KIMIA FISIKA 2
“KINETIKA KIMIA”
OLEH:
NAMA : SHAFIRA DWINANDA JAFANDEVA
NIM : 20036074
DOSEN PENGAMPU :
Dr. rer. Nat. DESKI BERI, S.Si., M.Si.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
RESUME....................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
MATERI....................................................................................................................................5
A. LAJU REAKSI................................................................................................................5
B. HUKUM LAJU...............................................................................................................5
C. ORDE REAKSI..............................................................................................................6
D. MOLEKULARITAS REAKSI.......................................................................................7
E. PERBEDAAN ORDE DENGAN MOLEKUL..............................................................8
1. Orde.............................................................................................................................8
2. Molekularitas...............................................................................................................8
F. PSEUDO-ORDE REASI................................................................................................9
G. PERSAMAAN TINGKAT TERINTEGRASI..............................................................10
1. Zero order reactions...................................................................................................10
2. First order reactions...................................................................................................10
3. Second order reactions..............................................................................................13
4. Third order reactions.................................................................................................14
H. UNIT LAJU KONSTAN..............................................................................................15
1. Units of zero order rate constant...............................................................................15
2. Units of first order rate constant................................................................................15
3. Units of second order rate constant...........................................................................15
4. Units of third order rate constant...............................................................................16
I. SETENGAH REAKSI..................................................................................................16
1. Calculation of Half-life of a First order Reaction.....................................................17
2. Calculation of Time for Completing any Fraction of the Reaction...........................17
3. Half-life for a Second order Reaction.......................................................................18
KESIMPULAN........................................................................................................................20
DARTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BIODATA................................................................................................................................22
1
RESUME
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan
waktu. Laju reaksi menunjukkan kecepatan reaksi yang terjadi.
Reaksi:
A B
Laju =
Dimana [ ] mewakili konsentrasi dalam mol per liter sedangkan “d” mewakili perubahan
konsentrasi yang sangat kecil. Tanda negatif menunjukkan konsentrasi reaktan A berkurang
sedangkan tanda positif menunjukkan peningkatan konsentrasi produk B.
Persamaan yang menunjukan bagaimana laju reaksi berhubungan dengan kosentrasi disebut
hukum laju atau persamaan laju.
Hukum laju reaksi harus ditentukan dengan eksperimen. Tidak bisa ditulis hanya dengan
melihat persamaan dengan latar belakang pengetahuan kita tentang Hukum Aksi Massa.
Namun, untuk beberapa reaksi elementer pangkat dalam hukum laju mungkin sesuai dengan
koefisien dalam persamaan kimia. Tetapi biasanya pangkat konsentrasi dalam hukum laju
berbeda dengan koefisien.
Orde reaksi didefinisikan sebagai jumlah pangkat konsentrasi dalam hukum laju.
Laju = k
Perbedaan orde reaksi dengan molekularisasi reaksi adalah orde, yaitu jumlah kekuatan dari
konsentrasi dalam hukum laju, nilai yang ditentukan secara eksperimental, dapat memiliki
nilai pecahan, dapat mengasumsikan nilai nol, orde suatu reaksi dapat berubah dengan
kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi. Sengkan molekularitas, yaitu jumlah spesies yang
bereaksi yang mengalami tumbukan simultan dalam reaksi dasar atau sederhana, konsep
teoritis, selalu bilangan bulat, tidak boleh bernilai nol, molekularitas adalah invarian untuk
persamaan kimia.
Reaksi di mana salah satu reaktan hadir dalam kelebihan besar menunjukkan orde yang
berbeda dari orde sebenarnya. Urutan eksperimental yang bukan yang sebenarnya disebut
sebagai urutan semu. Karena untuk reaksi dasar molekularitas dan orde adalah identik, reaksi
orde semu juga dapat disebut reaksi molekul semu.
Persamaan tingkat terintegrasi terbagi atas:
1. Zero order reactions
2. First order reactions
3. Second order reactions
4. Third order reactions
Unit laju konstan terbagi atas:
1. Units of zero order rate constant
2. Units of first order rate constant
3. Units of second order rate constant
4. Units of third order rate constant
Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam waktu paruh atau periode waktu paruh.
Didefinisikan sebagai : waktu yang diperlukan agar konsentrasi reaktan berkurang menjadi
setengah dari nilai awalnya. Dengan kata lain, waktu paruh adalah waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan setengah reaksi.
Setengah reaksi terbagi atas:
1. Calculation of Half-life of a First order Reaction
2. Calculation of Time for Completing any Fraction of the Reaction
3. Half-life for a Second order Reaction
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai
perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi (produk) terhadap satuan waktu. Laju atau
kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan
waktu, yang mana laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi
suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol
kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen,
atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin
memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan
makanan oleh bakteri, dan sebagainya. Kinetika reaksi menggambarkan suatu study secara
kuantitatif tentang perubahan kadar suatu zat terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan
reaksi di tentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan.
Tetapan kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara
kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.
4
MATERI
A. LAJU REAKSI
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan
waktu. Laju reaksi menunjukkan kecepatan reaksi yang terjadi.
Reaksi:
A B
Laju =
Dimana [ ] mewakili konsentrasi dalam mol per liter sedangkan “d” mewakili perubahan
konsentrasi yang sangat kecil. Tanda negatif menunjukkan konsentrasi reaktan A berkurang
sedangkan tanda positif menunjukkan peningkatan konsentrasi produk B.
B. HUKUM LAJU
Pada suhu tetap laju reaksi tertentu tergantung pada konsentrasi reaktan. Hubungan yang
tepat antara konsentrasi dan laju ditentukan dengan mengukur laju reaksi dengan konsentrasi
reaktan awal yang berbeda. Dengan mempelajari banyak reaksi,menunjukkan bahwa laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan, masing-masingkonsentrasi dinaikkan ke
beberapa kekuatan.
Jadi untuk zat A mengalami reaksi:
Untuk reaksi
2A + B produk
5
Laju reaksi terhadap A atau B ditentukan dengan memvariasikan konsentrasi satu reaktan,
menjaga tetap konstan. Dengan demikian reaksi dapat dinyatakan sebagai
Laju = k (2)
Persamaan (1) dan (2) menyatakan hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan.
Persamaan yang menunjukan bagaimana laju reaksi berhubungan dengan kosentrasi disebut
hukum laju atau persamaan laju.
Pangkat (eksponen) konsentrasi n atau m dalam hokum laju biasanya berupa bilangan bulat
(1,2,3) atau pecahan. Konstanta proporsionalitas k disebut konstanta laju reaksi.
(1) Rate =
(2) Rate =
(3) Rate =
(4) Rate =
Hukum laju reaksi harus ditentukan dengan eksperimen. Tidak bisa ditulis hanya dengan
melihat persamaan dengan latar belakang pengetahuan kita tentang Hukum Aksi Massa.
Namun, untuk beberapa reaksi elementer pangkat dalam hukum laju mungkin sesuai dengan
koefisien dalam persamaan kimia. Tetapi biasanya pangkat konsentrasi dalam hukum laju
berbeda dengan koefisien. Jadi untuk reaksi (4) di atas, laju didapat sebanding dengan
meskipun hasil bagi dalam persamaan adalah 2. Untuk NO laju sebanding dengan
dan pangkat '2' sesuai dengan koefisien.
C. ORDE REAKSI
Orde reaksi didefinisikan sebagai jumlah pangkat konsentrasi dalam hukum laju.
Laju = k
6
Rate = 1
Rate = 1+1=2
Rate = 2
Rate = 1+2=3
Reaksi dapat diklasifikasikan menurut urutannya. Jika dalam hukum laju di samping
m + n = 1, itu adalah reaksi orde satu
m + n = 2, itu adalah reaksi orde dua
m + n = 3, itu adalah reaksi orde tiga
D. MOLEKULARITAS REAKSI
Reaksi kimia dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis:
(a) Reaksi dasar adalah reaksi sederhana yang terjadi dalam satu langkah.
(b) Reaksi kompleks adalah reaksi yang terjadi dalam dua tahap atau lebih.
Molekuleritas suatu reaksi elementer didefinisikan sebagai : jumlah molekul reaktan yang
terlibat dalam suatu reaksi.
Jadi molekuleritas dari reaksi elementer adalah 1, 2, 3, dll., sesuai dengan satu, dua atau tiga
molekul reaktan yang berpartisipasi dalam reaksi. Reaksi dasar yang memiliki molekularitas
1, 2 dan 3 masing-masing disebut unimolekular, bimolekuler, dan termolekuler. Dengan
demikian kita memiliki:
(a) Reaksi Unimolekular : (molekularitas=1)
Contoh:
(ii)
Contoh: (i)
(ii)
Sebagian besar reaksi kimia adalah reaksi kompleks. Ini terjadi dalam serangkaian langkah.
Setiap langkah adalah reaksi dasar. Urutan bertahap dari reaksi dasar yang mengubah reaksi
menjadi produk disebut mekanisme reaksi. Dalam mekanisme apa pun, beberapa langkah
akan cepat, yang lain akan lambat. Suatu reaksi dapat berlangsung tidak lebih cepat dari
langkah paling lambatnya. Jadi langkah paling lambat adalah langkah penentu laju reaksi.
Penguraian dari
Step 1
Step 2 +
Step 3
Reaksi keseluruhan
Setiap reaksi dasar memiliki molekuleritasnya sendiri yang sama dengan jumlah molekul atau
atom yang berpartisipasi di dalamnya. Tidak ada artinya memberikan molekuleritas dari
reaksi keseluruhan karena reaksi tersebut terdiri dari beberapa reaksi dasar, masing-masing,
mungkin dengan molekuleritas yang berbeda. Paling-paling dapat dianggap sebagai: jumlah
molekul atau atom yang mengambil bagian dalam langkah penentuan laju.
8
Jadi langkah 2 dalam mekanisme di atas adalah penentu laju dan memiliki molekularitas '2'
yang dapat dianggap sebagai molekuleritas dari reaksi dekomposisi .
dimana reaktan B hadir dalam jumlah besar. Karena ini adalah reaksi elementer, hukum
lajunya dapat ditulis sebagai
laju = k [A] [B]
Karena B terdapat dalam jumlah besar, konsentrasinya praktis tetap konstan selama reaksi
berlangsung. Dengan demikian hukum laju dapat ditulis sebagai
laju = k ′ [A]
9
dimana konstanta laju baru k ′ = k [B]. Jadi orde reaksi yang sebenarnya adalah orde kedua
tetapi dalam praktiknya orde pertama. Oleh karena itu, reaksi dikatakan memiliki orde satu
semu.
Contoh reaksi orde semu :
1) Hidrolisis ester. Misalnya, etil asetat pada hidrolisis dalam larutan berair menggunakan
asam mineral sebagai katalis membentuk asam asetat dan etil alkohol
Di sini kelebihan air yang besar digunakan dan hukum laju dapat ditulis sebagai:
laju =k[ ][ ]
= k ‘[ ]
Reaksi sebenarnya orde kedua tetapi dalam praktiknya ternyata orde pertama. Jadi ini adalah
reaksi orde satu semu.
2) Hidrolisis sukrosa. Sukrosa pada hidrolisis dengan adanya asam mineral encer
menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Jika terdapat kelebihan air yang besar, [ ] praktis konstan dan hukum laju dapat ditulis
sebagai:
laju =k[ ][ ]
= k ‘[ ]
Reaksi meskipun orde kedua secara eksperimental ditemukan orde pertama. Jadi ini adalah
reaksi orde satu semu.
G. PERSAMAAN TINGKAT TERINTEGRASI
1. Zero order reactions
Dalam reaksi orde nol, laju tidak tergantung pada konsentrasi reaksi.
Konsentrasi awal α
Konsentrasi akhir
10
Laju reaksi = =
Atau
Dimana adalah konstanta laju reaksi orde nol, satuannya adalah konsentrasi per satuan
waktu. Dalam reaksi orde nol, konstanta laju sama dengan laju reaksi pada semua
konsentrasi.
2. First order reactions
Misalkan pada awal reaksi (t = 0), konsentrasi A adalah mol/liter. Jika setelah waktu t, x mol
A berubah, konsentrasi A adalah – x. Kita tahu bahwa untuk reaksi orde pertama, laju
reaksi dx/dt berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan. Jadi,
atau (1)
Itegrasi memberikan
Atau (2)
Dimana I adalah integrasi kontan. Konstanta k dapat dievaluasi dengan menempatkan t=0 dan
x= 0
Jadi I = -ln
Atau
11
Ubah ke logaritma biasa
k= log
Nilai k dapat ditemukan dengan mensubstitusi nilai dan ( ) yang ditentukan pada
selang waktu t selama reaksi berlangsung.
Terkadang hukum laju terintegrasi dalam bentuk berikut juga digunakan
k=
di mana x1 dan x2 adalah jumlah yang didekomposisi pada interval waktu t1 dan t2 berturut-
turut dari awal.
Contoh reaksi orde pertama
beberapa reaksi umum yang mengikuti kinetika urutan pertama tercantum di bawah ini:
(1) Dekomposisi N2O5 dalam larutan CCL4. Nitrogen pentoxide dalam larutan karbon
tetraklorida terurai untuk membentuk gas oksigen,
N2O5 2NO2 + O2
Kemajuan reaksi dipantau dengan mengukur volume oksigen berubah dari waktu ke waktu.
Jika vt volume O2 kapan saja T dan v volume akhir oksigen ketika reaksi selesai, v
adalah ukuran konsentrasi awal N2O5 dan (v - vt) adalah ukuran N2O5 ( ) yang belum
selesai.
Dengan demikian,
k= log10
Pada substitusi nilai v , (v - vt) pada interval waktu yang berbeda, t, nilai K ditemukan
konstan. Dengan demikian itu adalah reaksi dari orde pertama.
Contoh soal.
Dari data berikut untuk dekomposisi N2O5 dalam larutan CCL4 pada suhu 48 ° C,
menunjukkan bahwa reaksi adalah urutan pertama.
t 10 15
log =k
Contoh = 34.75
T log =k
H2O2 H2O2 + O
Kemajuan reaksi diikuti oleh titrasi volume campuran reaksi terhadap larutan KMnO 4 standar
pada interval waktu yang berbeda.
Contoh soal.
Solusi H2O2 ketika dititrasi terhadap KMnO4 pada interval waktu yang berbeda memberikan
hasil berikut
t 10 15 20
Volume KMnO4 23.8 ml 14.7ml 9.1ml
Menunjukkan bahwa dekomposisi H2O2 adalah reaksi orde pertama.
Solusi Persamaan
laju terintegrasi untuk reaksi orde pertama adalah
k= log
Karena volume KMnO4 yang digunakan dalam titrasi adalah ukuran konsentrasi H 2O2 dalam
larutan.
= 23,8 ml
13
( ) = 14.7 t = 10
( ) = 9.1 t = 20
k= log k = log
= 0.2303 (log 23.8 – log 14.7) = 0.10165 (log 23.8 – log 9.1)
= 0.2303 (1.3766 – 1.1673) = 0.10165 (1.3766 – 0.9595)
= 0.04820 = 0.04810
Karena nilai k hampir konstan, dekomposisi H2O2 adalah reaksi orde pertama.
3. Second order reactions
2A → produk
Misalkan konsentrasi awal A adalah mol/liter. Jika setelah waktu t, x mol A bereaksi,
konsentrasi A adalah (α – x). Untuk reaksi orde kedua, laju reaksi sebanding dengan kuadrat
konsentrasi reaktan. Jadi,
…(1)
…(2)
Pada integrasi,
…(3)
…(4)
14
Ini adalah persamaan laju terintegrasi untuk reaksi orde kedua.
Contoh
Hidrolisis ester oleh NaOH. Ini adalah reaksi urutan kedua yang khas.
…(1)
Volume asam yang digunakan setiap saat adalah ukuran konsentrasi zat yang tidak bereaksi
pada waktu itu. Oleh karena itu
= 0.0070
15
= 0.0067
= 0.00675
…(1)
…(2)
Pada integrasi,
….(3)
16
1. 2FeCl3 + SnCl2 → 2FeCl2 + SnCl3
2. 2NO ( ) + O2 ( ) → 2NO2
= x
Waktu dapat diberikan dalam hitungan detik, menit, hari atau tahun.
2. Units of first order rate constant
Konstanta laju reaksi orde pertama adalah
k= log
Jadi konstanta laju untuk reaksi orde pertama tidak tergantung pada konsentrasi yaitu
k= x
atau
k = x
= x
= x
17
=
k= x
atau
k = x
= x
= x
I. SETENGAH REAKSI
Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam waktu paruh atau periode waktu paruh.
Didefinisikan sebagai : waktu yang diperlukan agar konsentrasi reaktan berkurang menjadi
setengah dari nilai awalnya. Dengan kata lain, waktu paruh adalah waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan setengah reaksi. Ini diwakili oleh simbol atau .
18
Waktu paruh orde pertama. Konsentrasi reaktan A sebagai fungsi waktu untuk reaksi orde
satu. Konsentrasi turun dari nilai awalnya, , ke /2 setelah satu waktu paruh, ke
/4 setelah waktu paruh kedua, ke /8 setelah waktu paruh ketiga, dan seterusnya. Untuk
reaksi orde pertama, setiap waktu paruh mewakili jumlah waktu yang sama.
1. Calculation of Half-life of a First order Reaction
Persamaan laju terintegrasi untuk reaksi orde satu dapat dinyatakan sebagai:
di mana adalah konsentrasi awal dan [A] adalah konsentrasi setiap saat t. Waktu paruh,
Di sini, konsentrasi awal memiliki 2/3 bereaksi menguranginya menjadi 1/3 Jadi,
Contoh soal.
Senyawa A terurai menjadi B dan C reaksinya orde satu. Pada 25°C konstanta laju reaksi
adalah 0,450 . Berapa waktu paruh A pada 25°C?
Jawab
20
di mana adalah konsentrasi awal dan [A] adalah konsentrasi ketika waktu t telah berlalu.
Ketika satu-setengah waktu telah berlalu.
Atau
untuk ,
Seperti dalam kasus reaksi orde pertama, waktu paruh untuk reaksi orde kedua berbanding
terbalik dengan konstanta laju k. Sementara waktu paruh reaksi orde pertama tidak
tergantung pada konsentrasi awal, waktu paruh reaksi orde kedua tergantung pada konsentrasi
awal. Fakta ini dapat digunakan untuk membedakan antara reaksi orde pertama dan orde
kedua.
Waktu paruh orde kedua. Konsentrasi reaktan A sebagai fungsi waktu untuk reaksi orde
kedua. Perhatikan bahwa setiap waktu paruh dua kali lebih lama dari waktu paruh
21
sebelumnya karena dan konsentrasi A pada awal setiap waktu paruh berturut-
22
KESIMPULAN
1. Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per
satuan waktu.
2. Persamaan yang menunjukan bagaimana laju reaksi berhubungan dengan kosentrasi
disebut hukum laju atau persamaan laju.
3. Orde reaksi didefinisikan sebagai jumlah pangkat konsentrasi dalam hukum laju.
4. Molekuleritas suatu reaksi elementer didefinisikan sebagai : jumlah molekul reaktan
yang terlibat dalam suatu reaksi.
5. Reaksi di mana salah satu reaktan hadir dalam kelebihan besar menunjukkan orde
yang berbeda dari orde sebenarnya adalah reaksi orde semu
6. Unit la Persamaan tingkat terintegrasi terbagi atas: zero order reactions, first order
reactions, second order reactions, dan third order reactions
7. ju konstan terbagi atas: units of zero order rate constant, units of first order rate
constant, units of second order rate constant, dan units of third order rate constant
8. Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setengah reaksi
23
DARTAR PUSTAKA
Bhal,B,S., Tuli, G. D., dan Bhal, A. 2004. Essential of Phisichal Chemistry. New Delhi: S,
Chand & Company Ltd
Goldberg. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga
Suminar dan Petrucci. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB
24
BIODATA
25