KELAS : XI IPA 2
DISUSUN OLEH;
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang senatiasa melimpahkan rahmat dan karunia nya
kepada kami serta memberikan kemudahan kepada kami agar dapat menyelesaikan makalah
tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terimakasih kepaada ibu helmidiana S.Pd M.M
sebagai guru pembimbing sekaligus fasilitator yang telah memberikan arahan kepada kami
dalam belajar. Makalah ini dibuat dengan tujuan mengetahui apa saja faktor faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dengan menguji coba menggunakan bahan dan alat yang paling
mudah ditemukan yang biasanya digunakan dalam kehidupan sehari hari. Dan menambah
wawasan serta pengetahuan para pembaca dalam kehidupan sehari hari.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan,Bahasa maupun penulisannya.oleh karena itu, kami mengharapkan
kritikan dan saran dari semua pembaca untuk menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................................................2
2. Rumusan Masalah............................................................................................................2
3. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
1 teori tumbukan..................................................................................................................3
2. Langkah Langkah............................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A.Kesimpulan......................................................................................................................
B.Saran ...............................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat, materi, bentuk, dan reaksi
perubahannya. Tanpa disadari dikehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan kimia.
Tetapi ada juga ketika mendengar kata “kimia”, maka dibenak kita akan tertuju bahan-
bahan yang berbahaya yang harus dihindari. Memang sebagian dari bahan-bahan kimia
merupakan bahan-bahan yang sangat berbahaya, reaktif, dan dapat menimbulkan ledakan.
Ada beberapa bahan kimia yang juga dibutuhkan di kegiatan sehari-hari.
Dalam suatu reaksi kimia, terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan
reaksi yang lain, misalnya, ketika kita membakar kertas reaksi berlangsung cepat.
Sedangkan, reaksi pembakaran minyak bumi memakan waktu yang sangat lama.
Laju reaksi adalah laju berkurangnya kosentrasi pereaksi atau laju bertambahnya
konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu. Laju reaksi menyatakan berkurangnya
konsentrasi pereaksi setiap satu satuan waktu (detik) atau bertambahnya konsentrasi zat
hasil reaksi setiap satu satuan waktu(detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan
mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter.detik atau M.det –1.
Laju reaksi sama dengan kecepatan suatu reaksi. Untuk suatu reaksi dengan reaktan A dan
B menghasilkan produk C dan D, seiring waktu dengan jumlah molekul reaktan A dan B
juga akan berkurang dan jumlah molekul suatu produk C dan D akan bertambah.
Tanda negatif pada sebuah laju perubahan diatas konsentrasi reaktan A dan B (reaktan)
ditujukan supaya nilainya bisa menjadi positif, sebagaimana laju reaksi adalah suatu
besaran yang nilainya harus selalu juga positif.
1
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. TEORI TUMBUKAN
teori tumbukan adalah suatu teori yang diusulkan secara independen oleh Max Trautz pada
tahun 1916 dan William Lewis pada tahun 1918. Teori tumbukan menyatakan bahwa
ketika partikel reaktan yang sesuai saling bertumbukan, hanya persentase tertentu dari
tumbukan yang menyebabkan perubahan kimia yang nyata atau signifikan. Tumbukan
yang sukses memiliki energi yang cukup, juga dikenal sebagai energi aktivasi, pada saat
tumbukan untuk memutus ikatan yang sudah ada sebelumnya dan membentuk semua
ikatan baru. Hal ini menghasilkan produk reaksi. Meningkatkan konsentrasi partikel
reaktan atau menaikkan suhu, sehingga menimbulkan lebih banyak benturan dan oleh
karena itu banyak tumbukan yang lebih berhasil, meningkatkan laju reaksi.
Bila katalis terlibat dalam tumbukan antara molekul reaktan, diperlukan sedikit energi agar
terjadi perubahan kimiawi, dan karenanya lebih banyak tumbukan memiliki energi yang
cukup untuk reaksi terjadi. Laju reaksi karenanya meningkat.
Konstanta laju bagi suatu reaksi fase gas bimolekular, sebagaimana diprediksi oleh teori
tumbukan adalah:
di mana:
3
Orientasi merupakan arah atau posisi antarmolekul yang bertumbukan. Sebelum suatu
tumbukan terjadi, partikel partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal
dengan energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea)(Ea). Energi aktivasi adalah energi
minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Energi tersebut yang
kemudian digunakan untuk memutus ikatan sekaligus membentuk ikatan yang baru,
sehingga terbentuklah produk reaksi.
Molekul yang bergerak akan mempunyai energi kinetik. Jika gerakannya semakin cepat,
maka akan semakin besar energi kinetik yang diubah menjadi energi vibrasi. Apabila
energi kinetik pada mulanya besar, maka molekul yang bertumbukan akan bergetar kuat
sehingga mengakibatkan pemutusan beberapa ikatan kimia dalam molekul. Terbentuknya
hasil reaksi diawali dengan putusnya ikatan sebagai langkah pertama. Tetapi, apabila
energi kinetik awal kecil, maka molekul hanya akan terpental dan utuh. Agar suatu reaksi
dapat terjadi, energi tumbukan minimum harus terpenuhi. Sehingga, pada teori tumbukan,
syarat yang harus dipenuhi agar suatu reaksi kimia dapat terjadi adalah:
Molekul-molekul harus saling bertumbukan (berinteraksi) Molekul-molekul yang
bertumbukan memiliki energi yang cukup, melebihi energi aktivasi (Ea)(Ea) dari reaksi
yang akan dijalani. Molekul-molekul yang bertumbukan harus pada orientasi yang tepat.
4
b). Luas Permukaan
Jika ada percampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih, maka tumbukannya
terjadi di bagian permukaan zat. Padatan yang bentuknya serbuk halus, punya luas
permukaan bidang sentuh yang lebih besar kalau dibandingkan dengan padatan yang
berbentuk lempeng atau butiran. Maka berlaku bahwa semakin besar luas permukaan
partikelnya, maka frekuensi tumbukan bisa jadi semakin tinggi. Luas permukaan
berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan. Semakin luas permukaan bidang, maka
semakinluas pula bidang sentuh tumbukan sehingga akan terjadi tumbukan yang lebih
banyak.
Contoh: kertas yang dibakar lebih cepat terbakar dibanding dengan buku yang dibakar
karena permukaannya yang lebih luas.
c).Suhu
suhu berbanding lurus dengan energi kinetic rata rata partikel reaktan. Peningkatan
suhu akan meningkatkan energi kinetik rata rata molekul sehingga jumlah molekul
yang mencapai energi aktivasi(bertumbukan bertambah). Reaksi kimia akan
berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi,sedangkan jika suhunya rendah maka
reaksi kimia lebih lambat.sebab,Ketika suhu meningkat maka energi kinetik partikel
juga semakin besar,hal ini menyebabkan gerak partikel bertambah besar. Sehingga
memungkinkan terjadinya tumbukan efektif antarpartikel.
Contoh: daging sapi akan lebih awet jika disimpan di dalam lemari
es(freezer)daripada dibiarkan pada suhu ruang,dalam hal ini semakin rendah suhu
maka semakin lambat laju reaksi.
Sementara pada daging terdapat enzim atau makroba yang akan menguraikan zat
makanan seiring waktu, laju penguraian ini dapat diperlambat atau dihentikan dengan
mendinginkan makanan.
d) Katalis
katalis atau katalisator adalah zat yang dapat mempengaruhi laju reaksi tanpa
mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses
5
reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung,tetapi seteleah reaksi itu
selesai maka katalis akan diperoleh Kembali dalam jumlah yang sama.
Apabila katalis dapat mempercepat laju reaksi maka dikenal dengan istilah katalisator,
namun apabila katalisator memperlambat laju reaakasi(inhibitor)atau katalisator
negatif. Secara umum istilah katalisator digunakan untuk mempercepat laju reaksi.
Dalam kehidupan sehari hari kita telah sering menerapkan prinsip laju reaksi dan faktor
faktor yang mempengaruhinya.misalnya tujuan memotong daging besar menjadi potongan
kecil kecil adalah memperluas permukaan santuh. Sehingga reaksi daging mentah menjadi
empuk semakin cepat.
Kadang kadang untuk mempercepat proses empuknya daging ibu sering menambahkan
papaya muda kedalam rebusan daging.karena papaya mengandung enzim papain,enzim ini
berfungsi sebagai katalis yang mempercepat proses empuknya daging.