Anda di halaman 1dari 46

Laju reaksi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung
per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan
tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat,
sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.
Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Definisi formal
 2Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
o 2.1Luas permukaan sentuh
o 2.2Suhu
o 2.3Katalis
o 2.4Molaritas
o 2.5Konsentrasi
 3Persamaan laju reaksi

Definisi formal[sunting | sunting sumber]


Untuk reaksi kimia dapat ditulis :
( materi 1gambar 1)
Dari reaksi kimia tersebut, dapat diketahui a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P,
dan Q adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah
( materi 1gambar 2)
di mana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi[sunting | sunting sumber]


Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Luas permukaan sentuh[sunting | sunting sumber]
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan
bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi
pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu
semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi;
sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi.
Suhu[sunting | sunting sumber]
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi
yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak,
sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.
Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum
dari panas dan dingin.
Katalis[sunting | sunting sumber]
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam
reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan
utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada
dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis
homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen
yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau
substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian
sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk
suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam
suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema
umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
( materi 1gambar 3)
... (1)
( materi 1gambar 4)
... (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali
oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
( materi 1gambar 5)

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-
Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi
katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu
sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik
yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi,
terbuat dari platina dan rodium.
Molaritas[sunting | sunting sumber]
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu
zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada
molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada
molaritas yang tinggi.
Konsentrasi[sunting | sunting sumber]
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi, maka semakin banyak molekul reaktan yang
tersedia, dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak
juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi,
semakin cepat pula laju reaksinya.[butuh rujukan]

Persamaan laju reaksi[sunting | sunting sumber]


Untuk reaksi kimia sebagai berikut :
( materi 1gambar 6)

hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah


( materi 1gambar 7)

dengan:

 V = Laju reaksi
 k = Konstanta laju reaksi
 m = Orde reaksi zat A
 n = Orde reaksi zat B
Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi

pukul 21.12 pada tgl 9 desember 2016

Pengertian dan Contoh Laju Reaksi serta Faktor-


faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kimia
Berikut ini adalah pembahasan tentang laju reaksi kimia yang meliputi pengertian laju reaksi kimia, faktor
faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, pengertian laju
reaksi, rumus laju reaksi, persamaan laju reaksi, pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, kecepatan
reaksi kimia, pengaruh suhu terhadap laju reaksi, praktikum laju reaksi, pengertian kecepatan reaksi,
konsep laju reaksi, rumus persamaan laju reaksi, definisi laju reaksi, faktor faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.

Pengertian Laju Reaksi Kimia


Apakah yang dimaksud dengan laju reaksi (kecepatan reaksi) kimia? Tahukah kamu berapa lama suatu
reaksi kimia dapat berlangsung? Berdasarkan laju reaksinya, maka reaksi kimia ada yang berlangsung
cepat, dan ada pula yang berlangsung lambat.

Laju Reaksi Kimia adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau bertambahnya
jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
Laju reaksi kimia adalah suatu ukuran perubahan konsentrasi reaktan atau produk reaksi per
satuan waktu.

Contoh Laju Reaksi Kimia


Contoh reaksi kimia yang berlangsung cepat adalah reaksi kimia pada tablet effervescent ketika dilarutkan
dalam air, dan menyalakan kembang api. Adapun contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat adalah
proses korosi atau berkaratnya besi, reaksi pembuatan tempe dan tape.

Bagaimana cara mengukur laju reaksi kimia?

Laju reaksi kimia dapat ditentukan dengan mengukur berkurangnya jumlah reaktan yang bereaksi
atau pertambahan jumlah produk yang terbentuk tiap satuan waktu tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kimia


Laju reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dapatkah kamu menyebutkan faktor-faktor apa saja
yang memengaruhi laju reaksi kimia? Faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi kimia di antaranya
sebagai berikut.

a. Pengaruh Ukuran Zat terhadap Laju Reaksi

Menurutmu, manakah yang akan lebih cepat larut, satu bongkah garam atau satu sendok garam halus?

Ketika kamu melarutkan satu bongkah garam dan satu sendok garam halus masing-masing ke dalam
segelas air, maka garam halus akan lebih cepat larut dibandingkan garam bongkahan. Hal ini dikarenakan
ukuran butiran garam halus lebih kecil dari ukuran bongkahan garam.

Kapur yang halus akan lebih cepat larut daripada kapur yang masih berbentuk bongkahan.

Mengapa demikian?

Ukuran materi zat yang bereaksi sangat memengaruhi luas permukaan bidang sentuh antar reaktan.

Oleh karena serbuk kapur ukurannya sangat kecil, serbuk kapur mempunyai luas bidang sentuh yang lebih
luas dibandingkan batu kapur sehingga larutan asam sulfat akan lebih mudah bereaksi dengan serbuk kapur
dibandingkan dengan kapur yang masih berbentuk bongkahan.
Semakin luas permukaan suatu reaktan maka laju reaksinya semakin cepat. Reaktan yang berwujud cair
dan gas sulit untuk diperluas bidang sentuhnya. Yang dapat dilakukan adalah memperbesar
konsentrasinya.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah proses pengunyahan makanan. Hal ini merupakan upaya
memperluas permukaan sehingga memudahkan proses penguraian.

Nah, dapatkah kamu memberikan contoh lain yang membuktikan bahwa ukuran zat berpengaruh terhadap
kecepatan reaksi?

b. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

Pemberian kalor atau pemanasan pada suatu reaksi kimia memengaruhi laju reaksi.

Pada reaksi eksoterm bila suhu tinggi reaksi menjadi lambat, sedangkan pada reaksi endoterm, bila
suhu tinggi reaksi menjadi cepat.

Dalam reaksi endoterm, pada suhu tinggi, partikel-partikel zat akan bergerak lebih cepat daripada suhu
rendah. Hal inilah yang menyebabkan reaksi kimia berjalan lebih cepat. Reaksi kimia terjadi ketika
molekul-molekul dan atom-atom bertumbukan.

Menaikkan suhu berarti menaikkan energi kinetik partikel, sehingga partikel tersebut bergerak lebih cepat
dan lebih sering bertumbukan. Inilah sebabnya mengapa laju reaksi pada reaksi endoterm lebih cepat pada
suhu yang tinggi.

Apa yang terjadi jika buah-buahan dan sayuran dibiarkan di tempat terbuka? Buah dan sayuran segar jika
dibiarkan di tempat terbuka lama kelamaan akan layu dan akhirnya membusuk.

Untuk mengatasi masalah ini maka sayuran dan buah dimasukkan dalam lemari es. Suhu rendah dapat
menghambat aktivitas mikroba penyebab busuk, sehingga laju reaksi pembusukan pada sayur dan buah
dapat dihambat.

Jadi dapat dikatakan suhu lebih tinggi mempercepat reaksi pembusukan pada buah dan sayuran.
c. Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi

Beberapa reaksi berlangsung secara lambat meskipun suhu tinggi dan kontak antara zat yang bereaksi
intensif. Dalam kasus seperti ini, zat lain yang tidak terlibat dalam reaksi dapat mempercepat perubahan
kimia. Zat lain ini disebut katalis.

Katalis umumnya zat padat, tetapi dapat juga berupa zat cair atau gas. Katalis mengubah laju reaksi, tetapi
tidak memengaruhi hasil reaksi. Hal ini dapat dituliskan:

A + B + Z → AB + Z

Jika zat A direaksikan dengan zat B dengan katalis Z, maka pada akhir reaksi diperoleh produk reaksi AB
dan katalis Z.

Berbagai katalis dipergunakan untuk mengubah laju bermacam-macam reaksi. Sel-sel hidup mempunyai
katalis reaksi yang disebut enzim yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia di dalam sel.

Enzim hanya dapat bekerja dengan baik pada keadaan tertentu misalnya suhu dan tingkat keasaman
tertentu. Contoh enzim amilase yang berada dalam air ludah sebagai katalis dari pereaksi pati yang
menghasilkan produk reaksi maltosa.

Ahli kimia sering menggunakan katalis. Kadang-kadang, ditambahkannya sedikit saja katalis pada zat-zat
yang bereaksi.

Misalnya, menggabungkan serbuk nikel yang halus dengan minyak biji kapas agar minyak itu bereaksi
dengan hidrogen untuk menghasilkan lemak padat yang dipergunakan sebagai bahan penyusut atau
dipergunakan untuk pembuatan sabun.

Campuran udara dan belerang dioksida yang melalui katalis serbuk platina akan bereaksi dengan cepat dan
menghasilkan belerang trioksida (SO3).

http://www.duniapendidikan.net/2016/09/pengertian-dan-contoh-laju-reaksi-serta-faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-laju-reaksi-kimia.html

pukul 21.17 tgl 9 desember 2016-12-09


LAJU REAKSI
DEFINISI
- Laju Reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau
bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
- Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar
atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya
konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan
waktu (detik).
- Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter detik.

PEMBAHASAN
a. Kemolaran
Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol zat
terlarut dalam 1 liter larutan .Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut
dibagi volume (v) larutan. Kemolaran (Molaritas) dinyatakan dengan lambang M, adalah
jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.

M = n/V
M = gr/mr x 1000/mL

M = gram/mr x L M= ( % x p x 10 ) x 1/M

Pengenceran larutan :
Larutan pekat (mempunyai kemolaran besar) dapat diencerkan dengan menambah
volum pelarut, sehingga akan diperoleh larutan yang lebih encer (kemolarannya kecil).
pada pengenceran berlaku rumus :

V1 M1 = V2 M2 V1 = volum sebelum pengenceran


M1 = kemolaran sebelum pengenceran
V2 = volum sesudah pengenceran
M2 = kemolaran sesudan pengenceran
dimana:
V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal
V2 M2 : volume dan konsentrasi hasil pengenceran

Volum pelarut yang ditambahkan = V2 – V1


pada pengenceran hanya terjadi pertambahan volum, sedang jumlah zat terlarut tetap,
maka M2 < M1
b. Konsep Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap
satuan waktu:

V = selisih M / t

• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu


• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu
• Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama dengan perbandingan
koefisien reaksinya
Pada reaksi :
N2(g) + 3 H2(g) -> 2 NH3(g)
Laju reaksi :
- laju penambahan konsentrasi NH3
- laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2.

c. Pengertian Laju Reaksi


Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
terhadap perubahan waktu.
Pada reaksi : A (Reaktan) ¬> B (Produk)
Laju Reaksi didefinisikan sebagai :
Berkurangnya konsentrasi A(reaktan) tiap satuan waktu
Bertambahnya konsentrasi B(produk) tiap satuan waktu

Untuk persamaan reaksi: pA + qB ¬> mC + nD


V = k [A]x[B]y

Keterangan :
V = Laju Reaksi
K = tetapan laju reaksi
[ ] = konsentrasi zat
X = orde/tingkat reaksi terhadap A
Y = orde/tingkat reaksi terhadap B
x+y = orde/tingkat reaksi keseluruhan

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi


Luas permukaan sentuhan/ Ukuran partikel
“Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat,
semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya
tumbukan efektif menghasilkan perubahan”.
“Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil
ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat”.

Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih
banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.
“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan
dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan”.
Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan
konsentrasi reaktan.
Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:

3.Suhu

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi
kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakn banyaknya
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan

Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:

Hubungan ini ditetapkan dari suatu percobaan, misal diperoleh data sebagai berikut:

Suhu (oC) Laju reaksi (M/detik)


10 0,3
20 0,6
30 1,2
40 2,4
t Vt

4. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam
reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama:
katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam
fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis
homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi
(atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan
katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi
dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang
selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang
memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C
melambangkan katalisnya:

A + C → AC (1)

B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh
reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

A + B + C → AB + C

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta
yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang
paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa
sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan
yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium. 4. Molaritas Molaritas adalah
banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju
reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu
reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan
berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi
dengan molaritas adalah: V = k [A]m [B]n dengan: • • • • V = Laju reaksi k =
Konstanta kecepatan reaksi m = Orde reaksi zat A n = Orde reaksi zat B

Ada 2 jenis katalis :

1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir rekasi
terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai media
reaksi saja

f. ORDE REAKSI

Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reaksi

o Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi.

o Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali


menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.

o Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali


menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.
Untuk reaksi

A+B→C

Rumusan laju reaksi adalah :

V = k [A]m [B]n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
Orde reakasi total = m + n

Langkah-langkah penentuan orde reaksi yaitu sebagai berikut.


1. Memilih 2 data percobaan yang salah satunya mempunyai konsentrasi yang sama.
2. Bandingkan 2 data percobaan tersebut dengan memasukkannya ke dalam persamaan
umum laju reaksi.
Mari kita perhatikan contoh-contoh soal berikut ini.
Contoh 1
Tentukan masing-masing orde reaksi A dan B berdasarkan data percobaan sebagai berikut.
2A (g) + B (g) → 2AB

jawab

g. Teori Tumbukan

Tumbukan yang menghasilkan zat baru adalah tumbukan efektif. Tumbukan efektif dapat dicapai
jika
1. Molekul-molekul memiliki energi yang cukup agar dapat mulai bereaksi
dengan memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu sendiri ikatan kimianya
akan putus karena tumbukan dari molekul lain lawan. Energi yang diperlukan ini
dinamakan energi aktivasi (Ea), yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan
oleh suatu zat untuk memulai reaksi.
2. Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran, sehingga ikatan kimia
lawan dan molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia
memerlukan 2 hal penting, yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang tepat.
Perhatikan gambar di atas, walaupun energi cukup, namun jika posisinya tidak
tepat, tidak semua energi mengenai ikatan, sehingga terjadi pemborosan energi.
Sebaliknya walaupun posisinya tepat mengenai sasaran, namun jika energi
molekul belum mencapai Ea, tumbukannya akan pelan, sehingga gaya tarik pada
ikatan kimia tidak dapat diputus.

KESIMPULAN
Berdasarkan penjalasan diatas dapat disimpulkan :
1. Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
terhadap perubahan waktu
2. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan
lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan. ,“Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan
laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui
percobaan”. Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju
perubahan konsentrasi reaktan.

http://kimiacerdas.blogspot.co.id/2012/11/koloid.html

pukul 21.18 tgl 9 desember 2016-12-09

LAJU REAKSI KIMIA


Author - Mesriah Ria Date - 23:29:00 kimia

Dalam kehidupan sehari-sehari kita selalu menjumpai daan bahkan mereaksikan reaksi kimia itu
sendiri. Reaksi –reaksi tersebut ada yang berlangsung dengan sangat cepat

seperti reaksi antara logam Natrium (Na) dengan air, dan ada juga yang berlangsung dengan

sangat lambat seperti perkaratan logam besi. Dari reaksi-reaksi itu dapat juga kita amati bahwa

suatu zat tidak dapat bereaksi dengan zat lain pada suhu biasa seperti karbon (arang kayu)

dengan oksigen, tetapi bila dipanaskan maka reaksi akan segera terjadi. Demikian juga bila kita

campurkan gas hidrogen dengan gas oksigen tidak segera bereaksi, tetapi bila campuran itu

diberi panas atau kedalamnya ditambahkan serbuk Platina maka reaksi akan segera terjadi dan

menimbulkan ledakan.

Dari peristiwa-peristiwa di atas jelas bahwa reaksi-reaksi dipengaruhi beberapa faktor

seperti : suhu, sifat zat yang bereaksi, katalis dan lain-lain. Pengetahuan tentang laju reaksi dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting karena dapat diterapkan dalam berbagai

hal, misalnya : Pada industri pupuk, pengetahuan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi sangat diperlukan untuk menghemat biaya pada proses pembuatan ammoniak (NH3)

yang merupakan bahan baku industri pupuk tersebut.

Pengertian Laju Reaksi


Laju (kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi dalam selang waktu tertentu,

misalnya pada gerak sesuatu yang terjadi adalah perubahan jarak dalam selang waktu tertentu.

Apa yang terjadi pada Reaksi kimia ?

Sesuatu yang dapat kita amati adalah perubahan jumlah partikel pereaksi dan hasil

reaksi, yaitu makin berkurangnya jumlah partikel pereaksi dan makin bertambahnya jumlah

partikel hasil reaksi. Jumlah partikel pereaksi dan hasil reaksi dalam hal ini dinyatakan dalm

satuan Konsentrasi Molar.

Jadi Laju Reaksi adalah : Berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi hasil

reaksi per satuan waktu.

Untuk reaksi : A + 2 B → 3 C + 4 D, laju reaksi dapat diartikan

sebagai lajuberkurangnya konsentrasi A dan B atau laju bertambahnya konsentrasi C dan D

dalam satuan waktu.

Perubahan konsentrasi A dan B menjadi produk C dan D dapat dilihat pada grafik di bawah in.

Perubahan Konsentrasi Pereaksi


Untuk reaksi : A + 2B → 3C + 4D

Pada reaksi di atas : Laju berkurangnya konsentrasi A tidak sama dengan laju

berkurangnya konsentrasi B, demikian juga laju bertambahnya konsentrasi C tidak sama dengan

laju bertabahnya konsentrasi D.

Dari koefisien reaksi nampak bahwa setiap kebutuhan 1 mol A, maka B yang

dibutuhkan harus 2 mol untuk menghasilkan 3 mol C dan 4 mol D.

penjelasan laju reaksi

Jadi B berkurang dengan laju dua kali berkurangnya A atau

Laju berkurangnya B = 2 x laju berkurangnya A

jadi untuk reaksi : A + 2 B → 3 C + 4 D dapat dinyatakan :

laju reaksi

persamaan laju reaksi


Contoh soal laju reaksi :

Pada reaksi : 2 H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(g)

Jika laju pengurangan H2O2 adalah 0,2 M per detik, berapakah laju bertambahnya gas O2 ?

Jawab :

Untuk reaksi di atas dapat ditulis :

VH2O2 : VH2O : VO2 = 2 : 2 : 1

VH2O2 : VO2 = 2 : 1

Jadi VO2 = ½ x VH2O

= ½ x 0,2 M det-1

= 0.1 M det-1

Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi :

Laju reaksi sangat dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Hasil pengamatan menunjukkan

makin besar konsentrasi pereaksi maka laju reaksi semakin besar dan sebaliknya makin kecil

konsentrasi pereaksi makin kecil laju reaksinya.

Dengan demikian dapt disimpulkan bahwa : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi

pereaksi.

Laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematika yang disebut Hukum Laju

Reaksi atau Persamaan laju Reaksi.


persamaan diferensial laju reaksi

k = Tetapan laju reaksi, harga bersifat khas dan hanya bergantung pada

suhu dan katalis

[A] = konsentrasi molar zat A

[B] = konsentrasi molar zat B

x = orde (tingkat) reaksi terhadap A

y = orde (tingkat) reaksi terhadap B

(x+y) = orde reaksi total

Orde (tingkat) reaksi adalah tingkat ketergantungan laju reaksi terhadap perubahan

konsentrasi. Jika x=1, menunjukkan reaksi orde pertama terhadap zat A, jika x=2, reaksi

merupakan reaksi orde ke dua terhadap zat A, dan jika y=2 berarti reaksi adalah reaksi orde ke

dua terhadap zat B dan seterusnya. Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif,nol ataupun

bilangan pecahan, namun umumnya reaksi kimia selalu memiliki orde reaksi yang berupa

bilangan bulat positif.

Orde reaksi tidak ada hubungannya dengan koefisien reaksi. Jika kebetulan orde reaksi

sama dengan koefisien reaksinya, artinya x=p dan y=q, maka reaksi seperti ini disebut Reaksi

Elementer

Orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui data percobaan.

Contoh : Data hasil percobaan reaksi gas Nitrogen oksida dengan gas Hidrogen pada suhu

800oC diperoleh sebagai berikut :


Percobaan [NO] [H2] Laju reaksi

ke
(M) (M) M det-1

1 4 x 10-2 1,5 x 10-2 32 x 10-5

2 4 x 10-2 3,0 x 10-2 64 x 10-5

3 4 x 10-2 6,0 x 10-2 130 x 10-5

4 2 x 10-2 6,0 x 10-2 32 x 10-5

5 1 x 10-2 6,0 x 10-2 7,9 x 10-5

Dari percobaan 1, 2 dan 3, [NO] dibuat tetap sedangkan [H2] diperbesar sebesar 2 kali dari

semula, ternyata laju reaksi naik dua kali, berarti laju reaksi berbanding lurus dengan [H2]

Jadi pada [NO] tetap, laju reaksi (V) ≈ k [H2]1

Pada percobaan 3, 4 dan 5, konsentrasi H2 dibuat tetap, sedangkan konsentrasi NO

diturunkan/diperkecil sebesar dua kali dari semula, ternyata laju reaksi turun sebesar 4 kali. Jadi

pada [H2] tetap maka laju reaksi berbanding lurus dengan kwadrat [NO]. Jadi laju reaksi (V) ≈ k

[NO]2

Maka untuk reaksi stoikhiometris ; 2 NO + 2 H2 → N2 + 2 H2O ungkapan persamaan laju

reaksi adalah :

V = k [NO]2 [H2]

k adalah tetapan laju reaksi yang dapat dihitung sebagai berikut :

V = k [NO]2 [H2]

3,2 x 10-5 = k (4 x 10-2)2 (1,5 x 10-2)


3,2 x 10-5 = k 2,4 x 10-6

Grafik Orde Reaksi

orde reaksi nol

Pada reaksi orde nol, perubahan konsentrasi tidak mempengaruhi laju reaksi. Dengan

demikian harga laju reaksi sama dengan konstanta laju reaksi (k) Persamaan laju reaksi : v =

k [A]0 = k
reaksi orde satu

Pada reaksi orde satu, persamaan laju reaksi adalah bentuk persamaan linier , sehingga

setiap perubahan konsentrasi satu kali, laju reaksi naik sebesar satu kali dan setiap perubahan

konsentrasi dua kali, laju reaksi juga naik dua kali Persamaan laju reaksi : v = k [A]1 = k [A]

reaksi orde dua


Pada reaksi orde dua, persamaan laju reaksi merupakan persamaan kuadrat sehingga

setiap perubahan konsentrasi satu kali, laju reaksi naik satu kali, perubahan konsentrasi dua

kali, laju reaksi akan naik sebesar empat kali dan seterusnya. Persamaan laju reaksi : v = k [A]2

Pada reaksi orde negatif dua, persamaan laju reakasi berbanding terbalik dengan kuadrat

konsentrasi zat Persamaan laju reaksi :

Orde reaksi setengah merupakan kebalikan dari reaksi orde dua, dimana harga laju

reaksi merupakan akar dari konsentrasi zat Persamaan laju reaksi : v = k [A]½
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU

REAKSI
Reaksi Kimia dapat berlangsung dengan laju yang berbeda-beda, ada yang cepat dan ada

yang lambat tergantung pada jenis pereaksi, situasi dan kondisi reaksi kimia itu sendiri.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi yaitu :

a. Sifat zat Pereaksi


Pada kondisi yang sama, Besi labih mudah mengalami perkaratan dibanding

Tembaga, Alkohol sangat mudah terbakar sedangkan Air tidak dapat terbakar. Dari uraian di

atas jelas bahwa laju reaksi sangat tergantung pada sifat zat pereaksi.

b. Konsentrasi.
Pada umumnya reaksi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi lebih besar,

dan sebaliknya reaksi akan lebih lambat jika konsentrasi pereaksi lebih kecil. sebagai

contoh hasil percobaan antara reaksi gas Hidrogen dengan gas Nitrogen monoksida

menurut persamaan reaksi :

2H2(g) + 2NO → 2H2O(g) + N2(g), diperoleh data sebagai berikut :

Eksperimen Konsentrasi awal ( mol/L ) Laju reaksi awal gas N2 yang

dihasilkan dalam M/dtk


NO H2

1 6 x 10-3 1 x 10-3 3,19 x 10-3

2 6 x 10-3 2 x 10-3 6,36 x 10-3


3 6 x 10-3 3 x 10-3 9,56 x 10-3

4 1 x 10-3 6 x 10-3 0,48 x 10-3

5 2 x 10-3 6 x 10-3 1,92 x 10-3

6 3 x 10-3 6 x 10-3 4,30 x 10-3

Berdasarka data hasil eksperimen di atas dapat dilihat bahwa laju reaksi bertambah dengan

pertambahan konsentrasi gas Hidrogen pada konsentrasi gas NO yang tetap, demikian juga

pada konsentrasi gas H2 yang tetap, laju reaksi bertambah pada setiap pertambahan konsentrasi

gas NO

c. Temperatur
Pengaruh temperatur sangat besar terhadap laju reaksi. Umumnya setiap

kenaikan temperatur 100C akan menyebabkan laju reaksi bertambah besar 2 atau 3 kali.

Kenaikan temperatur 1000C menyebabkan laju reaksi bertambah sebesar 210 kali, namun

keadaan ini bukan merupakan aturan baku, pengaruh kuantitatif dari perubahan temperatur

terhadap laju reaksi hanya dapat diketahui melalui eksperimen.

baca juga KESETIMBANGAN KIMIA

Sebagai contoh, Gula akan lebih mudah larut dalam air panas tetapi agak sukar larut

dalam air yang dingin.

Arrhenius menyatakan ketergantungan konstanta laju reraksi terhadap suhu dengan

suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan Arrhenius yaitu :


k = Ae –Ea/RT

persamaan ini dapat diubah dengan mengalikan logaritma natural (ln) di kedua sisi, sehingga

diperoleh :

d. Luas permukaan
Reaksi dalam sistim heterogen dapat terjadi pada bidang permukaan zat-zat yang bereaksi.

Oleh karena itu semakin halus zat-zat yang bereaksi ( semakin luas bidang permukaannya ),

akan semakin cepat reaksinya. Sebagai contoh, dalam jumlah yang sama garam halus akan

lebih cepat larut dalam air bila dibandingkan dengan garam kasar yang dilarutkan dalam air yang

sama

e. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mengubah laju reaksi tanpa mengalami perubahan

secara kimiawi di akhir reaksi. Katalis yang mempercepat laju reaksi disebut katalispositif atau

lebuh umum disebut Katalis, sedangkan katalis yang memperlambat laju reaksi

disebut katalis negatif atau lebih umum disebut Inhibitor. Katalis dapat dibedakan atas

katalis Anorganik dan Katalis Organik yang disebut Biokatalis atau Enzim. beberapa contoh katalis

dan kegunaannya :

Jenis Katalis katalis Kegunaan

Katalis V2O5 Pada pembuatan asam sulfat melalui proses kontak


Anorganik
MnO2 Pembuatan Oksigen dari reaksi pirolisis Kalium klorat

Platunum (Pt) Pembuatan Asam Nitrat pada proses Ostwald


Nikel (Ni) Pembuatan margarin dari minyak (proses Hidrogenasi)

Besi (Fe) Pembuatan Ammoniak pada proses Haber-Bosch

Platinum (Pt) dan Katalitik konverter pada kendaraan bermotor untuk


Rhodium (Rh) mengurangi kadar gas buangan seperti CO dan NO

Gel Alumina silika Pada kilang minyak untuk perengkahan (cracking)

Katalis Tripsin Pada pencernaan awal makanan bayi

Organik
Renin Penggumpalan susu pada pembuatan keju

Enzim dari ragi Pada industri makanan dan industri minuman bir

TEORI TUMBUKAN.
Pada fase gas atau cair, molekul-molekul zat pada mediumnya akan bergerak bebas. Bila

kita campurkan dua jenis zat yang berbeda ( misalnya zat A2 dan B2 ), maka akibat gerakan

molekul-molekul zat A2 dan B2 yang bebas suatu saat akan menimbulkan tumbukan dan

tumbukan ini akan mengakibatkan putusnya ikatan-ikatan pada molekul A2dan B2, dan kemudian

terbentuk kembali ikatan yang baru.

Jadi reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan antar molekul-molekul pereaksi, namun

tidak semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi, hanya tumbukan yang efektif dapat

menghasilkan reaksi.

Agar tumbukan efektif maka molekul-molekul pereaksi harus memenuhi syarat yaitu :

1. Posisi ( orientasi ) molekul-molekul yang bertumbukan


Untuk reaksi elementer : 2 NOCl(g) → 2 NO(g) + Cl2(g)

Diperoleh harga tetapan laju reaksi hasil pengukuran sebesar 0,16 kali tetapan laju

reaksi hasil perhitungan. ini membuktikan bahwa tidak semua tumbukan menghasilkan

reaksi, meskipun molekulnya memiliki energi yang cukup. Orientasi molekul-molekul

yang bertumbukan sangat berperan dalam menentukan apakah setiap tumbukan

dapat menghasilkan reaksi atau tidak.

Agar molekul Cl2 dapat terpisah maka dua molekul NOCl harus saling mendekat sedemikian

rupa sehingga atom klorin dari kedua molekul NOCl berdekatan. Dengan demikian frekuensi

tumbukan harus memperhitungkan faktor sterik P ( dalam hal ini 0,16 ) sebab hanya tumbukan

yang terjadi dengan orientasi yang benar yang akan menghasilkan reaksi.

tumbukan

Perhitungan tetapan laju reaksi berdasarkan teori tumbukan dapat diperluas ke

reaksi bimolekuler dari dua unsur A dan B. Perbandingan tetapan laju reaksi hasil

perhitungan dan yang diperkirakan menghasilkan nilai-nilai seperti dalam tabel di bawah ini.

Semakin besar dan semakin rumit molekul yang bertumbukan makin kecil faktor

sterik P, sebab semakin sedikit fraksi tumbukan efektif yang menghasilkan reaksi

Tabel faktor sterik (ruang) untuk reaksi fasa gas

Reaksi Faktor sterik P


2 NOCl → NO + Cl2 0,16

2 NO2 → 2 NO + O2 5,0 x 10-2

2 ClO → Cl2 + O2 2,5 x 10-3

H2 + C2H4 → C2H6 1,7 x 10-6

2. Molekul-molekul yang bertumbukan ( pereaksi )

harus memiliki energi yang cukup.


Molekul-molekul pereaksi mengalami gaya tolak dari awan-awan elektron molekul

pereaksi yang lain, sehingga untuk mengimbangi gaya tolak ini masing-masing molekul

harus memiliki energi yang cukup agar dapat menembus awan elektron molekul tersebut.

Energi minimum yang diperlukan molekul untuk melakukan tumbukan efektif

disebut Energi Aktifasi (Ea)

Bila suatu reaksi tidak berlangsung pada suhu tertentu, berarti tumbukan yang terjadi belum

efektif, dengan menaikkan suhu maka energi kinetik partikel-partikel pereaksi akan bertambah

sehingga tumbukan akan menjadi efektif. Setiap molekul-molekul mempunyai energi kinetik yang

berbeda, pada suhu yang lebih tinggi fraksi molekul yang mencapai energi minimum tertentu

akan bertambah, akibatnya reaksi akan lebih cepat berlangsung.

tumbukan efektif
Harga energi aktivasi sangat erat hubungannya dengan tetapan jenis reaksi (k), makin besar

energi aktivasi, makin kecil tetapan jenis reaksi (k) berarti semakin sukar reaksi

berlangsung

Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang bagaimana suatu

reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori tersebut kecepatan reaksi antara dua jenis molekul A

dan B sama dengan jumiah tumbukan yang terjadi per satuan waktu antara kedua jenis molekul

tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi persatuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan

konsentrasi B.

Jadi makin besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah tumbukan

yang terjadi.

TEORI TUMBUKAN INI TERNYATA MEMILIKI BEBERAPA KELEMAHAN, ANTARA LAIN:

-tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus

dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak dapat menghasilkan reaksi. Reaksi

hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih besar atau sama dengan energi pengaktifan

(Ea).

- molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak sama

jumlahnya dibandingkan dengan molekul yang sederhana struktur ruangnya.

Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh teori keadaan transisi atau teori laju reaksi absolut.

Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh molekul-molekul
yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk). Keadaan tersebut dinama-

kan keadaan transisi.

Mekanisme reaksi keadaan transisi dapat ditulis sebagai berikut:

A + B → T* --> C + D

dimana:

- A dan B adalah molekul-molekul pereaksi

- T* adalah molekul dalam keadaan transisi

- C dan D adalah molekul-molekul hasil reaksi

SECARA DIAGRAM KEADAAN TRANSISI INI DAPAT DINYATAKAN SESUAI KURVA

BERIKUT

Dari diagram terlibat bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi keadaan awal

sampai dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti bahwa molekul-molekul pereaksi

harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi pengaktifan (Ea) agar dapat mencapai

keadaan transisi (T*) dan kemudian menjadi hasil reaksi (C + D).

Catatan :

energi pengaktifan (= energi aktivasi) adalah jumlah energi minimum yang dibutuhkan oleh

molekul-molekul pereaksi agar dapat melangsungkan reaksi.

MEKANISME REAKSI DAN HUKUM LAJU


Persamaan reaksi setara tidak dapat dijadikan sebagai informasi tentang bagaimana reaksi

sesungguhnya terjadi. Dalam banyak hal persamaan rekais ini menyatakan jumlah dari
sederetan reaksi sederhana yang sering disebut tahapan reaksi, karena reaksi-reaksi sederhana

tersebut mempresentasikan jalannya reaksi keseluruhan pada tingkat molekul.

Urutan tahapan-tahapan reaksi yang mengarah pada pembentukan hasil reaksi

disebut mekanisme reaksi.sebagai contoh mrkanismer reaksi mari kita lihat reaksi antara nitrogen

monoksida dengan oksigen.

2NO(g) + O2 → 2NO2(g)

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hasil reaksi tidak terbentuk langsungdari tumbukan dua

molekul NO dengan satu molekul O2, karena N2O2 terdeteksi selama reaksi berlangsung, oleh

karena itu kita dapat menganggap bahwa reaksi yang sebenarnya berlangsung dalam dua tahap

reaksi elementer seperti berikut ini :

Tahap 1. NO + NO → N2O2

Tahap 2. N2O2 + O2 → 2NO2

Reaksi keseluruhan : 2NO + N2O2 + O2 → N2O2 + 2NO2

Jadi dalam suatu reaksi kimia, berlangsungnya suatu reaksi dari keadaan semula (awal) sampai

keadaan akhir diperkirakan melalui beberapa tahap reaksi.

Contoh: 4 HBr(g) + O2(g) → 2 H2O(g) + 2 Br2(g)

Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa tiap 1 molekul O2 bereaksi dengan

4 molekul HBr.
Suatu reaksi baru dapat berlangsung apabila ada tumbukan yang berhasil antara molekul-

molekul yang bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4 molekul HBr dengan 1 molekul O2 kecil

sekali kemungkinannya untuk berhasil. Tumbukan yang mungkin berhasil adalah tumbukan

antara 2 molekul yaitu 1 molekul HBr dengan 1 molekul O2. Hal ini berarti reaksidi atas harus

berlangsung dalam beberapa tahap dan diperkirakan tahap-tahapnya adalah :

Tahap 1: HBr + O2  HOOBr (lambat)

Tahap 2: HBr + HOOBr  2HOBr (cepat)

Tahap 3: HBr + HOBr  H2O + Br2) x 2 (cepat)

------------------------------------------------------ +

4 HBr + O2 --> 2H2O + 2 Br2

Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan berlangsungnya reaksi tersebut

ditentukan oleh kecepatan reaksi pembentukan HOOBr yaitu reaksi yang berlangsungnya paling

lambat.

Jadi laju = k[HBr][O2]

Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut "mekanisme reaksi" dan

kecepatan berlangsungnya reaksi keselurahan ditentukan oleh reaksi yang paling

lambatdalam mekanisme reaksi. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap penentu kecepatan reaksi.

http://www.mataduniakami.id/2016/03/laju-reaksi-kimia.html

pukul 21.19 tgl 9 desember 2016-12-09

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi 17


Kimia Kelas 1 > Kecepatan Reaksi

< Sebelum Sesudah >


Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi
suhu dan katalisator.

A. KONSENTRASI

Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin ce
reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinb
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.

B. SIFAT ZAT YANG BEREAKSI

Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.

Secara umum dinyatakan bahwa:

- Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.


Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan.

Contoh: Ca2+(aq) + CO32+(aq)  CaCO3(s)


Reaksi ini berlangsung dengan cepat.

- Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.


Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi untuk
memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.

Contoh: CH4(g) + Cl2(g)  CH3Cl(g) + HCl(g)


Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya cahaya
matahari.

C. SUHU

Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu mak
energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak moleku
yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapa
mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matem
hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k)terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:

k = A . e-E/RT

dimana:

k : tetapan laju reaksi


A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)

D. KATALISATOR

Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepat
reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang
permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah
yang sama seperti sebelum reaksi.

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperk
energi pengaktifansuatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya
energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0177%20Kim%201-5e.htm

pukul 21.19 tgl 9 desmber 2016-12-09

Laju Reaksi
Category: Kimia 11 SMA

Facebook Twitter Google+ Share


Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang laju reaksi kimia SMA kelas 11
IPA. Soal-soal tentang laju reaksi umumnya ditampilkan dalam bentuk tabel hasil
percobaan sebuah reaksi yang dilakukan beberapa kali. Dari tabel ini akan diambil
besarnya laju sebuah reaksi.
Soal No. 1
Data percobaan laju reaksi diperoleh dari reaksi:
A+B→C
sebagai berikut:

Nomor Percobaan [A] molar [B] molar Laju reaksi molar/detik

1 0,01 0,20 0,02

2 0,02 0,20 0,08

3 0,03 0,20 0,18

4 0,03 0,40 0,36


Rumus laju reaksinya adalah....
A. V = k [A]2 [B]
B. V = k [A] [B]2
C. V = k [A] [B]
D. V = k [A]2 [B]2
E. V = k [A]3 [B]
( Ebtanas 2001)
Pembahasan
Menentukan laju reaksi. Untuk
mA + nB → pC + qD

berlaku laju reaksi ν

Orde reaksi terhadap A, bandingkan ν2 terhadap ν1

Orde reaksi terhadap B, bandingkan ν4 terhadap ν3

Sehingga
V = k [A]x[B]y = k [A]2[B]1 = k [A]2[B]

Soal No. 2
Dari reaksi:
2 NO(g) + 2H2(g) → N2(g) + 2H2O(g)
diperoleh data percobaan sebagai berikut:

Konsentrasi (M)
Nomor Percobaan Laju reaksi (M.det-1)
NO H2

1 2 × 10−3 2 × 10−3 4 × 10−6

2 4 × 10−3 2 × 10−3 8 × 10−6

3 6 × 10−3 2 × 10−3 12 × 10−6

4 4 × 10−3 6 × 10−3 24 × 10−6

5 4 × 10−3 8 × 10−3 32 × 10−6


Persamaan laju reaksi tersebut adalah.....
A. V = k [NO] [H2]
B. V = k [NO]2 [H2]
C. V = k [NO] [H2]2
D. V = k [NO]2 [H2]2
E. V = k [H2]2

Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO, bandingkan ν2 terhadap ν1

Orde reaksi terhadap H2, bandingkan ν5 terhadap ν2

Sehingga
V = k [NO]x[H2]y = k [NO]1[H2]1= k [NO][H2]

Soal No. 3
Laju reaksi dari suatu gas dinyatakan sebagai ν = k [A][B]. Tentukan perbandingan laju
reaksinya dibandingkan terhadap laju reaksi mula-mula jika:
a) volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/2 volum semula
b) volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/4 volum semula

Pembahasan
a) volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/2 volum semula
Artinya, konsentrasi larutan menjadi 2 kali semula. Sehingga

b) volum yang ditempati gas-gas diperkecil menjadi 1/4 volum semula


Artinya, konsentrasi larutan menjadi 4 kali semula. Sehingga

Soal No. 4
Data hasil percobaan laju reaksi:
2NO (g) + 2H2 (g) → N2 (g) + 2H2 (g) + 2H2O (g)

Berdasarkan data tersebut orde reaksi total adalah...


A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO

Orde reaksi terhadap H2

Sehingga orde reaksi totalnya adalah = 2 + 1 = 3

Soal No. 5
Data percobaan untuk reaksi A + B → AB adalah sebagai berikut:

[A] (mol/L) [B] (mol/L) Laju (mol L−1s−1)

0,1 0,05 20

0,3 0,05 180

0,1 0,20 320


Orde reaksi terhadap A dan B berturut-turut adalah....
A. 2 dan 4
B. 2 dan 2
C. 2 dan 1
D. 1 dan 2
E. 1 dan 1
(Laju reaksi - umptn 96)
Pembahasan
v = k[A]x[B]y
Orde reaksi A, lihat data [B] yang sama angkanya (0,05), yaitu dari data pertama dan
kedua, ambil data [A] disampingnya, bisa langsung seperti ini:

[A] (mol/L) [B] (mol/L) Laju (mol L−1s−1)

0,1 0,05 20

0,3 0,05 180

0,1 0,20 320

Orde reaksi B, lihat data [A] yang sama angkanya (0,1), yaitu dari data pertama dan
ketiga, ambil data [B] disampingnya:

[A] (mol/L) [B] (mol/L) Laju (mol L−1s−1)

0,1 0,05 20

0,3 0,05 180

0,1 0,20 320

Sehingga orde reaksi terhadap A dan B adalah 2 dan 2.


Soal No. 6
Diberikan reaksi antara gas A dan B sebagai berikut:
A+B→C+D

Jika persamaan kecepatan reaksinya adalah v = k [A][B]2 maka reaksi tersebut termasuk
reaksi tingkat ke....
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4

Pembahasan
Bentuk umumnya:
v = k [A]x [B]y

Sehingga v = k [A][B]2 memiliki nilai x = 1 dan y = 2. Tingkat reaksinya (orde) adalah 1 + 2


=3

Soal No. 7
Pada suhu 273°C, gas brom dapat bereaksi dengan gas nitrogen monoksida menurut
persamaan reaksi:

2NO (aq) + Br2 (g) → 2NOBr (g)

Laju reaksi bila konsentrasi gas NO = 0,01 M dan gas Br2 = 0,03 M adalah...
A. 0,012
B. 0,36
C. 1,200
D. 4,600
E. 12,00
(Laju Reaksi - Un Kimia 2010 P04)

Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO

Diperoleh

Orde reaksi terhadap Br2

Diperoleh

Persamaan lajunya

Untuk NO = 0,01 M dan Br2 = 0,03 M

Bandingkan v4 terhadap v1

Soal No. 8
Nitrogen oksida, NO, bereaksi dengan hidrogen membentuk dinitrogen oksida N 2O dan uap
air menurut persamaan:

2NO (g) + H2O (g) → N2O (g) + H2O (g).

Pengaruh konsentrasi NO dan H2 terhadap laju reaksi ditemukan sebagai berikut:

Laju reaksi yang terjadi jika konsentrasi NO = 2 M dan konsentrasi H 2 = 5 M


adalah...(M.det−1)
A. 1/36
B. 1/18
C. 5/18
D. 5/18
E. 5/9
(Laju reaksi - Un Kimia 2010 P37)

Pembahasan
Orde reaksi terhadap NO

Orde reaksi terhadap H2 diperoleh


Untuk NO = 2 M dan H2 = 5 M, bandingkan dengan data pertama

Soal No. 9
Setiap 15°C laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat dari mula-mula. Jika pada suhu 30°C
reaksi berlangsung 12 menit, tentukan waktu reaksi pada suhu 75°C!

Pembahasan
Jika laju reaksi menjadi n kali setiap kenaikan suhu a°C maka hubungan laju reaksi pada
suhu T1 dan pada suhu T2 adalah

Sementara itu waktu reaksinya

Data soal:
a = 15°C
n = 2 kali
T1 = 30°C
T2 = 75°C
ΔT = 75°C − 30°C = 45°C
t1 = 12 menit
t2 =......
Dengan rumus yang kedua

Soal No. 10
Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan 20°C. Jika pada
suhu 30°C suatu reaksi berlangsung 3 menit, maka pada suhu 70°C reaksi akan
berlangsung selama....
A. 1/3 menit
B. 2/3 menit
C. 1 menit
D. 4 menit
E. 12 menit
(Laju reaksi - ebtanas 1992)

Pembahasan
Data:
a = 20°C
n=3
ΔT = 70 − 30 = 40°C
t1 = 3 menit
t2 =.....

Bisa juga dengan bentuk lain dari rumus mencari waktu reaksi,

Hasilnya sama saja, sedikit lebih pendek,

Read more: http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/25-laju-reaksi#ixzz4SLnnoI00


21.20 tgl 9 desmber

Kecepatan Reaksi
Kecepatan Reaksi

Konsentrasi Dan Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi
zat lain dalam setiap satuan waktu.

mM + nNUntuk reaksi: aA + bB
maka kecepatan reaksinya adalah:
1 (dA) 1 d(B) 1 d(M) 1 d(N)
V = - ------- = - ------- = + -------- = + ----------
a dt b dt m dt n dt
dimana:
- 1/a . d(A) /dt = rA = kecepatan reaksi zat A = pengurangan konsentrasi zat A per
satuan wakru.
- 1/b . d(B) /dt = rB = kecepatan reaksi zat B = pengurangan konsentrasi zat B per
satuan waktu.
- 1/m . d(M) /dt = rM = kecepatan reaksi zat M = penambahan konsentrasi zat M per
satuan waktu.
- 1/n . d(N) /dt = rN = kecepatan reaksi zat N = penambahan konsentrasi zat N per
satuan waktu.
Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup besar.
Dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan
berkurang pula kecepatannya.
Secara umum kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:

V = k(A) x (B) y

dimana:

V = kecepatan reaksi
k = tetapan laju reaksi
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap zat B
(x + y) adalah orde reaksi keseluruhan
(A) dan (B) adalah konsentrasi zat pereaksi.
Orde Reaksi

Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya
dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus
kecepatan reaksi :
v = k (A) (B) 2
persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan
merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah
reaksi orde 3.
Contoh soal:
2NOBr(g)Dari reaksi 2NO(g) + Br2(g)
dibuat percobaan dan diperoleh data sebagai berikut:
No. (NO) mol/l (Br2) mol/l Kecepatan Reaksi
mol / 1 / detik
1. 0.1 0.1 12
2. 0.1 0.2 24
3. 0.1 0.3 36
4. 0.2 0.1 48
5. 0.3 0.1 108
Pertanyaan:
a. Tentukan orde reaksinya !
b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !
Jawab:
a. Pertama-tama kita misalkan rumus kecepatan reaksinya adalah V = k(NO)x(Br2)y
: jadi kita harus mencari nilai x den y.
Untuk menentukan nilai x maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap Br2
tidak berubah, yaitu data (1) dan (4).
Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya naik
4 kali maka :
x = 2 (reaksi orde 2 terhadap NO)2x = 4

Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO
tidak berubah yaitu data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br2 naik 2 kali,
sedangkan kecepatan reaksinya naik 2 kali, maka :
y = 1 (reaksi orde 1 terhadap Br2)2y = 2

Jadi rumus kecepatan reaksinya : V = k(NO)2(Br2) (reaksi orde 3)


b. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil salah satu data percobaan saja
misalnya data (1), maka:
V = k(NO)2(Br2)
12 = k(0.1)2(0.1)
k = 12 x 103 mol-212det-1
Teori Tumbukan Dan Teori Keadaan Transisi

Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang
bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi. Menurut teori tersebut kecepatan reaksi
antara dua jenis molekul A dan B sama dengan jumiah tumbukan yang terjadi per
satuan waktu antara kedua jenis molekul tersebut. Jumlah tumbukan yang terjadi
persatuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan konsentrasi B. Jadi makin
besar konsentrasi A dan konsentrasi B akan semakin besar pula jumlah tumbukan
yang terjadi.
TEORI TUMBUKAN INI TERNYATA MEMILIKI BEBERAPA KELEMAHAN,
ANTARA LAIN :
- tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus
dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak dapat menghasilkan
reaksi. Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih besar atau sama
dengan energi pengaktifan (Ea).

- molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak
sama jumlahnya dibandingkan dengan molekul yang sederhana struktur ruangnya.
Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh tcori keadaan transisi atau teori laju reaksi
absolut. Dalam teori ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati
oleh molekul-molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir
(produk). Keadaan tersebut dinamakan keadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan
transisi dapat ditulis sebagai berikut:
T* --A + B > C + D
dimana:

- A dan B adalah molekul-molekul pereaksi


- T* adalah molekul dalam keadaan transisi
- C dan D adalah molekul-molekul hasil reaksi

SECARA DIAGRAM KEADAAN TRANSISI INI DAPAT DINYATAKAN SESUAI


KURVA BERIKUT

Dari diagram terlibat bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi keadaan
awal sampai dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti bahwa molekul-
molekul pereaksi harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi pengaktifan
(Ea) agar dapat mencapai keadaan transisi (T*) dan kemudian menjadi hasil reaksi
(C + D).
Catatan :
energi pengaktifan (= energi aktivasi) adalah jumlah energi minimum yang
dibutuhkan oleh molekul-molekul pereaksi agar dapat melangsungkan reaksi.
Tahap Menuju Kecepatan Reaksi

Dalam suatu reaksi kimia berlangsungnya suatu reaksi dari keadaan semula (awal)
sampai keadaan akhir diperkirakan melalui beberapa tahap reaksi.
2 H2O(g) + 2 Br2(g)Contoh: 4 HBr(g) + O2(g)
Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa tiap 1 molekul O2 bereaksi dengan 4
molekul HBr. Suatu reaksi baru dapat berlangsung apabila ada tumbukan yang
berhasil antara molekul-molekul yang bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4
molekul HBr dengan 1 molekul O2 kecil sekali kemungkinannya untuk berhasil.
Tumbukan yang mungkin berhasil adalah tumbukan antara 2 molekul yaitu 1
molekul HBr dengan 1 molekul O2. Hal ini berarti reaksi di atas harus berlangsung
dalam beberapa tahap dan diperkirakan tahap-tahapnya adalah :
HOOBr (lambat)Tahap 1: HBr + O2
2HOBr (cepat)Tahap 2: HBr + HOOBr
H2O + Br2) x 2 (cepat)Tahap 3: (HBr + HOBr
------------------------------------------------------ +
4 HBr + O2 --> 2H2O + 2 Br2
Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan berlangsungnya reaksi
tersebut ditentukan oleh kecepatan reaksi pembentukan HOOBr yaitu reaksi yang
berlangsungnya paling lambat.
Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut "mekanisme reaksi" dan
kecepatan berlangsungnya reaksi keselurahan ditentukan oleh reaksi yang paling
lambat dalam mekanisme reaksi. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap penentu
kecepatan reaksi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat
zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang
bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak
zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan
dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.

B. SIFAT ZAT YANG BEREAKSI


Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan
berlangsungnya reaksi.
Secara umum dinyatakan bahwa:
- Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.
Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya
berlawanan.

CaCO3(s)Contoh: Ca2+(aq) + CO32+(aq)


Reaksi ini berlangsung dengan cepat.

- Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.


Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi
untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang
bereaksi.

CH3Cl(g) + HCl(g)Contoh: CH4(g) + Cl2(g)


Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya
cahaya matahari.

C. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan
menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan
bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau
lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai
keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara
matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan
oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:

k : tetapan laju reaksi


A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)

D. KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi
tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir
reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti
sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi)
dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-
tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu
yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

http://habibi-aja.blogspot.co.id/2008/06/kecepatan-reaksi.html

21.21 tgl 9 desember 2016-12-09

LAJU REAKSI
Kinetika Kimia, Definisi Laju Reaksi dan
Hukum Laju
Kata Kunci: hukum laju, kinetika kimia, laju bersih, laju reaksi
Ditulis oleh Ratna dkk pada 18-12-2009
KINETIKA KIMIA

Mengapa beberapa reaksi kimia berlangsung secepat kilat sementara yang lainnya memerlukan waktu berhari-
hari, berbulan-bulan bahkan tahunan untuk menghasilkan produk yang cukup banyak? Bagaimana katalis bisa
meningkatkan laju reaksi kimia? Mengapa perubahan suhu yang sedikit saja sering memberikan efek besar pada
laju memasak? Bagaimana kajian mengenai laju reaksi kimia memberikan informasi tentang bagaimana cara
molekul bergabung membentuk produk? Semua pertanyaan ini menyangkut kinetika kimia belum selengkap
seperti termodinamika. Masih banyak reaksi yang tetapan kesetimbangannya telah diketahui dengan cermat,
tetapi perincian lintasan reaksinya masih belum dipahami. Ini terutama berlaku untuk reaksi yang melibatkan
banyak unsur reaktan yang membentuk produknya.

Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih
cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering; makanan lebih cepat membusuk bila tidak
didinginkan; kulit bule lebih cepat menjadi gelap dalam musim panas daripada dalam musim dingin. Ini
merupakan tiga contoh yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka menurut
kondisi reaksi.

Definisi Laju Reaksi


Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil dicatat pada dua waktu yang
berbeda, maka :

Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau
produk dengan interval waktu terjadinya reaksi :

Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi mempunyai satuan mol L-1s-1. Kita
ambil contoh khusus. Dalam reaksi fasa gas

NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO,
laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO, ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t:

Jadi laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu satuan waktu.
Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennya dalam persamaan yang
seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk
dengan tanda positif.

Untuk reaksi yang umum:

aA + bB → cC + dD

Lajunya ialah

Hubungan ini benar selama tidak ada unsur antara atau jika konsentrasinya bergantung pada waktu di sepanjang
waktu reaksi.

Menentukan Laju Reaksi :


Perhatikan penguraian nitrogen dioksida, NO2 menjadi nitrogen oksida, NO dan oksigen, O2 : 2NO2 → 2NO + O2
a. Tulislah pernyataan untuk laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 dan laju rata-rata bertambahnya
konsentrasi NO dan O2.
b. Jika laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 ditetapkan dan dijumpai sebesar 4×10-13mol L-1s-1, berapakah
laju rata-rata padanannya (dari) bertambahnya konsentrasi NO dan O2
Jawaban :
a. Laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 dinyatakan sebagai :

Laju rata-rata bertambahnya konsentrasi NO dan O2 dinyatakan sebagai:

b. Untuk tiap dua molekul NO2 yang bereaksi terbentuk dua molekul NO. Jadi berkurangnya konsentrasi
NO2 dan bertambahnya konsentrasi NO berlangsung dengan laju yang sama

Hukum Laju
Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat
terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.

Laju bersih ialah:

Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri


Dapat dikatakan, pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya sekedar laju ke kanan.
Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni, konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi
dibandingkan produknya sehingga laju ke kiri dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna
(K>>1) sehingga laju yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau eksperimen dapat diatur agar produknya dapat
dialihkan jika terbentuk. Dalam subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan saja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan


reaksi
Kata Kunci: energi aktivasi, heterogen, katalis
Ditulis oleh Suparni Setyowati Rahayu pada 10-09-2009

1. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh ukuran partikel/zat.


Semakin luas permukaan maka semakin banyak tempat bersentuhan untuk berlangsungnya reaksi. Luas permukaan
zat dapat dicapai dengan cara memperkecil ukuran zat tersebut
2. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh suhu.
Semakin tinggi suhu reaksi, kecepatan reaksi juga akan makin meningkat sesuai dengan teori Arhenius.
3. Kecepatan Reaksi dipengaruhi oleh katalis.
Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu reaksi. Kereakifan dari katalis bergantung dari
jenis dan konsentrasi yang digunakan.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia sendiri, secara kimiawi, tidak berubah
pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, maka akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti pada
awal ditambahkan.

Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi homogen. Didalam reaksi
heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen,
katalis berada dalam fase yang sama dengan reaktan.

Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen, dua komponen itu
berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara
beberapa senyawa kimia dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas
antara senyawa-senyawa kimia tersebut.

Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase dapat juga meliputi padat, cair dan gas, akan
tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling melarutkan
(contoh, minyak dan air).
Energi Aktivasi
Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang cukup
untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat
menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann seperti ini:

https://dsupardi.wordpress.com/kimia-xi/laju-reaksi/

21.22

Tgl 9 desember

Anda mungkin juga menyukai