Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAJU REAKSI

Nama Anggota Kelompok : 1. Adjeng Azzahra P. (02)


2. Mutiara Cahaya R. (19)
3. Rosalinda Windy R. (27)
4. Salsabila Azza M. (29)
5. Whina Mulya H. (32)
6. Zakia Itsna F.D (34)
Kelas : XI D
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Oktober 2023
Kelompok : 2
Guru Pengampu : Hj. Endang Budi Herawati, S.Pd.

LABORATORIUM KIMIA

SMA NEGERI 1 KEDIRI

KEDIRI

2023
LAJU REAKSI

I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Mengetahui perbedaan kecepatan laju reaksi beberapa larutan.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

II. LANDASAN TEORI


II.1 Pengertian Laju Reaksi
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai reaksi kimia yang
berlangsung sangat cepat seperti reaksi logam natrium dengan air,
pembakaran pita magnesium reaksi pengendapan AgCl dan reaksi
pembakaran metana. Sedangkan contoh reaksi kimia yang berlangsung
lambat misalnya reaksi perkaratan besi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, laju reaksi adalah perubahan konsentrasi
reaktan atau produk per satuan waktu. Besaran laju reaksi dilihat dari
ukuran cepat lambatnya suatu reaksi kimia. Laju reaksi mempunyai satuan
M/s. Laju reaksi dilambangkan dengan v atau r. (Wikipedia, 2022)

II.2 Teori Tumbukan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Pada dasarnya, partikel-partikel suatu zat selalu bergerak secara acak.
Pergerakan partikel-partikel yang acak tersebut akan menimbulkan
terjadinya tumbukan antarpartikel dan menghasilkan energi. Besarnya

energi yang dihasilkan pada tumbukan tersebut dipengaruhi oleh


kecepatan pergerakan dan posisi partikel pada saat tumbukan terjadi.

a) Partikel-partikel zat b) Tumbukan antarpartikel

selalu bergerak secara acak

Faktor-Faktor yang mempengaruhi laju reaksi :


a. Luas Permukaan Sentuhan dan Teori Tumbukan
Semakin luas permukaan, semakin banyak peluang terjadi tumbukan
antarpereaksi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi, semakin besar
peluang terjadinya tumbukan-tumbukan efektif, akibatnya reaksi
berlangsung lebih cepat.

b. Konsentrasi Awal Pereaksi dan Teori Tumbukan


Semakin besar konsentrasi pereaksi berarti semakin banyak partikel dan
semakin besar peluang terjadinya tumbukan antarpartikel. Semakin besar
peluang terjadinya tabrakan antarpartikel, maka semakin banyak jumlah
tumbukan efektif. Semakin banyak tumbukan efektif berarti semakin
banyak terjadinya reaksi pada waktu yang bersamaan, sehingga semakin
besar konsentrasi berakibat semakin cepat reaksi berlangsung.
c. Suhu dan Teori Tumbukan
Berdasarkan teori kinetika, semakin tinggi suhu partikel-partikel bergerak
lebih cepat. Akibatnya, tumbukan antarpartikel akan menghasilkan energi
yang lebih besarSemakin besar energi hasil tumbukan, peluang untuk
terjadinya reaksi semakin besar, maka reaksi semakin cepat apabila
suhunya semakin tinggi.
Secara sederhana, apabila pada setiap kenaikan suhu sebesar AT°C
mengakibatkan reaksi berlangsung n kali lebih cepat, maka laju reaksi
pada T, (r) apabila dibandingkan laju reaksi pada T, (r,) dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut

(
r 2=r 1 (n) )
T 2−T 1
∆T

d. Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam suatu reaksi yang


fungsinya mempercepat laju reaksi tetapi pada akhir reaksi tidak
mengalami perubahan. Dapat dianalogikan bahwa katalis adalah
"perantara". Peran utama katalis adalah menurunkan energi aktivasi,
sehingga energi hasil tumbukan yang lebih rendah sudah dapat
menghasilkan reaksi.
Dalam menurunkan energi aktivasi, katalis dapat mengubah jalannya
reaksi sehingga didapat zat transisi atau komplek teraktivasi
(intermediate) yang keberadaannya bersifat sementara, yang selanjutnya
berubah menjadi zat hasil reaksi.

II.3 Hukum Laju Reaksi


Hukum laju reaksi adalah suatu persamaan yang mampu menghubungkan
antara laju reaksi dengan konstanta laju dan juga konsentrasi reaktan. Salah
satu cara yang bisa digunakan untuk mempengaruhi konsentrasi reaktan
terhadap laju reaksi adalah dengan menentukan bagaimana laju awal akan
bergantung terhadap konsentrasi awal.
Kegiatan 5.3

Bagian A

III.1 Alat dan Bahan

a) Alat:
1. Gelas beaker
2. Gelas ukur

b) Bahan:
1. 2 gram marmer tidak ditumbuk
2. HCl 2M

III.2 Prosedur Kerja:

1. Masukkan 2 gram marmer pada gelas beaker.


2. Bersamaan dengan memasukkan HCl sebanyak ke dalam gelas beaker,
stopwatch dinyalakan, dan hentikan pada saat marmer telah habis bereaksi.
3. Catat waktunya.

Bagian B

III.1 Alat dan Bahan

a) Alat:

1. Gelas beaker

2. Gelas ukur

b) Bahan:

1. 2 gram marmer ditumbuk

2. HCl 2M
III.2 Prosedur Kerja:

1. Masukkan 2 gram marmer pada gelas beaker.


2. Bersamaan dengan memasukkan HCl sebanyak ke dalam gelas beaker,
stopwatch dinyalakan, dan hentikan pada saat marmer telah habis
bereaksi.
3. Catat waktunya.

IV. Hasil

Marmer tidak Marmer


ditumbuk ditumbuk
Waktu 391 detik 138 detik

V. Pembahasan
Jika ada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, maka
tumbukannya terjadi di bagian permukaan zat. Nah, padatan yang bentuknya
serbuk halus, punya luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar kalau
dibandingkan dengan padatan yang berbentuk lempeng atau butiran. Maka,
berlaku bahwa semakin besar luas permukaan partikelnya, semakin tinggi
frekuensi tumbukan. Inilah yang menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat.

VI. Lampiran
Kegiatan 5.4

Bagian A

III.1 Alat dan Bahan

a) Alat:
1. Gelas beaker
2. Gelas ukur
3. Termometer
4. Stopwatch
5. Kertas tanda silang

b) Bahan:
1. 20mL Na2S2O3 0,2M
2. 10mL HCl 2M

III.2 Prosedur Kerja:

1. Letakkan tanda silang dibawah gelas beaker.


2. Tuang Na2S2O3 ke dalam gelas beaker, lalu ukur suhunya.
3. Bersamaan dengan memasukkan HCl ke dalam gelas beaker, stopwatch
dinyalakan, dan hentikan pada saat tanda silang sudah tidak nampak dari atas.
4. Catat waktunya.

Bagian B

III.1 Alat dan Bahan

a) Alat:

1. Gelas beaker
2. Gelas ukur
3. Termometer
4. Kertas tanda silang
5. Stopwatch
6. Gelas lamp burner / pembakar spiritus
7. Kaki tiga (penyangga)
8. Korek

b) Bahan:

1. 20mL Na2S2O3 0,2M


2. 10mL HCl 2M
3. Spirtus

III.2 Prosedur Kerja:

1. Tuang Na2S2O3 ke dalam gelas beaker, lalu ukur suhunya awalnya.


2. Panaskan Na2S2O3 sampai suhu naik 10°C dari suhu awal.
3. Letakkan tanda silang dibawah gelas beaker yang berisi Na 2S2O3 setelah
dibakar
4. Bersamaan dengan memasukkan HCl ke dalam gelas beaker, stopwatch
dinyalakan, dan hentikan pada saat tanda silang sudah tidak nampak dari atas.
5. Catat waktunya.

IV. Hasil
20 mL Na2S2O3
Suhu Volume HCl Waktu (seken)
Awal Akhir
A 300 C - 10 mL 20
B 300 C 400 C 10 mL 10

V. Pembahasan
Faktor suhu juga memiliku pengaruh sangat penting karena terbukti semakin
tinggi suhu semakin cepat laju reaksinya, waktu untuk mereaksikan
Na2S2O30,2 M dengan HCl 2 M adalah 20 detik. Setelah dilakukan
pengukuran, reaksi tersebut berlangsung pada suhu 30°C. saat suhu Na 2S2O3
yang dipakai ditingkatkan menjadi 40°C, justru kecepatan reaksinya
meningkat drastis menjadi 11 detik. Kenaikan suhu meningkatkan keaktifan
partikel untuk bergerak sehingga semakin sering terjadi tumbukan satu sama
lain, akibatkan laju reaksi pun meningkat. Sedangkan saat suhu
Na2S2O3rendah, partikel-partikel kurang aktif sehingga peluang adanya
tumbukan lebih rendah.

VI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai