Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

FISIKA TEKNIK

“Penurunan Titik Beku”

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Aisyah Shafira Amar


2. Ayu Andira
3. Dendi Osfaldo
4. Hady Al Syahdy
5. Helga Andery
6. Ilza Nurryma
7. Muhammad Hafidz Ridho Fatullah
8. Niken Ayu Ariyananda
9. Queta Brata Arrazzaqu
10. Viva Andharsyah Alie Ghifary

Kelas : 1EGA

Dosen Pembimbing : Ir. Erlinawati, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


TITIK BEKU (PENURUNAN TITIK BEKU)

I. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan :

· Dapat menentukan harga Kb suatu pelarut.

· Dapat menghitung berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metode

titik beku.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

a. Alat yang Digunakan

- refegerator circulating batch (termostat,pendingin)

· Gelas Kimia

· Pengaduk,spatula

· Termometer

· Piknometer

· Kaca Arloji

· Bak/Wadah Alat (untuk es batu)

· Pipet Ukur

· Bola Karet

· Spatula

· Botol Aquadest

· Erlenmeyer

· Alumunium Foil

b. Bahan yang Digunakan

· Pelarut berupa Asam Asetat Glasial

· Larutan standar Naftalena

· Asam Oksalat yang dicari Berat Molekulnya

· Batu es
III. DASAR TEORI

Bila suatu zat yang sukar menguap, dialutkan dalam zat pelarut,maka akan terjadi suatu
penurunan tekanan uap. Akhirnya, pada suhu tertentu tekanan uap zat pelarut dalam larutan
akan selalu lebih rendah dari keadaan murninya. Besarnya tekanan uap ini akan tergantung
dari banyaknya zat yang dilarutkan. Perubahan tekanan mengakibatkan adanya gangguan
kesetimbangan dinamis dari larutan.

P1 P2 P1 = Tekanan Uap Murni

P2 = Tekanan uap sesudah

P1 diberi zat terlarut


murni larutan

Semakin besar penambahan mol zat terlarut, maka semakin banyak penurunan
tekanan uap. Untuk larutan yang sangat encer ,maka tekanan ua zat terlarut dapat diabaikan.

P = X ₁ + P₀

X ₁ = P/ P₀

Dimana : P = tekanan Uap Larutan, P₀ = Tekanan uap murni dan X ₁ = mol fraksi zat
pelarut/mol fraksi zat padatan murni = 1, maka persamaan di atas dapat disederhanakan
terlarut.

Dari persamaan di atas dapat ditarik Ln , sehingga persamaan menjadi :

Ln P/P₀ = Ln X ₁

X ₁ + X₂ = 1 X ₁ = 1- X₂

Ln P/ P₀ = Ln (1-X₂)

Menurut Hukum Clausius Clapeyron :

Ln P/ P₀ = /R (1/Tₒ-1/T) dimana Tₒ= Tb murni T= Tb Larutan

Ln P/ P₀ = - ΔHr/R (1/To – 1/T) dimana To = tb murni T = Tb larutan

P ΔHf (T −¿) Δ Hf ΔTb


Ln
Po
=- RToT
= RToT
Karena T₀ dan T hampir sama T₀T T₀²

Δ Hf ΔTb
Ln P/P₀ =
RTo 2

Menurut Persamaan Roult , maka Ln P/P₀ = Ln (1-X₂) . Sehinggan terjadi persamaan


dibawah ini :

Ln (1-X₂) = ΔHf ΔTb / Rto2

Untuk larutan yang sangat encer, maka : n (1-X₂) = X₂

Δ Hf
X₂ = ΔTb
RTo 2

RTo 2
ΔTb =
ΔHf
X₂
¿
ΔTb = R ¿ 2G 2/ M 2 H 1 G1/G 2

Rto 2 M 11000 G 2
ΔTb =
1000 Hf M 2G 1

Kb.1000 . G2
ΔTb =
M 2. G1

1000. Kb .G 2
ΔTb = Tb .G 1

Dimana :

G₁ = Berat pelarut , G₂ = Berat zat terlarut

ΔTb = Penurunan Titik Beku

Kb = Penurunan titik beku molal, yaitu : merupakan sifat khusus pelarut


menunjukkan penurunan titik beku apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1000 gram
pelarut.

Titik beku suatu pelarut dalam larutannya juga bergantung pada konsentrasi zat
terlarut dan sifat pelarut tersebut. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena
pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Keberadaan zat terlarut dalam
suatu larutan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan uap jenuh pelarutnya dalam larutan
tersebut dan hal ini menyebabkan titik beku larutan berkurang. Besarnya pengurangan titik
beku suatu pelarut dalam larutannya tersebut kemudian dikenal dengan sebagai penurunan
titik beku (êTf). Jika zat telarutnya merupakan zat non elektrolit, maka penurunan titik
bekunya sebanding dengan molalitas larutan (m). Titik beku (Tf) pelarut murni lebih tinggi
daripada titik beku larutan.

Ini diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel – partikel terlarut
membentuk ikatan baru. Sehingga ketika membeku, yang memiliki titik beku paling tinggi
yaitu air akan membeku terlebih dahulu kemudian diikuti oleh molekullarutan. Penambahan
zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan
semakin rendah titik bekunya. Semakin besar molaritas larutan, makin tinggi kenaikan titik
didih larutan dan makin tinggi pula penurunan titik beku larutan. Jumlah partikel yang lebih
banyak, akan membuat larutan elektrolit lebih sukar membeku, sehingga membutuhkan suhu
yang lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal inilah yang membuat titik beku larutan
elektrolit lebih rendah.

Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam
larutan sama dengan tekanan uap yang menguap murni yang dikalikan dengan fraksi mol
komponen yang menguap dalam larutan , pada suhu yang sama. Larutan yang mengikuti
hokum roult disebut larutan ideal. Syarat larutan ideal adalah molekul zat terlarut dan
molekul pelarut tersusun sembarang, pada pencampuran tidak terjadi efek kalor dan jumlah
volume sebelum pencampuran sama dengan volume campurannya (selisih volumenya nol).
Larutan yang tidak memenuhi hukum Roult disebut larutan nol ideal (Anonim, 2001:03).

Tiap thermometer (gas volume konstan) dapat dipakai untuk menunjukkan


konstannya suatu suhu jika suhu termometernya tetap konstan. Suhu pada saat zat padat dan
zat cair yang terjadi dan bahan yang sama berbeda bersama kesetimbangan fase hanya pada
saat suatu suhu tertentu. Kesetimbangan berarti bentuk padat atau padat menjadi cair. Begitu
pula suatu cairan akan berasa dengan kesetimbangan fase dengan uapnya hnya pada suatu
suhu tertentu bila tekanan dibuat konstan (Sears, 1962:354).

Pada setiap suhu, suatu larutan memilki tekanan yang lebih rendah dari pada pelarut
murninya. Akibatnya pada diagram hubungan antara tekanan dan suhu terlihat jelas jika
bahan titik didih larutan selalu tinggi serta titik beku larutan selalu rendah jika dibandingkan
dengan titik beku pelrut murninya. Air murni pada tekanan 1 atm memiliki titik beku 0oC.
Jika dalam air kita larutkan zat, maka titik beku larutannya akan lebih rendah dan titik
didihnya akan lebih tinggi dari 100oC. Besarnya penurunan titik beku (∆Tf) dan kenaikan titk
didih (∆Tb) hanya ditentukan oleh jumlah partikel zat tersebut . Makin banyak partikel zat
terlarut maka makin besar pula Tf dan Tb (Anshory.1999:03).

IV. KESELAMATAN KERJA

Untuk menjaga keselamatan dalam melaukukan percobaan ini. Menggunakan jas lab,
sarung tangan karet,masker dan kaca mata.

V. LANGKAH KERJA
· Menentukan berat jenis Asam Asetat Glasial dengan menggunakan piknometer atau
aerometer.

· Mengambil 50 mL pelarut, memasukkan dalam alat (wadah) sambil ddidinginkan

dengan es batu, mencatat suhunya untuk setiap 30 detik , sehinnga suhu konstan .
Kemudian melihat sudah membeku atau belum.

· Mencairkan pelarut kembali, kemudian menambahkan zat yang telah diketahui Berat

Molekulnya (Naftalena) 2 gram, mendinginkan lagi dan mencatat suhunya setiap 30


detik hingga suhu tetap sampai membeku.

· Mencatat selisih titik beku dari percobaan 2 dan 3.

· Mengulangi percobaan 2 dan 3 dengan mengambil zat terlarut yang akan dicari Berat

Molekulnya ( zat X ) .

VI. DATA PENGAMATAN

WAKTU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tf

Asam asetat glasial 29 ℃ 18 ℃ 15 ℃ 12 ℃ 11℃ 10 ℃ 10 ℃ 10 ℃ 10 ℃ T 1 10 ℃


C H 3 COOH pekat

Naftalen 15 ℃ 12 ℃ 11℃ 11℃ 10 ℃ 10 ℃ 9 ℃ 9℃ 9℃ T 29 ℃


(C H 3 COOH +C 10 H 8 )
NaCl 17 ℃ 14 ℃ 13 ℃ 10 ℃ 10 ℃ 9 ℃ 8℃ 8℃ 8℃ T 38 ℃
(C H 3 COOH + Nacl ¿

VII. DATA PERHITUNGAN

Diketahui :

Naftelana (C 10 H 8) = 2 gr
Mr = 128 gr/mol
NaCl = 2 gr
Mr = 58,5 gr/mol (Teoritis)
Volume Asam Asetat Glasial = 50 ml, ρ=1,05 gr /ml

gr
ρ= → gr CH 3 COOH Pekat= ρ× v
v
¿ 1,05 gr/ml ×50 ml = 52,5 gr

- Tf Asam Asetat Glasial = T1 = 10 ℃


- Tf Campuran (Asam Asetat + Naftalena) = T2 = 9 ℃
- Tf Campuran (Asam Asetat + NaCl) = T3 = 8 ℃
- ∆ T f ( Asam Asetat+ Naftalena )=T 1−T 2 =( 10−9 ) ℃=1 ℃
- ∆ T f ( Asam Asetat+ NaCl )=T 1−T 3 =( 10−8 ) ℃=2℃

Ditanya ......

1. Mencari Kb Praktek ( dari data percobaan Asam Asetat+ Naftalena )


- Kb CH 3 COOH pekat Teoritis = 3,59 ℃ gr/ ml
- ∆ T f ( Asam Asetat + Naftalena ) = 1℃
- Kb Praktek
1000 . gr C 10 H 8
∆ T f =K b CH 3 COOH .
BM C 10 H 8 . gr CH 3 COOH
gr
1℃ .128 .52,5 gr
K b CH 3 COOH Praktek =
ml = 3,36℃ gr/mol
1000 .2 gr
- % Kesalahan Kb
K bPraktek −K bTeori
%=¿ ∨×100 %
K bPraktek
gr
( 3,36−3,59 ) ℃
mol
%=¿ ∨× 100 %=6,8 %
gr
3,36 ℃
mol

2. Mencari BM NaCl praktek ( dari data percobaan Asam Asetat + NaCl )


- BM NaCl Teoritis = 58,5 gr/mol
- ∆ Tf (Asam Asetat + NaCl) = 2℃
- BM praktek
1000 . gr NaCl
∆ T f ( Asam Asetat+ NaCl )=K b .
BM NaCl praktek . gr CH 3 COOH
Kb .1000 . gr Nacl
BM NaCl praktek =
gr CH 3 COOH . ∆ T f
gr
3,36 ℃ . 1000 .2 gr
mol gr
BM NaCl praktek = =64
52,5 gr . 2℃ mol
- % Kesalahan BM
BM Praktek −BM Teori
%=¿ ∨× 100 %
BM Praktek
gr
( 64−58,5 )
mol
%=¿ ∨× 100 %=8,59 %
gr
64
mol

VIII. PERTANYAAN

1. apa yang dimaksud titik beku suatu larutan?


2. Apa yang disebut penurunan titik beku molal?
3. Apa yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut?

Jawab :

1. jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari zat cair ke padat dan zat pelarut
mengalami proses pengaturan molekul dalam pembentukan susunan kristal padat
sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan titik beku
(kristal padat) dari fasa cairnya
2. Penurunan titik beku molal merupakan proses penurunannya titik beku untuk
menghambat proses pencairan pada es. Misalkan garam dapur ditaburkan dibatu es
(semakin besar molalitas nya maka titik beku semakin rendah dan sebaliknya)
3. Tekanan uap ini semakin tinggi tekanan maka temperatur semakin cepat larutan untuk
bereaksi. Pada percobaan ini,dimisalkan asam asetat dengan naftalena sebagai zat
terlarut. Dan diberi tekanan uap yaitu batu es dengan penurunan molalnya,akan
menyebabkan turunnya tekanan uap yang begitu cepat.

IX. ANALISIS PERCOBAAN

Dari Hasil Percobaan pertama ,yaitu larutan Asam Asetat Glasial, tabung reaksi yang
berisi 50 ml Asam Asetat didinginkan dan membeku pada suhu 10 ℃. Pada percobaan kedua,
larutan Asam Asetat yang baru ditambah Naftelan 2 gr didinginkan dan membeku pada suhu
9 ℃. Kemudian larutan Asam Asetat pada percobaan pertama yang telah mencair digunakan
pada percobaan ketiga ditambah dengan NaCl 2 gr didinginkan dan membeku pada suhu 8 ℃
.

Dari Hasil Data Pengamatan, kita dapat mencari Kb CH 3 COOH Praktek dari
percobaan kedua antara Asam Asetat + Naftalena dengan data ∆ T f 1 ℃ , 52,5 gr CH 3 COOH
dan menggunakan persamaan

1000. Kb .G 2
ΔTb = Tb .G 1 maka didapatkan Kb Praktek sebesar 3,36℃ gr/mol dengan persen
kesalahan sebesar 6,8 %

Dari Hasil Data Pengamatan, kita dapat mencari BM NaCl Praktek dari percobaan
ketiga antara Asam Asetat+ NaCl dengan data ∆ T f 2 ℃ ,52,5 gr CH 3 COOH dan
menggunakan persamaan yang sama dengan percobaan kedua, maka didapatkan BM NaCl
gr
Praktek sebesar 64 dengan persen kesalahan sebesar 8,59%.
mol

Faktor- faktor yang menyebabkan kesalahan dalam melaksanakan percobaan adalah


kurang konsistennya dalam menggunakan waktu, kerusakan pada alat, ketidaktelitian saat
mengamati termometer suhu, dan ketidakpastian saat menimbang senyawa.

X. KESIMPULAN

Setelah Melakukan Percobaan , maka dapat disimpulan bahwa :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik beku larutan,yaitu : konsentrasi


larutan,keelektrolitan larutan dan jumlah partikel.
2. suatu pelarut jika ditambahkan zaat terlarut,maka titik bekunya akan turun
3. ΔTf (penurunan titik beku) = titik beku pelarut murni – titik beku larutan
4. semakin besar konsentrasi zat terlarut maka,semakin rendah titik beku larutan
tersebut
5. Tf Asam Asetat Glasial adalah 10 ℃, Tf ketika larutan ditambah Naftlena adalah 9 ℃
dan apabila ditambahkan NaCl adalah 8 ℃
6. ∆ T f ( Asam Asetat + Naftalena ) adalah 1℃ dan ∆ Tf (Asam Asetat + NaCl) = 2℃
7. K b CH 3 COOH Praktek adalah 3,36℃ gr/mol dengan persen kesalahan 6,8 %
terhadap Kb Teori
8. BM NaCl Praktek adalah 64 gr/ mol dengan persen kesalahan 8,58 % terhadap BM
teori

XI. DAFTAR PUSTAKA

- Buku praktikum Kmia Fisika. “ Penuntun Praktikum Kimia Fisika”. 2018. Poiteknik
Negeri Sriwijaya
- M. Utoro Yahya dan A.H. Bambang Setiaji .Kimia Fisika FIPA UGM. Yogyakarta,
1979.
- https://Salamadian.com/alat-alat-laboratorium-kimia-biologi/.
XII. GAMBAR ALAT

Erlenmeyer bola karet kaca arloji

Pipet ukur termometer

Pengaduk

Gelas Kimia

Anda mungkin juga menyukai