Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Kimia

Laju Reaksi

Oleh:
1.Puspita Sulistyawati
2.Hilda Pratiwi
3.Kenaya Piansti
4.Rindi Antika
5.Riyan fransiko Manurung
7.Bagus Avin Permana
kelas XI Mipa 4
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bengkulu utara
HALAMAN JUDUL........................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN......................................................................................7
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................................................7
3.2 cara kerja.................................................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................8
4.1 Hasil Pengamatan....................................................................................................................8
4.2 Pembahasan.............................................................................................................................8
BAB V PENUTUP...........................................................................................................................9
5.1

5.2 Kesimpulan.............................................................................................................................9
5.3 Saran.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia pada zaman sekarang tidak dapat dipisah dari bahan-bahan kimia.
hampir seluruh bagian dari kehidupan manusia berhubungan sangat erat dengan bahan-bahan
kimia. dalam kehidupan rumah tangga, kesehatan, perhiasan dan lain-lain hampir seluruhnya
menggunakan bahan kimia. dalam suatu reaksi kimia, terdapat perbedaan laju reaksi antara
reaksi yang satu dengan reaksi yang lain. misalnya, ketika kita membakar kertas reaksi
berlangsung cepat. Sedangkan, reaksi pembakaran minyak bumi memakan waktu yang sangat
lama.
Proses berlangsungnya suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Suatu
reaksi akan berlangsung secara cepat apabila frekuensi tumbukan antar partikel dari zat-zat
yang bereaksi sering terjadi titik sebaliknya, reaksi akan berlangsung secara lambat apabila
hanya sedikit partikel zat zat yang mengalami tumbukan titik beberapa faktor yang
mempengaruhi ketika reaksi adalah konsentrasi luas permukaan suhu dan katalis. menurut
tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. akan tetapi,
tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel
yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Laju reaksi sangat penting untuk
dipelajari karena karena dengan mengetahui laju reaksi dan mengetahui hal-hal yang
mempengaruhinya sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan, misalnya dalam
kegiatan industri, dengan mengetahui laju reaksi dapat membuat produksi lebih terdeteksi
sehingga dapat jumlah produk dalam waktu yang bisa diperhitungkan.

Oleh karena itu, percobaan laju reaksi ini dilakukan agar praktikum praktikan dapat
lebih memahami tentang laju reaksi dan memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
laju reaksi serta pengaruh konsentrasi dan pengaruh suhu pada laju reaksi.

1.2 Tujuan Praktikum
1.menyelidiki pengaruh temperatur terhadap laju reaksi antara larutan

Na2S2O3 (natrium tiosulfat) dan larutan HCl


Na2S2O3 (aq) + 2 HCl (aq) ------> 2 NaCl (aq) + H2O(l) +SO2 (g) + S (s)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laju reaksi merupakan peristiwa perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam
satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dinyatakan sebagai suatu laju terhadap berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi. Konstanta laju reaksi merupakan laju reaksi bila konsentrasi dari
masing-masing jenis adalah satu (Keenan, 1984).
Kecepatan laju reaksi yang berbanding lurus terhadap konsentrasi dengan satu atau
dua pengikut berpangkat dua akan disebutkan sesuai jumlah pangkat. Reaksi disebut
bertingkat tiga bila kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan konsentrasi pangkat tiga.
Biasanya laju reaksi tidak bergantung pada orde reaksi, suatu reaksi yang merupakan proses
satu tahap didefinisikan dengan berdasarkan reaksinya yaitu reaksi dasar (Petrucci, 1982).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Normalitas
menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas menyatakan
jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 g pelarut murni. Sedangkan fraksi mol menyatakan
perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen (Syukri, 1999).
Berdasarkan teori tumbukan yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya reaksi
molekul pereaksi haruslah saling bertumbukan sehingga sebagian molekul pada tumbukan ini
akan membentuk suatu molekul. Molekul yang akan mampu bersifat mengaktivasi diri secara
langsung. Molekul tersebut kemudian berubah menjadi hasil reaksi agar reaksi dapat
membentuk kompleks yang akan aktif. Walaupun demikian, molekul-molekul ini hanya akan
mempunyai energi minimum yang disebut energi aktivasi (Sukardjo, 2002).
Hukum laju reaksi merupakan suatu bentuk persamaan yang menyatakan laju reaksi
sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesi yang ada termasuk produk-produk yang
dihasilkan dalam reaksi tersebut.Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan utama, yaitu
penerapan teoritis yang merupakan pemandu dalam mekanisme reaksi sedangkan penerapan
praktiknya akan dilakukan setelah mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta lajunya.
Untuk reaksi kimia sebagai berikut.
aA+bB→cC+dDaA+bB→cC+dD
Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah.

v=k[A]m[B]nv=k[A]m[B]n
Dengan:
v = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
[A] = Konsentrasi zat A
[B] = Konsentrasi zat B
m = Orde terhadap zat A
n = Orde terhadap zat B

Persamaan laju reaksi untuk suatu zat a dapat ditulis sebagai berikut.

R_A=\frac{n}{t}RA=tn
RA = Laju reaksi
n = Jumlah mol zat A yang terbentuk
t = Waktu

Ra memiliki harga positif jika zat tersebut terbentuk dan akan memiliki harga negatif jika zat
tersebut digunakan untuk bereaksi (Atkins, 1996).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi atau kecepatan reaksi.

1. Konsentrasi.
Jika kecepatan suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar
pula dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil
pula. Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan
matematis yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan
orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan pengaruh seberapa
besar perubahan konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi pereaksi (Charles, 2004).
2. Luas permukaan.
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi
yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya
bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia
karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama lain. Dalam sistem reaksi
hanya berlangsung pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase yang
bereaksi. Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul-molekul, atom-atom, atau
ion-ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Semakin luas
permukaan suatu reaksi maka semakin cepat reaksi itu berlangsung (Charles, 1882).
3. Suhu/temperatur.
Pada suhu yang tinggi, energi molekul-molekul bertambah. Laju reaksi
meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 10°C akan
menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikan laju reaksi
ini disebabkan dengan kenaikan suhu atau menyebabkan semakin cepatnya molekul-
molekul bergerak sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif.
Energi tumbukan suatu reaksi dapat berlangsung disebut energi aktivasi (Chang,
2001).
4. Katalis.
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan
zat lain yang disebut dengan katalis. Konsep yang menerapkan pengaruh terhadap laju
reaksi diantaranya katalis menurunkan energi energi pengaktifan suatu reaksi dengan
jalan membentuk tahap-tahap reaksi yang baru. Ada dua jenis katalis yaitu katalis
homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang jenis katalis ini umumnya ikut
bereaksi tetapi pada akhirnya reaksi akan kembali ke bentuk semula. Katalis
heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat yang bereaksi jenis
katalis ini umumnya logam-logam dan reaksi yang tercepat umumnya pada gas
(Supardi, 2008).
Orde suatu reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju
berbentuk diferensial. Pada umumnya orde reaksi merupakan bilangan bulat dan kecil namun
dalam beberapa kasus dapat berupa bilangan pecahan atau nol. Orde reaksi terhadap suatu zat
tertentu tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri. Reaksi harga n
memberikan orde reaksi jika n = 0 maka laju reaksinya disebut orde nol terhadap X. Hal ini
berarti bahwa perubahan konsentrasi tidak berpengaruh pada laju reaksi (Chang, 2001).
Teori tumbukan pada kinetika kimia menyatakan bahwa molekul gas sering
bertumbukan satu dengan yang lainnya. Jadi sangat masuk akal jika kita menganggapnya
benar bahwa reaksi kimia berlangsung sebagai akibat dari tumbukan antar molekul-molekul
yang bereaksi. Dari segi teori tumbukan dari kinetika kimia maka kita perkirakan laju reaksi
akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul per detik atau berbanding lurus
dengan frekuensi tumbukan molekul.
Sifat fisika dan kimia dari HCl adalah memiliki massa molar 38,34 gram per mol,
cairan tidak berwarna, tidak berbau, memiliki massa jenis 1,18 gram per cm 3, memiliki titik
lebur -27,32°C, memiliki titik didih 48°C dan terlarut sepenuhnya dalam air. Sifat fisika dan
kimia dari Na2S2O3 adalah memiliki massa molar 158,11 gram per mol (anhidrat) dan 248, 18
gram per mol (pentahidrat), berpenampilan seperti kristal putih, tidak berbau, memiliki massa
jenis 1,667 gram per cm3, memiliki titik lebur 48,3°C, memiliki titik didih 100°C, memiliki
kelarutan dalam air 70,1 gram per Ml pada suhu 20°C dan dalam suhu ruangan keduanya
berwujud cair (Jolly, 1984).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat – alat

 Labu Erlenmeyer 250 ml


 Kaki tiga dan kasa
 Termometer
 Hot plate
 Stopwatch
 Pemanas

3.1.2 Bahan

 Larutan Na2S2O3 0,1 M
 Larutan HCl 3 M
 Kertas
 Tisu
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Pengaruh suhu pada laju reaksi

1. Buatlah tanda silang (X) yang identik pada dua helai kertas dan tempelkan kertas tersebut
pada dua labu erlenmeyer denga tanda silang menghadap ke dalam.
2. Masukan sebanyak 50 ml Na 2S2O3 0,1 M ke dalam labu erlenmeyer 1. Tambahkan 5 ml
larutan HCl 3 M. Catat waktu sejak penambahan itu sampai tanda silang tepat tidak telihat
lagi.
3. Masukan 50 ml larutan Na 2S2O3 0,1 M yang temperaturnya kira-kira 10 oC diatas temperatur
kamar ke dalam labu erlenmeyer 2. Tambahkan 5 ml larutan HCl 3 M. Catat waktu sejak
penaambahan itu sampai tanda silang tepat tak terlihat lagi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

Pada percobaan pertama membutuhkan waktu 21 detik,hingga cairan dapat


menghilangkan tanda x. sedangkan percobaan yang kedua setelah dipanaskan 10 derajat
Celcius membutuhkan waktu 10 detik untuk menghilangkan tanda x.

4.2 Pembahasan
Hal ini dapat terjadi dikarenakan suhu yang tinggi dapat membuat partikel-partikel
dalam zat menjadi lebih aktif untuk bertabrakan dan dapat mempercepat reaksi. dan dapat
dilihat juga dari hasilnya yaitu pada Suhu normal laju reaksinya selama 21 detik. Setelah
suhu naik 10ºC hanya dibutuhkan waktu selama 10 detik. jadi bisa disimpulkan bahwa suhu
berpengaruh pada laju reaksi, berdasarkan dengan percobaan yang telah dibuat, juga dapat
disimpulkan bahwa kecepatannya juga terus bertambah naik seiring bertambahnya suhu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.

1. Dalam percobaan ini, suhu juga mempunyai dan mempengaruhi laju reaksi. Didapat
percobaan pertama, 50 Ml Na2S2O3 0,1 m dengan suhu normal (ruangan) dengan 5 Ml
HCl 0,2 M. lama waktu yang diperlukan sampai tanda silang tidak terlihat adalah 21
detik. Pada percobaan ke-2, 50 ml Na2S2O3 0,1 M yang telah dipanaskan diatas
hotplate hingga suhunya naik 10°C dicampur dengan 5 Ml HCl 0,1 M. lama waktu
yang diperlukan sampai tanda silang tidak terlihat adalah 10 detik.
2. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi seperti katalis yang
merupakan zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mempengaruhi hasil reaksi
titik berikutnya adalah suhu yaitu semakin tinggi suhu maka reaksi semakin lambat
juga. luas permukaan, untuk campuran heterogen reaksi hanya terjadi pada bidang
batas campuran yang disebut bidang sentuh titik konsentrasi, semakin tinggi
konsentrasi maka semakin laju reaksinya semakin rendah konsentrasinya maka
semakin lambat reaksinya.
5.2 Saran
Sebaiknya digunakan tidak hanya menggunakan gunakan larutan Na2S2O3 dan HCl tetapi
menggunakan bahan lain misalnya paku, lempeng Zn, lempeng Cu, H2SO4, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1996. Kamus Lengkap Kimia. Rineka Cipta: Jakarta.

Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Charles, W. 1992. Kimia untuk Universitas. Gramedia: Jakarta.

Keenan, C.W., D.C. Klemfelter, dan J.H. Wood. 1984. Kimia untuk Universitas. Erlangga:
Jakarta.

Oxtoby, David W., dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Sukardjo. 2002. Kimia Fisik. Rineka Cipta: Jakarta. Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB:
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai