Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Di antara tujuan kami meyelesaikan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai Pengukuran Ketinggian (level). Dasar penulisan dilakukan untuk memenuhi tugas
Instrumentasi dan Teknik Pengukuran.
Dalam penyelesaian makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini
Akhirnya, kami penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Palembang, 22 Desember 2016

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Pengertian Pengukuran Ketinggian (level) ................................... 2
B. Pengukuran Ketinggian Cairan
a. Pengukuran ketinggian langsung ............................................ 2
b. Pengukuran ketinggian tak langsung ...................................... 3
1. Tipe Pelampung (Float) ..................................................... 3-4
2. Tipe Pemindah (Displacer) ................................................ 4
3. Hidrostatis (Manometer) .................................................... 5
4. Sistim Hidrolik Termal ....................................................... 5-6
5. Sistim Elektroda (Probe) .................................................... 6
C. Pengukuran Ketinggian Padatan
a. Pengukuran kontinyu .............................................................. 7
1. Grid ..................................................................................... 7-8
2. Gamm-ray detector ............................................................. 8
3. Noise level .......................................................................... 8-9
b. Pengukuran Titik Tetap........................................................... 9
1. Diafragma ........................................................................... 9
2. Kerucut Pendan ................................................................... 10
3. Defleksi Probe ..................................................................... 10-11
4. Padel Berputar ..................................................................... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13
Daftar Pustaka ................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam setiap industry proses dapat dipastikan memiliki tangki (vessel), bejana, atau
penampung. Fungsinya adalah menyimpan atau memproses bahan. Pemantauan dan
pengendalian tinggi cairan ataupun partikel padat merupakan salah satu hal penting dalam
industry proses. Sebab tinggi cairan ataupun partikel padat dalam tangki atau bejana harus
dijaga agar selalu berada di atas saluran pipa keluar. Jika sampai terjadi kekosongan berarti
tidak ada cairan atau partikel padat yang keluar. Situasi ini bisa sangat berbahaya terhadap
proses sesudahnya dan dapat merusak sistem pada alat atau mesin proses. Sebaliknya,
tinggi cairan dan partikel padat tidak boleh melebihi tangki terbuka, atau tidak boleh
melebihi batas aliran uap pada tangki tertutup. Tinggi cairan atau partikel padat bisa
dilaporkan sebagai persen span dan bukan sebagai panjang (misalnya meter).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengukuran Ketinggian (level) ?
2. Apa alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian cairan ?
3. Bagaimana skema pengukuran ketinggian cairan ?
4. Apa alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian padatan ?
5. Bagaimana skema pengukuran ketinggian padatan ?

C. Tujuan Penulisan
Setiap kegiatan pastilah ada tujuan tertentu yang ingin dicapai, demikian juga yang
dilakukan penulis dalam pembuatan makalah ini. Adapun tujuan penulisan membuat
makalah ini adalah bertujuan untuk:
1. Menjelaskan tentang skema pengukuran ketinggian cairan
2. Menjelaskan tentang skema pengukuran ketinggian padatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran Ketinggian (level)


Pengukuran Ketinggian (level) adalah suatu kegiatan mengukur ketinggian dengan
batasan ketinggian tertentu.

B. Pengukuran Ketinggian Cairan


Alat ukur ketinggian cairan mengukur :
a. Posisi (ketinggian) permukaan cairan di atas garis datum.
b. Tekanan (head) hidrostatis dari cairan yang ketinggiannya diukur.

Pengukuran ketinggian jarang dinyatakan dalam satuan jarak seperti m, in, dan lainnya
terhadap garis datum atau pun head hidrostatis, melainkan dalam bentuk volume yang
terkandung atau berat cairan terisi dimana dimensi wadah dan gravitasi setempat diketahui.

Pengukuran ketinggian cairan dibagi 2 kelas


a. Pengukuran ketinggian langsung
Pengukuran ini melibatkan pengukuran langsung daripada jarak/ketinggian cairan
terhadap garis datum dengan cara
● Observasi visual langsung dengan skala yang telah dikalibasi seperti tongkat ukur.
● Penentuan posisi dari alat pendeteksi yang bergerak pada permukaan cairan seperti
bola atau pelampung.
● Kontak dari probe elktroda dengan permukaan cairan.
● Refleksi frekuensi gelombang radio atau sonik dengan permukaan cairan.

Metode dilihat langsung

2
b. Pengukuran ketinggian tak langsung
● Pengukuran fluida hidrostatis head dari cairan.
● Pengukuran gaya boyuansi yang terjadi akibat alat pendeteksi dicelupkan ke cairan.
● Penentuan panas cairan atau fasa uap didalam vessel.

Metode pengukuran ketinggian tak langsung

Cara inferensial (tak langsung) mempunyai kesalahan ukur yang cukup tinggi
dikarenakan pengaruh-pengaruh seperti perubahan densitas akibat perubahan suhu.
Detektor ketinggian cairan dibagi atas 5 tipe :
1. Float (pelampung)
2. Displacer
3. Hidrostatis
4. Efek termal
5. Elektrik dan Elektronik

1. Tipe Pelampung (Float)


Prinsip yang digunakan adalah gaya bouyansi (gaya apung) yang mengapung di
atas cairan dan perubahan posisi saat ketinggian cairan berubah.
Menggunakan prinsip gaya bouyansi, berfungsi untuk mengukur ketinggian
cairan dan membuka serta menutup katup. Contohnya, saluran air pada WC. Tipe
pengapung (float) dapat dipergunakan untuk pengoperasian pengukuran level di
bawah tekanan normal dan vakum.

Skema tipe pengapung

3
Pengapung (float) pada umumnya berbentuk bola da berbentuk silinder,
keduanya dalam bentuk padat tanpa rongga. Penghubung float ke alat pembaca atau
integrator dapat berupa batang, rantai ataupun pita logam.

2. Tipe Pemindah (Displacer)


a. Displacer dengan prinsip torsi
Ketika cairan mengelilingi sekitar alat akan membuat aksi pegas berputar
sehingga putaran batang menghasilkan perubahan ketinggian cairan yang
berbanding lurus. Kemudian alat pointer akan menunjukkan besarnya ketinggian.

Skema displacer dengan prinsip torsi


b. Displacer dengan prinsip gaya penyeimbang
Pada gaya penyeimbang, perubahan gaya bouyansi ditransmisikan melalui
lengan pengapung (float arm) dan piring fleksibel (flexible-disk or flexure tube)
ke system penyeimbang gaya.
Bertambahnya sejumlah cairan menyebabkan displacer menjadi lebih ringan
(naik). dan karnanya membuat pegas penyeimbang menggerakkan lengan engsel
mendekati nosel. aksi tersebut meningkatkan tekanan nosel ke relay udara
sehingga menyebabkan penambahan tekanan keluaran (output) yang cukup untuk
menyeimbangkan gaya beban pegas dengan bellow untuk mengembalikan
displacer keposisi semula.

Skema displacer dengan prinsip gaya penyeimbang

4
3. Hidrostatis (Manometer)
Metode ini biasanya menggunakan pengukur tekanan atau pengukur beda tekan
seperti pada pengukur aliran dan tekanan. Prinsip yang digunakan menggunakan
rumus.

P=GxDxH

Keterangan :
P = tekanan
H = ketinggian tangki
D = densitas fluida
G = percepatan gravitasi

Untuk kerapatan konstan, yang berubah adalah ketinggian. Bahkan, setiap alat
yang dapat mengukur tekanan dapat dikalibrasi untuk membaca ketinggian cairan
yang diberikan, dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat cairan dalam kapal
yang sedang dalam kondisi di atmosfer.
Transduser tekanan hidrostatis selalu terdiri dari membran yang connectedeither
mekanis atau hidrolik untuk elemen transduser. Elemen dari transduser didasarkan
pada teknologi seperti induktansi, kapasitansi, strain gauge, atau bahkan
semikonduktor.

Skema pengukuran tekanan pada vessel terbuka

4. Sistim hidrolik termal


Dengan Cara Thermal, pada gambar diatas sensor suhu yang digunakan lebih dari
1. terdapat sebuah sensor suhu yang digunakan sebagai sensor referensi dan 2 buah
sensor sebagai sensor level dan posisi yang digerakan naik-turun pada tabung boiler.
Mengukur Level Zat Cair Dengan Cara Thermal ini biasanya digunakan pada tanki-
tanki boiler, karena selain sebagai sensor level cairan, juga dapat dipergunakan untuk
mendeteksi gradien perubahan suhu dalam cairan. Teknik ini
didasarkan pada fakta penyerapan kalor oleh cairan lebih tinggi dibandingkan
penyerapan kalor oleh uapnya, sehingga bagian yang tercelup akan lebih dingin
dibandingkan bagian yang tidak tercelup.
5
Skema tipe hidrolik termal

5. Sistim Elektroda (Probe)


Pada sistem dengan dua elektroda, saat ketinggian turun dibawah elektroda
rendah, relay listrik akan terganggu menyebabkan katup kontrol pada bagian inlab
terbuka untuk mengisi tangki. ketika ketinggian naik melewati elektroda yang
posisinya lebih tinggi, relay akan terganggu sehingga katup akan tertutup, gerakan
antara dua elektroda menghasilkan dua ketinggian berupa dead zone.

Skema sistim elektroda (probe)

6
C. Pengukuran Ketinggian Padatan
Pengukuran ketinggian padatan merupakan pengukuran yang cukup banyak digunakan
antara lain untuk penyimpanan bahan baku, produk dan material lainnya yang menunjang
suatu proses industry. Adapun klasifikasi pengukuran ketinggian padatan yaitu :

Pengukuran Kontinyu

Pengukuran level padatan kontinyu menggunakan pengendalian dengan sistem


pneumatik dan listrik dan cocok untuk aplikasi proses kontinyu. Pengukuran kontinyu
meliputi :

1. Grid
Jenis grid memberikan indikasi dinamis dan kontinyu ketinggian padatan. Grid
dimasukkan kedalam bentangan atau (bed) padatan bergerak,mengukur secara langsung
gaya internal yang berhubungan dengan densitas padatan dan kedalaman bentangan
(bed).
Ukuran maksimal tidak boleh melebihi 1/3 diameter bukaan grid. Grid terdiri dari
cincin metal tipis yang dihubungankan dengan poros membentuk silinder vertikal. grid
biasanya hanya sebagian terendam pada bentangan padatan,dan level naik atau turun
sebanding dengan kenaikkan dan penurunan grid.

Skema rangkaian grid

Contoh aplikasinya

7
Batasan aplikasi:
● Hanya untuk bed yang bergerak
● Memerlukan kalibrasi sendiri
● Dirancang untuk aplikasi spesifik

2. Gamma-ray detector
Radiasi nuklir dari sumber tertentu dapat dihubungkan dengan level solid dalam
vessel diamana detector mengkonversi radiasi nuklir ke kuantitas listrik berhubungan
dengan level.. Detektor disebut Geiger Counter. Ada dua variasi sistim, yaitu:
a. Variasi intensitas sebanding dengan ketebalan material interpose antara sumber
dengan detektor.
b. Variasi intensitas berbanding terbalik terhadap jarak kuadrat antara sumber dan
deteksi.
Untuk pengukuran level padatan, sumber dapat diletakkan sedemikian rupa sehingga
padatan itu sendiri membentuk ketebalan yang bervariasi dimana sinar gamma harus
menembus untuk mencapai detector.

Emisi sinar gamma

3. Noise Level
Pengendalian noise untuk pengoperasian dalam grinding mill adalah aplikasi
pengukuran level yang berhubungan dengan variasi suara yang diproduksi dalam bola,
batang atau tabung grinding mill. sebuah mikrofon diletakkan di dekat grinding mill yang
diaktifkan oleh suara, dan sistim pengendalian dikalibrasi untuk mempertahankan laju
umpan yang juga mempertahankan tingkat suara yang optimum untuk aksi grinding
maksimum
Biasanya alarm juga dipasang bersamaan, sehingga operator dapat mengetahui
terjadinya ketidakberesan seperti loncatan bunga api atau penyumbatan dengan
menyalanya lampu alarm. Peralatan ini digunakan untuk peralatan bergerak dan dibatasi
pada aplikasi dimana tingkat suara adalah fungsi suara yang dihasilkan.

8
Pengukuran ketinggian dengan Noise

Pengukuran Titik Tetap


1. Diafragma
Jenis ini menggunakan diafragma fleksibel yang berhubungan dengan material
dalam vessel (bin). saat level padatan naik, tekanan akan menekan diafragma terhadap
mekanisme level pengukur berat. saat level tersentuh, saklar listrik
diaktifkan.indikator level difragma biasanya dipasang pada bagian luar bin.

Detektor diafragma Aplikasinya

9
Keuntungan :
Biaya murah namun terbatas pada vessel terbuka dan untuk pengendalian tinggi dan
rendah (dua posisi).

2. Kerucut Pendan
Alat ini terdiri dari saklar yang sensitif didalam wadah anti debu yang
menggerakkan pivot tempat kerucut pendan terpasang. batang pendan besambung
kedalam bola apung plastik atau kerucut logam. ketika kerucut atau bola apung
terjungkit oleh material padat, saklar dibagian atas diaktifkan. alat ini dipasang pada
bagian atas,bawah atau variasi level tertentu dimana ingin dilakuakan pengukuran dua
pengendalian.

Detektor kerucut pendan

Aplikasi detector kerucut pendan

3. Defleksi Probe
Alat ini menggunakan kontak listrik yang tertutup saat meterial padat
mendefleksukan batang baja tirus yang dihubungkan dengan diafragma kuningan.
Banyak digunakan pada operasi penimbunanan batu bara dan pengguanaan dibatasi
untuk pemasangan pada bagian top ( pengukuran permukaan) dan vessel terbuka.

10
Detektor defleksi probe

Aplikasinya

11
4. Padel Berputar
Alat ini digunakan untuk indikasi dan pengendalian level material yang
kering, butiran atau hancur. poros padel digerakkan oleh motor, ketika rotasi(putaran)
padel tertahan oleh material padatan akan menyebabkan pendukung motor dan rumah
gigi bergerak pada permukaan horizontal. putaran tersebut mengktifkan 2 sakral roller
mni dalam putaran berlawanan. saklar peryama untuk mengkaktifkan alat ini seperti
sirkuit aliran, sedang saklar kedua mematikan daya keroda padel yang lalu berhenti
berputar. ketika material levelnya turun, sebuah pegas akan mengembalikan keadaan
keposisi semula dan saklar terbebaskan dan padel berputar lagi.

Detektor padel berputar Aplikasinya

12
BAB III
PENUTUP

Uraian yang kami paparkan sejak awal hingga akhir bertujuan menjelaskan secara utuh
Pengukuran Ketinggian (level). Kemudian dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran Ketinggian (level) adalah suatu kegiatan mengukur ketinggian dengan
batasan ketinggian tertentu.
2. Pengukuran ketinggian cairan dibagi 2 kelas :
a. Pengukuran ketinggian langsung
b. Pengukuran ketinggian tak langsung
● Float (pelampung)
● Displacer
● Hidrostatis
● Efek termal
● Elektrik dan Elektronik
3. Pengukuran ketinggian padatan diklasifikasikan menjadi 2 macam pengukuran :
a. Pengukuran kontinyu
● Grid
● Gamma-ray detector
● Noise level
b. Pengukuran titik tetap
● Diafragma
● Kerucut pendan
● Defleksi probe
● Padel berputar

Demikianlah hasil makalah dari kami yang pastinya masih banyak terdapat kesalahan-
kesalahan atau jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. saran dan kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan dalam
menyelesaikan makalah ini, lebih kurang kami ucapkan terima kasih.

Billahitaufiq wal hidayah


Wassalamu’alaikum Wr Wb

13
DAFTAR PUSTAKA
Modul Kuliah Instrumentasi dan Teknik Pengukuran ‘Pengukuran Ketinggian (level)’ :
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya 2015

Wikipedia. 2012. Teknik Pengukuran

www.Google.com

http://dokumen.tips/documents/pengukuran-tinggi-cairan.html

14
LAMPIRAN I
TANYA JAWAB
1. M. Iskandar Al-Hakim (Kelompok 6)
a. Jelaskan istilah-istilah yang ada pada bab pengukuran ketinggian (level) !
b. Jelaskan prinsip kerja noise level dalam mengukur level (ketinggian) padatan !

Jawaban

a. Istilah- istilah dalam pengukuran ketinggian (level)


 Garis datum : sebuah garis yang berfungsi sebagai acuan atau dasar untuk
pengukuran besaran lain.
 Titik datum : titik awal (referensi).
 Tekanan hidrostatis : tekanan pada zat cair yang tidak bergerak.
 Gaya boyuansi : gaya apung.
 Mentransmisikann : mengirim atau meneruskan.
 Control valve : komponen akhir dari control system.
 Nozzle : pembagi daya (back pressure).
 Vessel : bejana.
 Pick up unit : unit pengangkat.

b. Prinsip kerja noise level


Pengukuran dengan noise level ini berhubungan dengan variasi suara yang ada di dalam
grinding mill. Sebuah mikrofon diletakkan di dekat grinding mill yang diaktifkan oleh
suara. Jadi pengukuran ketinggian pada grinding mill berdasarkan volume yang ada di
dalamnya, di mana grinding mill akan bergerak memutar isi di dalamnya kemudian akan
direkam oleh mikrofon lalu menghasilkan suara berdasarkan volume yang ada pada
grinding mill.

2. Ami Junia (Kelompok 1)


Pada saat kapan kita menggunakan pengukuran kontinyu dan pengukuran titik tetap ?

Jawab

Kontinyu Titik tetap


Pengukuran kontunyu digunakan pada Pengukuran titik tetap digunakan untuk
saat mengukur level pada ketinggian mengukur level yang terlalu tinggi atau
tertentu, misalnya pada ketinggian 10 m. terlalu rendah di mana terdapat saklar on/off
jika jika level terlalu tinggi atau terlalu
rendah

3. Agus Andriansyah (Kelompok 6)


Mengapa pengukuran ketinggian (level) jarang dinyatakan dalam satuan jarak seperti m,
inci, dll ?
Jawab
Karena, yang diukur di dalam tangki (vessel) adalah volume benda, yang biasanya
dinyatakan dengan m3, gallon.. Tetapi, ketinggian sanagat berhubungan dengan volume,
karena ketinggian sudah menyatakan volume.

4. Nurunnisa (Kelompok 7)
a. Apa definisi sensor ketinggian dan bagaimana cara kerjanya ?
b. Bagaimana jika volume berkurang, apakah sensor ketinggian itu bekerja dan apakah
pompa itu akan mengisi tangki itu kembali ?

Jawab
a. Sensor ketinggian adalah saklar otomatis yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian.
Cara kerjanya :
Sensor ketinggian dipasang pada tangki air untuk mendeteksi jumlah atau volume air
yang masuk ke dalam tangki, kemudian alat ini dihubungkan dengan mesin pompa air,
pada saat volume air di dalam tabung sudah mencapai level tertentu dan terdeteksi oleh
sensor, maka sensor ketinggian akan bekerja sebab bagian depan dari sensor ketinggian
terendam oleh air, ketika itu pula level switch akan memerintahkan mesin pompa air
untuk berhenti berputar, dalam artian level switch akan memutuskan aliran arus yang ke
mesin pompa air.

b. Mesin pompa air akan bekerja kembali manakala volume air berkurang akibat
pemakaian, dan terdeteksi oleh sensor ketinggian yang dipasang bagian bawah tangki,
pada saat itu pula sensor akan memerintahkan mesin pompa air untuk bekerja atau
berputar agar mengisi tangki, demikian seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai