BAB I
MOMENTUM SUDUT DAN ROTASI BENDA TEGAR
A. MOMEN GAYA
Pengertian momen gaya (torsi) dalam gerak rotasi, penyabab
berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi. Momen gaya
atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya adalah
sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang berkerja pada
sebuah benda sehingga mengakibatka benda tesebut berotasi. Besarnya
momen gaya (torsi) tergantung pada gaya yang di keluarkan serta jarak
antara sumbu putaran dan letak gaya. Apabila anda ingin membuat
sebuah benda berotasi, anda harus memberikan momengaya pada
benda tersebut. Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan
besaran vektor. Untuk memahami momen gaya andadapat melakuan hal
berikku. Ambil satu penggaris, kemudian tumpukan salah satu ujung
nya pada tepi meja. Dorong penggaris tersebut kearah atas atau bawah
meja. Bagai mena gerak penggaris ? selanjutnya tarik penggaris tersebut
sejajar dengan arah panjang penggaris, apakah yang terjadi ?
Saat anda memberikan gaya F yang arah nya tegak lurus terhadap
penggaris, penggaris itu cenderung untuk bergerak memutar.
Mamunm, saat anda memberikan gaya F yang arah nya sejajar dengan
panjang penggaris, penggaris tidak bergerak. Hal yang sama berlaku saat
anda membuka pintu. Gaya yang anda berikan pada peggangan pintu,
tegak lurus terhadap daun pintu sehingga pintu dapat bergerak
membuka dengan cara berputar pada engselnya. Gaya yang
menyebapkan benda dapat berputar menurut sumbu putarnya inilah
yang dinamakan momen gaya. Torsi adalah hasil perkalian silang
antara vektor, posisi dengan gaya F dapat di tuliskan,
dengan
r = lengan gaya = jarak sumbu rotasi ketitik tangkap gaya(M).
F = gaya yang berkerja pada benda (N) , dan
τ = momen gaya (Nm).
Besaran momen gaya atau torsi tergantung pada besar gaya dan
lengan gaya. Sedangkan arah momen gaya menuruti aturan putaran
tangan kanan. Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam
maka arah momen gaya atau torsi keatas, dan bila arah putaran searah
dengan arah putaran jarum jam maka, arah momen gaya kebawah.
B. TITIK BERAT
Titik berat suatu benda yaitu titik tangkap resultan semua gaya
berat yang bekerja pada tiap bagian benda. Letak titik berat pada
jenis-jenis benda adalah sebagai berikut:
a) Benda teratur homogen, titik berat pada benda yang teratur
terletak ditengah-tengahnya.
b) Benda teratur yang merupakan gabungan benda teratur
homogen,
c) Benda teratur, letak titik berat untuk benda-benda teratur
dinyatakan dalam table berikut.
C. MOMEN INERSIA
1. Momen Inersia Titik Partikel
Dinotasikan dengan I, satuannya kg.m2 Momen inersia suatu
partikel adalah hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak terhadap
sumbu putarnya dan dirumuskan dengan:
Jika titik masa partikel lebih dari satu maka momen inersianya dapat
dihitung dengan rumus:
dimana:
I = momen inersia, satuannya kg.m2 m =
massa partikel, satuannya kg
r = jarak partikel terhadap sumbu putar, satuannya m
2. Momen Inersia benda tegar
Perhatikan gambar berikut ini!
Diputar ditengah-tengahnya:
Dimana:
m = massa batang, satuannya kg L =
panjang batang, satuannya m
B. Cincin
Berongga poros di pusat
Keterangan:
m = massa cincin, satuannya kgR =
jari-jari cincin, satuannya m
C. Silinder
Silinder Berongga dengan poros melalui pusat
Karena mR2 adalah momen inersia maka rumus energi kinetik rotasi
dapat dirumuskan sebagai:
dengan:
Ek rot = energi kinetik rotasi dalam joule I =
momen inersia benda dalam kg.m2
ω = kecepatan sudut dalam rad/s
BAB II
FLUIDA
Fluida digolongkan menjadi dua jenis yaitu: Fluida Statis dan Fluida
Dinamis. Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam sedangkan
fluida dinamis adalah fluida dalama keadaan bergerak.
A. Fluida Statis
Berikut adalah beberapa hal yang dipelajari dalam fluida statis
yaitu:
1. Tekanan Hidrostatik
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai
dengan namanya (hidro: air dan statik: diam). Atau lebih lengkapnya
Tekanan Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan yangdiberikan oleh
cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Hal ini berarti setiap benda yang berada pada zat cair yang diam,
tekanannya tergantung dari besarnya gravitasi. Adapun hal yang
mempengaruhi besarnya tekanan hidrostaatis yaitu
kedalaman/ketinggian dan massa jenis zat cair.
2. Tekanan Mutlak
Tekanan mutlak merupakan tekanan total hasil penjumlahan
tekanan hidrostatik dengan tekanan atmosfer (udara). Bukan hanya
zat cair saja, namun udarapun memiliki tekanan yang disebut tekanan
atmosfer (udara), sehingga jika dihitung secara total antara tekanan
udara yang menekan zat cair dalam wadah tentu akan semakin besar.
5. Hukum Archimides
Hukum Archimides yang berbunyi:
" Jika sebuah benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam
zat cair, maka akan terdapat air yang tumpah karena gaya angkat
fluida yang sama dengan berat benda yang tercelup tersebut"
Hukum Archimides ini menjadi patokan dalam penggunaan kapal
selam atau balon udara. Kita juga mengenal bahwa dalam hukum
archimides dijelaskan mengapa benda tenggelam, melayang atau
mengapung.
Saat tenggelam berarti massa jenis benda lebih besar dari pada
massa jenis fluida. Benda melayang berarti massa jenis benda sama
dengan massa jenis fluida dan benda mengapung karena massa jenis
benda lebih kecil dibandingkan massa jenis fluida.
Selain itu dengan Hukum Archimides kita bisa menentukan
mengapa berat benda di udara lebih berat jika dibandingkan berat di air.
Hal ini karena pengaruh dari gaya angkat ke atas pada benda saat dalam
fluida lebih besar.
Secara matematis bisa dituliskan bahwa
W di air = W diudara - FA (Gaya Angkat Ke Atas)
6. Tegangan Permukaan
a. Tegangan Permukaan
Tegangan Permukaan merupakan gaya yang diakibatkan oleh suatu
kerja pada zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu.
egangan permukaan zat cair diakibatkan karena gaya yang bekerja
pada zat cair tersebut.
Dalam keadaan diam, permukaan zat cair akan membuat gaya tarik
ke segala arah, kecuali ke atas. Hal itulah yang menyebabkan adanya
tegangan permukaan.
Oleh karena itu tegangan permukaan memiliki persmaan sebagai
berikut:
Y = F/d
dimana d = 2L
Sehingga Y = F/2L
Keterangan:
Y = Tegangan Permukaan (N/m) F = Gaya (N)
L = Panjang (m)
d = tempat dimana gaya itu bekerja
b. Kapilaritas
warna merah sudut kontak kurang dari 90 derajat, warna biru sudut
lebih dari 90 derajat, (wikipedia)
Adapun rumus/persamaan menghitung tinggi rendahnya atau naik
turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler adalah:
B. Fluida Dinamis
1. Debit Air
Fluida dinamis merupakan fluida dalam keadaan bergerak. Seperti
halnya yang sering kita lihat air kran yang mengisi bak mandi,atau air
terjun, dan banyak lainnya. Debit air adalah jumlah air yang mengalir
setiap waktu atau bolehdiartikan banyaknya volume air yang mengalir
setiap waktu.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus empiris dari debit airadalah:
Q = V/t
Ket:
t = waktu (s)
a. Asas Kontinuitas
Saat air keran mengisi bak mandi, air mengalir dari pipa besar
menuju mulut keran yang lebih kecil. Terdapat perbedaan luas
antara mulut kran dengan pipa, sehingga kecepatan alitran air pun
berbeda. Akan tetapi debit air yang mengalir tetap sama. Itulah yang
disebut asas kontinuitas.