BAB 1
PENDAHULUAN
Fisika merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang paling luas.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan
waktu. Biasanya seorang fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang
yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi
(fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem
materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai
hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam
lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang
mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang
dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang
dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan
elektromagnetika.
Ilmu fisika dibagi menjadi beberapa macam. Salah satunya adalah rotasi benda
tegar. Di dalam ilmu ini fisika yang satu ini terdapat dua istilah, yaitu gerak rotasi dan
benda tegar. Apa yang dimaksud gerak rotasi? Sebuah benda dikatakan melakukan gerakan
rotasi jika semua titik pada benda bergerak mengitari sumbu atau poros benda tersebut.
contohnya gerakan kipas angin atau gerakan Compact Disc dalam CD/DVD room.
Sedangkan yang dimaksud dengan benda tegar adalah benda yang bentuknya selalu tetap
alias tidak berubah, di mana posisi setiap partikel pada benda tersebut relatif selalu sama
antara satu dengan yang lain.
Di dalam kehidupan sehari-hari benda dapat berubah ketika dikenai gaya. Namun
benda tegar merupakan sebuah pendekatan ideal saja, di mana kita menganggap bentuk dan
ukuran benda tidak berubah. Dalam pokok bahasan ini, kita hanya akan meninjau gerakan
rotasi benda tegar tanpa mempersoalkan gaya yang mempengaruhi gerakan benda tegar
tersebut. Jadi analisis kita murni hanya mencakup gerakan rotasi dari benda tegar itu.
1
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar para pelajar mendapat pemahaman
yang lebih dalam tentang bab Rotasi Benda Tegar, yang terdiri dari sub pokok bhasan yaitu,
momen gaya, gerak rotasi dan translasi , energi kinetik rotasi, momentum sudut dan impuls
sudut. Karena sebagaimana kita ketahui fisika adalah pelajaran yang umumnya sulit
dimengerti oleh para pelajar. Oleh karena itu diharapkan dengan pembuatan makalah ini,
pelajar dapat mengerti konsep dasar, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
perkuliahan, kehidupan sehari-hari dan tentunya membuat suatu inovasi yang bermanfaat
bagi negeri dan menyumbang sesuatu untuk perkembangan teknologi di dunia ini.
2
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bagian kinematika kita sudah belajar mengenai gerak lurus. Kali ini kita akan
mempelajari gerak rotasi, khususnya berkaitan dengan benda tegar. Ada dua istilah baru
pada topik ini, yakni gerak rotasi dan benda tegar.
Sebuah benda dikatakan melakukan gerakan rotasi jika semua titik pada benda
bergerak mengitari sumbu alias poros benda tersebut. Lebih mudahnya bayangkanlah
gerakan kipas angin atau gerakan Compact Disc dalam CD/DVD room.
Yang dimaksudkan dengan benda tegar adalah benda yang bentuknya selalu tetap
alias tidak berubah, di mana posisi setiap partikel pada benda tersebut relative selalu sama
antara satu dengan yang lain. Sebenarnya benda dalam kehidupan sehari-hari jauh lebih
rumit. Bentuk benda dapat berubah ketika dikenai gaya. Perlu diingat bahwa Benda tegar
merupakan sebuah pendekatan ideal saja, di mana kita menganggap bentuk dan ukuran
benda tidak berubah.
Untuk memahami persoalan ini, kita tinjau sebuah benda yang berotasi. Misalnya
pintu rumah. Ketika kita membuka dan menutup pintu, pintu juga melakukan gerak rotasi.
Engsel yang menghubungkan pintu dengan tembok berperan sebagai sumbu rotasi.
Ini gambar pintu (dilihat dari atas). Misalnya kita mendorong pintu dengan gaya
yang sama (F1 = F2). Mula-mula kita mendorong pintu dengan gaya F1 yang berjarak r1 dari
sumbu rotasi. Setelah itu kita mendorong pintu dengan gaya F 2 yang berjarak r2 dari sumbu
3
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
rotasi. Walaupun besar dan arah Gaya F1 = F2, Gaya F2 akan membuat pintu berputar lebih
cepat dibandingkan dengan Gaya F1. Dengan kata lain, gaya F2 menghasilkan percepatan
sudut yang lebih besar dibandingkan dengan gaya F1.
Jadi dalam gerak rotasi, percepatan sudut tidak hanya bergantung pada Gaya saja,
tetapi bergantung juga pada jarak tegak lurus antara sumbu rotasi dengan garis kerja gaya.
Jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke garis kerja gaya, dinamakan lengan gaya alias lengan
torsi. Pada contoh di atas, Lengan gaya untuk F1 adalah r1, sedangkan lengan gaya untuk F2
adalah r2.
Catatan :
Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan sudut yang dialami benda yang berotasi
berbanding lurus dengan hasil kali Gaya dengan lengan gaya. Hasil kali antara gaya dan
lengan gaya ini dikenal dengan julukan Torsi alias momen gaya. Jadi percepatan sudut
benda sebanding alias berbanding lurus dengan torsi. Semakin besar torsi, semakin besar
percepatan sudut. Semakin kecil torsi, semakin kecil percepatan sudut (percepatan sudut
=perubahan kecepatan sudut)
4
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Gambar pintu (dilihat dari atas). Pada gambar a, garis kerja gaya tegak lurus terhadap r
(garis kerja gaya membentuk sudut 90o). Pada gambar b, garis kerja gaya membentuk sudut
teta terhadap r. Pada Gambar c, garis kerja gaya berhimpit dengan r (garis kerja gaya
menembus sumbu rotasi). Walaupun besar gaya sama, tapi karena arah gaya berbeda, maka
besar lengan gaya juga berbeda. Lengan gaya l1 lebih besar dari lengan gaya l2. Sedangkan
lengan gaya l3 = 0 karena garis kerja gaya F3 berhimpit dengan sumbu rotasi.
Untuk menentukan lengan gaya, kita bisa menggambarkan garis dari sumbu rotasi menuju
garis kerja gaya, di mana garis dari sumbu rotasi harus tegak lurus alias membentuk sudut
siku-siku dengan garis kerja gaya.
2. LENGAN GAYA
Amati gambar di atas. Garis kerja gaya membentuk sudut teta terhadap r.
5
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Apabila garis kerja gaya tegak lurus r, maka besar lengan gaya adalah :
Apabila garis kerja gaya berhimpit dengan r atau membentuk sudut, maka besar lengan gaya
adalah :
3. BESAR TORSI
Torsi adalah hasil kali antara gaya dan lengan gaya. Secara matematis, torsi
dirumuskan sebagai berikut :
Jika arah gaya tegak lurus r, maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Dengan
demikian, besar Torsi untuk kasus ini adalah :
Jika arah gaya berhimpit dengan r, maka sudut yang dibentuk adalah 0 o. Dengan
demikian, besar Torsi untuk kasus ini adalah :
6
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Satuan Sistem Internasional untuk Torsi adalah Newton meter. Satuan Torsi tetap
Newton meter, bukan joule, karena torsi bukan energi.
4. ARAH TORSI
Torsi merupakan besaran vector, sehingga selain mempunyai besar, torsi juga
mempunyai arah. Apabila arah rotasi berlawanan dengan putaran jarum jam, maka Torsi
bernilai positif. Sebaliknya, apabila arah rotasi searah dengan putaran jarum jam, maka arah
torsi bernilai negatif.
Energi kinetik rotasi merupakan energi yang dimiliki oleh benda yang melakukan
gerak rotasi. Bedanya, dalam gerak lurus kita menganggap setiap benda sebagai partikel
tunggal, sedangkan dalam gerak rotasi, setiap benda dianggap sebagai benda tegar (Benda
dianggap terdiri dari banyak partikel.
Persamaan energi kinetik rotasi mirip dengan rumus energi kinetik. Kalau dalam
gerak lurus, setiap benda (benda dianggap partikel tunggal) mempunyai massa (m), maka
dalam gerak rotasi, setiap benda tegar mempunyai momen inersia (I).
Sekilas mengenai momen inersia. Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar
bisa dinyatakan sebagai berikut :
Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh
bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r
7
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
dari sumbu rotasi. Jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen
inersia setiap partikel yang menyusun benda itu.
Ini hanya persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia
suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk
dan ukuran dua benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros
yang berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda.
Kalau dalam gerak lurus ada kecepatan, maka dalam gerak rotasi ada kecepatan
sudut. Secara matematis, energi kinetik rotasi benda tegar, dinyatakan dengan persamaan :
Persamaan Energi Kinetik Rotasi benda tegar di atas, sebenarnya bisa kita turunkan
dari persamaan energi kinetik translasi. Setiap benda tegar itu dianggap terdiri dari partikel-
partikel. Untuk mudahnya perhatikan ilustrasi di bawah.
Ini contoh sebuah benda tegar. Benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-
partikel. Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Partikel-partikel
tersebar di seluruh bagian benda itu. Jarak setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda.
Pada gambar, sumbu rotasi diwakili oleh garis berwarna biru.
8
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Ketika benda tegar berotasi, semua partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu
juga berotasi. Ingat bahwa setiap partikel mempunyai massa (m). Ketika benda tegar
berotasi, setiap partikel itu juga bergerak dengan kecepatan (v) tertentu. Kecepatan setiap
partikel bergantung pada jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin jauh sebuah partikel dari
sumbu rotasi, semakin cepat partikel itu bergerak (kecepatannya besar). Sebaliknya,
semakin dekat partikel dari sumbu rotasi, semakin lambat partikel itu bergerak
(kecepatannya kecil).
Ketika kita mendorong pintu, pintu juga berotasi alias berputar pada sumbu. Engsel
yang menghubungkan pintu dengan tembok berfungsi sebagai sumbu rotasi. Nah, ketika
pintu berputar, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (kecepatannya lebih besar).
Sebaliknya, bagian pintu yang berada di dekat engsel bergerak lebih pelan (kecepatannya
lebih kecil). Jadi ketika sebuah benda berotasi, kecepatan (v) setiap partikel berbeda-beda,
tergantung jaraknya dari sumbu rotasi.
Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka kita bisa
mengatakan bahwa ketika sebuah benda tegar berotasi, semua partikel yang menyusun
benda itu memiliki energi kinetik (energi kinetik = energi kinetik translasi… jangan lupa
ya). Total energi kinetik semua partikel yang menyusun benda tegar = energi kinetik benda
tegar. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
9
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Karena kecepatan sudut semua partikel sama, maka persamaan ini bisa ditulis
menjadi :
Ini adalah persamaan energi kinetik rotasi benda tegar. Satuan energi kinetik rotasi =
joule, seperti bentuk energi lainnya.
10
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Gerak translasi dapat diartikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk
dan lintasan yang sama, sedangkan gerak rotasi adalah gerak perputaran benda terhadap
sumbu atau porosnya.
Gabungan antara kedua gerak ini dapat kita lihat pada saat bola menggelinding. Bola
menggelinding merupakan representasi dari benda yang bergerak translasi sekaligus rotasi.
Ini berarti bola tersebut berputar pada porosnya selain bergerak maju.
Gerak bola ini terdiri dari dua kecepatan yang dilakukan bola, yaitu kecepatan linier
dan kecepatan sudut (anguler). Selain itu kita juga dapat menyatakan percepatan dari gerak
bola menggelinding tersebut sebagai percepatan sudut.
Ada baiknya sekilas memasukkan besaran energi untuk menggambarkan gerak bola
menggelinding serta pemahaman gerak rotasi dan translasi. Karena bola menggelinding
dalam keadaan bergerak maka energi yang terkandung dalam bola yang menggelinding
tidak lain adalah energi kinetik. Energi kinetik benda terdiri dari energi kinetik translasi dan
energi kinetik rotasi. Sehingga energi kinetik total dari bola menggelinding adalah
Ek = Ek translasi + Ek rotasi = ½ m v2 + ½ I ω2
m = massa benda ,
I = momen inersia,
11
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Sudut
Gaya F = m.a Momen Gaya λ=I.α λ=F.R
(Torsi)
Energi Kinetik Ek = ½ m v2 Energi Kinetik Ek = ½ I ω2 -
Daya P = F.v Daya P = λ .ω -
Momentum Linier P = m.v Momentum L= I .ω -
anguler
Usaha W = F.s Usaha W=tq -
Jika momentum linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda-benda yang
bergerak pada lintasan lurus, maka momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki
oleh benda-benda yang melakukan gerak rotasi. Dikatakan sudut, karena ketika melakukan
gerak rotasi, setiap benda mengitari sudut tertentu. Dalam hal ini, benda berputar terhadap
poros alias sumbu rotasi.
Persamaan momentum sudut itu mirip dengan persamaan momentum linear. Kita
hanya menggantikan besaran-besaran linear (besaran gerak lurus) pada persamaan
momentum dengan besaran-besaran sudut (besaran gerak rotasi).
p = mv
Ini adalah persamaan momentum untuk benda-benda yang bergerak pada lintasan
lurus. Jika dalam gerak lurus setiap benda (benda dianggap sebagai partikel tunggal)
mempunyai massa (m), maka di dalam gerak rotasi, setiap benda tegar (benda dianggap
tersusun dari banyak partikel) mempunyai momen Inersia (I). Jadi untuk menurunkan
persamaan momentum sudut, kita bisa menggantikan massa (m), dengan momen inersia (I).
Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus, benda tersebut bergerak dengan
kecepatan (v) tertentu. Dalam hal ini, setiap bagian benda itu mempunyai kecepatan yang
sama.
Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, setiap bagian benda itu juga punya
kecepatan linear, tapi kecepatan linearnya berbeda-beda. Misalnya saat mendorong pintu
rumah, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (v besar), sedangkan bagian pintu yang ada di
dekat engsel, bergerak lebih pelan (v kecil). Walaupun kecepatan linear setiap bagian
benda berbeda-beda, kecepatan sudut semua bagian benda itu selalu sama. Ketika kita
12
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
mendorong pintu, semua bagian pintu itu, baik tepi pintu maupun bagian pintu yang ada di
dekat engsel, berputar menempuh sudut yang sama, selama selang waktu yang sama. Jika
pintu berhenti berputar, semua bagian pintu itu ikut berhenti berputar (kecepatan sudut = 0).
Jadi, jika dalam gerak lurus terdapat besaran kecepatan, maka dalam gerak rotasi
terdapat besaran kecepatan sudut. Untuk menurunkan persamaan momentum sudut, kita bisa
menggantikan kecepatan (v), dengan kecepatan sudut (omega). Nah, sekarang kita langsung
menulis persamaan alias rumus momentum sudut…
Momentum sudut yang telah kita pelajari sebelumnya, merupakan konsep yang
penting dalam fisika. Momentum sudut merupakan dasar dari hukum kekekalan momentum
sudut.
Jika Torsi total yang bekerja pada sebuah benda tegar = 0, maka momentum sudut benda
tegar yang berotasi bernilai konstan.
Hukum kekekalan momentum sudut ini merupakan salah satu hukum kekekalan
yang penting dalam fisika. Secara matematis, pernyataan Hukum Kekekalan momentum
Sudut di atas bisa dibuktikan dengan persamaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi versi
momentum.
13
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Keterangan :
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang
dialama=I benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dan momentum awalnya.
Pernyataan tersebut sering ditemui pada impuls linier. Namun hal ini sama apabila
digunakan pada konteks sudut atau anguler. Rumus umum sebagai berikut :
I = ΔL = Lakhir – Lawal
Banyak sekali aplikasi-aplikasi rotasi benda tegar di kehidupan nyata. Yang sering
kita lihat seperti rotasi pada pintu saat dibaka maupun ditutup, kunci saat memutar mur atau
baut, orang berputar atau biasa kita melihat penari balet saat melakukan gerakan berputar
pasa satu pusat,
14
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
Seorang kakek mendorong pintu, di mana arah dorongan tegak lurus pintu (lihat gambar di
bawah). Tentukan Torsi yang dikerjakan sang kakek terhadap pintu…
Jawaban :
Untuk contoh di atas, lengan gaya (l) = jarak gaya dari sumbu rotasi (r), karena garis
kerja gaya tegak lurus pintu.
Berapakah energy kinetic rotasi yang dihasilkan oleh sebuah benda bulat yang berputar
pada porosnya dengan massa 5 kg, diameter 0,14 meter dan mempunyai kecepatan sudut
15 rad/sec?
jawaban
diketahui : m=5 kg
15
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
d=0,14 m , r=0,7m
ω=15 rad/sec
ditanya : Ek rot
= ½ (mr2) ω2
= ½ (5)(0,07)2(15)2
=2,75 J
Sebuah bola menggelinding mempunyai massa 3 kg, radius 0,15m, kecepatan pusat 20m/s,
dan kecepatan sudut 25m/s. Berapakah energy kinetik yang dihasilkan bola?
Jawaban:
EK = EKtrans + EKrot
= ½mV2 + ½Iω2
=½ (3)(25)2 + ½(3)(0,15)2(20)2
= 915 J
Berapakah momentum sudut sebuah benda yang bergerak melingkar searah harum jam
dengan massa 5 kg, radius terhadap poros 0,5 meter dan bergerak dengan kecepatan 30 m/s?
16
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
L = Iω = mrv
= (5)(0,5)(30) = 75 kg m2/s
Benda yang berotasi dengan ω0 = 30 rad/s kemudian karena sesuatu hal benda bergerak
berbalik arah putar dengan searah arah jam dan melaju dengan ω=20 rad/s, massa benda 5
kg dan jari-jari terhadap poros 0,5 meter. Berapa Impulsnya?
I = ΔL = Lakhir – Lawal
= mr2(ωakhir – ωawal)
= 5(0,5)2(20-30)
=12,5 kg m2/s
17
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Yang dimaksudkan dengan benda tegar adalah benda yang bentuknya selalu tetap
alias tidak berubah, di mana posisi setiap partikel pada benda tersebut relative selalu sama
antara satu dengan yang lain. Sebenarnya benda dalam kehidupan sehari-hari jauh lebih
rumit. Hasil kali antara gaya dan lengan gaya ini dikenal dengan julukan Torsi alias momen
gaya. Jadi percepatan sudut benda sebanding alias berbanding lurus dengan torsi. Semakin
besar torsi, semakin besar percepatan sudut. Semakin kecil torsi, semakin kecil percepatan
sudut (percepatan sudut =perubahan kecepatan sudut). Torsi merupakan besaran vector,
sehingga selain mempunyai besar, torsi juga mempunyai arah. Apabila arah rotasi
berlawanan dengan putaran jarum jam, maka Torsi bernilai positif. Sebaliknya, apabila arah
rotasi searah dengan putaran jarum jam, maka arah torsi bernilai negatif.
Persamaan energi kinetik rotasi mirip dengan rumus energi kinetik. Kalau dalam
gerak lurus, setiap benda (benda dianggap partikel tunggal) mempunyai massa (m), maka
dalam gerak rotasi, setiap benda tegar mempunyai momen inersia (I).
18
Kelompok 2 >>> Rotasi Benda Tegar
19