DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN S.1 TEKNIK SIPIL
ABDUL SALAM NIM. 08090150
HASBYULLAH AS NIM. 0809015030
JERRY FEBRIAN NIM. 08090150
LISA MOLIDA NIM. 0809015046
MIRSA BAYU NIM. 08090150
MISNAWATI MEGASARI NIM. 08090150
Lembar Pengesahan……………………………………………………... i
Daftar isi………………………………………………………………… ii
BAB. 1 Pendahuluan............................................................................... 1
1.1 Latar belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan percobaan...................................................................... 2
BAB. 2 Tinjauan Pustaka....................................................................... 3
BAB. 3 Metodologi Percobaan............................................................... 9
3.1 Alat dan bahan........................................................................... 9
3.2 Prosedur percobaan................................................................... 9
BAB. 4 Hasil dan Pembahasan.............................................................. 11
4.1 Hasil pengamatan....................................................................... 11
4.2 Reaksi dan Perhitungan............................................................... 11
4.3 Pembahasan................................................................................. 12
BAB. 5 Penutup....................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan................................................................................. 15
5.2 Saran............................................................................................ 15
Daftar Pustaka........................................................................................... 16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses industri yang melibatkan adanya reaksi kimia memerlukan
peranan ilmu kimia yang memberi dasar untuk mengatur agar suatu proses
industri dapat menghasilkan bahan industri sebanyak-banyaknya dalam waktu
sesingkat-singkatnya. Disisi lain, terdapat reaksi kimia yang dikehendaki berjalan
lambat, misalnya bagaimana agar buah tidak cepat membusuk, memperlambat
proses pembusukan makanan dan bagaimana memperlambat perkaratan logam.
Masalah diatas adalah permasalahan bagaimana mempercepat suatu
reaksi berlangsung dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam ilmu kimia
dikenal dengan nama laju reaksi yaitu cepat lambatnya suatu reaksi itu
berlangsung atau perubahan konsentrasi pereaksi persatuan waktu. Untuk
mempercepat laju reaksi, dalam ilmu kimia dikenal dengan adanya teori
tumbukan yaitu mengenai percepatan tumbukan antar molekul, konsentrasi yaitu
banyaknya kandungan zat. Luas permukaan yaitu berupa serbuk dengan
penampang luas yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi, suhu yaitu
semakin tinggi suhu maka semakin cepat pula reaksi berlangsung dan yang
terakhir adalah katalisator yaitu zat yang dapat mempercepat suatu reaksi tanpa
mengalami perubahan yang berarti dan tidak kekal.
Percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dalam perubahan laju reaksi. Sebagai contoh perubahan
suhu dalam laju reaksi. Pada percobaan ini diselidiki apakah dengan
bertambahnya suhu laju reaksi suatu campuran akan ikut meningkat atau
sebaliknya begitu pula dengan bertambahnya konsentrasi.
1.2 Tujuan Percobaan
− Mengetahui seberapa besar pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
− Mengetahui seberapa besar pengaruh suhu terhadap laju suatu reaksi
− Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Cepat lambatnya suatui reaksi berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi
dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan
waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol perliter, tetapi untuk reaksi fase
gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan, seperti Atmosfer (atm),
millimeter merkorium (mmHg) atau pascal (Pa). satuan waktu dapat detik, menit,
jam, hari, bulan bahkan tahun bergantung pada reaksi itu berjalan cepat atau lambat.
Dapat dirumuskan sebagai berikut.
perubahan konsentrasi
Laju reaksi =
satuan waktu
Untuk mengukur laju reaksi, perlu menganalisis secara langsung maupun tak
langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi yang tersisa
setelah penggal-penggal waktu tertentu.
Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi
hasil reaksi (produk), yang dinyatakan dalam persamaan reaksi:
Pereaksi (reaktan) hasil reaksi (produk)
Seperi halnya contoh diatas, maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya
jumlah pereksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi
untuk setiap satuan waktu.
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai
konsentrasi molar atau molaritas (M). Dengan demikian maka laju reaksi menyatakan
berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi
setiap satuan waktu. Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam satuan mol.dm -
3
.det-1 atau mol/Liter detik. Satuan mol dm-3 atau molaritas, merupakan satuan
konsentrasi larutan.
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia.
Dengan cara fisika, penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak langsung yaitu
berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran,
misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas). Adsorpsi cahaya dan lainnya.
Penentuan secara kimia dilakukan dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba
(reaksi dibekukan). Setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya
ditentukan dngan metode analisis kimia.
Dalam laju reaksi dikenal juga laju reaksi sesat, yaitu laju reaksi rata-rata
yang dihitung dalam selang waktu yang berbeda-beda dan diperlukan perhitungan
laju reaksi yang berlaku dalam setiap saat. Lajureaksi juga dapat ditentukan melalui
cara grafik. Laju reaksi sesaat merupkan gradient dari kurva antara waktu dengan
perubahan konsentrasi pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu, terdapat suatu
bilangan tetap yang merupakan angka faktor perkalian terhadap konsentrasi yang
disebut sebagai tetapan laju reaksi (K). dengan demikian, laju reaksi sesaat secara
umum dapat dinyatakan sebagai :
Laju reaksi ≈ K [Konsentrasi Zat]
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan
penambahan kristal MnO2 kedalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung
dengan lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO3 terurai
ternyata MnO2 masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO2
disebut sebagai katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa
dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin akan terlibat
dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi
setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh kembali dalam jumlah
yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya
reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih
rendah dari pada jalur reaksi yang biasa ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa
katalisator berperan dalam menurunkan energi aktivasi. Ada dua cara yang
dilakukan katalisator dalam mempercepat reaksi kimia :
2. Pengaruh suhu
No Suhu Waktu
1. 400C 10,43
2. 290C 19,65
4.2 Perhitungan
1. Pengaruh konsentrasi
Na2S2O3 + 2HcL
Jadi nilai K = 2,67 mol-1 dm-3 det-3
V = 0,008
2. Pengaruh suhu
NO Na2S2O3 HCl t(s) V
1. 0,003 0,005 34 0,03
2. 0,003 0,010 25 0,04
3. 0,003 0,015 20 0,05
V1 k1 [Na2S2O3]m[HCl]n V2 k2 [Na2S2O3]m[HCl]n
= =
V2 k2 [Na2S2O3]m[HCl]n V3 k3 [Na2S2O3]m[HCl]n
4.3 Pembahasan
Pada prinsipnya laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu.
Dari hasil percobaan dapat kita lihat bahwa semakin besar konsentrasi
suatu zat, maka semakin cepat pula reaksi kimia yang berlangsung. Hal ini dapat
dilihat pada saat konsentrasi 0,5 M maka waktu yang diperlukan adalah 21 detik.
Sedangkan pada konsentrasi 1 M dan 1,5 M waktu yang diperlukan adalah 20,27
detik dan 19,53 detik.
Dari hasil percobaan dapat kita lihat bahwa semakin besar suhu suatu zat
maka semakin cepat pula reaksi kimia berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada suhu
400C , maka waktu yang diperlukan adalah 10,53 detik. Sedangkan pada suhu 290C
waktu yang diperlukan adalah 19,65 detik. Kenaikan suhu akan menyebabkan makin
cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak sehingga memperbesar kemungkinan
terjadi tumbukan sehingga mengakibatkan reaksi kimia dapat berlangsung.
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi :
1. Luas Permukaan sentuh.
Dalam reaksi
50
3M 2M 1M
40
Suhu (0C)
30
20
10
10 20 30 40
waktu (s)
konsentrasi
2M
1M
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Laju reaksi dapat ditentukan dengan membandingkan antara laju reaksi
suatu percobaan. Nilai laju reaksi pada percobaan ini adalah :
A. Pengaruh konsentrasi
Konsentrasi V
1M 0,008
2M 0,0086
3M 0,0106
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfeller, Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.
Sukardjo. 1989. Kimia Fisika. PT. Bineka Cipta : Jakarta.
Wood Charles. 1996. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta.