Anda di halaman 1dari 12

MODUL

BANDUL MATEMATIS

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali menjumpai peristiwa-perisriwa


yang berkaitan dengan penerapan ilmu fisika salah satunya adalah bandul matematis.
Dalam hal yang sederhana misalnya kita menjumpai penerapan bandul matematis pada
taman kanak-kanak (taktok), jam dinding, dan timah kecil yang ditahan oleh suatu tali
pada tempat pengukuran tanah. Seperti trend permainan taktok yang sedang viral
belakangan ini yaitu sebuah mainan yang sering dimainkan anak-anak yang bergerak
saling berbenturan dengan diikat seutas tali yang dalam pembahasan kali ini kita kenal
sebagai bandul.

Bandul matematis merupakan gerak harmonik sederhana, dimana suatu benda


bermassa digantungkan pada sebuah tali dan ditarik kesamping dari titik
kesetimbangannya, maka benda tersebut akan berayun pada bidang vertikal karena
adanya gaya gravitasi di bumi. Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan
dapat berayun secara bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam
dinding kuno yang mempunyai ayunan (Zulmi,2021).

Manfaat Bandul

Bandul merupakan salah satu ilmu fisika yang secara tidak sadar sering
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu bandul matematis menjadi
salah satu materi yang perlu dipelajari dan diperhatikan konsep serta cara kerjanya. Hal
ini bertujuan untuk dapat memahami bagaimana cara kerja, alat dari suatu bandul dan
kaitannya dengan ilmu fisika lain dengan demikian seseorang dapat mengetahui seperti
apa yang disebut dengan bandul dalam kehidupan sehari-hari.
Teori Dasar Bandul

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara
bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang
mempunyai ayunan. Sebuah riwayat menjelaskan bahwa Ibnu Yunus merupakan tokoh
astronomi pertama yang menggunakan bandul sebagai alat ukur waktu pada abad ke-
10. Dalam kehidupan sehari-hari, gerak bolak balik benda yang bergetar terjadi tidak
tepat sama karena pengaruh gaya gesekan. Gerak bandul akan berhenti berayun jika
tidak digerakan secara berulang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya gesekan. Gaya
gesekan menyebabkan benda-benda tersebut berhenti berosilasi. Jenis getaran seperti
ini disebut getaran harmonik teredam. Osilasi atau vibrasi (getaran) adalah gerakan
partikel secara bolak-balik melalui lintasan yang sama.

Bandul atau pendulum tersebut merupakan temuan penting karena digunakan


untuk mengukur detik-detik waktu dalam observasi benda-benda angkasa.
Penemuannya ini 600 tahun sebelum Galileo Galilei dan C Huygens yang sekarang
dianggap penemuannya. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada
tahun 1602 oleh Galileo Galilei, bahwa periode (lama gerak osilasi satu ayunan, T)
dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi mengikuti rumus:

Dimana :

L = Panjang Tali

g = Gravitasi

Periode

Periode berayun sebuah bandul ditentukan oleh panjang bandul, kekuatan


gravitasi dan amplitudo θ0 (lebar ayunan). Periode tidak tergantung kepada massa
bandul. Jika amplitudo terbatas oleh ayunan yang kecil, periode T bandul
sederhana, waktu yang diperlukan untuk satu siklus lengkap. Bandul matematis
merupakan benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa yang digantungkan pada tali
ringan yang tidak bermassa.

Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu
getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai
bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan periode adalah sekon atau detik.

Dimana :

T = Periode (s)

f = Frekuensi (Hz)

t = Waktu (s)

n = Jumlah Putaran

Menurut Yanti,dkk (2020) Nilai periode bandul dipengaruhi oleh beberapa


faktor, di antaranya panjang tali yang digunakan dan sudut simpangan awal,
sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi periode adalah massa dan diameter bandul.
Panjang tali mempengaruhi periode karena hubungan panjang tali dengan periode
bandul berbanding lurus, semakin panjang tali maka periode bandul akan semakin
besar, dan semakin pendek tali yang digunakan maka nilai periode akan semakil kecil.

Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya getaran lengkap yang dilakukan oleh benda selama
satu detik. Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1 disebut juga hertz. Hertz (simbol:
Hz) adalah unit SI untuk frekuensi. Kata Hertz dipilih untuk menghargai jasa Heinrich
Rudolf Hertz atas kontribusinya dalam bidang elektromagnetisme. Hertz menyatakan
banyaknya gelombang dalam waktu satu detik (1 Hertz = 1 gelombang per detik). Unit
ini dapat digunakan untuk mengukur gelombang apa saja yang periodik.

Salah satu jenis frekuensi adalah frekuensi bunyi, frekuensi bunyi merupakan
sebuah getaran frekuensi yang mampu terdengar oleh manusia dengan standar 20 hz
hingga s/d 20.000 hz (20 Khz). Frekuensi audio berdasarkan dari hasil sebuah
penelitian, telinga manusia hanya mampu mendengar bunyi dengan frekuensi antara 20
Hz hingga s/d 20 KHz.

Untuk batas pendengaran telinga manusia hanya mampu menerima bunyi


dengan kekuatan frekuensi 20 Hz s/d. 20.000 Hz. Dari frekuensi ini disebut dengan
frekuensi audio atau frekuensi pendengaran. Untuk frekuensi yang kurang dari 20 hz
disebut dengan infrasonik, dan jika lebih dari 20 Khz disebut dengan ultrasonik.

Saluran frekuensi bunyi tentunya merambat melewati media perambatan seperti


benda padat, benda cair, dan benda gas. Getaran bunyi yang merambat ke segala arah
disebut dengan sebagai gelombang. Makin jauh sumber bunyi, maka bunyi akan
semakin terdengar lemah. Bunyi yang kita dengar merupakan energi kuat dan lemah
atau yang kita sebut dengan Amplitudo. Berdasarkan teori tersebut dalam bandul
matematis frekuensi cukup berperan dimana frekuensi memilki rumus sebagai :

Dimana :

T = Periode (s)

f = Frekuensi (Hz)

t = Waktu (s)

n = Jumlah Putaran

Amplitudo

Pada setiap getaran terdapat simpangan yaitu jarak antara kedudukan benda
yang bergetar dari kedudukan setimbangnya. Simpangan terjauh dari titik seimbang
yang dapat dicapai oleh benda bergetar disebut amplitudo.
Pada gambar di atas ada sebuah bandul yang mulai digetarkan pada titik A.
Maka bantuk tersebut akan bergetar bolak balik dari titik A ke B ke C balik lagi ke B
ke A ke B dan seterusnya. Kalau dibuat gambar maka hanya ada tiga titik untuk
mempermudah yaitu titik A, B, dan C. Berdasarkan gambar di atas dapat kita ketahui
beberapa jumlah getaran pada bandul yaitu:

● A-B bernilai 1/4 Getaran

● B-C bernilai 1/4 Getaran

● A-B-C bernilai ½ Getaran

● A-B-C-B bernilai ¾ Getaran

● A-B-C-B-A bernilai 1 Getaran

Amplitudo memiliki perhitungan rumus yang dapat dicari sebagai berikut:

y = A sin ω t
Dimana:

A = Amplitudo gelombang (m)

y = Simpangan gelombang (m)

ω = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)

Hubungan Periode dan Frekuensi

Hubungan antara Periode dan Frekuensi Getaran, dari definisi periode dan
frekuensi getaran di atas, diperoleh hubungan :
Dimana antara periode dan getaran selalu berbanding terbalik. Periode
berbanding terbalik dengan frekuensi, artinya jika periode semakin besar maka
frekuensinya semakin kecil begitu juga sebaliknya. Berkaita dengan praktik dari
hubungan antara periode dan frekuensi dipengaruhi oleh panjang tali bandul bila
semakin panjang tali bandul hal tersebut akan membuat hubungan frekuensi dan
periode muncul yaitu periode akan semakin besar karena panjang tali yang bertambah
dan frekuensi akan semakin kecil.

Faktor yang memengaruhi nilai periode dan frekuensi ayunan bandul:

● Panjang tali yang digunakan untuk menggantung bandul (ℓ)

● Percepatan/gaya gravitasi tempat bandul diayun (g)

Faktor yang tidak memengaruhi nilai periode dan frekuensi ayunan bandul:

● Massa bandul

● Amplitudo

Gravitasi

Gravitasi merupakan gaya tarik-menarik yang terjadi selang semua partikel


yang mempunyai massa di dunia semesta. Gravitasi matahari menyebabkan benda-
benda langit berada pada orbit masing-masing dalam mengitari matahari. Fisika
modern mendeskripsikan gravitasi memakai Teori Relativitas Umum dari Einstein,
namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran
yang cukup akurat.

Teori relativitas umum (diusulkan oleh Albert Einstein pada tahun 1915),
yang menggambarkan gravitasi bukan sebagai gaya, tetapi sebagai konsekuensi
dari massa yang bergerak di sepanjang garis geodesik dalam ruang- waktu
melengkung yang disebabkan oleh distribusi massa yang tidak merata. Contoh
paling ekstrem dari kelengkungan ruang-waktu ini adalah lubang hitam. Galileo juga
memiliki pemikiran terkait gravitasi dimana ia menyatakan bahwa semua benda apabila
jatuh akan mengalami percepatan yang sama jika benda tersebut tidak mengalami
hambatan dan berada dalam ruang hampa. Sebuah benda yang jatuh dari keadaan diam
akan memiliki jarak tempuh yang sebanding dengan kuadrat waktu.

Berkaitan dengan bandul Galilleo pernah melakukan suatu percobaan dengan


bandul dimana percobaan menggunakan bandul yang dilakukan oleh Galileo
menunjukkan bahwa semakin pendek tali bandul maka waktu yang diperlukan untuk
satu kali ayunan semakin pendek, dengan kata lain gerakan bandul semakin cepat.
Selain itu menurut Galileo kita tidak dapat jatuh dari bumi karena bumi memiliki gaya
berat. (Erwin,dkk 2017)

Hukum gravitasi yang dikemukakan Newton menyatakan bahwa dua buah


benda yang terpisah oleh jarak tertentu cendrung akan saling tarik menarik yang
merupakan gaya alamiah, besarnya gaya alamiah ini sebanding dengan massa masing-
masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda.

Secara matematika peryataan hukum gravitasi Newton itu dapat dituliskan: ,


dengan G adalah tetapan gravitasi = 6,67. 10-11 Nm2 /kg2 , m1 dan m2 masing-masing
adalah massa benda pertama dan massa kedua, serta r adalah jarak pisah antara kedua
benda. Setelah mengetahui terkait kemunculan gravitasi maka gaya gravitasi
merupakan salah satu jenis gaya yang dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sebuah
benda ke pusat benda tersebut. Rumus hukum gravitasi Newton menjadi salah satu
rumus yang ada dalam ilmu Fisika yang ditemukan oleh Isaac Newton. Rumus Hukum
Gravitasi Newton adalah sebagai berikut:
Dimana :

F= Gaya tarik yang terjadi antara dua benda

G= Konstanta gravitasi umum, besar nilainya yaitu (G = 6,72 x 10 -11N.m2/kg-2)

m1dan m2 = Massa dari masing-masing benda

r= jarak dari kedua benda tersebut

Gerak Harmonik Sederhana

Bila suatu benda bergerak bolak balik terhadap suatu titik tertentu, maka benda
tersebut dinamakan bergetar, atau benda tersebut bergetar. Dalam ilmu fisika dasar,
terdapat beberapa kasus bergetar, diantaranya adalah gerak harmonik sederhana. Gerak
Harmonik Sederhana (GHS) adalah gerak bolak – balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getraran benda dalam setiap detik selalu
konstan.

Menurut Syahrul,dkk (2013) Gerak Harmonik Sederhana terjadi karena gaya


pemulih (restoring force). Dinamakan gaya pemulih karena gaya ini selalu melawan
perubahan posisi benda agar kembali ke titik setimbang. Karena itulah terjadi gerak
harmonik. Pengertian sederhana adalah bahwa kita menganggap tidak ada gaya
disipatif, misalnya gaya gesek dengan udara, atau gaya geseskan antara komponen
sistem pegas dengan beban, atau pegas dengan setatipnya.

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur melalui titik
kesetimbangan dengan banyak getaran dalam setiap sekon selalu sama atau konstan.
Jika gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
perodik. Jika gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik.
Ketika suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka
geraknya disebut gerak osilasi/getaran.

Salah satu contoh aplikasi gerak harmonik sederhana ini adalah ayunan bandul
atau bisa disebut juga gerak pendulum. Bandul matematis adalah benda ideal yang
terdiri dari sebuah titik massa yang digantung pada tali yang ringan yang tidak dapat
memulur. Jika bandul ditarik kesamping dari posisi seimbangnya. Selain itu, bandul
matematis adalah bandul ideal yang terdiri dari sebuah titik massa, yang digantungkan
pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik kesamping dari posisi
seimbang dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal karena
pengaruh gaya gravitasi. Gerakannya merupakan osilasi berperiodik.
(Nurhasanittaqwim dan Ridwan, 2005).

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda
akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka
beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi
berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak
harmonik sederhana.

Ayunan Matematis

Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang tergantung pada suatu
titik tetap pada seutas tali, di mana massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat
bertambah panjang. Bandul matematis atau ayunan matematis setidaknya menjelaskan
bagaimana suatu titik benda digantungkan pada suatu titk tetap dengan tali. Jika ayunan
menyimpang sebesar sudut terhadap garis vertical maka gaya yang mengembalikan:

F = - m . g . sin θ

Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa tergantung oleh suatu titik
tetap pada seutas tali, dimana massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat bertambah
panjang. Ayunan matematis salah satu contoh gerak osilasi. Gerak osilasi adalah
gerakan yang berulang-ulang seperti maju-mundur, atas-mundur, atas-bawah, dan
kanan-kiri yang berulang pada selang waktu dan lintasan yang sama.

Ayunan matematis terdiri dari seutas tali yang dianggap tidak mempunyai
massa dan sebuah beban diikat dujung bawah tali. Ujung atas tali dikaitkan pada posisi
tetap. Beban bergantung bebas dan bergerak bolak-balik akibat pengaruh gravitasi
Bumi. Sifat bandul matematis sederhana adalah simpangan tidak boleh terlalu besar.
Kalau simpangan sangat besar maka gaya yang bekerja pada benda tidak lagi
berbanding lurus dengan simpangan. Gaya berbanding lurus simpangan hanya untuk
simpangan kecil.

Dari rumus periode ayunan bandul dapat disimpulkan bahwa periode


dipengaruhi oleh besar nilai panjang tali (ℓ) dan percepatan gravitasi (g). Nilai ℓ berada
dalam akar sebagai pembilang. Semakin besar nilai ℓ akan membuat nilai di dalam akar
menjadi besar pula. Kondisi tersebut akan membuat nilai periode otomatis menjadi
besar pula.

● Semakin panjang tali yang digunakan: nilai periode (T) semakin besar

● Semakin pendek tali yang digunakan: nilai periode (T) semakin kecil

Untuk nilai percepatan gravitasi (g) pada persamaan berada di dalam akar
sebagai penyebut. Semakin besar nilai g akan membuat nilai di dalam akar menjadi
semakin kecil yang akan membuat nilai periode menjadi semakin kecil.

Dapat disimpulkan bahwa antara gravitasi dan periode bandul memiliki


hubungan berbanding terbalik. Semakin besar gravitasi yang memengaruhi akan
membuat nilai periode semakin kecil, begitu juga untuk kondisi sebaliknya,

● Gaya gravitasi semakin besar: nilai periode (T) semakin kecil

● Gaya gravitasi semakin kecil: nilai periode (T) semakin besar

Gerak Osilasi pada Bandul


Osilasi (getaran) pendulum atau bandul adalah gerak bolak-balik pendulum
terhadap titik setimbangnya. Jika waktu selama bolak-balik itu bernilai konstan, maka
osilasi tersebut termasuk gerak harmonis. Gerak osilasi merupakan gerak bolak balik
yang melewati titik setimbangnya gerak osilasi terjadi karena adanya gaya pemulih
yang dilakukan oleh bandul yang cenderung mempertahankan posisi awalnya untuk
berada di titik setimbang dan lama kelamaan bandul tersebut akan berhenti karena
gesekan udara dan pengaruh gravitasi.Osilasi adalah gerak berulang-ulang, bolak-balik
dari kiri ke kanan atau atas ke bawah atau maju mundur pada selang waktu dan lintasan
yang sama.Osilasi terdiri atas dua, yaitu osilasi harmonik sederhana dan osilasi
harmonik teredam.

Osilasi harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik yang terjadi di sekitar titi
kesetimbangan. Mungkin kita akan sering menyebutnya dengan getaran. Contoh dari
osilasi harmonik sederhana adalah bandul yang diayunkan

Osilasi harmonik teredam adalah osilasi yang seiring berjalannya waktu akan
berhenti karena adanya redaman, seperti gaya gesek udara, gaya ayun yang semakin
kecil, dll.

Daftar Pustaka
Erwin, E., Hayat, M. S., & Sutarno, S. (2017). Epistemologi dan keterbatasan
teori gravitasi. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 9(1), 33-40.

Michael R. Matths, Arthur Stinner, Colin F. Gauld (2005) The Pendulum:


Scientific, Historical, Philosophical and Educational Perspectives, Springer

Nurhasanittaqwim, L.,Ridwan,R. (2005). Gerak Harmonik Sederhana pada


Bandul Matematis. UIN Sunan Gunung Djati. Bandung

Syahrul, S., Adler, J., & Andriana, A. (2013). Pengukur Percepatan Gravitasi
Menggunakan Gerak Harmonik Sederhana Metode Bandul. Komputika: Jurnal
Sistem Komputer, 2(2), 5-9.

Yanti, Mulyaningsih, Saraswati, (2020). PENGARUH PANJANG TALI,


MASSA DAN DIAMETER BANDUL TERHADAP PERIODE DENGAN
VARIASI SUDUT, Jakarta Selatan : Universitas Indraprasta PGRI

Zulmi. 2021. Laporan Fisika Dasar Bandul Matematis. Universitas


Internasional Semen Indonesia.Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai