Anda di halaman 1dari 5

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA I – JURUSAN TEKNIK KIMIA
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 Juni 2017

III. PENURUNAN TITIK BEKU

TUJUAN
Menentukan berat molekul zat yang mudah menguap dengan penurunan titik beku.

LANDASAN TEORI
Sifat Larutan
Sifat larutan mempunyai hubungan erat dengan konsentrasi dari tiap komponennya. Sifat-sifat
larutan seperti rasa, warna, pH dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Selain itu, terdapat sifat fisika yang penting lainnya dari larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi zat terlarut yang disebut sifat koligatif.
Jika suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, maka sifat larutan itu berbeda dari sifat
pelarut murninya. Sebagai contoh, air murni pada suhu -180C pasti membeku, sedangkan air yang
dicampur dengan etilen glikol (zat anti beku untuk radiator kendaraan), akan tetap cair pada suhu
serendah itu.
Untuk mengetahui sejauh mana sifat suatu larutan berubah dibandingkan pelarut murninya
dinyatakan oleh hukum sifat koligatif. Hukum ini secara eksak hanya berlaku untuk larutan ideal.
Kebanyakan larutan mendekati sifat ideal bila sangat encer. Ada empat sifat koligatif larutan, yaitu:
1. Penurunan tekanan uap
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada banyaknya partikel zat
terlarut, dan bukan pada jenisnya. Larutan-larutan yang mengandung jumlah partikel terlarut sama
akan memperlihatkan sifat koligatif yang sama, meskipun jenis zat terlarutnya berbeda-beda.
Pengaruh jenis zat terlarut kecil sekali peranannya, selama zat itu tergolong non elektrolit tak atsiri
(tak mudah menguap), suatu zat yang tak membentuk ion dan tak mempunyai tekanan uap yang
berarti.
Pengukuran dari sifat-sifat koligatif dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan,
berat molekul zat terlarut atau sifat-sifat koligatif lainnya.

Penurunan Titik Beku


Apabila solute yang non volatil dilarutkan dalam solvent, tekanan uap akhirnya akan turun,
akibatnya titik didih larutan akan naik dan titik bekunya akan turun.
Perubahan tekanan akan mengakibatkan adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari cairan,
apabila P1 = tekanan sebelum diberi solute dan P2 = tekanan sesudah diberi solute, maka disini P2
akan lebih kecil dari pada P1. Makin besar penambahan mol solute makin banyak penurunan tekanan
uapnya, dan makin tinggi kenaikan titik didihnya.

1
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA I – JURUSAN TEKNIK KIMIA
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 Juni 2017

Hubungan antara titik beku dan tekanan uap :


P = tekanan uap larutan
Tf = titik beku larutan

Hubungan kuantitatif untuk larutan ideal :


g
M Kf x x1000 g
G x T

Dimana : M = Berat Molekul Solute


g = Berat Solute
Kf = Konstanta titik beku atau penurunan titik beku molal
∆T = Perubahan Titik Beku yang diamati
G = Berat dari Solvent

Kf merupakan karakteristik dari solvent yang menyatakan penurunan titik beku per gram mol
solute dalam 1000 gram solvent. Penurunan titik beku molal dihitung dari panas peleburan solvent
(Lf) per gram, titik bekunya dan konstanta gas universil (K), menurut Van Hoff:
R xT
Kf 
1000 x L
Untuk larutan gas ideal :
1. Ronet : p = H1 x P0
P
H1 
P0
Dimana : P = Tekanan Uap Larutan
P0 = Tekanan Uap Solvent Murni
H1 = Mol Fraksi

P H  1 1 
2. Clausino Clayperon : ln    X
P0 R  T0 T 

1000 K f W2
M2 
T f W1

Dimana : W2 = Berat Solute


M2 = Berat Molekul Solute
Kf = Penurunan Titik Beku Molal
W1 = Berat Solvent
Tf = Penurunan Titik Beku yang diamati

2
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA I – JURUSAN TEKNIK KIMIA
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 Juni 2017

ALAT DAN BAHAN


 ALAT
- Tabung Reaksi
- Tabung Isolasi
- Termometer Backman
- Kaca Arloji
- Neraca Analitis
- Spatula
- Pipet Volum
 BAHAN
- Benzene
- Naftalena

PROSEDUR KERJA
1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan: tabung reaksi untuk tempat larutan, tabung isolasi berisi es
batu untuk mendinginkan larutan, termometer Backman untuk mengukur temperatur larutan,
kaca arloji untuk menimbang naftalena, serta pipet volum untuk mengukur Benzene.
2. Masukkan 10 cc Benzene ke dalam tabung reaksi sambil didinginkan di dalam tabung isolasi,
dan catat suhunya setiap 30 detik.
Bila telah konstan dilihat zat sudah membeku atau belum.
3. Timbang Naftalena sebanyak 0,5 gram kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
Benzene tadi dan dinginkan kembali sambil dicatat temperaturnya tiap 30 detik sampai
temperaturnya konstan.
4. Percobaan dilakukan untuk zat yang belum diketahui BM-nya

PERHITUNGAN :

g
M Kf x x1000 g
G x T
Keterangan : M = Berat Molekul Solute
g = Berat Solute
Kf = Konstanta titik bekup atau penurunan titik beku molal
∆T = Selisih temperatur minimum dari solvent dan solute
G = Berat dari Solvent

NB : Kf Benzene = 4,90 0C/Mol


Berat Jenis Benzene = 0,88 gr/ml
Berat Molekul Naftalene = 128 gr/mol

3
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA I – JURUSAN TEKNIK KIMIA
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 Juni 2017

CATATAN
1. Untuk mendapatkan harga ∆t dipakai Thermometer Backman yakni Thermometer untuk
mencatat selisih temperatur (tidak mencatat temperatur sebenarnya). Harus diperhatikan bahwa
thermometer Backman ini tidak boleh ditidurkan karena akan mengubah banyaknya air raksa
dalam reservoir bawah yang telah ditera.
2. Dalam percobaan ini ada kemungkinan terjadi supercooling dimana larutan pada temperatur di
bawah titik beku belum juga membeku. Supercooling ini dapat dicegah dengan pengadukan
yang sempurna, bila keadaan ini sangat ekstrim dapat ditambahkan Kristal solute yang sangat
tinggi jumlahnya yang akan berfungsi sebagai inti kristalisasi.

Pertanyaan untuk pemahaman


1. Apakah yang dimaksud dengan titik beku?
2. Mengapa penambahan naftalene ke dalam larutan yang mengandung benzene
menyebabkan titik beku larutan benzene turun?
3. Jelaskanlah mengapa titik beku larutan lebih rendah dari pelarut murninya!
4. Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku larutan? Bagaimanakah
hubungannya dengan konsentrasi larutan?
5. Sebanyak 1,0 g urea CO(NH2)2, bila dilarutkan dalam 100 g pelarut tertentu
mengurangi titik bekunya 0,2 0C. Jika 1,6 g suatu senyawa yang tidak diketahui
dilarutkan dalam 80 g pelarut yang sama menurunkan titik beku 0,36 0C. Hitung
berat molekul dari senyawa yang tidak diketahui tersebut.
6. Butil Hidroksi Toluena (BHT) adalah salah satu zat anti oksidan yang banyak
digunakan sebagai bahan aditif pada makanan olahan. Suatu larutan dibuat dengan
melarutkan 2,5 g BHT dalam 100 g benzena, mempunyai titik beku 4,88 0C. Tentukan
berat molekul BHT tersebut.

4
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
PENUNTUN PRAKTIKUM – KIMIA FISIKA I – JURUSAN TEKNIK KIMIA
No.Revisi Tanggal Efektif :
00 05 Juni 2017

LEMBAR DATA PRAKTIKUM

NAMA/NIM :
GROUP/KELOMPOK :
JUDUL PRAKTIKUM :
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM :

Medan, .......…………………2021
ASISTEN

(……......………………………..)

Anda mungkin juga menyukai