Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung
per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan
tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat,
sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.
Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Definisi formal
2Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
o 2.1Luas permukaan sentuh
o 2.2Suhu
o 2.3Katalis
o 2.4Molaritas
o 2.5Konsentrasi
3Persamaan laju reaksi
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-
Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi
katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu
sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik
yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi,
terbuat dari platina dan rodium.
Molaritas[sunting | sunting sumber]
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu
zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada
molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada
molaritas yang tinggi.
Konsentrasi[sunting | sunting sumber]
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi, maka semakin banyak molekul reaktan yang
tersedia, dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak
juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi,
semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]
dengan:
V = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
m = Orde reaksi zat A
n = Orde reaksi zat B
Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi
Laju Reaksi Kimia adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau bertambahnya
jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
Laju reaksi kimia adalah suatu ukuran perubahan konsentrasi reaktan atau produk reaksi per
satuan waktu.
Laju reaksi kimia dapat ditentukan dengan mengukur berkurangnya jumlah reaktan yang bereaksi
atau pertambahan jumlah produk yang terbentuk tiap satuan waktu tertentu.
Menurutmu, manakah yang akan lebih cepat larut, satu bongkah garam atau satu sendok garam halus?
Ketika kamu melarutkan satu bongkah garam dan satu sendok garam halus masing-masing ke dalam
segelas air, maka garam halus akan lebih cepat larut dibandingkan garam bongkahan. Hal ini dikarenakan
ukuran butiran garam halus lebih kecil dari ukuran bongkahan garam.
Kapur yang halus akan lebih cepat larut daripada kapur yang masih berbentuk bongkahan.
Mengapa demikian?
Ukuran materi zat yang bereaksi sangat memengaruhi luas permukaan bidang sentuh antar reaktan.
Oleh karena serbuk kapur ukurannya sangat kecil, serbuk kapur mempunyai luas bidang sentuh yang lebih
luas dibandingkan batu kapur sehingga larutan asam sulfat akan lebih mudah bereaksi dengan serbuk kapur
dibandingkan dengan kapur yang masih berbentuk bongkahan.
Semakin luas permukaan suatu reaktan maka laju reaksinya semakin cepat. Reaktan yang berwujud cair
dan gas sulit untuk diperluas bidang sentuhnya. Yang dapat dilakukan adalah memperbesar
konsentrasinya.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah proses pengunyahan makanan. Hal ini merupakan upaya
memperluas permukaan sehingga memudahkan proses penguraian.
Nah, dapatkah kamu memberikan contoh lain yang membuktikan bahwa ukuran zat berpengaruh terhadap
kecepatan reaksi?
Pemberian kalor atau pemanasan pada suatu reaksi kimia memengaruhi laju reaksi.
Pada reaksi eksoterm bila suhu tinggi reaksi menjadi lambat, sedangkan pada reaksi endoterm, bila
suhu tinggi reaksi menjadi cepat.
Dalam reaksi endoterm, pada suhu tinggi, partikel-partikel zat akan bergerak lebih cepat daripada suhu
rendah. Hal inilah yang menyebabkan reaksi kimia berjalan lebih cepat. Reaksi kimia terjadi ketika
molekul-molekul dan atom-atom bertumbukan.
Menaikkan suhu berarti menaikkan energi kinetik partikel, sehingga partikel tersebut bergerak lebih cepat
dan lebih sering bertumbukan. Inilah sebabnya mengapa laju reaksi pada reaksi endoterm lebih cepat pada
suhu yang tinggi.
Apa yang terjadi jika buah-buahan dan sayuran dibiarkan di tempat terbuka? Buah dan sayuran segar jika
dibiarkan di tempat terbuka lama kelamaan akan layu dan akhirnya membusuk.
Untuk mengatasi masalah ini maka sayuran dan buah dimasukkan dalam lemari es. Suhu rendah dapat
menghambat aktivitas mikroba penyebab busuk, sehingga laju reaksi pembusukan pada sayur dan buah
dapat dihambat.
Jadi dapat dikatakan suhu lebih tinggi mempercepat reaksi pembusukan pada buah dan sayuran.
c. Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi
Beberapa reaksi berlangsung secara lambat meskipun suhu tinggi dan kontak antara zat yang bereaksi
intensif. Dalam kasus seperti ini, zat lain yang tidak terlibat dalam reaksi dapat mempercepat perubahan
kimia. Zat lain ini disebut katalis.
Katalis umumnya zat padat, tetapi dapat juga berupa zat cair atau gas. Katalis mengubah laju reaksi, tetapi
tidak memengaruhi hasil reaksi. Hal ini dapat dituliskan:
A + B + Z → AB + Z
Jika zat A direaksikan dengan zat B dengan katalis Z, maka pada akhir reaksi diperoleh produk reaksi AB
dan katalis Z.
Berbagai katalis dipergunakan untuk mengubah laju bermacam-macam reaksi. Sel-sel hidup mempunyai
katalis reaksi yang disebut enzim yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia di dalam sel.
Enzim hanya dapat bekerja dengan baik pada keadaan tertentu misalnya suhu dan tingkat keasaman
tertentu. Contoh enzim amilase yang berada dalam air ludah sebagai katalis dari pereaksi pati yang
menghasilkan produk reaksi maltosa.
Ahli kimia sering menggunakan katalis. Kadang-kadang, ditambahkannya sedikit saja katalis pada zat-zat
yang bereaksi.
Misalnya, menggabungkan serbuk nikel yang halus dengan minyak biji kapas agar minyak itu bereaksi
dengan hidrogen untuk menghasilkan lemak padat yang dipergunakan sebagai bahan penyusut atau
dipergunakan untuk pembuatan sabun.
Campuran udara dan belerang dioksida yang melalui katalis serbuk platina akan bereaksi dengan cepat dan
menghasilkan belerang trioksida (SO3).
http://www.duniapendidikan.net/2016/09/pengertian-dan-contoh-laju-reaksi-serta-faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-laju-reaksi-kimia.html
PEMBAHASAN
a. Kemolaran
Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol zat
terlarut dalam 1 liter larutan .Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut
dibagi volume (v) larutan. Kemolaran (Molaritas) dinyatakan dengan lambang M, adalah
jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
M = n/V
M = gr/mr x 1000/mL
M = gram/mr x L M= ( % x p x 10 ) x 1/M
Pengenceran larutan :
Larutan pekat (mempunyai kemolaran besar) dapat diencerkan dengan menambah
volum pelarut, sehingga akan diperoleh larutan yang lebih encer (kemolarannya kecil).
pada pengenceran berlaku rumus :
V = selisih M / t
Keterangan :
V = Laju Reaksi
K = tetapan laju reaksi
[ ] = konsentrasi zat
X = orde/tingkat reaksi terhadap A
Y = orde/tingkat reaksi terhadap B
x+y = orde/tingkat reaksi keseluruhan
Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih
banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.
“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan
dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan”.
Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan
konsentrasi reaktan.
Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:
3.Suhu
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi
kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakn banyaknya
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan
Hubungan ini ditetapkan dari suatu percobaan, misal diperoleh data sebagai berikut:
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam
reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama:
katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam
fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis
homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi
(atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan
katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi
dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang
selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang
memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C
melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh
reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C → AB + C
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta
yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang
paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa
sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan
yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium. 4. Molaritas Molaritas adalah
banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju
reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu
reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan
berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi
dengan molaritas adalah: V = k [A]m [B]n dengan: • • • • V = Laju reaksi k =
Konstanta kecepatan reaksi m = Orde reaksi zat A n = Orde reaksi zat B
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi
terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media
reaksi saja
f. ORDE REAKSI
o Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi.
A+B→C
V = k [A]m [B]n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
Orde reakasi total = m + n
jawab
g. Teori Tumbukan
Tumbukan yang menghasilkan zat baru adalah tumbukan efektif. Tumbukan efektif dapat dicapai
jika
1. Molekul-molekul memiliki energi yang cukup agar dapat mulai bereaksi
dengan memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu sendiri ikatan kimianya
akan putus karena tumbukan dari molekul lain lawan. Energi yang diperlukan ini
dinamakan energi aktivasi (Ea), yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan
oleh suatu zat untuk memulai reaksi.
2. Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran, sehingga ikatan kimia
lawan dan molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia
memerlukan 2 hal penting, yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang tepat.
Perhatikan gambar di atas, walaupun energi cukup, namun jika posisinya tidak
tepat, tidak semua energi mengenai ikatan, sehingga terjadi pemborosan energi.
Sebaliknya walaupun posisinya tepat mengenai sasaran, namun jika energi
molekul belum mencapai Ea, tumbukannya akan pelan, sehingga gaya tarik pada
ikatan kimia tidak dapat diputus.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjalasan diatas dapat disimpulkan :
1. Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
terhadap perubahan waktu
2. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan
lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan. ,“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan
laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui
percobaan”. Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju
perubahan konsentrasi reaktan.
http://kimiacerdas.blogspot.co.id/2012/11/koloid.html
Dalam kehidupan sehari-sehari kita selalu menjumpai daan bahkan mereaksikan reaksi kimia itu
sendiri. Reaksi –reaksi tersebut ada yang berlangsung dengan sangat cepat
seperti reaksi antara logam Natrium (Na) dengan air, dan ada juga yang berlangsung dengan
sangat lambat seperti perkaratan logam besi. Dari reaksi-reaksi itu dapat juga kita amati bahwa
suatu zat tidak dapat bereaksi dengan zat lain pada suhu biasa seperti karbon (arang kayu)
dengan oksigen, tetapi bila dipanaskan maka reaksi akan segera terjadi. Demikian juga bila kita
campurkan gas hidrogen dengan gas oksigen tidak segera bereaksi, tetapi bila campuran itu
diberi panas atau kedalamnya ditambahkan serbuk Platina maka reaksi akan segera terjadi dan
menimbulkan ledakan.
seperti : suhu, sifat zat yang bereaksi, katalis dan lain-lain. Pengetahuan tentang laju reaksi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting karena dapat diterapkan dalam berbagai
hal, misalnya : Pada industri pupuk, pengetahuan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi sangat diperlukan untuk menghemat biaya pada proses pembuatan ammoniak (NH3)
misalnya pada gerak sesuatu yang terjadi adalah perubahan jarak dalam selang waktu tertentu.
Sesuatu yang dapat kita amati adalah perubahan jumlah partikel pereaksi dan hasil
reaksi, yaitu makin berkurangnya jumlah partikel pereaksi dan makin bertambahnya jumlah
partikel hasil reaksi. Jumlah partikel pereaksi dan hasil reaksi dalam hal ini dinyatakan dalm
Jadi Laju Reaksi adalah : Berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi hasil
Perubahan konsentrasi A dan B menjadi produk C dan D dapat dilihat pada grafik di bawah in.
Pada reaksi di atas : Laju berkurangnya konsentrasi A tidak sama dengan laju
berkurangnya konsentrasi B, demikian juga laju bertambahnya konsentrasi C tidak sama dengan
Dari koefisien reaksi nampak bahwa setiap kebutuhan 1 mol A, maka B yang
laju reaksi
Jika laju pengurangan H2O2 adalah 0,2 M per detik, berapakah laju bertambahnya gas O2 ?
Jawab :
VH2O2 : VO2 = 2 : 1
= ½ x 0,2 M det-1
= 0.1 M det-1
Laju reaksi sangat dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Hasil pengamatan menunjukkan
makin besar konsentrasi pereaksi maka laju reaksi semakin besar dan sebaliknya makin kecil
Dengan demikian dapt disimpulkan bahwa : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
pereaksi.
Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematika yang disebut Hukum Laju
k = Tetapan laju reaksi, harga bersifat khas dan hanya bergantung pada
Orde (tingkat) reaksi adalah tingkat ketergantungan laju reaksi terhadap perubahan
konsentrasi. Jika x=1, menunjukkan reaksi orde pertama terhadap zat A, jika x=2, reaksi
merupakan reaksi orde ke dua terhadap zat A, dan jika y=2 berarti reaksi adalah reaksi orde ke
dua terhadap zat B dan seterusnya. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif,nol ataupun
bilangan pecahan, namun umumnya reaksi kimia selalu memiliki orde reaksi yang berupa
Orde reaksi tidak ada hubungannya dengan koefisien reaksi. Jika kebetulan orde reaksi
sama dengan koefisien reaksinya, artinya x=p dan y=q, maka reaksi seperti ini disebut Reaksi
Elementer
Contoh : Data hasil percobaan reaksi gas Nitrogen oksida dengan gas Hidrogen pada suhu
ke
(M) (M) M det-1
Dari percobaan 1, 2 dan 3, [NO] dibuat tetap sedangkan [H2] diperbesar sebesar 2 kali dari
semula, ternyata laju reaksi naik dua kali, berarti laju reaksi berbanding lurus dengan [H2]
diturunkan/diperkecil sebesar dua kali dari semula, ternyata laju reaksi turun sebesar 4 kali. Jadi
pada [H2] tetap maka laju reaksi berbanding lurus dengan kwadrat [NO]. Jadi laju reaksi (V) ≈ k
[NO]2
reaksi adalah :
V = k [NO]2 [H2]
V = k [NO]2 [H2]
Pada reaksi orde nol, perubahan konsentrasi tidak mempengaruhi laju reaksi. Dengan
demikian harga laju reaksi sama dengan konstanta laju reaksi (k) Persamaan laju reaksi : v =
k [A]0 = k
reaksi orde satu
Pada reaksi orde satu, persamaan laju reaksi adalah bentuk persamaan linier , sehingga
setiap perubahan konsentrasi satu kali, laju reaksi naik sebesar satu kali dan setiap perubahan
konsentrasi dua kali, laju reaksi juga naik dua kali Persamaan laju reaksi : v = k [A]1 = k [A]
setiap perubahan konsentrasi satu kali, laju reaksi naik satu kali, perubahan konsentrasi dua
kali, laju reaksi akan naik sebesar empat kali dan seterusnya. Persamaan laju reaksi : v = k [A]2
Pada reaksi orde negatif dua, persamaan laju reakasi berbanding terbalik dengan kuadrat
Orde reaksi setengah merupakan kebalikan dari reaksi orde dua, dimana harga laju
reaksi merupakan akar dari konsentrasi zat Persamaan laju reaksi : v = k [A]½
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU
REAKSI
Reaksi Kimia dapat berlangsung dengan laju yang berbeda-beda, ada yang cepat dan ada
yang lambat tergantung pada jenis pereaksi, situasi dan kondisi reaksi kimia itu sendiri.
Tembaga, Alkohol sangat mudah terbakar sedangkan Air tidak dapat terbakar. Dari uraian di
atas jelas bahwa laju reaksi sangat tergantung pada sifat zat pereaksi.
b. Konsentrasi.
Pada umumnya reaksi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi lebih besar,
dan sebaliknya reaksi akan lebih lambat jika konsentrasi pereaksi lebih kecil. sebagai
contoh hasil percobaan antara reaksi gas Hidrogen dengan gas Nitrogen monoksida
Berdasarka data hasil eksperimen di atas dapat dilihat bahwa laju reaksi bertambah dengan
pertambahan konsentrasi gas Hidrogen pada konsentrasi gas NO yang tetap, demikian juga
pada konsentrasi gas H2 yang tetap, laju reaksi bertambah pada setiap pertambahan konsentrasi
gas NO
c. Temperatur
Pengaruh temperatur sangat besar terhadap laju reaksi. Umumnya setiap
kenaikan temperatur 100C akan menyebabkan laju reaksi bertambah besar 2 atau 3 kali.
Kenaikan temperatur 1000C menyebabkan laju reaksi bertambah sebesar 210 kali, namun
keadaan ini bukan merupakan aturan baku, pengaruh kuantitatif dari perubahan temperatur
Sebagai contoh, Gula akan lebih mudah larut dalam air panas tetapi agak sukar larut
persamaan ini dapat diubah dengan mengalikan logaritma natural (ln) di kedua sisi, sehingga
diperoleh :
d. Luas permukaan
Reaksi dalam sistim heterogen dapat terjadi pada bidang permukaan zat-zat yang bereaksi.
Oleh karena itu semakin halus zat-zat yang bereaksi ( semakin luas bidang permukaannya ),
akan semakin cepat reaksinya. Sebagai contoh, dalam jumlah yang sama garam halus akan
lebih cepat larut dalam air bila dibandingkan dengan garam kasar yang dilarutkan dalam air yang
sama
e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mengubah laju reaksi tanpa mengalami perubahan
secara kimiawi di akhir reaksi. Katalis yang mempercepat laju reaksi disebut katalispositif atau
lebuh umum disebut Katalis, sedangkan katalis yang memperlambat laju reaksi
disebut katalis negatif atau lebih umum disebut Inhibitor. Katalis dapat dibedakan atas
katalis Anorganik dan Katalis Organik yang disebut Biokatalis atau Enzim. beberapa contoh katalis
dan kegunaannya :
Organik
Renin Penggumpalan susu pada pembuatan keju
Enzim dari ragi Pada industri makanan dan industri minuman bir
TEORI TUMBUKAN.
Pada fase gas atau cair, molekul-molekul zat pada mediumnya akan bergerak bebas. Bila
kita campurkan dua jenis zat yang berbeda ( misalnya zat A2 dan B2 ), maka akibat gerakan
molekul-molekul zat A2 dan B2 yang bebas suatu saat akan menimbulkan tumbukan dan
tumbukan ini akan mengakibatkan putusnya ikatan-ikatan pada molekul A2dan B2, dan kemudian
Jadi reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan antar molekul-molekul pereaksi, namun
tidak semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi, hanya tumbukan yang efektif dapat
menghasilkan reaksi.
Agar tumbukan efektif maka molekul-molekul pereaksi harus memenuhi syarat yaitu :
Diperoleh harga tetapan laju reaksi hasil pengukuran sebesar 0,16 kali tetapan laju
reaksi hasil perhitungan. ini membuktikan bahwa tidak semua tumbukan menghasilkan
Agar molekul Cl2 dapat terpisah maka dua molekul NOCl harus saling mendekat sedemikian
rupa sehingga atom klorin dari kedua molekul NOCl berdekatan. Dengan demikian frekuensi
tumbukan harus memperhitungkan faktor sterik P ( dalam hal ini 0,16 ) sebab hanya tumbukan
yang terjadi dengan orientasi yang benar yang akan menghasilkan reaksi.
tumbukan
reaksi bimolekuler dari dua unsur A dan B. Perbandingan tetapan laju reaksi hasil
perhitungan dan yang diperkirakan menghasilkan nilai-nilai seperti dalam tabel di bawah ini.
Semakin besar dan semakin rumit molekul yang bertumbukan makin kecil faktor
sterik P, sebab semakin sedikit fraksi tumbukan efektif yang menghasilkan reaksi
pereaksi yang lain, sehingga untuk mengimbangi gaya tolak ini masing-masing molekul
harus memiliki energi yang cukup agar dapat menembus awan elektron molekul tersebut.
Bila suatu reaksi tidak berlangsung pada suhu tertentu, berarti tumbukan yang terjadi belum
efektif, dengan menaikkan suhu maka energi kinetik partikel-partikel pereaksi akan bertambah
sehingga tumbukan akan menjadi efektif. Setiap molekul-molekul mempunyai energi kinetik yang
berbeda, pada suhu yang lebih tinggi fraksi molekul yang mencapai energi minimum tertentu
tumbukan efektif
Harga energi aktivasi sangat erat hubungannya dengan tetapan jenis reaksi (k), makin besar
energi aktivasi, makin kecil tetapan jenis reaksi (k) berarti semakin sukar reaksi
berlangsung
Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang bagaimana suatu
reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori tersebut kecepatan reaksi antara dua jenis molekul A
dan B sama dengan jumiah tumbukan yang terjadi per satuan waktu antara kedua jenis molekul
tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi persatuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan
konsentrasi B.
Jadi makin besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah tumbukan
yang terjadi.
-tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus
dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak dapat menghasilkan reaksi. Reaksi
hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih besar atau sama dengan energi pengaktifan
(Ea).
- molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak sama
Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh teori keadaan transisi atau teori laju reaksi absolut.
Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh molekul-molekul
yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk). Keadaan tersebut dinama-
A + B → T* --> C + D
dimana:
BERIKUT
Dari diagram terlibat bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi keadaan awal
sampai dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti bahwa molekul-molekul pereaksi
harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi pengaktifan (Ea) agar dapat mencapai
Catatan :
energi pengaktifan (= energi aktivasi) adalah jumlah energi minimum yang dibutuhkan oleh
sesungguhnya terjadi. Dalam banyak hal persamaan rekais ini menyatakan jumlah dari
sederetan reaksi sederhana yang sering disebut tahapan reaksi, karena reaksi-reaksi sederhana
disebut mekanisme reaksi.sebagai contoh mrkanismer reaksi mari kita lihat reaksi antara nitrogen
2NO(g) + O2 → 2NO2(g)
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hasil reaksi tidak terbentuk langsungdari tumbukan dua
molekul NO dengan satu molekul O2, karena N2O2 terdeteksi selama reaksi berlangsung, oleh
karena itu kita dapat menganggap bahwa reaksi yang sebenarnya berlangsung dalam dua tahap
Tahap 1. NO + NO → N2O2
Jadi dalam suatu reaksi kimia, berlangsungnya suatu reaksi dari keadaan semula (awal) sampai
Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa tiap 1 molekul O2 bereaksi dengan
4 molekul HBr.
Suatu reaksi baru dapat berlangsung apabila ada tumbukan yang berhasil antara molekul-
molekul yang bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4 molekul HBr dengan 1 molekul O2 kecil
sekali kemungkinannya untuk berhasil. Tumbukan yang mungkin berhasil adalah tumbukan
antara 2 molekul yaitu 1 molekul HBr dengan 1 molekul O2. Hal ini berarti reaksidi atas harus
------------------------------------------------------ +
Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan berlangsungnya reaksi tersebut
ditentukan oleh kecepatan reaksi pembentukan HOOBr yaitu reaksi yang berlangsungnya paling
lambat.
Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut "mekanisme reaksi" dan
lambatdalam mekanisme reaksi. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap penentu kecepatan reaksi.
http://www.mataduniakami.id/2016/03/laju-reaksi-kimia.html
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin ce
reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinb
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.
C. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu mak
energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak moleku
yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapa
mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matem
hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k)terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:
D. KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepat
reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang
permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah
yang sama seperti sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperk
energi pengaktifansuatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya
energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0177%20Kim%201-5e.htm
Laju Reaksi
Category: Kimia 11 SMA
Sehingga
V = k [A]x[B]y = k [A]2[B]1 = k [A]2[B]
Soal No. 2
Dari reaksi:
2 NO(g) + 2H2(g) → N2(g) + 2H2O(g)
diperoleh data percobaan sebagai berikut:
Konsentrasi (M)
Nomor Percobaan Laju reaksi (M.det-1)
NO H2
Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO, bandingkan ν2 terhadap ν1
Sehingga
V = k [NO]x[H2]y = k [NO]1[H2]1= k [NO][H2]
Soal No. 3
Laju reaksi dari suatu gas dinyatakan sebagai ν = k [A][B]. Tentukan perbandingan laju
reaksinya dibandingkan terhadap laju reaksi mula-mula jika:
a) volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/2 volum semula
b) volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/4 volum semula
Pembahasan
a) volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/2 volum semula
Artinya, konsentrasi larutan menjadi 2 kali semula. Sehingga
Soal No. 4
Data hasil percobaan laju reaksi:
2NO (g) + 2H2 (g) → N2 (g) + 2H2 (g) + 2H2O (g)
Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO
Soal No. 5
Data percobaan untuk reaksi A + B → AB adalah sebagai berikut:
0,1 0,05 20
0,1 0,05 20
Orde reaksi B, lihat data [A] yang sama angkanya (0,1), yaitu dari data pertama dan
ketiga, ambil data [B] disampingnya:
0,1 0,05 20
Jika persamaan kecepatan reaksinya adalah v = k [A][B]2 maka reaksi tersebut termasuk
reaksi tingkat ke....
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Pembahasan
Bentuk umumnya:
v = k [A]x [B]y
Soal No. 7
Pada suhu 273°C, gas brom dapat bereaksi dengan gas nitrogen monoksida menurut
persamaan reaksi:
Laju reaksi bila konsentrasi gas NO = 0,01 M dan gas Br2 = 0,03 M adalah...
A. 0,012
B. 0,36
C. 1,200
D. 4,600
E. 12,00
(Laju Reaksi - Un Kimia 2010 P04)
Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO
Diperoleh
Diperoleh
Persamaan lajunya
Bandingkan v4 terhadap v1
Soal No. 8
Nitrogen oksida, NO, bereaksi dengan hidrogen membentuk dinitrogen oksida N 2O dan uap
air menurut persamaan:
Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO
Soal No. 9
Setiap 15°C laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat dari mula-mula. Jika pada suhu 30°C
reaksi berlangsung 12 menit, tentukan waktu reaksi pada suhu 75°C!
Pembahasan
Jika laju reaksi menjadi n kali setiap kenaikan suhu a°C maka hubungan laju reaksi pada
suhu T1 dan pada suhu T2 adalah
Data soal:
a = 15°C
n = 2 kali
T1 = 30°C
T2 = 75°C
ΔT = 75°C − 30°C = 45°C
t1 = 12 menit
t2 =......
Dengan rumus yang kedua
Soal No. 10
Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan 20°C. Jika pada
suhu 30°C suatu reaksi berlangsung 3 menit, maka pada suhu 70°C reaksi akan
berlangsung selama....
A. 1/3 menit
B. 2/3 menit
C. 1 menit
D. 4 menit
E. 12 menit
(Laju reaksi - ebtanas 1992)
Pembahasan
Data:
a = 20°C
n=3
ΔT = 70 − 30 = 40°C
t1 = 3 menit
t2 =.....
Bisa juga dengan bentuk lain dari rumus mencari waktu reaksi,
Kecepatan Reaksi
Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi
zat lain dalam setiap satuan waktu.
mM + nNUntuk reaksi: aA + bB
maka kecepatan reaksinya adalah:
1 (dA) 1 d(B) 1 d(M) 1 d(N)
V = - ------- = - ------- = + -------- = + ----------
a dt b dt m dt n dt
dimana:
- 1/a . d(A) /dt = rA = kecepatan reaksi zat A = pengurangan konsentrasi zat A per
satuan wakru.
- 1/b . d(B) /dt = rB = kecepatan reaksi zat B = pengurangan konsentrasi zat B per
satuan waktu.
- 1/m . d(M) /dt = rM = kecepatan reaksi zat M = penambahan konsentrasi zat M per
satuan waktu.
- 1/n . d(N) /dt = rN = kecepatan reaksi zat N = penambahan konsentrasi zat N per
satuan waktu.
Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup besar.
Dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan
berkurang pula kecepatannya.
Secara umum kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
V = k(A) x (B) y
dimana:
V = kecepatan reaksi
k = tetapan laju reaksi
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap zat B
(x + y) adalah orde reaksi keseluruhan
(A) dan (B) adalah konsentrasi zat pereaksi.
Orde Reaksi
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya
dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus
kecepatan reaksi :
v = k (A) (B) 2
persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan
merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah
reaksi orde 3.
Contoh soal:
2NOBr(g)Dari reaksi 2NO(g) + Br2(g)
dibuat percobaan dan diperoleh data sebagai berikut:
No. (NO) mol/l (Br2) mol/l Kecepatan Reaksi
mol / 1 / detik
1. 0.1 0.1 12
2. 0.1 0.2 24
3. 0.1 0.3 36
4. 0.2 0.1 48
5. 0.3 0.1 108
Pertanyaan:
a. Tentukan orde reaksinya !
b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !
Jawab:
a. Pertama-tama kita misalkan rumus kecepatan reaksinya adalah V = k(NO)x(Br2)y
: jadi kita harus mencari nilai x den y.
Untuk menentukan nilai x maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap Br2
tidak berubah, yaitu data (1) dan (4).
Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya naik
4 kali maka :
x = 2 (reaksi orde 2 terhadap NO)2x = 4
Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO
tidak berubah yaitu data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br2 naik 2 kali,
sedangkan kecepatan reaksinya naik 2 kali, maka :
y = 1 (reaksi orde 1 terhadap Br2)2y = 2
Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang
bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori tersebut kecepatan reaksi
antara dua jenis molekul A dan B sama dengan jumiah tumbukan yang terjadi per
satuan waktu antara kedua jenis molekul tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi
persatuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan konsentrasi B. Jadi makin
besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah tumbukan
yang terjadi.
TEORI TUMBUKAN INI TERNYATA MEMILIKI BEBERAPA KELEMAHAN,
ANTARA LAIN :
- tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus
dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak dapat menghasilkan
reaksi. Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih besar atau sama
dengan energi pengaktifan (Ea).
- molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak
sama jumlahnya dibandingkan dengan molekul yang sederhana struktur ruangnya.
Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh tcori keadaan transisi atau teori laju reaksi
absolut. Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati
oleh molekul-molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir
(produk). Keadaan tersebut dinamakan keadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan
transisi dapat ditulis sebagai berikut:
T* --A + B > C + D
dimana:
Dari diagram terlibat bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi keadaan
awal sampai dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti bahwa molekul-
molekul pereaksi harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi pengaktifan
(Ea) agar dapat mencapai keadaan transisi (T*) dan kemudian menjadi hasil reaksi
(C + D).
Catatan :
energi pengaktifan (= energi aktivasi) adalah jumlah energi minimum yang
dibutuhkan oleh molekul-molekul pereaksi agar dapat melangsungkan reaksi.
Tahap Menuju Kecepatan Reaksi
Dalam suatu reaksi kimia berlangsungnya suatu reaksi dari keadaan semula (awal)
sampai keadaan akhir diperkirakan melalui beberapa tahap reaksi.
2 H2O(g) + 2 Br2(g)Contoh: 4 HBr(g) + O2(g)
Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa tiap 1 molekul O2 bereaksi dengan 4
molekul HBr. Suatu reaksi baru dapat berlangsung apabila ada tumbukan yang
berhasil antara molekul-molekul yang bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4
molekul HBr dengan 1 molekul O2 kecil sekali kemungkinannya untuk berhasil.
Tumbukan yang mungkin berhasil adalah tumbukan antara 2 molekul yaitu 1
molekul HBr dengan 1 molekul O2. Hal ini berarti reaksi di atas harus berlangsung
dalam beberapa tahap dan diperkirakan tahap-tahapnya adalah :
HOOBr (lambat)Tahap 1: HBr + O2
2HOBr (cepat)Tahap 2: HBr + HOOBr
H2O + Br2) x 2 (cepat)Tahap 3: (HBr + HOBr
------------------------------------------------------ +
4 HBr + O2 --> 2H2O + 2 Br2
Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan berlangsungnya reaksi
tersebut ditentukan oleh kecepatan reaksi pembentukan HOOBr yaitu reaksi yang
berlangsungnya paling lambat.
Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut "mekanisme reaksi" dan
kecepatan berlangsungnya reaksi keselurahan ditentukan oleh reaksi yang paling
lambat dalam mekanisme reaksi. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap penentu
kecepatan reaksi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat
zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang
bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak
zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan
dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
C. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan
menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan
bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau
lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai
keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara
matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan
oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:
D. KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi
tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir
reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti
sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi)
dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-
tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu
yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
http://habibi-aja.blogspot.co.id/2008/06/kecepatan-reaksi.html
LAJU REAKSI
Kinetika Kimia, Definisi Laju Reaksi dan
Hukum Laju
Kata Kunci: hukum laju, kinetika kimia, laju bersih, laju reaksi
Ditulis oleh Ratna dkk pada 18-12-2009
KINETIKA KIMIA
Mengapa beberapa reaksi kimia berlangsung secepat kilat sementara yang lainnya memerlukan waktu berhari-
hari, berbulan-bulan bahkan tahunan untuk menghasilkan produk yang cukup banyak? Bagaimana katalis bisa
meningkatkan laju reaksi kimia? Mengapa perubahan suhu yang sedikit saja sering memberikan efek besar pada
laju memasak? Bagaimana kajian mengenai laju reaksi kimia memberikan informasi tentang bagaimana cara
molekul bergabung membentuk produk? Semua pertanyaan ini menyangkut kinetika kimia belum selengkap
seperti termodinamika. Masih banyak reaksi yang tetapan kesetimbangannya telah diketahui dengan cermat,
tetapi perincian lintasan reaksinya masih belum dipahami. Ini terutama berlaku untuk reaksi yang melibatkan
banyak unsur reaktan yang membentuk produknya.
Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih
cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering; makanan lebih cepat membusuk bila tidak
didinginkan; kulit bule lebih cepat menjadi gelap dalam musim panas daripada dalam musim dingin. Ini
merupakan tiga contoh yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka menurut
kondisi reaksi.
Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau
produk dengan interval waktu terjadinya reaksi :
Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi mempunyai satuan mol L-1s-1. Kita
ambil contoh khusus. Dalam reaksi fasa gas
NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO,
laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO, ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t:
Jadi laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu satuan waktu.
Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennya dalam persamaan yang
seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk
dengan tanda positif.
aA + bB → cC + dD
Lajunya ialah
Hubungan ini benar selama tidak ada unsur antara atau jika konsentrasinya bergantung pada waktu di sepanjang
waktu reaksi.
b. Untuk tiap dua molekul NO2 yang bereaksi terbentuk dua molekul NO. Jadi berkurangnya konsentrasi
NO2 dan bertambahnya konsentrasi NO berlangsung dengan laju yang sama
Hukum Laju
Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat
terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi homogen. Didalam reaksi
heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen,
katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.
Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu
berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara
beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas
antara senyawa-senyawa kimia tersebut.
Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase dapat juga meliputi padat, cair dan gas, akan
tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling melarutkan
(contoh, minyak dan air).
Energi Aktivasi
Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang cukup
untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat
menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann seperti ini:
https://dsupardi.wordpress.com/kimia-xi/laju-reaksi/
21.22
Tgl 9 desember