Anda di halaman 1dari 4

➢ TEORI DASAR MASSA JENIS

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Satuan SI massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg·m-3)Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis
yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah ρ=𝑚𝑣 dengan ρ adalah massa jenis, m
adalah massa, V adalah volume. Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]' adalah: gram per
sentimeter kubik (g/cm3).1 g/cm3=1000 kg/m3Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3atau sama
dengan 1000 kg/m3Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk
menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis,
atau yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang
volumenya sama

C. Dasar Teori Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki
massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Satuan SI massa jenis adalah
kilogram per meter kubik (kg.m-3) Volume suatu benda dapat diukur secara langsung maupun tidak
langsung. Pengukuran langsung biasanya dilakukan dengan menggunakan gelas ukur, sedangkan
pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan mengukur Panjang, Lebar dan Tebal benda yang
bersangkutan. Dalam melakukan pengukuran Panjang, Lebar, atau Ketebalan sutu benda tidak selalu
menggunakan Penggaris atau Mistar saja,tetapi masih ada alat ukur panjang yang lain, yaitu alat ukur
yang memiliki ketelitian lebih kecil seperti Jangka Sorong. Jangka sorong digunakan untuk mengukur
Panjang atau Lebar suatu Benda. Jika massa dan volume diketahui, maka dengan mudah kita dapat
menentukan massa jenis benda tersebut dengan rumus :

ρ=m /v

Keterangan : ρ = massa jenis m = massa v = volume D. Alat dan Bahan

1. Balok

2. Jangka Sorong

3. Gelas ukur

4. Neraca / Timbangan

I. Kesimpulan Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa massa jenis suatu benda dipengaruhi
oleh massa setiap volume benda tersebut sedangkan luas benda tidak mempengaruhi massa jenis.
Semakin besar volume maka semakin rendah massa jenisnya, semakin besar massanya maka
semakin besar pula massa jenisnya sehingga dapat ditulis dalam rumus Jika kita melakukan
pengukuran dengan peralatan yang memiliki ketelitian yang lebih kecil/teliti, maka hasilnya pun akan
lebih teliti. dibandingkan dengan mengunakan peralatan yang langsung, seperti gelas ukur.
➢ TEORI DASAR BANDUL HARMONIK

Landasan Teori :

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas dan periodik
yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan. Dalam bidang
fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo Galilei, bahwa perioda (lama
gerak osilasi satu ayunan, T) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi mengikuti
rumus:Di mana adalah panjang tali dan adalah percepatan gravitasi.Periode berayun menjadi lebih
panjang ketika amplitodo θ0 (lebar ayunan) bertambah.Gerak Harmonik Sederhana (GHS) adalah
gerak periodik dengan lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak Harmonik Sederhana
mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu
gerak periodik tertentu. Gerak periodik adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang
dalam interval waktu tetap. Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :·
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air
raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.· Gerak Harmonik
Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan
sebagainya.Beberapa Contoh Gerak Harmonik: · Gerak harmonik pada bandul: Sebuah bandul adalah
massa (m) yang digantungkan pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat simpangan
dengan sudut kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya
pemulih yaitu dan panjang busur adalah Kesetimbangan gayanya. Bila amplitudo getaran tidak kecil
namun tidak harmonik sederhana sehingga periode mengalami ketergantungan pada amplitudo dan
dinyatakan dalam amplitudo sudut.· Gerak harmonik padapegas: Sistem pegas adalah sebuah pegas
dengan konstanta pegas (k) dan diberi massa pada ujungnya dan diberi simpangan sehingga
membentuk gerak harmonik. Gaya yang berpengaruh pada sistem pegas adalah gaya Hooke.· Gerak
Harmonik TeredamSecara umum gerak osilasi sebenarnya teredam. Energi mekanik terdisipasi
(berkurang) karena adanya gaya gesek. Maka jika dibiarkan, osilasi akan berhenti, yang artinya GHS-
nya teredam. Gaya gesekan biasanya dinyatakan sebagai arah berlawanan dan b adalah konstanta
menyatakan besarnya redaman. dimana = amplitudo dan = frekuensi angular pada GHS
teredam.Gerak harmonik pada bandulBandul sederhana terdiri atas benda bermassa m yang diikat
dengan seutas tali ringan yang panjangnya l (massa tali diabaikan). Jika bandul berayun, tali akan
membentuk sudut sebesar α terhadap arah vertical. Jika sudut α terlalu kecil, gerak bandul tersebut
akan memenuhi persamaan gerak harmonic sederhana seperti gerak massa pada pegas.C. Alat dan
Bahan1. Neraca ohaus2. Penyangga statif3. Busur4. Tali rafia5. Stopwatch6. Beban (kelereng)7. Kain
pembungkus8. Tali kenur9. PenggarisKesimpulanDari percobaan yang telah kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa periode di pengaruhi oleh panjang tali dan tidak di pengaruhi massa benda. Pada
panjang tali yang sama semakin banyak ayunan waktu yang di perlukan juga semakin lama dan
percepatan gravitasinya tergantung pada periode dan panjang tali. Gerakan harmonis juga akan
membentuk waktu yang tetap dengan gerakan bolak balik karena di lakukan di dalam ruangan
gerakan harmonis akan udah untuk diamatiselain itu, gerakannya pun akan konstan.DASAR
TEORIGerak harmonik adalah gerak bolak balik suatu benda secara periodik yang melalui titik
setimbang tanpa teredam. Benda melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya resultan gaya
pada benda yang besarnya sebanding dengan besar simpangan terhadap titik setimbangnya dan
arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh
suatu benda unuk menjalani satu getaran lengkap. Frekuensi adalah banyaknya getaran yang
ditempuh benda dalam suatu satuan waktu (misalnya 1 sekon). Salah satu contoh gerak harmonik
sederhana adalah gerak bandul sederhana. Bandul sederhana terdiri dari benda bermassa m yang
diikat dengan seutas tali ringan yang panjangnya l (massa tali diabaikan). Jika bandul berayun, tali
akan membentuk sudut kecil (<10°). Jika simpangan kecil maka akan bergerak bolak balik di sekitar
titik setimbangnya. Pada bandul ada dua titik balik yang letaknya berseberangan terhadap titik
setimbangnya. (Titik setimbang adalah titik acuan. Sedangkan tempat benda berhenti sesaat
sebelum berbalik arah disebut titik balik). Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik
benda melalui suatu titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap
sekon selalu konstanPeriode (T)Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode[3]. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu
getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda
tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau
detik[3].Frekuensi (f)Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu
detik, yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap[3]. Satuan frekuensi adalah
hertz[3].Hubungan antara Periode dan FrekuensiFrekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi
selama satu detik. Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran
adalah[3] :Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode. Dengan
demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai berikut[3] :

DASAR TEORI HUKUM ARCHIMIDES

1. Alat :

1. Gelas Ukur, yang dipakai sebagai wadah

2. Neraca Pegas, yang dipakai untuk mengukur berat benda (W) di udara maupun di air.

3. Neraca Ohaus, yang dipakai untuk mengukur massa benda

4. Sendok, yang dipakai untuk mengaduk larutan garam

5. Benang, yang dipakai untuk mengikat telur6. Kertas millimeter, yang dipakai sebagai skala2.

Dasar teori :Hukum ArchimedesHukum Archimedes : Setiap benda yang berada di dalam suatu fluida,
maka benda itu akan mengalami gaya ke atas (yang disebut gaya apung) seberat zat cair yang
dipindahkan.Dalam persamaan : FA = WbMenurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila
diukur dalam air daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika
di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.Dalam Persamaan : Wb = mb.gKetika dalam air,
dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan: Wdf = Wb –FAKeterangan : Wdf : berat dalam
fluida, dikatakan juga berat semu (N) Wb : berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N) FA :
gaya angkat ke atas (N) Gayaangkat ke atas ini yang disebut juga gaya apung. Defenisi I gaya apung:
Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang di kerjakan
fluida antara permukaan bawah dengan permukaan atas. BIla tekanan fluida pada sisi atas dan sisi
bawah benda yang mengapung masing-masing p1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada telur
pada sisi atas dan bawah adalah: F1 = p1. A F2 = p2. A Gaya ke atas yang bekerja pada balok
merupakan resultan gaya F1 dan F2. FA = F2 – F2 FA = (p2 – p1)A FA = (h2 –h1)pfgA FA = pfgV
Keterangan : pf = masa jenis fluida (kg/m3) V = volume air telur yang tercelup (m3) Defenisi II gaya
apung : Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida yang memiliki gaya apung
tersebut. A.1 PRINSIP ARCHIMEDES Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang
terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu
di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya
apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda
apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini
bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi
lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya
angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di
dalam air terasa lebih ringan. FA = ρa Va g FA = gaya angkat ke atas pada benda (N) ρa = massa
jenis zat cair (kg/m3) Va = volume zat cair yang terdesak (m3) g = percepatan gravitasi bumi
(m/s2)Hukum Archimedes adalah hukum yang membahas tentang perilaku suatu benda yang
mengalami gaya ketas ketika berada dalam suatu fluida.

Anda mungkin juga menyukai