Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pabrik-pabrik pengolahan dilengkapi dengan berbagai macam alat
pengoperasian, setiap peralatan saling mendukung antar satu peralatan dengan peralatan
yang lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan peralatan
pendukung. Salah satu pendukung yang penting dalam suatu pabrik adalah peralatan
instrument pabrik. Peralatan instrument merupakan bagian dari kelengkapan
keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui dan memperoleh sesuatu
yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan mekanik. Salah satu peralatan
instrument yang penting adalah alat ukur. Pengukuran ketingggian diperlukan untuk
menentukan suatu ketinggian.
Pengukuran ketinggian ditentukan dengan mengukur ketinggian dengan alat
pengukur ketinggian. Berbagai macam nama dan tipe alat ukur ketinggian yang terdapat
diindustri proses dan laboratorium, bergantung pada prinsip kerja, serta kebutuhan
penggunaannya. Banyak metode yang sudah dikenal untuk pengukuran ketinggian.

B. MANFAAT
● Memberikan informasi tentang alat ukur ketinggian
● Memberikan informasi prinsip kerja pengukuran ketinggian
● Memberitahukan cara pengaplikasian altimeter dan theodolite

C. RUMUSAN MASALAH
● Apakah definisi alat ukur ketinggian?
● Apakah manfaat alat ukur ketinggian?
● Bagaimana prinsip kerja alat ukur ketinggian?
● Bagaimana cara penggunaan alat ukur ketinggian ?
● Bagaimana gambar alat ukur ketinggian?
● Bagaimana pengaplikasian alat ukur?

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
 Bejana berhubungan adalah beberapa bejana berisi cairan homogen yang saling
terhubung dan memiliki tinggi permukaan cairan yang sama tanpa terpengaruh oleh ukuran
dan volume tiap bejana. Bila cairan ditambahkan pada salah satu bejana, tinggi permukaan
pada setiap bejana akan berubah dan kembali sama tinggi. Fenomena ini merupakan bagian
dari Hukum Stevin dan terjadi karena tekanan hidrostatis. Konsep ini antara lain digunakan
dalam pembuatan waduk dan menara air.
Rumus: PA = PB
ρ1 . h1 = ρ2 . h2
ρ1 . g. h1 = ρ2 . g . h2
Keterangan:
ρ1: massa jenis zat cair 1 (kg/m3)
ρ2: massa jenis zat cair 2 (kg/m3)
h1: ketinggian zat cair 1 (m)
h2: ketinggian zat cair 2 (m)

 Hukum Hidrostatika yang dinyatakan : “Tekanan hidrostatik di semua titik yang terletak
pada satu bidang mendatar di dalam satu jenis zat cair besarnya sama.”

Berdasarkan Hukum Pokok Hidrostatika, maka tekanan di titik A, B, dan C besarnya sama.
PA = PB = PC = ρ .g.h

Hukum Pokok Hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan
menggunakan pipa U sebagai berikut.
PA = PB
ρ1 . g . h1 = ρ2 . g . h2
ρ1 . h1 = ρ2 . h2

 Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara
berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli ditemukan oleh
Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss yang menemukannya pada 1700-an.
Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk merumuskan hukumnya.

2
1
Rumus: p + ρgh + 2 ρv2 = konstan

 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Jatuh Bebas : gaya berat merupakan
gaya gravitasi yang bekerja pada benda, di mana arahnya selalu tegak lurus menuju
permukaan bumi

Rumus: EM = EP + EK
EM = EP + 0
EM = EP

 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola


Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda melakukan gerakan
parabola:
Ketika benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang dimiliki
benda sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda melakukan
gerakan parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar) sedangakn EP bernilai
minimum (jarak vertikal alias h kecil). Semakin ke atas, kecepatan benda makin berkurang
sehingga EK makin kec il, tetapi EP makin besar karena kedudukan benda makin tinggi
dari permukaan tanah. Ketika mencapai titik tertinggi, EP bernilai maksimum (h
maksimum), sedangkan EK bernilai minimum (hanya ada komponen kecepatan pada arah
vertikal).Ketika kembali ke permukaan tanah, EP makin berkurang sedangkan EK makin
besar dan EK bernilai maksimum ketika benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik

3
selama benda bergerak bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi
kinetic menjadi energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika
benda bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi energy kinetik.

 Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Harmonik Sederhana


Terdapat dua jenis gerakan yang merupakan Gerak Harmonik Sederhana, yakni
ayunan sederhana dan getaran pegas. Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada ayunan
sederhana.
Untuk menggerakan benda yang diikatkan pada ujung tali, benda tersebut kita tarik
ke kanan hingga mencapai titik A. Ketika benda belum dilepaskan (benda masih diam),
Energi Potensial benda bernilai maksimum, sedangkan EK = 0 (EK = 0 karena benda
diam). Pada posisi ini, EM = EP. Ingat bahwa pada benda bekerja gaya berat w = mg.
Karena benda diikatkan pada tali, maka ketika benda dilepaskan, gaya gravitasi sebesar w
= mg cos teta menggerakan benda menuju posisi setimbang (titik B). Ketika benda
bergerak dari titik A, EP menjadi berkurang karena h makin kecil. Sebaliknya EK benda
bertambah karena benda telah bergerak. Pada saat benda mencapai posisi B, kecepatan
benda bernilai maksimum, sehingga pada titik B Energi Kinetik menjadi bernilai
maksimum sedangkan EP bernilai minimum. Karena pada titik B kecepatan benda
maksimum, maka benda bergerak terus ke titik C. Semakin mendekati titik C, kecepatan
benda makin berkurang sedangkan h makin besar. Kecepatan berkurang akibat adanya
gaya berat benda sebesar w = mg cos teta yang menarik benda kembali ke posisi
setimbangnya di titik B. Ketika tepat berada di titik C, benda berhenti sesaat sehingga v =
0. karena v = 0 maka EK = 0. Pada posisi ini, EP bernilai maksimum karena h bernilai
maksimum. EM pada titik C = EP. Akibat tarika gaya berat sebesar w = mg cos teta, maka
benda bergerak kembali menuju titik B. Semakin mendekati titik B, kecepatan gerak benda
makin besar, karenanya EK semakin bertambah dan bernilai maksimum pada saat benda
tepat berada pada titik B. Semikian seterusnya, selalu terjadi perubahan antara EK dan EP.
Total Energi Mekanik bernilai tetap (EM =EP + EK).

 Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Getaran Pegas


Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara
horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal. Sebelum kita membahas
satu persatu, perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu persamaan
umum yang mewakili semua jenis gerakan, seperti EK. Persamaan EK tersebut bersifat
umum untuk semua jenis gerakan, sedangkan Energi potensial tidak. Persamaan EP = mgh
merupakan persamaan EP gravitasi, sedangkan EP elastis (untuk pegas dkk).

 Hukum Archimides
Jika sebuah benda tercelup seluruh atau sebagain di dalam zat cair (fluida) akan
mengalami gaya ke atas yang besarnya adalah sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan.

4
 Gaya Buoyancy
Buoyancy atau Daya Apung adalah gaya tekan keatas yang diberikan oleh fluida terhadap
bobot benda yang dicelupkan, sesuai dengan Hukum Archimedes yang menyatakan, jika
suatu benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair, maka benda tersebut
akan mendapat gaya tekan keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Instrumentasi Level Measurement ( Alat Ukur Ketinggian)


Alat ukur ketinggian adalah suatu alat ukur yang digunakan sebagai indikator terjadinya
perubahan ketinggian pada peralatan proses. Beberapa contoh alat ukur ketinggian adalah
altimeter dan theodolite.
1. Altimeter

a. Definisi Altimeter
Altimeter merupakan sebuah alat yang di pakai untuk mengukur ketinggian suatu
titik tertentu dari permukaan laut. Altimeter hanya tinggal diletakkan di tempat yang
akan diukur ketinggiannya Biasanya alat ini digunakan untuk navigasi dalam
penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian. Satuan
altimeter disebut satuan meter dpl(hPa atau Hg). Altimeter, selain sebagai penunjuk
ketinggian altimeter juga dapat memperkirakan cuaca yang di gunakan pada malam
hari.
Ketinggian dapat ditentukan berdasarkan pengukuran tekanan atmosfer. Semakin
besar ketinggian maka lebih rendah tekanan. Ketika barometer diberikan dengan
kalibrasi nonlinier sehingga digunakan untuk menunjukkan ketinggian, alat ini
disebut pressure altimeter atau altimeter barometric. Sebuah Pressure Altimeter
adalah altimeter yang banyak ditemukan di sebagian besar pesawat terbang, selain
alat navigasi lainnya seperti peta, kompas magnetik, atau penerima GPS.

b. Prinsip Kerja Altimeter


Udara adalah lebih padat dipermukaan bumi dari pada udara diatasnya.apabila
ketinggiannya makin bertambah maka tekanan udaranya makin berkurang. Tekanan
udara yang berbeda-beda pada tinggi yang berlainan ini dipakai pada altimeter untuk
menunjukan perubahan tinggi. Jadi secara sederhana altimeter ini sesungguhnya
adalah sebuah barometer logam yang pembacaannya tidak dalam satuan tekanan
tetapi dalam feet. Pembacaan instrument ini terpengaruh juga oleh perubahan tekanan
ditanah yang disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan atsmosfir. Pada

6
sensitive altimeter dilengkapi dengan suatu mekanisme untuk mengkoreksi
kesalahan-kesalahan yang disebabkan karena perubahan tekanan ini.
Altimeter bekerja dengan beberapa prinsip:
 Tekanan udara (yang paling umum dipakai)
 Magnet bumi (dengan sudut inclinasi)
 Gelombang (ultra sonic ataupun infra merah dan lain sebagainya)
 Pemakaian Altimeter biasanya selalu diikuti dengan pemakaian kompas.
Altimeter bekerja berdasar tekanan udara sesuai naiknya angka ketinggian. Setiap
altimeter yang akan dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Periksa ketelitian alat
ini di titik ketinggian yang sudah pasti. Alat ini sangat peka terhadap guncangan.
c. Cara Penggunaan Altimeter
Tempatkan altimeter dalam posisi datar. Pastikan gelembung nivo tepat ditengah
lingkaran. Ini dilakukan di pantai/muka air laut.
Atur jarum indicator naik-turun (+ -) pada posisi tepat ditengah, dengan cara
memutar tuas pengatur (pemutar besar).
Atur jarum skala ketinggian pada posisi 0 (nol) meter, dengan cara menarik
keatas sambil memutar tuas pengatur (pemutar kecil).
Pindahkan (bawa) altimeter ke tempat / lokasi lain yang akan diukur
ketinggiannya. (alat ini mempunyai ketelitian s/d 1 meter)
Cari ketinggian (y) tempat tersebut dengan cara memutar/mengatur jarum
indicator naik-turun hingga posisinya tepat ditengah. Baca jarum penunjuk skala
ketinggian.

2. Theodolite

a. Definisi Theodolite
Theodolite adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketinggian tanah
dengan sudut datar dan sudut tegaknya. alat ini banyak diguanakan oleh para surveyer
untuk menyurvey tanah. A lait ini termasuk alat yang canggih yang digunakan untuk
survey tanah. Terdapat beberapa macam alat theodolite, diantaranya yaitu yang

7
pertama theodolite reiterasi atau theodolite bersumbu tunggal, yang kedua theodolite
repetesi, dan yang ketiga theodolite elektro optis.

b. Prinsip Kerja Theodolite


Penggunaan theodolit tidak lepas dari adanya GPS dan waterpass. GPS (Global
Positioning System) digunakan untuk menampilkan data lintang, bujur, dan waktu
secara akurat, karena GPS menggunakan bantuan satelit. Dalam peralatan GPS, posisi
pengamat (bujur, lintang, ketinggian) dapat ditentukan dengan akurasi sangat tinggi.
Sedangkan waterpass digunakan untuk mempermudah memposisikan theodolite agar
datar, rata dan tegak lurus terhadap titik pusat bumi. Dengan berpedoman pada posisi
dan pergerakan benda-benda langit dan bantuan satelit-satelit GPS, theodolit dapat
menunjukan suatu posisi hingga satu detik busur (1/3600°). Alat ini dilengkapi
dengan teropong yang mempunyai pembesaran lensa yang bervariasi.
Prinsip Kerja Theodolite :
Pada theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan
lensa pembalik. Biasanya yang memiliki lensa pembalik adalah theodolite dengan
sistem digital.
Sinar cahaya masuk melalui line of collimation.
Cahaya akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke lensa pembalik (jika ada) dan
terakhir ke lensa focus.
Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan terlihat di mata bersamaan dengan
diafragma.
Setelah itu baru bisa terbaca untuk menentukan jarak atau ketinggian suatu benda
yang dilihat dari theodolite.

c. Cara Penggunaan Theodolite


Cara penggunaan alat theodolite yaitu yang pertama kita kendurkan sekrup
pengunci, kemduian yang kedua tinggikan setinggi dada, lalu yang ketiga kita
kencangkan sekrup pengunci yang tadi kita kendurkan, kemudian yang keempat buat
kai statif berbentuk segitiga sama sisi, setelah itu yang kelima kita kuatkan atau injak
pedal kaki statif, lalu yang k eenam kita atur kembali ketinggian statif sehingga tribar
plat mendatar , lalu yang ketujuh kita letakkan theodolite di tribar plat setelah itu yang
kedelapan kita kencangkan sekrup pengunci centering ke theodilte. Kemudian yang
ke Sembilan kita atur atau levelkan nivo kotak sehingga sumbu yang pertama benar-
benar tegak atau mendatar, lalu yang kesepuluh kita atur atau kita levelkan nivo
tabung sehingga sumbu yang kedua tegak atau pebar-benar mendatar, lalu yang
kesebelas kita posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering
kemudian geser ke kiri dan ke kanan.

8
3. Waterpass

a. Definisi Waterpass
Waterpass ialah alat yang dipakai untuk mengukur perbedaan ketinggian dari satu
titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung
kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah sudah terpasang dengan benar, perhatikan
gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Jika gelembung tepat berada di tengah, itu
artinya waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk
melihat sasaran bidik.

b. Prinsip Kerja Waterpass


Penggunaan Waterpass tidak lepas dari kalibrasi bersamaan dengan proses
pembuatannya, karena itu alat ini bisa langsung digunakan dan memudahkan
penggunanya.Dengan Tingkat Ketelitian waterpass 1.5 mm
Prinsip Kerja Waterpass :
Pada skala utama tentukan besar derajat dan menit dengan melihat jarum yang
berhimpit pada skala, setiap skala mempunyai nilai 10’.
Pada skala nonius juga menentukan besar derajat jarum yang berhimpit dengan
skala, dengan besar sudut setiap skala 20”.
Jumlahkan hasil bacaan antara skala utama dan nonius.

c. Cara Penggunaan Waterpass


Caranya dengan menempatkan permukaan alat ke bidang permukaan yang di cek.
Untuk mengecek kedataran maka dapat diperhatikan gelembung cairan pada alat
pengukur yang ada bagian tengah alat waterpass. Sedangkan untuk mengecek
ketegakan maka bisa dilihat gelembung pada bagian ujung waterpass. Guna
memastikan apakah bidang benar benar rata maka gelembung harus tepat berada
ditengah alat yang ada.

9
4. Height Gauge

a. Definisi Height Gauge


Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi mengukur tinggi
benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk memberikan tanda goresan
secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan dalam proses permesinan. Jenis
yang pertama sering digunakan pada dokter operasi untuk menemukan tinggi
seseorang. Height gauge memiliki dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur
bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh
pengukur.

b. Prinsip Kerja Height Gauge


Penggunaan Height Gauge pada pekerjaan logam atau metrologi untuk menetapkan
maupun mengukur jarak tegak. Untuk meningkatkan keakuratan pengukuran dengan
mengurangi defleksi pada benda kerja, height gauge sering dipasangkan dengan dual
probe dial indicator. Selain itu dengan penambahan probe dua arah, height gauge
mampu mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah lubang dalam posisi
horisontal.
Prinsip Kerja Height Gauge :
Benda kerja dijepit di antara dua senter pada mesin bubut.
Benda kerjadi letakkan pada meja perata dan dia dijalankan dipermukaan benda
kerja. Dalam melakukan pengukuran pasti terdapat kesalahan, baik kesalahan alat
maupun kesalahan si pengukur.

c. Cara Penggunaan Height Gauge


1) Bersihkan terlebih dahulu meja perata menggunakan kain/gombal bila perlu
ditambahkan pelumas
2) Letakkan benda kerja diatas meja perata
3) Kendorkan dulu baut pengikat kemudian Atur skala utama pada Height Gauge

10
4) Letakkan ujung Height Gauge diatas benda kerja
5) Kunci baut pengikat, kemudian bacalah ukurannya.

5. Seilometer

a. Definisi Seilometer
Seilometer Merupakan Sebuah perangkat yang mengukur ketinggian dasar awan,
terutama di atas sebuah lapangan terbang.

b. Prinsip Kerja Seilometer


Ceilometer ini bekerja berdasarkan prinsip dari pantulan balik (backScattered) dari
gelombang suara/cahaya yang dipancarkan, akibat adanya material yang melayang di
udara. Sehingga perbedaan waktu antara gelombang yang dipancarkan (Tx) dan
gelombang balik yang diterima (Rx) akan dijadikan acuan untuk menghitung
ketinggian dari material pemantul (aerosols/awan).

c. Prinsip Kerja Seilometer :


LIDAR (Light Detection and Ranging) yang dapat mengukur ketinggian awan
hingga 30 km diatas permukaan tanah. Teknologi laser banyak dimanfaatkan
sebagai pendeteksi pada ceilometer ini, dengan panjang gelombang berkisar 600-
1000 nm.
Sodar (Sonic Detection and Ranging), pengukuran didasarkan pada pancaran
gelombang suara vertikal (sound pulses vertically) yang akan menghasilkan
informasi berupa frekuensi dan amplitudo dari gelombang gema di udara
(atmospheric echoes).

d. Cara Penggunaan Seilometer


Caranya Didasari pada pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi gelombang pendek
cahaya (Light Short Pulse) untuk melewati atmosfir, dari unit transmitter ke unit
receiver ceilometer akibat adanya backscattering oleh bagian dasar awan.
Bila kecepatan cahaya adalah :
c = 2.99 x 108 m/s (= 186 000 m/s)
Dan waktu pantulan cahaya dari ketinggian 25,000 ft akan diterima receiver sekitar :
t = 50.9 ms

11
Maka, hubungan antara “time delay ” (t) dan ketinggian backscattering (h) :
𝒄 .𝒕
𝒉=
𝟐
Dimana, c adalah kecepatan cahaya.

6. Meteran

a. Definisi Meteran
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai Roll
Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter.
Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan.
Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm. Roll Meter ini pada
umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang dipakai dalam
Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau inch. Pita ukur atau Roll Meter tersedia dalam
ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya
dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.

b. Prinsip Kerja Meteran


Daya muai dan daya regang meteran dipengaruhi oleh jenis Roll Meter, yang di
bagi berdasarkan bahan yang dipakai dalam pembuatannya.Berfungsi untuk
mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat
sudut sikusiku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada ujung pita
dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang
melakukan pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur.
Prinsip Kerja Meteran :
 Posisi arah pandangan kedua mata harus lurus dan tepat ke Roll meter.
 Lihat ada skala yang ada pada roll meter.
 Baca hasilnya.

c. Cara Penggunaan Meteran


Caranya pemakaian / pengukurannya tinggal merentangkan meteran ini dari ujung
yang satu ke ujung yang berbeda yaknik ke objek yang akan diukur. Akan tetapi untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat alangkah baiknya bila dilakukan oleh dua orang,
orang pertama memegang ujung awal meteran dititik yang pertama dan
meletakkannya tepat di angka nol pada meteran dan orang yang kedua memegang rol

12
meter menuju ke titik pengukuran lainnya, lalu tarik meteran selurus mungkin dan
letakkan meteran di titik yang dituju dan baca angka pada meteran yang tepat dititik
yang dituju. Teknik ini memiliki keterbatasan pada pengontrolan besar sudut yang di
dapatkan dari hasil pengukuran dari kedua titik.

7. Displacer torsi

a. Definisi Displacer Torsi


Pneumatic devices masih tetap digunakan di fasilitas industry karena pilihan paling
tepat dan murah untuk single loop dan local control. Pneumatic device juga lebih
aman dipakai pada loka si rawan ledakan dan kebakaran (hazardous area).Berbagai
jenis pneumatic controller tersedia untuk berbagai proses di lapangan (pressure, level,
temperature, dan flow). Beberapa komponennya memiliki kesamaan, seperti:
Pneumatic level controller yang paling umum digunakan di lapangan adalah jenis
Fisher type 2500. Alat ini menggunakan displacer sebagai sensor ketinggian di tangki
atau vessel.

b. Prinsip Kerja Displacer Torsi


Perubahan pada liquid level, interface level, atau density/spesific gravity akan
mengangkat displacer sebanding dengan berat liquida yang berpindah (hukum
Archimedes). Pergerakan displacer secara vertikal akan menghasilkan gerakan
angular pada displacer rod dan menyebabkan torque tube memuntir setiap kali terjadi
perubahan level.
Prinsip Kerja Displacer Torsi :
 Pengaturan level (set point)
 Pengaturan Proportional Band (PB)

c. Cara Penggunaan Displacer Torsi


Pastikan loop sudah dalam posisi bekerja, upstream dan downstream manual
valve sudah dalam kondisi terbuka. Supply udara sudah masuk dan terbaca pada
pressure gauge. Jika ada bypass valve – pastikan tertutup.

13
Atur PB pada setting minimum yang mampu memberikan kestabilan kerja
control valve. Tunggu sejenak untuk melihat reaksi control .
Putar setting level sesuai nilai yang diinginkan. Jika terjadi osilasi, naikkan PB
hingga osilasi hilang dalam waktu sesingkat mungkin.
Uji sistem dengan mengganti nilai setpoint yang lain (naik atau turun, lalu koreksi
nilai PB)
Ulangi langkah 4 beberapa kali hingga sistem stabil
Kembalikan setpoint ke nilai yang diinginkan.

8. Stadiometer

a. Definisi Stadiometer
Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang.

b. Prinsip Kerja Stadiometer


Seseorang berdiri lalu diturunkan pembatas pada kepalanya hingga akan
menunjukkan angka ketinggian tubuh kita.

c. Cara Penggunaan Displacer Torsi


 Pastikan Susunlah lengan pengukur stadiometer ke atas kepala Anda. Lengan
pengukur itu bisa bergerak ke atas serta ke bawah.
 Pastikanlah supaya lengan pengukur itu berkerja dengan benar sebelumnya
mengukur diri Anda.
 Anda mungkin saja butuh untuk melipat lengan pengukur itu untuk tegak lurus
dengan lantai.

14
9. Haga Altimeter

a. Definisi Haga Altimeter


Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi pohon. Bentuk dan
model elegant hampir mirip seperti pistol sehingga memudahkan anda untuk
memegang serta melakukan pengukuran dengan cara pengintai, Di alat Haga
Altimeter berselimut casing logam ringan kasar agar menjaga serta menjaga dari
pengaruh luar

b. Prinsip Kerja Altimeter


Jika suatu benda harus diukur yang kemungkinan lebih tinggi dari 52 meter,
mengambil skala yang sama dengan ketinggian perkiraan dibagi dua, misalnya objek
adalah sekitar 60 meter tinggi : mengambil skala 30 meter dan mengukur panjang
dasar 30 meter kalikan angka yang diberikan oleh pointer juga oleh dua.
Mata pembidik berguna untuk sewaktu anda mengintai ke object yang diukur
Arah bidik mencocokan antara kita mengintai di mata pembidik
Pemutar skala digunakan untuk memilih jarak batang yang berputar
Tombol pengunci berfungsi untuk mengunci setelah membidik pohon dengan
benar
Tombol pelepas kunci fungsinya sebaliknya dengan tombol pengunci
Skala membaca saat tombol pengunci digunakan dan muncul angka yang
diperole

c. Cara Penggunaan Haga Altimeter


Pilih kejauhan sesuai dengan skala yang ada yaitu antara 15, 20, 25, atau 30 meter
dari pohon, di mana poin yang dibidik (misalnya ujung pohon) dapat dilihat. Ukur
jarak horizontal yang dipilih dari pangkal pohon.
Pilih skala jarak yang sesuai pada batang berputar.
Lepaskan pointer dengan menekan tombol di bagian samping instrumen.

15
Bidik pangkal pohon (atau bisa juga tinggi pohon pada tinggi 1,3 meter), lalu
tekan tombol pengunci. Baca angka yang muncul pada skala (a). Catat agar tidak
lupa.
Tekan tombol pointer (tombol pelepas kunci).
Kemudian bidik ujung pohon, lalu tekan tombol pengunci. Baca angka yang
muncul pada skala (b). Catat agar tidak lupa.
Kemudian hitung dengan prinsip hitung Clinometer

10. Smart Sensor AR600E

a. Definisi Smart sensor AR600E


Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur Ketinggian kabel yang
canggih. Kabel ini mengirimkan ledakan singkat gelombang ultrasonic pada saat
pengukuran dimulai dan selanjutnya alat ini akan menangkap gelombang ultrasonic
yang memantul dari objek selama pengukuran hingga menghasilkan jarak ketinggian.

b. Prinsip Kerja Smart sensor AR600E


Alat ukur mengadopsi prinsip ultrasonik untuk mengambil pengukuran tinggi kabel.
Saat mengambil pengukuran, unit mentransmisikan sinyal ultrasonik oleh 15 sudut
dengan arah kabel dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mengambil gema dari
sinyal. Alat ukur sangat mudah dioperasikan, sirkuit pemelihara dapat membuat
pengukuran tinggi kabel dan kawat jarak kawat setiap saat di mana saja, yang tidak
perlu berhubungan dengan listrik (berkomunikasi) kabel tinggi.

c. Cara Penggunaan Smart sensor AR600E


Dekati objek yang akan di ukur ketinggiannya
Nyalakan alat
Tunggu hingga hasil yang diamati muncul

16
11. Peilschaal

a. Definisi Peilschaal
Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur air sungai maupun danau.

b. Prinsip Kerja Peilschaal


Alat ukur ini bekerja hanya dengan ditanamkan pada volume air yang akan kita ukur
tingkat kedalamannya. Lalu batasan pada air yang akan menandakan berapa tinggi atau
kedalaman pada volume air tersebut. Peilschaal pun biasanya dipasangkan secara
permanen pada volume air tersebut guna membuat semua orang tau berapa kedalaman
air tersebut yang biasanya berubah ubah di suatu saat.

c. Cara Penggunaan Peilschaal


Peilschaal ditanamkan pada volume air yang akan diukur
air yang mengisi volume yang akan menandai kedalaman air pada peilschaal
Lalu tingkat kedalaman pun sudah bisa kita lihat

12. Klinometer

17
a. Definisi Klinometer
Klinometer digunakan untuk mengukur tinggi sebuah pohon, tebing, atau tiang
bendera. Klinometer yaitu alat yang digunakan untuk mengukur sudut
kemiringan/elevasi, yang dibentuk antara garis datar dengan sebuah garis yang
menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung)
suatu obyek.Dengan menggunakan teorema pytaghoras maka akan diketahui panjang
sisi miring pada sebuah segitiga.

b. Prinsip Kerja Klinometer


jarak pengamat dengan pohon FG=6 m
tinggi pengamat AF=1,5 m
jarak mata pengamat dengan benang pemberat AB=3 cm
jarak mata pengamat dengan titik sumbu busur AC=5 cm
jarak titik sumbu busur dengan tinggi pengamat CB=4cm

c. Cara Penggunaan Klinometer

letakkan ujung klinometer (titik A) tepat didepan mata


arahkan ujung lain dari klinometer ke puncak benda (titik E)
ukur jarak titik A ke benang penunjuk sudut (titik B)
ukur jarak pangkal benang penunjuk sudut (titik C) ke titik B
ukur jarak pengamat ke benda yang akan diukur kitinggiannya (FG)
tinggi pengamat AF=DG
jika menggunakan konsep kesebangunan segitiga, Maka dapat
dirumuskan:
𝐶𝐵 𝐷𝐸 𝐴𝐷 . 𝐶𝐵
= 𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝐷𝐸 =
𝐴𝐵 𝐴𝐷 𝐴𝐵

B. Macam-Macam Metodhe Pengaplikasian Pengukuran Ketinggian


1. Dalam Cairan
Beberapa cara untuk mengetahui ketinggian (level) cairan, tergantung dari tempat dan
keadaan antara lain:
a) Gelas penduga ( level gauge glass)
Prinsip pengukuran langsung terhadap bejana berhubungan. Dimana pada pengukuran
dengan gelas penduga ada 2 macam untuk tekanan rendah dan tekanan tinggi.

18
b) Constant Displacement
Prinsip : Naik turunya cairan selalu diikuti naik turunya pelampung. Biasanya metode
ini dilengkapi dengan skala yang terkalibrasi dalam satuan volume.
c) Variable Displacement
Prinsip : Hukum Archimides
Bila suatu benda berada dalam zat cair akan berkurang beratnya sebesar berat zat cair
yang dipindahkan.Penggunaan torque tube pada pengukuran level atau level
transmitter. Bila permukaan cairan naik, akan memutar torque tube " counter
clockwise" (berlawanan arah jarum jam), begitu juga riversing arc akan berputar
torque. Gerakan ini diteruskan ke controllinks, kemudian ke control arc dan
menggerakkan control arc ke bawah sehingga flaper akan bergerak mendekati nozzle.
Akibatnya, output dari relay akan, menambah tekanan yang akan diteruskan ke
proportional below. Sehingga membalance gerakan control arm dan membalance pula
gerakan flaper terhadap nozzle.Sehingga terjadi perubahan level tertentu, maka
outputnya akan tetap pada suatu harga yang tertentu pula, dan ini akan sesuai dengan
tinggi permukaan cairan.
d) Differential Pressure
Pengukuran level dengan cara ini banyak ditemukan pada industri perminyakan yaitu
dengan cara membandinkan tekanan media yang diukur dengan media.
Prinsip kerja:
Berdasarkan kesetimbangan gaya, input signal pada high dan low pressure yang berasal
dari titik pengambilan bawah dan atas coloumn sehingga signal pengukuran yang brupa
beda tekanan akan memberikan gaya yang sebanding dengan ketinggian cairan.

2. Dalam Tanah
Pemetaan PoligonTertutup
Poligon ialah rangkaian titik yang saling berhubungan dengan yang lain sehingga
membentuk suatu jalur . Poligon dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Poligon terbuka
Merupakan poligon dengan titik awal dan titik akhir yang tidak sama, atau tidak
bertemu. Biasanya berbentuk memanjang.
2. Poligon tertutup
adalah poligon dengan titik awal dan titik akhirnya yang sama atau dalam arti
pengukuran yang dilakukan tersebut kembali ke titik semula atau pengukuran semula.
Pengukuran dengan menggunakan metode ini dilakukan pada daerah yang telah
diketahui awal dan akhirnya. D alam praktikum ini yang lebih dibahas adalah mengenai
poligon tertutup. Adapun pengukuran poligon bertujuan untuk menetapkan posisi dari
titik-titik sudut yang diukur, yaitu dengan mengukur panjang dan sisi segi banyak dan
besar sudut-sudutnya. Besaran-besaran yang diukur antara lain adalah :
a) Azimuth (sudut arah horizontal)
b) Sudut elevasi (sudut vertikal)
c) Tinggi tempat
d) Jarak optis

19
Azimuth adalah besaran sudut yang dibuat oleh posisi horizontal teropong
padaTheodolith dihitung dari arah Utara magnetis bumi yang telah dikoreksi dengan
deklinasi tempat pengukuran (deklinasi telah diketahui sebelumnya).
Penggambaran poligon dilakukan secara numerik (koordinat) maupun Azimuth garis, yaitu
dengan :
1. Menentukan arah Utara dan sekala yang sesuai
2. Mengeplotkan absis dan ordinat dari tiap poligon disertai ketinggian titik poligon
tersebut
3. Menghubungkan titik poligon tersebut untukmenggambarkan Azimuth
Data yang diperoleh pada pengukuran poligon tertutup adalah sudut dalam, jarak antar
titik, beda tinggi, dan sudut Azimuth. Dari proses perhitungan tersebut diperoleh koordinat-
koordinat berupa absis dan ordinat. Absis dan ordinat ini dihitung berdasarkan jarak dan
sudut Azimuth. Pada perhitungan sering ada sudut yang terkoreksi, artinya adalah
perhitungan dan pengamatan yang dilakukan di lapangan tidak begitu tepat, sehingga untuk
menutup poligon yang agak terbuka dibutuhkan koreksi sudut. Koreksi sudut ini digunakan
untuk mencari koreksi sudut Azimuth. Sudut Azimuth adalah besarnya sudut yang dibuat
oleh posisi horizontal teropong pada Theodolith.

20
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Alat ukur ketinggian ada beberapa macam, misalnya altimeter dan theodolite.
2. Tekanan udara,magnet bumi dan gelombang berpengaruh besar dalam perhitungan
ketinggian.
3. Ketinggian dapat ditentukan berdasarkan pengukuran tekanan atmosfer, maka semakin
besar ketinggian maka tekanan lebih rendah.
4. Satuan yang digunakan altimter (alat ukur ketinggian) adalah meter dpl (hPa atau Hg) dan
satuan theodolite bias dibaca hingga satuan detik (s).

21
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.libgar.com/2017/09/hukum-hukum-dasar-fisika-dan-
rumus.html?m=1
 https://id.scribd.com/document/334744366/Makalah-Instrumen-Dan-Teknik-
Pengukuran-Level

22

Anda mungkin juga menyukai