :
m 1000 M = nx V.
Suatu larutan urea (Co(NH2)) berukuran 0,25 liter dilarutkan dalam air sebanyak 3 gram. Massa molekul
relatifnya sebesar 60 gram/mol. Hitunglah molaritas dari zat tersebut!
Diketahui: gram = 3 g;
Mr = 60 gram/mol; V = 0,25 liter.
Ditanya: M
4
Jawab:
Pertama, kita cari dulu nilai mol dari urea.
n = gram/Mr
n = 3/60
n = 0,05 mol
Setelah diketahui molnya, kita bisa menggunakan rumus molaritas larutan urea.
M = n/V
M = 0,05/0,25
M = 0,2 Molar.
Jadi, molaritas dari larutan urea adalah 0,2 Molar atau 0,2 mol/liter.
1. TEORI TUMBUKAN
Menurut teori tumbukan suatu reaksi akan terjadi bila ada pertemuan antar tumbukan
secara molekul. Namun menurut teori imi tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi kimia.
Hal tersebut dikarenakan setiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetik, semakin cepat
gerakan suatu molekul maka akan semakin besar pula energi kinetiknya. Jika di awal suatu
molekul memiliki energi kinetik yang besar maka molekul akan bertumbukan semakin kuat
sehingga akan memutuskan ikatan kimianya. Pemutusan ikatan kimia ini merupakan langkah awal
dari pembentukan produk. Jika suatu molekul memiliki energi kinetik yang kecil maka gerakan
molekul akan semakin lambat, maka akan sulit untuk mengadakan pemutusan ikatan dalam
rangka pembentukan produk.sehingga dapat disimpulkan bahwa harus ada semacam energi
tumbukan minimum yang harus dicapai agar reaksi terjadi.
Jika suatu molekul memiliki energi kinetik yang kecil maka gerakan molekul akan semakin
lambat, maka akan sulit untuk mengadakan pemutusan ikatan dalam rangka pembentukan
produk.sehingga dapat disimpulkan bahwa harus ada semacam energi tumbukan minimum yang
harus dicapai agar reaksi terjadi.
5
Gambar 1.
Tumbukan tidak efektif (a) dan tumbukan efektif (b)
Pada ilustrasi (a), AA dan BB bertumbukan, akan tetapi dari tumbukan tersebut tidak
menghasilkan zat baru, hal tersebut berarti tumbukan tersebut tidak menghasilkan reaksi kimia.
Berbeda dengan ilustrasi (a), pada ilustrasi (b) tumbukan antara AA dan BB dapat menghasilkan zat
baru berupa 2 buah AB. Hal tersebut berarti tumbukan pada ilustrasi (b) menyebabkan terjadinya
reaksi. Tumbukan pada ilustrasi (b) inilah yang dikenal dengan istilah tumbukan efektif.
Dengan kata lain agar dapat bereaksi suatu molekul harus memiliki energi kinetik total
sama atau lebih besar dari energi aktivasi. Energi aktivasi sendiri adalah jumlah minimum energi
yang dibutuhkan untuk mengawali reaksi kimia. Apabila energinya kecil maka molekul akan tetap
utuh dan tidak ada perubahan akibat tumbukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada dua syarat
untuk suatu tumbukan agar dapat menghasilkan suatu reaksi. Pertama, tumbukan memiliki arah
orientasi yang tepat dan juga memiliki energi kinetik yang sama ataupun melebihi energi aktivasi.
6
Apa yang terfikir di benak kalian? Gambar di atas menunjukan reaksi pada kembang api,
pembakaran kertas, dan perkaratan pada logam ? Pada proses pembakaran antara kembang api dan
kertas terdapat perbedaan kecepatan dalam proses pembakarannya. Demikian juga pada proses
pekaratan pada logam, tentu reaksinya berlangsung sangat lambat.
Mengapa ada reaksi yang berlangsung sangat cepat dan ada reaksi yang berlangsung sangat
lambat. Faktor apa saja yang mempengaruhinya. Sebelum kita mencari faktor yang mempengaruhi laju
reaksi, baiknya kita pahami dulu apa yanng dimaksud dengan laju reaksi.
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam suatu satuan waktu. Laju
reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya
konsentrasi suatu produk per satuan waktu
Selain itu, molaritas (M) dapat juga diketahui dengan persen data larutan (P), massa jenis
larutan (ρ) dan massa molekul relatif (Mr). persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
Fenomena laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dapat berlangsung secara cepat, sedang, lambat
bahkan sangat lambat. Cepat lambatnya proses laju reaksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti_berikut :
1. Konsentrasi
Secara umum, laju reaksi dapat berlangsung lebih cepat jika konsentrasi reaktan diperbesar.Hal
tersebut dikarenakan jumlah partikel yang lebih banyak sehingga partikel tersusun lebih rapat yang
menyebabkan tumbukan-tumbukan antarpartikel yang lebih banyak.
7
Gambar 2. Reaktan dengan konsentrasi yang berbeda
2. Luas Permukaan
Reaksi dapat terjadi apabila zat reaktan saling bersentuhan atau bercampur. Jika luas
permukaan reaktan besar, bidang sentuhnya juga akan semakin besar, sehingga reaksi dapat
berlangsung lebih cepat. Misalnya, jika zat reaktan berupa serbuk, maka reaksi akan lebih cepat terjadi
dibandingkan dengan zat reaktan yang berupa kepingan.
3. Temperatur
Laju reaksi akan lebih cepat jika temperaturnya meningkat. Hal tersebut dikarenakan semakin
tinggi temperatur, maka energi kinetik partikel yang bertumbukan meningkat sehingga tumbukan makin
sering terjadi.
8
4. Katalis
Jika dalam reaksi ditambahkan suatu katalis, energi aktivasi akan menurun sehingga reaksi akan
lebih cepat terjadi karena zat-zat yang bereaksi lebih mudah melampaui energi aktivasi. Umumnya,
katalis ikut bereaksi namun pada akhir reaksi akan terbentuk kembali.
Berdasar wujud atau fasanya, katalis dibedakan menjadi katalis homogen dan katalis heterogen.
Disebut katalis homogen apabila wujud atau fasa katalis tersebut sama dengan fasa zat pereaksinya,
begitu pula sebaliknya, apabila fasa katalis berbeda dengan fasa zat pereaksinya maka disebut katalis
heterogen. Contohnya misalnya pada reaksi pembentukan gas SO3, pada reaksi tersebut dapat
digunakan gas NO dan gas NO2, maka gas NO dan gas NO2 tersebut disebut katalis homogen, karena fasa
atau wujudnya sama, yaitu sama-sama gas.
Bagaimana prinsip kerja katalis dalam mempercepat suatu reaksi? Katalis dapat mempercepat laju
reaksi karena atalis menyediakan alternatif jalur reaksi dengan energi aktivasi yang lebih rendah
dibanding jalur reaksi tanpa katalis sehingga reaksinya menjadi semakin cepat. Perhatikan grafik
berikut!
Grafik 1. Perbandingan besarnya Energi potensial reaksi tanpa dan dengan katalis
Dengan rendahnya energi aktivasi pada reaksi yang menggunakan katalis di banding reaksi yang
tanpa katalis, maka reaksi tersebut akan memiliki laju reaksi lebih cepat.
9
4. ORDE REAKSI
Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi tidak
dapat ditentukan hanya dari persamaan reaksi, tetapi dapat juga ditentukan menggunakan beberapa
cara, seperti:
1. Jika tahap-tahap reaksi elementer diketahui, maka orde reaksi sama dengan koefisien reaksi tahap
paling lambat
2. Jika tidak diketahui tahap-tahap elementernya, maka orde reaksi ditentukan melalui eksperimen.
Contoh persamaan laju reaksi berdasarkan hasil eksperimen adalah:
Contoh :
a. H2(g) + I2(g) → 2HI(g)
Dengan rumus umum persamaan laju yaitu : V = k [H2]x.[I2]y
Berdasarkan hasil eksperimen orde reaksi H2 : 1, dan orde reaksi I2 : 2
Jadi persamaan laju reaksinya, V = k [H2].[I2]2
10
4. PERSAMAAN LAJU REAKSI
Persamaan laju reaksi merupakan suatu persamaan reaksi kimia yang menghubungkan laju
reaksi dengan konsentrasi atau tekanan pada reaktan serta parameter konstannya. Jika terdapat reaksi :
xAm + yBn → C + D
maka persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
v = k [ Am ]a. [ Bn ]b
Keterangan :
v = Laju Reaksi x = koefisien senyawa A
k = konstanta laju reaksi y = koefisien senyawa B
[A] = konsentrasi senyawa A m = indeks A (jumlah atom senyawa A)
[B] = konsentrasi senyawa B n = indeks B (jumlah atom senyawa B)
a = orde reaksi terhadap A
b = orde reaksi terhadap N
Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan laju reaksi dapat ditentukan berdasarkan konsentrasi
reaktan dipangkatkan orde reaksinya
11
5. MENENTUKAN ORDE REAKSI DAN PERSAMAAN LAJU REAKSI
Contoh Soal 1 :
Diketahui data percobaan untuk reaksi : 2NO(g) + Br2(g) → 2 NOBr(g) adalah sebagai berikut :
a. v = k [NO]2.[Br2]
b. v = k [NO].[Br2]
c. v = k [Br2]
d. v = k [NO].[Br2]2
e. v = k [NO]
Penyelesaian
V3 = k [NO]m.[Br2]n
V1 = k [NO]m.[Br2]n kemudian masukkan nilai yang ada pada tabel
24 = k [0,2]m.[0,05]n
6 = k [0,1]m.[0,05]n
4 = 2m ----------> 2m = 4
2m = 22
m=2
V2 = k [NO]m.[Br2]n
V1 = k [NO]m.[Br2]n kemudian masukkan nilai yang ada pada tabel
12 = k [0,1]m.[0,1]n
6 = k [0,1]m.[0,05]n
2 = 2m ----------> 2n = 2
2n = 21 Maka nilai n = 1
12
Jadi diperoleh nilai m = 2 dan n = 1, kemudian kita kembalikan ke persamaan awal : v = k [NO]m.[Br2]n
Lalu masukkan nilai m dan n:
v = k [NO]2.[Br2] jadi jawabannya yang benar adalah (a).
Contoh Soal 2
Diketahui data percobaan untuk reaksi 2H2 + 2NO → 2H2O + N2 sebagai berikut :
Konsentrasi Awal
Percobaan 1 Laju (M/s)
[H2] M [NO] M
1 0,01 0,02 4
2 0,02 0,02 8
3 0,02 0,04 32
Tentukanlah orde reaksi, persamaan laju reaksi dan konstanta laju reaksi
Penyelesaian :
Mula-mula kita tuliskan persamaan laju reaksinya secara umum : v = k [H2]m.[NO]n
a. Mencari orde reaksi m
1. Cari reaksi [NO] yang nilainya sama yaitu pada percobaan 1 dan 2
2. Lalu kita tuliskan:
V2 = k [H2]m.[NO]n
V1 = k [H2]m.[NO]n kemudian masukkan nilai yang ada pada tabel
8 = k [0,2]m.[0,02]n
4 = k [0,1]m.[0,02]n
2 = 2m ----------> 2m = 2
2m = 21
m=1
V3 = k [H2]m.[NO]n
V2 = k [H2]m.[NO]n kemudian masukkan nilai yang ada pada tabel
32 = k [0,2]m.[0,04]n
8 = k [0,2]m.[0,02]n
4 = 2m ----------> 2n = 4
2n = 22
n=2
Jadi diperoleh nilai orde reaksi m = 1 dan n = 2
13
Menghitung nilai konstanta laju reaksi :
Untuk menghitung konstanta laju kita ambil persamaan laju reaksi yang sudah didapat sebelumnya
yaitu: v = k [H2].[NO]2
Konsentrasi Awal
Percobaan 1 v, Laju (M/s),
[H2] M [NO] M
1 0,01 0,02 4
k=
, ,
14
UJI KOMPETENSI / EVALUASI
SOAL PILIHAN GANDA
3. Reaksi antara gas H2 dan O2 pada suhu 25 derajat celcius berlangsung sangat lambat,
tetapi ketika ditambahkan serbuk Pt, reaksi menjadi lebih cepat. Hal ini menunjukkan
bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh ....
a. Temperatur
b. Katalis
c. Sifat zat
d. Konsentrasi
e. Luas Permukaan
4. Energi minimum yang diperlukan oleh sebuah reaksi agar dapat berlangsung disebut
energi ....
a. Potensial
b. Gerak
c. Kinetik
d. Reaksi
e. Aktivasi
6. Pada tabel berikut ini, pada percobaan 1 dan 3, laju reaksi dipengaruhi oleh ....
15
a. Temperatur
b. Katalis
c. Sifat zat
d. Konsentrasi
e. Luas permukaan
7. Grafik berikut menunjukkan perubahan volume hIdrogen yang dihasilkan dari reaksi
antara HCl dengan magnesium (berlebih) setiap selang waktu tertentu. Pernyataan yang
benar mengenai bagian kurva P-Q adalah ....
8. Ke dalam 4 gelas kimia yang masing-masing berisi 20 mL asam sulfat dimasukkan 4 gram
pualam CaCO3 seperti pada gambar.
16
Kondisi yang diharapkan
- Variabel bebas : luas permukaan sentuh
- Variabel terikat : laju/waktu
- Variabel terkontrol : [H2SO4]
Pasangan gambar yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
9. Massa kristal NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 250 ml larutan 0,1 M adalah….
(Ar Na=23 O=16 H=1 )
a. 0,001 gr
b. 0,1 gr
c. 1 gr
d. 10 gr
e. 100 gr
SOAL URAIAN
Konsentrasi
Percobaan Laju (M/det)
[2F3+] M [3S2-] M
1 0,1 0,1 2
2 0,2 0,1 8
3 0,2 0,2 16
4 0,2 0,3 54
Tentukan orde reaksi totalnya !
Konsentrasi
Percobaan Laju (M/det)
[NO] M [H2] M
1 0,3 0,05 1,6
2 0,3 0,15 4,8
3 0,1 0,25 0,5
4 0,2 0,25 2,0
Hitungah tetapan laju reaksinya (k) !
17
Daftar Pustaka
Priyambodo, Erfan.,dkk. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan
Ilmu-ilmu Alam. Klaten: Intan Pariwara
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/PNg7j70N-mengenal-laju-reaksi-
faktor-orde-reaksi-dan-teoori-tumbukan
http://repositori.kemdikbud.go.id/22155/1/XI_Kimia_KD-3.6_Final.pdf
18