Disusun Oleh :
Kelompok III (A3)
Mizwa Widiarman NIM. 190140073
Fitriyani Sirait NIM. 190140077
Maghfira Khauli NIM. 190140085
Azzahra NIM. 190140094
Khairun Nissah NIM. 190140103
Alfikri Maulana NIM. 190140113
Khalida Afra NIM. 190140116
Laju reaksi adalah cepat atau lambatnya suatu reaksi berlangsung. Laju reaksi
adalah jumlah mol reaktan per satuan volume yang bereaksi dalam satuan waktu
tertentu, laju reaksi pada setiap titik sepanjang kurva sama dengan -dc/dt, tetapi
apabila laju reaksi dituliskan sebagai laju pembentukan produk, maka laju reaksi
akan bernilai positif. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari
pengaruh suhu dan temperatur terhadap kecepatan reaksi. Prosedur yang
dilakukan adalah mereaksikan NaS2O3 0,25 M dan HCl 1 M dengan perbedaan
konsentrasi dan perbedaan temperatur sistem. Di percobaan bagian A dengan
volume Na2S2O3 25 mL menghasilkan waktu reaksi yaitu 32 detik dengan laju
reaksi 0,031s-1, volume Na2S2O3 20 mL menghasilkan waktu reaksi yaitu 44 detik
dengan laju reaksi 0,022 s-1, volume Na2S2O3 15 mL menghasilkan waktu reaksi
yaitu 69 detik dengan laju reaksi 0,014 s-1, volume Na2S2O3 10 mL menghasilkan
waktu reaksi yaitu 98 detik dengan laju reaksi 0,010 s-1. Pada volume Na2S2O3 5
mL menghasilkan waktu reaksi yaitu 103 detik dengan laju reaksi 0,009 s-1 dan
volume Na2S2O3 0 mL tidak menghasilkan reaksi.Semakin tinggi suhu suatu zat
maka akan meningkatkan tumbukan antarpartikel sehingga meningkatkan laju
reaksi. Semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin
besar.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laju Reaksi
Laju atau kecepatan reaksi adalah banyaknya mol per liter larutan suatu zat
yang dapat berubah zat lain dalam setiap satuan waktu. Pada umunya kecepatan
reaksi akan besar apabila konsentrasi pereaksi cukup besar. Dengan berkurangnya
konsentrasi pereaksi sebagai akibat dari reaksi, maka akan berkurang pula
kecepatannya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah:
2
3
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat atau memperlambat
reaksi. Katalis yang memperlambat reaksi disebut inhibitor. Pada umumnya
katalis disebut sebagai zat mempercepat reaksi. (Brady, 1999).
2.2.1 Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud zat-zat
pereaksi. Dalam suatu reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai pengantara
(fasilitator).
2.2.3 Enzim
Enzim adalah katalis yang mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam
makhluk hidup sehingga enzim dikenal pula dengan istilah biokatalis.
2.2.4 Autokatalis
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis, artinya
zat hasil reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia. Contohnya, reaksi
antara kalium permanganat dengan asam oksalat (Sukardjo, 1985).
- = k . cAnA. cBnA.................................................................................
(2.2)
Konstanta kecepatan k tergantung pada suhu dan dapat ditingkatkan
dengan menambahkan katalis, seperti pada persamaan Arrhenius (Schartl,2014).
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk
setiap satu satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satu
5
k= A . exp [- ].....................................................................................
(2.3)
Dimana:
RT : Energi Termal
E : Energi Aktivasi
Perhatikan bahwa dalam pendekatan sederhana murni energi ini A
hanyalah parameter fitting fenomenologis yang sesuai dengan kecepatan reaksi
maksimum yang mungkin yaitu k = A ke T → ∞(Schartl,2014).
2.5.3 Temperatur
Suhu adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan. Tubuh kita dapat
merasakan suhu dalam bentuk rasa panas atau dingin. Ketika menyentuh es, otak
memberikan informasi rasa dingin. Ketika berada di terik matahari, otak
memberikan informasi rasa panas. Tampak di sini bahwa suhu adalah ukuran
derajat panas suatu benda. Kenapa pada suhu lebih tinggi benda menjadi lebih
panas? Pada suhu lebih tinggi atom-atom atau molekul-molekul penyusun benda
bergetar lebih kencang. Akibatnya, energi yang dimiliki partikel menjadi lebih
tinggi. Ketika kita menyentuh benda tersebut maka akan terjadi perpindahan
energi dari partikel benda ke tangan kita. Akibatnya tangan merasakan lebih
panas.
Pada saat udara panas, molekul-molekul udara bergerak lebih kencang.
Molekul-molekul ini menumbuk kulit kita lebih kencang sehingga kita merasakan
lebih panas. Sebaliknya, pada saat udara dingin, molekul-molekul di udara
bergerak lebih lambat. Molekul-molekul di kulit kita justru bergetar lebih
kencang. Ketika udara dingin bersentuhan dengan kulit maka sebagian energi
yang dimiliki atom-atom di kulit berpindah ke atom-atom di udara. Getaran atom
kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit merasakan dingin (Abdullah, 2016).
Laju reaksi kimia bertambak dengan naiknya temperatur. Biasanya
kenaikan sebesar 10 akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara
molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai
lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian-kemari pada temperatur yang lebih
ting gi dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi ini belum
menjelaskan semua kecuali bila energi pengaktifan praktis nol. Dengan naiknya
temperatur bukan hanya molekul-molekul lebih sering bertabrakan tetapi mereka
juga bertabrakan dengan dampak yang lebih besar karena mereka bergerak lebih
cepat. Pada temperatur yang ditinggikan presentasi tabrakan yang mengakibatkan
reaksi kimia akan lebih besar karena mereka bergerak lebih cepat dan karenanya
7
banyak molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan memiliki energi cukup
untuk bereaksi (Keenan, 1980).
2.5.4 Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi
suatu pereaksi atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Reaksi
umum :
A B + C.......................................................................... (2.4)
Konsentrasi A pada waktu t1 dinyatakan sebagai [A1] dan konsentrasi pada t2
sebagai [A2] dengan tanda kurung siku berarti konsentrasi mol/liter. Laju rata-rata
berkurangnya konsentrasi A dinyatakan sebagai :
= = ...(2.6)
Dalam pernyataan untuk laju rata-rata berkurangnya [A], kuantitas A/
t adalah negatif karena [A1] lebih besar daripada [A2]. Karena laju dinyatakan
sebagai berharga positif menurut perjanjian maka ditaruh tanda minus di depan
kuantitas ini sehingga :
- = ....................................................(2.7)
(Bird, 1987).
reaksi awal dengan konsentrasi awal reaktan yang berbeda-beda. Misalnya, laju
reaksi = k axbycz, maka dalam metode ini mula-mula axby dibuat tetap dengan jalan
menambahkan a dan b dapat diabaikan dengan demikian persamaan laju reaksi
menjadi :
Laju reaksi = k1c2....................................................................................(2.9)
Bila misalkan laju reaksi awal adalah , maka :
....................................................................................
........(2.10)
Keterangan :
z = orde reaksi terhadap c
Co = konsentrasi awal c
k' = konstanta laju reaksi (termasuk di dalamnya axby)
log = log k' + z log Co.......................................................................
(2.11)
Dibuat kurva log sebagai fungsi log Co akan diperoleh garis lurus dengan slop
z sehingga orde reaksi terhadap c dapat ditentukan.
3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Larutan Na2S2O3 0,25 M
2. Larutan HCL 1M
9
10
4 10 15 2
5 5 20 2
6 0 25 2
3.2.2 Bagian B
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. 10 mL NaS2O3 0,25 M dimasukkan kedalam gelas ukur 10 ml, lalu
diencerkan volumenya menjadi 50 ml
2. 2 mL HCl diukur, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, gelas ukur dan
tabung reaksi tersebut diletakkan dipenangas air pada suhu 350C. dibiarkan
kedua larutan beberapa lama sampai mencapai suhu kesetimbangan , suhu
diukur dengan termometer dan dicatat.
3. HCl ditambahkan ke dalam larutan tiosulfat tersebut stopwatch
dihidupkan, larutan diaduk, lalu ditempatkan gelas ukur diatas kertas
bertanda silang hitam. Dicatat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang
menjadi kabur bila dilihat dari atas.
4. Langkah kerja diatas diulangi untuk berbagai variasi suhu35, 40 45, 50,
dan 55oC.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Kecepatan
reaksi
No Na2S2O3 (ml) H2O HCL (ml) Waktu (detik) 1/t (detik-1)
(ml)
1 25 0 2 12,27 detik 0,081 detik
2 20 5 2 16,07 detik 0,062 detik
3 15 10 2 16,87 detik 0,059 detik
4 10 15 2 18,49 detik 0,024 detik
5 5 20 2 64,27 detik 0,015 detik
6 0 25 2 ~ ~
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan percobaan untuk menentukan kecepatan reaksi
dengan konsentrasi dan pengaruh suhu. Pada percobaan ini, sampel yang digunakan
adalah Na2S2O3 0,25 N, 2ml HCl 1 M, dan H2O. Pada percobaan ini dilakukan dengan
larutan yang berbeda volumenya yaitu 25 ml, 20 ml, 15 ml, 10 ml, 5 ml, 0 ml, sehingga
setiap tabung akan mengalami waktu yang berbeda-beda untuk mencapai suatu reaksinya.
Pada percobaan ini volume Na2S2O3 25 mL dengan volume H2O 0 mL dan
HCl 2 mL memerlukan waktu untuk bereaksi adalah 12,27 detik dengan laju
reaksi sebagai 1/t adalah 0,081 s-1. Kemudian pada volume Na2S2O320 mL dengan
volume H2O 5 mL dan HCl 2 mL memerlukan waktu untuk bereaksi adalah 16,07
detik dengan laju reaksi sebagai 1/t adalah 0,062 s-1.Di volume Na2S2O3 15 mL
dengan volume H2O 10 mL dan HCl 2 mL memerlukan waktu untuk bereaksi
adalah 16,87 detik dengan laju reaksi sebagai 1/t adalah 0,059 s-1.Di volume
Na2S2O3 10 mL dengan volume H2O yang lebih banyak yaitu 15 ml dan HCl 2 ml
memerlukan waktu untuk bereaksi adalah 18,49 detik dengan laju reaksi sebagai
1/t adalah 0,024 s-1. Sementara di volume Na2S2O3 5 mL dengan volume H2O 20
ml dan HCl 2 ml memerlukan waktu untuk bereaksi adalah 64,27 detik dengan
laju reaksi sebagai 1/t adalah 0,015 s-1. Terakhir pada volume Na2S2O3 0 ml
dengan volume H2O 25 ml dan HCl 2 ml memerlukan waktu untuk bereaksi
adalah tak terhingga karena tidak terbentuk endapan sebagai pertanda terjadi
reaksi.Dari hasil yang diperoleh adalah semakin besar konsentrasi Na2S2O3, maka
semakin cepat laju reaksinya. Hal ini dikarnakan jumlah partikel yang digunakan
lebih banyak, sehingga tumbukan antar partikel lebih sering terjadi.
11
12
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Di percobaan bagian A dengan volume Na2S2O3 25 mL menghasilkan
waktu reaksi yaitu 12,27 detik dengan laju reaksi 0,081 s-1, volume
Na2S2O3 20 mL menghasilkan waktu reaksi yaitu 16,07 detik dengan laju
reaksi 0,062 s-1, volume Na2S2O3 15 mL menghasilkan waktu reaksi yaitu
16,87 detik dengan laju reaksi 0,059 s-1, volume Na2S2O3 10 mL
menghasilkan waktu reaksi yaitu 18,49 detik dengan laju reaksi 0,024 s-1.
Pada volume Na2S2O3 5 mL menghasilkan waktu reaksi yaitu 64,27 detik
dengan laju reaksi 0,015 s-1 dan volume Na2S2O3 0 mL tidak menghasilkan
reaksi.
2. Semakin tinggi konsentrasi suatu zat maka laju reaksinya akan semakin
besar.
3. Di percobaan bagian B pada suhu 35 menghasilkan waktu untuk
bereaksi adalah 58,35 detik dengan laju reaksi 0,017 s -1. Pada suhu 40
menghasilkan waktu untuk bereaksi adalah 52,27 detik dengan laju
reaksi 0,019 s-1, pada suhu 45 menghasilkan waktu untuk bereaksi
adalah 46,30 detik dengan laju reaksi 0,021 s-1. Sementara di suhu 50
menghasilkan waktu untuk bereaksi adalah 40,37 detik dengan laju reaksi
0,025 s-1danterakhir pada suhu 55 menghasilkan waktu untuk
bereaksi adalah 36,01 detik dengan laju reaksi 0,028 s-1.
4. Semakin tinggi suhu suatu zat maka akan meningkatkan tumbukan
antarpartikel sehingga meningkatkan laju reaksi.
5. Orde reaksi terhadap konsentrasi natrium tiosulfat adalah 0,648.
5.2 Saran
Dalam percobaan ini, tidak hanya larutan HCl yang bisa digunakan
sebagai katalis, praktikan juga bisa menggunakan larutan asam kuat yang lain
sebagai katalis seperti H2SO4 .
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik untuk Universitas.Jakarta : PT. Gramedia Jakarta
(http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-laju-reaksi-kimia-
rumus-orde.html)
15
LAMPIRAN A
Tanggal Praktikum :-
Bagian A
Volume
Volume Volume Waktu
No HCl (deti
Na2S2O3 (ml) H2O (ml) (detik)
(ml) k)
1 25 0 2 12,27 0,081 detik
2 20 5 2 16,07 0,062 detik
3 15 10 2 16,87 0,059 detik
4 10 15 2 18,27 0,024 detik
5 5 20 2 64,27 0,015 detik
6 0 25 2 ˷ ˷
Bagian B
LA-1
NO Suhu (oC) Suhu 1/suhu Waktu 1/waktu Log
(K) (K-1) (detik) (det-1) (1/waktu)
LA-1
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
A. Bagian A
1. Menghitung 1/waktu
a. 25 ml Na2S2O3
= = 0,081 detik-1
b. 20 mL Na2S2O3
= = 0,062 detik-1
c. 15 mL Na2S2O3
= = 0,059 detik-1
d. 10 mL Na2S2O3
= = 0,024 detik-1
e. 5 mL Na2S2O3
= =0,015 detik-1
f. 0 mL Na2S2O3
= =
2. Laju reaksi bagian A
reaksi : Na2S2O3 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + SO2 (g) + S (s) + H2O (l)
v=-
LB-1
LB-2
f. v=- = M/s
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Lengkapi tabel di atas dan buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi
konsentrasi !
2. Hitung orde reaksi terhadap natrium tiosulfat !
3. Bagaimana cara menentukan orde reaksi secara keseluruhan ?
Jawab:
1. Tabel percobaan
No Na2S2O3 (mL) Waktu (detik) 1/Waktu (detik-1)
1. 25 12,27 0,081
2. 20 16,07 0,062
3. 15 16,87 0,059
4. 10 18,49 0,024
5. 5 64,27 0,015
6 0 - -
Berikut ini adalah kurva laju reaksi terhadap konsentrasi natrium tiosulfat
0,08
1/T (Detik^-1)
0,06
0,04
0,02
0
0 5 10 15 20 25 30
Na2S2O3 (mL)
a. = b. =
LC-1
LC-2
= =
1,409 = 1,571 =
ln1,409= ln ln 1,571 = ln
ln1,409 = m ln 1,25 ln 1,571 = m ln 1,33
0,343 = 0,223 m 0,452 = 0,285 m
m = 1,538 m = 1,582
c. = d. =
= =
1,4 = 1,111 =
ln1,4 = ln ln 1,111 = ln
ln1,4 = m ln 1,5 ln 1,111 = m ln 2
0,336 = 0,406 m 0,105 = 0,693 m
m = 0,828 m = 0,152
LD-1
LD-2